Anda di halaman 1dari 6

UNIVERSITAS GUNADARMA

SK No. 92 / DIKTI / Kep /1996


Fakultas Ilmu Komputer, Teknologi Industri, Ekonomi, Teknik Sipil & Perencanaan, Psikologi, Sastra

Program Diploma (D3) Manajemen Informatika, Teknik Komputer, Akuntansi Komputer, Manajemen Keuangan dan
Pemasaran Terakreditasi
Program Sarjana (S1) Sistem Informasi, Sistem Komputer, Teknik Informatika, Teknik Elektro, Teknik Mesin,
Teknik Industri, Akuntansi, Manajemen, Arsitektur, Teknik Sipil, Psikologi, Sastra Inggris T e r a k r e d i t a s i
ProgramMagister (S2) Manajemen Sistem Informasi, Manajemen, Teknik Elektro
Program Doktor (S3) Ilmu Ekonomi, Teknologi Informasi / Ilmu Komputer

SOAL LATIHAN MINGGU KE 4


Mata Kuliah : Pemeriksaan Akuntansi 1 Tanggal : 19 -10- 2019
Fakultas : Ekonomi Waktu : 72 Jam
Jenjang/Jurusan : S1 / Akuntansi Dosen : Dyah Mieta Setyawati
Tingkat/Kelas : III / 3EB07; 3EB10; 3EB12 Sifat : Buka Buku
Semester/Tahun : PTA 2020/2021 Jml. Soal : 6 soal essay

5 Soal Essay :

Lihat PPT halaman 19


1

Jelaskan ikhtisar peraturan dan interpretasi independensi ini ( Nomor 301. 302.501 ) Lihat Tabel 4.1
pada buku panduan audit 1, sebagai rujukan menuliskan jawaban atau halaman 121- 131

2. Tuliskan 4 situasi khusus yang dinyatakan dalam peraturan 501.


3. Tuliskan perbedaan komisi yang dilarang, fee referal dan fee kontijensi.
4. Tuliskan makna kegagalan bisnis, kegagalan audit, risiko audit dan konsep orang bijak.
5. Pembelaan seperti apa yang dilakukan oleh Auditor, jika klien melakukan hal ini :
a. Klien mengklaim bhw KAP lalai mengungkapkan pencurian kas oleh pegawai nya. KAP
telah memberi tahu secara tertulis bhw kelemahan pengendalian internal menjadi
penyebab, tetapi manajemen tidak melakukan perbaikan.
b. Auditor telah gagal menyelesaikan audit tepat waktu yang telah disepakati. Klien
mengatakan, hal ini menyebabkan Bank tidakk bersedia memperbaharui pinjaman
sehingga perusahaan menderita kerugian.

6. Sebutkan 6 kasus tindakan kriminal sepanjang sejarah yang melibatkan akuntan publik. Tuliskan
lengkap tahun kejadian, penyebab kejadian tersebut, KAP dan Pihak yang terlibat, serta kewajiban
kriminal yang diterima KAP.

SELESAI

Page 1 of 6
Minggu Ke 4 Perkuliahan Pemeriksaan Akuntansi 1.
Nama :Muhammad Dzikri Azhari
NPM :24218550
Kelas:3EB10
Lembar Jawaban ( dapat disesuaikan sesuai kebutuhan )
1P Peraturan 301-Informasi Rahasian Klien:
Setiap anggota yang melakukan praktik publik tidak diperkenankan untuk mengungkapkan semua
informasi rahasia klien tanpa izin khusus dari klien.
D
Peraturan 302-Honor Kontinjen:
Setiap anggota yang melakukan praktik publik tidak diperkenankan untuk :
a. Melaksanakan jasa profesional dengan menerima honor kontinjen atau imbalan semacam itu dari
klien yang CPA atau kantor akuntan publiknya juga melaksanakan :
a. Suatu audit atau review atas laporan keuangan.
b. Suatu kompilasi laporan keuangan, dimana anggota mengharapkan atau mungkin
mengharapkan adanya pihak ketiga yang akan menggunakan lapora keuangan dan laporan
kompilasi yang tidak mengungkapkan kurangnya independensi Pemeriksaan atas informsi
keuangan prosfektif.
c. Membuat surat pemberitahuan pajak pengahasilan perdana atau yang telah diperbaiki atau
klaim atas pengembalian paja untuk honor kontinjen.

Peraturan 501-Tindakan Yang Mendiskreditkan:


Seorang CPA tidak boleh melakukan suatu perbuatan yang mendiskreditkan profesi.

2 1. Dikriminasi Dan Gangguan Dalam Praktik Karyawan


2. Penahanan Catatan Klien
3. Standar Tentang Audit Pemerintah Dan Persyaratan Badan Serta Agen Pemerintah
4. Kelalaian Dalam Penyiapan Laporan Atau Catatan Keuangan
3 1. Komisi Yang Dilarang: Seorang Anggota Dalam Praktik Publik Tidak Boleh Menerima Komisi
Untuk Merekomendasikan Aatau Mereferensikan Produk Atau Jasa Kepada Klien Atau
Menerima Komisi Untuk Merekomendasikan Atau Mereferensikan Suatu Produk Atau Jasa
Yang Dipasok Oleh Klien Atau Menerima Komisi, Apabila Anggota Atau Kantor Anggota
Tersebut Juga Melakukan Untuk Klien Tersebut
- Audit Atau Riview Atas Laporan Keuangan Atau
- Kompilasi Laporan Keuangan Bila Anggota Itu Menduga Atau Bila Secara Wajar Dapat
Diduga Bahwa Pihak Ketiga Akan Mnggunakan Laporan Keuangan Itu Dan Laporan
Kompilasi Anggota Tidak Mengungkapan Kurangnya Independensi
- Pemeriksaan Atas Informasi Keuangan Prospektif

2. Pengungkapan Komisi Yang Diizinkan: Anggota Dalam Praktik Publik Yang Tidak Dilarang
Oleh Peraturan Ini Untuk Melaksanakan Jasa Atau Menerima Komisi Dan Bayaran Atau
Berharap Mendapat Komisi, Harus Mengungkapan Fakta Tersebut Kepada Orang Atau
Etintitas Di Mana Anggota Yang Merekomendasikan Atau Mereferensikan Suatu Produk Atau
Jasa Yang Berkaitan Dengan Komisi Ini
3. Fee Referal: Setiap Anggota Uang Menerima Fee Referal Untuk Merekomendasikan Atau
Mereferensikan Jasa Akuntan Publik Kepada Orang Atau Etintitas Atau Yang Membayar Fee
Referal Untuk Memperoleh Klien Harus Mengungkapan Penerimaan Atau Pembayaran
Semacam Itu Kepada Klien .

Page 2 of 6
4. Fee Kontinjen Seorang Anggota Dalam Praktik Publik Tidak Boleh:
- Melaksanakan Jasa Profesional Apapun Kepada Fee Kontinjen Atau Menerima Fee Semacam
Itu Dari Klien Di Mana Anggota Atau Kantor Akuntan
- Audit Atau Riview Atas Laporan Keuangan
- Kompilasi Laporan Keuangan Ketika Anggota Menduga Atau Secara Wajar Dapat Menduga
Bahwa Pihak Ketiga Akan Menggunakan Laporan Keuangan Itu Dan Laporan Kompilasi
Anggota Tidak Menungkapan Kurangnya Indepentensi
- Pemeriksaan Atas Informasi Keuangan Prospektif
4. 1. Kegagalan Bisnis:
- Terjadi Apabila Bisnis Tersebut Tidak Mampu Mengembalikan Pinjamannya Atau Memenuhi
Harapan Para Investor Karena Keadaan Ekonomi Atau Bisnis
2. Kegagalan Audit:
- Terjadi Apabila Auditor Mengeluarkan Pendapat Audit Yang Tidak Benar Karena Gagal
Memenuhi Syarat Standar Audit
3. Resiko Audit:
- Merupakan Kemungkinan Bahwa Auditor Akan Menyimpulkan Setelah Melaksanakan Audit
Yang Memadai Bahwa Laporan Keuangan Telah Dinyatakan Secara Wajar, Sedangkan Dlama
Kenyataannya Mengandung Salah Saji Yang Materi Risiko Audit Tidak Dapat Diletakkan.
Karena Auditor Mengumpulkan Bukti Hanya Atas Dasar Pengujian Dan Karena Kecurangan
Yang Disembunyikan Dengan Baik, Sangat Sulit Dideteksi. Seorang Auditor Mungkin Saja
Menaati Seluruh Standar Auditor Namun Masih Gagal Menungkapkan Salah Saji Yang
Material Akibat Kecurangan.
4. Konsep Orang Bijak
- Secara umum, arti bijaksana adalah sikap seseorang yang selalu bertindak berdasarkan akal
sehat dan logis sehingga dapat bersikap tepat dalam menghadapi setiap keadaan dan
peristiwa.
- Pendapat lain mengatakan arti bijaksana adalah suatu sikap dimana seseorang dapat
menyesuaikan atau menempatkan diri dan segala sesuatunya terhadap keadaan yang sedang
terjadi. Pada umumnya, orang yang bijaksana dapat mengambil keputusan yang adil, baik
untuk dirinya sendiri maupun terhadap orang lain.

5 a. Professional Indemnity Insurance (PII), yaitu suatu asuransi untuk penugasan profesional.
Asuransi ini dapat menanggung ganti rugi atas tuntutan hukum kepada profesional yang
diakibatkan oleh kelalaian, kesalahan, dan pelanggaran terhadap tugas serta kewajiban atas
profesinya. PII menanggung biaya sengketa baik di luar maupun di dalam pengadilan, biaya
hukum yang timbul akibat adanya tuntutan hukum, dan pengacara dalam membela klaim.
Asuransi ini memungkinkan auditor tetap menjaga independensinya secara profesional dan
mengurangi ketakutan akan gugatan hukum.
b. Limited Liability Partnership (LLP) atau Professional Limited Liability Company, biaya ganti
rugi tersebut ditanggung oleh KAP, bukan auditornya. Di Indonesia, KAP yang berbentuk
badan usaha LLP masih belum ada. Oleh karena itu, ketika suatu pihak menggugat auditor
dan meminta ganti rugi secara hukum, maka pembayaran ganti rugi tersebut menggunakan
harta milik pribadi dari masing-masing auditor atau rekan KAP. Jika auditor tidak mampu
membayar total nilai kerugian, maka terdapat kemungkinan auditor tersebut dipailitkan
secara pribadi. Hal tersebut berbeda dengan negara lain yang KAP berbentuk LLP, sehingga
seluruh total kerugian yang dituntut oleh penggugat akan ditanggung oleh KAP.
6 1. Enron Corporation & Arthur Andersen – (2001-2002)

Enron dan KAP Arthur Andersen sudah melanggar kode etik yang seharusnya menjadi pedoman
dalam melaksanakan tugasnya dan bukan untuk dilanggar. Enron dan KAP Andersen dituduh telah
melakukan kriminal dalam bentuk penghancuran dokumen yang berkaitan dengan investigasi atas

Page 3 of 6
kebangkrutan enron(penghambatan terhadap proses pengadilan). Keduanya telah bekerja sama dalam
memanipulasi laporan keuangan sehingga merugikan berbagai pihak baik pihak eksternal maupun
pihak internal.

Jeffrey Skilling (Mantan CEO Enron) dinyatakan bersalah karena menipu para investor dengan
menggunakan transaksi diluar pembukuan untuk menyembunyikan neraca hutang dan menaikkan
pendapatan. Jeffrey Skilling, dijatuhi hukuman penjara 24 tahun dan 4 bulan.

Sedangkan, KAP Arthur Andersen dijatuhi hukuman berupa pencabutan izin praktik Kantor Akuntan
Publik pada tahun 2002 dan menyebabkan 85.000 orang kehilangan pekerjaannya.

2. Kasus Indosat Ooredoo - Ernst Young – (2011)

Public Company Accounting Oversight Board (PCAOB) atau Dewan Pengawas Perusahaan Akuntan
Publik Amerika Serikat (AS) menjatuhkan hukuman kepada Kantor Akuntan Publik (KAP) Purwanto,
Suherman dan Surja beserta partner Ernst and Young (EY) Indonesia karena terbukti berperan dalam
kegagalan audit laporan keuangan PT Indosat Tbk pada tahun 2011

Hukuman yang diberikan PCAOB yaitu berupa denda US$ 1 juta kepada Ernst and Young Indonesia.
Kemudian hukuman denda juga diberikan kepada akuntan public yang merupakan partner EY
Indonesia yaitu Roy Iman Wirahardja sebesar US$ 20.000 ditambah larangan berpraktek selama lima
tahun, kemudian denda sebesar US$ 10.000 diberikan kepada mantan Direktur EY Asia-Pasific,
Randall Leali dengan larangan berpraktek selama satu tahun.

Hukuman ini dijatuhkan karena KAP Purwanto, Suherman dan Surja karena telah gagal menyajikan
bukti yang mendukung perhitungan atas sewa 4.000 menara seluler yang terdapat dalam laporan
keuangan Indosat. Mereka malah memberikan label Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) terhadap
laporan keuangan tersebut, padahal  perhitungan dan analisisnya belum selesai.

3. KASUS PT Hanson International Tbk - Ernst  Young - (2016)

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memutuskan untuk mengenakan sanksi kepada mengenakan sanksi
kepada kantor akuntan publik partner dari Ernst and Young (EY) yaitu Sherly Jakom dari KAP
Purwanto, Sungkoro dan Surja karena terbukti melanggar undang-undang pasar modal dan kode etik
profesi akuntan publik. Alhasil, Surat Tanda Terdaftar (STTD) Sherly dibekukan selama 1 tahun.

Pemberian sanksi tersebut terkait penggelembungan (over statement) pendapatan senilai Rp 613 miliar
untuk laporan keuangan tahunan (LKT) periode 2016 pada PT Hanson International Tbk (MYRX). Atas
kesalahan ini, OJK juga memberikan sanksi kepada Direktur Utama Hanson International Benny
Tjokrosaputro sebesar Rp 5 miliar karena bertanggungjawab atas laporan keuangan tersebut.

4. Kasus Jiwasraya & PT Asabri (persero) (2016 – 2017)

Pusat Pembinaan Profesi Keuangan (P2PK) Kementerian Keuangan (Kemkeu) akan memberikan
sanksi tegas pada Kantor Akuntan Publik (KAP) yang terbukti melakukan audit dan memberikan
opini tidak sesuai dengan kode etik atau standar pemeriksaan pada laporan keuangan PT Asuransi
Jiwasraya (Persero) dan PT Asabri (persero).

Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan Hadiyanto mengatakan, baik Asabri maupun Jiwasraya
biasanya diaudit oleh KAP yang terdaftar. Dalam melakukan pekerjaannya, KAP juga diawasi P2PK

Page 4 of 6
yang melakukan fungsi pengawasan regulasi dan pembinaan.

“Jadi kalau dalam satu audit ditemukan ada ketidakwajaran, baik terkait kode etik maupun tidak
dipenuhinya standar pelaksanaan audit, maka sesuai ketentuannya itu akan diberikan sanksi,” kata
Hadiyanto di Jakarta, Rabu (15/1/2020).

Sanksi yang akan diberikan, lanjutnya, disesuai dengan tingkat kesalahan KAP yang bersangkutan.
“Bisa bersifat teguran maupun pembebasan sementara dari praktik sebagai akuntan publik,” tutur
Hadiyanto.

Terkait kasus Jiwasraya, sepanjang 2006 hingga 2012 BUMN tersebut menunjuk KAP Soejatna,
Mulyana, dan rekan untuk mengaudit laporan keuagan mereka. Kemudian sejak 2010 hingga 2013,
KAP Hartanto, Sidik, dan Rekan dan dilanjutkan KAP Djoko, Sidik, Indra.

Selanjutnya, di tahun 2016-2017 laporan keuangan Jiwasraya diaudit PricewaterhouseCoopers (PwC).


KAP ini memberikan opini wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangan konsolidasian PT
Asuransi Jiwasyara (Persero) dan entitas anaknya pada tanggal 31 Desember 2016.

Laba bersih Jiwasraya dalam laporan keuangan yang telah diaudit dan ditandatangani oleh auditor
PwC tanggal 15 Maret 2017 itu menunjukkan, laba bersih konsolidasi tahun 2016 adalah sebesar Rp 1,7
triliun, ini naik 37 persen dibanding tahun sebelumnya. Sedangkan untuk laporan keuangan
konsolidasi tidak dipublikasikan.

Namun dari situs Jiwasraya, terdapat informasi mengenai Laporan Keuangan Jiwasraya yang bukan
konsolidasi namun telah diaudit oleh PwC, dimana disebutkan bahwa laba bersih 2016 adalah Rp 2,1
triliun (opini wajar tanpa pengecualian) dan laba bersih 2017 adalah Rp 328 miliar (opini dengan
modifikasian).

Sesuai dengan Peraturan OJK No.71/POJK.05/2016 tentang kesehatan perusahaan Asuransi dan
perusahaan Reasuransi, rasio pencapaian tingkat solvabilitas sekurang-kurangnya adalah 100 persen
dengan target internal paling rendah 120 persen dari MMBR. Kalau dilihat pengungkapan Jiwasraya
mengenai indikator kesehatan keuangan, rasio pencapaiannya terkait pemenuhan tingkat solvabilitas
juga masih di atas 100 persen, yaitu 200 persen di tahun 2016 dan 123 persen di tahun 2017.

Angka yang disajikan pada laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi komprehensif dinyatakan
berdasarkan SAK (audited) dan hasil audit tersebut dinyatakan ditandatangani tanggal 29 Juni 2018.
Lalu, pada 10 Oktober 2018, Jiwasraya mengumumkan tak mampu membayar klaim polis JS Saving
Plan yang jatuh tempo sebesar Rp 802 miliar. Seminggu kemudian Rini Soemarno yang menjabat
sebagai Menteri Negara BUMN melaporkan dugaan fraud atas pengelolaan investasi Jiwasraya.

Untuk diketahui PwC, sejatinya juga tak hanya melakukan audit terhadap Jiwasraya, tapi juga PT
Asabri yang belakangan diduga tertimpa kasus yang sama dengan Jiwasraya.

Berdasarkan laporan keuangan, di tahun 2014 laba Asabri tercatat mencapai Rp 245 miliar dengan
Opini Audit Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Saat itu KAP yang tercatat melakukan audit adalah
Heliantono & Rekan. Kemudian di tahun 2015, dengan auditor yang sama, laba Asabri tercatat menjadi
Rp 347 miliar dengan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).
Selanjutnya, pada tahun 2016, masih dengan auditor yang sama, laba Asabri tercatat sebesar Rp 116
miliar dengan opini audit Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).

Sedangkan, pada tahun 2017 laba Asabri kemudian tercatat melonjak menjadi Rp 943 miliar, naik 7 kali

Page 5 of 6
lipat dari tahun sebelumnya, dengan opini audit Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Di periode ini PwC
juga yang bertindak sebagai auditornya.

5. PT Garuda Indonesia - BDO International Limited – (2018)

Kementerian Keuangan melalui Pusat Pembinaan Profesi Keuangan (P2PK) juga mengenakan sanksi
pembekuan izin selama 12 bulan terhadap Akuntan Publik (AP) Kasner Sirumpea atas LKT 2018 dari
PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA).

Sanksi ini diberikan karena kesalahan penyajian LKT 2018 terkait dengan perjanjian kerja sama
penyediaan layanan konektivitas dengan PT Mahata Aero Teknologi.

Sementara, KAP Tanubrata, Sutanto, Fahmi, Bambang & Rekan, hanya mendapatkan sanksi berupa
perintah tertulis untuk melakukan perbaikan kebijakan dan prosedur.

Nilai perjanjian yang dimaksud mencapai US$ 239,94 juta. Kekeliruan ini menyebabkan perusahaan
mampu mencatatkan keuntungan sebesar US$ 809.946, dari sebelumnya rugi US$ 216,58
juta. Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan Hadiyanto mengatakan auditor tidak menerapkan
sistem pengendalian mutu dalam pemeriksaan laporan Garuda Indonesia.

6. Kasus SNP Finance & Deloitte – (2018)

OJK resmi memberikan sanksi administratif berupa pembatalan pendaftaran kepada Auditor Publik
(AP) Marlinna, Auditor Publik (AP) Merliyana Syamsul dan Kantor Akuntan Publik (KAP) Satrio,
Bing, Eny dan Rekan yang merupakan salah satu KAP di bawah Deloitte Indonesia.

Laporan Keuangan Tahunan PT SNP Finance, perusahaan pembiayaan, telah diaudit AP dari KAP
Satrio, Bing, Eny dan Rekan dan mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian.

Namun demikian, berdasarkan hasil pemeriksaan OJK, SNP Finance yang masuk Grup Columbia,
terindikasi telah menyajikan laporan keuangan yang secara signifikan tidak sesuai dengan kondisi
keuangan yang sebenarnya sehingga menyebabkan kerugian banyak pihak.

- Untuk Opini Saya Sendiri Setiap Kasus Diatas Mempunyai Sebab Akibat Yang Berbeda Tapi Untuk
Pihak Yang Dirugikan Sudah Jelas Perusaahan Itu Sendiri.

Page 6 of 6

Anda mungkin juga menyukai