Anda di halaman 1dari 2

Auditing

Tugas, Benang merah yg pertama!

1. TUNTUTAN HUKUM YANG DIHADAPI AKUNTAN PUBLIK


Profesi Akuntan Publik di seluruh dunia merupakan profesi yang menghadapi risiko yang sangat tinggi.
Hampir semua akuntan publik menyadari bahwa mereka harus memberikan jasa profesionalnya sesuai
dengan stabdar profesional akuntan publik, mentaati kode etik akuntan publik dan memiliki standar
pengendalian mutu. Jika tidak akuntan publik bisa salah dalam memberikan opini, karena memberika
opini wajar tanpa pengecualian padahal laporan keuangan mengandung salah saji material (ini disebut
audit failure). Sejak terjadinya kasus Enron, World Comp, Xerox dan lain-lain yang menyebabkan
ditutupnyaKAP Athur Anderson, kepercayaan masyarakat terhadap profesi akuntan publik menurun
drastis.

2. Jenis-Jenis Pelanggaran Akuntan Publik


 Business Failure
Business failure terjadi ketika perusahaan tidak mampu memenuhi
tanggungjawab untuk membayar liabilitas jangka pendek dan liabilitas jangka
panjang setelah dikeluarkannya laporan audit independen. Perusahaan tidak
mampu memenuhi harapan investor karena kondisi keuangan yang tidak baik.
 Audit Failure
Audit failure adalah akuntan publik memberikan opini yang tidak sesuai
dengan keadaan sebenarnya dihadapi perusahaan. Auditor gagal memberikan
opini sesuai dengan ketentuan dalam auditing standard board.
 Audit Risk
Audit risk adalah risiko auditor yang memberikan opini wajar tanpa
pengecualian akan tetapi terdapat salah saji yang bersifat material dalam
laporan keuangan klien.

3. Kasus Pelanggaran Kode Etik Profesi Akuntan Publik


Kasus pelanggaran kode etik profesi akuntan publik dapat dihindari oleh auditor
ketika mampu menghindari tuntutan hukum. Sanksi yang diberikan bagi auditor
yang melanggar kode etik akuntan publik seperti peringatan tertulis, penghentian
pemberian jasa akuntan publik bahkan pencabutan izin akuntan publik.

4. Cara mencegah adanya tuntutan dari klien dan pengguna laporan keuangan atas
jasa auditor adalah.
 Pilihlah staf audit yang kompeten dan berintegritas.
 Jangan sembarang memiliki klien.
 Independensi harus dipertahankan.
 Patuhi standar audit.
 Menerapkan peer review

5. ACFE membagi kasus fraud dalam tiga jenis perbuatan:

 Aset misappropriation

Fraud ini didefinisikan sebagai penyalahgunaan atau pencurian aset dan harta
perusahaan atau pihak lain yang terkait perusahaan. Ini merupakan bentuk
fraud yang paling mudah dideteksi karena sifatnya yang dapat diukur.

 Fraudulent Statements

Tindak kejahatan ini umumnya dilakukan oleh pejabat atau eksekutif


perusahaan atau instansi pemerintah untuk menutupi kondisi keuangan yang
sebenarnya. Caranya, dengan merekayasa data transaksi atau laporan keuangan
dalam penyajian laporan keuangannya untuk memperoleh keuntungan.

 Corruption

Tindakan ini banyak terjadi di negara-negara yang penegakan hukumnya


masih lemah dan tata kelola belum baik. Fraud jenis ini seringkali tidak dapat
dideteksi karena para oknum bekerja sama menikmati keuntungan. Hal itu
termasuk menyalahgunakan wewenang, penyuapan, penerimaan yang tidak
sah, dan pemerasan secara ekonomi.

Anda mungkin juga menyukai