b. Pemberian Kredit
Dalam analisis ini, yang menjadi tujuan pokok adalah menilai kemampuan perusahaan
untuk mengembalikan pinjaman yang diberikan beserta bunga yang berkaitan dengan
pinjaman tersebut. Pihak pemberi pinjaman (kreditor) memperoleh keuntungan dari
bunga yang dibebankan atas pinjaman tersebut dan juga harus memperoleh kembali
pinjaman pokoknya, dengan diterima langsung pada akhir periode pinjaman (pada waktu
jatuh tempo) atau dibayar dengan angsuran. Pinjaman bisa bersifat jangka pendek, bisa
juga jangka panjang. Ini juga akan mempengaruhi tujuan dan lingkup analisis keuangan.
Pinjaman jangka pendek biasanya berjangka enam bulan sampai satu atau dua tahun,
seperti pinjaman dari bank. Pinjaman jangka menengah biasanya berkisar antara lima
sampai sepuluh tahun, seperti dalam pinjaman dari bank jangka panjang atau pinjaman
obligasi jangka menengah. Pinjaman jangka panjang bisa lebih dari 10 tahun, bahkan ada
yang dua puluh tahun, seperti pada obligasi jangka panjang.
Dengan kredit jangka pendek, analis akan memfokuskan pada kemampuan
perusahaan membayar kewajiban-kewajiban jangka pendeknya pada saat jatuh tempo.
Dengan kredit jangka panjang, analis akan memfokuskan kemampuan perusahaan
membayar kewajiban-kewajiban jangka panjang pada saat jatuh tempo. Itu berarti
kemampuan membayar kewajiban jangka pendek dan menengah, serta kemampuan
menjaga profitabilitas perusahaan akan termasuk dalam analisis keuangan jenis ini. Fokus
dalam analisis ini adalah kemampuan perusahaan dalam jangka panjang.
f. Pemerintah
Pemerintah bisa menganalisis keuangan perusahaan untuk menentukan besarnya
pajak yang dibayarkan, atau menentukan tingkat keuntungan yang wajar bagi suatu
industri. Bagi industri yang diatur ( regulated industry), tingkat keuntungan biasanya
ditentukan oleh pemerintah dengan menambahkan sejumlah persentase tertentu di atas
biaya modalnya. Apabila perusahaan akan menjual sahamnya ke pasar modal, maka
pemerintah (dalam hal ini Bapepam) akan menganalisis keuangan perusahaan untuk
menentukan layak tidaknya perusahaan tersebut untuk go public.
g. Analisis Internal
Pihak internal perusahaan sendiri (seperti pihak manajemen) akan memerlukan
informasi mengenai kondisi keuangan perusahaan untuk menentukan sejauh mana
perkembangan perusahaan. Informasi semacam ini bisa digunakan sebagai basis evaluasi
prestasi manajemen. Bagi pihak manajemen, informasi keuangan tertentu bisa digunakan
sebagai dasar pengambilan keputusan, untuk perencanaan atau untuk mengevaluasi
perubahan strategi.
h. Analisis Pesaing
Kondisi keuangan pesaing bisa dianalisis oleh perusahaan untuk menentukan sejauh
mana kekuatan keuangan pesaing. Informasi semacam ini bisa dipakai untuk penentuan
strategi perusahaan seperti strategi harga, strategi merebut pangsa pasar, atau keputusan-
keputusan lainnya.
i. Penilaian Kerusakan
Analisis keuangan juga bisa dipakai untuk menentukan besarnya kerusakan yang
dialami oleh perusahaan. Misalkan barang dagangan perusahaan mengalami kebakaran
dan perusahaan mengasuransikan barang dagangan tersebut, analisis keuangan bisa
dipakai oleh pihak asuransi untuk menentukan besarnya kerusakan yang dialami oleh
perusahaan. Informasi ini bisa dipakai untuk menentukan besarnya ganti rugi yang
dibayarkan kepada perusahaan.
Setelah analis mengidentifikasi tujuan dari analisis keuangan, ia bisa merumuskan arah
dan lingkup analisisnya. Secara umum biasanya profitabilitas perusahaan menjadi
perhatian pokok untuk setiap tujuan yang dihadapi oleh perusahaan. Analisis internal,
analisis oleh investor, analisis pesaing merupakan tipe analisis yang sangat memerlukan
informasi profitabilitas. Analisis risiko juga cukup penting karena risiko merupakan
imbangan profitabilitas untuk menentukan prospek dan kesehatan perusahaan. Analisis
risiko untuk jangka waktu yang pendek dilakukan dengan menganalisis likuiditas
perusahaan. Analisis kredit banyak memerlukan jenis analisis semacam ini. Sedangkan
untuk analisis risiko jangka panjang, diperlukan analisis solvabilitas. Analisis pinjaman
jangka panjang seperti dalam obligasi akan banyak menggunakan jenis analisis ini.
Pada kebanyakan situasi, kedua macam analisis di atas (profitabilitas dan risiko)
akan digunakan bersama-sama untuk menganalisis keuangan perusahaan. Analisis
investasi (oleh investor) sebagai contoh akan banyak menggunakan kedua macam analisis
tersebut, sehingga teknik-teknik analisis yang digunakan akan cukup lengkap. Karena
tujuan analisis akan menentukan arah dan lingkup analisis keuangan, maka tujuan tersebut
harus ditetapkan terlebih dulu di muka dengan jelas.
Laporan keuangan yang disusun secara baik dan akurat dapat memberikan gambaran
keadaan yang nyata mengenai hasil atau prestasi yang telah dicapai oleh suatu perusahaan
selama kurun waktu tertentu. Apalagi informasi mengenai kinerja keuangan suatu
perusahaan sangat bermanfaat untuk berbagai pihak, seperti investor, kreditur,
pemerintah, bankers, pihak manajemen sendiri dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.
Sedangkan berbagai pihak yang membutuhkan hasil dari analisis laporan keuangan adalah:
a. Investor, berkepentingan untuk mengetahui tentang kemampuan perusahaan
tempatnya berinvestasi, apakah mampu memberikan keuntungan bagi investor atau
tidak dan apakah dana yang akan diinvestasikan aman dikelola perusahaan.
b. Kreditur, berkepentingan untuk mengetahui kesehatan perusahaan yang akan
diberikan kredit sehingga layak untuk menerima pinjaman dari kreditur dan melihat
kemampuan membayar bunga beserta pengembalian pokok pinjamannya.
c. Pemasok, berkepentingan untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk
membayar dengan baik atas pasokan barang yang diberikan untuk memenuhi
kebutuhan perusahaan.
d. Pemegang Saham, berkepentingan untuk mengetahui untuk mengetahui kinerja
perusahaan, pendapatan dan keamanan investasi.
e. Pelanggan, berkepentingan untuk mengetahui kesehatan perusahaan sehingga dapat
diandalkan untuk memenuhi kebutuhan pelanggannya secara rutin.
f. Karyawan, berkepentingan untuk mengetahui apakah perusahaan tempatnya bekerja
akan selalu mampu memenuhi kesejahteraannya.
g. Pemerintah, berkepentingan untuk mengetahui kesehatan dan kinerja perusahaan
dengan maksud untuk melindungi kepentingan masyarakat yang terkait dengan
perusahaan tersebut. Juga untuk kepentingan pajak dan persetujuan untuk go public.
1.3 Kegiatan Perusahaan dan Kebutuhan Analisis Keuangan
1. Kondisi Makro
Lingkungan Perusahaan 2. Lingkungan Industri
Strategi:
1. Biaya Rendah Tujuan dan Strategi
2. Diferensiasi Perusahaan
3. Fokus
Investasi Pendanaan
1. Pemilik Saham
1. Saham 2. Kredit Bank
2. Obligasi 3. Supplier
3. Asset Operasi
Gambar 1.1
Kegiatan Perusahaan dan Kebutuhan Analisis Keuangan
a. Lingkungan Perusahaan
Lingkungan eksternal perusahaan bisa dikelompokkan ke dalam lingkungan makro
dan lingkungan industri di mana perusahaan beroperasi. Faktor-faktor dalam lingkungan
makro yang menentukan perusahaan antara lain: kondisi perekonomian secara
keseluruhan, GNP (Gross National Product), inflasi, tingkat bunga, tingkat pengangguran,
dan peraturan pemerintah. Faktor-faktor dalam industri yang bisa mempengaruhi
perusahaan antara lain: persaingan, teknologi, dan kekuatan tawar-menawar antara
perusahaan dengan supplier atau dengan pembeli. Kondisi internal perusahaan itu sendiri
juga akan menentukan perusahaan seperti manajemen perusahaan, karyawan perusahaan,
dan reputasi perusahaan. Pemahaman terhadap kedua faktor di atas (lingkungan makro
dan industri), dan faktor internal perusahaan, diperlukan untuk menganalisis kondisi
keuangan perusahaan.
Beberapa pertanyaan yang barangkali timbul dalam analisis keuangan dalam
kaitannya dengan gambar 1.1 di atas antara lain:
1) Bagaimana struktur industri dari perusahaan tersebut? Apakah struktur industrinya
mendekati persaingan sempurna, mendekati oligopoli, ataukah monopoli?
2) Bagaimana kekuatan tawar-menawar dalam industri? Bagaimana kekuatan supplier,
apakah supplier terkonsentrasi? Bagaimana dengan pembeli, apakah pembeli
terkonsentrasi? Dengan semakin terkonsentrasinya pihak yang menawar, maka
kekuatan mereka akan lebih besar, dan apakah ini akan menekan tingkat keuntungan
perusahaan? Sebagai contoh, industri obat-obatan (farmasi) mempunyai tingkat
profitabilitas yang tinggi. Salah satu anahsis penyebabnya adalah kekuatan mereka
cukup besar dibandingkan pembeli (misal, pasien yang bersedia membayar mahal agar
sehat atau tetap hidup).
3) Bagaimana dengan teknologi dalam industri? Apakah teknologi berubah cepat?
4) Bagaimana dengan siklus industri? Apakah industri sudah dewasa ( mature) ataukah
masih tumbuh, atau sedang menurun?
5) Bagaimana dengan peraturan pemerintah? Apakah peraturan tersebut membatasi
ruang gerak perusahaan? Apakah peraturan tersebut menguntungkan perusahaan atau
sebaliknya?
6) Bagaimanakah tingkat sensitivitas perusahaan terhadap perubahan-perubahan pada
faktor-faktor demografis, inflasi (deflasi), perubahan dalam tingkat bunga,
pengangguran atau siklus bisnis?
Jawaban-jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan di atas akan memberi pandangan yang
lebih mendalam terhadap perusahaan, dan hal ini akan bermanfaat untuk memahami
kondisi keuangan perusahaan.
d. Kegiatan Operasi
Kegiatan-kegiatan investasi dan pendanaan di atas kemudian diterjemahkan ke dalam
kegiatan operasional perusahaan. Melalui kegiatan operasional inilah perusahaan berusaha
mencapai tujuan pokoknya, yaitu meningkatkan nilai perusahaan atau meningkatkan nilai
saham yang berarti meningkatkan kemakmuran pemegang saham (pemilik perusahaan).
BAB II
LAPORAN KEUANGAN
Tujuan Pembahasan :
Dapat memahami Laporan Keuangan beserta tujuan dan karakteristiknya, serta memahami
dan mampu menyusun Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Arus Kas untuk kepentingan
analisis laporan keuangan.
2.2 Neraca
2.2.1 Pengertian Neraca
Neraca adalah sebuah laporan yang sistematis tentang posisi aktiva, kewajiban dan
ekuitas perusahaan pada periode tertentu. Tujuan neraca adalah untuk menggambarkan
posisi keuangan perusahaan. Hubungan antara aktiva, kewajiban, dan ekuitas dapat
dirumuskan ke dalam sebuah persamaan akuntansi : Aktiva = Kewajiban + Ekuitas.
Sumber daya ekonomi yang dimiliki oleh perusahaan dinamakan aktiva. Aktiva ini
selanjutnya akan digunakan (dimanfaatkan atau dikonsumsi) oleh perusahaan demi
lancarnya kegiatan operasional perusahaan sehari-hari. Contoh dari aktiva meliputi
perlengkapan toko dan kantor, asuransi dan sewa dibayar di muka, tanah, bangunan,
peralatan/perabot toko dan kantor, dan kendaraan operasional. Untuk menjalankan
aktivitas operasi, perusahaan membutuhkan pendanaan untuk membiayainya. Kewajiban
merupakan pendanaan dari kreditor yang memerlukan pembayaran pada saat jatuh tempo.
Ekuitas merupakan hak (klaim) pemegang saham atas aktiva perusahaan yang masih
tersisa setelah dikurangi kewajiban. Kreditor memiliki hak yang pertama atas aktiva
perusahaan, setelah itu sisa aktiva yang masih ada barulah merupakan hak atau klaim
pemegang saham. Dengan menyediakan informasi mengenai aktiva, kewajiban, dan ekuitas
pemegang saham, neraca dapat dijadikan sebagai dasar untuk mengevaluasi tingkat
likuiditas, struktur modal, dan efisiensi perusahaan, serta menghitung tingkat
pengembalian aktiva atas laba bersih.
2.2.2 Manfaat Neraca
Laporan keuangan akan menjadi lebih berguna bagi manajemen, kreditor, dan
investor ketika pos-pos yang ada dalam laporan diklasifikasikan secara tepat ke dalam
masing-masing kelompok sesuai dengan karakteristiknya. Klasifikasi secara tepat terhadap
pos-pos neraca akan berguna untuk memberikan gambaran yang sesungguhnya mengenai
besarnya jumlah aktiva lancar, aktiva tidak lancar, total aktiva, jumlah kewajiban lancar,
kewajiban jangka panjang, total kewajiban, dan besarnya ekuitas. Lebih lanjut, melalui
klasifikasi ini pula para pengguna laporan neraca akan dapat:
a. memprediksi kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban yang akan segera
jatuh tempo lewat aktiva lancar yang dimilikinya;
b. memprediksi kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendek lewat
aktiva yang dapat dikonversi menjadi kas tanpa mengalami kesulitan;
c. mempersiapkan kebutuhan dana jangka panjang untuk memenuhi kewajiban tidak
lancar;
d. memprediksi jumlah total klaim kreditor atas aktiva perusahaan:
e. memprediksi jumlah total klaim pemegang saham atas aktiva perusahaan;
f. memperoleh gambaran mengenai besarnya komposisi aktiva tetap terhadap total
aktiva;
g. memperoleh gambaran mengenai jumlah perbandingan antara total kewajiban dengan
total aktiva.
Ketika menyiapkan neraca, susunan klasifikasi aktiva dan kewajiban dapat bervariasi.
Akan tetapi, kebanyakan perusahaan menyajikan neracanya dengan penekanan likuiditas,
di mana aktiva dan kewajiban diurut berdasarkan tingkat likuiditas. Sedangkan aktiva
tetap dilaporkan dalam neraca berdasarkan urutan masa manfaatnya yang paling lama,
yaitu dimulai dari tanah, bangunan, dan seterusnya. Aktiva tidak lancar pada umumnya
akan disajikan di neraca setelah penyajian aktiva lancar. Susunan atau urutan penyajian
seperti ini adalah berdasarkan pada kebiasaan (tradisi), bukan keharusan. Dalam beberapa
industri, seperti industri utilitas (contohnya adalah perusahaan yang bergerak dalam
bidang jasa penerbangan, pelayaran, pembangkit listrik, telekomunikasi), aktiva tetapnya
bisa menempati bagian yang sangat signifikan pada total aktiva perusahaan secara
keseluruhan. Oleh sebab itu, kebanyakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri
utilitas (jasa pelayanan publik) justru melaporkan aktiva tidak lancarnya lebih dulu, baru
kemudian diikuti dengan aktiva lancar.
Tabel 2.4
Laporan Laba Rugi Bentuk Multiple Step
Ketika perusahaan menerapkan arus kas atau mencatat semua transaksi perusahaan, maka
perusahaan tersebut akan memperoleh beberapa manfaat berikut:
a. Mengetahui kemampuan perusahaan
Manfaat pertama dari adanya cash flow adalah perusahaan dapat mengetahui seperti
apa kemampuan yang dimilikinya melalui sebuah laporan kas. Dengan begitu,
perusahaan akan memiliki gambaran mengenai seberapa jauh perusahaan tersebut
berkembang serta seberapa banyak kas yang mampu dihasilkannya. Tentu saja
manfaat yang satu ini sangat berperan penting dalam kelangsungan perusahaan.
b. Mengetahui kemajuan operasional
Manfaat yang kedua adalah perusahaan mampu mengetahui kemampuannya sendiri
tentang operasional perusahaan. Perusahaan dapat memiliki gambaran mengenai
seberapa bagus perusahaan tersebut dalam menjalankan operasionalnya. Salah satu
contohnya adalah pembayaran gaji karyawan.
c. Mengetahui keuntungan perusahaan
Manfaat penerapan arus kas bagi perusahaan adalah dapat dijadikan sebagai pedoman
untuk mengetahui seberapa banyak keuntungan yang mampu dihasilkan oleh
perusahaan. Semua perusahaan maupun badan usaha lainnya pasti berjalan dengan
harapan untuk mendapatkan keuntungan dengan persentase yang berbeda-beda. Maka
dari itu, ketika perusahaan tersebut hendak mendapatkan informasi seberapa banyak
atau berapa persen keuntungan yang dihasilkan perusahaan tersebut, bisa dilakukan
melalui laporan arus kas. Perusahaan akan memperoleh informasi tentang berapa laba
bersih yang berhasil dihasilkan. Akan tetapi, jika perusahaan tersebut tidak
menerapkan atau tidak memiliki laporan arus kas, maka sudah pasti perusahaan akan
mengalami kesulitan untuk mendapatkan informasi tentang berapa keuntungan yang
berhasil diperoleh.
d. Pengambilan keputusan perusahaan
Dengan mengetahui cash flow yang disusun secara sistematis dan berurutan dari
setiap transaksinya, maka hal ini bisa menjadi sebuah pedoman tentang seperti apa
langkah selanjutnya yang akan diambil oleh perusahaan tersebut. Seorang pimpinan
perusahaan sudah pasti paham tentang apa saja yang perlu untuk diberikan perhatian,
termasuk juga pada saat perusahaan tersebut mempunyai divisi atau pos.
Tabel 2.6
Laporan Arus Kas Metode Langsung
PT JAYA TERUS
LAPORAN ARUS KAS
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2007
(dalam Rupiah)
Arus kas yang berasal dari kegiatan operasi :
Kas yang diterima dari pelanggan 951.000
Dikurangi :
Kas untuk membeli persediaan 555.200
Kas untuk membayar biaya operasi 259.800
Kas untuk membayar biaya bunga 14.000
Kas untuk membayar pajak 29.000
858.000
Aliran kas bersih dari kegiatan operasi 93.000
Aliran kas yang berasal dari kegiatan investasi :
Kas masuk yang berasal dari penjualan investasi 75.000
Kas keluar untuk membeli peralatan (157.000)
(82.000)
Aliran kas bersih untuk kegiatan investasi
Aliran kas dari kegiatan pendanaan :
Kas yang diterima dari penjualan saham 160.000
Dikurangi :
Kas untuk membayar dividen 23.000
Kas untuk membayar hutang obligasi 125.000
148.000
Aliran kas masuk neto dari kegiatan pendanaan 12.000
Kenaikan kas 23.000
Saldo kas pada awal tahun 26.000
Saldo kas pada akhir tahun 49.000
BAB III
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
Tujuan Pembahasan :
Dapat memahami cara menganalisis laporan keuangan perusahaan untuk membuat
keputusan ekonomi yang lebih baik untuk mendapatkan penghasilan di masa depan.
ROE
Gambar 3.1
Komponen Utama ROE
Perhitungan Dupont Analysis mempunyai satu dasar indikator yang fundamental, yaitu
Return on Equity (ROE). Pada indikator ROE sendiri, ada tiga indikator keuangan yang
mempengaruhinya. Indikator-indikator tersebut adalah efisiensi operasi, efisiensi
penggunaan aset, dan leverage keuangan
BAB IV
ANALISIS RASIO KEUANGAN
Tujuan Pembahasan :
Dapat mengenal dan memahami perhitungan rasio yang menggunakan laporan keuangan
serta fungsinya sebagai alat ukur dalam menilai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan.
Dalam praktiknya, walaupun rasio keuangan yang digunakan memiliki fungsi dan
kegunaan yang cukup banyak bagi perusahaan dalam mengambil keputusan, bukan berarti
rasio keuangan yang dibuat sudah menjamin seratus persen kondisi dan posisi keuangan
yang sesungguhnya. Oleh karena itu rasio keuangan juga memiliki beberapa kelemahan
sebagai berikut:
a. Kesulitan dalam identifikasi kategori industri jika perusahaan yang dianalisis dari
berbagai bidang usaha
b. Perbedaan metode akuntansi akan menghasilkan perhitungan rasio yang berbeda pula
c. Data laporan keuangan bisa saja merupakan data manipulasi akuntansi
d. Pengaruh penjualan musiman
e. Kesesuaian antara hasil rasio dengan standar industri bukan jaminan bahwa
perusahaan telah dikelola dengan baik
Penjualan Kredit
Perputaran Piutang =
Rata-rata piutang
Penjualan ( Sales)
Perputaran Aktiva Tetap =
Total Aktiva Tetap ( Total fixed assets )
Penjualan ( Sales )
Perputaran Total Aset =
Total Aktiva ( Total assets )
Total debt
Debt to asset ratio =
Total assets
Kasus 1
Berikut adalah contoh Laporan Keuangan Neraca PT. NUSANTARA:
PT. NUSANTARA
Neraca Komparatif
Per – 31 Desember 2018 dan 2019
(Dalam Ribuan Rupiah)
Nama Perkiraan Per – 31 Desember
2019 2018 2017
ASET
Aset Lancar
Kas 1.400.000 1.600.000 1.750.000
Piutang Usaha 500.000 700.000 800.000
Persediaan Barang Dagangan 1.775.500 1.475.000 1.250.000
Perlengkapan 7.500 10.000 12.500
Sewa Dibayar Di Muka 17.000 15.000 13.000
Total Aset lancar 3.700.000 3.800.000 3.825.500
Aset Tetap
Tanah 8.700.000 6.660.000 6.660.000
Bangunan 6.600.000 5.000.000 4.750.000
Akumulasi Penyusutan Bangunan (1.000.000) (700.000) (650.000)
Kendaraan 1.300.000 1.440.000 1.600.000
Akumulasi Penyusutan Kendaraan (100.000) (200.000) (300.000)
Total Aset Tetap 15.500.000 12.200.000 12.060.000
TOTAL ASET 19.200.000 16.000.000 15.885.500
KEWAJIBAN
Utang Lancar
Utang Usaha 500.000 600.000
Utang Bank 600.000 900.000
Utang Wesel 200.000 100.000
Total Utang Lancar 1.300.000 1.600.000
EKUITAS
Modal Disetor 5.500.000 4.000.000
Laba Ditahan 2.500.000 900.000
Total Ekuitas 8.000.000 4.900.000
TOTAL KEWAJIBAN DAN EKUITAS 19.200.000 16.000.000
PT. NUSANTARA
Laporan Laba Rugi Komparatif
Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2018 dan 2019
(Dalam Ribuan Rupiah)
Nama Perkiraan 31 Desember
2019 2018
Pendapatan Penjualan 19.800.000 17.000.000
Harga Pokok Penjualan (14.700.000) (12.500.000)
Laba Kotor 5.100.000 4.500.000
Dengan data keuangan di atas, lakukan perhitungan analisis rasio keuangan untuk tahun
2019 dan 2018 dan berikan interpretasinya, yaitu :
1. Rasio Likuiditas
a. Current Ratio
b. Quick Ratio
c. Cash Ratio
2. Rasio Solvabilitas
a. Debt To Asset Ratio
b. Debt To Equity Ratio
c. Long Term Debt To Equity Ratio
d. Time Interest Earned Ratio
e. Operating Income to Liabilities Ratio
3. Rasio Aktivitas
a. Accounts Receivable Turn Over
b. Inventory Turn Over
c. Working Capital Turn Over
d. Fixed Assets Turn Over
e. Total Assets Turn Over
4. Rasio Profitabilitas
a. Return On Assets
b. Return On Equity
c. Gross Profit Margin
d. Operating Profit Margin
e. Net Profit Margin
5. Rasio Nilai Pasar
a. Earnings Per Share
b. Price Earnings Ratio
c. Dividen Yield
d. Dividen Payout Ratio
e. Price to Book Value Ratio
BAB V
ANALISIS COMMON SIZE, ANALISIS CROSS SECTION,
ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA, ANALISIS DU PONT
Tujuan Pembahasan :
Dapat mengenal, memahami dan melakukan berbagai teknik analisis laporan keuangan
selain analisis rasio sebagai alat ukur dalam menilai kondisi keuangan dan kinerja
perusahaan.
Aktiva Tetap
Tanah 6.750 6.900 16,73 16,18
Gedung 10.000 11.200 24,78 26,26
Mesin 10.500 11.000 26,02 25,79
Total Aktiva Tetap 27.250 29.100 67,53 68,23
Kasus 2
Berikut adalah contoh laporan laba rugi komparatif perusahaan BERLIAN MERAH yang
disusun untuk 2 (dua) periode yang disusun dalam Persentase per komponen:
PT. BERLIAN MERAH
Laporan L/R Komparatif dalam Presentase Per – Komponen (Common Size)
Per – 31 Desember 2018 dan 2019
(Dalam Ribuan Rupiah)
LABA RUGI 31 Desember Common Size (%)
2018 2019 2018 2019
∑ X.W
Rata Rata Hitung =
W
c. Menggunakan median
Letak Median (data harus diurutkan dulu dari nilai terkecil)
Jika jumlah data Ganjil = (n+1)/2
Jika jumlah data Genap = ((n/2) + (n+2/2)) / 2
d. Menggunakan modus
Dengan menggunakan nilai yang paling sering muncul
Berikut adalah data perusahaan yang bergerak di bidang industri yang sama :
Perusahaan ROA Penjualan Aset
A 16% 4.400.000 2.400.000
B 18% 9.500.000 4.500.000
C 17% 4.200.000 2.700.000
D 23% 4.000.000 2.400.000
E 35% 3.000.000 1.800.000
F 18% 4.900.000 2.600.000
G 21% 3.500.000 1.800.000
Dari data di atas, hitunglah rata rata industri untuk :
1. ROA dengan menggunakan rata rata aritmatika dan jelaskan bagaimana kinerja
masing masing perusahaan dibandingkan dengan rata rata industrinya (lebih
baik/tidak atau lebih tinggi/lebih rendah). 21,14%
2. ROA dengan penjualan sebagai pembobotnya dan jelaskan bagaimana kinerja
masing masing perusahaan dibandingkan dengan rata rata industrinya (lebih
baik/tidak atau lebih tinggi/lebih rendah).
3. ROA dengan aset sebagai pembobotnya dan jelaskan bagaimana kinerja masing
masing perusahaan dibandingkan dengan rata rata industrinya (lebih baik/tidak
atau lebih tinggi/lebih rendah)
4. ROA dengan menggunakan Modus dan jelaskan bagaimana kinerja masing masing
perusahaan dibandingkan dengan rata rata industrinya (lebih baik/tidak atau lebih
tinggi/lebih rendah).
5. ROA dengan menggunakan Median dan jelaskan bagaimana kinerja masing masing
perusahaan dibandingkan dengan rata rata industrinya (lebih baik/tidak atau lebih
tinggi/lebih rendah)
Problems Example
Berikut adalah Laporan Keuangan Neraca PT. PUSPA INDAH yang disusun untuk 2 (dua)
periode:
PT. PUSPA INDAH
Neraca Komparatif
Per – 31 Desember 2018 dan 2019
(Dalam Ribuan Rupiah)
Berdasarkan data neraca komparatif PT. PUSPA INDAH tahun 2018 dan 2019. Hitung dan
susunlah :
1. Laporan keuangan neraca komparatif tahun 2018 dan 2019 yang menunjukkan naik
turunnya modal kerja (tahap 1).
2. Besarnya perubahan modal kerja dan besarnya naik / turun modal kerja (tahap 2).
3. Identifikasi dan tentukan sumber dan penggunaan modal kerja (tahap 3).
4. Laporan Sumber dan Penggunaan Modal Kerja (tahap 4)
Gambar 5.1
Komponen Utama ROE
Perhitungan Dupont Analysis mempunyai satu dasar indikator yang fundamental,
yaitu Return on Equity (ROE). Pada indikator ROE sendiri, ada tiga indikator keuangan
yang mempengaruhinya. Indikator-indikator tersebut adalah efisiensi operasi, efisiensi
penggunaan aset, dan leverage keuangan
BAB VI
ANALISIS TIME SERIES
Tujuan Pembahasan:
Dapat memahami dan melakukan analisis untuk mengetahui pergerakan tren suatu
perusahaan dari tren historis industrinya.
Gambar 6.1
Ilustrasi 3 Pendekatan Analisis Time Series
a. Secara Visual, dengan hanya melihat grafik penjualan di atas, nampak bahwa
perusahaan mempunyai pola yang berfluktuasi secara sistematis. Pola musiman
nampak pada grafik ini, setiap triwulan perusahaan menunjukkan angka yang lebih
tinggi dibandingkan sebelumnya. Dalam jangka panjang, perusahaan menunjukkan
trend yang meningkat, meskipun dalam jangka pendek bulanan mengalami penjualan
yang naik turun.
b. Secara Ekonomi, penjualan cenderung naik pada akhir tahun karena adanya moment
hari natal dan tahun baru. Penjualan juga menunjukkan kecenderungan naik saat hari
raya Idul Fitri (Mei). Dalam jangka panjang, analis dapat memperkiranakan penjualan
melonjak tinggi pada bulan Desember karena dengan pertimbangan hari raya Idul Fitri
selalu maju sekitar 10 s.d. 25 hari.
c. Secara Statistik, angka angka di grafik di atas menunjukkan angka yang terus
meningkat. Dan jika analis ingin melakukan forecasting penjualan di masa yang akan
datang maka data angka pada grfaik tersebut dapat digunakan untuk meramal
penjualan di masa yang akan datang.
Gambar 6.2
Mengukur Pengaruh Trend Menggambar Dengan Tangan
b. Menggunakan model matematika
Yaitu menggambarkan garis lurus sedemikian rupa sehingga selisih kuadrat antara
garis lurus tersebut dengan data yang sesungguhnya, yang paling kecil.
Memiliki kelebihan yaitu obyektif, tetapi kelemahannya terlalu mekanistis.
Metode yang sering digunakan adalah metode Least Square.
Rumus yang digunakan adalah :
Yt = a + b.X
a = ∑ (Y) – b ∑ (X)
b = (∑ XY – n. (∑X)( ∑Y) / (∑X2 – n.∑X2)
PASIVA (H + M):
Hutang Lancar 15.250 12.000 12.000 12.500 12.000
Hutang Jangka Panjang 17.500 21.000 21.000 18.000 18.000
Modal 7.600 9.650 12.900 8.600 4.400
Berdasarkan laporan Neraca Komparatif PT. ANGGUR HIJAU Per – 31 Desember 2015 s.d.
2019 (Dalam Ribuan Rupiah) maka disusun Analisis Trend atas laporan tersebut yang
disusun untuk 5 (lima) periode :
PASIVA (H + M):
Hutang Lancar 100% 78,69% 78,69% 81,97% 78,69%
Hutang Jangka Panjang 100% 120,00% 120,00% 102,86% 102,86%
Modal 100% 126,97% 169,74% 113,16% 57,89%
a. Jelaskan bagaimana perkembangan kondisi PT. Anggur Hijau ditinjau dari neraca
komparatif dengan menggunakan analisis trend?
b. Jelaskan bagaimana perkembangan kondisi PT. Anggur Hijau ditinjau dari laporan Laba
Rugi komparatif dengan menggunakan analisis trend?
BAB VII
ANALISIS RETURN ON ASSET
Tujuan Pembahasan
Dapat memahami perspektif analisis yang mengukur kemampuan perusahaan
menghasilkan laba dengan menggunakan total aset yang dimiliki perusahaan setelah
disesuaikan dengan biaya biaya untuk mendanai aset tersebut
Laba Bersih
Net Profit Margin=
Penjualan Bersih
Penjualan
PerputaranTotal Aset=
Total Aset Rata Rata
S−VC
Operating Leverage=
S−VC −FC
S = Sales (Penjualan)
VC = Variable Cost (Biaya Variabel)
FC = Fixed Cost (Biaya Tetap)
Selain itu Return On Equity juga mempunyai fungsi yang umum diketahui sebagai
berikut:
a. Return on Equity (ROE) berfungsi sebagai alat untuk menganalisis tingkat efisiensi
penggunaan modal perusahaan, baik pemakaian modal untuk produksi maupun
penjualan.
b. Return on Equity (ROE) dapat dipakai sebagai alat pembanding antar perusahaan di
sektor industri yang sama. Hal ini biasanya dilakukan untuk mengukur tingkat
efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan modal untuk menghasilkan laba bersih
setelah pajak. Nah, nantinya akan ditemukan mana perusahaan (emiten) yang paling
tinggi dan paling rendah return on equity-nya.
c. Return on Equity (ROE) juga berfungsi untuk mengukur tingkat efisiensi dan
efektivitas setiap divisi manajemen perusahaan. Nantinya akan diketahui divisi mana
yang sanggup memberikan return paling tinggi. Ini adalah poin penting karena dapat
dijadikan sebagai bahan evaluasi terutama bagi pihak manajemen perusahaan.
d. Return on Equity (ROE) berfungsi sebagai indikator utama dalam pengambilan
keputusan investasi oleh investor. Emiten dengan nilai rasio ROE yang besar (tinggi),
pasti akan membuat investor tertarik sehingga investor dengan senang hati untuk
menanamkan modalnya (berinvestasi) di perusahaan.
e. Tidak hanya investor saja, Return on Equity (ROE) juga digunakan oleh
perusahaan terutama dalam hal keputusan ekspansi. Umumnya, jika rasio ROE
perusahaan dianggap memuaskan dalam pencapaian target atau bahkan melebihi
target, maka potensi perusahaan untuk melakukan ekspansi akan jauh lebih besar. Ini
adalah salah satu inti dari fungsi ROE.
Laba Bersih Untuk Laba Bersih + Laba Bersih Untuk Rata Rata
Saham Biasa ((Biaya Bunga(1- Saham Biasa Total Aset
Pajak))
= x x
Rata Rata Rata Rata Total Laba Bersih Rata Rata
Saham Biasa Total Aset + Biaya Bunga Saham Biasa
Gambar 8.1
Komponen Return On Equity
Terdapat 2 macam surat berharga penyebab perbedaan EPS Primary dan EPS Fully
Diluted, yaitu:
a. Ekuivalen Saham Biasa
Merupakan surat berharga yang nilainya didasarkan pada nilai saham biasa atau
didasarkan pada kemampuan surat berharga tersebut untuk bisa ditukarkan dengan
saham biasa. Nilai pasar surat berharga jenis ini akan cenderung mengikuti nilai pasar
saham biasa.
b. Surat Berharga lain yang Berpotensi Ditukar Menjadi Saham
Semua jenis surat berharga yang tidak dikelompokkan pada Ekuivalen saham Biasa
digolongkan dalam kelompok ini.
Earning Per Share (EPS) bisa berfluktuasi setiap saat mengalami kenaikan ataupun
penurunan, berikut penyebab kenaikan dan penurunan Earning Per Share (EPS):
Kenaikan Earning Per Share (EPS) disebabkan oleh:
Laba bersih meningkat, jumlah saham beredar tetap
Laba bersih meningkat, jumlah saham beredar berkurang
Laba bersih meningkat, jumlah saham beredar meningkat tetapi perusahaan tidak
mampu mencetak kenaikan laba bersih yang naik secara signifikan.
Sedangkan penurunan Earning Per Share (EPS) disebabkan oleh:
Laba bersih menurun, jumlah saham beredar tetap
Laba bersih menurun, jumlah saham beredar bertambah
Laba bersih meningkat, jumlah saham beredar meningkat signifikan sehingga
membuat nilai rasio EPS turun
1. Return On Equity (ROE)
1.1 PT. LAUT BIRU mempunyai data keuangan tahun 2015 sd 2019 (dalam Jutaan
Rupiah) sebagai berikut:
2019 2018 2017 2016 2015
Laba Untuk Saham Biasa 250 244 242 231 220
Jumlah Saham Biasa 125 122 121 116 110
Biaya Bunga 73,2 72,2 74,6 71,5 68,9
Laba Bersih 305 301 311 298 287
Pajak 30% 91,5 90,3 93,30 89,40 86,10
Total Aset 460 475 486 479 477
Contribution Margin
Rasio Contribution Margin=
Penjualan
Biaya Operasional :
Biaya Penjualan Rp. 45.000
Biaya Umum & Administrasi Rp. 36.000
Total Biaya Operasional Rp. 81.000
Operating Income Rp. 36.000
70% dari biaya penjualan serta 20% dari biaya umum dan administrasi adalah
bersifat variabel. Saat ini ada pelanggan yang bermaksud memesan khusus 3.000
unit meja dengan harga ditawar menjadi Rp. 33.500,- per unit. Jika pesanan ini
diterima maka 60% biaya penjualan variabel dapat dihindarkan.
Berdasarkan data diatas, apakah permintan pesanan dari pelanggan tersebut diterima
atau ditolak?
1.2 PT. DEWI SRI memiliki rencana penjualan untuk 2 (dua) jenis produknya sebagai berikut:
Nama Produk Jumlah Unit Harga per Unit Total
Produk A 15.000 Rp. 1.000 Rp. 15.000.000
Produk B 10.000 Rp. 750 Rp. 7.500.000
Biaya Variabel Produk A 15.000 Rp. 500 Rp. 7.500.000
Biaya Variabel Produk B 10.000 Rp. 300 Rp. 3.000.000
a. Rasio Lancar
Rasio Lancar (Current Ratio), dihitung dengan membagi Aktiva Lancar dengan Hutang
Lancar. Rasio ini menunjukkan besarnya kas yang dimiliki perusahaan ditambah aset
yang bisa berubah menjadi kas dalam waktu satu tahun terhadap besarnya utang yang
jatuh tempo dalam waktu dekat (tidak lebih dari satu tahun). Meskipun ada beberapa
masalah dalam penggunaan rasio Lancar, seperti adanya beberapa hal yang
mengakibatkan interpretasi rasio Lancar menjadi menyulitkan, namun rasio Lancar
masih banyak digunakan untuk mengukur risiko likuiditas jangka pendek. Hal ini
disebabkan karena disamping rasio Lancar ini mudah dihitung, rasio Lancar memiliki
kemampuan untuk prediksi kepailitan dengan baik.
b. Rasio Quick
Quick Ratio sering juga disebut rasio Acid Test. Quick Ratio menggunakan aset yang
akan berubah menjadi kas lebih cepat untuk melunasi hutang nya. Karena persediaan
dianggap sebagai Aktiva Lancar yang paling lama berubah menjadi kas maka
persediaan dikeluarkan dari perhitungan aset, maka Aktiva Lancar yang dimasukkan
adalah kas, surat berharga dan piutang. Seorang analis harus hati hati dalam klasifikasi
ini, karena pada beberapa industri justru persediaan akan cepat berubah menjadi kas
dibandingkan jenis industri lainnya. Secara umum, CR dan QR mempunyai korelasi
yang tinggi karena informasi yang diperoleh sejalan, kecuali jika terjadi perubahan
pada persediaan pada industri yang berbeda, maka CR dan QR mungkin akan
memberikan informasi yang berbeda.
c. Rasio Aliran Kas Operasional Terhadap Hutang Lancar
Rasio ini bisa digunakan untuk melengkapi rasio lancar dan rasio Quick sekaligus
mengatasi kelemahan pada kedua rasio tersebut. Rumus yang digunakan:
Rasio Aliran KasOperasional Terhadap Hutang Lancar= Aliran Kas dariOperasi/ RataRata Hutang Lancar
Aliran kas dari operasi dilaporkan dalam Laporan Aliran Kas (pada Analisis Sumber
dan Penggunaan Dana), yang merupakan kelebihan kas yang diperoleh dari operasi
setelah semua kebutuhan modal dan pembayaran hutang dipenuhi. Karena aliran kas
dalam operasi yang digunakan itu berasal dari satu periode maka pembagi yang
dipakai adalah rata rata hutang lancar pada periode tersebut.
d. Rasio Aktivitas Modal Kerja
Siklus yang digunakan pada bisnis bisa digambarkan sebagai berikut:
Kas keluar untuk bayar bahan mentah ------ kas masuk dari pembeli.
Pertama kali perusahaan akan mengeluarkan kas untuk membayar bahan baku dan
tenaga kerja. Pembelian bahan baku bisa dilakukan secara kredit yang akhirnya
menimbulkan hutang. Sebelum terjadi penjualan maka barang jadi akan disimpan
sebagai persediaan. Jika penjualan terjadi dalam bentuk kredit maka akan timbul
piutang. Setelah piutang dibayar maka perusahaan menerima kas kembali. Kegiatan
perusahaan mulai dari pengeluaran kas untuk membeli bahan baku, menyimpan
barang dalam persediaan dan menjualnya sampai menerima kas kembali ini
menimbulkan Siklus Kas. Siklus kas adalah waktu yang diperlukan mulai dari adanya
pengeluaran untuk membeli bahan baku dan membayar tenaga kerja untuk keperluan
proses produksi sampai diperolehnya uang kas yang didapat dari penjualan produk
akhir. Ringkasan rumus Siklus Kas disajikan pada tabel sebagai berikut:
Tabel 10.4
Rumus Siklus Kas
Siklus Kas = Rata Rata Umur Piutang + Rata Rata Umur Persediaan
- Rata Rata Umur Hutang
Rata Rata Umur Piutang = Perputaran Piutang =
365 hari / Perputaran Piutang Penjualan / Rata Rata Piutang
Rata Rata Umur Persediaan = Perputaran Persediaan =
365 hari / Perputaran Persediaan HPP / Rata Rata Persediaan
Rata Rata Umur Hutang = Perputaran Hutang =
365 hari / Perputaran Hutang Pembelian / Rata Rata Hutang
Arus kas dari operasi diambil dari Laporan Arus Kas. Total kewajiban rata-rata adalah
rata-rata total kewajiban dari beberapa periode yang diambil dari neraca. Semakin
tinggi rasio, semakin baik fleksibilitas keuangan perusahaan dan kemampuannya
dalam membayar hutang.
Berikut adalah Laporan Neraca dan Laba Rugi Komparatif PT. MERAH untuk periode 2015
sampai dengan 2017.
Aset Tetap
Tanah 8.700.000 6.660.000 6.660.000
Bangunan 6.600.000 5.000.000 4.750.000
Akumulasi Penyusutan Bangunan (1.000.000) (700.000) (650.000)
Kendaraan 1.300.000 1.440.000 1.600.000
Akumulasi Penyusutan Kendaraan (100.000) (200.000) (300.000)
Total Aset Tetap 15.500.000 12.200.000 12.060.000
TOTAL ASET 19.200.000 16.000.000 15.885.500
KEWAJIBAN
Utang Lancar
Utang Usaha 500.000 600.000 450.000
Utang Bank 600.000 900.000 850.000
Utang Wesel 200.000 100.000 100.000
Total Utang Lancar 1.300.000 1.600.000 1.400.000
Tabel 11.1
Pola Arus Kas
Arus Kas Arus Kas Arus Kas
Pola Operasi Investasi Pendanaan Gambaran perusahaan
1 + + + Perusahaan tergolong sangat likuid karena
menghasilkan banyak kas dari aktivitas operasi,
investasi dan pendanaan. Hal ini memungkinkan
perusahaan untuk melakukan akuisisi.
Pola arus kas 1 dan 8 bisa dibilang merupakan pola arus kas yang tidak lazim.
Pola 1 bisa terjadi ketika perusahaan memperoleh arus kas positif dari ketiga
aktifitasnya dan sedang berencana meningkatkan posisi kasnya untuk alasan yang
strategis , misalnya untuk akuisisi.
Pola 8 menunjukkan arus kas negatif dari ketiga aktivitasnya dan dapat terjadi hanya
jika perusahaan masih memiliki ketersediaan cadangan kas yang cukup untuk
membiayai seluruh aktivitasnya.
Pola arus kas 2 sd 4 menunjukkan arus kas operasi positif, yang digunakan untuk
membiayai aktivitas investasi dan pendanaan.
Pola arus kas 5 sd 7 menunjukkan pola arus kas yang tidak sehat untuk jangka panjang
karena kebutuhan dan kekurangan arus kas operasi ditutup dengan penjualan
investasi dan pinjaman dari luar.
Berdasarkan 8 pola arus kas tersebut, dapat disimpulkan bahwa arus kas operasi
begitu sangat penting, karena dengan arus kas yang positif memungkinkan perusahaan
untuk melunasi hutang, membayar dividen dan melakukan ekspansi bisnis atau
aktivitas investasi lainnya.
Jadi dalam melakukan analisis arus kas, para analis harus fokus pada pertanyaan-
pertanyaan sebagai berikut:
Apakah penggantian aset didanai dari internal atau eksternal?
Dari mana sumber pendanaan dari perluasan dan akuisisi bisnis?
Apakah Perusahaan tergantung kepada pendanaan eksternal?
Apa saja kesempatan dan permintaan investasi perusahaan?
Apa saja jenis dan persyaratan dari pendanaan?
Apakah kebijakan manejerial sensitif terhadap arus kas?
2019
Penjualan 1.980.000
Beban Harga Pokok Penjualan 1.089.000
Laba Kotor 891.000
Beban Operasi 690.000
Laba Bersih 201.000
Pembayaran dividen 138.000
Berdasarkan data diatas susunlah arus kas operasi tahun 2019 dengan metode
langsung.
2.1 Berdasarkan data laporan posisi keuangan dan laporan arus kas tahun 2019 pada PT.
GAJAH PUTIH diperoleh data sebagai berikut (dalam ribuan Rp):
Tahun 2019
Arus kas Operasi 297.000
Kewajiban Lancar 153.000
Bunga 390.000
Pajak 300.000
Pengeluaran Modal 210.000
Total Hutang 645.000
Laba Bersih 201.000
Berdasarkan data diatas hitunglah dan berikan interpretasi pada :
a. Rasio Arus Kas Operasi Terhadap Kewajiban Lancar
b. Rasio Arus Kas Operasi Terhadap Bunga
c. Rasio Arus Kas Operasi Terhadap Pengeluaran Modal
BAB XII
LAPORAN KEUANGAN PROFORMA
Tujuan Pembahasan :
Dapat mengenal dan memahami laporan keuangan Proforma dan teknik untuk
menganalisis kondisi keuangan di masa yang akan datang
Laporan keuangan proforma digunakan sebagai tolok ukur atau anggaran penting
untuk mengoperasikan bisnis sepanjang tahun. Adapun manfaat laporan keuangan
proforma bagi manajemen sebagai berikut:
a. Mengetahui asumsi yang menyebabkan karakteristik keuangan dan operasional
berpengaruh pada perusahaan yang berbeda
b. Membuat proyeksi penjualan dan budget (biaya dan penghasilan) yang berbeda
c. Meringkas hasilnya dalam proyeksi untung dan rugi
d. Mengubah data tersebut menjadi proyeksi cash flow
e. Mengevaluasi dari neraca
f. Menghitung analisa rasio dan membandingkan proyeksi yang satu dengan yang lainnya
seperti perusahaan yang kita bandingkan.
g. Memeriksa keputusan yang akan diambil baik mengenai marketing, produk, research
dan pengembangan dan membuat penilaian bagaimana pengaruhnya terhadap profit
dan juga likuiditas perusahaan melalui simulasi dari rencana tersebut yang akan
dievaluasi pengaruhnya terhadap laporan keuangan.
1. Memproyeksikan Penjualan
1.1 Perusahaan PUTING BELIUNG memiliki data tingkat pertumbuhan dalam 4 (empat)
tahun terakhir sebagai berikut:
Tahun ke 1 = 9,0% 9,0% + 9,8% + 2,5% + 8,4% = 29,7% / 4 = 7,43%
Tahun ke 2 = 9,8%
Tahun ke 3 = 2,5%
Tahun ke 4 = 8,4%
Misalkan analis keuangan menganggap bahwa pola pada masa lalu akan terjadi lagi
pada masa yang akan datang, jika tingkat penjualan nyata pada tahun ke 4 = Rp.
4.868,9 (dalam jutaan Rupiah) maka dengan rata rata tingkat pertumbuhan
sebelumnya, proyeksikan tingkat penjualan selama 4 tahun yang akan datang.
2. Memproyeksikan Biaya Operasional
2.1 Perusahaan PUTING BELIUNG memiliki data laporan Laba Rugi (dalam Jutaan Rupiah
untuk tahun ke 4 sebagai berikut:
Thn 4 % Thn 5
Penjualan 4.868,90 100 5.230,7
Harga Pokok Penjualan (3.392.8) 69,68 3.644.8
Biaya Penjualan dan Umum (1.029.4) 21,14 1.105,8
Pendapatan Lainnya 36,4 0,75
Pajak Penghasilan (179,1) 3,68
Pendapatan Operasional 304,00 6,24
Biaya bunga (bersih pajak) (35,6) 0,73
Pendapatan Lainnya 5,7 0,12
Laba 274,1 5,63
3. Memproyeksikan Neraca
3.1 Perusahaan PUTING BELIUNG memiliki data laporan Neraca sisi Aktiva (dalam Jutaan
Rupiah) untuk tahun ke 4 sebagai berikut:
AKTIVA LANCAR 4 % 5
Kas 85,8 2,38 96,73
Surat Berharga 35,0 0,97 39,42
Piutang Dagang 486,9 13,49
Persediaan 664,7
Uang Muka 90,5
Total Aktiva Lancar 1.362,9
AKTIVA TETAP:
Bangunan dan Peralatan Pabrik 1.508,9
Aktiva Tetap Lainnya 737,8
Total Aktiva Tetap 2.246,7
TOTAL AKTIVA 3.609,6 100 4.064,40
Berdasarkan data diatas proyeksikan Neraca sisi Aktiva untuk 3 tahun kedepan
dengan menggunakan pendekatan Common Size.
4. Memproyeksikan Biaya Pendanaan
4.1 Perusahaan PUTING BELIUNG memiliki data tentang Hutang (dalam Jutaan Rupiah)
dan Biaya Bunga (dalam %) untuk tahun ke 4 sebagai berikut:
Jika biaya bunga setiap tahunnya sama yaitu 6,3%, maka susunlah proyeksi biaya
pendanaan selama 3 tahun kedepan.
BAB XIII
TOPIK KHUSUS : PREDIKSI KEBANGKRUTAN
Tujuan Pembahasan :
Dapat memahami tentang prediksi kebangkrutan dan mengenali suatu kondisi disaat
perusahaan mengalami ketidakcukupan dana untuk menjalankan usahanya.
Kesalahan Tipe I
Adalah kesalahan prediksi yang terjadi ketika perusahaan kenyataannya adalah
bangkrut tetapi diprediksi tidak bangkrut.
Kesalahan Tipe II
Adalah kesalahan prediksi yang terjadi ketika perusahaan kenyataannya adalah tidak
bangkrut tetapi diprediksi bangkrut.
b. Analisis Multivariate
Kelemahan metode prediksi kebangkrutan dengan menggunakan analisis
Univariate yang memungkinkan terjadi konflik antar rasio yang digunakan karena
antar rasio akan memberikan nilai cut off point yang berbeda diatasi dalam
analisis multivariate dimana analisis multivariate tidak perlu menghitung cut off
point masing masing rasio dan memungkinkan menggunakan banyak rasio untuk
memprediki kebangkrutan.
Analisis multivariate mengatasi kelemahan yang ada pada analisis univariate.
Variabel bebas (variabel independen) dalam model multivariate ini adalah rasio
rasio keuangan yang diperkirakan mempengaruhi kebangkrutan, sedang variabel
tidak bebas (variabel dependen) adalah prediksi kebangkrutan.
Dimana bangkrut dikodekan dengan angka 0 dan tidak bangkrut dikodekan
dengan angka 1.
Atau variabel dependen bisa berupa peluang (probabilitas) bernilai angka 0
sampai dengan 1.
Berdasarkan data diatas tentukan perbedaan karakteristik rasio BT/BO dan rasio TIE
pada dua kelompok perusahan bangkrut dan tidak bangkrut di atas dengan
menggunakan analisis univariate. Lakukan analisis kebangkrutan atas hasil
perhitungan Saudara.