Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

Dosen Pengampu :
sheila kusumaningrum, se,m.acc.ak

Disusun oleh :

KELOMPOK I
FATIMAH UMUL AULIA 02272111113
PUTRI RANDIANA NINGSIH 02272111118
NOVITA MUHAMMAD 02272211003
MASNA S NOKO 02272111115
MARLINA MUJIR 02272011128
KOMARIA ADE 02272211016

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS KHAIRUN
2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena telah
memberikan kami kesehatan dan kesempatan sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas pembuatan makalah yang berjudul "analisis laporan keuangan” ini. Tak lupa
juga shalawat serta salam kami haturkan kepada Nabi Muhammad SAW.,
keluarga serta para sahabat.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Analisis
Informasi Keuangan. Tujuan dari penulisan makalah ini juga sebagai literatur
yang dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita tentang "analisis laporan
keuangan”.
Kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini terutama dosen mata
kuliah Analisis Informasi Keuangan kami, Ibu Sheila
Kusumaningrum.,S.E.,M.Acc.,Ak.Semoga makalah sederhana ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.Kami menyadari makalah yang kami buat ini masih
jauh dari kata sempurna oleh karenanya dengan segala kerendahan hati, kritik dan
saran sangat kami harapkan dari para pembaca guna untuk meningkatkan dan
memperbaiki pembuatan makalah pada tugas yang lain di waktu mendatang.

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Analisis laporan keuangan adalah suatu proses penelitian laporan keuangan


beserta unsur-unsurnya yang bertujuan untuk mengevaluasi dan memprediksi kondisi
keuangan perusahaan atau badan usaha dan juga mengevaluasi hasil-hasil yang telah
dicapai perusahaan atau badan usaha pada masa lalu dan sekarang.

Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya karena ingin
mengetahui tingkat keuntungan dan tingkat resiko dan tingkat kesehatan suatu
perusahaan.
Analisis semacam ini mengharuskan seorang analis untuk melakukan beberapa hal:

 Menentukan dengan jelas tujuan analisis


 Memahami konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang mendasari laporan keuangan
dan rasio-rasio keuangan yang diturunkan dari laporan keuangan tersebut.
 Memahami kondisi perekonimian dan kondisi bisnis lain pada umumnya yang
berkaitan dengan perusahaan dan mempengaruhi usaha perusahaan.

B. Rumusan Masalah

1. Menjelaskan tujuan analisis laporan keuangan


2. Mendefinisikan kegiatan perusahaan
3. Menjelaskan laporan keuangan
4. Menjelaskan laporan laba rugi

C. Tujuan Pembahasan

1. Dapat mengetahui tujuan analisis laporan keuangan


2. Dapat mengetahui kegiatan perusahaan
3. Dapat mengetahui laporan keuangan
4. Dapat mengetahui laporan laba rugi

BAB II
PEMBAHASAN
1. Beberapa tujuan analisis laporang keuangan

a. Investasi pada saham

Investor atau calon investor akan tertarik pada tingkat keuntungan (return) yang
di harapkan untuk masa-masa mendatang relative terhadap resiko perusahaan tersebut.
Yang paling menarik tentu saja adalah perusahaan yang mempunyai tingkat keuntungan
tinggi, tetapi mempunyai tingkat resiko yang rendah. Apabila tingkat keuntungan
perusahaan naik, tetapi resiko perushaan juga naik, maka perusahaan tidak akn menarik
lagi. Perusahaan akan tetap menarik apabila tambahan keuntungan tersebut bisa
mengkompensas tambahan resio yang muncul. Secara umum biasanya investor bersifat
tidak menyukai resiko (risk averse), sehingga faktor tingkat keuntungan dan resiko harus
di pertimbangkan bersama- sama untuk menetukan menarik tidaknya suatu perusahaan.

Investor saham akan memeperoleh tingkat keuntungan dari dividen yang


dibagikan, ditambah perbedaan niai perusahaa pada waktu pertana kali investasi dengan
nilai pada beberapa waktu kemudian (capital gain). Apabila perusahaan tersebut go
public ( menjual sahamnya di pasar modal), maka capital gain adalah selisih harga jual
saham dengan harga beli saham. Apabila selisi tersebut negative, maka yang di peroleh
adalah capital loss.tingkat keuntungan yang tinggi berkaitan dengan kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan tingkat keuntungan tersebut. Tingkat keuntungan masa
lalu (past performance) bisa dipakai untuk menilai kemampuan perusahaan sekaligus
memproyeksikan kemampuan perusahaan pada masa-masa mendatang. Hal ini berlanjut
dengan proyeksi tingkat keuntungan yang di harapkan pada masa-masa mendatang.

b. Pemberian kredit

Dalam analisis ini yang menjadi tujuan pokok adalah menilai kemampuan
perusahaan untuk mengembalikan pinjaman yang diberikan beserta Bunga yang berkaitan
dengan pinjaman tersebut. Pihak pemberi pinjaman (kreditor) memperoleh keuntungan
dari bunga yang dibebankan atas pinjaman tersebut.pihak peminjam juga harus
memperoleh kembali pinjaman pokoknya, dengan dibayar langsung pada akhir periode
pinjaman (pada waktu jatuh tempo) atau dibayar dengan angsuran.

c. Kesehatan pemasok (supplier)

Perusahaan yang tergantung pada “supply” pemasok akan mempunyai


kepentingan pada pemasok tersebut. Perusahaan ingin memastikan bahwa pemasok
tersebut sehat dan bisa bertahan terus.

d. Kesehatan pelanggan (custumer)


Apabila perusahaan akan memberikan penjualan kredit kepada pelanggan maka
perusahaan memerlukan informasi keuangan pelanggan, terutama informasi mengenai
kemampuan pelanggan memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

e. Kesehatan perusahaan ditinjau dari karyawan

Karyawan atau calon karyawan barangkali akan tertarik menganalisis keuangan


perusahaan untuk memastikan apakah perusahaan atau prusahaan yang akan dimasuki
tersebut mempunyai prospek keuangan yang bagus.

f. Pemerintah

Pemerintah bisa menganalisis keuangan perusahaan untuk menentukan besarnya


pajak yang dibayarkan, atau menetukan tingkat keuntungan yang wajar bagi suatu
indsutri.

g. Analisis internal

Pihak internal perusahaan sendiri (seperti pihak menejmen) akan memerlukan


informasi mengenai kondisi keuangan perusahaan untuk menentukan sejauh mana
perkembangan perusahaan.

h. Analisis pesaing

Kondisi keuangan pesaing bisa dianalisis oleh perusahaan untuk menentukan


sejauh mana kekuatan keuangan pesaing. Informasi semacam ini bisa dipakai untuk
penentuan strategi perusahaan seperti harga, strategi merebut pangsa pasar, atau
keputusan-keputusan lainnya.

i. Penilaan kerusakan

Kadangkala analisis keuangan juga bisa dipakai untuk menentukan besarnya


kerusakaan yang dialami oleh perusahaan. Misalkan barang dagangan perusahaan
mengalami kebakaran dan perusahaan mengasuransikan barang dagangan tersebut,
analisis keuangan bisa dipakai oleh pihak asuransi untuk menentukan besarnya
kerusakaan yang dialami perusahaan.

2. KEGIATAN-KEGIATAN PERUSAHAAN
a. Lingkungan perusahaan

Lingkungan eksternal perusahaan bisa dikelompokkan kedalam lingkungan makro


dan lingkungan industry dimana perusahaan beroperasi. Faktor-faktor dalam lingkungan
makro yang menentukan perusahaan antara lain: kondisi perekonomian secara
keseluruhan, GNP (gross national product), inflasi, tingkat bunga, tingkat pengangguran,
dan peraturan pemerintah.

b. Tujuan dan strategi perusahaan

Tujuan bisa didefinisikan sebagai target atau hasil akhir yang ingin dicapai
dimana seluruh kegiatan perusahaan diarahkan untuk mencapai target atau tujuan akhir
tersebut. Sedangkan strategi bisa diartikan sebagai cara untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Tujuan perusahaan tergantung dari misi perusahaan. Tetapi pada umumnya
tujuan perusahaan mempunyai tujuan yang bersifat ekonomis dan nonekonomis. Tujuan
ekonomis adalah memperoleh keuntungan. Untuk mencapai tujuan tersebut, bisa
digunakan strategi yang berbeda-beda.

c. Kegiatan investasi pada pendanaan

Infestasi suatu perusahaan dalam aktifva tersebut. Investasi tersebut perlu


pendanaan. Perusahaan memperoleh dari berbagai sumber: pemilik saham, kreditur
(misal bank), supplier (misal dalam bentuk utang dagang), dari kariyawan (misal dalam
bentuk utang gaji), dari pemerintah (utang pajak).

d. Operasi

Kegiatan-kegiatan investasi dan pendanaan di atas kemudian diterjemahkan ke dalam


kegiatan operasional perusahaan. Melalui kegiatan operasional inilah perusahaan berusaha
mencapai tujuan pokoknya, yaitu meningkatkan nilai perusahaan atau meningkatkan nilai saham
yang berarti meningkatkan kemakmuran pemegang saham (pemilik perusahaan).

3. LAPORAN KEUANGAN YANG POKOK


Secara umum ada tiga bentuk lapran keuangan yang pokok yang dihasilkan oleh
suatu perusahaan:
1. Neraca
2. Laporan Laba Rugi
3. Laporan Aliran kas

Laporan-laporan keuangan tersebut pada dasarnya ingin ingin melaporkan kegiatan-


kegiatan perusahaan: kegiatan investasi, kegiatan pendanaan, dan opersional, sekaligus
megevaluasikan keberhasilan strategi perusahaan untuk mencapai tujuan yang ingin
dicapai. Metode-metode penilaian (valuation) dan pengukuran dan pengukuran
(measurement) yang mendasari penyusunan laporan-laporan keuangan tersebut diatur
dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang disusun oleh IAI (Ikatan Akuntansi
Indonesia).

a. Neraca

Neraca digunakan untuk menggambarkan kondisi keuangan perusahaan. Neraca biasa


digambarkan sebagai potret kondisi keuangan suatu perusahaan pada suatu waktu tertentu
(snapshot keuangan perusahaan), yang meliputi asset (sumber daya atau resources)
perusahaan dalam klaim atas asset tersebut (meliputi utang dan saham sendiri). Aset
perusahaan menujukkan keputusan penggunaan dana atau keputusan investasi pada masa
lalu, sedangkan klaim perusahaan menujukan sumber dana tersebut atau keputusan
pendanaan pada masa lalu. Dana diperoleh dari pinjaman (utang) dan dari penyerataan
pemilik perusahaan (modal).
Persamaan neraca bisa ditunjukan sebagai berikut:

Aset = Utang + Modal Pemilik

b. Pengakuan, penilaian, dan klasifikasi Aset

Aset didefenisikan sebagai sumber daya yang mempunyai potensi memberikan manfaat
ekonomis pada perusahaan pada masa-masa mendatang. Sumber daya yang mampu
menghasilkan aliran kas yang masuk (cash inflow) kemampuan mengurangi kas keluar
(cash outflow) bisa disebut sebagai asset. Sumber daya tersebut akan diakui (recongnized)
sebagai aset apabila (1) perusahaan memperoleh hak pengunaan aset tersebut sebagai hasil
transaksi atau peraturan pertukaran pada masa lalu, dan (2) manfaat ekonomis masa
mendatang bisa diukur, dikuantifikasikan dengan tingkat ketepatan yang memadai
(reasonable).
Klasifikasi asetdalam laporan keuangan cukup beragam, tetapi pada dasarnya klasifikasi
tersebut mencakup beberapa jenis aset yaitu:
1. Aktiva lancar
Kelompok ini mencakup aset yang akan dijual atau dikonsumsi dalam waktu
dekat (selama siklu normal bisnis), yang bisanya satu tahun. Contoh aset ini adalah
kas, piutang, persediaan, uang muka pembayaran.

2. Bangunan, Pabrik dan Peralatan


Aset ini merupakan aset yang mempunyai wujut fisik (tangible), berumur
panjang, yang digunakan untuk operasi perusahaan untuk periode jangka panjang, dan
biasanya tidak dimaksudkan untuk dijual kembali. Tanah, bangunan, mesin-mesin,
mobil, peralatan-peralatan, computer merupakan contoh aset dalam kategori ini.

3. Investasi
Yang termasuk dalam kategori ini adalah investasi jangka panjang seperti
investasi pada obligasi dan investasi pada saham. Investasi yang bersifat jangka
pendek (misal investasi pada surat berharga jangka pendek) dikelompokkan ke dalam
Aktiva Lancar.

4. Aktiva Tak Berwujud (Intangible)


Aset yang masuk dalam kategori ini tidak mempunyai wujud fisik. Beberapa
contoh adalah paten yang dipunyai perusahaan, trade mark, hak franchis. Goodwill
juga bisa dikelompokkan sebagai aset tidak berujut. Goodwill merupakan selisih
antara harga yang dibayarkan dengan nilai pasar perusahaan yang dibeli.

c. Pengajuan, Penilaian, dan Klasifikasi

Utang merupakan kewajiban yang harus dipenuhi oleh perusahaan untuk menyerahkan
kas, barang, atau jasa dalam jumlah yang relatif pasti, pada masa mendatang dengan
periode yang relatif pasti, sebagai ganti atas manfaat atau jasa yang diterima oleh
perusahaan pada masa yang lalu. Sebagai contoh perjanjian leasing komitmen untuk
melakukan pembelian tidak diakui sebagai utang karena manfaat akan diterima pada masa
mendatang, bukan telah diterima pada masa lalu.

d. Penilaian dan Pelaporan Modal Saham

Saham merupakan klaim paling akhir urutannya atau haknya bila perusahaan mengalami
kebangkrutan, maka kas yang ada dipakai untuk melunasi untuk terlebih dulu, baru
kemudian kalau ada sisanya, kas tersebut dugunakan untuk membayar pemegang saham.
Apabila tidak ada sisa, maka pemegang saham tidak akan memperoleh kas. Karena itu
saham sering disebut sebagai residul interest atau residual claim. Nilai saham akan
ditentukan oleh selisih aset dikurangi utang.

4. LAPORAN LABA-RUGI
Laporan laba-rugi merupakan laporan prestasi perusahaan selama jangka waktu
tertentu. Berbeda dengan neraca yang merupakan snapshot, maka laporan laba-rugi
mencakup suatu priode tertentu. Laporan laba-rugi biasanya ditulis dengan judul
sebai berikut: Laporan Laba Rugi untuk tahun yang berakhir dengan 31 Desember
1994. Dalam jangka waktu tertentu, total aset perusahaan berubah disebabkan oleh
kegiatan investasi, pendanaan, dan kegiatan operasional. Aset bertambah berubah
kalau perusahaan membeli pabrik baru atau mendirikan bangunan baru. Utang
bertambah kalau perusahaan meminjam dana dari bank untuk membeli pabrik. Utang
juga bertambah apabila mengeluarkan obligasi untuk membiayai penderian bangunan.

Laba bersih merupakan selisih antara total pendapatan dikurangi dengan total
biaya. Pendapatan mengukur aliran masuk aset bersih setelah dikurangi utang dari
penjualan barang atau jasa. Biaya mengukur aliran keluar aset bersih karena
digunakan atau dikonsumsikan untuk memperoleh pendapatan. Pendapatan bisa
dibedakan menjadi pendapatan operasional yaitu pendapatan yang dihasilkan oleh
kegiatan pokok perusahaan, dan pendapatan nonoperasional atau pendapatan lain-lain
yang dihasilkan oleh kegiatan sampingan perusahaan.

a. Pendapatan Akrual Dalam Akuntansi

Dalam akuntansi pendapatan yang dipakai adalah pendekatan akrual.


Dengan pendekatan ini, pendekatan diakui pada saat terjadi teransaksi. Atau lebih
tepatnya, pendapatan diakui ketika semua atau sebagian besar dari jasa yang harus
dilakukan sudah dilakukan serta kas atau piutang sbagian besar dan kepastiannya
relatif bisa ditentukan telah diterima. Jurnal berikut ini barangkali akan
memperjelas proses pengakuan pendapatan dengan pendekatan akrual.

Harga Pokok Penjualan xxx


Persediaan xxx
(Mencatat pengurangan persediaan, dan munculnya harga pokok penjualan)

Piutang xxx
Penjualan xxx
(Mengakui pendapatan pada saat penjualan dilakukan. Penjualan dalam hal ini
menggunakan kredit, bukan kas). Apabila tidak terjadi penjualan, maka biaya
produksi akan tetap tercatat sebagai aset perusahaan, dalam hal ini sebagai
persediaan. Sesudah penjualan terjadi ada dua transaksi yang dicatat: pengakuan
pendapatan dan pengakuan biaya produksi. Jurnal yang pertama yang munculkan
rekening Harga Pokok Penjualan, mengakui dan mencatat munculnya biaya
produksi melalui Harga Pokok Penjualan.

b. Klasifikasi dalam Laporan Laba-Rugi

Tujuan pokok dari laporan laba-rugi adalah pelaporan kemampuan


perusahaan yang sebenarnya untuk memperoleh untung. Untuk itu laporan itu
harus sedemikian rupa agar tidak menyesatkan (misleading). Kemampuan
perusahaan terutama dilihat dari kemampuan perusahaan memperoleh laba dari
operasinya pada kondisi bisnis yang normal.
Standar Akuntansi mengharuskan laporan laporan keuangan mengelompokkan
pendapatan atau rugi ke dalam empat klasifikasi:
 Pendapatan Operasional (laba usaha atau Income from continuing
operations).
 Laba (Rugi) dari pemberhentian operasi cabang bisnis.
 Laba (Rugi) luar biasa (extraordinary gains/losses).
 Laba (Rugi) karena perubahan prinsip atau metode akuntansi.

Pendapatan atau biaya yang terjadi dari operasi bisnis saat ini atau saat
mendatang masuk dalam kategori ini. Kalau perusahaan menjual makanan, laba
dari penjualan produk makanan merupakan pendapatan kategori pertama. Jika
perusahaan tersebut mempunyai anak perusahaan yang bergerak di bidang
pengangkutan (misal, tujuannya untuk membantu distribusi produk makanannya),
kemudian memutuskan untuk menjual usaha tersebut, maka laba atau rugi yang
terjadi akan masuk pada kategori nomor dua.
Kalau pabrik perusahaan tersebut mengalami kebakaran, maka rugi yang
terjadi masuk dalam kategori ketiga. Kategori ketiga merupakan item yang:

 Tidak biasa (unusual), dilihat dari usaha bisnis perusahaan.


 Tidak sering muncul (nonrecurring).
 Jumlahnya signifan (material).

c. Laporan aliran kas


komponen laporan keuangan yang ketiga adalah laporan aliran kas atau
laporan perubahan posisi keuangan. Laporan ini menyajikan informasi aliran kas
masuk atau keluar bersih pada suatu periode, hasil dari tiga kegiatan pokok
perusahaan yaitu operasi, investasi, dan perusahaan.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Dari pemaparan materi diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :


Analisis laporan keuangan adalah suatu proses penelitian laporan keuangan
beserta unsur-unsurnya yang bertujuan untuk mengevaluasi dan memprediksi kondisi
keuangan perusahaan atau badan usaha dan juga mengevaluasi hasil-hasil yang telah
dicapai perusahaan atau badan usaha pada masa lalu dan sekarang.
Dalam analisis ini yang menjadi tujuan pokok adalah menilai kemampuan
perusahaan untuk mengembalikan pinjaman yang diberikan beserta Bunga yang berkaitan
dengan pinjaman tersebut. Pihak pemberi pinjaman (kreditor) memperoleh keuntungan
dari bunga yang dibebankan atas pinjaman tersebut.pihak peminjam juga harus
memperoleh kembali pinjaman pokoknya, dengan dibayar langsung pada akhir periode
pinjaman (pada waktu jatuh tempo) atau dibayar dengan angsuran.

Analisis semacam ini mengharuskan seorang analis untuk melakukan beberapa hal:

 Menentukan dengan jelas tujuan analisis


 Memahami konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang mendasari laporan keuangan
dan rasio-rasio keuangan yang diturunkan dari laporan keuangan tersebut.
 Memahami kondisi perekonimian dan kondisi bisnis lain pada umumnya yang
berkaitan dengan perusahaan dan mempengaruhi usaha perusahaan.

B. Saran

Dengan disusunya makalah ini, dari penulis berharap agar para membaca
khususnya mahasiswa dapat mengerti dan memahami analisis laporang keuangan.

DAFTAR PUSTAKA
Buku “ANALISIS LAPORAN KEUANGAN” dari :
Dr. Mahmud M.Hanafi, M.B.A. adalah staf pengajar Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) Jogjakarta, sejak 1989. Memperoleh
master of Bussines Administration dari Temple University. USA, 1992 dengan
konsentrasi Finance, memperoleh penghargaan Beta Gamma Business dan mengikuti
kursus Banking and Finance di Universitas of Kentucky USA, 1995. Memperoleh Ph.D.
di bidang finance, Universitiy of Rhodi Island, 2001. Menjadi visiting scholar,
University of Hawaii, 2001.
Prof. Dr. Abdul Halim, M.B.A., Akt. Adalah guru besar ilmu akuntansi pada
Fakultas Ilmu Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada Jogjakarta. Beliau lahir
di Banjarmasin tahun 1958. Minat utama yang di tekuni adalah Akuntansi keuangan,
Auditing, serta akuntansi dan Menajemen Keuangan Daerah (sector public). Disamping
mengajar dan meneliti di FEB UGM, juga mengajar di beberapa perguruan tinggi swasta
di Jogjakarta. Saat ini juga sebagai Anggota Tim Asistensi Menteri Keuangan Bidang
Desentralisasi Fiskal.

Anda mungkin juga menyukai