Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

Etika adalah aturan tentang baik dan buruk. Beretika dalam berbisnis adalah suatu
pelengkap utama dari keberhasilan para pelaku bisnis. Bisnis yang sukses bukan hanya dilihat
dari hasil usaha saja, tetapi juga tercermin dari perilaku serta sepak terjang si Pelaku Bisnis
dalam proses berbisnis.

Namun pada prakteknya banyak perusahaan yang mengesampingkan etika demi


tercapainya keuntungan yang berlipat ganda. Lebih mengedepankan kepentingan – kepentingan
tertentu, sehingga menggeser prioritas perusahaan dalam membangun kepedulian di masyarakat.
Kecenderungan itu memunculkan manipulasi dan penyelewengan untuk lebih mengarah pada
tercapainya kepentingan perusahaan. Praktek penyimpangan ini terjadi tidak hanya di perusahaan
di Indonesia, namun terjadi pula kasus – kasus penting di luar negeri. Berdasarkan penjelasan di
atas, maka kode etik sangatlah penting untuk setiap profesi apapun itu. Kode etik mengatur
anggotanya dan menjelaskan hal apa yang baik dan tidak baik dan mana yang boleh dan tidak
boleh dilakukan sebagai anggota profesi baik dalam berhubungan dengan kolega, langganan,
masyarakat dan pegawai. 
BAB II

PEMBAHASAN

A.    Etika Bisnis Kantor Akuntan Publik (KAP)

Ada lima aturan etika yang telah ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia
(IAPI). Lima aturan etika itu adalah :

a)      Independensi.

Dalam menjalankan tugasnya anggota KAP harus selalu mempertahankan sikap mental
independen di dalam memberikan jasa profesional sebagaimana diatur dalam Standar Profesional
Akuntan Publik yang ditetapkan oleh IAPI. Sikap mental independen tersebut harus meliputi
independen dalam fakta (infacts) maupun dalam penampilan (in appearance)

b)      Integritas dan Objektivitas.

Dalam menjalankan tugasnya anggota KAP harus mempertahankan integritas dan


objektivitas, harus bebas dari benturan kepentingan (conflict of interest) dan tidak boleh
membiarkan faktor salah saji material (material misstatement) yang diketahuinya atau
mengalihkan (mensubordinasikan) pertimbangannya kepada pihak lain.

Standar Umum dan Prinsip Akuntansi

a)      Standar Umum.

Anggota KAP harus mematuhi standar berikut ini beserta interpretasi yang terkait yang
dikeluarkan oleh badan pengatur standar yang ditetapkan IAPI :

 Kompetensi Profesional

 Kecermatan dan Keseksamaan Profesional


 Perencanaan dan Supervisi

 Data Relevan yang Memadai

b)      Kepatuhan terhadap Standar.

Anggota KAP yang melaksanakan penugasan jasa auditing, atestasi, review, kompilasi,
konsultansi manajemen, perpajakan atau jasa profesional lainnya, wajib mematuhi standar yang
dikeluarkan oleh badan pengatur standar yang ditetapkan oleh IAPI.

c)      Prinsip – Prinsip Akuntansi

Anggota KAP tidak diperkenankan :

 Menyatakan pendapat atau memberikan penegasan bahwa laporan keuangan atau data
keuangan lain suatu entitas disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum
atau
 Menyatakan bahwa ia tidak menemukan perlunya modifikasi material yang harus
dilakukan terhadap laporan atau data tersebut agar sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku, apabila laporan tersebut memuat penyimpangan yang berdampak material
terhadap laporan atau data secara keseluruhan dari prinsip-prinsip akuntansi yang
ditetapkan oleh badan pengatur standar yang ditetapkan IAPI. Dalam keadaan luar biasa,
laporan atau data mungkin memuat penyimpangan seperti tersebut diatas. Dalam kondisi
tersebut anggota KAP dapat tetap mematuhi ketentuan dalam butir ini selama anggota
KAP dapat menunjukkan bahwa laporan atau data akan menyesatkan apabila tidak
memuat penyimpangan seperti itu, dengan cara mengungkapkan penyimpangan dan
estimasi dampaknya (bila praktis), serta alasan mengapa kepatuhan atas prinsip akuntansi
yang berlaku umum akan menghasilkan laporan yang menyesatkan.

Tanggung jawab kepada klien

a.       Informasi Klien yang Rahasia.


Anggota KAP tidak diperkenankan mengungkapkan informasi klien yang rahasia, tanpa
persetujuan dari klien.

b.      Fee Profesional

 Besaran Fee

Besarnya fee Anggota dapat bervariasi tergantung antara lain : risiko penugasan,
kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan jasa
tersebut, struktur biaya KAP yang bersangkutan dan pertimbangan profesional lainnya. Anggota
KAP tidak diperkenankan mendapatkan klien dengan cara menawarkan fee yang dapat merusak
citra profesi.

c.       Fee Kontinjen

Fee kontinjen adalah fee yang ditetapkan untuk pelaksanaan suatu jasa profesional tanpa
adanya fee yang akan dibebankan, kecuali ada temuan atau hasil tertentu dimana jumlah fee
tergantung pada temuan atau hasil tertentu tersebut. Fee dianggap tidak kontinjen jika ditetapkan
oleh pengadilan atau badan pengatur atau dalam hal perpajakan, jika dasar penetapan adalah
hasil penyelesaian hukum atau temuan badan pengatur. Anggota KAP tidak diperkenankan untuk
menetapkan fee kontinjen apabila penetapan tersebut dapat mengurangi indepedensi.

Tanggung jawab kepada rekan seprofesi

a.       Tanggung jawab kepada rekan seprofesi.

Anggota wajib memelihara citra profesi, dengan tidak melakukan perkataan dan
perbuatan yang dapat merusak reputasi rekan seprofesi.

b.      Komunikasi antar akuntan publik.

Anggota wajib berkomunikasi tertulis dengan akuntan publik pendahulu bila menerima
penugasan audit menggantikan akuntan publik pendahulu atau untuk tahun buku yang sama
ditunjuk akuntan publik lain dengan jenis dan periode serta tujuan yang berlainan. Akuntan
publik pendahulu wajib menanggapi secara tertulis permintaan komunikasi dari akuntan
pengganti secara memadai. Akuntan publik tidak diperkenankan menerima penugasan atestasi
yang jenis atestasi dan periodenya sama dengan penugasan akuntan yang lebih dahulu ditunjuk
klien, kecuali apabila penugasan tersebut dilaksanakan untuk memenuhi ketentuan perundang-
undangan atau peraturan yang dibuat oleh badan yang berwenang.

Tanggung jawab dan praktik lain

a.       Perbuatan dan perkataan yang mendiskreditkan.

Anggota tidak diperkenankan melakukan tindakan dan/atau mengucapkan perkataan yang


mencemarkan profesi.

b.      Iklan, promosi dan kegiatan pemasaran lainnya.

Anggota dalam menjalankan praktik akuntan publik diperkenankan mencari klien melalui
pemasangan iklan, melakukan promosi pemasaran dan kegiatan pemasaran lainnya sepanjang
tidak merendahkan citra profesi.

c.       Komisi dan Fee Referal.

1)      Komisi

Komisi adalah imbalan dalam bentuk uang atau barang atau bentuk lainnya yang
diberikan atau diterima kepada / dari klien / pihak lain untuk memperolah penugasan dari klien /
pihak lain. Anggota KAP tidak diperkenankan untuk memberikan/menerima komisi apabila
pemberian/penerimaan komisi tersebut dapat mengurangi independensi.
2)      Fee Referal (Rujukan).

Fee referal (rujukan) adalah imbalan yang dibayarkan / diterima kepada / dari sesama
penyedia jasa profesional akuntan publik.
Fee referal (rujukan) hanya diperkenankan bagi sesama profesi.

d.      Bentuk Organisasi dan Nama KAP

Anggota hanya dapat berpraktik akuntan publik dalam bentuk organisasi yang diizinkan
oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku dan atau yang tidak menyesatkan dan
merendahkan citra profesi. Aturan – aturan etika ini harus diterapkan oleh anggota IAPI dan staf
profesional (baik yang anggota IAPI maupun yang bukan anggota IAPI) yang bekerja pada satu
Kantor Akuntan Publik (KAP).

B.     Tanggung Jawab Sosial KAP Sebagai Entitas Bisnis

Tanggung jawab sosial suatu lembaga bukanlah pemberian sumbangan atau pemberian
layanan gratis. Tanggung jawab sosial kantor akuntan publik meliputi ciri utama dari profesi
akuntan publik terutama sikap altruisme, yaitu mengutamakan kepentingan publik dan juga
memperhatikan sesama akuntan publik dibanding mengejar laba.

C.    Krisis Dalam Profesi Akuntansi

Krisis dalam Profesi akuntan publik di Indonesia diperkirakan akan terjadi dalam sepuluh
tahun ke depan, disebabkan karena semakin minimnya SDM akibat kurangnya minat generasi
muda terhadap profesi tersebut. Berdasarkan data Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI),
sedikitnya 75% akuntan publik yang berpraktek di Indonesia berusia di atas 55 tahun. Kondisi
ini, tentunya akan mengancam eksistensi profesi akuntan publik di Tanah Air karena tidak ada
regenerasi kepada kaum muda. Padahal, seiring dengan semakin berkembangnya pertumbuhan
industri di Indonesia, jasa akuntan semakin dibutuhkan. Apabila keadaan ini tidak bisa diatasi,
maka diperkirakan dalam sepuluh tahun ke depan, profesi akuntan terancam mati. Padahal
semakin ke depan profesi ini akan sangat menjanjikan karena pesatnya pertumbuhan industri.
D.    Regulasi Dalam Rangka Penegakan Etika KAP

Di Indonesia, melalui Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai (PPAJP – Dep. Keu.),
pemerintah melaksanakan regulasi yang bertujuan melakukan pembinaan dan pengawasan terkait
dengan penegakkan etika terhadap kantor akuntan publik. Hal ini dilakukan sejalan dengan
regulasi yang dilakukan oleh asosiasi profesi terhadap anggotanya. Perkembangan terakhir dunia
internasional menunjukkan bahwa kewenangan pengaturan akuntan publik mulai ditarik ke pihak
pemerintah, dimulai dengan Amerika Serikat yang membentuk Public Company Accounting
Oversight Board (PCAOB). PCAOB merupakan lembaga semi pemerintah yang dibentuk
berdasarkan Sarbanes Oxley Act 2002. Hal ini terkait dengan turunnya kepercayaan masyarakat
terhadap lemahnya regulasi yang dilakukan oleh asosiasi profesi, terutama sejak terjadinya kasus
Enron dan Wordcom yang menyebabkan bangkrutnya Arthur Andersen sebagai salah satu the
Big-5 yaitu kantor akuntan publik besar tingkat dunia. Sebelumnya, kewenangan asosiasi profesi
sangat besar, antara lain:

(i)    Pembuatan standar akuntansi dan standar audit

(ii)   Pemeriksaan terhadap kertas kerja audit, dan

(iii)  Pemberian sanksi.

E.     Kasus Pelanggaran Etika KAP

Hasil temuan tentang skandal kebangkrutan Lehman Brothers pada September 2008
silam, kini mulai terkuak. Laporan temuan setebal 2.200 halaman tersebut merupakan hasil
penelitian lebih dari satu tahun. Tujuannya, untuk menentukan siapa sebenarnya yang bersalah
dibalik runtuhnya Lehman Brothers. Lehman Brothers merupakan salah satu investment bank
terbesar di AS yang sudah berusia 150 tahun. Kebangkrutan bank ini merupakan yang terbesar
yang pernah terjadi dalam sejarah perbankan di AS. Bangkrutnya Lehman Brothers juga
merupakan titik awal serangan badai krisis terdahsyat pasca Perang Dunia II yang melanda tahun
2007 dan 2008 lalu.
Seorang peneliti dari firma hukum Jenner & Block, Anton Valukas, membuka tabir
dibalik runtunnya Lehman Brothers sebagai lembaga keuangan terbesar dalam sejarah korporasi
di Amerika Serikat yang memicu krisis finansial global. Hasilnya waktu itu cukup parah. Aliran
dana kredit dari berbagai bank terhenti. Bank tidak percaya satu sama lain. Kepercayaan
perbankan merosot tajam. Akibatnya, perusahaan-perusahaan raksasa yang sudah berusia di atas
100 tahun, seperti Lehman Brothers pun ikut bangkrut. Menyusul General Motors, perusahaan
otomotif terkemuka di dunia yang genap berusia 100 tahun September tahun 2008, juga telah
meminta persetujuan otoritas bisnis AS untuk dibangkrutkan.

Pada 15 September 2008, Lehman Brothers meminta perlindungan atas kebangkrutan


sesuai Bab 11 Undang-undang Kepailitan AS. Kewajiban utang Lehman Brothers terhadap bank
dinyatakan sejumlah 613 miliar dolar AS. Dimana sebesar 155 miliar dolar AS utang obligasi.
Sementara total asset Lehman Brothers yang dimiliki hanya sejumlah 639 miliar dolar AS. JP
Morgan Chase & Co dan Citigroup meminta tambahan penjaminan sebesar 21 miliar dolar AS
ketika Lehman mulai terguncang. Laporan itu menyebutkan, pada 11 September 2008 JP Morgan
meminta tambahan jaminan 5 miliar dolar AS. Permintaan jaminan oleh para kreditor Lehman
berdampak langsung terhadap likuiditas Lehman. Ini menjadi penyebab utama kebangkrutan
Lehman. Selain itu, Auditor Ernst & Young sebagai auditor keuangan Lehman Brothers juga
dinilai lalai, dan melaporkan hasil audit palsu soal keuangan lembaga keuangan terbesar dan
bergengsi di AS tersebut.

Menurut laporan Auditor Ernst & Young, tersirat bahwa Lehman menggunakan rekayasa
akuntansi untuk menutupi utang sebesar 50 miliar dolar AS di pembukuannya. Semua itu
dilakukan untuk menyembunyikan ketergantungan dari utangnya. Para pejabat senior Lehman,
juga auditor mereka Ernst & Young, sadar akan tindakan ini. Tidak hanya itu, mereka juga
menyinggung kemungkinan gugatan hukum terhadap mantan pimpinan Lehman, Dick Fuld, juga
pejabat keuangan Lehman, eksekutif Lehman lainnya seperti Chris O’Meara, Erin Callan, dan
Ian Lowitt. Perusahaan itu dituduh telah melakukan skandal akuntansi. Itulah mengapa
pemerintah Amerika Serikat tidak membail-out Lehman Brothers, karena aktiva lehman lebih
banyak berbentuk derivatif.(Winarto,2010)
Pembahasan kasus :

Berdasarkan deskripsi kasus diatas dapat dianalisa bahwa KAP Ernst & Young telah
melakukan pelanggaran kode etik profesi akuntan publik. Dia dengan sengaja melaporkan hasil
audit palsu soal keuangan Lehman Brothers. Dia mengetahui bahwa Lehman Brothers
menggunakan rekayasa akuntansi untuk menutupi utang sebesar 50 milliar dollar AS di
pembukuannya, yang semua itu dilakukannya untuk menyembunyikan ketergantungannya dari
utang dan KAP Ernst & Young tahu akan tindakan Lehman Brothers. Bukan itu saja, Ernest &
Young tahu bahwa sebenarnya para eksekutif dari Lehman Brothers salah melakukan penilaian
bisnis untuk memanipulasi neraca perusahaan tetapi dia tetap mengeluarkan opini audit wajar
tanpa pengecualian sehingga tidak terdeteksi adanya krisis di dalam perusahaan Lehman
Brothers.Ernst & Young dan Lehman Brothers melakukan skandal tersebut dengan sadar dan
tahu akan akibat tersebut.

Berdasarkan teori Arens, terdapat 5 prinsip dasar etika profesional, yaitu:

1. Integritas
2. Objektivitas

3. Kompetensi profesional dan kecermatan

4. Kerahasiaan

5. Perilaku Profesional

Berdasarkan analisa diatas dapat disimpulkan, kode etik profesional yang dilanggar KAP
Ernst & Young adalah sebagai berikut:

1.      Integritas dan Objektivitas

Aturan Etika Profesi Akuntan Publik menjelaskan bahwa dalam menjalankan tugasnya,
KAP harus mempertahankan integritas dan objektivitas, harus bebas dari benturan kepentingan
dan tidak boleh membiarkan salah saji material yang diketahuinya atau mengalihkan
pertimbangannya kepada pihak lain. Sedangkan objektivitas yaitu di mana para auditor harus
tidak berkompromi dalam memberikan pertimbangan profesionalnya karena adanya bias, konflik
kepentingan atau karena adanya pengaruh dari orang lain yang tidak semestinya. Pada
kenyataannya auditor tersebut tidak jujur dalam melakukan penilaian laporan keuangan Lehman
Brothers dimana pada kasus tersebut, sebenarnya KAP Ernst & Young mengetahui bahwa
perusahaan menutupi utang sebesar 50 milliar dollar AS, tetapi auditor jelas – jelas terbukti
menutupi fakta tersebut dan melakukan skandal dengan kliennya, yaitu Lehman Brothers.

2.      Perilaku Profesional

Para auditor harus menahan diri dari setiap perilaku yang akan mendiskreditkan profesi
mereka, termasuk melakukan kelalaian. Pada kasus ini, KAP Ernst & Young justru melakukan
skandal dengan Lehman Brothers perihal laporan keuangan yang telah dimanipulasi, di mana
skandal tersebut telah mendiskreditkan profesi mereka dan KAP Ernst & Young dinilai tidak
mempunyai perilaku profesional dalam menjalankan tugasnya oleh pelaku bisnis yang akan
menyewa jasanya sebagai auditor.

3.      Kepentingan Publik

Auditor harus memegang prinsip kepentingan publik, dimana auditor berkewajiban untuk
senantiasa bertindak dalam rangka pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik,
dan menunjukkan komitmen atas profesionalisme. Pada kasus ini, KAP Ernst & Young dianggap
tidak memenuhi prinsip kepentingan publik di atas, karena terdapat pihak – pihak di luar
perusahaan yang merasa dirugikan atas hasil opini auditor tersebut, dimana pada laporan
keuangan tersebut, menunjukkan bahwa perusahaan dalam keadaan yang baik. Tetapi pada
kenyataannya, KAP Ernst & Young mengetahui bahwa terdapat masalah dalam perusahaan
tersebut, dan KAP justru bekerjasama dengan perusahaan dan malah melakukan kebohongan
kepada publik.
BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Dari uraian di atas mengenai Etika dalam Kantor Akuntan Publik (KAP), maka dapat
ditarik beberapa kesimpulan yakni Aturan Etika dalam Kantor Akuntan Publik (KAP) yakni
Independensi, Integritas, dan Obyektivitas, Standar umum dan prinsip akuntansi, Tanggung
jawab kepada klien, Tanggung jawab kepada rekan seprofesi, Tanggung jawab dan praktik lain,
sangatlah penting untuk  dipahami dan ditaati oleh setiap anggota KAP agar dapat menjadi
seorang akuntan publik yang profesional.

Seorang akuntan publik memiliki tanggung jawab lain yang harus dilakukan selain tanggung
jawabnya kepada Klien, rekan seprofesi, dan tanggung jawab lainnya yakni tanggung jawab
sosial yang berupa pemberian pelayanan yang baik kepada publik dan memperhatikan rekan
seprofesi dengan tidak hanya mencari keuntungan diri sendiri. Perlu adanya penegakan kode etik
akuntan agar masyarakat tidak salah anggapan mengenai pelanggaran yang dilakukan seorang
akuntan apakah itu merupakan pelanggaran kode etik atau pelanggaran standar audit atau
pelanggaran SAK.

B.     Saran

Sangat diharapkan agar dengan adanya aturan etika dalam Kantor Akuntan Publik dan
dibentuknya UU Akuntan Publik, maka para akuntan publik dapat bekerja secara profesional
dengan memperhatikan kepentingan negara dan masyarakat. Juga diharapkan agar dengan
adanya perhatian pemerintah akan profesi akuntansi maka akan banyak anak – anak muda yang
berminat untuk berprofesi sebagai akuntan publik agar krisis yang mengancam matinya profesi
akuntansi tidak benar – benar terjadi.
DAFTAR PUSTAKA

Agoes Sukrisno dan Ardana, I Cenik. Etika Bisnis dan Profesi : Tantangan Membangun Manusia
Seutuhnya – Jakarta : Salemba Empat, 2009

https://mohammadfadlyassagaf.wordpress.com/2016/12/04/etika-dalam-kantor-akuntan-publik/

Anda mungkin juga menyukai