Anda di halaman 1dari 20

1

MODUL PERKULIAHAN

W322100009 –
Pengauditan I
Pentingnya Pemahaman
Kewajiban Hukum yang Terkait
Dengan Tugas Auditor

Abstrak Sub-CPMK (lihat di RPS)

1. Mampu Memahami lingkungan 1. Mampu Memahami lingkungan hukum


hukum tempat akuntan publik tempat akuntan publik berpraktik.
berpraktik. 2. Mampu Menjelaskan mengapa kegagalan
2. Mampu Menjelaskan mengapa pemakai laporan keuangan untuk
kegagalan pemakai laporan 3 Mampu membedakan antara kegagalan
keuangan untuk bisnis, kegagalan audit, risiko audit
3 Mampu membedakan antara menyebabkan tuntutan hukum.
kegagalan bisnis, kegagalan audit, 4.Mampu. Menggunakan konsep dan syarat-
risiko audit menyebabkan tuntutan syarat hukum utama mengenai kewajiban
hukum. akuntan sebagai dasar untuk mempelajari
4.Mampu. Menggunakan konsep kewajiban hukum para auditor.
dan syarat-syarat hukum utama
mengenai kewajiban akuntan
sebagai dasar untuk mempelajari
kewajiban hukum para auditor.

Fakultas Program Studi Tatap Muka Disusun Oleh

10
Afly Yessie., SE., MSi., Ak., CA., CPA
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi
Pemahaman Lingkup Hukum KAP
Tanggung Jawab Auditor

Dalam hal terjadinya pelangaran yang dilakukan oleh seorang Akuntan Publik
dalam memberikan jasanya, baik atas temuan-temuan bukti pelanggaran apapun
yang bersifat pelanggaran ringan hingga yang bersifat pelanggaran berat,
berdasarkan PMK No. 17/PMK.01/2008 hanya dikenakan sanksi administratif,
berupa: sanksi peringatan, sanksi pembekuan ijin dan sanksi pencabutan ijin seperti
yang diatur antara lain dalam pasal 62, pasal 63, pasal 64 dan pasal 65.
Penghukuman dalam pemberian sanksi hingga pencabutan izin baru dilakukan
dalam hal seorang Akuntan Publik tersebut telah melanggar ketentuan-ketentuan
yang diatur dalam SPAP dan termasuk juga pelanggaran kode etik yang ditetapkan
oleh IAPI, serta juga melakukan pelanggaran peraturan perundang-undangan yang
berlaku yang berhubungan dengan bidang jasa yang diberikan, atau juga akibat dari
pelanggaran yang terus dilakukan walaupun telah mendapatkan sanksi pembekuan
izin sebelumya, ataupun tindakan-tindakan yang menentang langkah pemeriksaan
sehubungan dengan adanya dugaan pelanggaran profesionalisme akuntan publik.
Akan tetapi, hukuman yang bersifat administratif tersebut walaupun diakui
merupakan suatu hukuman yang cukup berat bagi eksistensi dan masa depan dari
seorang Akuntan Publik ataupun KAP, ternyata masih belum menjawab
penyelesaian permasalahan ataupun resiko kerugian yang telah diderita oleh
anggota masyarakat, sebagai akibat dari penggunaan hasil audit dari Akuntan
Publik tersebut.

Selama melakukan audit, auditor juga bertanggungjawab (Boynton,2003,h.68):


a. Mendeteksi kecurangan
1. Tanggungjawab untuk mendeteksi kecurangan ataupun kesalahan-
kesalahan yang tidak disengaja, diwujudkan dalam perencanaan dan
pelaksanaan audit untuk mendapatkan keyakinan yang memadai
tentang apakah laporan keuangan bebas dari salah saji material yang
disebabkan oleh kesalahan ataupun kecurangan.
2. Tanggungjawab untuk melaporkan kecurangan jika terdapat bukti
adanya kecurangan. Laporan ini dilaporkan oleh auditor kepada pihak
manajemen, komite audit, dewan direksi

2021 Pengauditan I
2 Afly Yessie., SE., MSi., Ak., Ak., CPA
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
b. Tindakan pelanggaran hukum oleh klien
1. Tanggungjawab untuk mendeteksi pelanggaran hukum yang dilakukan
oleh klien. Auditor bertanggungjawab atas salah saji yang berasal dari
tindakan melanggar hukum yang memiliki pengaruh langsung dan
material pada penentuan jumlah laporan keuangan. Untuk itu auditor
harus merencanakan suatu audit untuk mendeteksi adanya tindakan
melanggar hukum serta mengimplementasikan rencana tersebut dengan
kemahiran yang cermat dan seksama.
2. Tanggungjawab untuk melaporkan tindakan melanggar hukum. Apabila
suatu tindakan melanggar hukum berpengaruh material terhadap
laporan keuangan, auditor harus mendesak manajemen untuk
melakukan revisi atas laporan keuangan tersebut. Apabila revisi atas
laporan keuangan tersebut kurang tepat, auditor bertanggungjawab
untuk menginformasikannya kepada para pengguna laporan keuangan
melalui suatu pendapat wajar dengan pengecualian atau pendapat tidak
wajar bahwa laporan keuangan disajikan tidak sesuai dengan prinsip
akuntansi berterima umum.
Lebih jauh Soedarjono dalam Sarsiti (2003) mengungkapkan bahwa auditor memiliki
beberapa tanggung jawab yaitu pertama, tanggung jawab terhadap opini yang diberikan.
Tanggung jawab ini hanya sebatas opini yang diberikan, sedangkan laporan keuangan
merupakan tanggung jawab manajemen. Hal ini disebabkan pengetahuan auditor terbatas
pada apa yang diperolehnya melalui audit. Oleh karena itu penyajian yang wajar posisi
keuangan, hasil usaha dan arus kas sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku
umum, menyiratkan bagian terpadu tanggung jawab manajemen.

Kedua adalah tanggung jawab terhadap profesi. Tanggung jawab ini mengenai mematuhi
standar/ketentuan yang telah disepakati IAI, termasuk mematuhi prinsip akuntansi yang
berlaku, standar auditing dan kode etik akuntan Indonesia.

Ketiga adalah tanggung jawab terhadap klien. Auditor berkewajiban melaksanakan


pekerjaan dengan seksama dan menggunakan kemahiran profesionalnya, jika tidak dia
akan dianggap lalai dan bisa dikenakan sanksi.

Keempat adalah tanggung jawab untuk mengungkapkan kecurangan. Bila ada


kecurangan yang begitu besar tidak ditemukan, sehingga menyesatkan, akuntan publik
harus bertanggung jawab.

Kelima adalah tanngung jawab terhadap pihak ketiga, seperti investor, pemberi kredit dan

2021 Pengauditan I
3 Afly Yessie., SE., MSi., Ak., Ak., CPA
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
sebagainya. Contoh dari tanggung jawab ini adalah tanggung jawab atas kelalaiannya
yang bisa menimbulkan kerugian yang cukup besar, seperti pendapat yang tidak didasari
dengan dasar yang cukup.

Dan yang keenam adalah tanggung jawab terhadap pihak ketiga atas kecurangan yang
tidak ditemukan. Dengan melihat lebih jauh penyebabnya, jika kecurangan karena
prosedur auditnya tidak cukup, maka auditor harus bertanggung jawab.

a. Pentingya melindungi reputasi profesi yang dilihat mempunyai etika tinggi dan
menegaskan konsekuensi yang dihadapi oleh para akuntan, ketika yang lain
yakin bahwa mereka telah gagal untuk memenuhi standar etikanya
b. Kemampuan hukum bagi KAP, baik secara konsep maupun tuntutan hukum
terhadap para Akuntan Publik dan tindakan yang tersedia bagi para
profesional dan praktisi individual

Lingkungan Hukum yang Berubah


• Profesional audit mempunyai tanggungjawab dibawah hukum untuk :
 memenuhi apa yang telah dicantumkan didalam kontrak dengan klien
 bila ada kegagalan dan/atau ketidakmampuan melaksanakan kontrak
sehingga gagal menyajikan pelayanan yang baik atau tidak memperhatikan
keamanan
 dalam keadaan tertentu bertanggungjawab terhadap pihak diluar klien
(pihak ketiga)
B. Perbedaan antara kegagalan laporan keuangan, kegagalan bisnis, audit risk
à timbul dari kekurang pahaman para pemakai laporan keuangan
à menyebabkan adanya tuntutan kepada perusahaan akuntan publik

• Kesalahan Usaha
àTerjadi bila usaha tersebut tidak dapat mengembalikan kepada para
peminjam atau tidak dapat memenuhi harapan pemegang saham karena
keadaan ekonomi atau keadaaan usaha

• Kesalahan Audit
 Terjadi ketika auditor mengeluarkan pendapat audit yang salah karena
tidak memenuhi syarat yang tercantum pada “standar audit yang dapat
diterima/PABU)

2021 Pengauditan I
4 Afly Yessie., SE., MSi., Ak., Ak., CPA
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
• Resiko Audit
à Memperlihatkan resiko yang dihadapi auditor yang menyatakan bahwa
laporan keuangan tersebut sudah benar sehingga pendapat auditor yang tidak
bermutu sudah diterbitkan, tetapi pada kenyataanya laporan tersebut ternyata
tidak benar dan tingkat materialitasnya tinggi

C. Pemahaman hukum terhadap kewajiban audit


Konsep Hukum yang Menyebabkan “Kewajiban”

à Jika Akuntan Publik gagal dalam menjalankan tanggungjawabnya, klien dapat


menuntut

• Konsep kehati-hatian (Prudent Person Concept)


à Standar kehati-hatian dimana auditor diharapkan dapat menyelesaikan tugasnya

• Kewajiban atas tindakan rekan lain


à Jika seorang karyawan terbukti tidak tepat dalam menjalankan audit, partner
dianggap bertanggungjawab terhadap hasil karyawan tsb.

• Tidak ada komunikasi yang rahasia


à Akuntan Publik tidak mempunyai hak menurut hukum adat (common law) untuk
menahan informasi dari pengadilan dengan menyatakan bahwa informasi tsb.
rahasia

• Syarat hukum yang berpengaruh terhadap “kewajiban” Akuntan Publik


• Sumber kewajiban hukum

Pemahaman Hukum dalam Kewajiban Auditor


Banyak profesional akuntansi dan hukum percaya bahwa penyebab utama tuntutan
hukum terhadap kantor akuntan publik adalah kurangnya pemahaman pemakai laporan
keuangan tentang perbedaan antara kegagalan bisnis dan kegagalan audit, dan antara
kegagalan audit, dan risiko audit. Berikut ini defenisi mengenai kegagalan bisnis,
kegagalan audit dan risiko audit menurut Loebbecke dan Arens (1999,h.787) :
1. Kegagalan bisnis : kegagalan yang terjadi jika perusahaan tidakmampu membayar
kembali utangnya atau tidak mampu memenuhi harapan para investornya, karena
kondisi ekonomi atau bisnis, seperti resesi, keputusan manajemen yang buruk, atau
persaingan yang tak terduga dalam industri itu.

2021 Pengauditan I
5 Afly Yessie., SE., MSi., Ak., Ak., CPA
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
2. Kegagalan audit :kegagalan yang terjadi jika auditor mengeluarkan pendapat audit
yang salah karena gagal dalam memenuhi persyaratan-persyaratan standar
auditing yang berlaku umum.

3. Risiko audit :adalah risiko dimana auditor menyimpulkan bahwa laporan keuangan
disajikan dengan wajar tanpa pengecualian, sedangkan dalam kenyataannya
laporan tersebut disajikan salah secara material.

Bila di dalam melaksanakan audit, akuntan publik telah gagal mematuhi standar
profesinya, maka besar kemungkinannya bahwa business failure juga dibarengi oleh audit
failure. Dalam hal yang terakhir ini, akuntan publik harus bertanggung jawab.

Sementara, dalam menjalankan tugasnya, akuntan publik tidak luput dari kesalahan.
Kegagalan audit yang dilakukan dapat dikelompokkam menjadi ordinary negligence,
gross negligence, dan fraud (Toruan,2001,h.28). Ordinary negligence merupakan kesalah
yang dilakukan akuntan publik, ketika menjalankan tugas audit, dia tidak mengikuti pikiran
sehat (reasonable care). Dengan kata lain setelah mematuhi standar yang berlaku ada
kalanya auditor menghadapi situasi yang belum diatur standar. Dalam hal ini auditor
harus menggunakan “common sense” dan mengambil keputusan yang sama seperti
seorang (typical) akuntan publik bertindak. Sedangkan gross negligence merupakan
kegagalan akuntan publik mematuhi standar profesional dan standar etika. Standar ini
minimal yang harus dipenuhi. Bila akuntan publik gagal mematuhi standar minimal (gross
negligence) dan pikiran sehat dalam situasi tertentu (ordinary negligence), yang dilakukan
dengan sengaja demi motif tertentu maka akuntan publik dianggap telah melakukan fraud
yang mengakibatkan akuntan publik dapat dituntut baik secara perdata maupun pidana.

Sebagian besar profesional akuntan setuju bahwa bila suatu audit gagal mengungkapkan
kesalahan yang material dan oleh karenanya dikeluarkan jenis pendapat yang salah,
maka kantor akuntan publik yang bersangkutan harus diminta mempertahankan kualitas
auditnya. Jika auditor gagal menggunakan keahliannya dalam pelaksanaan auditnya,
berarti terjadi kegagalan audit, dan kantor akuntan publik tersebut atau perusahaan
asuransinya harus membayar kepada mereka yang menderita kerugian akibat kelalaian
auditor tersebut. Kesulitan timbul bila terjadi kegagalan bisnis, tetapi bukan kegagalan
audit. Sebagai contoh, jika sebuah perusahaan bangkrut, atau tidak dapat membayar
hutangnya, maka umumnya pemakai laporan keuangan akan mengklaim bahwa telah
terjadi kegagalan audit, khususnya bila laporan audit paling akhir menunjukkan bahwa
laporan itu dinyatakan secara wajar. Lebih buruk jika terdapat kegagalan bisnis dan
laporan keuangan yang kemudian diterbitkan salah saji, para pemakai akan mengklaim

2021 Pengauditan I
6 Afly Yessie., SE., MSi., Ak., Ak., CPA
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
auditor telah lalai sekalipun telah melaksanakannya sesuai dengan standar auditing yang
berlaku umum.

Akuntan publik bertanggung jawab atas setiap aspek tugasnya, termasuk audit, pajak,
konsultasi manajemen, dan pelayanan akuntansi, sehingga jika benar-benar terjadi
kesalahan yang diakibatkan oleh pihak akuntan publik dapat diminta pertanggung
jawabannya secara hukum. Beberapa faktor utama yang menimbulkan kewajiban hukum
bagi profesi audit diantaranya adalah (Loebbecke dan Arens,1999,h.786):

1. meningkatnya kesadaran pemakai laporan keuangan akan tanggung jawab akuntan


publik

2. meningkatnya perhatian pihak-pihak yang terkait dengan pasar modal sehubungan


dengan tanggung jawab untuk melindungi kepentingan investor

3. bertambahnya kompleksitas audit yang disebabkan adanya perubahan lingkungan


yang begitu pesat diberbagai sektor bisnis, sistem informasi, dsb

4. kesediaan kantor akuntan publik untuk menyelesaikan masalah hukum diluar


pengadilan, untuk menghindari biaya yang tinggi.

Pemahaman terhadap hukum tidaklah mudah mengingat pemahaman tersebut menuntut


suatu kesadaran dari perilaku-perilaku yang terlibat di dalamnya dan juga adanya
kemungkinan interpretasi yang berbeda-beda terhadap keberadaan suatu hukum. Hal ini
juga yang terjadi pada profesi akuntan publik di mana perilaku-perilaku yang terlibat
terkadang kurang memahami secara benar apa yang telah menjadi kewajiban yang
nantinya akan mempunyai konsekuensi terhadap hukum.

Suatu pemahaman yang baik terhadap hukum akan membawa profesi akuntan publik
minimal ke dalam praktek-praktek yang sehat, yang dapat meningkatkan performance
dan kredibilitas publik yang lebih baik. Sebaliknya apabila akuntan publik kurang
memahaminya pada iklim keterbukaan di era reformasi seperti sekarang ini maka akan
dapat membawa perkembangan fenomena ke dalam konteks yang lebih luas pada publik
yang sudah mulai berani melakukan tuntutan hukum terhadap berbagai profesi termasuk
profesi akuntan publik.

Kewajiban terhadap Klien

 Tanggungjawab auditor kepada klien dengan adanya klaim :

2021 Pengauditan I
7 Afly Yessie., SE., MSi., Ak., Ak., CPA
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
- kesalahan menyelesaikan kontrak karena tidak sesuai dengan
tanggal yang disepakati
- pembatalan proses audit yang tidak bertanggungjawab
- kegagalan menemukan kecurangan (pencurian harta perusahaan)
- melanggar syarat audit yang kerahasiaanya harus dijaga
 Pembelaan auditor terhadap klien
- Tidak adanya kewajiban melaksanakan jasa pelayanan

- Tidak ada kelalaian dalam pelaksanaan kerja


- Kelalaian kontribusi
- Ketiadaan hubungan timbal balik

E. Kewajiban terhadap Pihak Ketiga menurut Common Law (Hukum Adat)

à Sebuah KAP mungkin berkewajiban kepada pihak jika terjadi pada pihak
penggugat karena mengandalkan laporan keuangan yang menyesatkan

• Doktrin (kasus) Utramares (lihat Gambar 5-4)


• Pemakai yang dapat ditentukan sebelumnya
à Merupakan anggota dari pemakai jasa yang dapat diandalkan oleh auditor dalam
hal laporan keuangan. Contoh kasus :

- Credit Alliance

- Restatement od Torts

• Pembelaan auditor terhadap tuntutan pihak ketiga :


– tidak adanya kelalaian dalam penyelesaian pekerjaan (lebih disukai)
– Kelalaian kontribusi (tidak berlaku)
– Ketiadaan hubungan timbal balik (tidak adanya hubungan antara pemakai
laporan dengan laporan keuangan)
– Keterbatasab tugas

F. Kewajiban Perdata menurut Hukum Sekuritas Federal

• Securitas Act-tahun 1933 (Hukum Sekuritas)

2021 Pengauditan I
8 Afly Yessie., SE., MSi., Ak., Ak., CPA
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
• Securitas exchange act of 1934 (Perubahan Hukum Sekuritas – tahun
1934)
• Pasal 10b-5 dari securitas exchange act of 1934
• Auditor defenses -1934 act (Pembelaan Auditor -1034)
• Sangai SEC
• Racketeer influenced and corrupt organization act
• Foreign corrupt practises act tah 1977
G. Kewajiban Kriminal

àCara terakhir para Akuntan Publik dianggap bertanggungjawab

àmemaksa praktisi untuk sangat peduli dan menggunakan itikas baik dalam
kegiatannya

• Kasus US vs Simon
• Menipu orang lain dengan sadar
• terlibat dalam laporan keuangan yang palsu

H. Tanggapan Profesi terhadap Kewajiban Hukum

• Cara mengurangi resiko terkena sangsi hukum :


- Mencari perlindungan dalam proses pengadilan

- Meningkatkan kerja audit sehingga memenuhi permintaan pemakai


dengan lebih baik dan
- Mendidik pemakai tentang batas audit
Melindungi setiap Akuntan Publik terhadap Kewajiban Hukum

• Langkah untuk meringankan kewajibannya :


• Hanya berurusan dengan klien yang memiliki integritas
• Mempekerjakan staf yang kompeten dan melatih serta mengawasi
mereka dengan pantas
• Mengikuti standar profesi
• Mempertahankan independensi
• Memahami usaha klien
• Melaksanakan audit yang bermutu

2021 Pengauditan I
9 Afly Yessie., SE., MSi., Ak., Ak., CPA
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
I. Kewajiban Hukum Bagi Auditor

Auditor secara umum sama dengan profesi lainnya merupakan subjek hukum dan
peraturan lainnya. Auditor akan terkena sanksi atas kelalaiannya, seperti kegagalan
untuk mematuhi standar profesional di dalam kinerjanya. Profesi ini sangat rentan
terhadap penuntutan perkara (lawsuits) atas kelalaiannya yang digambarkan
sebagai sebuah krisis (Huakanala dan Shinneke,2003,h.69). Lebih lanjut Palmrose
dalam Huanakala dan Shinneka menjelaskan bahwa litigasi terhadap kantor
akuntan publik dapat merusak citra atau reputasi bagi kualitas dari jasa-jasa yang
disediakan kantor akuntan publik tersebut.

Menurut Rachmad Saleh AS dan Saiful Anuar Syahdan (Media akuntansi, 2003)
tanggung jawab profesi akuntan publik di Indonesia terhadap kepercayaan yang
diberikan publik seharusnya akuntan publik dapat memberikan kualitas jasa yang
dapat dipertanggung jawabkan dengan mengedepankan kepentingan publik yaitu
selalu bersifat obyektif dan independen dalam setiap melakukan analisa serta
berkompeten dalam teknis pekerjaannya. Terlebih-lebih tanggung jawab yang
dimaksud mengandung kewajiban hukum terhadap kliennya.

Kewajiban hukum auditor dalam pelaksanaan audit apabila adanya tuntutan ke


pengadilan yang menyangkut laporan keuangan menurut Loebbecke dan Arens
serta Boynton dan Kell yang telah diolah oleh Azizul Kholis, I Nengah Rata, Sri
Sulistiyowati dan Endah Prepti Lestari (2001) adalah seperti yang ditampilkan dalam
tabel berikut ini :

Kewajiban Hukum Auditor

1. Kewajiban kepada klien (Liabilities to Client) Kewajiban akuntan publik terhadap


klien karena kegagalan untuk melaksanakan tugas audit sesuai waktu yang
disepakati, pelaksanaan audit yang tidak memadai, gagal menemui kesalahan, dan
pelanggaran kerahasiaan oleh akuntan public

2. Kewajiban kepada pihak ketiga menurut Common Law (Liabilities to Third party)
Kewajiban akuntan publik kepada pihak ketiga jika terjadi kerugian pada pihak
penggugat karena mengandalkan laporan keuangan yang menyesatkam

3. Kewajiban Perdata menurut hukum sekuritas federal (Liabilities under securities


laws) Kewajiban hukum yang diatur menurut sekuritas federal dengan standar yang

2021 Pengauditan I
10 Afly Yessie., SE., MSi., Ak., Ak., CPA
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
ketat.

4. Kewajiban kriminal (Crime Liabilities) Kewajiban hukum yang timbul sebagai akibat
kemungkinan akuntan publik disalahkan karena tindakan kriminal menurut undang-
undang.

Sedangkan kewajiban hukum yang mengatur akuntan publik di Indonesia secara eksplisit
memang belum ada, akan tetapi secara implisit hal tersebut sudah ada seperti tertuang
dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), Standar Akuntansi Keuangan (SAK),
Peraturan-Peraturan mengenai Pasar Modal atau Bapepam, UU Perpajakan dan lain
sebagainya yang berkenaan dengan kewajiban hukum akuntan (Rachmad Saleh AS dan
Saiful Anuar Syahdan,2003).

Keberadaan perangkat hukum yang mengatur akuntan publik di Indonesia sangat


dibutuhkan oleh masyarakat termasuk kalangan profesi untuk melengkapi aturan main
yang sudah ada. Hal ini dibutuhkan agar disatu sisi kalangan profesi dapat menjalankan
tanggung jawab profesionalnya dengan tingkat kepatuhan yang tinggi, dan disisi lain
masyarakat akan mempunyai landasan yang kuat bila sewaktu-waktu akan melakukan
penuntutan tanggung jawab profesional terhadap akuntan publik.

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa kewajiban hukum bagi seorang akuntan
publik adalah bertanggung jawab atas setiap aspek tugasnya sehingga jika memang
terjadi kesalahan yang diakibatkan oleh kelalaian pihak auditor, maka akuntan publik
dapat dimintai pertanggung jawaban secara hukum sebagai bentuk kewajiban hukum
auditor

Lingkungan Hukum
KECENDERUNGAN LITIGASI DI AMERIKA SERIKAT
Kecenderungan penting dimulai pada tahun 1980-an, berlanjut dalam tahun 1990-an, dan
sampai pada lahirnya Private Securities Litigation Reform Act pada tahun 1995.
Kegagalan tersebut tidak mesti berasal dari kegagalan audit, tapi bisa juga karena adanya
gugatan oleh para penggugat dan para penasehat hukumnya yang mencoba memangsa
para auditor tanpa mengindahkan tingkat kesalahannya.
1. Kewajiban pada klien dimana auditor harus merahasiakan hasil pemeriksaanya pada
pihak yang tidak berkepentingan, bagaimana jika perusahaan sedang menghadapi
sengketa hukum apakah auditor bisa mengungkapnya ? jelaskan dan berikan contoh
kasus 
KEWAJIBAN MENURUT COMMON LAW

2021 Pengauditan I
11 Afly Yessie., SE., MSi., Ak., Ak., CPA
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Common Law adalah hukum yang tidak tertulis. Hukum ini berdasarkan atas keputusan
pengadilan dan bukan atas hukum yang dibuat dan disahkan oleh pihak legislatif.
Common law berasal dari prinsip-prinsip yang berdasarkan keadilan, alas an, dan hal-hal
yang masuk akal, dan bukannya hukum hukum yang absolute, tetap, dan kaku. Prinsip-
prinsip common law ditentukan oleh kebutuhan sosial masyarakat. Menurut common law,
kewajiban hukum para CPA berkaitan luas dengan 2 pihak, yaitu para klien dan pihak
ketiga.
KEWAJIBAN KEPADA KLIEN
Seorang CPA berada dalam hubungan kontraktual langsung dengan klien. Dengan
menyetujui untuk melaksanakan jasa bagi klien, CPA berperan sebagai kontraktor
independen. Seorang akuntan bertanggung jawab kepada klien sesuai dengan hukum
kontrak atau tort law (hukum yang mengatur tentang tuntutan ganti rugi).

Perbedaan Antara Kesalahan Bisnis, Kesalahan Audit dan Risiko Audit


Hukum Kontrak (Contract Law)
Seorang auditor bertanggung jawab kepada klien atas pelanggaran kontrak, apabila ia:
• Menerbitkan laporan audit standar tanpa melakukan audit sesuai dengan GAAS.
• Tidak mengirimkan laporan audit sesuai dengan batas waktu yang telah disepakati.
• Melanggar hubungan kerahasiaan klien.
Apabila terjadi pelanggaran kontrak, biasanya penggugat akan mencari satu atau lebih
jalan keluar sebagai berikut :
• Kewajiban spesifik tergugat dalam kontrak.
• Kerugian keuangan langsung yang terjadi akibat pelanggran tersebut.
• Kerugian terkait dan kerugian sebagai konsekuensi yang merupakan akibta tidak
langsung atas pelanggran tersebut.

Hukum Kerugian (Tort Law)


Tindaka merugikan adalah tindakan salah yang merugikan milik, badan, atau reputasi
seseorang. Tindakan merugikan dapat dilakukan berdasarkan salah satu penyebab
berikut ini :
• Kelalaian yang biasa (ordinary negligence), yaitu kelalaian untuk menerapkan tingkat
kecermatan yang biasa dilakukan secara wajar oleh orang lain dalam kondisi yang
sama.
• Kelalaian kotor (gross negligence), kelalaian untuk menerapkan tingkat kecermatan
yang paling ringanpada suatu kondisi tertentu.
• Kecurangan (fraud), yaitu penipuan yang direncanakan, misalnya salah saji,

2021 Pengauditan I
12 Afly Yessie., SE., MSi., Ak., Ak., CPA
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
menyembunyikan, atau tidak mengungkapkan fakta yang material, sehingga dapat
merugikan pihak lain.

Kewajiban Kepada Pihak Ketiga


Pihak ketiga dapat didefinisikan sebagai seseorang yang tidak mengetahui tentang pihak-
pihak yang ada di dalam kontrak. Menurut sudut pandang hukum, terdapat 2 kelompok
pihak ketiga, yaitu :

• Pemegang hak utama


Seseorang yang namanya telah diketahui oleh seorang auditor sebelum audit
dilaksanakan sebagai penerima utama laporan auditor.

• Pemegang hak lainnya


Pihak ketiga yang namanya tidak disebutkan, seperti para kreditor, pemegang saham,
dan investor potensial. Faktor-faktor lingkungan berikut telah memberikan sumbangan
yang cukup berarti atas terjadinya perubahan tersebut :

• Konsep kewajiban telah berubah secara lambat namun signifikan untuk mewajibkan
perlindungan pelanggan dari kesalahan pabrikan (kewajiban produk) dan dari
kesalahan profesional (kewajiban jasa).
• Perusahaan bisnis dan kantor-kantor akuntan telah bertumbuh dalam ukuran yang
memungkinkan mereka memikul dengan lebih baik bentuk tanggung jawab yang
baru.
• Jumlah individu dan kelompok yang mengandalkan laporan keuangan yang telah
diaudit telah bertumbuh dengan mantap.
Putusan-putusan pengadilan telah mengakui adanya 2 kategori pihak ketiga lain sebagai
pemegang hak sebagai berikut:

• Golongan yang telah diketahui sebelumnya (foreseen class)


Apabila klien menginformasikan kepada CPA bahwa laporan audit akan digunakan untuk
mendapatkan pinjaman bank, maka semua bank merupakan pihak yang telah diketahui
sebelumnya, namun para kreditor niaga dan pemegang saham potensial tidak tergolong
dalam golongan yang telah diketahui sebelumnya. Konsep golongan yang telah diketahui
sebelumnya tidak meliputi semua investor, pemegang saham, kreditor yang ada sekarang
maupun yang akan datang.

2021 Pengauditan I
13 Afly Yessie., SE., MSi., Ak., Ak., CPA
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
• Pihak-pihak yang dapat diketahui sebelumnya (foreseeable parties)
Perorangan atau entitas yang diketahui ataupun yang akan diketahui auditor akan
mengandalkan laporan audit dalam membuat keputusan bisnis dan investasi digolongkan
sebagai pihak-pihak yang dapat diketahui sebelumnya. Pihak yang dapat diketahui
sebelumnya meliputi para kreditor, pemegang saham, dan investor yang ada sekarang
maupun yang akan datang.

Kewajiban Common Law


Pada umumnya auditor harus menggunakan kecermatan sebagai pembelaan dalam
gugatan pelanggaran kontrak termasuk tuntuan ganti rugi atas kelalaian. Dalam hal
tuntutan ganti rugi, pembelaan utama adalah bukti kecermatan atau kelalaian kontributif.
Apabila menggunakan pembelaan berdasarkan kecermatan, auditor harus berusaha
membuktikan bahwa audit tersebut telah dilaksanakan sesuai dengan GAAS. Pada
sebagian besar negara bagian, kelalaian kontributif ini merupakan bahan pembelaan bagi
auditor hanya bila kelalaian tersebut secara langsung menyebabkan kegagalan auditor
dalam melaksanakan tugasnya

Kewajiban Hukum Menurut Hukum Sekuritas Federal


Undang-undang sekuritas tergolong sebagai atau hukum negara (statutory law) yang
ditetapkan oleh lembaga legislative pada tingkat negara nagian atau tingkat federal.
Sebagian besar negara bagian memiliki undang-undang pengamanan surat berharga
(blue sky laws) yang dimaksudkan untuk mengatur penerbitan dan perdagangan sekuritas
dalam suatu negara bagian. Biasanya undang-undang ini mewajibkan pengarsipan
laporan keuangan yang telah diaudit oleh suatu badan pengatur yang ditunjuk. Dua
hukum federal di A.S. yang sangat mempengaruhi auditor yang dikelola oleh Securities
and Exchange Commission (SEC) adalah :
1. Undang-Undang Sekuritas tahun 1993 (Securities Act)
Mewajibkan entitas melampirkan laporan keuangan yang telah diaudit dalam laporan
pendaftaran yang akan disimpan oleh SEC pada saat entitas tersebut untuk pertama
kalinya menawarkan penjualan sekuritas kepada publik. Pengaruh utama undang-undang
ini atas pihak-pihak yang terlibat dalam suatu gugatan dapat diringkas sebagai berikut :

2021 Pengauditan I
14 Afly Yessie., SE., MSi., Ak., Ak., CPA
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Penggugat
• Setiap orang yang membeli atau mengakuisisi sekuritas seperti yang diuraikan dalam
laporan pendaftaran, tanpa memandang apakah ia merupakan klien auditor atau
tidak.
• Harus mendasarkan gugatannya pada dugaan pemalsuan yang material atau laporan
keuangan yang menyesatkan yang ada dalam laporan pendaftaran.
• Apabila pembelian sekuritas dilakukan sebelum penerbitan laporan laba-rugi yang
meliputi periode setidaknya 12 bulan setelah tanggal efektif laporan pendaftaran,
penggugat tidak harus membuktikan adanya ketergantungan pada keandalan
laporan yang tidak benar atau yang menyesatkan atau bahwa kerugian yang
diderita diperkirakan sebagai akibat laporan keuangan tersebut.
• Tidak harus membuktikan bahwa auditor telah melakukan kelalaian atau kecurangan
dalam mengesahkan laporan keuangan terkait.

Tergugat
• Memiliki beban untuk menegakkan kebebasan dari kelalaian dengan cara membuktikan
bahwa ia telah melakukan investigasi yang memadai dan sesuai dengan itu
memiliki dasar yang memadai untuk percaya, dan memang percaya bahwa
laporan keuangna yang disahkan adalah benar pada tanggal laporan tersebut
serta pada saat laporan pendaftaran menjadi efektif, atau
• Melalui pembelaan harus menunjukkan bahwa kerugian penggugat secara keseluruhan
atau sebagian disebabkan oleh hal lain di luar laporan yang dianggap tidak benar
atau menyesatkan tersebut.    
1. Undang-Undang Sekuritas tahun 1934 (Securities Exchange Act)
Mewajibkan perusahaan publik dengan nilai aktiva di atas $5 juta dan memiliki lebih dari
500 pemegang saham untuk mengarsipkan laporan tahunannya berikut laporan keuangan
yang telah diaudit pada SEC.
Terdapat kesamaan dan perbedaan dalam pengaruh dari pasal 10 dan 18 pada pihak-
pihak yang terlibat. Menurut kedua pasal tersebut, penggugat :
1. Dapat terdiri dari setiap orang yang membeli atau menjual sekuritas,
2. Harus membuktikan adanya pernyataan yang secara material tidak benar atau
menyesatkan,
3. Harus membuktikan ketergantungan untuk mengandalkan laporan terebut serta
kerugian yang timbul karena mengandalkan laporan tgersebut.
Namun tanggung jawab penggugat berbeda menurut kedua pasal tersebut dalam hal

2021 Pengauditan I
15 Afly Yessie., SE., MSi., Ak., Ak., CPA
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
membuktikan kecurangan auditor. Menurut pasal 18, penggugat tidak harus membuktikan
bahwa auditor telah berlaku curang, namun dalam pasal 10, Peraturan 10b-5,
menyatakan bahwa bukti tersebut diperlukan. Tergugat dalam gugatan pasal 18 harus
membuktikan bahwa ia :
1. Telah bertindak dengan jujur.
2. Tidak mengetahui tentang pernyataan yang tidak benar atau menyesatkan.
Hal ini berarti bahwa dasar minimum untuk kewajiban kelalaian kotor. Sesuai dengan itu,
posisi auditor menurut pasal 18 sama seperti pada doktrin Ultramares menurut common
law, dimana ia dianggap bertanggung jawab kepada pihak ketiga atas kelalaian kotor.
Menurut pasal 18, seorang tergugat yang menderita kerugian, diperkenankan untuk
menerima ganti rugi “out-of-pocket”, yang nilainya ditetapkan sebesar selisih antara harga
kontrak dengan nilai riil pada tanggal transaksi. Apabila terdapat salah saji atau
pengabaian, maka pada umumnya nilai riil pada tanggal transaksi akan digantikan
dengan harga pasar.

Perbedaan Antara Undang-Undang Tahun 1933 dan tahun 1934


Undang-undang Sekuritas dapat diterapkan pada situasi yang berbeda. Undang-undang
tahun 1933 diterapkan pada penjualan perdana sekuritas yang dapat terdiri dari modal
saham dan obligasi kepada publik oleh korporasi penerbit , dimana undang-undang tahun
1934 diterapkan pada penjualan perdana dan perdagangan sekuritas di bursa sekuritas
nasional. Perbedaan antara pasal 11 dari undang-undang tahun 1933 dengan pasal 10
dan 18 dari undang-undang tahun 1934, terletak pada :
• Penggugat
• Bukti ketergantungan untuk mengandalkan laporan keuangan yang tidak benar atau
menyesatkan.
• Kewajiban auditor atas kelalaian biasa.

PRIVATE SECURITIES LITIGATION REFORM ACT TAHUN 1995


Undang-undang Private Securities Litigation Reform yang disahkan Kongres pada tahun
1995 dimaksudka untuk mengurangi litigasi yang ceroboh bagi auditor, perusahaan yang
menjual sekuritasnya kepada publik, dan para pihak yang berafiliasi dengan penerbit
sekuritas, seperti pejabat perusahaan, direktur, serta penasehat profesional.

Kewajiban Proporsional
Reform Act ini memperkenalkan dan memulai suatu sistem kewajiban proporsional

2021 Pengauditan I
16 Afly Yessie., SE., MSi., Ak., Ak., CPA
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
dimana seorang tergugat yang tidak “mengetahui tindak pelanggaran” atas hukum
sekuritas tetap bertanggung jawab berdasarkan suatu persentase tanggung jawab. Hal ini
dimaksudkan untuk mengurangi tekanan paksa bagi para pihak yang tidak bersalah untuk
menyelesaikan gugatan yang tidak terlampau berat di luar pengadilan daripada
memepertaruhkan risiko bagi diri sendiri dengan kewajiban yang tidak proporsional atas
kerugian dalam kasus tersebut. Tergugat yang “mengetahui tindak pelanggran” tetap
betanggung jawab secara sendiri-sendiri atau bersama-sama untuk semua kerugian yang
dapat dinilai.

Menutup Kerugian Aktual


Reform Act juga menutup kerugian aktual yang timbul menurut Undang-undang sekuritas
berdasarkan harga pembelian investor atas sebuah sekuritas dan harga perdagangan
rata-rata selama periode 90 hari setelah tanggal informasi diterbitkan yang mengoreksi
adanya salah saji dan pengabaian dalam laporan keuangan.
 

Tanggung Jawab untuk Melaporkan Tindakan Melanggar Hukum


Reform Act menetapkan persyaratan pelaporan baru kepada auditor yang mendeteksi
atau menyadari adanya tindakan melanggar hukum yang dilakukan oleh pihak yang
menerbitka sekuritas.
 

Perubahan Lain yang Diberikan oleh Reform Act


Reform Act juga memberikan kelonggaran lain bagi profesi akuntan. Undang-undang ini :
• Mewajibkan penggugat membayar imbalan dan pengeluaran yang layak bagi
penasehat hukum yang digunakan oleh tergugat yang secara langsung terkait
dengan litigasi yang diputuskan oleh pengadilan sebagai ceroboh dan tidak benar.
• Memberikan tenggang waktu untuk berusaha menyelesaikan masalah yang ada,
sehingga dapat mengurangi biaya yang seringkali mendorong pihak yang tidak
bersalah untuk mengajukan gugatan class action.
• Membatasi kerugian akibat tindakan hukum dengan cara menghapus kecurangan
sekuritas sebagai dasar mengambil tindakan menurut Racketeer Influenced and
Corrupt Organization Act, yang menjatuhkan hukuman tiga kali lipat.
• Membatasi hak pihak ketiga untuk menggugat dengan cara membatasi umlah berapa
kali seseorang dapat menjadi wakil penggugat sebnayak tidak lebih dari lima class
action selam aperiode 3 tahun dan dengan mewajibkan adanya alasan standar

2021 Pengauditan I
17 Afly Yessie., SE., MSi., Ak., Ak., CPA
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
yang lebih ketat yang harus dipenuhi oleh penggugat.
• Perubahan tata cara bagaimana pengadilan menunjuk wakil penggugat dalam suatu
class action untuk kepentingan para investor institusional yang pada umumnya
memiliki kepetingan keuangan terbesar dalam ganti rugi tersebut serta untuk
mengurangi adanya “perlombaan menuju ruang pengadilan oleh para penggugat
profesional” yang pada umumnya hanya memiliki kepentingan yang paling sedikit.

Pertimbangan Lain
RICO memuat ketentuan perdata yang memperbolehkan semua orang ynag secara
pribadi menjadi korban “pola kegiatan pemerasan” untuk menuntut rugi 3x lipat ditambah
dengan penggantian imbalan untuk kuasa hukum. Bagaimanapun juga, para auditor akan
tetap dinyatakan bersalah menurut RICO apabila pengadilan menyimpulkan bahwa
hubungan antara auditor dengan klien telah melampaui batas peran tradisional auditing.

 STANDAR PROFESIONAL DAN KEPUTUSAN HUKUM


AICPA telah membuat pernyataan berikut tentang pentingnya standar profesional dan
kesaksian pakar yang meyakinkan tentang standar-standar tersebut :
• Standar komunikasi yang diperlukan diukur menurut prinsip-prinsip akuntansi yang
berlaku umum (GAAP) dan GAAS yang spesifik, dan apabila tidak didapati adanya
peraturan-peraturan atau kebiasaan yang spesifik, maka akan digunakan
pandangan para pakar (CPA profesional).
• Para Juri (atau pengadilan dalam hal peradilan tanpa juri) tidak berwenang untuk
mempertanyakan kebijaksanaan standar profesional.
Sebaliknya, pendirian SEC tentang standar profesional serta kesaksian pakar dari
kalangan para auditor adalah sebagai berikut :

• Auditor memiliki kewajiban yang jauh melampaui batas GAAP dan GAAS yang spesifik
atau kebiasaan profesional untuk berkomunikasi secara efektif tentang informasi
yang material.
• Apabila GAAP dan GAAS ternyata memiliki kekurangan, maka SEC tidak ragu-ragu
meminta badan yan berwenang untuk menetapkan standar kinerja yang berarti
tanpa memperhatikan kesaksian pakar pada standar profesional.

MEMINIMALKAN RISIKO LITIGASI

2021 Pengauditan I
18 Afly Yessie., SE., MSi., Ak., Ak., CPA
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Dari hasil analisis atas berbagai kasus pengadilan yang melibatkan apara CPA,
direomendasikan sejumlah tindak pencegahan ynag perlu diambil oleh seorang CPA
untuk meminimalkan risiko terjerat dalam litigasi :
• Menggunakan surat perikatan untuk semua jenis jasa profesional.
• Melakukan investigasi yang menyeluruh atas klien prospektif.
• Lebih menekankan mutu jasa daripada pertumbuhan.
• Mematuhi sepenuhnya ketentuan profesional.
• Mengakui keterbatasn ketentuan profesional.
• Menetapkan dan menjaga standar yang tinggi ats pengendalian mutu.
• Memperhatikan tindak pencegahan dalam perikatan tentang keterlibatan klien dalam
kesulita keuangan.
Mewaspadai risiko audit.

Daftar Pustaka

1. Audit Berbasis ISA (Internasional Standard on Auditing), Theodorus M.


Thuanakotta, Salemba Empat, 2013
2. Audit Kontemporer, Theodorus M. Thuanakotta, Salemba Empat, 2013
3. Standar Akuntansi Keuangan, Institut Akuntan Publik Indonesia (SAK).
4. Undang-undang Akuntan Publik, 2011 (UU AP).
5. Prinsip-prinsip Pengauditan (Internasional Standard on Auditing), Rick Hayes, Philip
Wallage and Hans Gortemaker, Edisi Ketiga, Penerbit Salemba Empat, 2017
6. Jasa Audit dan Assurance Pendekatan Sistematis, William F. Meissier, Steven M.
Glover, Douglas F. Prawitt, Edisi 8 buki 1, Penerbit Salemba Empat, 2014
7. Auditing & Jasa Assurance Pendekatan Integrasi, Alvin A. Arens, Randal J. Elder,
Mark S. Beasley, Edisi Elimabelas Jilid I, Penerbit Erlangga, 2014
8. Boynton, Modern Auditing, Second Edition, 2006

2021 Pengauditan I
19 Afly Yessie., SE., MSi., Ak., Ak., CPA
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
2021 Pengauditan I
20 Afly Yessie., SE., MSi., Ak., Ak., CPA
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai