Entries (RSS)
Comments (RSS)
Beranda
Perihal
Pendapatan
Audit
In: ALK
1. Analisis Kredit
Kreditor meminjamkan dana kepada sebuah perusahaan dan menerima janji pembayaran atas
pokok dan bunganya. Kreditor meminjamkan dana dalam banyak bentuk dan untuk beragam
tujuan.
Kreditor dagang (operating creditor) mengirimkan barang atau jasa kepada perusahaan dan
mengharapkan pembayaran dalam waktu yang masuk akal, yang sering kali didasarkan pada
norma industri.
Kreditor nondagang (nontrade creditors atau debtholder) menyediakan pendanaan kepada
perusahaan dan menerima janji, biasanya tertulis, atas pembayaran dengan bunga (eksplisist atau
implisist) pada tanggal tertentu di masa depan.
Analisis kredit merupakan evaluasi atas kelayakan perusahaan untuk mendapatkan kredit.
Pengguna yang terlibat didalam analisis kredit yakni pihak kreditor.
Kelayakan kredit (credit worthiness) adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
kreditnya. Fokus utama analisis kredit terletak pada risiko, bukan profitabilitas.
Analisis kredit berfokus pada sisi buruk risiko, bukan sisi baik potensi. Hal ini meliputi analisis
likuiditas maupun solvabilitas.
Likuiditas (liquidity) merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas dalam
jangka pendek untuk memenuhi kewajibannya. Likuiditas bergantung pada arus kas perusahaan
dan komponen aktiva lancar dan kewajiban lancarnya.
Solvabilitas (solvency) merupakan kemungkinan dan kemampuan jangan panjang perusahaan
untuk melunasi kewajiban jangka panjang.
Alat analisis kredit dan kriterianya untuk penilaian beragam ketentuan (tanggal jatuh tempo),
jenis, dan tujuan kontrak utangnya. Dalam kredit jangka pendek, kreditor berkepentingan atas
kondisi keuangan kini, arus kas, dan likuiditas aktiva lancar. Dalam kredit jangka panjang,
meliputi penilaian obligasi, kreditor memerlukan analisis yang lebih rinci dan berorientasi ke
depan. Analisis kredit jangka panjang meliputi proyeksi arus kas dan evaluasi profitabilitas yang
berlanjut (disebut pula sustainable earning power). Analisis kredit dilakukan dalam berbagai
konteks keputusan.
2. Analisis Ekuitas
Investor ekuitas (equity investor) menyediakan dana kepada perusahaan sebagai balasan atas
risiko dan imbalan kepemilikan. Investor ekuitas merupakan penyedia terbesar pendanaan
perusahaan. Pendanaan ekuitas, disebut juga ekuitas atau modal saham, menawarkan
pengamanan atau penjagaan untuk semua bentuk pendanaan yang lebih utama darinya. Hal ini
berarti investor ekuitas berhak atas berdistribusi aktiva perusahaan hanya setelah klaim dari
pengklaim yang lebih utama telah dipenuhi, termasuk bunga dan dividen preferen. Sebagai
akibatnya, investor ekuitas mendapatkan bunga residu. Hal ini mengimplikasikan bahwa investor
ekuitas menjadi pihak pertama yang menyerap kerugian jika perusahaan terlikuidasi, meskipun
kerugian mereka ekuitas mendapat keuntungan tanpa batas. Dengan demikian, berbeda dengan
analisis kredit, analisis ekuitas bersifat asimetri, dimana harus menilai dua sisi risiko dan potensi.
Karena investor ekuitas dipengaruhi oleh seluruh aspek kondisi dan kinerja keuangan
perusahaan, kebutuhan analisis mereka paling banyak dan komprehensif.
Individu yang menerapkan strategi investasi aktif menggunakan terutama analisis teknis, analisis
fundamental, atau kombinasi keduanya.
Analisis teknis (technical analysis), atau charting, mencari pola dalam sejarah harga atau
volume sebuah memprediksi pergerakan harga saham di masa depan.
Analisis fundamental (fundamental analysis), yang lebih luas diterima dan diaplikasikan,
merupakan proses menentukan nilai perusahaan dengan menganalisis dan menginterpretasikan
faktor-faktor kunci untuk ekonomi, industri, dan perusahaan. Tujuan utama analisis fundamental
adalah menentukan nilai intrinsik, yang disebut juga nilai fundamental (fundamental value).
Nilai intrinsik (intrinsic value) adalah nilai sebuah perusahaan (atau sahamnya) berdasarkan
analisis fundamental, tanpa mengacu pada nilai pasar (atau harga saham)
Manajemen keuangan
Manajer harus mengevaluasi dampak keputusan dan kebijakan dividen terhadap nilai
perusahaan. Analisis bisnis membantu manajer untuk menilai dampak keputusan keuangan
terhadap profitabilitas di masa mendatang maupun resikonya. Manajer juga harus menentukan
nilai intrinsik sebelum menjalankan program pembelian kembali saham. Suatu pendapat umum
bahwa perusahaan membeli kembali sahamnya karena saham perusahaannya dihargai pasar
terlalu rendah (underpriced). Untuk menentukan hal tersebut, manajer harus mengestimasi nilai
intrinsik perusahaan.
Auditor eksternal
Hasil sebuah audit adalah opini atas kewajiban laporan keuangan klien. Saat terselesaikannya
audit, analisis laporan keuangan dapat menjadi alat pengecekan akhir atas kewajaran laporan
keuangan secara keseluruhan. Auditor juga dapat menggunakan analisis kredit untuk
mengevaluasi kemampuan klien mereka untuk melanjutkan usaha (going concern).
Direktur
Sebagai wakil pemegang saham terpilih, direktur bertanggung jawab untuk melindungi
kepentingan pemegang saham dengan mengawasi secara hati-hati aktivitas perusahaan. Hal ini
memerlukan pemahaman dan apresiasi atas aktivitas pendanaan, investasi, dan operasi. Analisis
bisnis maupun analisis laporan keuangan membantu direktur untuk menunaikan tanggungjawab
pengawasan mereka.
Regulator (pembuat peraturan). Internal Revenue Service (IRS) menerapkan alat analisis
laporan keuangan untuk mengaudit laporan pajak dan memeriksa kewajaran jumlah yang
dilaporkan. Badan pengatur lainnya menggunakan teknik analisis dalam peran mereka sebagai
pengarah dan penentu. Politisi sering menggunakan laporan keuangan untuk mendukung
kebutuhan mereka, atau jika tidak ada, untuk membuat peraturan yang membuah industri
mengandung pajak tambahan, sementara profitabilitas yang rendah dapat berakibat pada
keringanan dan subsidi pajak.
Serikat kerja
Teknik analisis laporan keuangan berguna bagi serikat kerja dalam negosiasi tawar-menawar
kolektif.
Pelanggan
Teknik analisis digunakan untuk menentukan profitabilitas pemasok bersamaan dengan estimasi
keuntungan pemasok dari transaksi yang saling menguntungkan.
Analisis Akuntansi
Analisis akuntansi (accounting analysis) merupakan proses evaluasi sejauh mana akuntansi
perusahaan mencerminkan realitas ekonomi. Keterbatasan akuntansi ini mempengaruhi
kegunaan laporan keuangan dan menimbulkan setidaknya dua masalah dalam analisis.
Pertama, ketidakseragaman akuntansi menyebabkan masalah perbandingan (comparability
problem). Masalah ini muncul jika perusahaan yang berbeda menerapkan akuntansi yang
berbeda untuk transaksi atau peristiwa yang sama. Masalah ini juga muncul jika perusahaan
mengubah akuntansinya, yang berakibat pada timbulnya kesulitan perbanding sementara.
Kedua, pilihan dan ketidaktepatan dalam akuntansi dapat mendistrosi informasi laporan
keuangan. Distorsi akuntansi (accounting distortion) merupakan penyimpangan informasi
akuntansi dari ekonomi yang mendasarinya.
Distorsi ini muncul dalam setidaknya tiga bentuk.
1. Estimasi manajemen dapat salah satu tidak lengkap. Kesalahan estimasi ini merupakan sebab
utama distorsi akuntansi.
2. Manajer dapat menggunakan pilihan dalam akuntansi untuk manipulasi atau mempercantik
laporan keuangan (window-dressing). Manajemen laba ini dapat menyebabkan distorsi
akuntansi.
3. Standar akuntansi dapat menyebabkan distorsi akuntansi karena gagal menangkap realitas
ekonomi.
Tiga jenis distorsi akuntansi ini menciptakan risiko akuntansi laporan keuangan. Risiko
akuntansi (accounting risk) merupakan ketidakpastian dalam analisis laporan keuangan karena
distorsi akuntansi.
Sasaran utama analisis akuntansi adalah mengevaluasi dan mengurangi resiko akuntansi serta
meningkatkan muatan ekonomis laporan keuangan.
Analisis akuntansi meliputi evaluasi kualitas laba perusahaan atau secara lebih luas, kualitas
akuntansinya. Analisis akuntansi juga mencakup evaluasi atas daya tahan laba (earning
persistence), yang kadang kala disebut sustainable earning power.
Analisis Keuangan
Analasis keuangan merupakan penggunaan laporan keuanganan untuk menganalisis posisis dan
kinerja keuangan perusahaan dan untuk menilai kinerja keuangan di masa depan.
Analisis keuangan terdiri dari 3 bagian besar,yaitu:
1. Analisis Profitabilitas
merupakan evaluasi atastingkat pengemvalian investasi perusahaan. Analisis ini berfokus pada
sumber daya perusahaan dan tingkat profitabilitasnya. Dan melibatkan identifikasi dan
pengukuran dampak berbagai pemicu profitabilitas.
2. Analisis Resiko
merupakan evaluasi kemampuan perusahaan untuk memenuhi komitmennya dengan variasi laba.
Analisis resiko penting untuk analisis ekuitas, baik untuk mengevaluasi keandalan dabn daya
tahan kinerja perusahaan untuk mengestimasi biaya modal perusahaan.
3. Analisis Sumber dan Pengunaan Dana
merupakan evaluasi bagaimana perusahaan memperoleh dan menggunakan dananya. Analisis ini
memberikan pandangan tentang implikasi pendanaan perusahaan dimasa depan.
Analisis Prospektif
Merupakan peramalana hasil dimasa depan-biasanyan laba,arus kas, atau keduanya. Output
analisis prospektif adalah hasil yang diharapkan dimasa depan yanngn digunakan untuk
mengestimasi nilai perusahaan.
Penilaian
Merupakan proses mengubah ramalan hasil dimasa depan menjadi estimasi nilai perusahaan.
2. Pendanaan
Adalah metode yang digunakan perusahaan untuk mendapatkan uang untuk membayara
kebutuhan-kebutuhannya. Terdapat dua sumber pendanaan,yaitu:
a. Investor ekuitas( pemegang saham)
Investor memberikan pendanaan dengan harapan mendapatkan pengembalian atas investasi
mereka, setelah mempertimbangkan pengembalian yang di harapkana dan resiko.
Pengembalian adalah bagian investor ekuitas atas laba perusahaan dalam bentuk distribusi laba
(pembayaran diveden kepada pemegang saham langsung, deviden dapat diberikan dalam bentuk
tunai atau deviden saham atau secara tidak langsung melalui pembelian kembali
saham.pembayaran diveden mengacu pada proporsi laba yang di distribusikan yang sering di
nyatakan dalam rasio atau persentase) atau reinvestasi laba ( mengacu padan penahana laba
dalam perusahaan untuk digunakan dalam bisnis perusahaan. Sering diukur dengan rasio
penahanan/rasio laba di tahan= 1- dividen payout rasio)
Pendanaan ekuitas dapat berupa uang tunai,aktiva atau jasa yang di kontribusikan kepada
perusahaan sebagai penukar saham. Penawaran saham privat melibatkan penjualan ke individu
atau organisasi. Untuk Penawaran saham ke public berbiaya besar karena termasuk pemenuhan
oeraturan pemerintah, persyaratan pencatatan di bursa, dan komisi untuk agen penjual. Tetapi
manfaat utama nay adalah potensi untuk mensapatkan dana dalam jumlah besar untuk aktivitas
bisnis.
3. Investasi
Mengacu pada perolehan dan pemeliharaan investasi dengan tujian menjual produk dan
menyediakan jasa dan untuk tujuan menginvestasikan kelebihan kasbiasanya dalam bentuk
aktiva operasi(bangunan, peralatan, hak paten, persediaan, modal manusia(karyawan& manajer),
system informasi) dan aktiva keuangan dalam bentuk efek( saham ekuitas perusahaan lain,
obligasi dan reksa dana)
4. Operasi
Mencerminkan pelaksanaan rencana bisnis yang terdapat dalam aktivitas pendanaan dan aktivitas
investasi. Aktivitas operasi melibatkan 5 komponen,yaitu: penelitian dan pengembangan,
pembelian, produksi, pemasaran penjualan. Manajemen harus menentukan baurab yang palling
efisien dan efektif untuk keunggulan kompetitif perusahaan. Aktifitas operasi perusahaan
merupakan sumber utama laba perusahaan. Analisis atas angka laba dan bagian komponennya,
mencerminkan kesuksesan perusahaan dalam menjalankan aktivitas bisnisnya secara efisien dan
efektif.
LAPORAN KEUANGAN
Neraca
Persamaan akuntasi : aktiva= kewajiaban + Ekuitas
Aktiva adalah investasi yang diharapkan untuk menghasilakan laba di masa depan melalui
aktivitas operasi. Kewajiban adalah pendanaan dari kreditor dan mewakili kewajiban perusahaan
atau klaim kreditor atas aktiva. Ekuitas merupakan total dari pendapatan yang diinvestasikan
atau dikontribusikan oleh pemilik atau akumulasi laba yang tidak dibagikan kepada pemilik sejak
perusahaan didirikan.
Informasi Tambahan
Analisis laporan keuangan yang menyeluruh melibatkan pemerikasaan tambagan sbb:
1. Management Disscussion and Analysis (MD&A)
Manajemen mengungkapkan informasi prospektif terkait dengan pristiwa dan ketidakpastian
yang material, yang menyebabkan informasi keuangan yang dilaporkan menjadi kurang
mengindikasikan aktivitas operasi atau kondisi keuangan di masa depan.
3. Analisis Rasio
Analisis rasio dapat mengungkapkan hubungan penting dan menjadi dasar perbandingan dalam
menemukan kondisi dan tren yang sulit untuk dideteksi dengan mempelajari masing-masing
komponen yang membentuk rasio. Rasio paling bermanfaat bile berorientasi ke depan artinya
kita sering menyesuaikan faktor-faktor yang mempengaruhi rasio untuk kemungkinan tren dan
ukurannya di masa depan.
1. faktor-faktor yang mempengaruhi rasio antara lain peristiwa ekonomi, faktor industri,
kebijakan manajemen dan metode akuntansi.
2. interpretasi rasio, bermanfaat jika di interpretasikan dalam perbandingan dengan rasio tahun
sebelumnya, standar yang ditentukan sebelumnya dan rasio pesaing.
Analisis arus kas (cashflow analysis) terutama digunakan sebagai alat untuk mengevaluasi
sumber dan penggunaan dana. Analisis arus kas menyediakan pandangan tentang bagaimana
perusahaan memperoleh pendanaan dan menggunakan sumber dayanya.
Model Penilaian
Penilaian (valuasi) biasanya mengacu pada estimasi nilai intrinsik sebuah perusahaan atau
sahamnya.
Penilaian utang
Nilai efek sama dengan nilai sekarang hasil di masa depan yang didiskontokan pada tingkat yang
tepat. Hasil masa depan dari obligasi adalah pembayaran pokok dan bunganya.
Penilaian Ekuitas
Dasar penilaian ekuitas seperti penilaian utang adalah nilai sekarang hasil di masa depan yang
didiskontokan pada tingkat yang tepat. Rumus penilaian ekuitas menggunakan dividen yang
diharapkan (expected), bukan dividen yang sebenarnya (actual). Penggunaan dividen yang
diharapkan ini karena dividen di masa depan tidak dapat ditentukan. Arus kas bebas bagi ekuitas
didefinisikan sebagai arus kas dari operasi dikurangi pengeluaran modal dan penyesuaian untu
perubahan utang.
Hipotesis pasar efisien (Eficcient Market Hypothesis) berhubungan dengan reaksi harga pasar
terhadap informasi keuangan dan informasi lainnya. Efisiensi pasar tidak saja tergantung pada
ketersediaan informasi, tetapi juga pada interpretasi yang benar.
In: ALK
Dalam pengambilan keputusan investasi, opportunity cost memegang peranan yang penting.
Opportunity cost merupakan pendapatan atau penghematan biaya yang dikorbankan sebagai
akibat dipilihnya alternatif tertentu. Misalnya dalam penggantian mesin lama dengan mesin baru,
harga jual mesin lama harus diperhitungkan dalam mempertimbangkan investasi pada mesin
baru.
Dalam prinsip akuntansi yang lazim, biaya bunga modal sendiri tidak boleh diperhitungkan
sebagai biaya. Dalam pengambilan keputusan investasi, biaya modal sendiri justru harus
diperhitungkan.
Analisis biaya dalam keputusan investasi lebih dititikberatkan pada aliran kas, karena saat
penelimaan kas dalam investasi memilki nilai waktu uang. Satu rupiah yang diterima sekarang
lebih berharga dibandingkan dengan satu rupiah yang diterima di masa yang akan datang. Oleh
karena itu, meskipun untuk perhitungan laba perusahaan, biaya diperhitungkan berdasarkan asas
akrual, namun dalam perhitungan pemilihan investasi yang memperhitungkan nilai waktu uang,
biaya yang diperhitungkan adalah biaya tunai.
PAJAK PENGHASILAN
Karena keputusan investasi didasarkan pada aliran kas, maka pajak atas laba merupakan unsur
informasi penting yang ikut dipertimbangkan dalam perhitungan aliran kas untuk pengambilan
keputusan investasi. Jika suatau usulan investasi diperkirakan akan mengakibatkan penghematan
biaya atau tanbahan pendapatan, maka disisi lain akan mengakibatkan timbulnya laba diferensial,
yang akan menyebabkan tambahan pajak penghasilan yang akan dibayar oleh perusahaan. Oleh
karena itu dalam memperhitungkan aliran kas keluar dari investasi, perlu diperhitungkan pula
tambahan atau pengurangan pajak yang harus dibayar akibat adanya penghematan biaya atau
penambahan pendapatan tersebut dan sebaliknya.
Ada beberapa metode untuk menilai perlu tidaknya suatu investasi atau untuk memilih berbagai
macam alternatif investasi.
Investasi
Pay back period =
Kas masuk bersih
Metode ini sering disebut Financial statement method, karena dalam perhitungannya digunakan
angka laba akuntansi
Kriteria pemilihan investasi dengan metode ini adalah: Suatu investasi akan diterima jika tarif
kembalian investasinya dapat memenuhi batasan yang telah ditetapkan oleh manajemen.
NPV = present value dari arus kas operasi pengeluaran kas neto awal
Jikalau NPV dari suatu proyek positif, hal ini berarti bahwa proyek tersebut diharapkan akan
menaikkan nilai perusahaan sebesar jumlah positif dari NPV yang dihitung dari investasi tersebut
dan juga bahwa investasi tersebut diharpkan akan menghasilkan tingkat keuntungan yang lebih
tinggi daripada tingkat keuntungan yang dikehendaki.
Bila ada beberapa alternatif proyek, manajemen sebaiknya memilih proyek yang memiliki PI
lebih besar dari satu dan yang paling tinggi.
Untuk memilih usulan investasi yang memiliki umur ekonomis berbeda dapat dilakukan
dengan dua pendekatan: Chain method atau Replacement method dan Equivalent annual cost.
Apabila laju inflasi cukup signifikan, maka perlu diperimbangkan dalam keputusan capital
budgeting.
Ada dua komponen yang terpengaruh oleh inflasi, yaitu aliran kas masuk dan tingkat penghasilan
(rate of return) atau cost of capital yang diinginkan. Oleh karena itu kedua komponen tersebut
perlu disesuaikan. Pedoman penyesuaiannya adalah sbb:
1. Kalikan indeks harga dengan aliran kas yang diukur berdasarkan nilai rupiah riil untuk
mendapatkan arus kas dengan nilai nominal.
2. Hitung tingkat penghasilan nominal :
Contoh Kasus
1. PT Aqila merencanakan sebuah proyek investasi yang membutuhkan dana investasi sebesar
Rp 500.000.000,-. Dari dana tersebut Rp 50.000.000 sebagai modal kerja dan sisanya sebagai
modal tetap. Investasi diperkirakan mempunyai umur ekonomis 5 tahun dengan nilai sisa Rp
100.000.000. Metode penyusutan menggunakan metode garis lurus. Estimasi pendapatan selama
umur ekonomis adalah sebagai berikut:
Struktur biaya yang dikeluarkan terdiri dari biaya variable 40% dari penjualan dan biaya tetap
selain penyusutan Rp 15.000.000. Pajak 30% dan tingkat keuntungan yang diharapkan 20%.
Diminta:
a. Saudara diminta untuk menganalisis dengan berbagai metode apakah rencana investasi
tersebut layak dilakukan.
b. Seandainya laju inflasi diasumsikan 6% per tahun apakah rencana investasi tersebut layak
dilakukan, gunakan metode NPV dan IRR.
2. PT Maju Terus mempertimbangkan untuk mengganti mesin A. Nilai buku mesin A adalah Rp
4.000.000,- dan memiliki sisa umur ekonomis 4 tahun tanpa nilai residu. Bila mesin A dijual
pada saat sekarang, harga pasarnya sebesar Rp 1.000.000,-. Manajemen PT Maju Terus tidak
berani membeli mesin baru yang memiliki umur panjang mengingat perkembangan teknologi
yang peKsat. Oleh sebab itu manajemen PT Maju Terus mempertimbangkan membeli mesin B
yang memiliki umur ekonomis 4 tahun. Harga mesin B Rp 10.000.000,- dengan nilai residu pada
akhir tahun ke-4 sebesar Rp 1.000.000,- Dengan mesin baru biaya operasional per tahun Rp
7.000.000,- sedang dengan mesin A Rp 10.000.000,- . Bila manajemen tetap menggunakan mesin
A pada akhir tahun ke-2 manajemen harus melakukan perbaikan besar yang diduga memerlukan
biaya Rp 2.000.000,-. Tingkat pajak yang berlaku 10% dan biaya penggunaan modal sebesar
15%.
Diminta:
a. Berdasarkan data diatas apakah rencana penggantian mesin dapat diterima bila digunakan
kriteria investasi dengan net present value.
b. Apabila tingkat inflasi sebesar 10%, bagaimana pengaruhnya terhadap rencana investasi
tersebut.
3. Kasus Penggantian
PT Alya merencanakan mengganti mesin lama dengan mesin baru dengan alasan penghematan.
Mesin lama memiliki umur ekonomis 10 tahun dan saat ini masih dapat digunakan 5 tahun lagi.
Pajak penghasilan 20%. Metode depresiasi dengan garis lurus. Informasi kedua mesin sebagai
berikut:
Keterangan Mesin Lama Mesin Baru
Harga perolehan Rp 320.000.000 Rp 380.000.000
Umur ekonomis 10 tahun 5 tahun
Nilai sisa Rp 20.000.000 Rp 20.000.000
Harga jual Rp 210.000.000
Tingkat keuntungan yang dianggap layak 20%. Penghematan penggunaan mesin baru sebesar Rp
70.000.000 per tahun.
Diminta:
a. Saudara yang ahli keuangan diminta untuk melakukan perhitungan apakah rencana perusahaan
mengganti mesin adalah layak. Gunakan metode NPV dan IRR.
b. Apabila inflasi diasumsikan sebesar 10%, apakah investasi tersebut masih layak dilakukan.
Gunakan metode NPV dan IRR.
Rasio Keuangan
In: ALK
Akuntansi Pemerintahan
Posted by: Maafkan Aku Bila Mencintamu.. on: 21 November 2011
In: ALK
Pengertian akuntansi
Akuntansi adalah suatu system informasi berdasarkan mana pihak pihak yang berkepentingan
dalam usaha mengambil keputusan. Informasi sebagai hasil dari akuntansi dibutuhkan dengan
banyak pihak termasuk bank. Jika ditelaah secara pustaka banyak sekali batasan akuntansi yang
dikemukakan para ahli, antala lain :
Sejalan dengan pendapat tersebut, lapoliwa dan Daniel KS ( 1997 : 2 ) mengatakan bahwa
akuntansi adalah sseni pencatatan, pengklasifikasian dan pengiktisaran dengan cara yang
sepatutnya dan dalam satuan uang atas transaksi kejadian yang setidak tidaknya sebagian
mempunyai sifat keuangan serta penginterprestasian hasil pencatatan tersebut.
Berdasarkan peraturan pemerintah no 24 tahun 2010 yang dimaksud dengan akuntansi adalah
proses pencatatan, pengukuran, pengklasifikasian, pengikhtisaran transaksi dan kejadian
keuangan, penginterprestasian atas hasilnya serta penyajian laporan keuangan.
Jadi berdasarkan pendapat para ahli tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa akuntansi adalah
kegiatan menyediakan informasi keuangan kepada yang memerlukan sebagai dasar pengambilan
keputusan.
Akuntasi pemerintah merupakan bidang tersendiri yang memerlukan pembahasan yang berbeda
dengan akuntansi organisasi lainya. Meskipun akuntansi mempunyai sifat berlaku umum tetapi
karakteristik yang berbeda pada organisasi pemerintah dibidang organisasi lainnya.
Istilah sector publik lebih tertuju pada sector Negara, usaha usaha Negara, organisasi nirlaba
Negara ( abdul Halim, 2002 : 26 ) mengemukakan bahwa yang dimaksut dengan akuntasi sector
public adalah pemerintah dan unit unit organisasiny, yaitu unit unit yang dikelolah
pemerintah dan berkaitan dengan hajat hidup orang banyak atau pelayanan masyarakat seperti
kesehatan, pendidikan dan keamanan
Sumber: http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/branded-content/2042340-akuntansi-
pemerintah/#ixzz1eJ8pE5QH
Kinerja Keuangan
In: ALK
Laporan keuangan yang disusun secara baik dan akurat dapat memberikan gambaran keadaan
yang nyata mengenai hasil atau prestasi yang telah dicapai oleh suatu perusahaan selama kurun
waktu tertentu, keadaan inilah yang digunakan untuk menilai kinerja keuangan. Apalagi
informasi mengenai kinerja keuangan suatu perusahaan sangat bermanfaat untuk berbagai pihak,
seperti investor, kreditur, pemerintah, bankers, pihak manajemen sendiri dan pihak-pihak lain
yang berkepentingan.
1. Neraca; yaitu laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang, modal dari suatu perusahaan
pada suatu saat tertentu. Tujuan neraca adalah menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan
pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada waktu di mana buku-buku ditutup dan ditentukan
sisanya pada suatu akhir tahun fiskal atau tahun kalender (misalnya pada tanggal 31 Desember
2002)
b. Laporan laba rugi; suatu laporan yang menunjukkan pendapatan dari penjualan, berbagai
biaya, dan laba yang diperoleh oleh perusahaan selama periode tertentu.
c. Laporan saldo laba; menunjukkan perubahan laba ditahan selama periode tertentu.
e. Catatan atas laporan keuangan; berisi rincian neraca dan laporan laba rugi, kebijakan
akuntansi, dan lain sebagainya.
Analisis laporan keuangan yang banyak digunakan adalah analisis tentang rasio keuangan.
Berdasarkan sumber analisis, rasio keuangan dapat dibedakan menjadi :
1) Liquidity Ratio yaitu rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban keuangan jangka pendek tepat pada waktunya. Liquidity Ratio yang umum digunakan
antara lain :
a) Current Ratio, merupakan alat ukur bagi kemampuan likuiditas (solvabilitas jangka pendek)
yaitu kemampuan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar.
b) Quick Ratio, merupakan alat ukur bagi kemampuan perusahaan untuk membayar hutang yang
segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih likuid.
2) Activity Ratio merupakan alat ukur sejauh mana efektivitas perusahaan dalam menggunakan
sumber daya sumber dayanya. Rasio rasio ini antara lain :
c) Inventory Turnover, yaitu rasio untuk mengukur efisiensi penggunaan persediaan atau rasio
untuk mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam persediaan untuk berputar dalam suatu
periode tertentu.
e) Total Assets Turnover, yaitu rasio untuk mengukur efisiensi penggunaan aktiva secara
keseluruhan.
3) Leverage Ratio yaitu rasio untuk mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan
hutang. Rasio -rasio ini antara lain :
a) Debt To Total Assets Ratio, yaitu rasio yang menghitung berapa bagian dari keseluruhan
kebutuhan dana yang dibiayai dengan hutang.
Formulasinya : Time interest earned ratio:= Earning Before Interest and Tax / Interest Expense
4) Profitability Ratio yaitu rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh
keuntungan dari penggunaan modalnya. Rasio ini antara lain : Gross profit margin = Gross profit
/ Sales
e. Price book value ratio = Price per share / Book value per share
Activity Ratio, merupakan alat ukur sejauh mana efektivitas perusahaan dalam menggunakan
sumber dayanya, terdiri dari beberapa indikator; Receivable Turn Over (membaik), Average
collection period (membaik), Inventory Turnover / yaitu rasio untuk mengukur efisiensi
penggunaan persediaan atau rasio untuk mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam
persediaan untuk berputar dalam suatu periode tertentu (membaik), Average days in inventory
(membaik), Total Assets Turnover / yaitu rasio untuk mengukur efisiensi penggunaan aktiva
secara keseluruhan (memburuk).
Leverage Ratio, yaitu rasio untuk mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan
hutang. Rasio -rasio ini antara lain : Debt To Total Assets Ratio, yaitu rasio yang menghitung
berapa bagian dari keseluruhan kebutuhan dana yang dibiayai dengan hutang (memburuk), Time
Interest Earned Ratio, yaitu rasio untuk mengukur seberapa besar keuntungan dapat berkurang
(turun) tanpa mengakibatkan adanya kesulitan keuangan karena perusahaan tidak mampu
membayar bunga (membaik).
Profitability Ratio yaitu rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh
keuntungan dari penggunaan modalnya. Rasio rasio ini antara lain : Gross profit margin
(membaik), Operating profit margin (membaik), Net profit margin (membaik), Return on assets
(memburuk), dan Return on equity (membaik).
In: ALK
Dalam upaya untuk membuat keputusan yang rasional, pihak ekstern perusahaan maupun pihak
intern perusahaan seharusnya menggunakan suatu alat yang mampu menganalisis laporan
keuangan yang disajikan oleh perusahaan yang bersangkutan. Di bawah ini merupakan
pengertian laporan keuangan dari beberapa ahli, antara lain :
Menurut Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim, dalam buku Analisis Laporan Keuangan
(2002:63), Laporan Keuangan adalah laporan yang diharapkan bisa memberi informasi mengenai
perusahaan, dan digabungkan dengan informasi yang lain, seperti industri, kondisi ekonomi, bisa
memberikan gambaran yang lebih baik mengenai prospek dan risiko perusahaan.
Laporan yang menggambarkan dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang
diklasifikasikan dalam beberapa kelompok besar menurut karakteristik ekonominya. (IAI,
2002 : par 47)
Menurut Sofyan S. Harahap, dalam buku Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan (2006:105),
laporan keuangan adalah laporan yang menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu
perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Laporan Keuangan adalah :
1. Merupakan produk akuntansi yang penting dan dapat digunakan untuk membuat keputusan-
keputusan ekonomi bagi pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan.
2. Merupakan potret perusahaan, yaitu dapat menggambarkan kinerja keuangan maupun kinerja
manajemen perusahaan, apakah dalam kondisi yang baik atau tidak.
3. Merupakan rangkaian aktivitas ekonomi perusahaan yang diklasifikasikan, pada periode
tertentu.
4. Merupakan ringkasan dari suatu proses transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama
periode yang bersangkutan.
Analisis laporan keuangan melibatkan penggunaan berbagai macam laporan keuangan yang
terdiri atas bagian tertentu mengenai suatu informasi yang penting. Sebenarnya laporan keuangan
banyak macamnya, namun yang akan penulis bahas di sini hanyalah laporan keuangan yang
pokok saja, yaitu neraca dan laporan rugi laba.
1 Laporan Neraca
Menurut Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim, dalam buku Analisis Laporan Keuangan
(2002:63), Neraca adalah laporan yang meringkas posisi keuangan suatu perusahaan pada
tanggal tertentu. Neraca menampilkan sumber daya ekonomis (asset), kewajiban ekonomis
(hutang), modal saham, dan hubungan antar item tersebut.
Menurut Sofyan S. Harahap, dalam buku Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan (2006:107),
Laporan Neraca, yang disebut juga dengan laporan posisi keuangan perusahaan, adalah laporan
yang menggambarkan posisi aktiva, kewajiban dan modal pada saat tertentu.
1. Aktiva Lancar
Meliputi kas dan aktiva lain yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau ditukarkan dengan uang
tunai. Aktiva lancar disajikan di neraca berdasarkan urutan likuiditasnya, dimulai dari akun yang
paling likuid. Yang termasuk dalam aktiva lancar, yaitu kas, surat berharga, piutang usaha,
persediaan barang dagangan, dan lainnya.
2. Aktiva Tetap
Merupakan aktiva tetap perusahaan yang secara fisik tidak dapat dinyatakan dan biasanya
memiliki tingkat ketidakpastian yang tinggi mengenai manfaatnya dimasa yang akan dating.
Aktiva tetap antara lain : peralatan, mesin, bangungan, dan lainnya.
3. Aktiva Lain-Lain
Pos-pos yang tidak dapat secara layak digolongkan ke dalam aktiva lancar maupun aktiva tetap
perusahaan, antara lain : hak paten, nama baik ( goodwill ), dan lainnya.
4. Hutang ( Liabilities )
Hutang adalah kewajiban-kewajiban yang harus dilunasi oleh suatu perusahaan. Hutang biasanya
terbagi menjadi :
a. Hutang Lancar
adalah kewajiban-kewajiban yang harus segera dilunasi oleh perusahaan dengan penggunaan
aktiva lancar atau dengan pembentukan kewajiban lancar lainnya dalam jangka waktu tidak lebih
dari satu tahun. Yang termasuk hutang lancar adalah hutang dagang, hutang gaji, hutang biaya,
serta hutang lancar lainnya.
5. Modal
Modal pada hakikatnya adalah hak pemilik perusahaan atas kekayaan perusahaan. Yang
termasuk elemen dalam modal antara lain modal saham, laba ditahan, dan elemen modal lainnya.
Menurut Sofyan S.Harahap (2006:112), dalam menyajikan neraca dapat dibagi dalam tiga bentuk
sebagai:
Menurut A.J. Keown, dkk, dalam buku Dasar-dasar Manajemen Keuangan, yang diterjemahkan
oleh Chaerul D. Djakman (2004:80), laporan rugi laba adalah laporan utnuk periode tertentu
yang terdiri atas penerimaan bersih dikurangi beban periode itu.
Menurut Sofyan S.Harahap, dalam buku Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan (2006:73), Laba
rugi menggambarkan hasil yang diperoleh atau diterima oleh perusahan selama satu periode
tertentu, serta biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan hasil tersebut. Hasil dikurangi
biaya-biaya merupakan laba atau rugi. Kalau hasil lebih besar dari biaya berarti laba,sebaliknya,
kalau hasil lebih kecil dari biaya-biaya, berarti rugi.
Menurut Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim, dalam buku Analisa Laporan Keuangan
(2002:56), Laporan LabaRugi adalah lebih meringkaskan hasil dari kegiatan perusahaan selama
periode akuntansi tertentu.
2. Biaya
Adalah kenaikan dalam ekuitas atau penggunaan selama periode tertentu yang timbuln dari
penjualan barang, penyerahan jas, dan lainnya.
3. Keuntungan
Adalah kenaikan dalam aktiva bersih yang timbul dari transaksi-transaksi atau kejadian lain dank
arena kondisi-kondisi yang mempengaruhi aktiva bersih.
4. Kerugian
Adalah penurunan dari aktiva bersih yang timbul dari trnsaksi-transaksi atau kegiatan lain dan
kondisi yang mempengaruhi aktiva bersih.
Menurut Sofyan S. Harahap, dalam buku Analisa Kritis atas Laporan Keuangan (2006:17),
kelemahan laporan keuangan diantaranya sebagai berikut :
1. Laporan Keuangan bersifat Historis, yaitu merupakan laporan atas kejadian yang telah lewat,
bukan masa kini
2. Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran dan berbagai
pertimbangan
3. Laporan keuangan bersifat konservatif dalm menghadapi ketidakpastian
4. Laporan Keuangan lebih menekankan pada makna ekonomis suatu peristiwa/ transaksi
daripada bentuk hukumnya (Formalitas)
5. Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis dan pemakai laporan
keuangan diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi dan sifat dari informasi yang
dilaporkan
6. Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat dikuantifikasikan, umumnya
diabaikan.
Analisis keuangan adalah usaha untuk menemukan kelemahan kinerja keuangan yang dapat
menimbulkan masalah dimasa yang akan datang dan untuk menentukan kekuatan kinerja
keuangan yang dapat diandalkan. Peralatan analisis yang digunakan untuk menemukan
kelemahan dan kekuatan tersebut adalah laporan keuangan yang mencakup neraca, laporan laba
rugi, aliran kas serta laporan sumber dan penggunaan dana (Martin, 2002:481).
Analisis keuangan melibatkan penggunaan berbagai laporan keuangan, yaitu (1) Neraca
merupakan ringkasan aktiva, kewajiban, dan ekuitas pemilik pada satu titik tertentu, biasanya
pada akhir tahun. (2) Laporan Laba Rugi terditi dari penghasilan dan biata perusahaan pada
periode waktu tertentu, biasanya untuk satu tahun takwim. Dari kedua laporan tersebut, beberapa
laporan turunan dapat dihasilkan seperti laporan laba ditahan, laporan sumber dan penggunaan
dana dan laporan arus kas (Van Horne and Wachowichz, 2004:128).
Laporan Keuangan yang pengertiannya dapat dilihat pada keterangan sebelumnya dapat
dianalisis melalui banyak cara. Sebelum melangkah lebih jauh, analisis laporan keuangan dapat
didefinisikan bermacam-macam. Menurut Sofyan S.Harahap (2006:189), analisis laporan
keuangan terbagi menjadi dua yaitu, analisis dan laporan keuangan. Kata analisis adalah
memecahkan atau menguraikan suatu unit menjadi berbagai unit terkecil. Sedangkan laporan
keuangan adalah laporan yang menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu
perusahaaan pada ssat tertentu atau jangka waktu tertentu.
Sehingga dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa analisis laporan keuangan adalah
menguraikan pos-pos laporan keuangan maenjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat
hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mmpunyai makna antar satu dengan yang lain
antara data kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi
keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan putusan yang tetap.
Menurut Sofyan S. Harahap, dalam buku Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan (2006:18), salah
satu tugas penting setelah akhir tahun adalah menganalisa laporan keuangan perusahan. Analisa
ini didasarkan pada laporan keuangan yang sudah disusun. Tujuan analisa laporan keuangan
adalah sebagai berikut:
1. Screening
Analisa dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui situasi dan kondisi perusahaan dari laporan
keuangan taanpa pergi langsung ke lapangan.
2. Understanding
Memahami perusahan, kondisi keuangan dan hasil usahanya
3. Forecasting
Analisa dilakukan untuk meramalkan kondisi keuangan perusahaan dimas yang akan datang
4. Diagnosis
Analisa dimaksudkan untuk melihat kemungkinan adanya masalah-masalah yang terjadi, baik
dalam manajemen, operasi, keuangan atau masalah-masalah lain dalam perusahaan.
5. Evaluation
Analisa dilakukan utnuk menilai prestasi manajemen dalam mengelola perusahaan
Disamping tujuan tersebut di atas, analisa laporan keuangan juga dapat digunakan untuk menilai
kewajaran laporan keuangan yang disajikan.
Dengan melakukan analisa laporan keuangan, maka informasi yang dibaca dari laporan
keuangan akan menjadi lebih luas dan lebih dalam. Hubungan satu pos dengan pos lainnya akan
dapat menjadi indicator-indikator tentang posisi dan prestasi keuangan perusahaan, serta
menunjukan kebenaran penyusunsan laporan keuangan.
Analisa laporan keuangan dibagi oleh banyak ahli berbagai macam bentuk. Diantaranya
mengemukakan beberapa tehnik analisis sebagai berikut :
1. Cross Sectional Tehnique
Seperti semua yang ada di dunia, karena tidak ada yang sempurna, analisis laporan keuangan pun
demikian. Analisa laporan keuangan mempunyai beberapa kelemahan yang akan dijelaskan lebih
lanjut oleh beberapa ahli.
Menurut Sofyan S. Harahap, dalam buku Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan (2006:152), ada
beberapa kelemahan analisa laporan keuangan, diantaranya sebagai beriktu :
1. Analisa laporan keuangan didasarkan pada laporan keuangan. Oleh karena itu, kelemahan
laporan keuangan harus selalu diingat, agar kesimpulan dari analisa yang dilakukan itu tidak
salah.
2. Objek analisa laporan keuangan hanya laporan keuangan.
3. Objek analisa laporan keuangan adalah data histories yang menggambarkan masa lalu dan
kondisi ini bias berbeda dengan kondisi atau keadaan masa depan.
4. Laporan keuangan hasil konsolidasi atau hasil konversi mata uang asing perlu mendapat
perhatian tersendiri, karena perbedaan bias saja timbul karena masalah kurs konversi atau
metode konsolidasi.
5. Kelemahan analisa laporan keuangan
Tehnik analisa rasio merupakan sebagian dari konsep analisa laporan keuangan. Tehnik analisa
rasio memiliki kelemahan sebagai berikut :
1. Rasio diambil dari data akuntansi yang juga memiliki sifat tersendiri yang harus diketahui, dan
memerlukan tafsiran tersendiri. Dan Bukan tidak mungkin data akuntansi itu sendiri
mengandung data manipulasi atau kesalahan lainnya. Perbedaan yang sama-sama boleh dalam
akuntansi misalnya perbedaan metode penyusutan akan memberikan data keuangan yang
berbeda, penilaian persediaan, periode akuntansi, dan lain-lain.
2. Dalam menilai suatu rasio baik atau buruk, analisis harus hati-hati. Turn Over yang tinggi
belum tentu baik. Mungkin perusahaan melakukan obral besar-besaran dan cenderung mau
bangkrut atau mungkin jenis perusahaannya berbeda. Rasio Turn Over untuk supermarket
berbeda sekali dengan perusahaan dealer mobil mewah.
3. Membandingkan dengan Industrial Ratio (yagn belum ada di Indonesia) harus hati-hati.
Karena banyak trick yang digunakan manajemen untuk memperbaiki rasio.
4. Harus juga disadari bahwa laporan keuangan yang dianalisa tidak menggambarkan perubahan
nilai uang dan tenaga belinya.
5. Hati-hati terhadap kemungkinan adnaya window dressing, income smoothing atau laporan
konsolidasi.
Kinerja keuangan perusahaan adalah hasil dari banyak keputusan individual yang dibuat secara
terus menerus oleh manajemen (Helfert, 2003:67). Untuk menilai kinerja perusahaan perlu
dilibatkan analisis dampak keuangan kumulatif dan ekonomi dari keputusan, dan
mempertimbangkannya dengan menggunakan ukuran komparatif.
Alat kinerja keuangan yang hingga saat ini masih banyak digunakan adalah rasio keuangan,
seperti Return On Equity (ROE), Return On Assets (ROA), atau Return On Investment (ROI).
Analisis Rasio Keuangan sangat bermanfaat bagi stakeholder, yaitu dalam hal : (1) Memberikan
dasar dalam meramalkan prospek perusahaan pada masa yang akan dating, (2) Memberikan
petunjuk atau gejala gejala yang timbul dari informasi yang disajika, dan (3) Memudahkan
dalam menginterprestasikan laporan keuangan (Miswanto, 2003:81). Jika dicermati secara
seksama penilaian kinerja dengan menggunakan rasio keuangan mengandung keterbatasan yang
sangat fundamental. Beberapa keterbatasan tersebut antara lain : (1) Rasio Keuangan tidak
disesuaikan dengan tingkat harga, (2) Rasio Keuangan sulit digunakan sebagai pembanding antar
perusahaan sejenis jika terdapat perbedaan metode akuntansinya dan (3) Rasio Keuangan hanya
menggambarkan kondisi sesaat, yaitu pada tanggal laporan keuangan dan periode pelaporan
keuangan (Munawir, 2002:65).
Rasio Keuangan adalah suatu bentuk rumusan matematis yang menunjukkan hubungan diantara
variable variable yang terdapat dalam laporan keuangan (Miswanto, 2003:81). Dalam analisis
rasio keuangan terdapat beberapa kategori yang terdiri dari rasio likuiditas, solvabilitas,
profitabilitas, aktivitas dan nilai pasar. Khusus rasio nilai pasar ini berlaku untuk perusahaan
yang sudah go public.
Pengambilan Keputusan
Setiap tindakan yang dilakukan orang sebenarnya sudah melalui proses pengambilan keputusan.
Proses pengambilan keputusan ini didasarkan pada informasi. Dalam proses pengambilan
keputusan yang baik, peranan model dan informasi sangat penting. Semakin banyak dan akurat
informasi mestinya semakin baik keputusan yang diambil. Dalam dunia bisnis, keputusan yang
salah akan menghasilkan kerugian bagi perusahaan. Sedangkan keputusan yang benar akan
menghasilkan keuntungan (laba) bagi perusahaan.
Menurut Sofyan S. Harahap, dalam buku Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan (2006:39),
Pengambilan Keputusan adalah Proses memilih satu alternatif daari beberapa alternatif yang
ada. Pengambilan keputusan ini harus dapat dilakukan oleh semua orang dalam perusahaan jika
kita ingin perusahaan menjadi besar.
Pengambilan keputusan ini sangat sulit karena beberapa sifat, factor atau keadaan yang
melingkupinya yang dijelaskan sebagai berikut :
1. Certainly: Kemungkinan akibat yang akan timbul diketahui pasti. Misalnya jika dimasukkan
bahan yang salah produksi pasti rusak.
2. Risk: Kemungkinan akibatnya diketahui tetapi tidak jumlah nilainya. Misalnya memproduksi
barang jenis baru.
3. Uncertainly: Kemungkinan yang timbul tidak diketahui dan tidak pasti, alternative, dan
akibatnya juga serba tidak pasti. Misalnya membuka perusahaan (bisnis lain yang baru).
1. Variabel serba tidak pasti, karna menyangkut persoalan kini dan yang akan datang;
2. Lingkungan yang terus berubah dan tidak pasti;
3. Input dan output juga tidak pasti;
4. Kompleksitas lingkungan;
5. Dinamika masyarakat;
6. Persaingan dan;
7. Risiko yang ada;
Menurut Sofyan S. Harahap, dalam buku Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan (2006:41),
Untuk mengambila keputusan dapat menggunakan metode sebagai berikut :
1. Rational Model
Dalam metode ini kita menggunakan pendekatan rasional dan akal, bukan berdasarkan subyektif.
2. Behavioral Model
Dalam metode ini pengambilan keputusan diambil jika informasi tidak lengkap dan jika pun ada
mungkin tidak akurat.
3. Irrational Model
Keputusan dibuat cepat, seperti gerakan refleksi, dengan menggunakan media subyektif yang ada
dan terus dicari alasan rasionalnya belakangan.
Proses pengambilan keputusan adalah kegiatan memilih tindakan yang tepat dari beberapa
alternative yang dianggap tepat untuk menyelesaikan suatu persoalan. Umumnya proseddur yang
sebaiknya diikuti dalam proses pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :
Menurut Bambang Riyanto, dalm bukunya Dasar-dasar pembelanjaan perusahaan yang sering
disebut sebagai Du Pont System adalah suatu system analisis yang dimaksudkan untuk
menunjukan hubungan antara Return On Investment, Assets Turn Over , dan Profit Margin.
ROI adalah rasio keuntungan neto sesudah pajak dengan jumlah investasi (aktiva) sehingga
dalam Du Pont System diperhitungkan juga bnga dan pajak.
Menurut J. C. Van Horne & J. M. Wachowicz, Jr, dalam buku prinsip-prinsip Manajemen
Keuangan, yang diterjemahkan oleh Heru Sutojo, Sistem Du Pont adalah system yang
menggunakan pendekatan tertentu terhadap analisis rasio untuk mengevaluasi efektifitas
perusahaan.
Menurut Sofyan S . Harahap, dalam buku Analisa Kritis Laporan Keuangan, Du Pont memiliki
cara sendiri dalm menganalisa laporannya. Caranya hamper sama dengan analisa laporan
keuangan biasa, namun pendektannya lebih integrative dan menggunakan komposisi laporan
keuangan sebagai elemen analisisnya.
Menurut Mamduh M. Hanafi & Abdul Halim (2002:90), Analisa Du Pont adalah analisis yang
menghubungkan tiga macam rasio sekaligus, yaitu ROI, Profit Margin & Asset Turn Over.
Menurut A. J. Keown, dkk (2004:102), analisa du Pont adalh system rasio keuangan yang
dirancang untuk menyelidiki determninan rasio pengembalian ekuitas pemegang saham dan
pengembalian aktiva
Analsis Rasio
In: ALK
Menurut Munawir (2004:37) Analisis rasio adalah suatu metode analisa untuk mengetahui
hubungan pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi
dari kedua laporan tersebut.
Menurut Mahmud M.Hanadie (2005:77) Analisis rasio adalah penggabungan yang menunjukkan
hubungan antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan, hubungan antara
unsur laporan tersebut dinyatakan dalam bentuk matematis yang sederhana.
Analisis ratio merupakan bentuk atau cara umum yang digunakan dalam analisis laporan
keuangan dengan kata lain diantara alat-alat analisis yang selalu digunakan untuk mengukur
kekuatan atau kelemahan suatu perusahaan di bidang keuangan adalah analisis ratio keuangan
(Financial Ratio Analysis)
Dalam Keown dkk (2002:60) tujuan dari analisis ratio adalah untuk membantu manager finansial
memahami apa yang perlu dilakukan oleh perusahaan, berdasarkan informasi yang tersedia dan
sifatnya terbatas.
Analisis ratio pada dasarnya tidak hanya berguna bagi kepentingan intern perusahaan saja
melainkan juga pihak luar dan ini berbeda menurut kepentingan khusus dari analisis atau pihak
yang berkepentingan.
Analisis ratio berguna bagi para analisis intern untuk membantu manajemen membuat evaluasi
mengenai hasil-hasil operasinya, memperbaiki kesalahan-kesalahan dan menghindari keadaan
yang dapat menyebabkan kesultan keuangan.
In: ALK
Tinggalkan sebuah Komentar
Struktur kekayaan suatu perusahaan erat hubungannya dengan struktur modalnya. Dengan
membandingkan elemen-elemen aktiva dengan elemen-elemen pasiva, kita dapat memperoleh
suatu gambaran tentang keadaan keuangan suatu perusahaan. Salah satunya adalah keadaan
likuiditas suatu perusahaan pada saat tertentu.
Modal merupakan salah satu sumber daya yang terbatas, dan setiap badan usaha membutuhkan
modal kerja untuk membelanjai operasinya sehari-hari, misalnya untuk membeli bahan baku,
membayar upah buruh, gaji pegawai, dan sebagainya. Perusahaan secara umum harus
mempertahankan jumlah modal kerja yang menguntungkan yaitu jumlah aktiva lancar yang
harus lebih besar daripada jumlah hutang lancar.
Hal ini dimaksudkan sebagai jaminan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban-
kewajiban jangka pendeknya. Pernyataan ini diperkuat oleh Bambang Riyanto (2001;58) tentang
pendefinisian modal kerja berdasarkan konsep kualitatif:
Oleh karenanya maka modal kerja menurut konsep ini adalah sebagian dari aktiva lancar yang
benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasinya perusahaan tanpa menganggu
likuiditasnya, yaitu yang merupakan kelebihan aktiva lancar di atas hutang lancar. Modal kerja
dalam pengertian ini sering disebut modal kerja neto (net working capital).
Untuk dapat mengendalikan net working capital tersebut maka dapat dilakukan dengan membuat
laporan sumber dan penggunaan modal kerja. Mengenai penggunaan modal kerja, semakin besar
aktiva lancar dapat menutup hutang lancar berarti semakin besar kemampuan perusahaan untuk
membayar hutang-hutangnya yang artinya perusahaan semakin likuid. Tingkat likuiditas
perusahaan hendaknya diikuti oleh penggunaan dana secara efektif dan efisien, karena apabila
terjadi kelebihan dana yang disebabkan oleh ketidakefektivan penggunaan dana ini menunjukkan
adanya pengendapan dana yang disebut dengan idle money, dimana kelebihan dana ini bukannya
menguntungkan perusahaan tetapi malah merugikan, sebab dana tersebut tidak bisa menambah
keuntungan.
Perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban keuangan tepat pada waktunya berarti perusahaan
tersebut dalam keadaan likuid, artinya perusahaan tersebut mempunyai alat pembayaran
ataupun aktiva lancar yang lebih besar daripada hutang lancar. Sebaliknya, kalau perusahaan
tidak dapat memenuhi pembayaran pada saat ditagih atau kewajibannya pada saat jatuh tempo,
berarti perusahaan tersebut dalam keadaan illikuid.
Likuiditas suatu badan usaha akan mengalami perubahan jika unsur-unsur yang
mempengaruhinya juga mengalami perubahan. Ada dua alat analisis yang digunakan untuk
menganalisis penggunaan modal kerja yaitu analisis sumber dan penggunaan modal kerja dan
analisis rasio keuangan. Laporan tentang perubahan modal kerja akan memberikan gambaran
tentang bagaimana manajemen perusahaan mengelola modal kerjanya yang dapat dilihat dari
peningkatan atau penurunan modal kerja untuk dua periode atau lebih.
Dengan melakukan analisis sumber dan penggunaan modal kerja selain dapat melihat perubahan
modal kerja yang terjadi juga dapat berguna untuk mengetahui bagaimana cara perusahaan
melunasi pinjamannya. Laporan perubahan modal kerja tersebut sangatlah penting karena
beberapa ukuran kinerja perusahaan masih tetap menggunakan komponen modal kerja, yaitu
likuiditas perusahaan. Apabila perusahaan dapat mempertahankan suatu kondisi dimana sumber
lebih besar daripada penggunaan modal kerjanya, ini berarti akan diperoleh modal kerja yang
cukup, maka diharapkan likuiditas perusahaan akan meningkat. Apabila perusahaan mengalami
kekurangan modal kerja, keadaan ini akan mendorong perusahaan mengalami kredit pada bank,
dimana dengan semakin lamanya waktu pinjaman tersebut maka beban bunga yang dipikul akan
semakin besar pula sehingga bisa mengakibatkan mengurangi laba dan akhirnya akan
mengurangi kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban yang harus segera dipenuhi.
In: ALK
Laporan Keuangan
Menurut Baridwan (1997) laporan keuangan merupakan ringkasan dari proses pencatatan, yang
merupakan ringkasan dari transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang b
ersangkutan.
Laporan keuangan ini dibuat oleh pihak manajemen dengan tujuan untuk
mempertanggungjawabkan tugas yang dibebankan kepadanya oleh pemilik perusahaan.
Laporan keuangan yang lengkap terdiri atas komponen-komponen berikut ini: (1) Neraca; (2)
laporan laba rugi; (3) laporan perubahan ekuitas; (4) laporan arus kas; dan (5) catatan atas
laporan keuangan. Perusahaan dianjurkan untuk menyajikan laporan keuangan yang menjelaskan
karakteristik utama yang mempengaruhi kinerja keuangan, posisi keuangan perusahaan dan
kondisi ketidakpastian (IAI, 2007).
Menurut PSAK No. 1 (IAI, 2007) tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi tentang
posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan
pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan
pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang
dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, suatu laporan keuangan
menyajikan informasi mengenai perusahaan yang meliputi: (1) aset; (2) kewajiban; (3) ekuitas;
(4) pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian; dan (5) arus kas.
Accounting Principles Board Statement No. 4 (dalam Belkaoui, 2006, h.212) mengklasifikasi
tujuan laporan keuangan menjadi tujuan khusus, tujuan umum, dan tujuan kualitatif, serta
menempatkan mereka di bawah suatu kumpulan pembahasan. Tujuan-tujuan tersebut dapat
diringkas sebagai berikut:
1. Tujuan khusus dari laporan keuangan adalah menyajikan secara wajar dan sesuai dengan
prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum, posisi keuangan, hasil operasi, dan perubahan-
perubahan lainnya dalam posisi keuangan.
2. Tujuan umum dari laporan keuangan adalah sebagai berikut:
a. Untuk memberikan informasi yang dapat diandalkan mengenai sumber
daya ekonomi dan kewajiban dari perusahaan bisnis agar dapat:
1. Mengevaluasi kelebihan dan kekurangannya;
2. Menunjukkan pendanaan dan investasinya;
3. Mengevaluasi kemampuan dalam memenuhi komitmen-komitmennya;
4. Menunjukkan berbagai dasar sumber daya bagi pertumbuhannya.
b. Untuk memberikan informasi yang dapat diandalkan mengenai perubahan dalam sumber daya
bersih dari aktivitas perusahaan bisnis yang diarahkan untuk memperoleh laba agar dapat:
1. Menyajikan ekspektasi pengembangan dividen kepada para investor;
2. Menunjukkan kemampuan operasi perusahaan dalam membayar kreditor dan pemasok,
memberikan pekerjaan bagi karyawankaryawannya, membayar pajak, dan menghasilkan dana
untuk perluasan usaha;
3. Memberikan informasi untuk perencanaan dan pengendalian kepada manajemen;
4. Menyajikan profitabilitas jangka panjang.
c. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat digunakan untuk
mengestimasi potensi penghasilan bagi perusahaan.
d. Untuk memberikan informasi lain yang dibutuhkan mengenai perubahan dalam sumber daya
ekonomi dan kewajiban.
e. Untuk mengungkapkan informasi lain yang relevan terhadap kebutuhan pengguna laporan.
3. Tujuan kualitatif dari laporan keuangan adalah sebagai berikut:
a. Relevansi, yang artinya pemilihan informasi yang memiliki kemungkinan paling besar untuk
memberikan bantuan kepada para pengguna dalam keputusan ekonomi mereka.
b. Dapat dimengerti, yang artinya tidak hanya informasi tersebut jelas, tetapi para pengguna juga
harus dapat memahaminya.
c. Dapat diverifikasi, yang artinya hasil akuntansi dapat didukung oleh pengukuran-pengukuran
yang independen, dengan menggunakan metode-metode pengukuran yang sama.
d. Netralitas, yang artinya informasi akuntansi ditujukan kepada kebutuhan
umum dari pengguna, bukannya kebutuhan-kebutuhan tertentu dari pengguna-pengguna yang
spesifik.
e. Ketepatan waktu, yang artinya komunikasi informasi secara lebih awal, untuk menghindari
adanya keterlambatan atau penundaan dalam pengambilan keputusan ekonomi.
f. Komparabilitas (daya banding), yang secara tidak langsung berarti perbedaan-perbedaan yang
terjadi seharusnya bukan diakibatkan oleh perbedaan perlakuan akuntansi keuangan yang
diterapkan.
g. Kelengkapan, yang artinya adalah telah dilaporkannya seluruh informasi yang secara wajar
memenuhi persyaratan dari tujuan kualitatif yang lain.
Pelaporan Keuangan
Pelaporan keuangan tidak hanya memuat laporan keuangan namun juga cara-cara lain dalam
mengkomunikasikan informasi yang berhubungan, baik secara langsung maupun tidak langsung,
dengan informasi yang diberikan oleh sistem akuntansi yaitu informasi mengenai sumber daya,
kewajiban, penghasilan perusahaan, dan lain-lain (Belkaoui, 2006, h.233).
Financial Accounting Standards Board (Hendriksen dan Van Breda, 2000, h.136) meringkaskan
bahwa tujuan-tujuan pelaporan keuangan adalah sebagai berikut:
a. Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi yang berguna bagi investor dan kreditor dan
pemakai lain yang sekarang dan yang potensial mengambil keputusan rasional untuk investasi,
kredit dan yang serupa.
b. Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi guna membantu investor dan kreditor dan
pemakai lain yang sekarang dan yang potensial dalam menetapkan jumlah, waktu, dan
ketidakpastian penerimaan kas prospektif dari deviden atau bunga dan hasil dari penjualan,
penarikan, atau jatuh tempo surat berharga atau pinjaman.
c. Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi mengenai sumber daya ekonomi dari satuan
usaha, tuntutan terhadap sumberdaya tersebut (kewajiban satuan usaha itu untuk mentransfer
sumber daya ke satuan usaha lain dan modal pemilik), dan pengaruh transaksi, kejadian, dan
situasi yang mengubah sumberdaya dan tuntutannya pada sumberdaya tersebut.
Pelaporan keuangan itu bukanlah merupakan sebuah akhir, tetapi ia dimaksudkan untuk memberi
informasi yang berguna dalam melakukan pengambilan keputusan bisnis dan ekonomi. Tujuan
dari pelaporan keuangan bukanlah suatu hal yang abadi, mereka akan dipengaruhi oleh
lingkungan
ekonomi, legal, politik, dan sosial di mana pelaporan keuangan terjadi.
Tujuan juga dipengaruhi oleh karakteristik dan keterbatasan dari jenis informasi yang
dapat diberikan oleh pelaporan keuangan (Belkaoui, 2006, h.234). Pelaporan keuangan
diharapkan memberi informasi mengenai kinerja keuangan perusahaan selama suatu periode dan
bagaimana manajemen dari sebuah perusahaan menggunakan tanggung jawab pengurusannya
kepada pemilik.
Pelaporan keuangan tidak dirancang untuk mengukur nilai dari perusahaan bisnis secara
langsung, namun informasi yang disajikannya mungkin dapat membantu bagi mereka yang ingin
memperkirakan nilainya.
Peraturan Bapepam Nomor X.K.2 ini menyatakan bahwa laporan keuangan tahunan harus
disertai dengan laporan akuntan dengan pendapat yang lazim dan disampaikan kepada Bapepam
selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan.
Dalam Peraturan Bapepam Nomor X.K.2 disebutkan bahwa Laporan Keuangan yang harus
disampaikan ke Bapepam terdiri dari:
1. neraca;
2. laporan laba rugi;
3. laporan perubahan ekuitas;
4. laporan arus kas;
5. laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan
jika dipersyaratkan oleh instansi yang berwenang sesuai dengan jenis industrinya; dan
6. catatan atas laporan keuangan.
Namun peraturan tersebut kemudian tidak berlaku bagi emiten atau perusahaan publik yang
efeknya tercatat di Bursa Efek di Indonesia dan Bursa Efek di negara lain, dengan
dikeluarkannya Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor
40/BL/2007 tentang Jangka Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Berkala dan Laporan
Tahunan Bagi Emiten atau Perusahaan Publik yang Efeknya Tercatat di Bursa Efek di Indonesia
dan Bursa
Efek di Negara Lain. Dalam lampirannya, yaitu Peraturan Bapepam Nomor X.K.7, disebutkan
bahwa batas waktu penyampaian laporan keuangan tahunan kepada Bapepam dan LK dilakukan
mengikuti ketentuan di negara lain tersebut.
Berkaitan dengan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, persyaratan ketepatan
waktu merupakan suatu keharusan, karena perusahaan yang tidak tepat waktu menyampaikan
laporan keuangannya akan dikenakan sanksi administrasi dan denda sesuai dengan ketentuan
pasal 63 huruf e Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan
di Bidang
Pasar Modal yang menyatakan bahwa :
Emiten yang pernyataan Pendaftarannya telah menjadi efektif,dikenakan sanksi denda Rp
1.000.000 (satu juta rupiah) atas setiap hari keterlambatan penyampaian laporan dengan
ketentuan jumlah keseluruhan denda paling banyak Rp 500.000.000 (lima ratus juta rupiah).
Berdasarkan Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Standar Akuntansi
Keuangan, laporan keuangan harus memenuhi empat karakteristik kualitatif yang merupakan ciri
khas yang membuat informasi laporan keuangan berguna bagi para pemakainya. Keempat
karakteristik tersebut yaitu dapat dipahami, relevan, andal, dan dapat diperbandingkan. Untuk
mendapatkan informasi yang relevan tersebut, terdapat beberapa kendala, salah satunya adalah
kendala ketepatan waktu.
Hendriksen dan Van Breda (2000, h.145) menyatakan bahwa informasi tidak dapat relevan jika
tidak tepat waktu, yaitu hal itu harus tersedia bagi pengambil keputusan sebelum kehilangan
kapasitasnya untuk mempengaruhi keputusan. Ketepatan waktu tidak menjamin relevansinya,
tetapi relevansi tidaklah mungkin tanpa ketepatan waktu. Oleh karena itu, ketepatan waktu
adalah batasan penting pada publikasi laporan keuangan. Akumulasi, peringkasan dan penyajian
selanjutnya informasi akuntansi harus dilakukan secepat mungkin untuk menjamin tersedianya
informasi sekarang di tangan pemakai. Ketepatan waktu juga menunjukkan bahwa laporan
keuangan harus disajikan pada kurun waktu yang teratur untuk memperlihatkan perubahan
keadaan perusahaan yang pada gilirannya mungkin akan mempengaruhi prediksi dan keputusan
pemakai.
Dyer dan Mc Hugh (1975) dalam Hilmi dan Ali (2008) menggunakan tiga kriteria keterlambatan
untuk melihat ketepatan waktu dalam penelitiannya: (1) preliminary lag: interval jumlah hari
antara tanggal laporan keuangan sampai penerimaan laporan akhir preleminary oleh bursa (2)
auditors report lag: interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai tanggal laporan
auditor ditandatangani, (3) total lag: interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai
tanggal penerimaan laporan dipublikasikan oleh bursa.
Sesuai dengan peraturan X.K.2 yang diterbitkan Bapepam, maka penyampaian laporan keuangan
tahunan yang telah diaudit dikatakan tepat waktu apabila diserahkan sebelum atau paling lambat
pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan perusahaan publik tersebut.
Keterlambatan penyampaian laporan keuangan bisa berakibat buruk bagi perusahaan baik secara
langsung maupun tidak langsung. Secara tidak langsung, para investor mungkin
menanggapi keterlambatan tersebut sebagai sinyal yang buruk bagi perusahaan.
Secara langsung, sebagai contoh di pasar modal Indonesia pada tahun 2009, perusahaan-
perusahaan publik yang melanggar prinsip keterbukaan informasi dengan tidak menyampaikan
laporan keuangan tahunan tepat waktu telah dikenakan sanksi administrasi dan denda.
In: ALK
Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan kombinasi dari data keuangan suatu perusahaan yang
menggambarkan kemajuan perusahaan dan dibuat secara periodik.
Ada beberapa pengertian laporan keuangan diantaranya sebagai berikut:
Menurut Munawir (2000 : 2), laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat
digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu
perusahaan dengan pihak pihak yang berkepentingan dengan dana atau aktivitas perusahaan
tersebut.
Sedangkan menurut Harnanto (1998:3), laporan keuangan adalah keadaan keuntungan dan hasil
usaha perusahaan serta memberikan rangkuman historis dari sumber ekonomi, kewajiban
perusahaan dan kegiatan yang mengakibatkan perubahan terhadap sumber ekonomi yang
dinyatakan secara kuantitatif dalam satuan mata uang.
Laporan keuangan menggambarkan dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang
diklasifikasikan dalam beberapa kelompok besar menurut karakteristik ekonominya.
Ketujuh tujuan ini terangkum dengan disajikannya laporan laba rugi, neraca, laporan arus kas
dan pengungkapan laporan keuangan.
2.1 Neraca
Neraca perusahaan disajikan sedemikian rupa yang menggambarkan posisi keuangan suatu
perusahaan pada saat tertentu maksudnya adalah menunjukkan keadaan keuangan pada tanggal
tertentu biasanya pada saat tutup buku. Neraca minimal mencakup pos pos berikut (IAI,
2004) :
a) Aktiva berwujud,
b) Aktiva tidak berwujud,
c) Aktiva keuangan,
d) Investasi yang diperlakukan menggunakan metode ekuitas,
e) Persediaan,
f) Piutang usaha dan piutang lainnya,
g) Kas dan setara kas,
h) Hutang usaha dan hutang lainnya,
i) Kewajiban yang diestimasi,
j) Kewajiban berbunga jangka panjang,
k) Hak minoritas,
l) Modal saham dan pos ekuitas lainnya.
Analisis laporan keuangan mencakup pengaplikasian berbagai alat dan tehnik analisis pada
laporan dan data keuangan dalam rangka untuk memperoleh ukuran ukuran dan hubungan
hubungan yang berarti dan berguna dalam proses pengambilan keputusan ( Dwi Prastowo dan
Rifka Juliaty, 2002 : 52).
Tujuan analisis laporan keuangan sendiri menurut Dwi Prastowo dan Rifka Juliaty (2002 : 53)
antara lain :
1. sebagai alat screening awal dalam memilih alternatif investasi atau merger
2. sebagai alat forecasting menenai kondisi dan kinerja keuangan di masa datang
3. sebagai proses diagnosis terhadap masalah masalah manajemen, operasi atau masalah
lainnya
4. sebagai alat evaluasi terhadap manajemen.
Tehnik analisis laporan keuangan dikategorikan menjadi dua metode, yaitu (Dwi Prastowo : 54):
1. Metode analisis horizontal, adalah metode analisis yang dilakukan dengan cara
membandingkan laporan keuangan oleh beberapa periode sehingga dapat diketahui
perkembangan dan kecenderungannya.
2. Metode analisis vertikal, adalah metode analisis yang dilakukan dengan cara menganalisis
laporan keuangan pada periode tertentu. Metode ini terdiri dari 3 analisis, antara lain :
a. Analisis common size
Adalah suatu metode analisis untuk mengetahui prosentase investasi pada masing masing
aktiva terhadap total aktivanya, juga untuk mengetahui struktur permodalannya dan komposisi
perongkosannya yang terjadi dihubungkan dengan jumlah penjualannya. Analisis common size
menekankan pada 2 faktor, yaitu :
1. sumber pendanaan, termasuk distribusi pendanaan antara kewajiban lancar, kewajiban tidak
lancar dan ekuitas.
2. komposisi aktiva, termasuk jumlah untuk masing masing aktiva lancar aktiva tidak lancar.
b. Analisis impas (break-even)
Adalah analisa untuk menentukan tingkat penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahaan
agar perusahaan tersebut tidak mengalami kerugian, tetapi juga belum memperoleh keuntungan.
Dengan analisa break-even ini juga akan diketahui berbagai tingkat keuntungan atau kerugian
untuk berbagai tingkat penjualan.
c. Analisis ratio.
Analisis ratio adalah suatu cara untuk menganalisis laporan keuangan yang mengungkapkan
hubungan matematik antara suatu jumlah dengan jumlah lainnya atau perbandingan antara satu
pos dengan pos lainnya.
Berikut ini akan di bahas lebih lanjut mengenai analisis ratio, karena penelitian ini akan
menggunakan analisis ratio dalam menganalisis laporan keuangannya, guna memprediksi kondisi
keuangan perusahaan yang tidak sehat.
Analisis rasio (ratio analysis) merupakan suatu alat analisis keuangan yang sangat populer dan
banyak digunakan. Namun perannya sering disalah pahami dan sebagai konsekuensinya,
kepentingan sering dilebih lebihkan.
Kita harus ingat bahwa rasio merupakan alat untuk menyatakan pandangan terhadap kondisi
yang mendasari, dalam hal ini adalah kondisi financial perusahaan. Rasio merupakan titik awal,
bukan titik akhir. Rasio yang diinterpretasikan dengan tepat mengidentifikasikan area yang
memerlukan investigasi lebih lanjut. Analisis rasio dapat mengungkapkan hubungan penting dan
menjadi dasar perbandingan dalam menemukan kondisi dan tren yang sulit untuk dideteksi
dengan mempelajari masing masing komponen yang membentuk rasio (Wild, Subramanyan,
Hasley, 2004:).
Rasio harus diinterpretasikan dengan hati hati karena faktor faktor yang mempengaruhi
pembilang dapat berkorelasi dengan faktor yang mempengaruhi penyebut. Sebagai contoh,
perusahaan dapat memperbaiki rasio beban operasi terhadap penjualan dengan mengurangi biaya
yang menstimulasi penjualan. Pengurangan jenis biaya seperti ini, kemungkinan berakibat pada
penurunan penjualan atau pangsa pasar jangka panjang. Dengan demikian, profitabilitas yang
tampaknya membaik dalam jangka pendek, dapat merusak prospek perusahaan di masa depan.
Kita harus menginterpretasikan perubahan tersebut dengan tepat. Banyak rasio memiliki variabel
penting yang sama dengan rasio lainnya. Dengan demikian, tidaklah perlu untuk menghitung
semua rasio yang mungkin untuk menganalisis sebuah situasi. Rasio, seperti sebagian besar
teknik analisis keuangan, tidak relevan dalam isolasi. Rasio bermanfaat bila diinterpretasikan
dalam perbandingan dengan 1) rasio tahun sebelumnya, 2) standar yang ditentukan sebelumnya,
3) rasio pesaing. Pada akhirnya, variabilitas rasio sepanjang waktu sama pentingnya dengan
trennya.
Beberapa studi telah menguji penggunaan informasi analisis keuangan dengan menggunakan
rasio keuangan yang dihitung dari informasi yang terdapat dalam laporan keuangan untuk
menggambarkan keeratan hubungan antara rasio keuangan dengan fenomena ekonomi. Pada
umumnya analisis terhadap rasio merupakan langkah awal dalam analisis keuangan guna menilai
prestasi dan kondisi keuangan suatu perusahaan. Ukuran yang digunakan adalah rasio yang
menunjukkan hubungan antara dua data keuangan. Beberapa rasio keuangan dapat
dikelompokkan menjadi (Husnan, 1994; Machfoedz,1998 dalam Siddik,2003) :
1. Rasio Likuiditas, menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban financial
jangka pendek. Rasio ini ditunjukkan pada besar kecilnya aktiva lancar.
a. Current Ratio, merupakan perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang lancar.
b. Quick Ratio, dihitung dengan mengurangkan persediaan dari aktiva lancar, kemudian
membagi sisanya dengan hutang lancar
5. Rasio pasar, diterapkan untuk perusahaan yang telah go public dan mengukur kemampuan
perusahaan dalam menciptakan nilai terutama pada pemegang saham dan calon investor.
a. Price earning ratio, rasio antara harga pasar saham dengan laba per lembar saham. Jika rasio
ini lebih rendah dari pada rasio industri sejenis, bisa merupakan indikasi bahwa investasi pada
saham perusahaan ini lebih beresiko daripada rata rata industri.
b. Market to book value, perbandingan antara nilai pasar saham dengan nilai buku saham, juga
merupakan indikasi bahwa para investor menghargai perusahaan.
Financial distress merupakan kondisi dimana keuangan perusahaan dalam keadaan tidak sehat
atau krisis. Financial distress terjadi sebelum kebangkrutan. Kebangkrutan sendiri biasanya
diartikan sebagai suatu keadaan atau situasi dimana perusahaan gagal atau tidak mampu lagi
memenuhi kewajiban kewajiban debitur karena perusahaan mengalami kekurangan dan
ketidakcukupan dana untuk menjalankan atau melanjutkan usahanya sehingga tujuan ekonomi
yang ingin dicapai oleh perusahaan dapat dicapai yaitu profit, sebab dengan laba yang diperoleh
perusahaan bisa digunakan untuk mengembalikan pinjaman, bisa membiayai operasi perusahaan
dan kewajiban kewajiban yang harus dipenuhi bisa ditutup dengan laba atau aktiva yang
dimiliki.
Model financial distress perlu untuk dikembangkan, karena dengan mengetahui kondisi financial
distress perusahaan sejak dini diharapkan dapat dilakukan tindakan tindakan untuk
mengantispasi yang mengarah kepada kebangkrutan.
Prediksi financial distress perusahaan ini menjadi perhatian banyak pihak. Pihak pihak yang
menggunakan model tersebut meliputi :
1. Pemberi pinjaman. Penelitian berkaitan dengan prediksi financial distress menpunyai relevansi
terhadap institusi pemberi pinjaman, baik dalam memutuskan apakah akan memberikan suatu
pinjaman dan menentukan kebijakan untuk mengawasi pinjaman yang telah diberikan.
2. Investor. Model prediksi financial distress dapat membantu investor ketika akan menilai
kemungkinan masalah suatu perusahaan dalam melakukan pembayaran kembali pokok dan
bunga.
3. Pembuat peraturan. Lembaga regulator mempunyai tanggung jawab mengawasi kesanggupan
membayar hutang dan menstabilkan perusahaan individu. Hal ini menyebabkan perlunya suatu
model yang aplikatif untuk mengetahui kesanggupan perusahaan membayar hutang dan menilai
stabilitas perusahaan.
4. Pemerintah. Prediksi financial distress juga penting bagi pemerintah dan antitrust regulation.
5. Auditor. Model prediksi financial distress dapat menjadi alat yang berguna bagi auditor dalam
membuat penilaian going concern suatu perusahaan.
6. Manajemen. Apabila perusahaan mengalami kebangkrutan maka perusahaan akan
menanggung biaya langsung (fee akuntan dan pengacara) dan biaya tidak langsung (kerugan
penjualan atau kerugian paksa akibat ketetapan pengadilan). Sehingga dengan adanya model
prediksi financial distress diharapkan perusahaan dapat menghindari kebangkrutan dan otomatis
juga dapat menghindari biaya langsung dan tidak langsung dari kebangkrutan.
Cari untuk:
Laman
Perihal
o Kewajiban
Pendapatan
Audit
Kategori
AKL (4)
Akuntansi (32)
ALK (10)
Audit (3)
Audit Manajemen (6)
Manajemen (4)
TPAI (1)
Tulisan Terakhir
Akuntansi Manajemen
SPMsuatu pengantar
Balanced Scorecard
Arsip
Meta
Daftar
Masuk
RSS Entri
RSS Komentar
WordPress.com
Blog Stats
2,119,836 hits