Anda di halaman 1dari 6

PERTEMUAN 04

TANGGUNG JAWAB AKUNTAN

Pengantar
Tidak dapat dipungkiri bahwa kehadiran seorang Akuntan Publik merupakan suatu
hal yang sangat penting, khususnya bagi aktivitas berbisnis secara sehat di Indonesia.
Hasil penelitian, analisa serta pendapat dari Akuntan Publik terhadap suatu laporan
keuangan sebuah perusahaan akan sangat menentukan dasar pertimbangan dan
pengambilan keputusan bagi seluruh pihak ataupun publik yang menggunakannya.

Peran Akuntan Publik lainnya adalah fasilitator dalam menghadirkan dirinya untuk
memfasilitasi setiap potensi aktivitas bisnis yang melibatkan perusahaan tersebut,
pelanggan dalam mempertimbangkan hubungan sekarang dan kedepannya dengan
perusahaan tersebut, pemerintah dalam memberikan pertimbangan hubungan bisnis
ataupun pemberian izin

Tujuan Pembelajaran
 Menjelaskan tanggung jawab hukum akuntan
 Menjelaskan sangsi yang diberikan akuntan publik

Akuntansi Publik
Akuntan Publik adalah akuntan yang telah memperoleh izin untuk memberikan
jasa sesuai ketentuan yang berlaku, sedangkan Kantor Akuntan Publik adalah badan
usaha yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia dan telah mendapatkan izin
usaha dari pihak yang berwenan
Mengingat pengguna jasa profesi Akuntan Publik / KAP tidak hanya klien
(pemberi penugasan), namun juga pihak-pihak lain yang terkait, seperti pemegang
saham, Pemerintah, investor, kreditor, Pajak, otoritas bursa, Bapepam-LK, publik
(masyarakat umum) serta pemangku kepentingan (stake holder) lainnya, maka jasa
profesi akuntan publik harus dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan tersebut.
a. Kode Etik Profesi
Kode etik profesi adalah sistem norma atau aturan yang ditulis secara
jelas dan tegas serta terperinci tentang apa yang baik dan tidak baik, apa yang
benar dan apa yang salah dan perbuatan apa yang harus dilakukan dan tidak
boleh dilakukan oleh seorang profesional. Tujuan utama dari kode etik adalah
memberi pelayanan khusus dalam masyarakat tanpa mementingkan
kepentingan pribadi atau kelompok. Adapun fungsi dari kode etik profesi adalah
:
o Memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip profesionalitas
yang digariskan.
o Sebagai sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang
bersangkutan
o Mencegah campur tangan pihak diluar organisasi profesi tentang
hubungan etika dalam keanggotaan profesi.

b. Kewajiban Akuntan Publik


Terdapat 5 (lima) kewajiban Akuntan Publik dan KAP yaitu,
o Bebas dari kecurangan (fraud),ketidakjujuran dan kelalaian serta
menggunakan kemahiran jabatannya (due professional care) dalam
menjalankan tugas profesinya.
o Menjaga kerahasiaan informasi / data yang diperoleh dan tidak
dibenarkan memberikan informasi rahasia tersebut kepada yang tidak
berhak. Pembocoran rahasia data / informasi klien kepada pihak ketiga
secara sepihak merupakan tindakan tercela.
o Menjalankan PSPM04-2008 tentang Pernyataan Beragam (Omnibus
Statement) Standar Pengendalian Mutu (SPM) 2008 yang telah
ditetapkan oleh Dewan Standar Profesional Akuntan Publik (DSPAP)
Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), terutama SPM Seksi 100 tentang
Sistem Pengendalian Mutu Kantor Akuntan Publik (SPM-KAP).
o Mempunyai staf / tenaga auditor yang profesional dan memiliki
pengalaman yang cukup. Para auditor tersebut harus mengikuti
Pendidikan Profesi berkelanjutan (Continuing Profesion education)
sebagai upaya untuk selalu meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan
dalam bidang audit dan proses bisnis (business process). Dalam rangka
peningkatan kapabilitas auditor, organisasi profesi mensyaratkan
pencapaian poin (SKP) tertentu dalam kurun / periode waktu tertentu. Hal
ini menjadi penting, karena auditor harus senantiasa mengikuti
perkembangan bisnis dan profesi audit secara terus menerus.
o Memiliki Kertas Kerja Audit (KKA) dan mendokumentasikannya dengan
baik. KKA tersebut merupakan perwujudan dari langkah-langkah audit
yang telah dilakukan oleh auditor dan sekaligus berfungsi sebagai
pendukung (supporting) dari temuan-temuan audit (audit evidence) dan
opini laporan audit (audit report). KKA sewaktu-waktu juga diperlukan
dalam pembuktian suatu kasus di sidang pengadilan.

Tuntutan Hukum yang Dihadapi Akuntan Publik


Hampir semua akuntan public menyadari bahwa mereka harus memberikan jasa
profesinya sesuai dengan standar professional akuntan public, mentaati kode etik
akuntan public dan memiliki standar pengendalian mutu. Jika tidak akuntan piblik bisa
salah dalam memberikan opini, karena memberikan opini Wajar Tanpa Pengecualian
padahal laporan keuangan mengandung salah saji material ( ini disebut audit failure).
Saat ini sudah dikeluarkan Undang-Undang Akuntan Publik Nomor 5 Tahun
2011 yang salah satu pasalnya menyebutkan akuntan public bisa dikenakan sanksi
pidana jika terbukti lalai dalam menjalankan tugasnya dan terbukti terlibat tindak
pidana.Bapepam LK dan PPAJP Departemen Keuangan pun membuat berbagai
aturan, antara lain menyangkut indepensi akuntan publik, pembatasan jangka waktu
pemberian jasa audit (3 tahun untuk Akuntan Publik dan 6 tahun untk KAP yang
memiliki lebih dari satu partner ).
Akuntan publik bisa dituntut secara hukum oleh klien jika tidak bisa memenuhi
kontrak yang dibuat dengan klien atau tidak hati-hati (lalai) dalam memberikan jasa
profesionalnya.
Tuntutan hukum juga bisa terjadi karena business failure, audit failure, dan audit risk.
o Business Failure terjadi manakala perusahaan tidak mampu membayar kewajibannya
atau tidak bisa memenuhi harapan investor karena kondisi ekonomi atau bisnis yang
memberatkan.
o Audit Failure terjadi manakala akuntan public memberikan opini yang salah
karena gagal mematuhi apa yang diatur dalam standar auditing.
o Audit Risk adalah risiko bahwa akuntan public menyimpulkan bahwa laporan
keuangan disajikan secara wajar dan memberikan opini Wajar Tanpa
Pengecualian padahal dalam kenyataannya laporan keuangan mengandung
salah saji material.

Tanggung jawab hukum akuntan publik terjadi jika timbul kelalaian atau
akuntan publik tersangkut Fraud.

Jenis Pelanggaran
o Ordinary Negligence (kesalahan ringan, manusiawi, tidak sengaja) ini merupakan
pelanggaran ringan.
o Gross Negligence (kesalahan agak berat, harusnya tidak terjadi jika auditor
menerapkan due professional care).
o Constructive Fraud (pelanggaran berat, akuntan public terlibat secara langsung
atau tidak langsung membantu dalam fraud yang dilakukan manajemen).
o Fraud (pelanggaran sangat berat, akuntan public secara sadar terlibat bersama
manajemen dalam melakukan fraud).

Tuntutan Hukum
Di Indonesia , tuntutan hukum bisa berasal dari :
o Klien
o (Calon) investor
o Bapepam –LK
o PPAJP-DepartemenKeuangan
o Bank Indonesia
o Pengguna Laporn Keuangan

Sanksi yang diberikan PPAJP-Departemen Keuangan bisa dalam bentuk peringatan


tertulis, penghentian sementara pemberian jasa akuntan publik atau, usulan kepada
Menteri Keuangan untuk pencabutan izin praktik akuntan publik tergantung berat
atau ringannya pelanggaran.
Sanksi yang diberikan Bapepam-LK dalam bentuk peringatan tertilis,
larangan pemberian jasa dipasar modal.Pihak lainnya (klien, investor BI, pengguna
laporan keuangan) bisa mengajukan tuntutan hukum ke pengadilan jika meras
dirugikan.
Beberapa hal yang bisa dilakukan akuntan publik untuk menghindari
tuntutan hukum antara lain :
o Jangan sembarangan menerima klien, pilih klien yang memiliki integritas
o Pilih audit staf yang qualified dan memiliki integritas
o Pertahankan independensi (in fact, in appearance, and in mind)
o Patuhi standar auditing, kode etik akuntan publik
o Miliki system pengendalian mutu
o Pahami betul bisnis klien
o Lakukan audit yang berkulitas
o Dukung laporan audit dengan kertas kerja yang lengkap
o Untuk setiap penugasan harus ada kontrak kerja (engagaement letter)
o Dapatkan surat pernyataan langganan sebelum mengeluarkan audit report
o Jaga data confidential klient
o Jika memungkinkan asuransikan jasa professional yang diberikan
o Jika memungkinkan miliki penasihat hukum
o Terapkan sikap skeptic yang professional

Selain itu Ikatan Profesi (IAI, IAPI) juga bisa membantu anggotannya dengan cara :
o Menyediakan pelatihan bagi anggotanya melalui PPL dengan biaya yang
reasonable
o Menerapkan peer review
o Mengupdate standar auditing dan aturan etika
o Melakukan research dibidang auditing
o Melakukan lobby ke regulator untuk mencegah undang-undang dan peraturan
yang merugikan anggota
o Memberikan edukasi kepada pengguna laporan keuangan
o Berikan sanksi yang tegas untuk anggota yang melakukan pelanggaran

PERTANYAAN :

1. Sangsi apa saja apabila akuntan melanggar kode etik akuntan


2. Siapakah pihak yang memberikan sangsi
3. Siapa yang mengajukan keberatan atau pelapor apabila terjadi kecurangan kepada
akuntan

DAFTAR PUSTAKA

 Sukrisno Agoes, Auditing: Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh


Akuntan Publik Buku 1 dan 2, Edisi 4, Salemba Empat, Jakarta, 2012
 Mulyadi, Auditing Buku 1 dan 2 , Edisi 6, Salemba Empat, Jakarta, 2013
 Alvin A. Arens, Randal J.Elder, Mark S.Beasley, Buku 1 dan 2 , Airlangga,
Jakarta, 2006

Anda mungkin juga menyukai