Anda di halaman 1dari 29

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Teori

Tinjauan teori merupakan pendekatan teori yang digunakan oleh peneliti untuk

menjelaskan permasalahan dalam penelitian. Teori yang ada berasal dari rujukan dan

disusun sebagai langkah-langkah dalam menganalisis permasalahan. Tinjauan teori

sangat penting dalam penelitian, karena menjelaskan kerangka konseptual secara

terstruktur sehingga peneliti dapat memahami fenomena yang diteliti. Dalam

penelitian ini, teori dasar yang digunakan adalah signaling theory (teori sinyal).

2.1.1. Teori Sinyal (Signaling Theory)

Signaling theory diperkenalkan oleh Spence pada tahun 1973. Spence

melakukan penelitian yang berjudul "Job Market Signaling". Spence mengatakan

bahwa terdapat asimetri informasi dalam pasar ketenagakerjaan. Signaling

Theory (teori sinyal) mengemukakan bagaimana sebuah perusahaan harus

memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan (Maryana & Ikhsan, 2019).

Sinyal ini dapat berbentuk informasi tentang apa yang telah dilakukan manajemen

untuk memenuhi keinginan pemilik.

Menurut teori sinyal, organisasi yang berkualitas baik akan dengan sengaja

mengirimkan sinyal ke pasar, dan pasar diharapkan dapat membedakan antara

perusahaan yang berkualitas baik dan buruk (Kartolo & Sugiyanto, 2019).

17
18

Informasi biasanya terjadi dikarenakan adanya perbedaan penerimaan

informasi yang dimiliki oleh pihak internal maupun eksternal perusahaan (Spence,

1973) Dalam penelitian kali ini, peneliti menggunakan laporan keuangan untuk

membantu pihak manajemen, lembaga keuangan, investor dan pemerintah untuk

membuat keputusan-keputusan bisnis. Teori sinyal memberikan pandangan bahwa

isyarat merupakan hal yang penting dalam melihat prospek perusahaan (Muhammad,

2022). Tujuan utama dari teori sinyal adalah mengkomunikasikan tindakan-tindakan

yang dilakukan oleh internal yang tidak dapat diamati secara langsung oleh pihak

luar.

Teori signal menunjukkan alasan perusahaan untuk memberikan informasi

laporan keuangan kepada pihak di luar perusahaan yang berkaitan dengan adanya

asimetri informasi antara pihak manajemen perusahaan dengan pihak luar.

Manajemen perusahaan memiliki lebih banyak pengetahuan dan menyadari potensi

perusahaan di masa depan (Maryana & Ikhsan, 2019).

Teori ini menjelaskan bahwa laporan keuangan yang baik merupakan sinyal

atau tanda bahwa perusahaan telah beroperasi dengan baik. Sinyal yang baik akan

direspon dengan baik oleh pihak lain. Menurut Zainudin dan Hartono (2010)

informasi yang dipublikasikan sebagai suatu pengumuman akan memberikan signal

bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Jika pengumuman tersebut


19

mengandung nilai positif, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu

pengumuman tersebut diterima oleh pasar.

Signaling Theory ini digagas dalam ilmu ekonomi dan keuangan yang

menggambarkan informasi yang asimetris antara perusahaan dengan pihak luar

karena manajemen lebih mengetahui tentang prospek perusahaan dan peluang masa

depan dibandingkan pihak luar atau investor. Manajemen akan berusaha selalu untuk

mengungkapkan informasi privat yang menurut pertimbangannya sangat diminati

oleh calon investor dan pemegang saham khususnya jika informasi tersebut

merupakan berita baik (good news). Di samping itu, manajemen berminat

menyampaikan informasi yang dapat meningkatkan kredibilitasnya.

2.2. Analisis Fundamental

Menurut Zaimsyah et al., (2019: 114) analisis fundamental menyatakan bahwa

tiap instrumen investasi memiliki landasan yang kuat yakni nilai intrinsik yang bisa

ditentukan melalui sesuatu analisis yang sangat hati-hati terhadap keadaan pada saat

kini serta prospeknya pada waktu yang akan tiba. Dapat disimpulkan bahwa analisis

fundamental ialah analisis yang bertujuan untuk mengetahui kinerja perusahaan

melalui analisis laporan keuangan perusahaan.

Menurut Fauzia, 2017 ada beberapa tahapan untuk melakukan analisis

fundamental, yaitu:
20

a. Analisis ekonomi, yaitu bertujuan untuk mengetahui bisnis serta prospek

bisnis suatu perusahaan. Dalam analisis ekonomi terdapat variabel yang

bersifat makro antara lain pendapatan nasional, kebijakan moneter dan fisikal,

tingkat bunga dan sebagainya.

b. Analisis industri, yaitu bertujuan untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan

jenis industri perusahaan yang bersangkutan. Hal-hal penting yang perlu

dipertimbangkan pemodal dan analisis saham misalnya penjualan dan laba

perusahaan, permanen industri, sikap dan kebijakan pemerintah terhadap

industri, kondisi persaingan dan harga saham perusahaan sejenis.

c. Analisis perusahaan, yaitu untuk mengetahui kinerja perusahaan. Para

penanam modal memerlukan informasi tentang perusahaan yang relevan

sebagai dasar pembuatan keputusan investasi. Informasi tersebut antara lain

tentang informasi laporan keuangan periode tertentu. Informasi yang penting

lagi adalah informasi yang bersifat ekspektasi yaitu informasi tentang

proyeksi keuangan atau forecasting. Hal itu mengingat bahwa kebutuhan

informasi didasarkan atas pertimbangan bahwa harga saham ditentukan oleh

kinerja perusahaan dimasa lalu dan ekspektasi dimasa yang akan datang.

Jadi, analisis fundamental adalah analisis yang bertujuan untuk mengetahui

kinerja perusahaan dengan melalui analisis laporan keuangan perusahaan, baik

dengan membandingkan laporan keuangan internal dan eksternal (perusahaan lain)


21

sehingga dapat diketahui perusahaan mana yang akan dipilih nantinya untuk

berinvestasi. Analisis fundamental menganalisis faktor-faktor makro ekonomi yang

mempengaruhi kinerja seluruh perusahaan, dilanjutkan dengan analisis industri, dan

pada akhirnya dilakukan analisis terhadap perusahaan yang mengeluarkan sekuritas

bersangkutan untuk menilai apakah sekuritas yang dikeluarkannya menguntungkan

atau merugikan bagi investor (Tandelilin 2010:338). Analisis fundamental

memudahkan investor dikarenakan termuat dalam laporan keuangan yang menyajikan

informasi kinerja keuangan melalui rasio rasio keuangan.

2.3. Analisis Rasio Keuangan

2.3.1. Pengertian Rasio Keuangan

Rasio keuangan merupakan suatu aktivitas dalam membandingkan angka -

angka yang terdapat di dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka

dengan angka yang lainnya (Kasmir, 2019).

Sedangkan Menurut Pratama et al., (2021) Analisis rasio keuangan merupakan

analisis terhadap instrumen keuangan perusahaan dalam hal ini adalah laporan

keuangan perusahan dalam periode yang telah ditetapkan dengan tujuan untuk

menilai, mengukur dan juga memberikan gambaran berkaitan kinerja keuangan

perusahaan.
22

Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa analisis rasio

keuangan merupakan suatu alat yang digunakan membandingkan antara dua angka

dari laporan keuangan perusahaan. rasio keuangan digunakan untuk memantau

kinerja perusahaan dan tolak ukur dalam evaluasi perkembangan bisnis. Pihak

investor menggunakan rasio keuangan untuk mengukur nilai investasi yang dilakukan

sehingga dapat diprediksi untung atau rugi ketika berinvestasi pada perusahaan

tersebut, Jika dilihat pada perbandingan rasio antara investasi dan bisnis maka

sebagai investor mampu menentukan investasi yang paling menguntungkan. Analisis

rasio keuangan dapat digunakan oleh beberapa pihak antara lain pihak manajemen,

kreditur, investor dan pemerintah.

2.3.2. Tujuan Analisis Rasio Keuangan

Kasmir (2016:68) menguraikan 6 tujuan dari analisis rasio keuangan, yaitu:

1) Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu, baik

aset, kewajiban, ekuitas, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa

periode.

2) Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan

perusahaan.

3) Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki.

4) Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke

depan berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini.


23

5) Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu penyegaran

atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal.

6) Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang

hasil yang mereka capai.

Sedangkan Astuti (2021:6) menjelaskan terdapat 4 tujuan utama analisis rasio

keuangan dilakukan yaitu:

1) Untuk penyaringan (screening). Analisis rasio keuangan ditujukan untuk

membaca, memahami, serta menyaring berbagai aktivitas bisnis yang akan

dilakukan di masa mendatang. Contoh aktivitasnya seperti merger, investasi, atau

lainnya.

2) Untuk peramalan (forecasting). Analisis rasio keuangan ditujukan untuk

memprediksi kira-kira kondisi keuangan perusahaan di masa depan seperti apa.

Selain itu, analisis ini juga bertujuan untuk mengetahui bagaimana kondisi

keuangan perusahaan di masa sekarang.

3) Untuk diagnosa (diagnosis). Analisis rasio keuangan ditujukan untuk melihat

kemungkinan terjadinya masalah dalam ruang lingkup bidang operasi dan

keuangan. Sehingga perusahaan atau pihak yang berkepentingan bisa membuat

strategi untuk mencegah permasalahan itu terjadi

4) Untuk penilaian (evaluation). Analisis rasio keuangan ditujukan untuk mengetahui

dan menilai prestasi manajemen, keuangan, operasi, dan lainnya. Penilaian ini juga
24

ditujukan untuk melihat kinerja karyawan dan melakukan perbaikan atas hal yang

dirasa kurang

2.3.3. Keunggulan dan Kelemahan Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan memiliki keunggulan dan kelemahan dalam

penggunaannya menurut harahap dalam (Dewi, 2017), Adapun keunggulan sebagai

berikut:

1. Rasio merupakan agka-angka atau ikhtisar statistik yang mudah unuk dibaca.

2. Informasi yang disajikan laporan keuangan yang rinci dan rumit.

3. Mengetahui posisi perusahaan ditengan industri lain.

4. Bermanfaat dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model

prediksi.

5. Dapat menyesuaikan size perusahaan..

6. Mudah membandingkan perusahaan secara periodic atau time series.

7. Mudah dalam melakukan prediksi dimasa mendatang.

Adapun kelemahan analisis rasio keuangan menurut J Fred Weston dalam

(Dewi, 2017) sebagai berikut:

1. Data keuangan disusun dari fata akuntansi dan ditafsirkan dalam berbagai macam

cara.

2. Dalam prosedur pelaporan yang berbeda dapat mengakibatkan laba yang

dilaporkan berbeda tergantung prosedur pelaporan keuangan.


25

3. Adanya manipulasi data dalam penyusunan laporan keuangan, contonya tidak jujur

dalam memasukkan angka-angka sehingga hasil perhitungan rasio keuangan tidak

menunjukkan hasil sesungguhnya.

4. Perlakuan dalam pengeluaran biaya-biaya antara satu perusahaan dengan

perusahaan yang lain berbeda.

5. Penggunaan tahun fiskal dan pengaruh musiman dapat mengakibatkan perubahan

pada rasio komperatif

6. Dalam kesamaan rasio standar industri belum menjamin perusahaan berjalan

normal dan akan dikelola dengan baik

2.3.4. Manfaat Analisis Rasio Keuangan

Menurut Fahmi dalam (Dewi, 2017) menyatakan bahwa rasio

keuangan digunakan sebagai alat analisis rasio sehingga dapat

diperoleh manfaat sebagai berikut:

1. Sebagai alat untuk menilai kinerja dan prestasi perusahaan.

2. Dalam pihak manajemen sebagai rujukan untuk membuat perencanaan.

3. Sebagai alat mengevaluasi kondisi suatu perusahaan dari perspektif keuangan.

4. Bagi para kreditor digunakan untuk memperkirakan potensi risiko yang akan

dihadapi dengan adanya jaminan kelangsungan pembayaran bunga dan

pengembalian pokok pinjaman.

5. Sebagai penilaian bagi pihak stakeholder organisasi.


26

2.3.5. Jenis-Jenis Rasio Keuangan

Jenis-jenis rasio keuangan menurut (Kasmir, 2015) digunakan untuk menilai

kinerja manajemen, masing-masing dari rasio tersebut tergantung dari kebutuhan

perusahaan. Berikut ini adalah bentuk- bentuk rasio keuangan yaitu:

1) Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas merupakan kemampuan perusahaan membayar semua kewajiban

jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar, berkenaan

dengan keadaan keseluruhan keuangan perusahaan yang berkaitan dengan

kemampuan mengubah aktiva lancar menjadi uang kas (Dewi, 2017).

Terdapat beberapa perusahaan yang mengalami kesulitan finansial sehingga tidak

dapat membiayai kegiatan operasional dan melakukan pembayaran utang,

kemampuan membiayai tedapat pada perusahaan yang finansialnya harus terpenuhi,

baik kegiatan operasional maupun pembayaran utang.

Adapun Jenis-jenis rasio likuiditas menurut (Kasmir, 2016) sebagai berikut:

1. Rasio lancar (current ratio), rasio yang menunjukkan perbandingan antara aktiva

lancar dan kewajiban lancar yang merupakan ukuran paling umum untuk mengetahui

kesanggupan suatu perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendek.

2. Rasio cepat (quick ratio), rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan daalam

memenuhi kewajiban jangka pendek, pengukuran quick ratio mengurangkan aktiva

lancar dengan persediaan.


27

3. Rasio kas (cash ratio), yang menunjukkan posisi kas yang dapat menutupi hutang

lancar. Rasio ini menggambarkan kemampuan kas yang dimiliki dalam manajemen

kewajiban lancar pada tahun yang bersangkutan.

Namun, dalam penelitian ini penulis fokus pada rasio lancar

(current ratio) dan rasio cepat (quick ratio) sebagai proksi dari rasio likuiditas, dalam

hasil pengukuran rasio. Menurut (Budiman, 2017) apabila semakin kecil rasio maka

perusahaan kekurangan modal dalam membayar utang ataupun sebaliknya, tetapi

belum tentu kondisi perusahaan dapat dikatakan baik, hal ini terjadi karena terdapat

indikasi dana yang tidak digunakan secara efisien.

Rasio lancar (current ratio) menurut Kasmir (2016:135) dapat dihitung dengan

rumus:

Aset lancar
Current ratio= x 100
Huang lancar

Rasio cepat (quick ratio) menurut Kasmir (2016:138) dapat dihitung dengan

rumus:

Aset lancar−Persediaan
Quick ratio= x 100
Huang lancar

2) Rasio Solvabilitas

Rasio Solvabilitas merupakan rasio untuk mengukur sejauh mana aktivitas

perusahaan dibiayai dengan hutang (Kasmir, 2015). Menurut (Herlina dan Iryani,

2015) Solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban


28

keuangannya apabila perusahaan dilikuidasi baik kewajiban pada jangka pendek

maupun jangka panjang, serta dapat dikatakan solvable jika mempunyai aset yang

mampu membayar hutang.

Menurut Kasmir (2019) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh

mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya yaitu seberapa besar beban

utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas

dikatakan bahwa rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam membayar seluruh kewajibannya, baik itu jangka pendek maupun

jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan.

Adapun tujuan perusahaan menggunakan rasio solvabilitas menurut Firdaus

(2020), yaitu:

1. Untuk mengetahui posisi perusahaan terhadap kewajiban kepada pihak lainnya

(kreditor).

2. Untuk menilai keseimbangan antara nilai aktiva tetap dengan modal

3. Untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang bersifat

tetap (contoh : angsuran pinjaman)

4. Untuk menilai seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang

5. Untuk menilai atau mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang

dijadikan jaminan utang jangka panjang

6. Untuk menilai Bagaimana pengaruh utang perusahaan terhadap pengelolaan aktiva


29

7. Untuk menilai berapa dana pinjaman yang segera akan ditagih, terdapat sekian

kalinya modal sendiri yang dimiliki.

Sementara itu, menurut Firdaus (2020) manfaat rasio solvabilitas adalah sebagai

berikut, yaitu:

1. Untuk menganalisis kemampuan posisi perusahaan terhadap kewajiban kepada

pihak lainnya.

2. Untuk menganalissis keseimbangan antara nilai aktiva khususnya aktiva tetap

dengan modal

3. Untuk menganalisis kemampuan perusahaan memenuhi kewajban yang bersifat

tetap (misalnya angsuran pinjaman)

4. Untuk menganalisis seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang

5. Untuk menganalisis atau mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri

dijadikan jaminan utang jangka panjang

6. Untuk meganalisis seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap

pengelolaan aktiva

7. Untuk menganalisis berapa dana pinjaman yang segera akan ditagih ada terdapat

sekian kalinya modal sendiri.

Menurut (Kasmir, 2015) ada beberapa jenis rasio solvabilitas secara umum terdiri

sebagai berikut:
30

1. Debt to Assets Ratio (DAR), rasio yang digunakan mengukur seberapa besar

aktiva dibiayai oleh hutang atau seberapa besar hutang berpengaruh dalam

pengelolaan aktiva.

2. Long Term Debt to Equity Ratio, rasio yang digunakan untuk mengukur modal

sendiri yang dijadikan jaminan jangka panjang dengan membandingkan utang

jangka panjang dengan modal yang tersedia di perusahaan.

3. Debt to Equity Ratio (DER), rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan

ekuitas. Rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang

dijadikan jaminan hutang.

Namun, dalam penelitian ini penulis fokus pada Debt to equity

ratio (DER) dan Debt to Assets Ratio (DAR) sebagai proksi dari rasio solvabilitas.

Semakin besar rasio ini, artinya semakin tidak menguntungkan karena semakin beasar

resiko yang ditanggung atas kegagalan yang terjadi, kesempatan untuk memperoleh

tambahan pinjaman juga semakin sulit karena dikhawatirkan perusahaan tidak

mampu membayar utang yang digunakan.

Rasio Debt to Assets Ratio (DAR) menurut Kasmir (2016:156) dapat dihitung

dengan rumus:

Total hutang
DAR= x 100
Total aset
31

Rasio Debt to equity ratio (DER) menurut Kasmir (2016:158) dapat dihitung

dengan rumus:

Total hutang jangka panjang


DER= x 100
Total ekuitas

3) Rasio Prifitabilitas

Rasio Profitabilitas adalah rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam

mencari keuntungan dan memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu

perusahaan (Kasmir, 2015). Rasio Profitabilitas adalah rasio untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktivitas normal bisnisnya

(Hery, 2015). Salah satu Tujuan penggunaan rasio profitabilitas menurut (Kasmir,

2016) yaitu mengukur atau menghitung laba perusahaan dalam periode tertentu dan

menilai posisi laba perusahaan dari tahun sebelumnya ke tahun yang sekarang.

Tujuan penggunaan rasio profitabilitas bagi perusahaan maupun bagi pihak luar

perusahaan menurut Kasmir (2019: 199) yaitu :

1) Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam satu

periode tertentu.

2) Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang.

3) Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu.

4) Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.
32

5) Untuk mengukur produktivitas seluruh perusahaan yang digunakan baik modal

pinjaman maupun modal sendiri.

6) Untuk mengukur produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik

modal sendiri.

Adapun jenis-jenis rasio profitabilitas yang dapat digunakan oleh perusahaan

menurut Kasmir (2019: 199) adalah sebagai berikut :

1) Margin Laba Bersih atau Net Profit Margin Margin merupakan ukuran keuntungan

dengan membandingkan antara laba setelah bunga dan pajak dibandingkan dengan

penjualan. Rasio ini menunjukkan pendapatan bersih perusahaan atas penjualan.

Rata-rata standar untuk industri Net Profit Margin yaitu 20%.

2) Return On Asset (ROA) Suatu perusahaan dikatakan memiliki kinerja yang baik

apabila memenuhi persyaratan tertentu, terutama terkait dengan kondisi

keuangannya. Jika seuatu perusahaan memiliki rasio keuangan yang baik, maka

kinerjanya dalam mengelola sumber daya yang dimiliki untuk mencapai

produktivitas tinggi dan menghasilkan keuntungan yang bisa dikatakan baik.

Banyak rasio keuangan yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja

keuangan perusahaan, salah satunya adalah Return On Assets

(ROA).

3) Return on equity (ROE) Rasio ini digunakan mengukur laba bersih setelah pajak

dengan modal sendiri. Rasio ini juga menunjukkan efisiensi penggunaan modal
33

sendiri. Adapun semakin tinggi rasio ini maka semakin baik, yang artinya posisi

pemilik perusahaan semakin kuat, begitu sebaliknya. Rasio ini digunakan untuk

mengukur efektivitas dari keseluruhan operasional perusahaan (Kasmir, 2016).

Pada penelitian ini fokus dengan menggunakan Return on equity (ROE) dan

Return On Assets (ROA). Rasio Return on equity (ROE) dan Return On Assets

(ROA) menurut Kasmir (2016:202) dapat dihitung dengan rumus:

Laba bersih setelah pajak


ROA= x 100
Total aset

Lababersih
ROE= x 100
Total ekuitas

2.4. Nilai Perusahaan

2.4.1. Pengetian Nilai Perusahaan

Menurut Utari, dkk (2014, hal. 315) nilai ialah suatu yang dihargai, dijunjung

tinggi, dan diperjuangkan. Nilai perusahaan adalah hasil kerja perpaduan capital dan

tenaga kerja. Setiap kegiatan operasi perusahaan mengharapkan hasil. Dibalik hasil

itu terdapat resiko, jika hasil yang diharapkan itu tidak dapat diwujudkan.

Menurut (Hartaroe et al., 2016) nilai perusahaan adalah pandangan investor

terhadap tingkat keberhasilan perusahaan dan sering dikaitkan dengan harga saham.

Bila semakin tinggi sebuah harga saham, maka semakin tinggi pula nilai perusahaan.

Nilai perusahaan yang tinggi adalah keinginan para pemilik perusahaan.


34

Menurut (Muhammad Rivandi, 2022) nilai perusahaan adalah:

“persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan perusahaan yang sering

dikaitakan dengan harga saham.

Menurut (Atmikasari et al., 2020) mendefinisikan bahwa:

“Nilai perusahaan merupakan kondisi tertentu yang telah dicapai oleh suatu

perusahaan sebagai gambaran dari kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan

setealh melalui suatu proses kegiatan selama beberapa tahun, yaitu mulai dari

perusahaan tersebut didirikan sampai dengan saat ini.”

Berdasarkan kedua pendapat dari para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

nilai perusahaan adalah sebuah gambaran bahwa perusahaan dengan kondisi dimana,

perusahaan tersebut telah mencapai target yang diinginkan oleh seorang manajer yang

telah dikelola yang nantinya dijadikan gambaran bagi masyarakat maupun investor

untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut.

2.4.2. Tujuan Memaksimalkan Nilai Perusahaan

Dalam arti luas nilai perusahaan merupakan alat ukur yang digunakan para

investor untuk menanamkan modalnya keperusahaan yang dituju. Dalam hal ini

perusahaan harus memiliki tujuan yang baik bagi perusahaan, sehingga bisa menjadi

bahan pertimbangan bagi para investor.

Menurut (Sudana, 2015) teori-teori dibidang keuangan memiliki satu fokus,

yaitu memaksimalkan kemakmuran pemegang saham atau pemilik perusahaan


35

(wealth of the shareholders). Tujuan normatif ini dapat diwujudkan dengan

memaksimalkan nilai pasar perusahaan (market value of firm). Bagi perusahaan yang

sudah go public, memaksimalkan nilai perusahaan sama dengan memaksimalkan

harga pasar saham. Memaksimalkan nilai perusahaan dinilai lebih tepat sebagai

tujuan perusahaan karena:

1. Memaksimalkan nilai perusahaan berarti memaksimalkan nilai sekarang dari

semua keuntungan yang akan diterima oleh pemegang sham dimasa yang akan

datang atau berorientasi jangka panjang

2. Mempertimbangkan faktor risiko

3. Memaksimalkan nilai perusahaan lebih menekankan pada arus kas dari pada

sekedar laba menurut pengertian akuntansi

4. Memaksimalkan nilai perusahan tidak mengabaikan tanggung jawab sosial

2.4.3. Pengukuran Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan dapat diukur dengan suatu rasio yang disebut rasio penilaian.

(Sutrisno, 2010) mendefinisikan rasio penilaian adalah suatu rasio untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam menciptakan nilai pada masyarakat (investor) atau

pada para pemegang saham.

(Brigham & Daves, 2019). Dengan demikian, semakin tinggi nilai perusahaan,

maka semakin tinggi keberhasilan perusahaan menurut investor. Sebaliknya, ketika

nilai perusahaan rendah, keberhasilan perusahaan dinilai rendah oleh investor.


36

Menurut Wahyudyatmika (2020), terdapat beberapa metode yang dapat digunakan

pada pengukuran nilai perusahaan, antara lain sebagai berikut.

1. Price-Earnings Ratio (PER)

Menurut Titman et al. (2018), metode ini menunjukkan besar keinginan investor

untuk membayar setiap 1 satuan mata uang, misal Rp1, atas earnings yang

dilaporkan. Menurut Sofyan (2010, hal. 311) menyatakan rasio ini menunjukkan

perbandingan antara harga saham dipasar atau harga perdana yang ditawarkan

dibandingkan dengan pendapatan yang diterima. PER yang tinggi menunjukkan

ekspetasi investor tentang prestasi perusahaan di masa yang akan datang cukup

tinggi. Lewat rasio ini, harga saham sebuah emiten dibandingkan dengan laba bersih

yang dihasilkan oleh emiten tersebut dalam setahun. Dengan mengetahui besaran

PER tersebut, calon investor potensial dapat mengetahui apakah harga sebuah saham

tergolong wajar atau tidak sesuai kondisi saat ini dan bukannya berdasarkan pada

perkiraan di masa mendatang (Rully, 2022). PER dapat diperoleh melalui perhitungan

berikut.

Harga pasar per lembar


Per=
EPS

Keterangan :
37

PER = Price Earning Ratio

EPS = Earning Per Share atau Laba Per saham

2. Price-to-Book Value (PBV)

Menurut (Margaretha, 2011) Price Book Value (PBV) adalah sebagai berikut:

“Price Book Value menggambarkan seberapa besar menghargai nilai buku saham

suatu perusahaan”. Sedangkan (Fahmi, 2014) Price Book Value (PBV) adalah

sebagai berikut: “Price Book Value (PBV) merupakan rasio untuk mengukur

seberapa besar harga saham yang ada dipasar dibandingkan dengan nilai buku

sahamnya. Semakin rendah nilai PBV suatu saham maka saham tersebut

dikategorikan undervalued, dimana sangat baik untuk investasi jangka panjang

(Rully, 2022). Namun, rendahnya nilai PBV juga dapat mengindikasikan menurunnya

kualitas dan kinerja fundamental emiten. Oleh sebab itu, nilai PBV juga harus

dibandingkan dengan PBV saham emiten lain dalam industri yang saham. kapitalisasi

pasar suatu perusahaan dapat dijadikan indikator perkembangan suatu perusahaan.

Rasio ini berfungsi untuk melengkapi analisis book value. Jika pada analisis book

value, investor hanya dapat mengetahui kapasitas per lembar dari nilai saham, pada

rasio PBV investor juga dapat mengetahui langsung sudah berapa kali market value

suatu saham dihargai dari book valuenya. Metode ini dikenal juga sebagai market-to-

book ratio dengan formula perhitungan yang dijabarkan oleh Brealey et al. (2018)

sebagai berikut:
38

Harga per lembar saham


PBV =
Nilai buku per lembar saham

3. Tobin’s Q

Nilai perusahaan mencerminkan persepsi investor terhadap suatu perusahaan,

persepsi tersebut dapat terlihat dari nilai rasio Tobin’s Q (Ermad et al, 2020). Tobin’s

Q merupakan salah satu indikator guna mengukur kinerja perusahaan, terutama pada

pembahasan dan penelitian tentang nilai perusahaan, yang menunjukkan suatu

proforma manajemen dalam mengelola aktiva perusahaan (Sudiyatno dan Puspitasari,

2010). Tobin’s Q digunakan pada berbagai penelitian pada bidang ekonomi, terutama

mikroekonomi, keuangan dan studi investasi. Pada bidang ekonomi menggunakan Q

sebagai pengukur nilai tambah “Marginal Q” guna menjelaskan keputusan investasi

perusahaan, yang didasarkan pada margin laba (Sudiyatno dan Puspitasari, 2010).

Melalui rasio Tobin’s Q akan diketahui nilai perusahaan Bank Syariah yang sudah

go public, sehingga dapat memberikan gambaran serta suplemen informasi tentang

kontribusi Bank Syariah dalam memakmurkan para pemegang saham. pendek dan

hutang jangka panjang) yang dibagi dengan total asset (nilai buku ekuitas ditambah

nilai buku hutang). Menurut (Mediyanti, 2021) rumus Tobin’s Q merupakan

formulasi sebagai berikut :

' MVE+ D
Tobin n s q=
TA
39

Catatan :

MVE = Market Value Equity, total nilai pasar saham

D = Debt (total hutang), terdiri dari hutang lancar + hutang jangka panjang

TA = Total Asset

Setelah diperoleh hasil perhitungan rasio Tobin’s Q, tahap selanjutnya dilakukan

interpretasi. Menurut Sudiyatno & Puspitasari (2010), interpretasi rasio Tobin’s Q

dapat diakukan dengan menggunakan parameter sebagai berikut :

1. Tobin’s Q < 1, menggambarkan bahwa saham dalam kondisi undervalued.

Manajemen perusahaan telah gagal dalam mengelola aktiva perusahaan, terdapat

potensi pertumbuhan investasi rendah.

2. Tobin’s Q = 1, menggambarkan bahwa saham dalam kondisi average. Manajemen

perusahaan stagnan dalam mengelola aktiva, terdapat potensi pertumbuhan

investasi tidak berkembang.

3. Tobin’s Q > 1, menggambarkan bahwa saham dalam kondisi overvalued.

Manajemen berhasil dalam mengelola aktiva perusahaan, terdapat potensi

pertumbuhan investasi tinggi.


40

2.5. Jakarta Islamic Index 70 (JII 70)

Jakarta Islamic Index (JII) adalah indeks saham syariah yang pertama kali

diluncurkan di pasar modal indonesia pada tanggal 3 juli 2000. Konstituen JII hanya

terdiri dari 30 saham syariah paling likuid yang tercatat di BEI. Sama seperti ISSI,

review saham syariah yang menjadi konstituen JII dilakukan sebanyak dua kali dalam

setahun, Mei dan November mengikuti jadwal DES oleh OJK. BEI menentukan dan

melakukan seleksi saham syariah yang menjadi konstituen JII. Adapun kriteria

likuiditas yang digunakan dalam menyeleksi 30 saham syariah yang menjadi

konstituen JII adalah sebagai berikut (IHSS):

1. Saham syariah yang masuk dalam konstituen indeks saham syariah (ISSI) telah

tercatat selama 6 bulan terakhir.

2. Dipilih 60 saham berdasarkan urutan rata-rata kapitalisasi pasar tertinggi selama 1

tahun terakhir.

3. Dari 60 saham tersebut, kemudian dipilih 30 saham berdasarkan rata-rata nilai

transaksi harian di pasar regular tertinggi.

4. 30 saham yang tersisa merupakan saham terpilih.

Terdapat perbedaan antara JII dan JII70, yaitu:

1. Saham syariah yang masuk dalam konstituen indeks saham syariah (ISSI) telah

tercatat selama 6 bulan terakhir.


41

2. Dipilih 150 saham berdasarkan urutan rata-rata kapitalisasi pasar tertinggi selama

1 tahun terakhir.

3. Dari 150 saham tersebut, kemudian dipilih 70 saham berdasarkan rata-rata nilai

transaksi harian di pasar regular tertinggi.

4. 70 saham yang tersisa merupakan saham terpilih. Adapun daftar saham JII yang

telah diterbitkan BEI berdasarkan Daftar Efek Syariah.

2.6. Review Peneliti Terdahulu

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Vatiabel yang
No Nama Peneliti Topik Hasil
di gunakan
1 Anik Malikah Comparison of rasio terdapat perbedaan rasio
(2021) Financial likuiditas, profitabilitas
Performance solvabilitas, perusahaan. Namun, itu
Before and rasio aktivitas, tidak memiliki efek yang
During rasio signifikan sebelum dan
COVID-19: profitabilitas selama COVID-19. Hal
Case Study of ini terlihat dari analisis
Hospitality rasio solvabilitas yang
Business, menunjukkan bahwa
Indonesia ketiga rasio yang
digunakan memiliki tren
yang menurun.
2 Hadi Comparisonal ROE, ROA, 1. dalam penelitian ini
Machbudiansyah, Analysis of CR, Rasio menunjukkan bahwa
Ardi Paminto, Financial Kas, kinerja keuangan
Yana Ulfah Performance perputaran selama periode
( 2021) before and investasi, Covid 19 lebih
During the periode rendah dibandingkan
Covid-19 penagihan, sebelum Covid 19.
Pandemic at the Biaya subsidi, 2. terdapat perbedaan
Blud of the perputaran kinerja
Atma Husada aaset keuangan yang
42

Mahakam tetap,BOPO diukur dengan


Regional menggunakan rasio
Mental Hospital berdasarkan
in Samarinda Peraturan Dirjen
Perbendaharaan
Nomor
PER-36/PB/2016
sebelum Pandemi
Covid 19 dan selama
Pandemi Covid
19.

3 Syamsidar, Analisis ROA, ROE, Hasil penelitian ini


Emmi Suryani Fundamental PER, EPS menunjukkan bahwa
Nasution, Nadia Saham Sebelum tidak ada perbedaan
Ulfa (2022) Dan Selama secara fundamental
Pandemi Covid- antara sebelum dengan
19 Pada selama pandemi covid-
Perusahaan 19 pada perusahaan
Sektor Industri sektor industri barang
Barang konsumsi yang terdaftar
Konsumsi Yang di Bursa Efek Indonesia
Terdaftar Di untuk periode 2019-
Bursa Efek 2020.
Indonesia
Periode 2019 –
2020
4 Trisna Analisis PER, DER, Hasil penelitian
AyuOktavia, Fundamental ROA, ROE, menunjukkan bahwa
Nova Maulud Saham Sebelum EPS secara keseluruhan
Widodo, Dan Sesudah perusahaan mengalami
Halleina Rejeki Pandemi Covid- kenaikan kinerja yang
Putri Hartono 19: Studi cukup baik dari periode
Empiris Di 2015 hingga 2019.
Bursa Efek Namun pada saat
Indonesia pandemic COVID19
terjadi, perusahaan
terdampak dan
mengalami penurunan
kinerja. Hal ini terlihat
43

pada penurunan PER,


EPS, ROA, ROE, dan
DER. Perusahaan yang
cukup baik dalam
mengatasi kondisi ini
adalah UNVR dan
INDF.
5 Viona Putri Ayu Analisis Current Ratio Tidak Terdapat
Dewanti, Perbandingan (CR), DAR, Perbedaan Signifikan
Mawar Ratih Kinerja NPM, Total Rasio Likuiditas berupa
Kusumawardani, Keuangan Asset Turn Current Ratio (CR), n
Taufik Akbar Sebelum Dan Over Rasio Solvabilitas
Saat Pandemi berupa Debt To Asset
Covid-19 Pada Ratio (DAR), Rasio
PT. Provident Profitabilitas berupa Net
Agro Tbk Profit Margin (NPM),
Periode Tahun Rasio Aktivitas berupa
2018-2021 Total Asset Turn Over
sebelum dan saat
pandemi covid-19
6 Zetha Hayuning Analisis Current Ratio Hasil dari penelitian ini
Pramesti, Perbedaan (CR) , Quick adalah tidak terdapat
Tri Utomo Kinerja Ratio (QR), perbedaan yang
Prasetyo ( 2022) Keuangan PT Debt To Total signifikan pada current
Darya-Varia Asset (DAR), ratio, quick ratio, debt to
Laboratoria Tbk Net Profit total asset, net profit
Sebelum dan Margin margin, return on asset,
Saat Covid-19 (NPM), total asset turnover dan
Return On fixed asset turnover pada
Asset (ROA), sebelum dan saat Covid-
Total Asset 19. Sedangkan terdapat
Turnover Dan perbedaan yang
Fixed Asset signifikan pada debt to
Turnover, total equity pada
Debt To Total sebelum dan saat Covid-
Equity (DER) 19.
7 Muhammad Analisis DAR, DER, . Dari hasil penelitian
Hidayat Perbandingan ROA, ROE, tidak terdapat perbedaan
Kinerja PER dan CR baik sebelum dan saat
Keuangan pandemi covid 19 pada
44

Sebelum Dan rasio DAR, DER, ROA,


Saat Pandemi ROE dan PER.
Covid 19 Pada Sedangkan Current
Perusahaan Ratio terdapat perbedaan
Farmasi Yang yang signifikan baik
Terdaftar Di sebelum dan saat
Bursa Efek pandemi covid 19.
Indonesia (2019
- 2020)

Adupun berdasarkan penelitian terdahulu diatas, penelitian dalam studi ini

akan memodifikasi penelitian yang sudah ada dan melakukan penelitian di tempat

yang berbeda dari penelitian terdahulu.

2.7. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap tujuan penelitian yang

diturunkan dari kerangka pemikiran yang telah dibuat. Hipotesis merupakaan

pertayaan sementara tentang hubugan antara dua variabel atau lebih. Hipotesis

merupakan dugaan sementara dari jawaban rumusan masalah penelitian. Berdasarkan

penelitian terdahulu diatas, hipotesis dari penelitian ini adalah:

Ha : Terdapat perbedaan yang signifikan antara fundamental saham sebelum dan

sesudah masa pandemic covid 19 dilihat dari Rasio likuiditas, Rasio

solvabilitas, Rasio profitabilitas dan nilai perusahaan.


45

Ho : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara fundamental saham sebelum

dan sesudah masa pandemic covid 19 dilihat dari Rasio likuiditas, Rasio

solvabilitas, Rasio profitabilitas dan nilai perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai