0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
12 tayangan4 halaman
Dokumen tersebut membahas tanggung jawab hukum akuntan publik dalam menjalankan profesinya, termasuk sanksi yang diberikan jika terbukti melakukan kesalahan. Secara ringkas, akuntan publik harus mematuhi standar profesional dan peraturan yang berlaku serta dapat dituntut secara hukum jika gagal melakukan audit dengan benar yang dapat berakibat sanksi peringatan hingga pencabutan izin praktik. Untuk men
Dokumen tersebut membahas tanggung jawab hukum akuntan publik dalam menjalankan profesinya, termasuk sanksi yang diberikan jika terbukti melakukan kesalahan. Secara ringkas, akuntan publik harus mematuhi standar profesional dan peraturan yang berlaku serta dapat dituntut secara hukum jika gagal melakukan audit dengan benar yang dapat berakibat sanksi peringatan hingga pencabutan izin praktik. Untuk men
Dokumen tersebut membahas tanggung jawab hukum akuntan publik dalam menjalankan profesinya, termasuk sanksi yang diberikan jika terbukti melakukan kesalahan. Secara ringkas, akuntan publik harus mematuhi standar profesional dan peraturan yang berlaku serta dapat dituntut secara hukum jika gagal melakukan audit dengan benar yang dapat berakibat sanksi peringatan hingga pencabutan izin praktik. Untuk men
Profesi akuntan publik adalah profesi yang menghadapi resiko sangat tinggi, karena mereka harus memberikan jasa profesional sesuai dengan standart profesional sesuai dengan standart profesional akuntan publik, mentaati kode etik akuntan publik dan memiliki standar pengendalian mutu. Amerika Mengeluarkan Sarbanes Oxley Act (Hukum standart yang berisi penetapan suatu standart baru untuk semua dewan, manajemen perusahaan publik, dan kantor akuntan yang mengatur tentang tanggung jawab tambahan dewan perusahaan hingga ketentuan hukum pidana) untuk pencegahan terulangnya kasus serupa seperti kecurangan dalam pelaporan keuangan karena disengaja atau menghapus laporan keungan yang menyesatkan (kasus Enron, World Camp, Xerox, dll), Sedangkan di Indonesia sendiri mengeluarkan Undang – Undang Akuntan Publik No 5 Tahun 2011 yang salah satu pasalnya menyebutkan bahwa akuntan publik bisa dikenakan sanksi pidana jika terbukti lalai dalam menjalankan tugasnya dan terbukti terlibat pidana. OJK dan Kementrian Keunagn juga membuat peraturan yang menyangkut independensi akuntan publik, pembatasan jangja waktu pemberian jasa audit ( 3 tahun untuk akuntan publik dan 6 tahun untuk KAP yang mempumyai lebih dari satu partner. Tuntutan Hukum terjadi karena : a. Bussines failure Terjadi karena perusahaan tidak mampu membayar jewajiban atau tidak bisa memenuhi harapan investor karena kondisi ekonomi atau bisnis yang memberatkan. b. Audit failure Terjadi karena publik memberikan opini yang salah karena gagal mematuhi apa yang diatur salam standar auditing. c. Audit risk Resiko bahwa akuntan publik menyimpulkan bahwa laporan keuangan disajikan secara wajar dan memberikan opini wajar tanpa pengecualian padahal dalam kenyataan laporan keuangan mengandung salah saji material. Jenis pelanggaran dibedakan menjadi : a. Ordinary negligence (Pelanggaran ringan atau tidak sengaja) merupakan kesalahan yang dilakukan akuntan publik ketika menjalankan tugas audit dia tidak mengikuti pikiran sehat (reasonable care). b. Gross nigligence (Pelanggaran berat) merupakan kegagalan akuntan publik mematuhi standar profesional dan standar etika. c. Fraud ( Pelanggaran sangat berat) merupakan kesalahan yang dilakukan dengan sengaja demi motif tertentu. Di indonesia tuntutan bisa berasal dari : a. Klien b. (calon) Investor c. OJK d. PPPK Kementrian Keuangan e. Bank Indonesia f. Penguna Laporan Keuangan Sanksi yang diberikan : a. Dari PPPK Mentri Keuangan Bentuk sanksi berupa peringatan tertulis, penghentian sementara pemberian jasa akuntan publik, atau usulan kepada Menteri Keuangan untuk mencabut izin praktik akuntan publik tergantung pada berat atau ringannya pelanggaran. b. Dari OJK Sanksi berupa peringatan tertulis, larangan pemberian jasa di pasar modal. Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menghindari tuntutan hukum antara lain : a. Memilih klien yang integritas b. Memilih audit yang qualified dan memiliki integritas c. Mempertahannkan independensi (in fact, in appresance, and in mind) d. Mematuhi standar ausiting dan kode etik akuntansi publik e. Memliki dan menaati sandar pengendalian mutu f. Memahami bisnis klien g. Melakukan audit yang berkualitas h. Dukung laporan audit dengan kertas jerja yang rapi i. Setiap penugasan harus disertai dengan kontraj kerja (angagement latter) j. Mendapat surat pernyataan langgganan sebelum negeluarkan audit report k. Menjaga data confidental client l. Jika memungkinkan, asiransikan jasa profesional yang diberikan m. Jika memungkinkan, miliki penasihat hukum n. Terapkan sikap skeptis yang profesional Ikatan Profesi (IAI IAPI) diharapkan untuk bisa membantu anggotanya dengan cara : a. Menyediakan pelatihan bagi anggotanya melalui PPL dengan biaya yang reasonable b. Menerapkan peer review c. Mengupdate standart auditing dan aturan etika d. Melakukan research di bidang auditing e. Melakukan lobby ke regulatir untuk mencegah undang – undang dan peratiran yang merugikan anggota f. Memberikan edukasi kepada pengguna laporan keuangan g. Memberikan sanksi tegas untuk anggota yang melakukan pelanggaran 2. Contoh – Contoh Fraud Di Indonesia dan Amerika Serikat a. Hasil Penelirian di Luar Negeri tentang Karakteristik Personal, Pengalaman Audit, Independensi Akuntan Publik, Penerapan Etika Akuntan Publik dan Kualitas Audit. b. Hasil Penelitian di Indonesia tentang Karakteristik Persinal, Pengalaman Audit, Independensi Akuntan Publik, Penerapan Etika Akuntan Publik dan Kualitas Audit. c. Iktisar Hasil Penelitian Empirik Terdahulu Efek Kualiatas Tata Kelola Korporasi dan Implementasi Prinsip Etika Bisnis terhadap Potensi Kecurangan Pelaporan keuangan d. Beberapa Penelitian Terdahulu tentang Pengungkapan Akuntansi, Akuntansi Konservatif, Komite Auditing, Ku http://jurnal.unpad.ac.id/sosiohumaniora/article/view/5486/2848 Agoes, Sukrisno. 2018. Auditing Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan Publik. Buku 1 (Ed. 5). Penerbit Salmba Empat. Jakarta. https://jurnal.unsur.ac.id/jmj/article/view/34/26