b. Pemberian Kredit
Dalam analisis ini, yang menjadi tujuan pokok adalah menilai kemampuan perusahaan
untuk mengembalikan pinjaman yang diberikan beserta bunga yang berkaitan dengan
pinjaman tersebut. Pihak pemberi pinjaman (kreditor) memperoleh keuntungan dari
bunga yang dibebankan atas pinjaman tersebut dan juga harus memperoleh kembali
pinjaman pokoknya, dengan diterima langsung pada akhir periode pinjaman (pada waktu
jatuh tempo) atau dibayar dengan angsuran. Pinjaman bisa bersifat jangka pendek, bisa
juga jangka panjang. Ini juga akan mempengaruhi tujuan dan lingkup analisis keuangan.
Pinjaman jangka pendek biasanya berjangka enam bulan sampai satu atau dua tahun,
seperti pinjaman dari bank. Pinjaman jangka menengah biasanya berkisar antara lima
sampai sepuluh tahun, seperti dalam pinjaman dari bank jangka panjang atau pinjaman
obligasi jangka menengah. Pinjaman jangka panjang bisa lebih dari 10 tahun, bahkan ada
yang dua puluh tahun, seperti pada obligasi jangka panjang.
Dengan kredit jangka pendek, analis akan memfokuskan pada kemampuan
perusahaan membayar kewajiban-kewajiban jangka pendeknya pada saat jatuh tempo.
Dengan kredit jangka panjang, analis akan memfokuskan kemampuan perusahaan
membayar kewajiban-kewajiban jangka panjang pada saat jatuh tempo. Itu berarti
kemampuan membayar kewajiban jangka pendek dan menengah, serta kemampuan
menjaga profitabilitas perusahaan akan termasuk dalam analisis keuangan jenis ini. Fokus
dalam analisis ini adalah kemampuan perusahaan dalam jangka panjang.
f. Pemerintah
Pemerintah bisa menganalisis keuangan perusahaan untuk menentukan besarnya
pajak yang dibayarkan, atau menentukan tingkat keuntungan yang wajar bagi suatu
industri. Bagi industri yang diatur ( regulated industry), tingkat keuntungan biasanya
ditentukan oleh pemerintah dengan menambahkan sejumlah persentase tertentu di atas
biaya modalnya. Apabila perusahaan akan menjual sahamnya ke pasar modal, maka
pemerintah (dalam hal ini Bapepam) akan menganalisis keuangan perusahaan untuk
menentukan layak tidaknya perusahaan tersebut untuk go public.
g. Analisis Internal
Pihak internal perusahaan sendiri (seperti pihak manajemen) akan memerlukan
informasi mengenai kondisi keuangan perusahaan untuk menentukan sejauh mana
perkembangan perusahaan. Informasi semacam ini bisa digunakan sebagai basis evaluasi
prestasi manajemen. Bagi pihak manajemen, informasi keuangan tertentu bisa digunakan
sebagai dasar pengambilan keputusan, untuk perencanaan atau untuk mengevaluasi
perubahan strategi.
h. Analisis Pesaing
Kondisi keuangan pesaing bisa dianalisis oleh perusahaan untuk menentukan sejauh
mana kekuatan keuangan pesaing. Informasi semacam ini bisa dipakai untuk penentuan
strategi perusahaan seperti strategi harga, strategi merebut pangsa pasar, atau keputusan-
keputusan lainnya.
i. Penilaian Kerusakan
Analisis keuangan juga bisa dipakai untuk menentukan besarnya kerusakan yang
dialami oleh perusahaan. Misalkan barang dagangan perusahaan mengalami kebakaran
dan perusahaan mengasuransikan barang dagangan tersebut, analisis keuangan bisa
dipakai oleh pihak asuransi untuk menentukan besarnya kerusakan yang dialami oleh
perusahaan. Informasi ini bisa dipakai untuk menentukan besarnya ganti rugi yang
dibayarkan kepada perusahaan.
Setelah analis mengidentifikasi tujuan dari analisis keuangan, ia bisa merumuskan arah
dan lingkup analisisnya. Secara umum biasanya profitabilitas perusahaan menjadi
perhatian pokok untuk setiap tujuan yang dihadapi oleh perusahaan. Analisis internal,
analisis oleh investor, analisis pesaing merupakan tipe analisis yang sangat memerlukan
informasi profitabilitas. Analisis risiko juga cukup penting karena risiko merupakan
imbangan profitabilitas untuk menentukan prospek dan kesehatan perusahaan. Analisis
risiko untuk jangka waktu yang pendek dilakukan dengan menganalisis likuiditas
perusahaan. Analisis kredit banyak memerlukan jenis analisis semacam ini. Sedangkan
untuk analisis risiko jangka panjang, diperlukan analisis solvabilitas. Analisis pinjaman
jangka panjang seperti dalam obligasi akan banyak menggunakan jenis analisis ini.
Pada kebanyakan situasi, kedua macam analisis di atas (profitabilitas dan risiko)
akan digunakan bersama-sama untuk menganalisis keuangan perusahaan. Analisis
investasi (oleh investor) sebagai contoh akan banyak menggunakan kedua macam analisis
tersebut, sehingga teknik-teknik analisis yang digunakan akan cukup lengkap. Karena
tujuan analisis akan menentukan arah dan lingkup analisis keuangan, maka tujuan tersebut
harus ditetapkan terlebih dulu di muka dengan jelas.
Laporan keuangan yang disusun secara baik dan akurat dapat memberikan gambaran
keadaan yang nyata mengenai hasil atau prestasi yang telah dicapai oleh suatu perusahaan
selama kurun waktu tertentu. Apalagi informasi mengenai kinerja keuangan suatu
perusahaan sangat bermanfaat untuk berbagai pihak, seperti investor, kreditur,
pemerintah, bankers, pihak manajemen sendiri dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.
Sedangkan berbagai pihak yang membutuhkan hasil dari analisis laporan keuangan adalah:
a. Investor, berkepentingan untuk mengetahui tentang kemampuan perusahaan
tempatnya berinvestasi, apakah mampu memberikan keuntungan bagi investor atau
tidak dan apakah dana yang akan diinvestasikan aman dikelola perusahaan.
b. Kreditur, berkepentingan untuk mengetahui kesehatan perusahaan yang akan
diberikan kredit sehingga layak untuk menerima pinjaman dari kreditur dan melihat
kemampuan membayar bunga beserta pengembalian pokok pinjamannya.
c. Pemasok, berkepentingan untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk
membayar dengan baik atas pasokan barang yang diberikan untuk memenuhi
kebutuhan perusahaan.
d. Pemegang Saham, berkepentingan untuk mengetahui untuk mengetahui kinerja
perusahaan, pendapatan dan keamanan investasi.
e. Pelanggan, berkepentingan untuk mengetahui kesehatan perusahaan sehingga dapat
diandalkan untuk memenuhi kebutuhan pelanggannya secara rutin.
f. Karyawan, berkepentingan untuk mengetahui apakah perusahaan tempatnya bekerja
akan selalu mampu memenuhi kesejahteraannya.
g. Pemerintah, berkepentingan untuk mengetahui kesehatan dan kinerja perusahaan
dengan maksud untuk melindungi kepentingan masyarakat yang terkait dengan
perusahaan tersebut. Juga untuk kepentingan pajak dan persetujuan untuk go public.
1.3 Kegiatan Perusahaan dan Kebutuhan Analisis Keuangan
1. Kondisi Makro
Lingkungan Perusahaan 2. Lingkungan Industri
Strategi:
1. Biaya Rendah Tujuan dan Strategi
2. Diferensiasi Perusahaan
3. Fokus
Investasi Pendanaan
1. Pemilik Saham
1. Saham 2. Kredit Bank
2. Obligasi 3. Supplier
3. Asset Operasi
Gambar 1.1
Kegiatan Perusahaan dan Kebutuhan Analisis Keuangan
a. Lingkungan Perusahaan
Lingkungan eksternal perusahaan bisa dikelompokkan ke dalam lingkungan makro
dan lingkungan industri di mana perusahaan beroperasi. Faktor-faktor dalam lingkungan
makro yang menentukan perusahaan antara lain: kondisi perekonomian secara
keseluruhan, GNP (Gross National Product), inflasi, tingkat bunga, tingkat pengangguran,
dan peraturan pemerintah. Faktor-faktor dalam industri yang bisa mempengaruhi
perusahaan antara lain: persaingan, teknologi, dan kekuatan tawar-menawar antara
perusahaan dengan supplier atau dengan pembeli. Kondisi internal perusahaan itu sendiri
juga akan menentukan perusahaan seperti manajemen perusahaan, karyawan perusahaan,
dan reputasi perusahaan. Pemahaman terhadap kedua faktor di atas (lingkungan makro
dan industri), dan faktor internal perusahaan, diperlukan untuk menganalisis kondisi
keuangan perusahaan.
Beberapa pertanyaan yang barangkali timbul dalam analisis keuangan dalam
kaitannya dengan gambar 1.1 di atas antara lain:
1) Bagaimana struktur industri dari perusahaan tersebut? Apakah struktur industrinya
mendekati persaingan sempurna, mendekati oligopoli, ataukah monopoli?
2) Bagaimana kekuatan tawar-menawar dalam industri? Bagaimana kekuatan supplier,
apakah supplier terkonsentrasi? Bagaimana dengan pembeli, apakah pembeli
terkonsentrasi? Dengan semakin terkonsentrasinya pihak yang menawar, maka
kekuatan mereka akan lebih besar, dan apakah ini akan menekan tingkat keuntungan
perusahaan? Sebagai contoh, industri obat-obatan (farmasi) mempunyai tingkat
profitabilitas yang tinggi. Salah satu anahsis penyebabnya adalah kekuatan mereka
cukup besar dibandingkan pembeli (misal, pasien yang bersedia membayar mahal agar
sehat atau tetap hidup).
3) Bagaimana dengan teknologi dalam industri? Apakah teknologi berubah cepat?
4) Bagaimana dengan siklus industri? Apakah industri sudah dewasa ( mature) ataukah
masih tumbuh, atau sedang menurun?
5) Bagaimana dengan peraturan pemerintah? Apakah peraturan tersebut membatasi
ruang gerak perusahaan? Apakah peraturan tersebut menguntungkan perusahaan atau
sebaliknya?
6) Bagaimanakah tingkat sensitivitas perusahaan terhadap perubahan-perubahan pada
faktor-faktor demografis, inflasi (deflasi), perubahan dalam tingkat bunga,
pengangguran atau siklus bisnis?
Jawaban-jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan di atas akan memberi pandangan yang
lebih mendalam terhadap perusahaan, dan hal ini akan bermanfaat untuk memahami
kondisi keuangan perusahaan.
d. Kegiatan Operasi
Kegiatan-kegiatan investasi dan pendanaan di atas kemudian diterjemahkan ke dalam
kegiatan operasional perusahaan. Melalui kegiatan operasional inilah perusahaan berusaha
mencapai tujuan pokoknya, yaitu meningkatkan nilai perusahaan atau meningkatkan nilai
saham yang berarti meningkatkan kemakmuran pemegang saham (pemilik perusahaan).
BAB II
LAPORAN KEUANGAN
Tujuan Pembahasan :
Dapat memahami Laporan Keuangan beserta tujuan dan karakteristiknya, serta memahami
dan mampu menyusun Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Arus Kas untuk kepentingan
analisis laporan keuangan.
2.2 Neraca
2.2.1 Pengertian Neraca
Neraca adalah sebuah laporan yang sistematis tentang posisi aktiva, kewajiban dan
ekuitas perusahaan pada periode tertentu. Tujuan neraca adalah untuk menggambarkan
posisi keuangan perusahaan. Hubungan antara aktiva, kewajiban, dan ekuitas dapat
dirumuskan ke dalam sebuah persamaan akuntansi : Aktiva = Kewajiban + Ekuitas.
Sumber daya ekonomi yang dimiliki oleh perusahaan dinamakan aktiva. Aktiva ini
selanjutnya akan digunakan (dimanfaatkan atau dikonsumsi) oleh perusahaan demi
lancarnya kegiatan operasional perusahaan sehari-hari. Contoh dari aktiva meliputi
perlengkapan toko dan kantor, asuransi dan sewa dibayar di muka, tanah, bangunan,
peralatan/perabot toko dan kantor, dan kendaraan operasional. Untuk menjalankan
aktivitas operasi, perusahaan membutuhkan pendanaan untuk membiayainya. Kewajiban
merupakan pendanaan dari kreditor yang memerlukan pembayaran pada saat jatuh tempo.
Ekuitas merupakan hak (klaim) pemegang saham atas aktiva perusahaan yang masih
tersisa setelah dikurangi kewajiban. Kreditor memiliki hak yang pertama atas aktiva
perusahaan, setelah itu sisa aktiva yang masih ada barulah merupakan hak atau klaim
pemegang saham. Dengan menyediakan informasi mengenai aktiva, kewajiban, dan ekuitas
pemegang saham, neraca dapat dijadikan sebagai dasar untuk mengevaluasi tingkat
likuiditas, struktur modal, dan efisiensi perusahaan, serta menghitung tingkat
pengembalian aktiva atas laba bersih.
2.2.2 Manfaat Neraca
Laporan keuangan akan menjadi lebih berguna bagi manajemen, kreditor, dan
investor ketika pos-pos yang ada dalam laporan diklasifikasikan secara tepat ke dalam
masing-masing kelompok sesuai dengan karakteristiknya. Klasifikasi secara tepat terhadap
pos-pos neraca akan berguna untuk memberikan gambaran yang sesungguhnya mengenai
besarnya jumlah aktiva lancar, aktiva tidak lancar, total aktiva, jumlah kewajiban lancar,
kewajiban jangka panjang, total kewajiban, dan besarnya ekuitas. Lebih lanjut, melalui
klasifikasi ini pula para pengguna laporan neraca akan dapat:
a. memprediksi kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban yang akan segera
jatuh tempo lewat aktiva lancar yang dimilikinya;
b. memprediksi kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendek lewat
aktiva yang dapat dikonversi menjadi kas tanpa mengalami kesulitan;
c. mempersiapkan kebutuhan dana jangka panjang untuk memenuhi kewajiban tidak
lancar;
d. memprediksi jumlah total klaim kreditor atas aktiva perusahaan:
e. memprediksi jumlah total klaim pemegang saham atas aktiva perusahaan;
f. memperoleh gambaran mengenai besarnya komposisi aktiva tetap terhadap total
aktiva;
g. memperoleh gambaran mengenai jumlah perbandingan antara total kewajiban dengan
total aktiva.
Ketika menyiapkan neraca, susunan klasifikasi aktiva dan kewajiban dapat bervariasi.
Akan tetapi, kebanyakan perusahaan menyajikan neracanya dengan penekanan likuiditas,
di mana aktiva dan kewajiban diurut berdasarkan tingkat likuiditas. Sedangkan aktiva
tetap dilaporkan dalam neraca berdasarkan urutan masa manfaatnya yang paling lama,
yaitu dimulai dari tanah, bangunan, dan seterusnya. Aktiva tidak lancar pada umumnya
akan disajikan di neraca setelah penyajian aktiva lancar. Susunan atau urutan penyajian
seperti ini adalah berdasarkan pada kebiasaan (tradisi), bukan keharusan. Dalam beberapa
industri, seperti industri utilitas (contohnya adalah perusahaan yang bergerak dalam
bidang jasa penerbangan, pelayaran, pembangkit listrik, telekomunikasi), aktiva tetapnya
bisa menempati bagian yang sangat signifikan pada total aktiva perusahaan secara
keseluruhan. Oleh sebab itu, kebanyakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri
utilitas (jasa pelayanan publik) justru melaporkan aktiva tidak lancarnya lebih dulu, baru
kemudian diikuti dengan aktiva lancar.
Tabel 2.4
Laporan Laba Rugi Bentuk Multiple Step
Ketika perusahaan menerapkan arus kas atau mencatat semua transaksi perusahaan, maka
perusahaan tersebut akan memperoleh beberapa manfaat berikut:
a. Mengetahui kemampuan perusahaan
Manfaat pertama dari adanya cash flow adalah perusahaan dapat mengetahui seperti
apa kemampuan yang dimilikinya melalui sebuah laporan kas. Dengan begitu,
perusahaan akan memiliki gambaran mengenai seberapa jauh perusahaan tersebut
berkembang serta seberapa banyak kas yang mampu dihasilkannya. Tentu saja
manfaat yang satu ini sangat berperan penting dalam kelangsungan perusahaan.
b. Mengetahui kemajuan operasional
Manfaat yang kedua adalah perusahaan mampu mengetahui kemampuannya sendiri
tentang operasional perusahaan. Perusahaan dapat memiliki gambaran mengenai
seberapa bagus perusahaan tersebut dalam menjalankan operasionalnya. Salah satu
contohnya adalah pembayaran gaji karyawan.
c. Mengetahui keuntungan perusahaan
Manfaat penerapan arus kas bagi perusahaan adalah dapat dijadikan sebagai pedoman
untuk mengetahui seberapa banyak keuntungan yang mampu dihasilkan oleh
perusahaan. Semua perusahaan maupun badan usaha lainnya pasti berjalan dengan
harapan untuk mendapatkan keuntungan dengan persentase yang berbeda-beda. Maka
dari itu, ketika perusahaan tersebut hendak mendapatkan informasi seberapa banyak
atau berapa persen keuntungan yang dihasilkan perusahaan tersebut, bisa dilakukan
melalui laporan arus kas. Perusahaan akan memperoleh informasi tentang berapa laba
bersih yang berhasil dihasilkan. Akan tetapi, jika perusahaan tersebut tidak
menerapkan atau tidak memiliki laporan arus kas, maka sudah pasti perusahaan akan
mengalami kesulitan untuk mendapatkan informasi tentang berapa keuntungan yang
berhasil diperoleh.
d. Pengambilan keputusan perusahaan
Dengan mengetahui cash flow yang disusun secara sistematis dan berurutan dari
setiap transaksinya, maka hal ini bisa menjadi sebuah pedoman tentang seperti apa
langkah selanjutnya yang akan diambil oleh perusahaan tersebut. Seorang pimpinan
perusahaan sudah pasti paham tentang apa saja yang perlu untuk diberikan perhatian,
termasuk juga pada saat perusahaan tersebut mempunyai divisi atau pos.
Tabel 2.6
Laporan Arus Kas Metode Langsung
PT JAYA TERUS
LAPORAN ARUS KAS
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2007
(dalam Rupiah)
Arus kas yang berasal dari kegiatan operasi :
Kas yang diterima dari pelanggan 951.000
Dikurangi :
Kas untuk membeli persediaan 555.200
Kas untuk membayar biaya operasi 259.800
Kas untuk membayar biaya bunga 14.000
Kas untuk membayar pajak 29.000
858.000
Aliran kas bersih dari kegiatan operasi 93.000
Aliran kas yang berasal dari kegiatan investasi :
Kas masuk yang berasal dari penjualan investasi 75.000
Kas keluar untuk membeli peralatan (157.000)
(82.000)
Aliran kas bersih untuk kegiatan investasi
Aliran kas dari kegiatan pendanaan :
Kas yang diterima dari penjualan saham 160.000
Dikurangi :
Kas untuk membayar dividen 23.000
Kas untuk membayar hutang obligasi 125.000
148.000
Aliran kas masuk neto dari kegiatan pendanaan 12.000
Kenaikan kas 23.000
Saldo kas pada awal tahun 26.000
Saldo kas pada akhir tahun 49.000
BAB III
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
Tujuan Pembahasan :
Dapat memahami cara menganalisis laporan keuangan perusahaan untuk membuat
keputusan ekonomi yang lebih baik untuk mendapatkan penghasilan di masa depan.
ROE
Gambar 3.1
Komponen Utama ROE
Perhitungan Dupont Analysis mempunyai satu dasar indikator yang fundamental, yaitu
Return on Equity (ROE). Pada indikator ROE sendiri, ada tiga indikator keuangan yang
mempengaruhinya. Indikator-indikator tersebut adalah efisiensi operasi, efisiensi
penggunaan aset, dan leverage keuangan
BAB IV
ANALISIS RASIO KEUANGAN
Tujuan Pembahasan :
Dapat mengenal dan memahami perhitungan rasio yang menggunakan laporan keuangan
serta fungsinya sebagai alat ukur dalam menilai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan.
Dalam praktiknya, walaupun rasio keuangan yang digunakan memiliki fungsi dan
kegunaan yang cukup banyak bagi perusahaan dalam mengambil keputusan, bukan berarti
rasio keuangan yang dibuat sudah menjamin seratus persen kondisi dan posisi keuangan
yang sesungguhnya. Oleh karena itu rasio keuangan juga memiliki beberapa kelemahan
sebagai berikut:
a. Kesulitan dalam identifikasi kategori industri jika perusahaan yang dianalisis dari
berbagai bidang usaha
b. Perbedaan metode akuntansi akan menghasilkan perhitungan rasio yang berbeda pula
c. Data laporan keuangan bisa saja merupakan data manipulasi akuntansi
d. Pengaruh penjualan musiman
e. Kesesuaian antara hasil rasio dengan standar industri bukan jaminan bahwa
perusahaan telah dikelola dengan baik
Penjualan Kredit
Perputaran Piutang =
Rata-rata piutang
Penjualan ( Sales )
Perputaran Aktiva Tetap =
Total Aktiva Tetap ( Total fixed assets)
Penjualan ( Sales )
Perputaran Total Aset =
Total Aktiva ( Total assets )
Total debt
Debt to asset ratio =
Total assets