TANGGUNGJAWAB LEGAL
1
TANGGUNGJAWAB LEGAL AUDITOR (1)
Auditor dituntut untuk bekerja dengan tingkat kehati-hatian
profesional yang memadai.
Auditor dituntut bertanggungjawab dalam memenuhi
seluruh komitmen yang tertulis dalam surat penugasan
audit, dengan segala implikasinya.
Jika auditor gagal dalam memenuhi komitmen dalam
kontrak audit, atau tidak menjalankan tugas dengan kehati-
hatian profesional, auditor dikatakan telah melakukan
kecerobohan (negligence) dan atau pelanggaran komitmen
kontrak audit.
2
TANGGUNGJAWAB LEGAL AUDITOR (2)
Faktor pemicu meningkatnya tanggungjawab legal auditor:
1. Peningkatan kesadaran pengguna laporan keuangan
atas tanggungjawab legal auditor
2. Peningkatan kesadaran bursa efek dalam melindungi
kepentingan investor
3. Peningkatan kompleksitas fungsi akuntansi dan
auditing karena peningkatan ukuran entitas,
globalisasi bisnis entitas, serta kompleksitas kegiatan
operasional serta transaksi keuangan entitas.
4. Kecenderungan praktik penuntutan dari pihak yang
merasa dirugikan terhadap siapapun yang dipandang
mampu memberikan kompensasi atas kerugian yang
dideritanya.
3
TANGGUNGJAWAB LEGAL AUDITOR (3)
5. Resesi ekonomi global serta situasi ekonomi yang berat,
yang menyebabkan beragam kegagalan bisnis,
mengakibatkan kecenderungan stakeholders berusaha
mendapatkan kompensasi kerugian dari pihak lain,
termasuk auditor independen.
6. Merebaknya tuntutan hukum terhadap KAP, telah
mendorong pengacara menawarkan jasa legal berbasis
contingent-fee (biaya bersyarat), yaitu dengan menjanjikan
potensi keuntungan besar jika tuntutan menang, dan
potensi rugi minimum jika tuntutan kalah.
7. Kecenderungan KAP untuk bersedia menyelesaikan
tuntutan legal di luar pengadilan, untuk menghindari biaya
pengadilan yang besar serta publikasi yang merugikan,
dan bukannya berusaha menyelesaikan permasalahan
legal melalui proses hukum
4
BUSINESS FAILURE, AUDIT FAILURE,
AUDIT RISK
Meningkatnya tuntutan terhadap KAP banyak disebabkan oleh
ketidakfahaman masyarakat terhadap tiga permasalahan sbb :
1. Kegagalan bisnis (business failure), adalah kerugian
dalam bisnis karena kesalahan keputusan bisnis atau
karena faktor-faktor ekonomi yang lain.
2. Kegagalan audit (audit failure), adalah kesalahan auditor
dalam memberikan opini atas laporan keuangan karena
kecerobohan dalam melaksanakan tugas audit.
3. Risiko audit (audit risk), adalah kesalahan auditor dalam
memberikan opini atas laporan keuangan pada saat audit
telah direncanakan dan lilaksanakan dengan kehati-hatian
profesional serta sesuai dengan standar audit yang berlaku.
6
SUMBER TUNTUTAN LEGAL (2)
3. Constructive fraud, adalah kecerobohan ekstrim yang
dilakukan auditor, tetapi tidak ada maksud untuk
menyembunyikan informasi atau merugikan pihak lain.
Contoh, auditor menyadari bahwa prosedur audit tidak
dilaksanakan dengan memadai, tetapi auditor berani
memberikan opini wajar tanpa pengecualian
(clean/unqualified opinion).
4. Fraud, adalah auditor sengaja berbuat curang dalam
melaksanakan audit laporan keuangan atau dalam
memberikan opini atas laporan keuangan.
5. Breach of contract (mengingkari kontrak), auditor
tidak memenuhi komitmen yang telah disepakati dalam
kontrak kerja atau dalam surat penugasan audit.
7
SUMBER TUNTUTAN LEGAL (3)
6. Third-party beneficiary (keuntungan pihak ketiga),
adalah adanya pihak ketiga yang tidak disebutkan
dalam kontrak audit, tetapi mereka mendapatkan
keuntungan dari kontrak audit. Misalnya kontrak audit
dengan bank berhubungan dengan posisi auditor
sebagai salah satu debitur besar bank yang diaudit.
Dalam kasus ini auditor diragukan independensinya.
8
ISTILAH LEGAL YANG LAIN
1. Common law, adalah hukum yang dikembangkan
melalui keputusan pengadilan, bukannya melalui
hukum yang telah ditentukan secara formal oleh
pemerintah.
2. Statutory law, adalah hukum yang telah ditentukan
secara formal oleh pemerintah.
3. Joint and several liability, asesmen terhadap pihak
yang dituntut atas total kerugian yang diderita penuntut,
dengan tanpa mempertimbangkan tingkat keterlibatan
pihak yang dituntut dalam melakukan tindakan yang
dipandang merugikan pihak lain.
4. Seperate and proportionate liability, adalah asesmen
terhadap pihak yang dituntut tentang tingkat kerugian
penuntut atas tindakan ceroboh pihak yang dituntut.
9
JENIS TANGGUNG JAWAB LEGAL AUDITOR
11
LANGKAH MENGATASI PERSOALAN LEGAL (2)
12