Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KEWAJIBAN HUKUM

DISUSUN OLEH

1. Bella Amarchtya Ayudya (32419006)


2. Putri Amelia Azzahro (32419041)
3. M. Hasyim Muttaqin (32419049)

UNIVERSITAS NAHDLATUL UALAM SIDOARJO


FAKULTAS EKONOMI
PRORAM STUDI AKUNTANSI
2021
KATA PENGANTAR

Rasa Syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, atas limpahan rahmat,
taufiq serta hidayahnya, kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan
selesai dengan tepat waktu. Makalah ini kami beri judul “Kewajiban Hukum”
Penyusunan Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas perkuliahan dari
dosen pengampu Mata Kuliah Pengauditan 1. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk memberikan tambahan wawasan bagi kami sebagai penulis dan
para pembaca. Khususnya dalam hal manfaat sebagai upaya meningkatkan
motivasi belajar mahasiswa.
Kami selaku penulis juga tidak lupa untuk mengucapkan terimakasih
kepada Ibu Devita Eka Anggraini SE, M.Ak selaku dosen pengampu Mata Kuliah
Pengauditan 1. Tidak lupa bagi rekan – rekan mahasiswa lain yang telah
mendukung penyusunan makalah ini, kami juga mengucapkan terimakasih
Terakhir, kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sepenuhnya
sempurna. Maka dari itu kami terbuka terhadap kritik dan saran yang bisa
membangun kemampuan kami, agar pada tugas berikutnya bisa menulis makalah
dengan lebih baik lagi. Semoga makalah ini sangat bermanfaat bagi kami dan para
pembaca.

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul..................……………………………………………….……..i
Kata Pengantar………………………………………………………………....ii
Daftar Isi………………………………………………………………………iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah …………………………………………… ....1
B. Rumusan Masalah ……………………………………………………..2
C. Tujuan ……………………………………………………………... …2
D. Manfaat ………………………………………………………………. 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Penjualan Angsuran …………………………………………………..3
B. Pengakuan Laba Kotor dalam Penjualan Angsuran ……………… …3
C. Pertukaran atau Trade In dalam Penjualan Angsuran ………………..5
D. Pembatalan Kontrak dan Kepemilikan Kembali ………………….…6
E. Perhitungan Bunga dalam Penjualan Angsuran ……………………. 8

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ………………………………………………………… 10
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kita hidup di masyarakat yang hukum. Saat ini profesi auditor perlu berhati-
hati dalam setiap tidakanyanya. Karena setiap tindakan tidak terlepas dari yang
namanya pengawasan, apakah hal ini benar atau salah dapat dipersoalkan. Hal itu
tentunya dapat menimbulkan kerugian yang sifatnya substansial.
Akuntan publik bertanggungjawab sepenuhnya atas setiap aspek tugasnya,
termasuk audit, pajak, konsultasi manajemen dan serta pelayanan akuntansi,
sehingga apabila dikemudian hari benar-benar terjadi kesalahan yang dikarenakan
oleh pihak akuntan publik akan dimintai pertanggungjawabanya secara hukum
Meningkatknya kesadaran pemakai laporan keuangan akan tanggungjawab
akuntan publik. Dapat menarikperhatian pihak-pihak yang berkaitan dengan pasar
modal sehubungan dengan tanggung jawab untuk melindungi kepentingan
investor. Pemahaman terhadap hukum tidaklah semudah yang dibayangkan,
mengingat pemahaman tersebut menuntut suatu kesadaran dari perilaku-perilaku
yang terlibat didalamnya dan juga adanya kemungkinan interpretasi yang berbeda-
beda terhadap keberadaan suatu hukum.
Hal tersebut juga yang terjadi pada setiap profesi akuntan publik dimana
perilaku-perilaku yang terlibat terhadap kurang memahami secara benar apa yang
telah menjadi kewajiban yang nantinya akan mempunyai kosekuensi terhadap
hukum. Suatu pemahaman yang baik akuntan publik terhadap praktek-praktek
yang sehat, yang dapat meningkatkan performenc dan kreadibilitas publik yang
lebih baik.
Dapat disimpulkan bahwa kewajiban hukum bagi seorang akuntan publik
adalah bertanggungjawab atas setiap aspek tugasnya sehingga memang
dikemudian hari melakukan kesalahan, kesalahan tersebut yang diakibatkan oleh
kelalaian pihak auditor

1
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun Rumusan Masalah yang akan penulis terapkan yaitu:
1 Apa yang dimaksud dengan Kewajiban Hukum?
2 Bagaimana terkait Lingkungan Hukum Akuntan Publik?
3 Apa saja konsep-konsep Hukum yang Mempengaruhi Kewajiban?
4 Apa yang membedakan antara kegagalan Bisnis, Kegagalan Audit dan
juga Resiko Audit?
5 Bagaimana Akuntan Publik bertanggungjawab kepada Klien?

C. TUJUAN
1. Untuk menjelaskan maksud dari kewajiban hukum bagi akuntan publik
2. Memenuhi tugas dari dosen pengampu matakuliah Pengauditan 1
3. Berbagi informasi serta wawasan terkait dengan kewajiban hukum bagi
akuntan publik

D. MANFAAT
Makalah ini memberikan manfaat yaitu sebagai referensi bagi pembaca serta
memberikan wawasan terkait dengan Kewajiban Hukum bagi akuntan publik

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Lingkungan Hukum Akuntan Publik


Para Profesional selalu diminta untuk cermat ketika menjalankan tugas
melayani klien. Para profesi audit bertanggungjawab untuk memnuhi apapun yang
telah dinyatakan dalam kontrak kontrak dengan klien. Apabila auditor gagal
memberikan jasa atau tidak cermat dalam pelaksanaanya. Mereka secara hukum
bertanggungjawab atas clien atas kelalaian dan atau pelanggaran kontrak, didalam
situasi tertentu, kepada pihak selain klien mereka. Meskipun kriteria bagi tindakan
hukum terhadap auditor berkewajiban memperhatikan pihak ketiga bervarlasi di
setiap negara bagian. Umumnya auditor berkewajiban memperhatikan pihak
ketiga yang merupakan bagian dari kelompok orang yang terbatas yang
bergantung pada peramalan auditor.
Selain kewajiban tersebut, auditor juga bertanggungjawab atas pihak ketiga
menurut undang-undang statuter. Securities act tahun 1933 dan securities
Exchange Act tahub 1934 berisi ketentuan yang berlaku sebagai daar tindakan
hukum terhadap auditor. Namun jarang sekali auditor dituntut atas tindak
kriminal. Tuntunan kriminal terhadap auditor dapat terjadi apabila pihak
penggugat membuktikan bahwa auditor tersebut bermaksud menyakiti atau
melukai pihak lain.

B. Konsep-konsep Hukum yang Mempengaruhi Kewajiban


Faktor-faktor yang mendorong makin meningkatnya jumlah tuntutan hukum
maupun besarnya tuntutan:
1. Meningkatnya kesadaran pemakai laporan keuangan akan tanggung jawab
akuntan publik
2. Meningkatnya perhatian Bapepam (Badan Pengawas Modal dan lembaga
keuangan) sehubungan dengan tanggung jawab melindungi kepentingan
investor
3. Bertambahnya kompleksitas masalah auditing dan akuntansi

3
4. Meningkatnya penerimaan masyarakat atas gugatan-gugatan oleh pihak
yang dirugikan terhadap siapa saja yang dapat memberikan ganti rugi
tanpa memandang siapa yang bersalah (konsep kewajiban "deep pocket")
5. Kesediaan banyak kantor akuntan publik untuk menyelesaikan masalah
hukum di luar pengadilan
6. Banyaknya alternatif prinsip akuntansi yang dapat dipilih oleh klien[
Akuntan publik bertanggung jawab atas setiap aspek dari tugasnya,
termasuk audit, pajak, konsultansi manajemen, dan pelayanan akuntansi serta
pembukuan. beberapa konsep hukum dapat diterapkan pada segala macam
gugatan terhadap akuntan publik. Konsep-konsep ini adalah konsep kehati-hatian,
kewajiban atas tindakan orang lain, dan terbatasnya hak komunukasi istimewa.
a. Konsep Kehati-Hatian (Prudent Person)
Ada perjanjian antara profesi akuntan dan pengadilan bahwa auditor bukan
penjamin atau penanggung jawab laporan keuangan. Auditor hanya berkewajiaban
untuk melakuakan audit secara teliti. Meskipun demikian, auditor bukan tanpa
cela. Standar ketelitian yang dapat diharapkan dari auditor sering disebut sebagai
konsep prudent person. Ini dinyatakan dalam cooley on Torts sebagai berikut:
“Setiap orang yang memberikan jasanya kepada orang lain dan dipekerjakan
olehnya mempunyai keawjiban untuk menggunakan keahlian yang dimilikinya
dengan hati-hati dan sungguh-sungguh. Dalam semua pekerjaan yang
membutuhkan keahlian khusus ini, jika seseorang menawarkan jasanya, dapat
dianggap bahwa dia menyediakan dirinya kepada masyarakat sebagai orang yang
mempunyai tingkatan keahlian yang juga dipunyai oleh orang lain dalam
mengerjakan pekerjaan yang sama, dan jika apa yang dia janjikan ternyata tidak
berdasar, berarti dia melakukan penipuan terhadap semua orang yang telah
memeprcayainya. Akan tetapi tidak seorang pun, apakah dia ahli atau bukan, yang
dapat menjamin bahwa pekerjaan yang dilakukannya akan berhasil 100% tanpa
kekeliruan atau kesalahan. Dian hanya menjamin itikad baik dan integritas tetapi
tidak menjamin akan bebas dari kesalahan, dan dia bertanggungjawab atas
kecerobohan, itikad buruk, atau ketidakjujuran, tetapi terbebas dari kerugian yang
berakibatkan oleh kekeliruan dalam pertimbangan”.
b. Konsep Kewajiban Atas Tindakan Orang Lain

4
Para partner atau pemegang saham dalam perseroan professional secara
bersama-sama bertanggungjawab atas tindakan perdata yang ditujukan terhadap
salah seorang anggotanya. 
c. Kurangnya Hak Komunikasi Istimewa
Menurut common law, akuntan publik tidak berhak untuk menahan informasi
jika diminta oleh pengadilan dengan alasan bahwa informasi itu dirahasiakan.
Seperti informasi dalam kertas kerja seorang auditor dapat diminta dan diwajibkan
oleh pengadilan jika diperlukan. Pembicaraan rahasia klien dan auditor tidak dapat
ditutupi dalam pengadilan.

C. Membedakan Antara Kegagalan Bisinis, Kegagalan Audit serta Resiko


Audit
Banyak professional akuntansi dan hukum percaya bahwa penyebab utama
tuntutan hukum terhadap akuntan publik adalah kurangnya pemahaman pemakai
laporan keuangan tentang perbedaan antara kegagalan bisnis dan kegagalan audit,
dan antara kegagalan audit dan resiko audit.
1. Kegagalan Bisnis
Terjadi jika perusahaan tidak mampu mengembalikan pinjaman atau
memenuhi harapan para investor karena keadaan atau kondisi ekonomi
maupun bisnis, seperti misalnya resesi, keputusan manjemen yang buruk
atau persaingan bisnis yang tak terduga dari perusahaan lain
2. Kegagalan Audit
Terjadi jika auditor mengeluarkan pendapat audit yang tidak benar atau
salah karena gagal memenuhi persyaratan standar auditing yang berlaku
umum
3. Resiko Audit
Kemungkinan bahwa auditor menyajikan laporan keuangan dengan wajar
dan oleh karenanya dapat dikeluarkan pendapat yang wajar tanpa
pengecualian. Namun dalam kenyataanya laporan tersebut disajikan salah
secara material. mungkin saja auditor telah melaksanakan prosedur audit
akan tetapi menyembunyikan kesalahan yang bersifat material dengan rapi
yang kemungkinan kecil dapat ditemukan.

5
D. Kewajiban Hukum Para Auditor
Seorang akuntan publik bertanggungjawab atas setiap aspek pekerjaan
akuntansi publiknya, termasuk auditing, perpajakan, jasa bantuan manajemen dan
jasa akuntansi serta pembukuan. Jika seorang akuntan publik gagal
menyampaikan SPT pajak klien dengan benar, akuntan publik tersebut dapat di
tuntut untuk membayar semua denda dan bunga yang harus dibayar oleh klien
ditambah fee penyampaian SPT pajak.
Sebagian besar tuntunan hukum terhadap kantor akuntan publik berkaitan
dengan laporan keuangan yang sudah maupun yang belum diaudit. Ada dua aspek
yang harus diperhatiakn yaitu, pertama kita perlu menelaah beberapa konsep
hukum yang berkenaan dengan tuntunan hukum terhadap akuntan publik. Ada
kesepakatan antara profesi akuntan dengan pengadilan bahwa auditor bukanlah
penjamin atau penerbit laporan keuangan. Auditor hanya diharapkan untuk
melaksanakan audit sesuai dengan kemahiran, dan tidak diharapkan untuk benar
100 persen. Standart kemahiran (due care) ini sering disebut sebagai konsep orang
yang bijak (prudent person concept)
Adapun empat sumber kewajiban hukum yaitu:
1. Kewajiban kepada klien, Sumber tuntutan hukum yang paling umum terhadap
akuntan public adalah klien. Tuntutan bervariasi, meliputi klaim seperti
kegagalan untuk menyelesaikan penugasan nonaudit pada tanggal yang telah
disepakati, menarik diri dari audit secara tidak smestinya, kegagalan untuk
menemukan penggelapan (pencurian aktiva), dan melanggar untuk
menemukan penggelapan publik. gugatan yang diajukan kepada auditor klien
pada umumnya dapat di bagi menjadi dua kategori: (1) kasus dimana klien
secara terus-menerus menderita kerugian karena berpatokan pada laporan
keuangan yang penyajiannya salah secara material, dan (2) kasus di mana
auditor gagal menemukan penggelapan. Kantor akuntan public biasanya
menggunakan satu atau kombinasi dari empat pembelaan bila ada tuntutan
hukum klien: yaitu, tidak ada tugas yang harus dilaksanakan, pelaksanaan
kerja tanpa kelalaian, kelalaian kontribusi, dan ketiadaan hubungan timbale
balik (sebab-akibat).

6
2. Kewajiban terhadap pihak ketiga menurut common law, Pihak ketiga meliputi
pemegang saham actual dan calon pemegang saham, pemasok, bankir, dan
kreditor lain, karyawan serta pelanggan. Sebuah kantor akuntan publik dapat
mempunyai kewajiban terhadap pihak ketiga jika pihak yang mengeklaim
menderita kerugian akibat mengandalkan laporan keuangan yang
menyesatkan.
3. Kewajiban Sipil Menurut Undang-Undang Sekuritas Federal, meskipun ada
beberapa pertumbuhan dalam tindakan terhadap akuntan oleh kliennya atau
pihak ketiga menurut common law, pertumbuhan paling pesat dalam proses
litigasi kewajiban akuntan public adalah diatur menurut UU Sekuritas federal.
para penuntut umumnya berusaha mendapatkan ganti rugi dari pengadilan
federal karena tersedianya litigasi atau proses pengadilan class action.
4. Kewajiban Kriminal, (criminal liability) adalah sarana yang berfungsi sebagai
penghukum dan pencegah perilaku, yang melalui tuntutan hukum, dianggap
masyarakat tidak bisa diterima.
Terdapat 4 sumber utama kewajiban hukum auditor beserta contoh klaimnya:

KEWAJIBAN CONTOH KLAIM POTENSIAL


Klien-common law Klien menuntut auditor karena tidak
menemukan penggelapan selama audit

Pihak ketiga-common law Bank menuntut auditor karena tidak


menemukan salah saji yang material
dalam laporan keuangan

Federal securities act


Pada pemegang saham menuntut auditor
kerana tidak menemukan salah saji yang
material dalam laporan keuangan

Kriminal 
Pemerintah federal menuntut auditor
kerena secara sadar menerbitkan laporan
audit yang tidak benar

7
E. Tanggung Jawab kepada Klien
Sumber tuntunan hukum yang datang kepada akuntan publik umunya datang
dari klien. Tuntunan ini dapat terjadi jika akuntan publik lalai dalam
melaksanakan tugasnya dan yang menjadi masalah utama dari kelalaian adalah
tingkat kemahiran yang dibutuhkan.
Kantor Akuntan Publik biasanya menggunakan satu atau kombinasi dari
empat pembelaan berikut bila terdapat tuntutan hukum oleh klien yaitu:
1. Tidak ada kewajiban (Lack of duty)
Tidak ada kewajiban untuk melakukan jasa berarti kantor akuntan publik
mengklaim bahwa tidak ada kontrak yang tersirat atau yang dinyatakan.
Misalnya KAP mengklaim bahwa kekeliruan itu tidak dapat diungkapkan
karena kantornya hanya melakukan jasa penelaahan, bukan audit yaitu dengan
penggunaan surat penugasan yang menunjukkan tidak adanya kewajiban
untuk melaksanakan tugas.
2. Tidak ada kelalaian dalam pelaksanaan pekerjaan (Nonnegligent performance)
Untuk pelaksanaan kerja yang tidak mengandung kelalaian di dalam suatu
audit, KAP mengklaim bahwa auditnya itu dilaksanakan sesuai dengan standar
auditing yang berlaku umum. Seandainya terdapat kesalahan, salah saji yang
disengaja atau salah pernyataan yang tidak ditemukan, auditor tidak
bertanggung jawab jika auditnya dilakukan secara benar.
3. Kelalaian kontribusi (Contributory negligence)
Pembelaan terhadap kelalaian kontribusi yang dilakukan oleh klien
mengandung arti bahwa KAP menjamin jika klien telah melaksanakan
kewajiban tertentu, tidak akan terjadi kerugian
4. Ketiadaan hubungan timbal balik (Absence of causal connection)
Agar sukses dalam tuntutan terhadap auditor, klien harus mampu
menunjukkan terdapat hubungan timbal balik yang dekat antara pelanggaran
auditor terhadap standar kesungguhan dengan kerugian yang dialami klien.

8
F. Respon Profesi Terhadap Kewajiban Hukum
Ada banyak hal yang dapat dilakukan organisasi auditor dan profesi secara
keseluruhan untuk mengurangi risiko terkena sanksi hukum. Beberapa langkah
positif yang dapat dilaksanakan, yaitu:
1. Riset secara berkesinambungan, untuk menemukan cara-cara yang lebih baik
dalam melaksanakan audit seperti mengungkap salah saji atau fraud yang
tidak sengaja, menyampaikan hasil audit kepada pemakai laporan dan
menyakinkan bahawa auditor adalah independen.
2. Penetapan standar dan aturan, untuk menyesuaikan terhadap kebutuhan audit,
kebutuhan masyarakat dan timbulnya teknologi baru.
3. Menetapkan persyaratan untuk melindungi auditor
4. Menetapkan persyaratan penelaahan sejawat, untuk mendidik anggota dan
mngindentifikasi kantor akuntan publik yang tidak memenuhi standar profesi.
5. Melawan hukum, terutama untuk melawan tuntutan yang kurang berdasar
6. Pendidikan bagi pemakai laporan, terutama mengenai maksud dari pendapat
auditor dan wawasan serta sifat dari pekerjaan auditor.
7. Memberi sanksi kepada anggota karena hasil kerja yang tak pantas
8. Perundingan untuk perubahan hukum, tujuannya untuk mengurangi biaya
kewajiban sebagai sasaran untuk mngurangi biaya asuransi kewajiban yang
dibebankan kepada pelanggan melalaui kenaikan harga.

9
KESIMPULAN

Akuntan publik bertanggung jawab atas setiap aspek dari tugasnya,


termasuk audit, pajak, konsultansi manajemen, dan pelayanan akuntansi serta
pembukuan. beberapa konsep hukum dapat diterapkan pada segala macam
gugatan terhadap akuntan publik. Konsep-konsep ini adalah konsep kehati-hatian,
kewajiban atas tindakan orang lain, dan terbatasnya hak komunukasi istimewa.
Banyak professional akuntansi dan hukum percaya bahwa penyebab utama
tuntutan hukum terhadap akuntan publik adalah kurangnya pemahaman pemakai
laporan keuangan tentang perbedaan antara kegagalan bisnis dan kegagalan audit,
dan antara kegagalan audit dan resiko audit. Ada Empat sumber kewajiban hukum
yaitu: Kewajiban kepada klien, Kewajiban kepada pihak ketiga meurut common
law, Kewajiban sipil menrut UU sekuritas federal, Kewajiban criminal.
Ada empat tanggungjawab terhadap Klien yaitu: Tidak ada kewajiban,
Tidak ada kelalaian dalam pelaksanaan pekerjaan, Kelalaian kontribusi serta
Ketiadaan hubungan timbal balik

10
DAFTAR PUSTAKA

Alvin  A Arens., Randal J Elder, Mark S Beasley, Auditing dan Jasa Assurance,


(Jakarta: Erlangga), Jilid 1, Edisi 12, 2008
Dan M Guy, C Wayne Alderman, Auditing, (Jakarta: Erlangga), Jilid 1, Edisi 5,
2002.
Elder J Randal, Mark S Beasley, Alvin A Arens, Amir Abadi, Jasa Audit dan
Assurance  Pendekatan Terpadu (Adabtasi Indonesia), (Jakarta: Salemba Empat),
2012.
http://ismail125cc.blogspot.co.id/2014/03/etika-profesi-dan-kewajiban-
hukum.html (diakses tanggal 29 September 2015)
http://stdln.blogspot.co.id/2011/02/kewajiban-hukum_18.html (diakses tanggal 1
Oktober 2015).

Anda mungkin juga menyukai