Anda di halaman 1dari 12

MODUL 6

AUDIT 1

TANGGUNG JAWAB AUDITOR DAN


TUJUAN AUDIT

Dosen Pengampu
NOVAWIGUNA KEMALASARI,SE.,M.Ak.,Akt

UNIVERSITAS MERCU BUANA

JAKARTA
2016
Program Tatap
Fakultas Kode MK Disusun Oleh
Studi Muka
Fakultas Program 06 Novawiguna
Ekonomi dan Studi Kemalasari,SE.,M.Ak., Akt
Bisnis Akuntansi

Abstract Kompetensi

Mata kuliah ini merupakan Mahasiswa diharapkan dapat


pencerminan audit yang memahami secara umum pengantar
sebenarnya terjadi di Indonesia audit

2012 AUDIT 1 Pusat Bahan Ajar dan eLearning


2 Oleh: Novawiguna Kemalasari, SE., M.Ak., http://www.mercubuana.ac.id
Akt
TUJUAN PELAKSANAAN AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN

Tujuan audit atas laporan keuangan adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran,
dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil operasi, serta arus kas sesuai dengan
prinsip-pinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP).
Langkah-langkah untuk mengembangkan tujuan audit:
1. Memahami tujuan dan tanggung jawab audit
2. Membagi laporan keuangan menjadi berbagai siklus
3. Mengetahui asersi manajemen tentang laporan keuangan
4. Mengetahui tujuan audit umum untuk kelas transaksi, akun, dan pengungkapan
5. Mengetahui tujuan audit khusus untuk kelas transaksi, akun, dan pengungkapan

TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN


Tanggung jawab untuk mengadopsi kebijakan akuntansi yang baik, menyelenggarakan
pengendalian internal yang memadai, dan menyajikan laporan keuangan yang wajar berada di
pundak manajemen, bukan di pundak auditor.
Tanggung jawab manajemen atas kewajaran penyajian (asersi) laporan keuangan berkaitan
dengan privilege untuk menentukan penyajian dan pengungkapan apa yang dianggap perlu.
Jika manajemen bersikeras dengan pengungkapan laporan keuangan yang menurut auditor
tidak dapat diterima, auditor dapat memilih untuk menerbitkan pendapat tidak wajar atau
wajar dengan pengecualian atau mengundurkan diri dari penugasan tersebut.
Sarbanes-Okley Act mengharuskan CEO dan CFO untuk menyatakan bahwa laporan
keuangan telah sesuai dengan persyaratan Security Exchange Act tahun 1934 dan informasi
yang terkandung dalam laporan keuangan disajikan secara wajar, dalam semua hal yang
material serta menandatangani laporan keuangan.

TANGGUNG JAWAB AUDITOR


Auditor bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit guna memperoleh
kepastian yang layak tentang apakah laporan keuangan telah bebas dari salah saji yang
material, apakah itu disebabkan oleh kekeliruan ataupun kecurangan. Auditor tidak
bertanggung jawab untuk mendeteksi salah saji yang tidak material.
1. Salah Saji yang Material vs Tidak Material
Tingkat materialitas diukur dari kemungkinan salah saji atas laporan keuangan untuk
mempengaruhi atau bahkan mengubah keputusan pengguna laporan keuangan. Auditor

2012 AUDIT 1 Pusat Bahan Ajar dan eLearning


3 Oleh: Novawiguna Kemalasari, SE., M.Ak., http://www.mercubuana.ac.id
Akt
bertanggung jawab untuk memperoleh kepastian yang layak bahwa ambang batas materialitas
telah dipenuhi. Sedangkan untuk menemukan semua salah saji yang tidak material
memerlukan biaya yang sangat besar, tidak sejalan dengan prinsip cost-benefit.
2. Kepastian yang Layak
Kepastian yang layak adalah tingkat kepastian yang tinggi, tetapi tidak absolut, bahwa
laporan keuangan telah bebas dari salah saji yang material. Konsep ini menunjukkan bahwa
auditor bukanlah penjamin atau pemberi garansi atas kebenaran laporan keuangan. Jadi
kemungkinan salah saji yang material tidak ditemukan dapat terjadi.
Alasan auditor bertanggung jawab atas kepastian yang layak:
o Bukti audit diperoleh dengan cara sampling
o Auditor mengandalkan bukti audit yang persuasif, tetapi tidak meyakinkan. Hal ini
disebabkan karena penyajian akuntansi mengandung estimasi yang kompleks, yang
melibatkan sejumlah ketidakpastian serta dapat dipengaruhi oleh peristiwa-peristiwa di masa
depan.
o Laporan keuangan yang disusun dengan penuh kecurangan seringkali tidak mungkin untuk
dideteksi oleh auditor.
Pembelaan auditor jika salah saji yang material tidak terungkap adalah melaksanakan audit
sesuai dengan standar auditing.
3. Kekeliruan (Error) vs Kecurangan (Fraud)
Kekeliruan adalah salah saji dalam laporan keuangan yang tidak disengaja, sementara
kecurangan adalah salah saji yang disengaja. Keduanya dapat bersifat material maupun tidak
material.
Kecurangan dapat dibedakan menjadi misaprosiasi aktiva (penyalahgunaan/kecurangan
karyawan) dan pelaporan keuangan yang curang (kecurangan manajemen).
4. Skeptisme Profesional
Agar auditing dapat memberikan kepastian yang layak untuk mendeteksi kekeliruan ataupun
kecurangan, maka auditing harus direncanakan dan dilaksanakan dengan sikap skeptisme
profesional, yaitu sikap yang penuh dengan keingintahuan serta penilaian kritis atas bukti
audit.

5. Kecurangan yang Berasal dari Pelaporan Keuangan yang Curang vs Misaprosiasi Aktiva
Pelaporan keuangan yang curang akan merugikan pemakai karena menyediakan informasi
laporan keuangan yang tidak benar untuk membuat keputusan sedangkan misaprosiasi aktiva

2012 AUDIT 1 Pusat Bahan Ajar dan eLearning


4 Oleh: Novawiguna Kemalasari, SE., M.Ak., http://www.mercubuana.ac.id
Akt
akan mengakibatkan pemegang saham, kreditor, serta pihak lainnya mengalami kerugian
karena aktiva tersebut tidak lagi menjadi milik pemiliknya yang sah.

TINDAKAN ILEGAL
Tindakan Ilegal didefinisikan sebagai tindakan yang melanggar hukum atau peraturan
pemerintah selain Kecurangan.
1. Tindakan ilegal yang berdampak langsung
Pelanggaran atas UU dan peraturan tertentu memiliki dampak keuangan yang langsung
terhadap saldo akun tertentu dalam laporan keuangan. Tanggung jawab auditor atas tindakan
ini sama dengan tanggung jawab auditor atas kekeliruan dan kecurangan.
2. Tindakan ilegal yang berdampak tidak langsung
Sebagian besar tindakan ilegal hanya mempengaruhi laporan keuangan secara tidak langsung.
Standar auditing menyatakan bahwa auditor tidak memberikan kepastian bahwa tindakan
ilegal yang berdampak tidak langsung akan terdeteksi.
Auditor mempunyai 3 tingkat tanggung jawab untuk menemukan dan melaporkan tindakan
ilegal:
1. Pengumpulan bukti, jika tidak ada alasan untuk percaya bahwa ada tindakan ilegal yang
berdampak tidak langsung
2. Pengumpulan bukti dan tindakan lainnya apabila ada alasan untuk mempercayai bahwa
tindakan ilegal yang berdampak langsung atau tidak langsung telah terjadi. Tindakan yang
perlu dilakukan adalah:
Meminta keterangan kepada manajemen yang berada satu tingkat di atasnya
Berkonsultasi dengan penasihat hukum klien dan spesialis lainnya
Mempertimbangkan pengumpulan bukti audit tambahan
3. Tindakan apabila auditor mengetahui suatu tindakan ilegal:
Mempertimbangkan pengaruhnya pada laporan keuangan termasuk kecukupan
pengungkapan
Mempertimbangkan pengaruhnya terhadap hubungan kantor akuntan publik dengan
manajemen.
Berkomunikasi dengan komite audit atau pihak lainnya yang memiliki wewenang yang
sama.

SIKLUS LAPORAN KEUANGAN


Audit dilaksanakan dengan membagi laporan keuangan menjadi segmen-segmen yang lebih
kecil untuk mempermudah pengelolaan dan pembebanan tugas pada tim audit.

2012 AUDIT 1 Pusat Bahan Ajar dan eLearning


5 Oleh: Novawiguna Kemalasari, SE., M.Ak., http://www.mercubuana.ac.id
Akt
Pendekatan siklus digunakan untuk mensegmentasi audit. Caranya dengan tetap
mempertahankan hubungan yang erat antara jenis transaksi dan saldo akun dalam segmen
yang sama. Logikanya adalah hal itu terkait dengan cara transaksi dicatat dalam jurnal dan
diikhtisarkan dalam buku besar serta laporan keuangan.
TRANSAKSI JURNAL BUKU BESAR, NERACA SALDO, DAN LAPORAN
KEUANGAN

Penjualan

J. Penjualan Buku besar dan buku pembantu

Penerimaan Kas

J. Penerimaan Kas
Neraca saldo, buku besar
Akuisisi barang dan jasa

J. Akuisisi

Pengeluaran kas

J. Pengeluaran Kas Laporan keuangan

Jasa dan pembayaran gaji

J. Penggajian

Alokasi dan penyesuaian

J. Umum

Siklus-siklus itu adalah :


Siklus penjualan dan penagihan
Siklus akuisisi dan pembayaran
Siklus penggajian dan personalia
Siklus persediaan dan pergudangan
Siklus akuisisi modal dan pembayaran kembali

Hubungan antara Berbagai Siklus


Siklus transaksi merupakan cara penting untuk menata audit. Para auditor akan
memperlakukan setiap siklus secara terpisah selama proses audit sampai ke batas praktis
dalam rangka mengelola audit yang rumit secara efektif.

2012 AUDIT 1 Pusat Bahan Ajar dan eLearning


6 Oleh: Novawiguna Kemalasari, SE., M.Ak., http://www.mercubuana.ac.id
Akt
Kas Umum

Siklus akuisisi modal dan pembayaran kembali

Siklus penjualan dan penagihan Siklus akuisisi dan pembayaran Siklus penggajian dan
personalia

Siklus persediaan dan pergudangan

MENETAPKAN TUJUAN AUDIT


Para auditor melaksanakan audit atas laporan keuangan dengan menggunakan pendekatan
siklus, yaitu melakukan pengujian audit atas transaksi-transaksi yang menghasilkan saldo
akhir dan juga melakukan pengujian audit atas saldo akun serta pengungkapan yang terkait.
Secara umum auditor telah menemukan bahwa cara yang paling efisien dan efektif untuk
melakukan audit adalah dengan memperoleh beberapa kombinasi kepastian bagi setiap kelas
transaksi dan saldo akhir pada akun yang terkait.
Terdapat 3 tujuan audit:
Tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi (transaction-related audit objectives), untuk
memastikan bahwa transaksi-transaksi yang dilakukan telah dicatat dengan tepat
Tujuan audit yang berkaitan dengan saldo (balance-related audit objectives), untuk
memastikan saldo suatu akun
Tujuan audit yang berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan (presentation and
disclosure related audit objectives), untuk penyajian dan pengungkapan informasi dalam
laporan keuangan

ASERSI MANAJEMEN
Asersi manajemen adalah representasi pernyataan yang tersirat atau diekspresikan oleh
manajemen tentang kelas transaksi dan akun serta pengungkapan yang terkait dengan laporan
keuangan. Asersi manajemen berkaitan langsung dengan prinsip-prinsip GAAP karena asersi
ini merupakan bagian dari kriteria yang digunakan manajemen untuk mencatat dan
mengungkapkan informasi akuntansi dalam laporan keuangan.
Terdapat 3 kategori asersi:
1. Asersi tentang kelas transaksi dan peristiwa selama periode yang diaudit
2. Asersi tentang saldo akun pada akhir periode
3. Asersi tentang penyajian dan pengungkapan

2012 AUDIT 1 Pusat Bahan Ajar dan eLearning


7 Oleh: Novawiguna Kemalasari, SE., M.Ak., http://www.mercubuana.ac.id
Akt
Asersi Manajemen untuk Setiap Aktegori Asersi
Asersi Tentang Kelas Transaksi Dan Peristiwa Asersi Tentang Saldo Akun Asersi Tentang
Penyajian dan Pengungkapan
Keterjadian Transaksi dan peristiwa yang dicatat telah terjadi dan bersangkutan dengan
entitas tersebut. Eksistensi Aktiva, kewajiban, dan ekuitas yang ada. Keterjadian dan hak
serta kewajiban Peristiwa dan transaksi yang diungkapkan telah terjadi dan bersangkutan
dengan entitas itu.
Kelengkapan Semua transaksi dan peristiwa yang harus dicatat telah dicatat Kelengkapan
Semua aktiva, kewajiban, dan kepentingan ekuitas yang harus dicatat sudah dicatat.
Kelengkapan Semua pengungkapan yang harus dimasukkan dalam laporan keuangan sudah
dicantumkan.
Keakuratan Jumlah dan data lain yang bersangkutan dengan transaksi dan peristiwa yang
dicatat telah dicatat dengan benar. Penilaian dan alokasi Aktiva, kewajiban, dan
kepentingan ekuitas dimasukkan dalam laporan keuangan pada jumlah yang tepat dan setiap
hasil penyesuaian penilaian dicatat dengan tepat. Keakuratan dan penilaian Informasi
keuangan dan yang lain telah diungkapkan secara tepat dan pada jumlah yang tepat.
Klasifikasi Transaksi dan peristiwa telah dicatat dalam akun yang tepat. Hak dan kewajiban
Entitas itu memegang hak atau kendali atas aktiva, dan kewajiban merupakan kewajiban
entitas itu. Klasifikasi dan dapat dipahami Informasi keuangan dan yang lain telah disajikan
dan diuraikan secara tepat serta pengungkapan telah dinyatakan dengan jelas.
Cutoff Transaksi dan peristiwa telah dicatat dalam periode akuntansi yang benar.

TUJUAN AUDIT YANG BERKAITAN DENGAN TRANSAKSI


Tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi mengikuti dan berhubungan erat dengan asersi
manajemen karena tanggung jawab auditor adalah menentukan apakah asersi manajemen
tentang laporan keuangan dapat dibenarkan.
Tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi ini dimaksudkan untuk memberi kerangka kerja
guna membantu auditor untuk mengumpulkan bukti audit yang kompeten dan memutuskan
bukti audit yang tepat yang harus dikumpulkan sesuai dengan penugasan audit.
Tujuan audit umum:
Keterjadian Transaksi yang Dicatat Memang Ada.
Kelengkapan Transaksi yang Terjadi Telah Dicatat.
Keakuratan Transaksi yang Dicatat Dinyatakan pada Jumlah yang Benar.
Posting dan Pengikhtisaran Transkasi yang Dicatat Dimasukkan ke dalam File Induk dan

2012 AUDIT 1 Pusat Bahan Ajar dan eLearning


8 Oleh: Novawiguna Kemalasari, SE., M.Ak., http://www.mercubuana.ac.id
Akt
Diikhtisarkan dengan Benar.
Klasifikasi Transaksi yang Dicatat dalam Jurnal Klien Telah Diklasifikasikan Secara
Tepat.
Penetapan Waktu Transaksi Dicatat pada Tanggal yang Benar.
Tujuan audit khusus:
Sesudah tujuan audit umum ditentukan, maka tujuan audit khusus yang berkaitan dengan
transaksi untuk setiap kelas transaksi yang material dapat dikembangkan. Setidaknya 1 tujuan
audit khusus yang berkaitan dengan transaksi harus disertakan pada setiap tujuan audit umum
yang berkaitan dengan transaksi, kecuali auditor yakin bahwa tujuan audit umum yang
berkaitan dengan transaksi tidak relevan atau tidak penting dalam situasi tersebut.
Terdapat hubungan 1 untuk 1 antara Asersi Manajemen tentang Kelas Transaksi dan
Peristiwa dengan Tujuan Audit, kecuali untuk Asersi keakuratan. Asersi keakuratan
mempunyai 2 tujuan karena harus menyediakan bagi auditor pedoman untuk mengujii
keakuratan transaksi.

TUJUAN AUDIT YANG BERKAITAN DENGAN SALDO


Tujuan audit ini serupa dengan tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi. Tujuan audit ini
diterapkan pada saldo akun (seperti piutang usaha dan persediaan) dan hampir selalu
diterapkan pada saldo akhir dalam akun-akun neraca. Beberapa tujuan audit yang diterapkan
pada akun-akun laporan laba rugi tertentu bisanya melibatkan transaksi non rutin dan beban
yang tidak dapat dikreditkan (seperti beban hukum atau perbaikan dan pemeliharaan). Akun-
akun laporan laba rugi lainnya berkaitan erat dengan akun-akun neraca dan diuji secara
serentak (seperti beban penyusutan dengan akumulasi penyusutan dan beban bunga dengan
wesel bayar). Auditor akan mengumpulkan bukti untuk memverfikasi rincian yang
mendukung saldo akun dan bukan memverifikasi saldo akun itu sendiri.
Tujuan audit umum:
Eksistensi Jumlah yang Tercantum Memang Ada.
Kelengkapan Jumlah yang Ada Telah Dicantumkan.
Keakuratan Jumlah yang Dicantumkan telah Dinyatakan dengan Benar.
Klasifikasi Jumlah yang Terncatum dalam Daftar Klien Telah Diklasifikasikan dengan
Tepat.
Cutoff Transaksi yang Mendekati Tanggal Neraca Telah Dicatat pada Periode yang Tepat.
Hubungan yang Rinci (Detail Tie-In) Rincian Saldo Akun Sesuai dengan Jumlah pada
File Induk yang Berkaitan, Sesuai dengan Total Akun, dan Sesuai dengan Total Buku Besar.

2012 AUDIT 1 Pusat Bahan Ajar dan eLearning


9 Oleh: Novawiguna Kemalasari, SE., M.Ak., http://www.mercubuana.ac.id
Akt
Nilai yang Dapat Direalisasi Aktiva yang Telah Dicantumkan dalam Jumlah yang
Diestimasi Akan Direalisasi.
Hak dan Kewajiban.
Tujuan audit khusus:
Seperti pada tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi, sesudah tujuan audit umum pada
tujuan yang berkaitan dengan saldo ditentukan, maka tujuan audit khusus yang berkaitan
dengan saldo untuk setiap saldo akun dalam laporan keuangan dapat dikembangkan.
Setidaknya 1 tujuan audit khusus yang berkaitan dengan saldo harus disertakan pada setiap
tujuan audit umum yang berkaitan dengan saldo, kecuali auditor yakin bahwa tujuan audit
umum yang berkaitan dengan saldo tidak relevan atau tidak penting bagi saldo akun yang
sedang dipertimbangkan.
Terdapat hubungan 1 untuk 1 antara Asersi Manajemen tentang Saldo Akun dengan Tujuan
Audit, kecuali untuk Asersi tentang penilaian atau alokasi. Asersi ini memiliki tujuan audit
yang banyak karena kerumitan dari isu penilaian itu sendiri dan adanya kebutuhan untuk
menyediakan tambahan panduan bagi para auditor untuk pengujian penilaian.

TUJUAN AUDIT YANG BERKAITAN DENGAN PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN


Tujuan audit ini biasanya identik dengan asersi manajeman untuk penyajian dan
pengungkapan. Konsep yang diterapkan pada tujuan audit yang berkaitan dengan saldo juga
berlaku untuk tujuan audit ini.

BAGAIMANA TUJUAN AUDIT DIPENUHI


Auditor harus memutuskan tujuan audit yang tepat dan bukti yang harus dikumpulkan untuk
memenuhi tujuan tersebut pada setiap audit.
Hal ini dilakukan dengan cara mengikuti suatu proses auidt, yaitu metodologi yang telah
didefinisikan dengan baik untuk menata audit guna memastikan bahwa bukti yang diperoleh
sudah mencukupi serta tepat, dan bahwa semua tujuan audit yang disyaratkan sudah
ditetapkan dan dipenuhi.
Jika klien merupakan sebuah perusahaan publik, auditor juga harus membuat rencana untuk
memenuhi tujuan-tujuan yang berkaitan dengan pelaporan tentang keefektifan pengendalian
internal atas pelaporan keuangan.
Ada 2 pertimbangan utama yang mempengaruhi pendekatan ynnag akan digunakan auditor:
Bukti audit yang mencukupi harus dikumpulkan agar dapat memenuhi tanggung jawab
profesional auditor.
Biaya pengumpulan bukti audi ini harus ditekan serendah mungkin.

2012 AUDIT 1 Pusat Bahan Ajar dan eLearning


10 Oleh: Novawiguna Kemalasari, SE., M.Ak., http://www.mercubuana.ac.id
Akt
Ada 4 Fase Audit Laporan Keuangan:
1. Merencanakan dan merancang pendekatan audit
Auditor menggunakan pemahamannya atas industri klien dan strategi bisnisnya, serta
keefektifan pengendalian internalnya, untuk menilai risiko salah saji dalam laporan keuangan.
Penilaian ini kemudian akan mempengaruhi rencana dan sifat audit, penetapan waktu, dan
rentang prosedur audit.
2. Melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian substanstif atas transaksi
Pengujian pengendalian adalah pengujian keefektifan pengendalian internal sebelum
ditetapkan untuk mengurangi risiko pengendalian yang direncanakan.
Pengujian substantif adalah verifikasi jumlah moneter transaksi yang dicatat oleh klien.
3. Melaksanakan prosedur analitis dan pengujian rincian saldo
Prosedur analitis menggunakan perbandingan dan hubungan untuk menilai apakah saldo
akun atau data lainnya telah masuk akal.
Pengujian atas rincian saldo merupakan prosedur spesifik yang ditujukan untuk menguji
salah saji moneter pada saldo akun-saldo dalam laporan keuangan.
4. Menyelesaikan audit dan menerbitkan laporan audit

2012 AUDIT 1 Pusat Bahan Ajar dan eLearning


11 Oleh: Novawiguna Kemalasari, SE., M.Ak., http://www.mercubuana.ac.id
Akt
Daftar Pustaka

Aren, Alvin, A Randal J Elder & Mark, S Beasley, 2008, Auditing and Assurance
Service: An Integreated Approuch, 11st Edition, Pearson Prentice Hall.
Boynton C. William, Johnson N. Raymond, Kell G. Walter.2003,edisi ketujuh,
Modern Auditing. Erlangga : Jakarta.
Guy M.Dan, Alderman C. Wayne, Winters J. Alan. 2003. Edisi Kelima, Auditing.
Erlangga: 2003.
Rahayu Siti Kurnia dan Suhayati Elvi.2010, Auditing Konsep dasar dan Pedoman
Pemeriksaan Akuntansi Publik. Graha ilmu : Yogyakarta.

Randol J. ELDER. 2011. Audit Dan Jasa Assurance Jilid 2 , Jakarta : ERLANGGA

2012 AUDIT 1 Pusat Bahan Ajar dan eLearning


12 Oleh: Novawiguna Kemalasari, SE., M.Ak., http://www.mercubuana.ac.id
Akt

Anda mungkin juga menyukai