Anda di halaman 1dari 4

Tangung Jawab Hukum Akuntan Publik

1. Tuntutan Hukum yang Dipahami Akuntan Publik


Profesi akuntan publik adalah profesi yang menghadapi resiko sangat tinggi,
karena mereka harus memberikan jasa profesional sesuai dengan standart profesional
sesuai dengan standart profesional akuntan publik, mentaati kode etik akuntan publik
dan memiliki standar pengendalian mutu. Amerika Mengeluarkan Sarbanes Oxley Act
(Hukum standart yang berisi penetapan suatu standart baru untuk semua dewan,
manajemen perusahaan publik, dan kantor akuntan yang mengatur tentang tanggung
jawab tambahan dewan perusahaan hingga ketentuan hukum pidana) untuk
pencegahan terulangnya kasus serupa seperti kecurangan dalam pelaporan keuangan
karena disengaja atau menghapus laporan keungan yang menyesatkan (kasus Enron,
World Camp, Xerox, dll), Sedangkan di Indonesia sendiri mengeluarkan Undang –
Undang Akuntan Publik No 5 Tahun 2011 yang salah satu pasalnya menyebutkan bahwa
akuntan publik bisa dikenakan sanksi pidana jika terbukti lalai dalam menjalankan
tugasnya dan terbukti terlibat pidana.
OJK dan Kementrian Keunagn juga membuat peraturan yang menyangkut
independensi akuntan publik, pembatasan jangja waktu pemberian jasa audit ( 3 tahun
untuk akuntan publik dan 6 tahun untuk KAP yang mempumyai lebih dari satu partner.
Tuntutan Hukum terjadi karena :
a. Bussines failure
Terjadi karena perusahaan tidak mampu membayar jewajiban atau tidak bisa
memenuhi harapan investor karena kondisi ekonomi atau bisnis yang
memberatkan.
b. Audit failure
Terjadi karena publik memberikan opini yang salah karena gagal mematuhi
apa yang diatur salam standar auditing.
c. Audit risk
Resiko bahwa akuntan publik menyimpulkan bahwa laporan keuangan
disajikan secara wajar dan memberikan opini wajar tanpa pengecualian
padahal dalam kenyataan laporan keuangan mengandung salah saji material.
Jenis pelanggaran dibedakan menjadi :
a. Ordinary negligence (Pelanggaran ringan atau tidak sengaja) merupakan
kesalahan yang dilakukan akuntan publik ketika menjalankan tugas audit dia
tidak mengikuti pikiran sehat (reasonable care).
b. Gross nigligence (Pelanggaran berat) merupakan kegagalan akuntan publik
mematuhi standar profesional dan standar etika.
c. Fraud ( Pelanggaran sangat berat) merupakan kesalahan yang dilakukan
dengan sengaja demi motif tertentu.
Di indonesia tuntutan bisa berasal dari :
a. Klien
b. (calon) Investor
c. OJK
d. PPPK Kementrian Keuangan
e. Bank Indonesia
f. Penguna Laporan Keuangan
Sanksi yang diberikan :
a. Dari PPPK Mentri Keuangan
Bentuk sanksi berupa peringatan tertulis, penghentian sementara pemberian
jasa akuntan publik, atau usulan kepada Menteri Keuangan untuk mencabut
izin praktik akuntan publik tergantung pada berat atau ringannya
pelanggaran.
b. Dari OJK
Sanksi berupa peringatan tertulis, larangan pemberian jasa di pasar modal.
Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menghindari tuntutan hukum antara lain :
a. Memilih klien yang integritas
b. Memilih audit yang qualified dan memiliki integritas
c. Mempertahannkan independensi (in fact, in appresance, and in mind)
d. Mematuhi standar ausiting dan kode etik akuntansi publik
e. Memliki dan menaati sandar pengendalian mutu
f. Memahami bisnis klien
g. Melakukan audit yang berkualitas
h. Dukung laporan audit dengan kertas jerja yang rapi
i. Setiap penugasan harus disertai dengan kontraj kerja (angagement latter)
j. Mendapat surat pernyataan langgganan sebelum negeluarkan audit report
k. Menjaga data confidental client
l. Jika memungkinkan, asiransikan jasa profesional yang diberikan
m. Jika memungkinkan, miliki penasihat hukum
n. Terapkan sikap skeptis yang profesional
Ikatan Profesi (IAI IAPI) diharapkan untuk bisa membantu anggotanya dengan cara :
a. Menyediakan pelatihan bagi anggotanya melalui PPL dengan biaya yang
reasonable
b. Menerapkan peer review
c. Mengupdate standart auditing dan aturan etika
d. Melakukan research di bidang auditing
e. Melakukan lobby ke regulatir untuk mencegah undang – undang dan
peratiran yang merugikan anggota
f. Memberikan edukasi kepada pengguna laporan keuangan
g. Memberikan sanksi tegas untuk anggota yang melakukan pelanggaran
2. Contoh – Contoh Fraud Di Indonesia dan Amerika Serikat
a. Hasil Penelirian di Luar Negeri tentang Karakteristik Personal, Pengalaman Audit,
Independensi Akuntan Publik, Penerapan Etika Akuntan Publik dan Kualitas
Audit.
b. Hasil Penelitian di Indonesia tentang Karakteristik Persinal, Pengalaman Audit,
Independensi Akuntan Publik, Penerapan Etika Akuntan Publik dan Kualitas
Audit.
c. Iktisar Hasil Penelitian Empirik Terdahulu Efek Kualiatas Tata Kelola Korporasi dan
Implementasi Prinsip Etika Bisnis terhadap Potensi Kecurangan Pelaporan
keuangan
d. Beberapa Penelitian Terdahulu tentang Pengungkapan Akuntansi, Akuntansi
Konservatif, Komite Auditing, Ku
http://jurnal.unpad.ac.id/sosiohumaniora/article/view/5486/2848
Agoes, Sukrisno. 2018. Auditing Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan
Publik. Buku 1 (Ed. 5). Penerbit Salmba Empat. Jakarta.
https://jurnal.unsur.ac.id/jmj/article/view/34/26

Anda mungkin juga menyukai