Anda di halaman 1dari 12

AUDITING

TANGGUNG JAWAB HUKUM AKUNTAN PUBLIK

DOSEN:
IDA AYU ROSA DEWINTA, S.E., M.SI
NOMOR WA: 083114572161
TUNTUTAN HUKUM YANG DIHADAPI AKUNTAN PUBLIK
Profesi Akuntan Publik di seluruh dunia merupakan profesi yang menghadapi risiko yang sangat tinggi.
Hampir semua akuntan publik menyadari bahwa mereka harus memberikan jasa profesionalnya sesuai
dengan standar profesional akuntan publik, mentaati kode etik akuntan publik dan memiliki standar
pengendalian mutu.

Jika tidak, akuntan publik bisa salah dalam memberikan opini, karena memberikan opini Wajar Tanpa
Pengecualian padahal laporan keuangan mengandung salah saji material (ini disebut audit failure).

Undang- undang akuntan publik Nomor 5 Tahun 2011, tanggal 3 Mei 2011 yang salah satu pasalnya
menyebutkan akuntan publik bisa menyebutkan sanksi pidana jika terbukti lalai dalam menjalankan
tugasnya dan terbukti terlibat tindak pidana.

BAPEPAM LK (sekarang OJK) dan PPAJP Departemen Keuangan (sekarang PPPK- Kementrian Keuangan)
pun membuat berbagai aturan, antara lain menyangkut independensi akuntan publik, pembatasan jangka
waktu pemberian jasa audit (3 tahun untuk Akuntan Publik dan 6 tahun untuk KAP yang memiliki lebih dr 1
partner).
JENIS- JENIS PELANGGARAN AKUNTAN PUBLIK

Jenis-jenis pelanggaran akuntan publik berkaitan dengan tanggungjawab dalam menyelesaikan pekerjaan
audit laporan keuangan. Tuntutan hukum yang dihadapi oleh akuntan publik atau auditor dapat
menyebabkan business failure, audit failure dan audit risk.

Business Failure

Business failure terjadi ketika perusahaan tidak mampu memenuhi tanggungjawab untuk membayar liabilitas
jangka pendek dan liabilitas jangka panjang setelah dikeluarkannya laporan audit independen. Perusahaan
tidak mampu memenuhi harapan investor karena kondisi keuangan yang tidak baik.
JENIS- JENIS PELANGGARAN AKUNTAN PUBLIK

Audit Risk

Audit risk adalah risiko auditor yang memberikan opini wajar tanpa pengecualian akan tetapi terdapat salah
saji yang bersifat material dalam laporan keuangan klien.

Audit Failure

Audit failure adalah akuntan publik memberikan opini yang tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya
dihadapi perusahaan. Auditor gagal memberikan opini sesuai dengan ketentuan dalam auditing standard
board.
Tingkatan Pelanggaran Auditor Dalam Audit Laporan Keuangan

Agar kasus pelanggaran kode etik akuntan publik dapat berkurang, maka diharapkan auditor telah
menerapkan independensi. Adapun tingkatan pelanggaran yang dilakukan auditor adalah.

1. Ordinary negligence (kesalahan ringan, manusiawi, tidak disengaja) ini merupakan pelanggaran
ringan.

2. Gross negligence (kesalahan agak berat, harusnya tidak terjadi jika auditor menerapkan due
professional care).

3. Constructive fraud (pelanggaran berat, akuntan publik terlibat secara langsung atau tidak
langsung membantu dalam fraud yang dilakukan manajemen).

4. Fraud (pelanggaran sangat berat, akuntan publik secara sadar terlibat bersama manajemen dalam
melakukan fraud)
Tuntutan Hukum

Di Indonesia, tuntutan hukum bisa berasal dari:

Klien, (Calon) Investor, Bapepam- LK (Sekarang OJK), PPPK Kementrian Keuangan, Bank Indonesia,
Pengguna Laporan Keuangan.

Sanksi yang diberikan PPPK Kementrian Keuangan bisa dalam bentuk peringatan tertulis, penghentian
sementara pemberian jasa akuntan publik atau, usulan kepada Menteri Keuangan untuk pencabutan izin praktik
akuntan publik tergantung berat atau ringannya pelanggaran.

Sanksi yangdiberikan OJK dalam bentuk peringatan tertulis, larangan pemberian jasa di pasar modal. Pihak
lainnya (klien, investor BI, pengguna laporan keuangan) bisa mengajukan tuntutan hukum ke pengadilan jika
merasa dirugikan.
Kasus Pelanggaran Kode Etik Profesi Akuntan Publik

Kasus pelanggaran kode etik profesi akuntan publik dapat dihindari oleh auditor ketika mampu
menghindari tuntutan hukum. Sanksi yang diberikan bagi auditor yang melanggar kode etik akuntan
publik seperti peringatan tertulis, penghentian pemberian jasa akuntan publik bahkan pencabutan izin
akuntan publik.

Agar kasus pelanggaran etika profesi akuntansi terbaru dapat dihindari sehingga tuntutan hukum yang
dihadapi akuntan publik. Cara mencegah adanya tuntutan dari klien dan pengguna laporan keuangan
atas jasa auditor adalah:

Selanjutnya
Kasus Pelanggaran Kode Etik Profesi Akuntan Publik

Pilihlah staf audit yang kompeten dan berintegritas.

Jangan sembarang memiliki klien.

Independensi harus dipertahankan.

Patuhi standar audit.

Menerapkan peer review.


Tuntutan Hukum

Ikatan Profesi (IAI, IAPI) diharapkan bisa membantu anggotanya untuk menghindari tuntutan hukum
dengan cara:

Menyediakan pelatihan bagi anggotanya melalui PPL dengan biaya yang reasonable.

Menerapkan peer review = proses di mana untuk menilai kualitas naskah sebelum diterbitkan, ditinjau oleh
para ahli yang relevan di bidangnya untuk mereview dan mengomentari naskah yang diterima.

Mengupdate standar auditing dan aturan etika.

Melakukan research di bidang auditing.

Melakukan lobby ke regulator untuk mencegah undang- undang dan peraturan yang merugikan anggota.

Memberikan edukasi kepada pengguna laporan keuangan.

Memberikan sanksi yang tegas untuk anggota yang melakukan pelanggaran.


CONTOH- CONTOH FRAUD DI INDONESIA

Tidak hanya di luar negeri saja tetapi di Indonesia juga ada banyak contoh kasus fraud yang dilakukan oleh
perusahaan dalam melakukan kecurangan seperti dalam akuntansi atau laporan keuangan. Berikut ini adalah
beberapa contoh kasus kecurangan akuntansi dalam perusahaan Indonesia:

Poles Laporan Keuangan oleh Garuda Indonesia

Dengan bantuan aplikasi pencatat keuangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mengklaim mencatatkan
kinerja keuangan cemerlang pada 2018 lalu, dengan laba bersih US$ 809 ribu atau sekitar Rp 11,33 miliar.
Namun dua komisaris perusahaan menolak menandatangani laporan keuangan karena menduga ada
kejanggalan pencatatan transaksi demi memoles laporan keuangan tahunan 2018.

Dua komisaris tak sepakat dengan salah satu transaksi kerja sama dengan PT Mahata Aero Teknologi,
perusahaan rintisan (startup) penyedia teknologi wifi on board, yang dibukukan sebagai pendapatan oleh
manajemen. Kronologinya, Mahata bekerja sama secara langsung dengan PT Citilink Indonesia, anak usaha
Garuda Indonesia yang dianggap menguntungkan hingga US$ 239,9 juta.
Poles Laporan Keuangan oleh Garuda Indonesia

Dalam kerja sama itu, Mahata berkomitmen menanggung seluruh biaya penyediaan, pemasangan, pengoperasian,
dan perawatan peralatan layanan konektivitas. Pihak Mahata sebenarnya belum membayar sepeserpun dari total
kompensasi yang disepakati hingga akhir 2018, namun manajemen tetap mencatat laporan itu sebagai pendapatan
kompensasi atas hak pemasangan peralatan layanan konektivitas dan hiburan dalam pesawat.. Sampai pada
akhirnya, laporan keuangan Garuda Indonesia menorehkan laba bersih.

Namun, hal itu terendus oleh pihak regulator. Pada akhirnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) memberikan peringatan
tertulis III dan mengenakan denda sebesar Rp 250 juta kepada Garuda Indonesia, serta menuntut perusahaan untuk
memperbaiki dan menyajikan laporan keuangan. Tak hanya itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengenakan denda
masing-masing sebesar Rp 100 juta kepada Garuda Indonesia dan seluruh anggota direksi.. OJK juga mewajibkan
perusahaan untuk memperbaiki dan menyajikan kembali laporan keuangan 2018.

Bagi Kantor Akuntan Publik (KAP), OJK membekukan Surat Tanda Terdaftar (STTD) selama 1 tahun kepada
KAP Kasner Sirumapea.. Di sisi lain, Kementerian Keuangan juga membekukan izin terhadap AP Kasner
Sirumapea selama 12 bulan. Skandal keuangan yang dialami Garuda Indonesia ini merupakan contoh kasus
kecurangan laporan keuangan atau fraud jenis Fraudulent Statements.
TERIMA
KASIH

DOSEN:
IDA AYU ROSA DEWINTA, S.E., M.SI

Anda mungkin juga menyukai