Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, (1988: 651) disebutkan bahwa pasar adalah tempat orang
berjual beli. Sedangkan menurut istilah, Pasar adalah sebuah mekanisme pertukaran barang dan jasa
yang alamiah dan telah berlangsung sejak peradaban awal manusia. Sedangkan menurut pendapat
lain dalam kajian ekonomi, pasar adalah suatu tempat atau proses interaksi antara permintaan
(pembeli) dan penawaran (penjual) dari suatu barang/jasa tertentu, sehingga akhirnya dapat
menetapkan harga keseimbangan (harga pasar) dan jumlah yang diperdagangkan. Jadi setiap proses
yang mempertemukan antara penjual dan pembeli, maka akan membentuk harga yang akan
disepakati oleh keduanya.
Mekanisme pasar adalah terjadinya interaksi antara permintaan dan penawaran yang
akan menentukan tingkat harga tertentu. Adanya interaksi tersebut akan mengakibatkan
terjadinya proses transfer barang dan jasa yang dimilki oleh setiap objek ekonomi
(konsumen, produsen, pemerintah). Dengan kata lain, adanya transaksi pertukaran yang
kemudian disebut sebagai perdagangan adalah satu syarat utama dari berjalannya mekanisme
pasar.
Praktik ekonomi pada masa Rasulullah dan Khulafaurrasyidin menunjukkan adanya peranan
pasar yang besar. Rasulullah sangat menghargai harga yang dibentuk oleh pasar sebagai harga
yang adil. Beliau menolak adanya price intervention seandainya perubahan harga terjadi
karena mekanisme pasar yang wajar. Namun, pasar disini mengharuskan adanya moralitas
(fair play), kejujuran (honesty), keterbukaan (transparancy) dan keadilan (justice). Jika nilai-
nilai ini ditegakkan, maka tidak ada alasan untuk menolak harga pasar.
Konsep mekanisme pasar dalam Islam dibangun atas prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Ar-Ridha, yakni segala transaksi yang dilakukan haruslah atas dasar kerelaan antara masing-
masing pihak (freedom contract). Hal ini sesuai dengan Qur’an Surat an Nisa’ ayat 29:
َأيِاَ أأيَيِأهاَ اَللإذيِأن آأمكنولاَ لأ تأألكككلولاَ أألمأواَلأككلم بألينأككلم إباَللأباَإطإل إإلل أأن
اأ أكاَأنَ بإككلم أرإحيماَ ا ض ممنككلم أولأ تألقتككلولاَ أأنَفكأسككلم إإلنَ ا تأككوأنَ تإأجاَأرةا أعن تأأراَ ض
Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan
jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di
antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu; Sesungguhnya Allah adalah Maha
2. Berdasarkan persaingan sehat (fair competition). Mekanisme pasar akan terhambat bekerja
jika terjadi penimbunan (ihtikar) atau monopoli. Monopoli setiap barang yang penahanannya
3. Kejujuran (honesty), kejujuran merupakan pilar yang sangat penting dalam Islam, sebab
kejujuran adalah nama lain dari kebenaran itu sendiri. Islam melarang tegas melakukan
kebohongan dan penipuan dalam bentuk apapun. Sebab, nilai kebenaran ini akan berdampak
langsung kepada para pihak yang melakukan transaksi dalam perdagangan dan masyarakat
secara luas.
transaksi yang dilakukan dituntut untuk berlaku benar dalam pengungkapan kehendak dan
Dalam hal penentuan harga, pada masa pemerintahan Nabi Muhammad SAW ditentukan
melalui mekanisme pasar. Diriwayatkan dari Anas bahwa ia mengatakan harga pernah
mendadak naik pada masa Rasulullah SAW. Para sahabat mengatakan: “Wahai Rasulullah,
tentukanlah harga (ta’sir) untuk kita. Beliau menjawab: “Allah SWT itu sesungguhnya adalah
penentu harga, penahan dan pencurah serta pemberi rizki. Aku mengharap dapat menemui
Tuhanku dimana salah satu diantara kalian tidak menuntutku karena kezaliman dalam hal
darah dan harta.”[12]
Hadits di atas menunjukkan bahwa Rasulullah SAW melarang adanya intervensi harga dari
siapapun juga. Praktek-praktek dalam mengintervensi harga adalah perbuatan yang terlarang.
Selain melarang adanya intervensi harga, ada beberapa larangan yang diberlakukan
Rasulullah SAW untuk menjaga agar seseorang tidak dapat melambungkan harga
seenaknya seperti larangan menukar kualitas mutu barang dengan kualitas rendah
dengan harga yang sama serta mengurangi timbangan barang dagangan. Beberapa
larangan lainnya adalah:
1. Larangan Najsy
Najsy adalah sebuah praktek dagang dimana seorang penjual menyuruh orang lain untuk
memuji barang dagangannya atau menawar dengan harga yang tinggi calon pembeli yang lain
tertarik untuk membeli barang dagangannya. Najsy dilarang karena dapat menaikkan harga
barang-barang yang dibutuhkan oleh para pembeli. Rasulullah SAW bersabda: “Janganlah
kamu sekalian melakukan penawaran terhadap barang tanpa bermaksud untuk membeli (H.R.
Tirmidzi).
Praktek bisnis ini adalah dengan melakukan lompatan atau penurunan harga oleh seorang
dimana kedua belah pihak yang terlibat tawar menawar masih dalam tahap negosiasi atau
baru akan menyelesaikan penetapan harga. Rasulullah melarang praktek semacam ini karena
hanya akan menimbulkan kenaikan harga yang tidak diinginkan.
Praktek ini adalah dengan cara mencegat orang-orang yang membawa barang dari desa dan
membeli barang tersebut sebelum tiba di pasar. Rasulullah melarang praktek semacam ini
dengan tujuan untuk mencegah terjadinya kenaikan harga. Beliau memerintahkan agar
barang-barang langsung dibawa ke pasar, sehingga penyuplai barang dan para konsumen bisa
mengambil manfaat dari harga yang sesuai dan alami.
Pemerintah tidak punya hak untuk menetapkan harga bagi penduduk Penduduk Boleh
menetapkan harga berapaun yang mereka sukai, dan berhak menjualnya berapapun
asal sepakat dengan pembeli.
Menghindari Ikhtikar
Mencegah kerusakan
Untuk kemaslahatan