AUDIT 1
Dosen Pengampu
NOVAWIGUNA KEMALASARI,SE.,M.Ak.,Akt
JAKARTA
2016
Program Tatap
Fakultas Kode MK Disusun Oleh
Studi Muka
Fakultas Program 04 Novawiguna
Ekonomi dan Studi Kemalasari,SE.,M.Ak., Akt
Bisnis Akuntansi
Abstract Kompetensi
Kecenderungan penting dimulai pada tahun 1980-an, berlanjut dalam tahun 1990-an, dan
sampai pada lahirnya Private Securities Litigation Reform Act pada tahun 1995. Kegagalan
tersebut tidak mesti berasal dari kegagalan audit, tapi bisa juga karena adanya gugatan oleh
para penggugat dan para penasehat hukumnya yang mencoba memangsa para auditor
tanpa mengindahkan tingkat kesalahannya.
Menerbitkan laporan audit standar tanpa melakukan audit sesuai dengan GAAS.
Tidak mengirimkan laporan audit sesuai dengan batas waktu yang telah disepakati.
Melanggar hubungan kerahasiaan klien.
Apabila terjadi pelanggaran kontrak, biasanya penggugat akan mencari satu atau lebih jalan
keluar sebagai berikut :
Kelalaian yang biasa (ordinary negligence), yaitu kelalaian untuk menerapkan tingkat
kecermatan yang biasa dilakukan secara wajar oleh orang lain dalam kondisi yang sama.
Kelalaian kotor (gross negligence), kelalaian untuk menerapkan tingkat kecermatan yang paling
ringanpada suatu kondisi tertentu.
Kecurangan (fraud), yaitu penipuan yang direncanakan, misalnya salah saji, menyembunyikan,
atau tidak mengungkapkan fakta yang material, sehingga dapat merugikan pihak lain.
Konsep kewajiban telah berubah secara lambat namun signifikan untuk mewajibkan perlindungan
pelanggan dari kesalahan pabrikan (kewajiban produk) dan dari kesalahan profesional (kewajiban
jasa).
Perusahaan bisnis dan kantor-kantor akuntan telah bertumbuh dalam ukuran yang memungkinkan
mereka memikul dengan lebih baik bentuk tanggung jawab yang baru.
Jumlah individu dan kelompok yang mengandalkan laporan keuangan yang telah diaudit telah
bertumbuh dengan mantap.
Putusan-putusan pengadilan telah mengakui adanya 2 kategori pihak ketiga lain sebagai
pemegang hak sebagai berikut:
Penggugat
Setiap orang yang membeli atau mengakuisisi sekuritas seperti yang diuraikan dalam laporan
pendaftaran, tanpa memandang apakah ia merupakan klien auditor atau tidak.
Harus mendasarkan gugatannya pada dugaan pemalsuan yang material atau laporan keuangan
yang menyesatkan yang ada dalam laporan pendaftaran.
Apabila pembelian sekuritas dilakukan sebelum penerbitan laporan laba-rugi yang meliputi
periode setidaknya 12 bulan setelah tanggal efektif laporan pendaftaran, penggugat tidak harus
membuktikan adanya ketergantungan pada keandalan laporan yang tidak benar atau yang
menyesatkan atau bahwa kerugian yang diderita diperkirakan sebagai akibat laporan keuangan
tersebut.
Tidak harus membuktikan bahwa auditor telah melakukan kelalaian atau kecurangan dalam
mengesahkan laporan keuangan terkait.
Tergugat
Memiliki beban untuk menegakkan kebebasan dari kelalaian dengan cara membuktikan bahwa ia
telah melakukan investigasi yang memadai dan sesuai dengan itu memiliki dasar yang memadai
untuk percaya, dan memang percaya bahwa laporan keuangna yang disahkan adalah benar pada
tanggal laporan tersebut serta pada saat laporan pendaftaran menjadi efektif, atau
Melalui pembelaan harus menunjukkan bahwa kerugian penggugat secara keseluruhan atau
sebagian disebabkan oleh hal lain di luar laporan yang dianggap tidak benar atau menyesatkan
tersebut.
1. Undang-Undang Sekuritas tahun 1934 (Securities Exchange Act)
Mewajibkan perusahaan publik dengan nilai aktiva di atas $5 juta dan memiliki lebih dari 500
pemegang saham untuk mengarsipkan laporan tahunannya berikut laporan keuangan yang
telah diaudit pada SEC.
1. Dapat terdiri dari setiap orang yang membeli atau menjual sekuritas,
2. Harus membuktikan adanya pernyataan yang secara material tidak benar atau menyesatkan,
3. Harus membuktikan ketergantungan untuk mengandalkan laporan terebut serta kerugian yang
timbul karena mengandalkan laporan tgersebut.
Namun tanggung jawab penggugat berbeda menurut kedua pasal tersebut dalam hal
membuktikan kecurangan auditor. Menurut pasal 18, penggugat tidak harus membuktikan
bahwa auditor telah berlaku curang, namun dalam pasal 10, Peraturan 10b-5, menyatakan
bahwa bukti tersebut diperlukan. Tergugat dalam gugatan pasal 18 harus membuktikan
bahwa ia :
Penggugat
Bukti ketergantungan untuk mengandalkan laporan keuangan yang tidak benar atau menyesatkan.
Kewajiban auditor atas kelalaian biasa.
PRIVATE SECURITIES LITIGATION REFORM ACT TAHUN 1995
Kewajiban Proporsional
Reform Act ini memperkenalkan dan memulai suatu sistem kewajiban proporsional dimana
seorang tergugat yang tidak mengetahui tindak pelanggaran atas hukum sekuritas tetap
bertanggung jawab berdasarkan suatu persentase tanggung jawab. Hal ini dimaksudkan
untuk mengurangi tekanan paksa bagi para pihak yang tidak bersalah untuk menyelesaikan
gugatan yang tidak terlampau berat di luar pengadilan daripada memepertaruhkan risiko
bagi diri sendiri dengan kewajiban yang tidak proporsional atas kerugian dalam kasus
tersebut. Tergugat yang mengetahui tindak pelanggran tetap betanggung jawab secara
sendiri-sendiri atau bersama-sama untuk semua kerugian yang dapat dinilai.
Reform Act juga menutup kerugian aktual yang timbul menurut Undang-undang sekuritas
berdasarkan harga pembelian investor atas sebuah sekuritas dan harga perdagangan rata-
rata selama periode 90 hari setelah tanggal informasi diterbitkan yang mengoreksi adanya
salah saji dan pengabaian dalam laporan keuangan.
Reform Act menetapkan persyaratan pelaporan baru kepada auditor yang mendeteksi atau
menyadari adanya tindakan melanggar hukum yang dilakukan oleh pihak yang menerbitka
sekuritas.
Mewajibkan penggugat membayar imbalan dan pengeluaran yang layak bagi penasehat hukum
yang digunakan oleh tergugat yang secara langsung terkait dengan litigasi yang diputuskan oleh
pengadilan sebagai ceroboh dan tidak benar.
Memberikan tenggang waktu untuk berusaha menyelesaikan masalah yang ada, sehingga dapat
mengurangi biaya yang seringkali mendorong pihak yang tidak bersalah untuk mengajukan
gugatan class action.
Membatasi kerugian akibat tindakan hukum dengan cara menghapus kecurangan sekuritas sebagai
dasar mengambil tindakan menurut Racketeer Influenced and Corrupt Organization Act, yang
menjatuhkan hukuman tiga kali lipat.
Membatasi hak pihak ketiga untuk menggugat dengan cara membatasi umlah berapa kali
seseorang dapat menjadi wakil penggugat sebnayak tidak lebih dari lima class action selam
aperiode 3 tahun dan dengan mewajibkan adanya alasan standar yang lebih ketat yang harus
dipenuhi oleh penggugat.
Perubahan tata cara bagaimana pengadilan menunjuk wakil penggugat dalam suatu class
action untuk kepentingan para investor institusional yang pada umumnya memiliki kepetingan
keuangan terbesar dalam ganti rugi tersebut serta untuk mengurangi adanya perlombaan menuju
ruang pengadilan oleh para penggugat profesional yang pada umumnya hnaya memiliki
kepentingan yang paling sedikit.
1. PERTIMBANGAN-PERTIMBANGAN LAIN
I. KEWAJIBAN MENURUT RACKETEER INFLUENCED AND CORRUPT
ORGANIZATION ACT (RICO)
RICO memuat ketentuan perdata yang memperbolehkan semua orang ynag secara
pribadi menjadi korban pola kegiatan pemerasan untuk menuntut rugi 3x lipat ditambah
dengan penggantian imbalan untuk kuasa hukum. Bagaimanapun juga, para auditor akan
tetap dinyatakan bersalah menurut RICO apabila pengadilan menyimpulkan bahwa
hubungan antara auditor dengan klien telah melampaui batas peran tradisional auditing.
AICPA telah membuat pernyataan berikut tentang pentingnya standar profesional dan
kesaksian pakar yang meyakinkan tentang standar-standar tersebut :
Auditor memiliki kewajiban yang jauh melampaui batas GAAP dan GAAS yang spesifik atau
kebiasaan profesional untuk berkomunikasi secara efektif tentang informasi yang material.
Apabila GAAP dan GAAS ternyata memiliki kekurangan, maka SEC tidak ragu-ragu meminta
badan yan berwenang untuk menetapkan standar kinerja yang berarti tanpa memperhatikan
kesaksian pakar pada standar profesional.
Dari hasil analisis atas berbagai kasus pengadilan yang melibatkan apara CPA,
direomendasikan sejumlah tindak pencegahan ynag perlu diambil oleh seorang CPA untuk
meminimalkan risiko terjerat dalam litigasi :
2. LINGKUNGAN HUKUM
KECENDERUNGAN LITIGASI DI AMERIKA SERIKAT
Kecenderungan penting dimulai pada tahun 1980-an, berlanjut dalam tahun 1990-an, dan
sampai pada lahirnya Private Securities Litigation Reform Act pada tahun 1995. Kegagalan
Menerbitkan laporan audit standar tanpa melakukan audit sesuai dengan GAAS.
Tidak mengirimkan laporan audit sesuai dengan batas waktu yang telah disepakati.
Melanggar hubungan kerahasiaan klien.
Apabila terjadi pelanggaran kontrak, biasanya penggugat akan mencari satu atau lebih jalan
keluar sebagai berikut :
Konsep kewajiban telah berubah secara lambat namun signifikan untuk mewajibkan perlindungan
pelanggan dari kesalahan pabrikan (kewajiban produk) dan dari kesalahan profesional (kewajiban
jasa).
Perusahaan bisnis dan kantor-kantor akuntan telah bertumbuh dalam ukuran yang memungkinkan
mereka memikul dengan lebih baik bentuk tanggung jawab yang baru.
Jumlah individu dan kelompok yang mengandalkan laporan keuangan yang telah diaudit telah
bertumbuh dengan mantap.
Putusan-putusan pengadilan telah mengakui adanya 2 kategori pihak ketiga lain sebagai
pemegang hak sebagai berikut:
Penggugat
Setiap orang yang membeli atau mengakuisisi sekuritas seperti yang diuraikan dalam laporan
pendaftaran, tanpa memandang apakah ia merupakan klien auditor atau tidak.
Harus mendasarkan gugatannya pada dugaan pemalsuan yang material atau laporan keuangan
yang menyesatkan yang ada dalam laporan pendaftaran.
Apabila pembelian sekuritas dilakukan sebelum penerbitan laporan laba-rugi yang meliputi
periode setidaknya 12 bulan setelah tanggal efektif laporan pendaftaran, penggugat tidak harus
membuktikan adanya ketergantungan pada keandalan laporan yang tidak benar atau yang
menyesatkan atau bahwa kerugian yang diderita diperkirakan sebagai akibat laporan keuangan
tersebut.
Tidak harus membuktikan bahwa auditor telah melakukan kelalaian atau kecurangan dalam
mengesahkan laporan keuangan terkait.
Tergugat
Memiliki beban untuk menegakkan kebebasan dari kelalaian dengan cara membuktikan bahwa ia
telah melakukan investigasi yang memadai dan sesuai dengan itu memiliki dasar yang memadai
untuk percaya, dan memang percaya bahwa laporan keuangna yang disahkan adalah benar pada
tanggal laporan tersebut serta pada saat laporan pendaftaran menjadi efektif, atau
Melalui pembelaan harus menunjukkan bahwa kerugian penggugat secara keseluruhan atau
sebagian disebabkan oleh hal lain di luar laporan yang dianggap tidak benar atau menyesatkan
tersebut.
2. Undang-Undang Sekuritas tahun 1934 (Securities Exchange Act)
Mewajibkan perusahaan publik dengan nilai aktiva di atas $5 juta dan memiliki lebih dari 500
pemegang saham untuk mengarsipkan laporan tahunannya berikut laporan keuangan yang
telah diaudit pada SEC.
Terdapat kesamaan dan perbedaan dalam pengaruh dari pasal 10 dan 18 pada pihak-pihak
yang terlibat. Menurut kedua pasal tersebut, penggugat :
4. Dapat terdiri dari setiap orang yang membeli atau menjual sekuritas,
Penggugat
Bukti ketergantungan untuk mengandalkan laporan keuangan yang tidak benar atau menyesatkan.
Kewajiban auditor atas kelalaian biasa.
PRIVATE SECURITIES LITIGATION REFORM ACT TAHUN 1995
Undang-undang Private Securities Litigation Reform yang disahkan Kongres pada tahun
1995 dimaksudka untuk mengurangi litigasi yang ceroboh bagi auditor, perusahaan yang
Kewajiban Proporsional
Reform Act ini memperkenalkan dan memulai suatu sistem kewajiban proporsional dimana
seorang tergugat yang tidak mengetahui tindak pelanggaran atas hukum sekuritas tetap
bertanggung jawab berdasarkan suatu persentase tanggung jawab. Hal ini dimaksudkan
untuk mengurangi tekanan paksa bagi para pihak yang tidak bersalah untuk menyelesaikan
gugatan yang tidak terlampau berat di luar pengadilan daripada memepertaruhkan risiko
bagi diri sendiri dengan kewajiban yang tidak proporsional atas kerugian dalam kasus
tersebut. Tergugat yang mengetahui tindak pelanggran tetap betanggung jawab secara
sendiri-sendiri atau bersama-sama untuk semua kerugian yang dapat dinilai.
Reform Act juga menutup kerugian aktual yang timbul menurut Undang-undang sekuritas
berdasarkan harga pembelian investor atas sebuah sekuritas dan harga perdagangan rata-
rata selama periode 90 hari setelah tanggal informasi diterbitkan yang mengoreksi adanya
salah saji dan pengabaian dalam laporan keuangan.
Reform Act menetapkan persyaratan pelaporan baru kepada auditor yang mendeteksi atau
menyadari adanya tindakan melanggar hukum yang dilakukan oleh pihak yang menerbitka
sekuritas.
Reform Act juga memberikan kelonggaran lain bagi profesi akuntan. Undang-undang ini :
2. PERTIMBANGAN-PERTIMBANGAN LAIN
I. KEWAJIBAN MENURUT RACKETEER INFLUENCED AND CORRUPT
ORGANIZATION ACT (RICO)
RICO memuat ketentuan perdata yang memperbolehkan semua orang ynag secara
pribadi menjadi korban pola kegiatan pemerasan untuk menuntut rugi 3x lipat ditambah
dengan penggantian imbalan untuk kuasa hukum. Bagaimanapun juga, para auditor akan
tetap dinyatakan bersalah menurut RICO apabila pengadilan menyimpulkan bahwa
hubungan antara auditor dengan klien telah melampaui batas peran tradisional auditing.
AICPA telah membuat pernyataan berikut tentang pentingnya standar profesional dan
kesaksian pakar yang meyakinkan tentang standar-standar tersebut :
Auditor memiliki kewajiban yang jauh melampaui batas GAAP dan GAAS yang spesifik atau
kebiasaan profesional untuk berkomunikasi secara efektif tentang informasi yang material.
Apabila GAAP dan GAAS ternyata memiliki kekurangan, maka SEC tidak ragu-ragu meminta
badan yan berwenang untuk menetapkan standar kinerja yang berarti tanpa memperhatikan
kesaksian pakar pada standar profesional.
Dari hasil analisis atas berbagai kasus pengadilan yang melibatkan apara CPA,
direomendasikan sejumlah tindak pencegahan ynag perlu diambil oleh seorang CPA untuk
meminimalkan risiko terjerat dalam litigasi :
Aren, Alvin, A Randal J Elder & Mark, S Beasley, 2008, Auditing and Assurance
Service: An Integreated Approuch, 11st Edition, Pearson Prentice Hall.
Boynton C. William, Johnson N. Raymond, Kell G. Walter.2003,edisi ketujuh,
Modern Auditing. Erlangga : Jakarta.
Guy M.Dan, Alderman C. Wayne, Winters J. Alan. 2003. Edisi Kelima, Auditing.
Erlangga: 2003.
Rahayu Siti Kurnia dan Suhayati Elvi.2010, Auditing Konsep dasar dan Pedoman
Pemeriksaan Akuntansi Publik. Graha ilmu : Yogyakarta.
Randol J. ELDER. 2011. Audit Dan Jasa Assurance Jilid 2 , Jakarta : ERLANGGA