Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KONSEP LABA

DISUSUN OLEH

1. Febrian Zakfar Ilman Hanafi (32419014)


2. Lailatul Rohmawati (32419018)
3. M. Hasyim Muttaqin (32419049)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SIDOARJO
2022
KATA PENGANTAR

Rasa Syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, atas limpahan Rahmat, Taufiq serta
Hidayahnya, kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan selesai dengan tepat
waktu. Makalah ini kami beri judul “Konsep Laba”

Penyusunan Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas perkuliahan dari dosen
pengampu Mata Kuliah Analisis Laporan Keuangan. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk memberikan tambahan wawasan bagi kami sebagai penulis dan para
pembaca. Khususnya dalam hal manfaat sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar
mahasiswa.

Kami selaku penulis juga tidak lupa untuk mengucapkan terimakasih kepada Bapak
Kafidin Muzakki, SE., M.Ak selaku dosen pengampu Mata Kuliah Analisis Laporan
Keuangan. Tidak lupa bagi rekan – rekan mahasiswa lain yang telah mendukung
penyusunan makalah ini, kami juga mengucapkan terimakasih

Terakhir, kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sepenuhnya sempurna.
Maka dari itu kami terbuka terhadap kritik dan saran yang bisa membangun kemampuan
kami, agar pada tugas berikutnya bisa menulis makalah dengan lebih baik lagi. Semoga
makalah ini sangat bermanfaat bagi kami dan para pembaca.

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul....................................................................................................... i
Kata Pengantar....................................................................................................... ii
Daftar Isi................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah.............................................................................. 4
B.Rumusan Masalah........................................................................................ 5
C.Tujuan.......................................................................................................... 5
D.Manfaat........................................................................................................ 5

BAB II PEMBAHASAN
A.Definisi Laba............................................................................................... 6
B.Laba Secara Ekonomi.................................................................................. 7
C.Laba Secara Akuntansi................................................................................ 8
D.Pengukuran Laba......................................................................................... 9
E.Elemen Laba................................................................................................ 11
F.Jenis-jenis Laba............................................................................................ 12
G.Contoh Kasus............................................................................................... 13

BAB III PENUTUP


A.Kesimpulan.................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Memeriksa laporan keuangan merupakan salah satu cara untuk mengetahui kondisi
perusahaan apakah perusahaan berjalan sesuai dengan yang inginkan atau sebaliknya.
Kinerja perusahaan bisa dinilai dengan melihat isi laporan keuangan yang dibuat. Selain
itu, laporan keuangan dapat dijadikan sebagai acuan manajemen dalam membuat
keputusan khususnya dalam pengelolaan perusahaan. Hal yang menarik dari laporan
keuangan adalah laba.

Laba merupakan elemen terpenting dalam kemajuan perusahaan. Mengingat salah


satu tujuan perusahaan adalah untuk mendapatkan laba sebanyak-banyaknya. Suatu
perusahaan dikatakan berhasil jika laba yang dihasilkan lebih tinggi dari pada yang
dikeluarkan. Laba yang diperoleh perusahaan tentunya akan digunakan untuk kemajuan
perusahaan.

Di lain pihak, informasi laba dapat membantu pemilik (stakeholders) dalam


mengestimasi kekuatan laba untuk menaksir resiko dalam investasi dan kredit.
Pentingnya informasi laba merupakan salah satu tolak ukur kinerja perusahaan atas
pencapaian yang diraih. Oleh karena itu, kualitas laba sangat menarik perhatian bagi
investor, kreditor, pembuat kebijakan akuntansi, maupun pemerintah khususnya
Direktorat Jenderal Pajak.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa laba merupakan salah satu
elemen penting bagi perusahaan. Karena laba sebagai tolak ukur atas pencapaian yang
diraih dan sekaligus acuan dalam pengambilan keputusan.

4
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun Rumusan Masalah yang akan penulis terapkan yaitu:
1 Apa yang dimaksud dengan Konsep Laba?
2 Apa yang dimaksud dengan Laba yang ditinjau secara Ekonomi?
3 Apa yang dimaksud dengan Laba yang ditinjau secara Akuntansi?
4 Bagaimana Pengukuran dan Pengakuan Laba?
5 Apa saja Konsep Elemen pada Laba?
6 Apa saja Jenis-jenis Laba?

C. TUJUAN
1. Untuk menjelaskan maksud dari Konsep Laba
2. Mengetahui Pengetian Laba yang ditinjau dari segi Ekonomi
3. Mengetahui Pengetian Laba yang ditinjau dari segi Akuntansi
4. Mengetahui cara Pengukuran serta Pengakuan Laba
5. Memahami Konsep Elemen pada Laba
6. Mengetahui Jenis-jenis Laba

D. MANFAAT
Makalah ini memberikan manfaat yaitu sebagai referensi bagi pembaca serta
memberikan wawasan terkait dengan Konsep Laba

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI LABA
1. Pengertian Laba menurut beberapa ahli
Laba merupakan suatu konsep akuntansi yang memiliki berbagai sudut pandang,
tergantung dari siapa yang menilai dan bagaimana tujuan penilaiannya tersebut. Oleh
karena itu, para ahli dan organisasi akuntansi memberikan definisi berbeda tentang
konsep laba.

Menurut Commite On Terminology (Sofyan Syafri H. : 2004) mendefinisikan laba


sebagai jumlah yang berasal dari pengurangan harga pokok produksi, biaya lain dan
kerugian dari penghasilan atau penghasilan operasi.

Menurut Belkaoui (1993), laba merupakan suatu pos dasar dan penting dari ikhtisar
keuangan yang merniliki berbagai kegunaan dalam berbagai konteks. Laba pada
umumnya dipandang sebagai suatu dasar bagi perpajakan, determinan pada kebijakan
pembayaran dividen, pedoman investasi, pengambilan keputusan, dan unsur prediksi.

Sedangkan menurut Stice, Sokusen (2004), laba adalah pengambilan atas investasi
kepada pemilik. Hal ini mengukur nilai yang dapat diberikan oleh entitas kepada
investor dan entitas masih memiliki kekayaan yang sama dengan posisi awalnya.

IAI tidak menerjemahkan income dengan istilah laba, tetapi dengan istilah
penghasilan. Dalam PSAK 1 Konsep Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan (IAI, 1994) mengartikan laba sebagai penghasilan (income), yaitu kenaikan
manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau
penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas
yang tidak berasal dari konstribusi penanam modal. (Paragraf. 70). Selanjutnya dalam
paragrap 74 disebutkan bahwa, definisi penghasilan baik pendapatan (revenue) maupun
keuntungan (gains)

6
2. Tujuan mengetahui perhitungan Laba
Adapun tujuan kita perlu mengetahui perhitungan laba diantaranya yaitu
a. Perhitungan pajak
b. Menghitung Deviden
c. Pedoman dalam menentukan Investasi
d. Peramalan laba untuk masa yang akan datang
e. Sebagai dasar perhitungan dan penilaian efisiensi
f. Perhitungan zakat

B. LABA SECARA EKONOMI

Laba dalam ilmu ekonomi didefinisikan sebagai peningkatan kekayaan seorang


investor dari hasil penanaman modalnya setelah dikurangi seluruh biaya yang
berhubungan dengan penanaman modal tersebut.

Laba ekonomi mengukur perubahan nilai pemegang saham. Karenanya, laba


ekonomi berguna jika tujuan analisis adalah menentukan tingkat analisis pengembalian
pada pemegang saham yang tepat untuk periode berjalan (tanpa menggunakan harga
pasar). Dengan kata lain, laba ekonomi merupakan indikator dasar kinerja perusahaan,
mengukur dampak keuangan seluruh kejadian pada suatu periode secara komprehensif.

Sedangkan Menurut Hendriksen, Laba ekonomi adalah perbedaan antara total


pendapatan moneter dan biaya total. Biaya-biaya total mencakup biaya eksplisit dan
implisit. Laba ekonomi didapat dari total pendapatan dikurangi oleh biaya peluang
(opportunity cost). Laba ekonomi biasanya lebih rendah dari laba akuntansi. Laba
ekonomi menjadi salah satu faktor penting untuk memutuskan apakah perusahaan bisa
masuk kepangsa pasar tertentu atau bahkan keluar dari market tersebut.

Sifat-sifat laba ekonomi mencakup 3 tahap, menurut Fischer, Lindahl, dan Hick
diantaranya yaitu:

1. Physical Income, yaitu konsumen barang dan jasa pribadi yang sebenarnya
memberikan kesenangan fisik dan pemenuhan kebutuhan, laba jenis ini tidak
dapat diukur.

7
2. Real Income, adalah ungkapan kejadian yang memeberikan peningkatan
terhadap kesenangan fisik. Dengan kata lain, kepuasan timbul karena
kesenangan fisik yang timbul dari keuntungan yang diukur dengan pembayaran
uang yang dilakukan untuk membeli barang dan jasa sebelum dan sesudah
dikonsumsi.
3. Money Income, merupakan hasil uang yang diterima dan dimaksudkan untuk
konsumsi dalam memenuhi kebutuhan hidup. Menurut Fischer, money income
lebih dekat pada pengertian akuntansi tentang income.

C. LABA SECARA AKUNTANSI

Accounting Income (Laba Akuntansi) adalah perbedaan antara realisasi penghasilan


yang berasal dari transaksi perusahaan pada periode tertentu dikurangi dengan biaya
yang dikeluarkan untuk mendapatkan penghasilan itu. Menurut Belkaoui, laba akuntansi
secara operasional didefinisikan sebagai selisih antara harga penjualan dengan biaya
produksi.

Laba akuntansi adalah perbedaan antara total pendapatan moneter dan jumlah biaya
moneter yang dihitung dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Pendapatan moter
adalah sejumlah penerimaan yang didapat perusahaan setelah menjual produknya
dipasaran. Biaya moneter adalah biaya eksplisit suatu perusahaan yang berguna untuk
mempertahankan produksinya contohnya biaya upah tenaga kerja, biaya sewa, dan
bahan
baku Didalam laba akuntansi terdapat beberapa komponen pokok seperti laba kotor,
laba
usaha, laba sebelum pajak, laba sesudah pajak.

Adapun sifat-sifat laba menurut Belkaoui mengandung 5 sifat diantaranya sebagai


berikut:

1. Laba akuntansi didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi.


2. Laba akuntansi didasarkan pada postulat “periodik” laba.
3. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip revenue yang memerlukan pemahaman
khusus tentang pengukuran dan pengakuan pendapatan.

8
4. Laba akuntansi memerlukan perhitungan terhadap biaya dalam bentuk biaya
historis yang dikeluarkan perusahaan.
5. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip matching antara pendapatan dengan
biaya yangrelevan dan berkaitan dengan pendapatan tersebut.
Tentunya didalam Laba Akuntansi ini memiliki beberapa kelebihan dan juga
kekurangan yang diantaranya sebagai berikut:
a. Kelebihan Laba Akuntansi
1. Terbukti bahwa laba akuntansi bermanfaat bagi para pemakainya dalam
pengambilan keputusan ekonomi.
2. Laba akuntansi yang telah diukur dan dilaporkan secara obyektif dapat
diuji kebenarannya sebab didasarkan pada transaksi nyata yang didukung
oleh bukti.
3. Memenuhi prinsip “Conservatisme”, karena yang diakui hanya laba yang
direalisasi dan tidak memperhatikan perubahan nilai.
4. Laba akuntansi bermanfaat untuk tujuan pengendalian terutama berkaitan
dengan pertanggungjawaban manajemen dan fungsi-fungsi manajemen.
b. Kekurangan Laba Akuntansi
1. Konsepsi laba dianggap belum dirumuskan dengan jelas, belum ada
landasan teoritis jangka panjang dalam pelaporan laba akuntansi tersebut.
2. Generally Accepted Accounting Principle (GAAP), masih
memungkinkan dan membolehkan perhitungan laba atas penerapan
metode dan teknik akuntansi yang tidak konsisten.
3. Laba akuntansi gagal mengakui kenaikan nilai kativa yang belum
direalisasi dalam satu periode karena prinsip history cost dan prinsip
realisasi
4. Laba akuntansi yang didasarkan pada prinsip history cost, realisasi, dan
conservatisme dapat menghasilkan data yang tidak relevan

D. PENGUKURAN LABA
Pengukuran terhadap laba merupakan penentuan jumlah rupiah laba yang dicatat
dan disajikan dalam laporan keuangan. Pengakuan terhadap laba apabila kenaikan

9
manfaat ekonomi dimasa mendatang yang berkaitan dengan peningkatan aktiva atau
penurunan kewajiban telah terjadi dan jumlahnya dapat diukur dengan andal.

Secara konseptual ada 3 (tiga) pendekatan yang dapat digunakan untuk mengukur
laba. Pengukuran tersebut adalah pendekatan transaksi, pendekatan kegiatan dan
pendekatan mempertahankan kapital/kemakmuran (capital maintenance).

a. Pendekatan Transaksi (Transaction Approach)


Pendekatan transaksi menganggap bahwa perubahan aktiva/hutang (laba) terjadi
hanya karena adanya transaksi, baik internal maupun eksternal. Transaksi eksternal
timbul karena adanya transaksi yang melibatkan perubahan aktiva/hutang dengan pihak
luar perusahaan. Transaksi internal timbul dari pemakaian atau konversi aktiva dalam
perusahaan. Pendekatan ini memiliki beberapa kebaikan yaitu:

1. Komponen laba dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara. Misalnya: atas dasar
produk/konsumen.
2. Laba operasi dapat dipisahkan dari laba non operasi
3. Dapat dijadikan dasar dalam penentuan tipe dan kuantitas aktiva dan hutang
yang
ada pada akhir periode
4. Efisiensi usaha memerlukan pencatatan transaksi eksternal untuk berbagai tujuan
5. Berbagai laporan dapat dibuat dan dikaitkan antara laporan yang satu dengan
yang
lainnya.

b. Pendekatan Kegiatan (Activities Approach)


Laba dianggap timbul bila kegiatan atau peristiwa tertentu telah dilaksanakan. Jadi
laba bisa timbul pada tahap perencanaan, pembelian, produksi, penjualan dan
pengumpulan kas. Dalam penerapannya, pendekatan ini merupakan dari pendekatan
transaksi. Hal ini disebabkan pendekatan kegiatan dimulai dengan transaksi sebagai
dasar pengukuran. Kebaikan pendekatan kegiatan adalah:

1. Laba yang berasal dari produksi dan penjualan barang memerlukan jenis
evaluasi

10
dan prediksi yang berbeda dibandingkan laba yang berasal dari pembelian dan
penjualan surat berharga yang ditujukan pada usaha memperoleh capital gain.
2. Efisiensi manajemen dapat diukur dengan lebih baik bila laba diklasifikasikan
menurut jenis kegiatan yang menjadi tanggung jawab manajemen.
3. Memungkinkan prediksi yang lebih baik karena adanya perbedaan pola perilaku
dari jenis kegiatan yang berbeda.

c. Pendekatan Mempertahankan Kapital/Kemakmuran (Capital Maintenance)


Atas dasar pendekatan ini, laba diukur dan diakui setelah kapital awal dapat
dipertahankan. Dalam konsep mempertahankan kemakmuran, kapital disini
dimaksudkan sebagai kepital dalam arti kekayaan bersih dalam artian luas dan dalam
berbagai bentuknya. Jadi kapital diartikan sebagai sekelompok kekayaan tanpa
memeperhatikan siapa yang memiliki kekayaan tersebut. Kam (1990) mendefiniskan
laba (income) merupakan perubahan dalam kapital perusahaan diantara dua titik waktu
yang berbeda (awal dan akhir), diluar perubahan karena investasi oleh pemilik dan
distribusi kepada pemilik, dimana kapital dinyatakan dalam bentuk nilai (value) dan
didasarkan pada skala pengukuran tertentu (Paragraf 194).

Dengan demikian laba dapat diukur dari selisih antara tingkat kemakmuran pada
akhir periode dengan tingkat kemakmuran pada awal periode. [Laba = total aktiva neto
(akhir periode) – kapital yang diinvestasikan (awal periode)]. Konsep pengukuran laba
ini disebut dengan konsep mempertahankan kapital/kemakmuran (wealth or capital
maintenance concept).

Kapital yang digunakan dalam konsep ini adalah kapital neto (net worth) atau
aktiva neto. Kapital dinyatakan dalam bentuk nilai ekonomi pada skala pengukuran
tertentu. Pengukuran terhadap kapital sangat dipengaruhi oleh nilai (unit pengukur),
jenis kapital dan skala pengukuran. Perbedaan terhadap ketiga faktor tersebut akan
mengakibatkan perbedaan besarnya laba yang diperoleh.

11
E. ELEMEN LABA
Ada dua konsep yang digunakan untuk menghitung menentukan elemen laba
perusahaan, yaitu:
a. Konsep Laba Periode (Earnings), dimaksudkan untuk mengukur efisiensi
suatu perusahaan dan memusatkan perhatiannya pada laba operasi periode
berjalan yang berasal dari kegiatan normal perusahaan.
b. Laba Komprehensif (Comprehensive Income), adalah aktiva bersih (ekuitas)
perusahaan selama satu periode, yang berasal dari semua transaksi dan kegiatan
lain dari sumber selain sumber yang berasal dari pemilik.

F. JENIS-JENIS LABA
Jenis Laba Perhitungan Laba Pemakai Informasi
Velue Added Harga Jual Produksi dan jasa Pegawai, Pemilik,
(Pertambahan Nilai) perusahaan dikurangi harga Kreditor dan Pemerintah
pokok barang dan jasa yang
dijual
Laba Bersih Kelebihan hasil (Revenue) Pemegang saham,
Perusahaan dari biaya, seluruh pemagang obligasi dan
(Enterprise Net pendapatan dan rugi. Tidak pemerintah
Income) termasuk bunga, pajak dan
bagi hasil (deviden)
Laba Bersih bagi Sama seperti butir Pemegang saham,
Investor (Net sebelumnya, tetapi setelah pemegang Obligasi dan
Income to Investor) dikurangi pajak penghasilan kreditor jangka panjang
Laba bersih bagi Laba bersih kepada Pemgang saham biasa
pemegang saham pemegang saham dikurangi (sekarang dan yang
residual (Residual deviden potensial prioritas
Equity Holders) pembayaran tidak
terpenuhi)

12
CONTOH KASUS
Sebagai ilustrasi berikut diuraikan perbedaan konsep laba menurut akuntansi dan
ekonomi yang diambil dari Wild, Subramanyam, and Halsey (2007).
Seseorang membeli apartemen dengan harga $100.000,00 secara tunai. Apartemen
tersebut diperkirakan berumur 50 tahun dan mempunyai nilai sisa $75.000,00.
Apartemen
tersebut selanjutnya disewakan dengan harga $12.000,00 per tahun. Pada akhir tahun
pertama nilai apartemen tersebut dinilai seharga $125.000,00.
Hasil dan Pembahasan:
a. Berdasarkan informasi tersebut dapat diketahui terjadi kenaikan harga apartemen
sebesar $25.000,00 dan pendapatan sewa sebesar $12.000,00.
b. Secara akuntansi perusahaan mengalami keuntungan sebesar $11.500,00 yang
diperoleh dari pendapatan sewa $12.000,00 dikurangi penyusutan per tahun
$500,00.
Penjelasan:
1. Penyusutan per tahun = $100.000,00 - $75.000,00 : 50 tahun = $500,00
2. Laba = $12.000,00 - $ 500,00 = $ 11.500,00
c. Secara ekonomi dapat dikatakan bahwa pada akhir tahun pertama, perusahaan
mengalami keuntungan sebesar $ 37.000,00.
Penjelasan:
Harga beli = $100.000,00
Pendapatan sewa = $12.000,00 per tahun
Nilai tahun pertama = $125.000,00
Laba = ($125.000,00 - $100.000,00) + $ 12.000,00 = $37.000,00
d. Berdasarkan ilustrasi tersebut dapat dikatakan bahwa penghasilan secara ekonomi
merupakan aliran kas bersih ditambah present value dari aliran kas bersih pada
masa
yang akan datang.
e. Penghasilan diukur dengan aliran kas masuk ditambah dengan perubahan dalam
harga pasar kekayaan bersih. Dengan demikian, maka penghasilan meliputi
penghasilan yang telah direalisasi (cash flow) dan yang belum direalisasi yang
berupa keuntungan atau kerugian karena memiliki (holding gain/loss). Dengan kata

13
lain laba diperoleh dengan mengakui penghasilan yang belum terjadi karena belum
direalisasi.

14
KESIMPULAN

Laba merupakan suatu konsep akuntansi yang memiliki berbagai sudut pandang,
tergantung dari siapa yang menilai dan bagaimana tujuan penilaiannya tersebut. Oleh
karena itu, para ahli dan organisasi akuntansi memberikan definisi berbeda tentang
konsep laba.

Secara sistematis laba dibagi menjadi dua macam yaitu Laba yang diakui secara
Ekonomi dan Laba yang diakui secara Akuntansi. Laba dalam ilmu ekonomi
didefinisikan sebagai peningkatan kekayaan seorang investor dari hasil penanaman
modalnya setelah dikurangi seluruh biaya yang berhubungan dengan penanaman modal
tersebut. Sedangkan secara Akuntansi didefinisikan sebagai selisih antara harga
penjualan dengan biaya produksi.

Secara konseptual ada 3 (tiga) pendekatan yang dapat digunakan untuk mengukur
laba. Pengukuran tersebut adalah pendekatan transaksi, pendekatan kegiatan dan
pendekatan mempertahankan kapital/kemakmuran (capital maintenance). Ada dua
konsep yang digunakan untuk menghitung menentukan elemen laba
perusahaan, yaitu Konsep Laba Periode (Earnings) dan Laba Komprehensif
(Comprehensive Income)

Jenis-jenis laba dibedakan menjadi 4 macam yaitu Velue Added (Pertambahan


Nilai), Laba Bersih Perusahaan (Enterprise Net Income), Laba Bersih bagi Investor (Net
Income to Investor), Laba bersih bagi pemegang saham residual (Residual Equity
Holders)

15
DAFTAR PUSTAKA

Arby, Ulfa Fauziah. 2010. Konsep Laba. Dikutip dari:


http://fauziahupearby.blogspot.com/2010/05/teori-akuntansi-materi-konsep
laba.html (Diakses 17 Februari).

Fiesta, Anggun. 2016. Konsep Laba dan Pengukurannya. Dikutip dari


http://anggunteroiakuntasi.blogspot.com/2016/12/konsep-laba-
danpengukurannya-di.html (Diakses 18 Februari).

Harahap, Sofyan Syafri. 2001. Teori Akuntansi (Edisi Revisi – Cetakan Keempat).
Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). Standar Akuntansi Keuangan. Dikutip dari


http://iaiglobal.or.id/v03/standar-akuntansi-keuangan/pernyataan-sak (Diakses 19
Februari).

Purnamasari, Dian dan Iwan Triyuwono. 2010. Tafsir Hemeneutik Intensionalisme


Atas “Laba” Yayasan Pendidikan. Jurnal Akuntansi Multiparadigma: Vol. 1
No. 3 Desember 2010.

Prasetyo, Irvan. (2012). Analisis Pemahaman Konsep Laba Pedagang Kaki Lima Di
Surabaya Dengan Paradigma Hermeneutik. Surabaya: Jurnal Ilmiah
Akuntansi.

Riahi-Belkaoui, Ahmed. 2012. Accounting Theory (Edisi Lima – Buku Dua). Jakarta:
Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai