Anda di halaman 1dari 14

S Y A R IA H | 2018

D 3 K EU A N G A N & P ER B AN K AN
SEJARAH PERKEMBANGAN

Perbankan
Syariah

Prepared by Kelompok 4
Nama Kelompok :

Melly Asprilia
Rania Ananda Putri
Putri Lufianda
Ayu Novianti
Nadia Harun

D 3 K EU A N G A N & P ER B AN K AN S Y A R I AH | 2018
Sejarah
Perkembangan
Dibandingkan dengan perkembangan bank konvensional dengan Bank
Syariah di negara-negara yang berpenduduk mayoritas muslim, di Indonesia
Bank Syariah masih dalam taraf pengembangan.
Zainul Arifia, pakar syariah dari syariah consulting Tazkia, menjelaskan
bahwa bank syariah modern berdiri pada tahun 1969 di Mid Khomr, Mesir,
Kemudian sekitar tahun 1973 ada Konferensi Economic Islam yang
diselenggarakan oleh OKI di Jeddah yang merekomendasikan
pengembangan perbankan Islam.
Pada tahun 1975 Islamic Development Bank berdiri, lalu
S Y A R IA H | 2018
D 3 K EU A N G A N & P ER B AN K AN

diikuti oleh berbagai negara termasuk Malaysia yang


mendirikan Bank Islam Malaysia.
Di Indonesia pada tahun 1992 berdiri bank yang
beroperasional dengan konsep Islam dengan nama Bank
Muamalat.
Mengenai pendirian Bank Muamalat, A. Riawan Amin
sebagai Direktur utama Bank Muamalat menjelaskan,
Bank Muamalat lahir pada tahun 1992 sebagai hasil
rekomendasi lokakarya Alim Ulama
tentang bunga bank dan perbankan pada tahun 1990
di Casarua yang disponsori oleh Majelis Ulama Indonesia
(MUI).
Prospek Perbankan
D3 KEUANGAN & PERBANKAN SYARIAH | 2018

Syariah

Peluang yang besar dan terbuka lebar bagi


Perbankan Syari'ah di Indonesia mungkin dapat dikatakan
sebagai suatu hal yang wajar. Setidaknya ada beberapa
alasan yang menguatkan hal tersebut, diantaranya :
PERTAMA

Mayoritas Penduduk Indonesia yang kebanyakan memeluk agama islam. Hal ini dapat
membuat Perbankan Syari'ah berkembang pesat dan cepat apabila seluruh masyarakat muslim
di Indonesia lebih memilih untuk memanfaatkan Bank yang berbasis Syari'ah daripada Bank
Konvensional.

KEDUA
Fatwa bunga Bank. Fatwa ini menjadikan Bank Syari'ah menjadi lebih sehat dan terpercaya
untuk melakukan transaksi-transaksi muammalah.
KETIGA

Menjalarnya penerapan ekonomi islam. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya
asuransi syari'ah, koperasi syari'ah, pegadaian syari'ah, MLM syari'ah, pasar modal dan
obligasi syari'ah termasuk bisnis hotel syari'ah. Hal tersebut akan memudahkan masyarakat
dalam bertransaksi sesuai dengan prinsip syari'ah.

KEEMPAT
Berkembangnya Lembaga keislaman. Berdirinya sekolah tinggi ekonomi Islam atau sejumlah
perguruan tinggi yang membuka jurusan ekonomi Islam, serta maraknya sekolah Islam
unggulan merupakan saham berharga untuk mencetak kader-kader ekonom dan bankir Islam.
Tantangan perbankan
syariah di Indonesia
A. Faktor Internal

PERTAMA | PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN


Sampai saat ini, kelembagaan dalam
perbankan Syari'ah dapat dikatakan belum terlalu mapan.
Masih ada beberapa hal yang perlu dibenahi, terutama dalam
hal manajemen, tugas dan wewenang, peraturan, dan struktur
keorganisasian. Hubungan antara Bank Konvensional dengan
unit Syari'ahnya juga perlu diperjelas agar kedepannya lebih
sinergis.
Tantangan perbankan
syariah di Indonesia
KEDUA | SOSIALISASI & PROMOSI
Faktanya, masih banyak masyarakat yang belum mengetahui
secara 'utuh' mengenai Perbankan Syari'ah. Sehingga perlu
diadakan sosialisasi maupun promosi
yang semenarik mungkin agar dapat menarik perhatian para
masyarakat di Indonesia.
Tantangan perbankan
syariah di Indonesia
KETIGA | PERLUASAN JARINGAN KERJA

Indonesia memiliki wilayah yang sangat luas, akan tetapi


jumlah kantor syari'ah yang beroperasi masih terbilang sangat
minim.
Tantangan perbankan
syariah di Indonesia
KEEMPAT | PENINGKATAN PELAYANAN

Perbankan syari'ah perlu terus meningkatkan kualitas


pelayanannya yaitu prinsip pelayanan yang ramah, mudah,
cepat, dan murah biaya administrasi
Tantangan perbankan
syariah di Indonesia
A. Faktor Eksternal

PERTAMA | DUKUNGAN PEMERINTAH YANG


BELUM PENUH
Pemerintah mendukung keberadaan perbankan syari'ah, tetapi
dalam tataran kebijakan dan kesetiusan dapat dikatakan
masih belum optimal.
Tantangan perbankan
syariah di Indonesia
KEDUA | SINISME MASYARAKAT
Tidak terelakkan, masih ada masyarakat yang memandang
perbankan Syari'ah dengan senyum sinis. Terjadi mis-
persepsi, seolah Bank Syari'ah itu ekslusif (hanya untuk
orang islam) sistem bagi hasil yang kurang menguntungkan
dan susah prosesnya. Hal itu tentu menjadi tantangan besar
bagi Bank Syari'ah untuk mengubah pemikiran masyarakat
yang memiliki mindset seperti itu.
D 3 KEUA N G A N & P ER B AN KAN
S Y A R IA H | 2018

ANY QUESTION?
Thank You!

Anda mungkin juga menyukai