Anda di halaman 1dari 22

Chapter Five

Accounting Codes of Conduct¹

1.Kode Etik Akuntansi

Adalah suatu pedoman berperilaku dan bertindak bagi para akuntan dalam
menjalankan tanggung jawab profesi untuk memberikan informasi kepada pihak
dengan beragam kepentingan disebut kode etik kerahasiaan akuntan.

Seorang akuntan yang baik sudah seharusnya selalu menjunjung tinggi dan
berpegang teguh untuk selalu melaksanakan tanggung jawab etis profesinya. Untuk
menjalankan tanggung jawab etis ini, akuntan dibekali kode-kode etik yang telah
ditetapkan oleh berbagai lembaga, ikatan, mapun asosiasi akuntan baik dalam
negeri maupun internasional. Meskipun tiap kode etik yang ditetapkan tidak sama
persis, tapi pada dasarnya semua kode etik disusun sedemikian rupa demi menjaga
profesionalis dan tanggung jawab etis profesi akuntan.

AICPA (American Institute of Certified Public Accountants) yaitu suatu


organisasi profesional dalam bidang akuntansi publik yang keanggotaannya hanya
bagi akuntan publik terdaftar (certified public accountants). Organisasi ini
menetapkan standar etika profesi dan standar audit AS untuk perusahaan swasta,
organisasi nirlaba, pemerintah federal, negara bagian, dan daerah.

Menurut AICPA(Institut Akuntan Publik Bersertifikat Amerika), Code of


Professional conduct (Kode Perilaku Profesional), yang sudah direvisi dan efektif
tanggal 15 Desember 2014ᶟ adalah kode etik yang diberlakukan untuk semua
anggota yaitu Anggota Praktik Publik, Anggota Dalam Bisnis, dan Anggota Lain.

1. Anggota Dalam Praktik Publik,


maksudnya :
a. Apabila Ketika seorang anggota dalam praktik publik membuka tempat
praktek akuntan umum, dan beliau juga seorang pebisnis (misalnya,
menjabat sebagai anggota dewan direksi), maka anggota tersebut harus
berkonsultasi dahulu dengan anggota dalam bisnis.

b. Jika anggota tersebut secara struktural merupakan audit pemerintah, audit


daerah atau unit lainnya, hal itu masih di pertimbangkan dalam praktik
publik sehubungan dengan entitas yang diberikan kepada organisasi audit,
yang telah dijelaskan dalam struktur organisasi, asalkan anggota tersebut
melakukan jasa profesionalnya sesuai dengan entitasnya, seperti :

i. Dipilih secara langsung oleh pemerintah,daerah atau unit lainnya


sehubungan dengan layanan profesional yang dilakukan;

ii. Jika Seseorang yang diterima independensi nya dapat ditunjuk oleh
badan legislatif dan afiliasi dari klien, dan dapat pula diberhentikan
oleh badan legislatif; atau

iii. Diangkat selain badan legislatif, sepanjang pengangkatan itu


dikukuhkan oleh badan legislatif dan tunduk pada pengawasan atau
persetujuan oleh badan legislatif.

2. Anggota dalam Bisnis

Maksudnya kapan anggota dalam bisnis menjadi anggota dalam praktik publik,
misalnya: seorang anggota memiliki jam kerja praktik separuh waktu, anggota juga
harus berkonsultasi dengan Anggota dalam Praktik Publik, agar dapat diketahui
pihak ketiga, bahwa independensi anggota tersebut tidak terganggu.

3. Anggota Lain
Maksudnya yang berlaku untuk anggota yang tidak membuka praktik umum dan
bukan anggota dalam bisnis.

Akuntan memiliki tanggung jawab untuk menyajikan laporan keuangan


yang jujur dan akurat di suatu perusahaan atau organisasi. Sebagai auditor, akuntan
memiliki tanggung jawab untuk mengevaluasi dan membuktikan kebenaran dan
keakuratan. Dalam mencapai tujuan profesinya, akuntan harus memenuhi
kebutuhan klien atau perusahaan tempat mereka bekerja, yang berguna untuk
kepentingan pemegang saham. Sehingga hasil pekerjaannya sangat dibutuhkan
oleh para pihak pemakai informasi akuntansi dan kepentingan publik untuk
membuat suatu keputusan dalam bisnis.

Setiap akuntan memiliki kewajiban etis untuk melakukan pekerjaan mereka.


(Seperti yang kita dibahas di Bab 2), seperti pada saat menerima pekerjaan,
seorang akuntan dalam melaksanakan pekerjaannya itu harus menepati janji.
Tanggung jawab pekerjaan adalah biasanya dijabarkan dalam deskripsi pekerjaan,
buku pegangan karyawan, buku panduan manajerial, kode etik perusahaan,
dan/atau, terakhir, kode etik atau etik profesi.

Profesi akuntansi telah mengembangkan beberapa kode etik yang


menetapkan standar perilaku akuntan, standar yang membutuhkan lebih dari
sekadar mematuhi aturan hukum. Kode etik ini setara dengan hukum moral
organisasi yang mengikat. Akibatnya, kode etik menentukan apa-apa saja yang
secara etis dituntut dari seorang akuntan. Dalam Etika Bisnis² menyebutkan ada 6
manfaat kode etik yaitu :

1. Sebuah kode dapat memotivasi dengan menggunakan tekanan, dengan perilaku


yang harus menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
2. Sebuah kode dapat memberikan panduan permanen dan terus menerus dalam
mengambil keputusan.

3. Kode dapat memberikan panduan, terutama dalam situasi yang tidak jelas.

4. Kode tidak hanya dapat memandu perilaku karyawan, tetapi juga dapat juga
mengontrol pengusaha.

5. Kode dapat membantu menentukan tanggung jawab sosial.

6. Kode untuk kepentingan bisnis itu sendiri.

Di Amerika Serikat, kode etik utama akuntansi ada 2 :

1. Kode Etik AICPA (InstitutAkuntan Publik Bersertifikat Amerika)

Kode Etik Profesional ini,diadopsi tahun 1973 sampai saat ini, dan direvisi
secara signifikan pada tahun 1988, serta diperbarui dan dirilis resmi hingga
Desember 2014ᶟ,

A. Aturan Perilaku AICPA

1. Keanggotaan AICPA mengadopsi Kode Etik Profesional untuk


memberikan panduan dan aturan kepada semua anggota dalam pelaksanaan
tanggung jawab profesional mereka. Kode terdiri dari prinsip dan aturan
serta interpretasi dan pedoman lainnya. Prinsip-prinsip tersebut memberikan
kerangka kerja untuk aturan yang mengatur kinerja profesional dan tanggung
jawab.

2. Anggaran rumah tangga AICPA mengharuskan anggota mematuhi aturan


kode.

a.Kepatuhan dengan aturan tergantung terutama pada pemahaman


anggota dan tindakan sukarela;
b.Menguatkan opini publik; dan

c. Proses disipliner, terhadap anggota yang tidak mematuhi aturan.

B. Penerapan Kode AICPA

1. Kode Etik Profesional, awalnya diadopsi pada 12 Januari 1988, dan direvisi
secara berkala hingga 1 Juni 2014, lalu AICPA merevisi prinsip, aturan,
interpretasi, dan aturan kode. Kode etik tersebut direvisi dan efektif 15 Desember
2014.Akan tetapi bagian “Kerangka Konseptual untuk Anggota di Bisnis” mulai
berlaku efektif 15 Desember 2015. Anggota diizinkan untuk menerapkan kode
yang direvisi sebelum 15 Desember 2014, tetapi anggota mungkin tidak
menerapkan Kerangka Konseptual yang relevan sebelum menerapkan seluruh kode
yang direvisi. Revisi yang dilakukan setelah 1 Juni 2014, adalah diidentifikasi
dalam lampiran C, Tabel Riwayat Revisi, yang mencatat bulan dan tahun
perubahan, tanggal efektif perubahan, tujuan revisi, dan jika memungkinkan,
tautan ke revisi yang ditandai dari konten yang muncul di Jurnal Akuntansi. Jika
interpretasi atau paragraf tidak berisi tanggal efektif tertentu atau referensi ke tabel
riwayat revisi, maka kontennya efektif sebelum 1 Juni 2014.

2. Ketika digunakan dalam kata pengantar kode, istilah anggota mencakup anggota
asosiasi, dan afiliasi anggota, serta asosiasi internasional AICPA.

3. Aturan perilaku berlaku untuk semua layanan profesional yang dilakukan,


kecuali :

a. Ketika isi dari aturan menunjukkan sebaliknya.

b. Bahwa seorang anggota yang kegiatannya di luar Amerika Serikat tidak


dianggap melanggar aturan tertentu untuk menyimpang dari salah satu
aturan yang dinyatakan di sini, selama anggota perilakunya sesuai dengan
aturan profesi akuntansi yang terorganisir di negara dimana melakukan
kegiatannya tersebut.

c. Bahwa seorang anggota yang merupakan anggota tim perikatan grup


(Pernyataan yang diklarifikasi tentang Standar Khusus Audit Pertimbangan,
Audit atas Laporan Keuangan Grup, termasuk Pekerjaan Auditor
Komponen), tidak akan dipertimbangkan dalam pelanggaran aturan tertentu
jika auditor komponen akuntan asing yang melakukan aturan sesuai dengan
etika dan persyaratan independensi yang ditetapkan dalam Etika
Internasional Kode Etik Dewan Standar untuk Akuntan (IESBA) untuk
Akuntan Profesional, dan anggota tim perikatan grup mematuhi aturan yang
dinyatakan di dalamnya.

d. Bahwa independensi KAP anggota tidak akan dianggap terganggu jika


KAP atau entitas lain berlokasi di luar Amerika Serikat yang berada dalam
jaringan anggota perusahaan yang mematuhi aturan yaitu sesuai dengan
persyaratan independensi yang ditetapkan dalam Kode Etik IESBA untuk
Akuntan Profesional.

4. Seorang akuntan tidak boleh dengan sengaja mengizinkan orang lain dengan
mengatas namakan dirinya, baik disengaja atau tidak disengaja.

5. Independensi seorang akuntan dalam praktik publik dapat terganggu sehubungan


dengan klien dari tindakan atau hubungan, seperti seorang akuntan dalam praktik
publik harus independen terhadap kinerja layanan profesional sesuai syarat dalam
standar yang ditetapkan badan-badan yang ditunjuk oleh Dewan.

C. Prinsip AICPA(American Institute of Certified Public Accountants)

1. Prinsip Perilaku Profesional


1. Keanggotaan di AICPA (American Institute of Certified Public
Accountants) adalah bersifat sukarela. Dengan menerima keanggotaan,
seorang akuntan memikul kewajiban disiplin dirinya di atas persyaratan
Hukum dan regulasi.

2. Prinsip Kode Etik Profesional AICPA (American Institute of Certified


Public Accountants) yaitu tugas profesi atas tanggung jawabnya kepada
publik, kepada klien, dan kepada rekan kerja. Mereka membimbing anggota
dalam pelaksanaan tanggung jawab profesional mereka dan mengungkapkan
prinsip dasar perilaku etis dan profesional. Prinsip menyerukan komitmen
teguh untuk perilaku terhormat, bahkan dengan mengorbankan keuntungan
pribadi.

2. Prinsip Tanggung Jawab

1. Dalam melaksanakan tanggung jawab sebagai akuntan profesional,


anggota harus pertimbangkan profesional dan moral dalam setiap
aktivitasnya.

2. Sebagai profesional, akuntan memiliki peran penting dalam masyarakat.


Konsisten dengan tanggungjawab sebagai anggota AICPA (American
Institute of Certified Public Accountants) yang memiliki tanggung jawab
kepada semua orang yang menggunakan layanan profesionalnya. Akuntan
juga memiliki tanggung jawab berkelanjutan untuk bekerja sama satu sama
lain untuk meningkatkan seni akuntansi, menjaga kepercayaan masyarakat,
dan menjalankan tanggung jawab pada pemerintahan sendiri. Upaya
tanggungjawab ini untuk memelihara dan meningkatkan profesi akuntan.

3. Prinsip Kepentingan Umum

1. Asas kepentingan umum.


Akuntan berkewajiban untuk bertindak dengan cara melayani kepentingan
publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukkan komitmen
terhadap profesionalisme.

2.Untuk membedakan suatu profesi adalah tanggung jawabnya kepada


publik. Profesi akuntan publik terdiri dari klien, pemberi kredit, pemerintah,
pengusaha, investor, bisnis dan komunitas keuangan, dan pihak lain yang
mengandalkan objektivitas dan integritas akuntan. Ketergantungan ini
membebankan tanggung jawab kepentingan publik pada akuntan.
Kepentingan publik didefinisikan sebagai profesi yang melayani orang-
orang dan lembaga-lembaga untuk kesejahteraan dan tujuan tertentu.

3. Dalam melaksanakan tanggung jawab profesionalnya, akuntan mungkin


menghadapi tekanan yang bertentangan dari masing-masing kelompok.
Dalam menyelesaikan konflik tersebut, akuntan harus bertindak dengan
integritas, yang berprinsip bahwa ketika akuntan memenuhi tanggung
jawabnya kepada publik, kepentingan klien dan pengusaha harus
memberikan pelayanan yang baik.

4.Klien mengandalkan akuntan untuk melaksanakan tanggung jawabnya


dengan integritas, objektivitas, kehati-hatian profesional, dan minat yang
tulus dalam melayani publik. Klien mengharapkan akuntan kualitas layanan,
dan layanan lainnya dengan cara yang menunjukkan tingkat profesionalisme
yang konsisten dengan Prinsip-Prinsip Kode Etik Profesional ini.

5.Keanggotaan AICPA (American Institute of Certified Public Accountants)


berkomitmen untuk menghormati kepercayaan publik. Sebagai imbalan atas
kepercayaan publik, para akuntan harus berusaha untuk terus menunjukkan
dedikasi dalam keunggulan profesionalnya.
4. Prinsip Integritas

1. Prinsip integritas, untuk memelihara dan memperluas kepercayaan publik,


akuntan harus melakukan tanggung jawab profesional dengan rasa integritas
tertinggi.

2. Integritas adalah elemen karakter yang mendasar bagi seorang


profesional. Integritas ini adalah kualitas dari kepercayaan publik yang
merupakan tolak ukur, yang pada dasarnya seorang akuntan harus diuji
disetiap keputusannya.

3. Integritas mengharuskan akuntan untuk jujur dalam hal kerahasiaan klien.


Pelayanan dan kepercayaan publik tidak boleh mementingkan keuntungan
pribadi. Integritas dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dan
perbedaan pendapat yang jujur; dan tidak menampung penipuan atau prinsip
subordinasi.

4. Integritas diukur dari segi benar dan adil. Dengan tidak adanya aturan,
standar, atau bimbingan dalam menghadapi pendapat yang bertentangan,
seorang anggota harus menguji keputusan dan perbuatan dengan bertanya:

“Apa yang Saya lakukan dalam mengahdapai orang yang berintegritas?

“Sudahkah saya mempertahankan integritas saya?”

Integritas akuntan yang dapat mengamati baik bentuk dan standar teknis dan
etika.

5. Integritas juga mensyaratkan seorang akuntan untuk mematuhi prinsip-


prinsip objektivitas dan independensi serta kehati-hatian.

5. Prinsip Objektivitas dan Independensi


1. Prinsip objektivitas dan independensi.

Seorang anggota harus menjaga objektivitas dan bebas dari konflik


kepentingan dalam melaksanakan tanggung jawab profesional. Seorang
anggota dalam praktik publik harus independen saat memberikan jasa audit
dan atestasi lainnya.

2. Objektivitas adalah nilai kualitas yang diberikan dari layanan akuntan.


Hal ini membedakan ciri profesi. Prinsip objektivitas berkewajiban untuk
tidak memihak kepada siapapun, secara intelektual jujur, dan bebas dari
konflik kepentingan.

3. Akuntan melayani berbagai kepentingan dalam banyak hal yang berbeda-


beda dan menunjukkan objektivitasnya dalam berbagai keadaan. Akuntan
dalam praktik publik memberikan jasa atestasi, pajak, dan konsultasi
manajemen. Akuntan juga menyiapkan laporan keuangan, melakukan audit
internal, dan melayani kapasitas keuangan dan manajemen, di industri,
pendidikan, dan pemerintah. Akuntan juga mendidik, melatih bagi yang
berkeingnan untuk masuk ke dalam profesi akuntan . Terlepas dari hal
tersebut, akuntan harus melindungi integritas pekerjaan mereka, menjaga
objektivitas, dan menghindari subordinasi.

4. Bagi seorang akuntan dalam praktik publik, objektivitas dan independensi


harus keberlanjutan terhadap hubungan dengan klien dan tanggung jawab
publik. Akuntan yang menyediakan jasa audit harus independen dalam fakta
dan penampilan. Dalam hal layanan lainnya, akuntan harus menjaga
objektivitas dan menghindari konflik kepentingan.

5. Meskipun anggota tidak dalam praktik publik tidak dapat


mempertahankan penampilan independensi, namun mereka memiliki
tanggung jawab untuk menjaga objektivitas dalam memberikan jasa
profesional. Akuntan yang dipekerjakan oleh orang lain untuk menyiapkan
laporan keuangan atau untuk melakukan audit, pajak, atau jasa konsultasi
adalah memiliki tanggung jawab objektivitas sebagai anggota dalam praktik
publik dan harus teliti dalam penerapan prinsip akuntansi yang berlaku
umum dan jujur dalam urusan dengan anggota dalam praktik publik.

6. Prinsip Kehati-hatian

1. Prinsip kehati-hatian

Yaitu seorang anggota harus mematuhi standar teknis dan etika profesi,
berusaha terus-menerus untuk meningkatkan kompetensi dan kualitas
layanan, dan melaksanakan tanggung jawab profesional sesuai dengan
kemampuan akuntan.

2. Pencarian keunggulan adalah inti dari kehati-hatian.

Kehati-hatian mengharuskan anggota untuk bertanggung jawab melalui


kompetensi dan ketekunan. Beban kewajiban untuk melakukan layanan
profesional dengan kemampuan terbaik anggota, dengan memperhatikan
kepentingan layanan terbaik, dan konsisten terhadap tanggung jawab profesi
kepada publik.

3. Kompetensi pendidikan dan pengalaman.

Dalam hal ini penguasaan pengetahuan umum yang diperlukan untuk


menunjukan sebagai seorang akuntan publik bersertifikat. Kompetensi
membutuhkan komitmen untuk belajar dan peningkatan profesional yang
harus terus berlanjut di semua anggota. Hal ini adalah tanggung jawab
individu akuntan. Dalam hal tanggung jawab, setiap akuntan harus berusaha
untuk mencapai tingkat kompetensi yang akan memastikan bahwa kualitas
layanan anggota memenuhi tingkat profesionalisme tinggi yang telah di
syaratkan.

4. Kompetensi mewakili pencapaian dan pemeliharaan tingkat pemahaman


dan pengetahuan yang memungkinkan anggota untuk memberikan layanan
dalam hal fasilitas dan kecerdasan. Hal ini juga merupakan batasan
kemampuan anggota dengan mendikte bahwa konsultasi atau rujukan
mungkin diperlukan ketika seorang akuntan profesional yang terikat
melebihi kompetensi pribadinya. Setiap anggota bertanggung jawab untuk
menilai kompetensinya sendiri untuk mengevaluasi apakah pendidikan,
pengalaman, dan penilaian sudah memadai untuk tanggung jawab yang akan
diembannya.

5. Anggota harus rajin dalam melaksanakan tanggung jawab kepada klien,


pemberi kerja, dan masyarakat. Ketekunan membebankan tanggung jawab
untuk memberikan layanan dengan segera dan hati-hati, untuk teliti, dan
untuk mengamati standar teknis dan etika yang berlaku.

6. Kehati-hatian mengharuskan seorang anggota untuk merencanakan dan


mengawasi setiap kegiatan profesional yang menjadi tanggung jawabnya.

Cakupan dan Sifat Layanan AICPA

1. Prinsip ruang lingkup dan sifat layanan. Seorang anggota dalam praktik publik
harus mematuhi prinsip-prinsip Kode Etik Profesional dalam menentukan ruang
lingkup dan jasa apa yang akan diberikan.

2. Aspek kepentingan publik dari layanan anggota mengharuskan layanan tersebut


konsisten sesuai perilaku profesional akuntan. Integritas mensyaratkan bahwa
pelayanan dan kepercayaan publik tidak disubordinasikan untuk keuntungan
pribadi. Objektivitas dan independensi mengharuskan anggota bebas dari konflik
kepentingan dalam melaksanakan tanggung jawab profesionalnya. Kehati-hatian
mengharuskan layanan diberikan dengan kompetensi dan ketekunan.

3. Masing-masing Prinsip ini harus dipertimbangkan oleh anggota dalam


memberikan layanan. Dalam beberapa kasus, mereka mungkin memiliki kendala
pada saat jasa non audit kepada klien tertentu. Dalam hal ini tidak ada aturan keras
dan cepat yang dapat diberlakukan untuk membantu anggota mencapai penilaian
ini, tetapi mereka harus puas bahwa mereka para akuntan telah menerapkan
prinsip-prinsip tersebut.

4.Untuk mencapai penilain ini, anggota harus

a. Praktek di perusahaan yang memiliki prosedur pengendalian kualitas


internal untuk memastikan bahwa layanan disampaikan secara kompeten dan
diawasi.

b. Tentukan, dalam penilaian masing-masing, apakah ruang lingkup dan sifat


layanan lain yang disediakan kepada klien akan menciptakan konflik
kepentingan dalam kinerja audit.

c. Menilai, dalam penilaian masing-masing, apakah kegiatannya sudah


konsisten dengan peran mereka sebagai profesional.

2. Kode Etik IMA (Institute of Management Accountants)

IMA adalah Asosiasi Bisnis Akuntan dan Profesional Keuangan yang


merupaka salah satu asosiasi terbesar dan paling dihormati yang berfokus secara
eksklusif untuk memajukan profesi akuntansi manajemen. Secara global, IMA
mendukung profesi melalui penelitian, CMA® (Akuntan Manajemen
Bersertifikat), pendidikan berkelanjutan, jaringan, dan advokasi praktik bisnis etika
tertinggi.

Institut Akuntan Manajemen (IMA), Pernyataan Profesional Etis Praktek ini,


efektif 1 Juli 2017⁴.

Pernyataan Praktek Etika Profesional IMA (Institut Akuntan Manajemen)

Anggota IMA harus berperilaku etis, komitmen terhadap praktik beretika


profesional dalam mencakup prinsip-prinsip menyeluruh sesuai nilai dan standar
perilaku anggota.

Prinsip IMA

Prinsip-prinsip etika IMA meliputi: Kejujuran, Keadilan, Objektivitas, dan


Tanggung jawab. Anggota harus bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip ini dan
harus mendorong orang lain dalam organisasi mereka untuk mematuhinya.

Standar IMA

Anggota IMA memiliki tanggung jawab untuk mematuhi dan menjunjung


tinggi yaitu standar Kompetensi, Kerahasiaan, Integritas, dan Kredibilitas.
Kegagalan untuk mematuhi dapat mengakibatkan tindakan disipliner.

1. Kompetensi

1. Mempertahankan tingkat kepemimpinan dan keahlian profesional dengan


meningkatkan pengetahuan dan keterampilan.

2. Melakukan tugas profesional sesuai dengan undang-undang, peraturan,

dan standar teknis.


3. Memberikan informasi dan rekomendasi pendukung keputusan yang
akurat, jelas, singkat, dan tepat waktu, serta mengenali dan membantu
mengelola risiko.

2. Kerahasiaan

1. Menjaga kerahasiaan informasi kecuali jika pengungkapan diizinkan atau


diwajibkan secara hukum.

2. Menginformasikan semua pihak terkait mengenai penggunaan yang tepat


dari rahasia informasi.

3. Menahan diri untuk tidak menggunakan informasi rahasia untuk hal yang
tidak etis atau keuntungan yang ilegal.

3. Integritas

1. Mengurangi konflik kepentingan, berkomunikasi secara teratur dengan


rekan bisnis untuk menghindari konflik kepentingan.

2. Menahan diri untuk tidak terlibat dalam perilaku yang akan merugikan
pelaksanaan tugas secara etis.

3. Tidak terlibat dalam atau mendukung aktivitas yang dapat


mendiskreditkan profesi.

4. Berkontribusi pada budaya etis yang positif dan menempatkan integritas


profesi diatas kepentingan pribadi.

4. Kredibilitas

1. Mengkomunikasikan informasi secara adil dan objektif.


2. Menyediakan semua informasi relevan yang diharapkan untuk
mempengaruhi pemahaman pengguna mengenai laporan, analisis, atau
rekomendasi.

3. Laporkan setiap keterlambatan atau kekurangan informasi, ketepatan


waktu, pemrosesan, atau pengendalian internal sesuai dengan kebijakan
organisasi dan/atau sesuai hukum yang berlaku.

4. Mengkomunikasikan batasan profesional atau batasan lain yang akan


menghalangi penilaian tanggung jawab atau kinerja dari suatu kegiatan.

Ada lima prinsip dasar etika profesional akuntan IESBA (Dewan Standar
Etika Internasional untuk Akuntan) yaitu:

(1) Integritas, bersikap lugas dan jujur dalam semua profesional

dan hubungan bisnis.

(2) Objektivitas, untuk menerapkan pertimbangan profesional atau bisnis


tanpa dikompromikan oleh:

(i) bias;

(ii) Benturan kepentingan; atau

(iii) Pengaruh yang tidak semestinya dari, atau ketergantungan yang tidak
semestinya pada, individu, organisasi, teknologi atau faktor lainnya.

(3) Kompetensi Profesional dan Kehati-hatian, untuk:

(i) Mempertahankan pengetahuan dan keterampilan profesional untuk


memastikan bahwa klien atau pekerja organisasi menerima jasa profesional
yang kompeten, berdasarkan standar teknis dan profesional saat ini dan
perundang-undangan yang relevan; dan
(ii) Bertindak dengan tekun dan sesuai dengan teknis yang berlaku

dan standar profesional.

(4) Kerahasiaan, untuk menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh


dari hasil hubungan profesional dan bisnis.

(5) Perilaku Profesional, untuk

(i) Mematuhi hukum dan peraturan yang relevan;

(ii) Berperilaku dengan cara yang konsisten dengan profesi tanggung jawab
untuk bertindak demi kepentingan publik dalam semua profesi kegiatan dan
hubungan bisnis; dan

(iii) Menghindari setiap perilaku yang dilakukan oleh Akuntan Profesional


yang dapat mendiskreditkan profesi.

Langkah-Langkah penyelesaian masalah di Etika IMA (Institut Akuntan Manajemen)

Dalam menerapkan Standar Praktik Profesional Etis, akuntan mengalami


masalah atau perilaku yang tidak etis. Dalam situasi ini, anggota jangan
mengabaikannya, melainkan harus aktif mencari penyelesaian masalah tersebut. Di
dalam menentukan langkah mana yang harus diikuti, anggota harus
mempertimbangkan semua risiko apakah ada perlindungan terhadap masalah
tersebut.

Ketika dihadapkan dengan masalah yang tidak etis, anggota harus mengikuti
kebijakan organisasinya, termasuk penggunaan pelaporan anonim sistem jika ada.

Jika organisasi tidak memiliki kebijakan yang ditetapkan, anggota harus


pertimbangkan tindakan berikut:
●Proses penyelesaian dapat mencakup diskusi dengan Atasan Langsung.Akan
tetapi jika penyelia tampaknya terlibat, masalahnya dapat diselesaikan ke
manajemen.

● IMA memiliki saluran bantuan ke anggota, dan diminta untuk menerapkan


Praktik Profesional Etis.

● Anggota harus mempertimbangkan untuk berkonsultasi dengan pengacaranya


sendiri untuk belajar hukum, hak, dan risiko terkait masalah tersebut. Jika upaya
resolusi tidak berhasil, anggota mungkin dapat mempertimbangkan pemisahan diri
dari organisasi.

Selain itu, Texas dan negara bagian lainnya juga memiliki kode etik
mereka, yang juga memerlukan pelatihan etika.

Ada juga kode etik akuntan di negara lain, yang paling terkenal adalah
Federasi Internasional Akuntan (IFAC). Kode Etik Akuntan Profesional, yang
diperbarui tahun 2009 oleh Dewan Standar Etika Internasional untuk Akuntan
(IESBA), dan mengembangkan standar dan pedoman etika untuk akuntan
profesional. IESBA mendorong badan anggota untuk mengadopsi standar etika
yang tinggi untuk anggota mereka dan mempromosikan praktik etika yang baik
secara global. Badan Pengawas Kepentingan Umum (PIOB) mengawasi pekerjaan
IESBA, yang juga membina perdebatan internasional tentang masalah etika yang
dihadapi akuntan.

Empat dari prinsip-prinsip kode IESBA integritas, kompetensi, kerahasiaan,


dan objektivitas – identik dengan yang ada di AICPA kode. (Kode IMA juga
membahas prinsip-prinsip integritas, kompetensi, kerahasiaan, dan objektivitas.).
Kelima prinsip IESBA yaitu profesionalisme ada tercakup dalam area lain dari
AICPA kode⁵, yaitu pada Bagian 3 mengenai Akuntan Profesional Dalam Praktek
Publik, yang isinya :

a. Bagian 300.2 tentang “Persyaratan dan materi aplikasi yang berlaku untuk
profesional akuntan dalam praktik publik” yang diatur dalam:

● Bagian 3 – Akuntan Profesional dalam Praktik Publik, Bagian 300 hingga


399, yang berlaku untuk semua akuntan profesional di praktik publik,
apakah mereka memberikan jasa assurance atau tidak.

● Standar Kemerdekaan Internasional sebagai berikut:

- Bagian 4A – Independensi untuk Perikatan Audit dan Peninjauan,

- Bagian 400 hingga 899, yang berlaku untuk akuntan profesional dalam
praktik publik saat melakukan audit dan meninjau keterlibatan.

- Bagian 4B – Independensi untuk Perikatan Assurance Lainnya daripada


Perikatan Audit dan Peninjauan,

- Bagian 900 hingga 999, yang berlaku untuk akuntan profesional dalam
praktik publik ketika melakukan perikatan asuransi selain audit atau
meninjau keterlibatan.

b. Bagian 300.3 dalam hal ini, istilah "akuntan profesional" mengacu pada individu
akuntan profesional dalam praktik publik dan perusahaan yang di audit.

2.Kode Etik Profesional AICPA


AICPA (American Institute of Certificated Publik Accountants)

Kode Etik AICPA terdiri dari empat bagian;


1.Bagian pertama adalah kata pengantar. Bagian pertama dari kode etik ini
menjabarkan aturan bagi Akuntan Dalam Praktik Publik yang berlaku untuk
semua anggota, yang termasuk Prinsip Perilaku Profesional.

2.Bagian kedua dari kode menyajikan aturan untuk Akuntan Dalam Bisnis.

3.Bagian ketiga prinsip yaitu norma umum dari perilaku, dari kode ini
mencakup aturan untuk semua anggota.

4.Bagian keempat menyediakan kerangka aturan kerja agar lebih spesifik.

Dewan AICPA menunjuk badan-badan untuk menafsirkan aturan dan memberikan


standar teknis untuk akuntan profesional. Dalam interpretasi menghasilkan Hukum
Etis, yang mengatur aktivitas yang dapat diterapkan pada perilaku akuntan
profesional lainnya.

AICPAmenjelaskan tujuan dan ruang lingkupnya. Yang diadopsi “untuk


memberikan panduan dan aturan kepada semua akuntan dalam kinerja dan
tanggung jawab profesional mereka.”⁶yakni sesuai AICPA Code of Professional
Conduct yang berisi :

1. Keanggotaan AICPA mengadopsi Kode Etik Profesional (kode) untuk


memberikan panduan dan aturan kepada semua anggota dalam pelaksanaan
tanggung jawab profesional mereka. Kode terdiri dari prinsip dan aturan
serta interpretasi dan pedoman lainnya yang dibahas dalam Interpretasi dan
Panduan Lainnya.

Prinsip-prinsip tersebut memberikan kerangka kerja untuk aturan yang


mengatur tanggung jawab kinerja profesional mereka.

2. Anggaran rumah tangga AICPA mengharuskan anggota mematuhi aturan


kode. Kepatuhan di atur terutama pada pemahaman anggota dan tindakan
sukarela; kedua menguatkan opini publik dan rekan klien; dan bagi anggota
yang tidak mematuhi aturan akan diproses disipliner. Anggota harus siap
mengikuti aturan ini.
Isi dari Kode Etik AICPA dapat berfungsi sebagai buku pegangan bagi
semua akuntan.

Tujuan AICPA

Adalah untuk membimbing, yang ruang lingkupnya mencakup semua


akuntan publik bersertifikat yang tergabung dalam AICPA, dan sebagai pengikat
mereka. Karena bagaimanapun, kode tersebut mengungkapkan "prinsip dasar"
perilaku etis dan profesional,” yang dapat berfungsi sebagai buku pegangan
tentang etika bagi semua akuntan.

Kode menentukan tiga konstituen kepada siapa akuntan memiliki tanggung


jawab etis: yaitu kepada publik, klien, dan kolega. Dalam profesi akuntansi,
khususnya untuk akuntan “publik”, tanggung jawab kepada publik adalah yang
utama. Tanggung jawab dalam profesi akuntansi berbeda dengan profesi lain,
seperti pada profesi hukum dan kedokteran, di mana tanggung jawab adalah untuk
klien atau pasien. Akuntan tanggung jawab kepada publik sangat penting sehingga
mengesampingkan tanggung jawab dan kewajibannya kepada perusahaan atau
klien. Dalam kasus eksternal audit, misalnya, meskipun perusahaan yang diaudit
mempekerjakan dan membayar akuntan, tanggung jawab pertama akuntan adalah
konstituen publik berhak melihat pernyataan laporan keuangan perusahaan. Hal ini
menciptakan situasi anomali di mana akuntan secara teknis tidak bekerja untuk
orang atau perusahaan yang membayarnya.
Karena akuntan memiliki tanggung jawab kepada publik, klien, dan rekan,
kita perlu memeriksa semua hubungan dan kewajiban incumbent. Mempelajari
ketentuan kode AICPA membantu memperjelas berbagai hubungan.

Anda mungkin juga menyukai