Anda di halaman 1dari 54

Kuliah Akuntansi

Entries (RSS)

Comments (RSS)

Beranda

Perihal

Pendapatan

Audit

Pokok Bahasan : Teori Akuntansi

Archive for the ALK Category


Analisa Laporan Keuangan

Posted by: Maafkan Aku Bila Mencintamu.. on: 9 Desember 2011

In: ALK

Tinggalkan sebuah Komentar

ANALISA LAPORAN KEUANGAN


Analisa laporan keuangan (financial statement analysis) adalah aplikasi dari alat dan teknik
analitis untuk laporan keuangan bertujuan umum dan data-data yang berkaitan untuk
menghasilkan estimasi dan kesimpulan yang bermanfaat dalam analisis bisnis.

PENGENALAN ANALISIS BISNIS


Analisis laporan keuangan merupakan bagian dari analisis bisnis. Analisis bisnis merupakan
analisis atas prospek dan resiko perusahaan untuk kepentingan pengambilan keputusan bisnis.
Tujuan analisis bisnis adalah membantu pengambilan keputusan dengan menstrukturkan tugas
analisis atas lingkungan bisnis perusahaan, strateginya, serta posisi dan kinerja keuangannya.
JENIS JENIS ANALISIS BISNIS
Analisis laporan keuangan merupakan bagian penting dan tak terpisahkan dari analisis bisnis.
Sasaran analisis bisnis adalah untuk meningkatkan pengambilan keputusan bisnis dengan
mengevaluasi informasi yang tersedia tentang situasi keuangan perusahaan, manajemennya,
rencana dan strateginya, serta lingkungan bisnisnya. Analisis bisnis diterapkan dalam banyak
bentuk dan merupakan suatu bagian penting dari keputusan analis efek, penasehat investasi,
manajer reksa dana (fund manager), bankir investasi (investment banker), pemeringkat kredit
(credit raters), bankir korporasi (corporate bankers), dan investor individual.

JENIS-JENIS UTAMA ANALISIS BISNIS

1. Analisis Kredit
Kreditor meminjamkan dana kepada sebuah perusahaan dan menerima janji pembayaran atas
pokok dan bunganya. Kreditor meminjamkan dana dalam banyak bentuk dan untuk beragam
tujuan.
Kreditor dagang (operating creditor) mengirimkan barang atau jasa kepada perusahaan dan
mengharapkan pembayaran dalam waktu yang masuk akal, yang sering kali didasarkan pada
norma industri.
Kreditor nondagang (nontrade creditors atau debtholder) menyediakan pendanaan kepada
perusahaan dan menerima janji, biasanya tertulis, atas pembayaran dengan bunga (eksplisist atau
implisist) pada tanggal tertentu di masa depan.
Analisis kredit merupakan evaluasi atas kelayakan perusahaan untuk mendapatkan kredit.
Pengguna yang terlibat didalam analisis kredit yakni pihak kreditor.
Kelayakan kredit (credit worthiness) adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
kreditnya. Fokus utama analisis kredit terletak pada risiko, bukan profitabilitas.
Analisis kredit berfokus pada sisi buruk risiko, bukan sisi baik potensi. Hal ini meliputi analisis
likuiditas maupun solvabilitas.
Likuiditas (liquidity) merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas dalam
jangka pendek untuk memenuhi kewajibannya. Likuiditas bergantung pada arus kas perusahaan
dan komponen aktiva lancar dan kewajiban lancarnya.
Solvabilitas (solvency) merupakan kemungkinan dan kemampuan jangan panjang perusahaan
untuk melunasi kewajiban jangka panjang.
Alat analisis kredit dan kriterianya untuk penilaian beragam ketentuan (tanggal jatuh tempo),
jenis, dan tujuan kontrak utangnya. Dalam kredit jangka pendek, kreditor berkepentingan atas
kondisi keuangan kini, arus kas, dan likuiditas aktiva lancar. Dalam kredit jangka panjang,
meliputi penilaian obligasi, kreditor memerlukan analisis yang lebih rinci dan berorientasi ke
depan. Analisis kredit jangka panjang meliputi proyeksi arus kas dan evaluasi profitabilitas yang
berlanjut (disebut pula sustainable earning power). Analisis kredit dilakukan dalam berbagai
konteks keputusan.

2. Analisis Ekuitas
Investor ekuitas (equity investor) menyediakan dana kepada perusahaan sebagai balasan atas
risiko dan imbalan kepemilikan. Investor ekuitas merupakan penyedia terbesar pendanaan
perusahaan. Pendanaan ekuitas, disebut juga ekuitas atau modal saham, menawarkan
pengamanan atau penjagaan untuk semua bentuk pendanaan yang lebih utama darinya. Hal ini
berarti investor ekuitas berhak atas berdistribusi aktiva perusahaan hanya setelah klaim dari
pengklaim yang lebih utama telah dipenuhi, termasuk bunga dan dividen preferen. Sebagai
akibatnya, investor ekuitas mendapatkan bunga residu. Hal ini mengimplikasikan bahwa investor
ekuitas menjadi pihak pertama yang menyerap kerugian jika perusahaan terlikuidasi, meskipun
kerugian mereka ekuitas mendapat keuntungan tanpa batas. Dengan demikian, berbeda dengan
analisis kredit, analisis ekuitas bersifat asimetri, dimana harus menilai dua sisi risiko dan potensi.
Karena investor ekuitas dipengaruhi oleh seluruh aspek kondisi dan kinerja keuangan
perusahaan, kebutuhan analisis mereka paling banyak dan komprehensif.
Individu yang menerapkan strategi investasi aktif menggunakan terutama analisis teknis, analisis
fundamental, atau kombinasi keduanya.
Analisis teknis (technical analysis), atau charting, mencari pola dalam sejarah harga atau
volume sebuah memprediksi pergerakan harga saham di masa depan.
Analisis fundamental (fundamental analysis), yang lebih luas diterima dan diaplikasikan,
merupakan proses menentukan nilai perusahaan dengan menganalisis dan menginterpretasikan
faktor-faktor kunci untuk ekonomi, industri, dan perusahaan. Tujuan utama analisis fundamental
adalah menentukan nilai intrinsik, yang disebut juga nilai fundamental (fundamental value).
Nilai intrinsik (intrinsic value) adalah nilai sebuah perusahaan (atau sahamnya) berdasarkan
analisis fundamental, tanpa mengacu pada nilai pasar (atau harga saham)

KEGUNAAN LAIN DARI ANALISIS BISNIS


Analisis bisnis dan analisis laporan keuangan diperlukan dalam beberapa hal lain sebagai
berikut.
Manajer
Untuk menjamin kesejahteraan mereka sendiri dan potensi pendapatan mereka di masa depan,
manajer berkepentingan atas kondisi keuangan, profitabilitas, dan prospek perusahaan mereka.
Baik analisis bisnis maupun analisis laporan keuangan, memuat perspektif pihak luar terhadap
perusahaan, sebagaimana kreditor dan investor memandangnya. Analisis laporan keuangan
memberikan petunjuk kepada manajer perubahan strategis dalam kegiatan operasional, investasi
dan pendanaan perusahaan. Manajer juga menganalisis dan laporan keuangan perusahaan
pesaing untuk mengevaluasi profitabilitas dan risiko pesaing. Analisis tersebut memungkinkan
adanya perbandingan antar perusahaan (interfirm comparisons), baik untuk mengevaluasi
kekuatan dan kelemahan relatif terhadap kompetitor, maupun sebagai tolok ukur (benchmark)
kinerja.
Merger, akuisisi, dan divestasi
Analisis bisnis dilakukan setiap kali perusahaan merestrukturisasi operasinya, melalui merger,
akuisisi, divestasi, maupun spin-off. Bankir investasi perlu mengindentifikasi target potensi dan
menentukan nilainya. Analis efek perlu menentukan apakah akan ada tambahan nilai, dan bila
ada berapa nilainya, yang dihasilkan dari merger bagi perusahaan pembeli maupun bagi
perusahaan target. Merger dan akuisisi hampir selalu didasarkan pada estimasi nilai intrinsik,
walaupun harga saham perusahaan pembeli dan perusahaan target tersedia. Tujuan analisis
merger dan akuisisi mirip dengan analisis ekuitas.

Manajemen keuangan
Manajer harus mengevaluasi dampak keputusan dan kebijakan dividen terhadap nilai
perusahaan. Analisis bisnis membantu manajer untuk menilai dampak keputusan keuangan
terhadap profitabilitas di masa mendatang maupun resikonya. Manajer juga harus menentukan
nilai intrinsik sebelum menjalankan program pembelian kembali saham. Suatu pendapat umum
bahwa perusahaan membeli kembali sahamnya karena saham perusahaannya dihargai pasar
terlalu rendah (underpriced). Untuk menentukan hal tersebut, manajer harus mengestimasi nilai
intrinsik perusahaan.
Auditor eksternal
Hasil sebuah audit adalah opini atas kewajiban laporan keuangan klien. Saat terselesaikannya
audit, analisis laporan keuangan dapat menjadi alat pengecekan akhir atas kewajaran laporan
keuangan secara keseluruhan. Auditor juga dapat menggunakan analisis kredit untuk
mengevaluasi kemampuan klien mereka untuk melanjutkan usaha (going concern).

Direktur
Sebagai wakil pemegang saham terpilih, direktur bertanggung jawab untuk melindungi
kepentingan pemegang saham dengan mengawasi secara hati-hati aktivitas perusahaan. Hal ini
memerlukan pemahaman dan apresiasi atas aktivitas pendanaan, investasi, dan operasi. Analisis
bisnis maupun analisis laporan keuangan membantu direktur untuk menunaikan tanggungjawab
pengawasan mereka.
Regulator (pembuat peraturan). Internal Revenue Service (IRS) menerapkan alat analisis
laporan keuangan untuk mengaudit laporan pajak dan memeriksa kewajaran jumlah yang
dilaporkan. Badan pengatur lainnya menggunakan teknik analisis dalam peran mereka sebagai
pengarah dan penentu. Politisi sering menggunakan laporan keuangan untuk mendukung
kebutuhan mereka, atau jika tidak ada, untuk membuat peraturan yang membuah industri
mengandung pajak tambahan, sementara profitabilitas yang rendah dapat berakibat pada
keringanan dan subsidi pajak.
Serikat kerja
Teknik analisis laporan keuangan berguna bagi serikat kerja dalam negosiasi tawar-menawar
kolektif.
Pelanggan
Teknik analisis digunakan untuk menentukan profitabilitas pemasok bersamaan dengan estimasi
keuntungan pemasok dari transaksi yang saling menguntungkan.

KOMPONEN ANALISIS BISNIS

Analisis Lingkungan Bisnis Dan Strategi


Analisis lingkungan bisnis dan strategi terdiri atas bagian analisis industri dan analisis strategi.
Analisis industri biasanya merupakan langkah pertama, mengingat prospek dan struktur industri
sangat menentukan profitabilitas perusahaan.
Analisis industri (industry analysis) sering kali dikerjakan dengan menggunakan kerangka yang
diajukan oleh Porter (1980, 1985) atau analisis rantai nilai (value chain analysis).
Analisis strategi (strategy analysis) merupakan evaluasi atas keputusan bisnis perusahaan dan
keberhasilan perusahaan membangun keunggulan kompetitifnya.
Analisis lingkungan bisnis dan strategi memerlukan pengetahuan tentang kekuatan ekonomi dan
industry. Analisis ini juga memerlukan pengetahuan tentang manajemen strategi, kebijakan
bisnis, produksi, manajemen logistic, pemasaran, dan ekonomi manajerial

Analisis Akuntansi
Analisis akuntansi (accounting analysis) merupakan proses evaluasi sejauh mana akuntansi
perusahaan mencerminkan realitas ekonomi. Keterbatasan akuntansi ini mempengaruhi
kegunaan laporan keuangan dan menimbulkan setidaknya dua masalah dalam analisis.
Pertama, ketidakseragaman akuntansi menyebabkan masalah perbandingan (comparability
problem). Masalah ini muncul jika perusahaan yang berbeda menerapkan akuntansi yang
berbeda untuk transaksi atau peristiwa yang sama. Masalah ini juga muncul jika perusahaan
mengubah akuntansinya, yang berakibat pada timbulnya kesulitan perbanding sementara.
Kedua, pilihan dan ketidaktepatan dalam akuntansi dapat mendistrosi informasi laporan
keuangan. Distorsi akuntansi (accounting distortion) merupakan penyimpangan informasi
akuntansi dari ekonomi yang mendasarinya.
Distorsi ini muncul dalam setidaknya tiga bentuk.
1. Estimasi manajemen dapat salah satu tidak lengkap. Kesalahan estimasi ini merupakan sebab
utama distorsi akuntansi.
2. Manajer dapat menggunakan pilihan dalam akuntansi untuk manipulasi atau mempercantik
laporan keuangan (window-dressing). Manajemen laba ini dapat menyebabkan distorsi
akuntansi.
3. Standar akuntansi dapat menyebabkan distorsi akuntansi karena gagal menangkap realitas
ekonomi.
Tiga jenis distorsi akuntansi ini menciptakan risiko akuntansi laporan keuangan. Risiko
akuntansi (accounting risk) merupakan ketidakpastian dalam analisis laporan keuangan karena
distorsi akuntansi.
Sasaran utama analisis akuntansi adalah mengevaluasi dan mengurangi resiko akuntansi serta
meningkatkan muatan ekonomis laporan keuangan.
Analisis akuntansi meliputi evaluasi kualitas laba perusahaan atau secara lebih luas, kualitas
akuntansinya. Analisis akuntansi juga mencakup evaluasi atas daya tahan laba (earning
persistence), yang kadang kala disebut sustainable earning power.

Analisis Keuangan
Analasis keuangan merupakan penggunaan laporan keuanganan untuk menganalisis posisis dan
kinerja keuangan perusahaan dan untuk menilai kinerja keuangan di masa depan.
Analisis keuangan terdiri dari 3 bagian besar,yaitu:
1. Analisis Profitabilitas
merupakan evaluasi atastingkat pengemvalian investasi perusahaan. Analisis ini berfokus pada
sumber daya perusahaan dan tingkat profitabilitasnya. Dan melibatkan identifikasi dan
pengukuran dampak berbagai pemicu profitabilitas.
2. Analisis Resiko
merupakan evaluasi kemampuan perusahaan untuk memenuhi komitmennya dengan variasi laba.
Analisis resiko penting untuk analisis ekuitas, baik untuk mengevaluasi keandalan dabn daya
tahan kinerja perusahaan untuk mengestimasi biaya modal perusahaan.
3. Analisis Sumber dan Pengunaan Dana
merupakan evaluasi bagaimana perusahaan memperoleh dan menggunakan dananya. Analisis ini
memberikan pandangan tentang implikasi pendanaan perusahaan dimasa depan.

Analisis Prospektif
Merupakan peramalana hasil dimasa depan-biasanyan laba,arus kas, atau keduanya. Output
analisis prospektif adalah hasil yang diharapkan dimasa depan yanngn digunakan untuk
mengestimasi nilai perusahaan.

Penilaian
Merupakan proses mengubah ramalan hasil dimasa depan menjadi estimasi nilai perusahaan.

Analisis laporan keuangan dan anallisis bisnis.


Menekankan bahwa analisis laporan keuangan meruapakan kumpulan proses analisis yangn
merupakan bagian dari anaisi bisnis. Karenanya, analisis laporan keuangan seharusnya
dipandang sebagai bagian penting dan tak terpisihkan dari analisis bisnis dan seluruh komponen
analisisnya.

LAPORAN KEUANGAN ANALISIS BISNIS


Laporan keuangan perusahaan berikut pengungkapannya menginformasikan empat aktivitas
utama perusahaan:
1. Perencanaan
Rencana bisnis membantu manajer untuk memusatkan usaha mereka dan mengidentifikasi
kesempatan dan rintangan yang diharapkan. Pandangan ke dalamam rencana bisnis membantu
analisis atas prospek perusahaan kini dan nanri, dan merupakan bagian dari analisis lingkungan
bisnis dan strategi.kita mencari informasi tentang tujuan perusahaan dan taktiknya. Permintaan
oasar, kinerja manajemen, analisis kompetitif, strategi penjualan, kinerja manajeman,dan
proyeksi keuangan.
Informasi ini bisa di dapat di laporan keuangan ( Management discussion dan analysis) dan juga
tersedia memalui media yang kurang formal seperti pernyatan pers,publikasi industri, bulletin
analisis, dan berita keuangan .

2. Pendanaan
Adalah metode yang digunakan perusahaan untuk mendapatkan uang untuk membayara
kebutuhan-kebutuhannya. Terdapat dua sumber pendanaan,yaitu:
a. Investor ekuitas( pemegang saham)
Investor memberikan pendanaan dengan harapan mendapatkan pengembalian atas investasi
mereka, setelah mempertimbangkan pengembalian yang di harapkana dan resiko.
Pengembalian adalah bagian investor ekuitas atas laba perusahaan dalam bentuk distribusi laba
(pembayaran diveden kepada pemegang saham langsung, deviden dapat diberikan dalam bentuk
tunai atau deviden saham atau secara tidak langsung melalui pembelian kembali
saham.pembayaran diveden mengacu pada proporsi laba yang di distribusikan yang sering di
nyatakan dalam rasio atau persentase) atau reinvestasi laba ( mengacu padan penahana laba
dalam perusahaan untuk digunakan dalam bisnis perusahaan. Sering diukur dengan rasio
penahanan/rasio laba di tahan= 1- dividen payout rasio)
Pendanaan ekuitas dapat berupa uang tunai,aktiva atau jasa yang di kontribusikan kepada
perusahaan sebagai penukar saham. Penawaran saham privat melibatkan penjualan ke individu
atau organisasi. Untuk Penawaran saham ke public berbiaya besar karena termasuk pemenuhan
oeraturan pemerintah, persyaratan pencatatan di bursa, dan komisi untuk agen penjual. Tetapi
manfaat utama nay adalah potensi untuk mensapatkan dana dalam jumlah besar untuk aktivitas
bisnis.

b. Kreditor (pemberi pinjaman)


Terdapat dua jenis kreditor,yaitu
i. kreditor utang, yang secara langsung meminjamkan uang. Biasanya pendanaannya terjadi
melalui pinjaman atau melalui pemberian efek atau obligasi. Pemberi utang meliputi
bank,institusi pemberi pinjaman, institusi keuangan dan non keuangan,
ii. kreditor operasi, yang meminjamkan uang kepada perusahaan sebagai bagian dari operasinya.
Kreditor opersi meliputi pemasok,karyawan,pemerintah dan pihak lainnya yang meminjamkan
uang kepada perusahaan
pendanaan kreditor berbeda dengan pendanaan ekuitas dalam hal perjanjian atau kontrak, pada
umumnya mensyatkan pembayaran kembali pinjaman dengan bunga pada tanggal. Pengembalian
kreditor umumnya ditentukan dalam kontak pinjaman. Resiko kreditor adalah kemungkinan
kegagalan perusahaan untuk membayar kembali pinjaman dan bunga.dalam situasi ini, kreditor
mungkin tidak menerima uang mereka yang jatoh tempo, dan menyebabkan kebangkrutan atau
penanganan legal lainnya. Penangana tersebut menimbulakan biaya bagi kreditor.

3. Investasi
Mengacu pada perolehan dan pemeliharaan investasi dengan tujian menjual produk dan
menyediakan jasa dan untuk tujuan menginvestasikan kelebihan kasbiasanya dalam bentuk
aktiva operasi(bangunan, peralatan, hak paten, persediaan, modal manusia(karyawan& manajer),
system informasi) dan aktiva keuangan dalam bentuk efek( saham ekuitas perusahaan lain,
obligasi dan reksa dana)

4. Operasi
Mencerminkan pelaksanaan rencana bisnis yang terdapat dalam aktivitas pendanaan dan aktivitas
investasi. Aktivitas operasi melibatkan 5 komponen,yaitu: penelitian dan pengembangan,
pembelian, produksi, pemasaran penjualan. Manajemen harus menentukan baurab yang palling
efisien dan efektif untuk keunggulan kompetitif perusahaan. Aktifitas operasi perusahaan
merupakan sumber utama laba perusahaan. Analisis atas angka laba dan bagian komponennya,
mencerminkan kesuksesan perusahaan dalam menjalankan aktivitas bisnisnya secara efisien dan
efektif.

LAPORAN KEUANGAN

Neraca
Persamaan akuntasi : aktiva= kewajiaban + Ekuitas
Aktiva adalah investasi yang diharapkan untuk menghasilakan laba di masa depan melalui
aktivitas operasi. Kewajiban adalah pendanaan dari kreditor dan mewakili kewajiban perusahaan
atau klaim kreditor atas aktiva. Ekuitas merupakan total dari pendapatan yang diinvestasikan
atau dikontribusikan oleh pemilik atau akumulasi laba yang tidak dibagikan kepada pemilik sejak
perusahaan didirikan.

Laporan Rugi Laba


Laporan rugi laba mengukur kinerja keuanga perusahaan antara tanggal neraca. Laporan rugu
laba menyediakan rincian pendapatan, beban,untung atau rugi perusahaan suatu periode waktu.

Laporan Ekuitas Pemegang Saham


Menyajikan perubahan-perubahan pada pos-poas ekuitas. Laporan ini bermanfaat untuk
mengidentifikasi perubahan klaim pemegang ekuitas atau aktiva perusahaan.

Laporan arus Kas


Melaporkan arus kas masuk dan keluar bagi aktivitas operasi, investasi dan pendanaan
perusahaan secara terpisah selama suatu periode tertentu

Informasi Tambahan
Analisis laporan keuangan yang menyeluruh melibatkan pemerikasaan tambagan sbb:
1. Management Disscussion and Analysis (MD&A)
Manajemen mengungkapkan informasi prospektif terkait dengan pristiwa dan ketidakpastian
yang material, yang menyebabkan informasi keuangan yang dilaporkan menjadi kurang
mengindikasikan aktivitas operasi atau kondisi keuangan di masa depan.

2. Laporan Manajemen (Management Report)


Tujuannya yaitu :
a. untuk menekankan tanggung jawab manajemen senior atas sistem pengendalian keuangan dan
sistem pengendalian internal perusahaan
b. pembagian peran manajemen direktur, dan auditor dalam penyiapan laporan keuangan.

3. Laporan Auditor (Auditor Report)


Auditor eksternal adalah akuntan publik bersertifikasi independen yang diminta oleh perusahaan
untuk memberikan opini tentang kesesuaian laporan keuangan perusahaan dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum. Analisis laporan keuangan memerlukan penelaahan atas laporan
auditor untuk meyakinkan bahwa perusahaan mendapatkan opini wajar tanpa pengendalian.

4. Catatan Penjelas (Explanatory Notes)


Catatan ini merupakan median untuk mengkomunikasikan informasi tambahan tentang pos-pos
yang ada maupun tidak ada dalam laporan. Catatan tambahan ini meliputi informasi tentang :
a. prinsip dan metode akuntansi yang digunakan
b. pengungkapan rinci atas tiap pos laporan keuangan
c. komitmen dan kontinjensi
d. kombinasi bisnis
e. transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa
f. rencana opsi saham
g. kemajuan proses hukum
h. pelanggan signifikan

5. Informasi Tambahan (Supplementary Information)


Meliputi :
a. Data segmen bisnis
b. penjualan ekspor
c. efek yang diperdagangkan
d. akun penilaian
e. pinjaman jangka pendek
f. data keuangan kuartalan

6. Laporan Proksi (Proxy Statement)


Proksi merupakan media dimana pemegang saham mengotorisasi pihak lain untuk mewakilinya
pada rapat pemegang saham. Laporan proksi memuat informasi yang diperlukan pemegang
saham untuk memberikan suara dalam hal bersangkutan. Proxy statement memuat banyak
informasi tentang perusahaan termasuk identitas pemegang saham dengan kepemilikan saham
beredar 5% ke atas, informasi biografi dewan direksi, kesepakatan kompensasi untuk pejabat dan
direktur, rencana kompensasi pegawai dan transaksi-transaksi tertentu yang terkait dengan para
pejabat dan direktur perusahaan.
Alat Analisis

1. Analisis Laporan Keuangan Komparatif


Analisis ini dilakukan dengan cara menelaah neraca, laporan laba-rugi atau laporan arus kas yang
berurutan dari satu periode ke periode berikutnya. Analisis ini meliputi penelaahan perubahan
saldo tiap-tiap akun dari tahun ke tahun atau selama beberapa tahun.
Analisis perubahan tahun ke tahun
Perbandingan laporan keuangan selama periode yang relatif pendek dua atau tiga tahun biasanya
dilakukan dengan analisis perubahan tahun ke tahun dalam tiap-tiap pos. Analisis ini memiliki
keunggulan penyajian perubahan dalam angka absolut maupun persentase. Analisis perubahan
dalam jumlah maupun persentase menjadi relevan karena dasar dolar yang berbeda dalam
perhitungan perubahan persentase dappat menghasilkan perubahan besar yang tidak konsisten
dengan kepentingan aktualnya.
Analisis tren angka indeks
Analisis ini memerlukan pemilihan tahun dasar untuk seluruh pos, yang biasanya diberi angka
indeks 100. karena tahun dasar menjadi rujukan untuk semua perbandingan, pilihan
terbaikadalah tahun dimana kondisi bisnis normal.

2. Analisis Laporan Keuangan Common-Size


Analisis laporan keuangan common-size berguna dalam memahami pembentuk internal laporan
keuangan. Sebagai contoh, analisis common-size menekankan pada dua factor :
1. sumber pendanaan termasuk distribusi pendanaan antara kewajiban lancar, kewajiban tak
lancar dan ekuitas.
2. komposisi aktiva termasuk jumlah untuk masing-masing aktiva lancar dan aktiva tak lancar.
Sebuah laporan laba rugi siap untuk analisis common-size karena setiap pos terkait dengan angka
kunci seperti penjualan. Dalam berbagai tingkatan, penjualan mempengaruhi hampir seluruh
beban dan berguna untuk mengetahui berapa persen dari penjualan yang diwakili oleh tiap pos-
pos beban. Pengecualian berlaku untuk pajak penghasilan, yang terkait dengan laba sebelum
pajak bukan penjualan. Keterbatasan utama laporan keuangan common-size untuk analisis antar
perusahaan adalah kegagalannya untuk mencerminkan ukuran relatif perusahaan yang di analisis.

3. Analisis Rasio
Analisis rasio dapat mengungkapkan hubungan penting dan menjadi dasar perbandingan dalam
menemukan kondisi dan tren yang sulit untuk dideteksi dengan mempelajari masing-masing
komponen yang membentuk rasio. Rasio paling bermanfaat bile berorientasi ke depan artinya
kita sering menyesuaikan faktor-faktor yang mempengaruhi rasio untuk kemungkinan tren dan
ukurannya di masa depan.
1. faktor-faktor yang mempengaruhi rasio antara lain peristiwa ekonomi, faktor industri,
kebijakan manajemen dan metode akuntansi.
2. interpretasi rasio, bermanfaat jika di interpretasikan dalam perbandingan dengan rasio tahun
sebelumnya, standar yang ditentukan sebelumnya dan rasio pesaing.

a. Analisis Kredit (Resiko)


Likuiditas
Untuk mengevaluasi kemampuan memenuhi kewajiban jangka pendek.
Rasio Lancar (current ratio)
aktiva lancar
kewajiban lancar

Rasio Cepat (acid test ratio)


kas+setara kas+surat berharga+piutang usaha
kewajiban lancar

Periode Penagihan (collection period)


piutang rata-rata
penjualan / 360

Jml hari utk mjual persediaan (days to sell inventory)


persediaan rata-rata
HPP / 360

Struktur modal dan solvabilitas


Untuk menilai kemampuan memnuhi kewajiban jangka panjang.

Total debt to equity


total kewajiban
ekuitas pemegang saham

Long term debt to equity


kewajiban jangka panjang
ekuitas pemegang saham

Times interest earned


laba sblm pajak & beban bunga
beban bunga

Analisis Arus Kas

Analisis arus kas (cashflow analysis) terutama digunakan sebagai alat untuk mengevaluasi
sumber dan penggunaan dana. Analisis arus kas menyediakan pandangan tentang bagaimana
perusahaan memperoleh pendanaan dan menggunakan sumber dayanya.

Model Penilaian

Penilaian (valuasi) biasanya mengacu pada estimasi nilai intrinsik sebuah perusahaan atau
sahamnya.

Penilaian utang

Nilai efek sama dengan nilai sekarang hasil di masa depan yang didiskontokan pada tingkat yang
tepat. Hasil masa depan dari obligasi adalah pembayaran pokok dan bunganya.
Penilaian Ekuitas

Dasar penilaian ekuitas seperti penilaian utang adalah nilai sekarang hasil di masa depan yang
didiskontokan pada tingkat yang tepat. Rumus penilaian ekuitas menggunakan dividen yang
diharapkan (expected), bukan dividen yang sebenarnya (actual). Penggunaan dividen yang
diharapkan ini karena dividen di masa depan tidak dapat ditentukan. Arus kas bebas bagi ekuitas
didefinisikan sebagai arus kas dari operasi dikurangi pengeluaran modal dan penyesuaian untu
perubahan utang.

Analisis dalam Pasar Efisien

Hipotesis pasar efisien (Eficcient Market Hypothesis) berhubungan dengan reaksi harga pasar
terhadap informasi keuangan dan informasi lainnya. Efisiensi pasar tidak saja tergantung pada
ketersediaan informasi, tetapi juga pada interpretasi yang benar.

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI

Posted by: Maafkan Aku Bila Mencintamu.. on: 9 Desember 2011

In: ALK

Tinggalkan sebuah Komentar

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI

Dalam pengambilan keputusan investasi, opportunity cost memegang peranan yang penting.
Opportunity cost merupakan pendapatan atau penghematan biaya yang dikorbankan sebagai
akibat dipilihnya alternatif tertentu. Misalnya dalam penggantian mesin lama dengan mesin baru,
harga jual mesin lama harus diperhitungkan dalam mempertimbangkan investasi pada mesin
baru.

Dalam prinsip akuntansi yang lazim, biaya bunga modal sendiri tidak boleh diperhitungkan
sebagai biaya. Dalam pengambilan keputusan investasi, biaya modal sendiri justru harus
diperhitungkan.

Analisis biaya dalam keputusan investasi lebih dititikberatkan pada aliran kas, karena saat
penelimaan kas dalam investasi memilki nilai waktu uang. Satu rupiah yang diterima sekarang
lebih berharga dibandingkan dengan satu rupiah yang diterima di masa yang akan datang. Oleh
karena itu, meskipun untuk perhitungan laba perusahaan, biaya diperhitungkan berdasarkan asas
akrual, namun dalam perhitungan pemilihan investasi yang memperhitungkan nilai waktu uang,
biaya yang diperhitungkan adalah biaya tunai.

PAJAK PENGHASILAN
Karena keputusan investasi didasarkan pada aliran kas, maka pajak atas laba merupakan unsur
informasi penting yang ikut dipertimbangkan dalam perhitungan aliran kas untuk pengambilan
keputusan investasi. Jika suatau usulan investasi diperkirakan akan mengakibatkan penghematan
biaya atau tanbahan pendapatan, maka disisi lain akan mengakibatkan timbulnya laba diferensial,
yang akan menyebabkan tambahan pajak penghasilan yang akan dibayar oleh perusahaan. Oleh
karena itu dalam memperhitungkan aliran kas keluar dari investasi, perlu diperhitungkan pula
tambahan atau pengurangan pajak yang harus dibayar akibat adanya penghematan biaya atau
penambahan pendapatan tersebut dan sebaliknya.

KRITERIA PENILAIAN INVESTASI


Dalam pemilihan usulan investasi, manajemen memerlukan informasi akuntansi sebagai salah
satu dasar penting untuk menentukan pilihan investasi. Informasi akuntansi dimasukkan dalam
suatu model pengambilan keputusan yang berupa kriteria penilaian investasi untuk
memungkinkan manajemen memilih investasi terbaik di antara alternatif investasi yang tersedia.

Ada beberapa metode untuk menilai perlu tidaknya suatu investasi atau untuk memilih berbagai
macam alternatif investasi.

Pay back method


Average return on investment
Present value
Discounted cash flow (Internal Rate of Return)
Modified Internal Rate of Return (MIRR)
Profitability Index (PI)

Pay back Method


Dalam metode ini faktor yang menentukan penerimaan atau penolakan suatu usulan investasi
adalah jangka waktu yang diperlukan untuk menutup kembali investasi. Oleh karena itu, dengan
metode ini setiap usulan investasi dinilai berdasarkan apakah dalam jangka waktu tertentu yang
diinginkan oleh manajemen , jumlah kas masuk atau penghematan tunai yang diperoleh dari
investasi dapat menutup investasi yang direncanakan.

Investasi
Pay back period =
Kas masuk bersih

Kelemahan pay back method:


1. Metode ini tidak memeperhitungkan nilai waktu uang.
2. Metode ini tidak memperlihatkan pendapatan selanjutnya setelah investasi pokok kembali.

Kebaikan pay back method:


1. Untuk investasi yang besar resikonya dan sulit diperkirakan, maka metode ini dapat
mengetahui jangka waktu yang diperlukan untuk pengembalian investasi.
2. Metode ini dapat digunakan untuk menilai dua investasi yang mempunyai rate of return dan
resiko yang sama, sehingga dapat dipilih investasi yang jangka waktu pengembaliannya paling
cepat.
3. Metode ini merupakan alat yang paling sederhana untuk penilaian usulan investasi
PV Investasi
Pay back period =
PV Kas masuk bersih

Average Return on Investment

Metode ini sering disebut Financial statement method, karena dalam perhitungannya digunakan
angka laba akuntansi

Rata-rata Laba sesudah pajak


Rata-rata kembalian investasi =
Rata-rata investasi

Kriteria pemilihan investasi dengan metode ini adalah: Suatu investasi akan diterima jika tarif
kembalian investasinya dapat memenuhi batasan yang telah ditetapkan oleh manajemen.

Kelemahan metode rata-rata kembalian investasi:


1. Belum memperhitungkan nilai waktu uang.
2. Menitik beratkan maslah akuntansi, sehingga kurang memperhatikan data aliran kas dari
investasi
3. Merupakan pendekatan jangka pendek.

Present Value Method


Teknik net present value (NPV) merupakan teknik yang didasarkan pada arus kas yang
didiskontokan. Ini merupakan ukuran dari laba dalam bentuk rupiah yang diperoleh dari suatu
investasi dalam bentuk nilai sekarang. NPV dari suatu proyek ditentukan dengan menhitung nilai
sekarang dari arus kas yang diperoleh dari operasi dengan menggunakan tingkat keuntungan
yang dikehendaki dan kemudian menguranginya dengan pengeluaran kas neto awal.

NPV = present value dari arus kas operasi pengeluaran kas neto awal

At Io = nilai investasi atau outlays


NPV = -Io + At = aliran kas neto pada periode t
( 1 + r ) t r = diacount rate
t = umur proyek.

Jikalau NPV dari suatu proyek positif, hal ini berarti bahwa proyek tersebut diharapkan akan
menaikkan nilai perusahaan sebesar jumlah positif dari NPV yang dihitung dari investasi tersebut
dan juga bahwa investasi tersebut diharpkan akan menghasilkan tingkat keuntungan yang lebih
tinggi daripada tingkat keuntungan yang dikehendaki.

Discounted Cash Flows Method (IRR)


Pada dasarnya metode ini sama dengan metode present value, perbedaanya adalah dalam present
value tarif kembalian sudah ditentukan lebih dahulu, sedangkan dalam discounted cash flow
justru tarif kembalian yang dihitung sebagi dasar untuk menerima atau menolak suatu usulan
investasi. Penentuan tarif kembalian dilakukan dengan metode trial and error, dengan cara sbb;
1. Mencari nilai tunai aliran kas masuk bersih pada tarif kembalian yang dipilih secara
sembarang di atas atau dibawah tarif kembalian investasi yang diharapkan.
2. Mengiterpolasikan kedua tarif kembalian tersebut untuk mendapatkan tarif kembalian
sesungguhnya.

Modified Internal Rate of Return (MIRR)


MIRR adalah suatu tingkat diskonto yang menyebabkan persent value biaya sama dengan
present value nilai terminal,dimana nilai terminal adalah future value dari kas masuk yang
digandakan dengan biaya modal.

Nilai terminal CIFt (1 + k ) n-t


PV Biaya = =
(1 + MIRR )n (1 + MIRR )n
dimana:

CIF t : aliran kas masuk pada periode t


MIRR : modified IRR
n : usia proyek
k : biaya modal proyek/tingkat keuntungan diinginkan
Nilai terminal : future value dari aliran kas masuk yang digandakan dengan biaya modal/return
diinginkan.

Profitability Index (PI)


PI adalah nilai tunai semua kas masuk yang diterima sesudah investasi awal dibagi dengan
investasi awal.

Nilai tunai penerimaan sesudah investasi awal


PI =
Investasi awal

Bila ada beberapa alternatif proyek, manajemen sebaiknya memilih proyek yang memiliki PI
lebih besar dari satu dan yang paling tinggi.

Penilaian Investasi dengan Umur (Usia) Ekonomis Berbeda

Untuk memilih usulan investasi yang memiliki umur ekonomis berbeda dapat dilakukan
dengan dua pendekatan: Chain method atau Replacement method dan Equivalent annual cost.

Langkah-langkah chain method:


1. Mencari angka kelipatan persekutuan terkecil yang dapat dibagi oleh kedua umur usulan
investasi.
2. Menghitung present value biaya dari masing-masing usulan investasi

Langkah-langkah equivalent annual cost :


1. Menghitung present value dari biaya usulan investasi dengan discount rate tertentu.
2. Mencari annuity factor dari discounted rate yang digunakan untuk menghitung present value
investasi yang bersangkutan.
3. Membagi present value masing-masing usulan investasi (poin 1) dengan (poin 2).
4. Usulan investasi yang memiliki biaya ekuivalen tahunan terkecil merupakan usulan yang
dipilih.

Pengaruh Inflasi pd Capital Budgeting

Apabila laju inflasi cukup signifikan, maka perlu diperimbangkan dalam keputusan capital
budgeting.

Ada dua komponen yang terpengaruh oleh inflasi, yaitu aliran kas masuk dan tingkat penghasilan
(rate of return) atau cost of capital yang diinginkan. Oleh karena itu kedua komponen tersebut
perlu disesuaikan. Pedoman penyesuaiannya adalah sbb:

1. Kalikan indeks harga dengan aliran kas yang diukur berdasarkan nilai rupiah riil untuk
mendapatkan arus kas dengan nilai nominal.
2. Hitung tingkat penghasilan nominal :

(1 + tingkat inflasi ) ( 1 + tingkat penghasilan ) 1

Contoh Kasus

1. PT Aqila merencanakan sebuah proyek investasi yang membutuhkan dana investasi sebesar
Rp 500.000.000,-. Dari dana tersebut Rp 50.000.000 sebagai modal kerja dan sisanya sebagai
modal tetap. Investasi diperkirakan mempunyai umur ekonomis 5 tahun dengan nilai sisa Rp
100.000.000. Metode penyusutan menggunakan metode garis lurus. Estimasi pendapatan selama
umur ekonomis adalah sebagai berikut:

Tahun Pendapatan/Penjualan (Rp)


1 350.000.000
2 360.000.000
3 370.000.000
4. 410.000.000
5. 430.000.000

Struktur biaya yang dikeluarkan terdiri dari biaya variable 40% dari penjualan dan biaya tetap
selain penyusutan Rp 15.000.000. Pajak 30% dan tingkat keuntungan yang diharapkan 20%.

Diminta:
a. Saudara diminta untuk menganalisis dengan berbagai metode apakah rencana investasi
tersebut layak dilakukan.

b. Seandainya laju inflasi diasumsikan 6% per tahun apakah rencana investasi tersebut layak
dilakukan, gunakan metode NPV dan IRR.
2. PT Maju Terus mempertimbangkan untuk mengganti mesin A. Nilai buku mesin A adalah Rp
4.000.000,- dan memiliki sisa umur ekonomis 4 tahun tanpa nilai residu. Bila mesin A dijual
pada saat sekarang, harga pasarnya sebesar Rp 1.000.000,-. Manajemen PT Maju Terus tidak
berani membeli mesin baru yang memiliki umur panjang mengingat perkembangan teknologi
yang peKsat. Oleh sebab itu manajemen PT Maju Terus mempertimbangkan membeli mesin B
yang memiliki umur ekonomis 4 tahun. Harga mesin B Rp 10.000.000,- dengan nilai residu pada
akhir tahun ke-4 sebesar Rp 1.000.000,- Dengan mesin baru biaya operasional per tahun Rp
7.000.000,- sedang dengan mesin A Rp 10.000.000,- . Bila manajemen tetap menggunakan mesin
A pada akhir tahun ke-2 manajemen harus melakukan perbaikan besar yang diduga memerlukan
biaya Rp 2.000.000,-. Tingkat pajak yang berlaku 10% dan biaya penggunaan modal sebesar
15%.

Diminta:
a. Berdasarkan data diatas apakah rencana penggantian mesin dapat diterima bila digunakan
kriteria investasi dengan net present value.
b. Apabila tingkat inflasi sebesar 10%, bagaimana pengaruhnya terhadap rencana investasi
tersebut.

3. Kasus Penggantian
PT Alya merencanakan mengganti mesin lama dengan mesin baru dengan alasan penghematan.
Mesin lama memiliki umur ekonomis 10 tahun dan saat ini masih dapat digunakan 5 tahun lagi.
Pajak penghasilan 20%. Metode depresiasi dengan garis lurus. Informasi kedua mesin sebagai
berikut:
Keterangan Mesin Lama Mesin Baru
Harga perolehan Rp 320.000.000 Rp 380.000.000
Umur ekonomis 10 tahun 5 tahun
Nilai sisa Rp 20.000.000 Rp 20.000.000
Harga jual Rp 210.000.000

Tingkat keuntungan yang dianggap layak 20%. Penghematan penggunaan mesin baru sebesar Rp
70.000.000 per tahun.

Diminta:
a. Saudara yang ahli keuangan diminta untuk melakukan perhitungan apakah rencana perusahaan
mengganti mesin adalah layak. Gunakan metode NPV dan IRR.
b. Apabila inflasi diasumsikan sebesar 10%, apakah investasi tersebut masih layak dilakukan.
Gunakan metode NPV dan IRR.

Rasio Keuangan

Posted by: Maafkan Aku Bila Mencintamu.. on: 21 November 2011

In: ALK

Tinggalkan sebuah Komentar


a. Analisis Rasio Keuangan
Mengadakan analisis hubungan dari berbagai pos dalam suatu laporan keuangan adalah
merupakan suatu dasar untuk menginterpretasikan kondisi keuangan dan hasil operasi suatu
perusahaan. Salah satu alat untuk menginterpretasikan adalah dengan menggunakan rasio.
Adapun pengertian rasio menurut Sartono (2001:113) mengemukakan pengertian analisis rasio
keuangan adalah: Merupakan analisis terhadap kelemahan dan kekuatan bidang finansial yang
dapat membantu dalam menilai prestasi manajemen masa lalu dan prospeknya di masa yang
akan datang. Menurut Barlian (2003:128) rasio keuangan adalah: Suatu metode perhitungan
dan interpretasi rasio keuangan untuk menilai kinerja dan status suatu perusahaan.
Dalam analisis rasio keuangan hasil analisisnya dinyatakan dalam bentuk rasio yang merupakan
perbandingan antara rekening tertentu dalam laporan keuangan dengan rekening lainnya.
(Warsono, 2003, 34).
Munawir (2002:64) pengertian rasio adalah: Rasio menggambarkan suatu hubungan atau
perimbangan (mathematical Relation Ship). Antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang
lain dan dengan menggunakan alat analisa yang berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau
memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi
keuangan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding
yang digunakan sebagai standar.
Dari definisi di atas, maka pengertian analisa rasio adalah suatu cara untuk menganalisis laporan
keuangan tertentu dengan ratio-ratio laporan keuangan yang lain dari perusahaan yang sama.
Tampubolon (2005:35), menggolongkan angka ratio menjadi empat katagori yaitu rasio
likuiditas, efisiensi, leverage dan probabilitas, yang dapat diraikan sebagai berikut:
a. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)
Rasio likuiditas menunjukkan tingkat kemudahan relatif suatu aktiva untuk segera dikonversikan
ke dalam kas dengan sedikit atau tanpa penurunan nilai serta tingkat kepastian tentang jumlah
kas yang diperoleh. Kas merupakan aktiva yang paling likuid, aktiva lain mungkin relatif likuid
atau tidak likuid tergantung seberapa cepat aktiva dikonversikan ke dalam kas, misalnya surat-
surat berharga (efek-efek). Menurut korporasi dipergunakan rasio likuiditas, antara lain:
1. Current ratio =
2. Quick ratio =

3. Absolute liquidity ratio =


Masing-masing rasio likuiditas ini mencerminkan perspektif waktu yang berbeda dalam
mengukur kemampuan korporasi untuk memenuhi kewajiban jangka pendek.
b. Rasio Pengungkit (Leverage Ratio)
Rasio leverage digunakan untuk menjelaskan penggunaan utang untuk membiayai sebagaian dari
pada aktiva korporasi. Pembiayaan dengan utang mempunyai pengaruh bagi korporasi karena
utang mempunyai beban yang bersifat tetap. Kegagalan korporasi dalam membayar bunga atas
utang dapat menyebabkan kesulitan keuangan yang berakhir dengan kebangkrutan korporasi.
Pada dasarnya rasio leverage yang lazim digunakan adalah sebagai berikut:
1. Debt to net worth =
2. Coverage Interest Charges =
3. Total Assets to Net Worth =
4. Fixed Assets to Net Worth =
5. Current Assets to Net Worth =
6. Inventory to Net Worth =
7. Receivable to Net Worth =
8. Liquid Assets to Net Worth
c. Rasio Efisiensi (Efficiency Ratio)
Rasio efisiensi dipergunakan untuk mengukur seberapa efisien korporasi dalam menggunakan
aktivanya. Rasio ini semuanya mempergunakan perbandingan antara tingkat penjualan dengan
investasi dalam beberapa aktiva. Asumsi yang diambil adalah menggunakan hubungan antara
penjualan dengan berbagai aktiva tersebut. Rasio efisiensi yang digun akan pada umumnya
meliputi berikut ini:
1. Sales to Total Assets =
2. Sales to Fixed Assets =
3. Sales to Current Assets =
4. Sales to Inventory =
5. Sales to Receivable =
6. Sales Liquid Assets =
d. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas mengukur tingkat profitabilitas yang dapat dilakukan dengan
membandingkan dengan tingkat return on invesment (ROI) yang diharapkan dengan tingkat
return yang diminta oleh investor dalam pasar modal. Jika return yang diharapkan lebih besar
dari pada yang diminta, maka investasi tersebut dikatakan sebagai menguntungkan. Rasio
profitabilitas yang digunakan pada umumnya adalah berikut ini:

1. Net profit margin =


2. Return on invesment =
3. Return on net worth =
Sedangkan menurut Weston (1995:257), menggolongkan angka ratio sebagai berikut:
1. Ukuran kinerja (performance measures) terdiri dari :
a. Rasio profitabilitas, yang mengukur efektif manajemen dilihat dari laba yang dihasilkan
terhadap penjualan dan investasi perusahaan.
b. Rasio pertumbuhan, yang mengukur kemampuan perusahaan mempertahankan posisi
ekonominya di dalam pertumbuhan ekonomi dan industri.
c. Rasio penilaian, yang mengukur kemampuan manajemen dalam menciptakan nilai pasar yang
melampaui pengeluaran biaya investasi.
2. Ukuran efisiensi operasi terdiri dari:
a. Manajemen aktiva dari investasi (assets and invesment management), yang mengukur yang
mengukur efektivitas keputusan-keputusan investasi perusahaan dan pemanfaatannya.
b. Manajemen beban (Cost management),yang mengukur bagaimana masing-masing elemen
biaya dikendalikan.
3. Ukuran kebijakan keuangan, terdiri dari :
a. Ratio leverage, yang mengukur tingkat sejauhmana aktiva perusahaan telah dibiayai oleh
penggunaan hutang .
b. Ratio likuiditas (Liquidity rations), yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban yang jatuh tempo.
Menurut Hanafi dan Halim (2003:70) terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
analisis laporan keuangan, yaitu:
1. Dalam analisis, analis juga harus mengidentifikasi adanya ternd-ternd tertentu dalam laporan
keuangan. Untuk itu laporan keuangan lima atau enam tahun barangkali bisa digunakan untuk
melihat munculnya trend tertentu.
2. Angka-angka yang berdiri sendiri sulit dikatakan baik tidaknya. Untuk itu diperlukan
pembanding yang bisa dipaki untuk melihat baik tidaknya angka yang dicapai oleh pihak
perusahaan. Rata-Rata industri bisa dipakai sebagai pembanding. Meskipun rata-rata industri
bukan angka pembanding yang tepat karena beberapa hal, misalnya karena adanya perbedaan
karakteristik rata-rata industri dengan perusahaan tersebut.
3. Dalam analisis perusahaan, membaca dan menganalisis laporan keuangan dengan hati-hati
adalah penting. Diskusi atau pertanyaan-pertanyaan penting yang melengkapi laporan keuangan
seperti diskusi strategi perusahaan, diskusi rencana ekspansi atau restrukturisasi merupakan
bagian internal yang harus dimasukkan dalam analisis.
4. Analisis barangkali akan memerlukan informasi lain. Kadangkala semua informasi yang
diperlukan bisa diperoleh melalui analisis yang mendalam dari laporan keuangan. Kadangkala
informasi tambahan bisa memberikan analisis yang lebih tajam lagi. Sebagai contoh, analisis
penurunan penjualan bila disertai dengan analisis perkembangan market share akan memberi
pendangan baru kenapa perjualan bisa menurun.
b. Tujuan Analisis Laporan Keuangan
Menurut Hanafi dan Halim (2003:6) menyatakan bahwa tujuan analisis laporan keuangan
meliputi:
a. Investasi saham
Sertifikat saham merupakan bukti kepemilikan suatu perusahaan. Investor bisa membeli,
menahan, dan kemudian menjual saham tersebut. Membeli dan menahan saham berarti investor
memiliki perusahaan tersebut dan berhak atas laba perusahaan, meskipun juga berhak atas rugi
yang diperoleh perusahaan (apabila rugi). Kondisi tersebut menjadikan laporan keuangan bisa
difokuskan pada kemampuan perusahaan melewati masa-masa sulit dan kemudian
memproyeksikan kemampuan pada masa-masa yang akan datang, rasio keuangan disini
memegang peranan yang penting.
b. Pemberian Kredit
Dalam analisis laporan keuangan yang menjadi tujuan pokok adalah kemampuan perusahaan
untuk mengembalikan pinjaman yang diberikan berserta bunga yang berkaitan dengan pinjaman
tersebut. Pihak pemberi pinjaman (kreditor) memperoleh keuntungan dari bunga yang
dibebankan atas pinjaman tersebut.
c. Kesehatan Pemasok (Supplier)
Perusahaan tergantung pada supply pemasok akan mempunyai kepentingan pada pemasok
tersebut. Perusahaan ingin memastikan bahwa pemasok tersebut sehat dan bisa bertahan terus.
Dengan kemungkinan kerja sama yang terus-menerus, analisis dari pihak perusahaan akan
berusaha menganalisis profitabilitas pemasok, kondisi keuangan, kondisi keuangan untuk
menghasilkan kas untuk memenuhi opsi sehari-hari.
d. Kesehatan Pelanggan (Customer)
Apabila perusahaan akan memberikan penjualan kredit kepada pelanggan maka perusahaan
memerlukan informasi keuangan pelanggan, terutama informasi mengenai kemampuan
pelanggan memnuhi kewajiban jangka pendeknya.
e. Kesehatan Perusahaan Ditinjau dari Karyawan
Karyawan atau calon karyawan barangkali akan tertarik menganalisis keuangan perusahaan
untuk memastikan apakah perusahaan yang dimasuki tersebut mempunyai prospek keuangan
yang bagus.
f. Pemerintah
Pemerintah melakukan analisis laporan keuangn perusahaan untuk menentukan pajak yang harus
dibayarkan atau menentukan tingkat keuntungan yang wajar bagi suatu industri.
g. Analisis Internal
Pihak internal perusahaan sendiri akan memerlukan informasi mengenai kondisi keuangan
perusahaan untuk emmentukan sejauh mana perkembangan perusahaan.
h. Analisis pesaing
Kondisi keuangan pesaing bisa dianalisis oleh perusahaan untuk menentukan sejauh mana
kekuatan keuangan pesaing.
i. Penilaian Kerusakan
Kadangkala analisis laporan keuangn dapat digunakan sebagai penentu besarnya kerusakan yang
dialami oleh perusahaan.
Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan tersebut sangat
berarti untuk mengadakan perbaikan dalam penyusunan kebijakan (policy) yang akan dilakukan
pada masa yang akan datang. Dengan mengetahui kelemahan-kelemahan yang dimiliki
perusahaan, maka diharapkan dapat dijadikan sebagai dasar perbaikan dan hasil-hasil yang telah
dianggap cukup baik juga harus dipertahankan atau bahkan ditingkatkan.
c. Prosedur Analisa Laporan Keuangan
Sebelum mengadakan analisia terhadap suatu laporan keuangan, penganalisa harus benar-banar
memahami laporan keuangan tersebut. Panganalisa harus mempunyai kemampuan atau
kebijaksanaan yang cukup dalam mengambil suatu keseimpulan, disamping itu harus
memperhatikan perubahan-perubahan kondisi perusahaan juga memperhatikan latar belakang
data keuangan tersebut. Menurut Munawir (2002:34), prosedur analisa terhadap laporan
keuangan meliputi:
1. Laporan tersebut disesuaikan dengan tekanan atau tujuan menajemen atau maksud
penggunaan laporan keuangan tersebut. Misalnya untuk tujuan intern perusahaan atau untuk
tujuan perencanaan dan pengawasan intern akan berbeda dengan laporan keuangan yang
bertujuan untuk ketentuan penetapan pajak.
2. Perbedaan pendapat di antara mereka yang menyusun laporan keuangan tersebut. Misalnya
perbedaan pendapat tentang besarnya suatu pengeluaran untuk reparasi atau perbaikan mesin
yang harus dikapitalisir, taksiran umur dari suatu aktiva tetap dan lain-lain.
3. Perbedaan pengetahuan serta pengalaman daripada akuntan yang menuyusun laporan.
Misalnya akuntan yang pernah memperoleh pendidikan atau pengetahuan tentang sistem
akuntansi secara continental (rekening stelsel) dengan akuntan yang memperoleh pengetahuan
akuntansinya secara anglo saxon (accounting) maka bentuk atau susunan laporannya akan
berbeda.
Langkah selanjutnya apabila akan melakukan perhitungan-perhitungan, analisa dan intrepretasi
penganalisa harus mempelajari atau mereview secara menyeluruh dan kalau dianggap perlu
diadakan penyusunan kembali (reconstruction) dari data-data sesuai dengan prinsip-prinsip yang
berlaku dan tujuan analisa.

d. Metode dan Teknik Analisa Laporan Keuangan


Analisa-analisa laporan keuangan terdiri dari penelaahan atau mempelajari daripada hubungan-
hubungan dan tendensi atau kecenderuangan (trend) untuk menentukan posisi keuangan dan
hasil operasi serta perkembangan perusahaan yang bersangkutan. Metode dan teknik analisa
(alat-alat analisa) digunakan untuk menentukan dan mengukur hubungan antara pos-pos yang
ada dalam laporan keuangan, sehingga dapat diketahui perubahan-perubahan dari masing-masing
pos tersebut.
Menurut Munawir (2002:36) teknik analisis yang biasa digunakan dalam analisa laporan
keuangan adalah sebagai berikut:
1. Analisa perbandingan laporan keuangan, adalah metode dan teknik analisa dengan cara
memperbandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih, dengan menunjukkan:
a. Data absolut atau jumlah-jumlah dalam rupiah.
b. Kenaikan atau penurunan dalam jumlah rupiah.
c. Kenaikan atau penurunan dalam prosentase.
d. Perbandingan yang dinyatakan dengan rasio.
e. Prosentase total.
2. Trend atau tendensi posisi dan kemajuan keuangan perusahaan yang dinyatakan dalam
prosentase (trend percentage analysis), adalah suatu metode atau teknik analisis data untuk
mengetahui tendensi daripada keadaan keuangannya, apakah menunjukkan tendensi tetap, naik
atau bahkan turun.
3. Laporan dengan prosentase per komponen atau common size statement, adalah suatu metode
analisa untuk mengetahui prosentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap total
aktivanya, juga untuk mengatahui struktur permodalannya dan komposisi perongkosan yang
terjadi dihubungkan dengan jumlah penjualan.
4. Analisa sumber dan penggunaan modal kerja, adalah suatu analisa untuk mengatahui sumber-
sumber serta penggunaan modal kerja atau untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya modal
kerja dalam periode tertentu.
5. Analisa sumber dan penggunaan kas (cash flow statement analysis) adalah suatu analisa untuk
mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas atau untuk mengetahui sumber-sumber
serta penggunaan kas selama periode tertentu.
6. Analisa ratio, adalah suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu
dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut.
7. Analisa perubahan laba kotor (gross profit analysis) adalah suatu analisa untuk mengatahui
sebab-sebab perubahan laba kotor suatu perusahaan dari periode ke periode yang lain atau
perubahan laba kotor suatu perusahaan.
8. Analisa break-even, adalah suatu analisis untuk menentukan tingkat penjualan yang harus
dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan tersebut tidak menderita kerugian, tetapi juga
belum memperoleh keuntungan.

e. Pengertian Kinerja Keuangan


Pengertian kinerja keuangan menurut Tampubolon (2005 : 20) yaitu: Pengukuran kinerja
perusahaan yang ditimbulkan sebagi akibat dari proses pengambilan keputusan manajemen
karena menyangkut pemanfaatan modal, efisiensi dan rentabilitas dari kegiatan perusahaan.
Kinerja keuangan yaitu alat untuk mengukur prestasi kerja keuangan perusahaan melalui struktur
permodalannya. Penilaian kinerja perusahaan harus diketahui output maupun inputnya. Output
adalah hasil dari suatu kinerja karyawan atau perusahaan, sedangkan input adalah keterampilan
atau alat yang digunakan untuk mendapatkan hasil tersebut.
f. Tujuan Kinerja Keuangan
Menurut Munawir (2002 : 31) tujuan kinerja Keuangan adalah mengetahui likuiditas,
solvabilitas, rentabilitas dan stabilitas dalam membayar kewajibannya. Adapun tujuan
pengukuran kinerja antara lain:
a. Untuk mengetahui tingkat likuiditas yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
keuangan pada saat ditagih.
b. Untuk mengetahui tingkat solvabilitas yaitu menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban keuangannya, apabila perusahaan tersebut dilikuiditas baik kewajiban
jangka pendek maupun jangka panjang.
c. Untuk mengetahui tingkat profitabilitas yaitu menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
mendapatkan laba selama periode tertentu.
d. Untuk mengetahui stabilitas yaitu kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya dengan
stabil yang diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar cicilan
secara teratur kepada pemegang saham tanpa mengalami hambatan.
g. Pengukuran Kinerja Keuangan
Menurut Sartono (2001 : 111) bahwa alat analisis kinerja yang selama ini banyak digunakan
antara lain adalah rasio keuangan, rasio metode radar, balanced scorecard dan Economic Value
Added. Pada pengukuran kinerja dengan menggunakan rasio keuangan, tolok ukur yang
digunakan antara lain yaitu: pertama rasio profitabilitas, rasio aktivitas, rasio solvabilitas, rasio
likuiditas. Namun penggunaan konsep tersebut belum dapat memuaskan keinginan pihak
manajemen khususnya bagi penyandang dana (investor).
Dalam penelitian ini penilaian kinerja perusahaan dilakukan dengan menggunakan analisis
laporan keuangan, hal tersebut didasarkan atas pertimbangan bahwa dengan melakukan analisis
laporan keuangan mampu memberikan input (informasi) yang dipakai dalam rangka
pengambilan keputusan secara lebih lengkap. Melalui analisis laporan keuangan dapat dilakukan
penilaian atas kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya, tingkat
efektivitas penggunaan asset perusahaan, kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
jangka panjang, kemampuan untuk menghasilkan laba dan perkembangan nilai perusahaan.
Pengukuran kinerja keuangan dengan menggunakan konsep balanced scorecard, tolok ukur yang
digunakan ada empat perspektif yaitu perspektif keuangan, pelanggan, proses internal bisnis
serta belajar dan berkembang. Namun proses balanced scorecard tidak memasukkan unsur biaya
modal, dimana biaya modal menunjukkan besarnya kompensasi yang dituntut oleh investor atas
modal yang diinvestasikan.
Pengukuran kinerja keuangan dengan menggunakan tolok ukur yang digunakan ada lima
perspektif yaitu : rasio profitabilitas, rasio produktivitas,rasio utilisasi aktiva, rasio stabilitas dan
rasio potensi pertumbuhan.Economic Value Added (EVA) merupakan suatu alat untuk mengukur
tingkat profitabilitas yang realistik dari operasi perusahaan. EVA merupakan sistem yang
disesuaikan dengan manajemen keuangan karena bertitik berat pada nilai bagi investor. Sistem
ini berfokus pada jumlah modal dan arus kas dalam perusahaan.
h. Peranan Penilaian Kinerja Keuangan
Menurut Munawir (2002 : 3) penilaian kinerja keuangan mempunyai beberapa peranan bagi
perusahaan, yaitu meliputi:
a. Dapat mengukur tingkat biaya dari berbagai kegiatan yang telah dilakukan oleh perusahaan.
b. Untuk menentukan atau mengukur efisiensi setiap bagian, proses atau produksi serta untuk
menentukan derajat keuntungan yang dapat dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan.
c. Untuk menilai dan mengukur hasil kerja pada tiap-tiap bagian individu yang telah diberikan
wewenang dan tanggung jawab.
d. Untuk menentukan perlu tidaknya digunakan kebijaksanaan atau prosedur yang baru untuk
mencapai hasil yang lebih baik.

Akuntansi Pemerintahan
Posted by: Maafkan Aku Bila Mencintamu.. on: 21 November 2011

In: ALK

Tinggalkan sebuah Komentar

Pengertian akuntansi
Akuntansi adalah suatu system informasi berdasarkan mana pihak pihak yang berkepentingan
dalam usaha mengambil keputusan. Informasi sebagai hasil dari akuntansi dibutuhkan dengan
banyak pihak termasuk bank. Jika ditelaah secara pustaka banyak sekali batasan akuntansi yang
dikemukakan para ahli, antala lain :

Sejalan dengan pendapat tersebut, lapoliwa dan Daniel KS ( 1997 : 2 ) mengatakan bahwa
akuntansi adalah sseni pencatatan, pengklasifikasian dan pengiktisaran dengan cara yang
sepatutnya dan dalam satuan uang atas transaksi kejadian yang setidak tidaknya sebagian
mempunyai sifat keuangan serta penginterprestasian hasil pencatatan tersebut.
Berdasarkan peraturan pemerintah no 24 tahun 2010 yang dimaksud dengan akuntansi adalah
proses pencatatan, pengukuran, pengklasifikasian, pengikhtisaran transaksi dan kejadian
keuangan, penginterprestasian atas hasilnya serta penyajian laporan keuangan.
Jadi berdasarkan pendapat para ahli tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa akuntansi adalah
kegiatan menyediakan informasi keuangan kepada yang memerlukan sebagai dasar pengambilan
keputusan.

Pengertian Laporan Keuangan


Bambang Rustan DI ( 1990 : 30 ) analisa laporan keuangan adalah suatu proses yang penuh
pertimbangan dalam membantu mengevaluasi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada
masa sekarang dan masa lalu, tujuan utamanya, menentukan estimasi dan prediksi yang paling
mungkin mengenai kondisi dan kinerja CU di masa yang akan datang.
Menurut Bernstein (1983:3) analisis laporan keuangan adalah aplikasi dari berbagai alat dan
teknik analisis pada laporan dan data keuangan untuk memperoleh ukuran ukuran dan
hubungan hubungan yang berarti dan berguna dalam proses pengambilan keputusan. Analisa
Laporan Keuangan mengkonversi data-data menjadi informasi.

Definisi Akuntansi Sektor Publik


Dari berbagai buku Anglo Amerika, akuntansi sektor publik diartikan sebagai mekanisme
akuntansi swasta yang diberlakukan dalam praktik-praktik organisasi publik. Dari berbagai buku
lama terbitan Eropa Barat, akuntansi sektor publik disebut akuntansi pemerintahan. Dan
diberbagai kesempatan disebut juga sebagai akuntansi keuangan publik. Berbagai perkembangan
terakhir, sebagai dampak penerapan daripada accrual base di Selandia Baru, pemahaman ini telah
berubah. Akuntansi sektor publik didefinisikan sebagai akuntansi dana masyarakat. Akuntansi
dana masyarakat dapat diartikan sebagai: mekanisme teknik dan analisis akuntansi yang
diterapkan pada pengelolaan dana masyarakat. Dari definisi diatas perlu diartikan dana
masyarakat sebagai dana yang dimiliki oleh masyarakat bukan individual, yang biasanya
dikelola oleh organisasi -organisasi sektor publik, dan juga pada proyek-proyek kerjasama sektor
publik dan swasta. Di Indonesia, akuntansi sektor publik dapat didefinisikan: mekanisme
teknik dan analisis akuntansi yang diterapkan pada pengelolaan dana masyarakat di lembaga-
lembaga tinggi negara dan departemen-departemen dibawahnya, pemerintah daerah, BUMN,
BUMD, LSM dan yayasan sosial, maupun pada proyek-proyek kerjasama sektor publik dan
swasta.

Penerapan Akuntansi Sektor Publik Di Indonesia.


Akuntansi Pemerintahan
Pengertian Akuntansi Pemerintahan
Sebagai sebuah organisasi lembaga pemerintah mempunyai kegiatan yang melibatkan operasi
keuangan. Keuangan merupakan sumber daya bagi perusahaan atau organisasi yang mempunyai
sifat terbuka. Karena keterbatasannya maka dalam pengelolaan keuangan perlu rencana dan
system yang dapat menjamin penggunaan sumber daya terkait sesuai rencana yang telah di
tetapkan folosofi dari sebuah system yang di terpkan dalam pengelolaan keuangan sebuah
organisasi adalah bahwa dalam pencatatan atau rekening dapat menunjukan perbandiangan
antara jumlah yang di anggarkan dengan jumlah pengeluaran yang sesunguhnya secara sistematis
dan terus menerus. Salah satu untuk mencapai kondisi tersebut adalah dengan akuntansi,
akuntansi mempunyai sifat yang sistematis.

Akuntansi pemerintah didepinisikan sebagai prosses pencatatan, pengumpulan dan pembelanjaan


sumber-sumber keuangan pemerintah dan pembuata laporan keuangan yang terkait dengan
beberapa atau semua legiatan operasional dengan hasilnya. Sedangakan revrison baswir ( 2003 :
7 ) mendefinisikan akuntansi pemerintah adalah bidang akuntansi yang berkaitan dengan
lembaga lembaga pemerintah dan lembaga lembaga yang tidak bertujuan mencari laba.

Akuntasi pemerintah merupakan bidang tersendiri yang memerlukan pembahasan yang berbeda
dengan akuntansi organisasi lainya. Meskipun akuntansi mempunyai sifat berlaku umum tetapi
karakteristik yang berbeda pada organisasi pemerintah dibidang organisasi lainnya.

Istilah sector publik lebih tertuju pada sector Negara, usaha usaha Negara, organisasi nirlaba
Negara ( abdul Halim, 2002 : 26 ) mengemukakan bahwa yang dimaksut dengan akuntasi sector
public adalah pemerintah dan unit unit organisasiny, yaitu unit unit yang dikelolah
pemerintah dan berkaitan dengan hajat hidup orang banyak atau pelayanan masyarakat seperti
kesehatan, pendidikan dan keamanan

Sumber: http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/branded-content/2042340-akuntansi-
pemerintah/#ixzz1eJ8pE5QH

Kinerja Keuangan

Posted by: Maafkan Aku Bila Mencintamu.. on: 1 Oktober 2011

In: ALK

Tinggalkan sebuah Komentar

Arti Penting Analisis Laporan Keuangan


Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya dilakukan karena ingin
mengetahui tingkat profitabilitas (keuntungan) dan tingkat risiko atau tingkat kesehatan suatu
perusahaan. Analisis keuangan yang mencakup analisis rasio keuangan, analisis kelemahan dan
kekuatan di bidang finansial akan sangat membantu dalam menilai prestasi manajemen masa lalu
dan prospeknya di masa datang.

Laporan keuangan yang disusun secara baik dan akurat dapat memberikan gambaran keadaan
yang nyata mengenai hasil atau prestasi yang telah dicapai oleh suatu perusahaan selama kurun
waktu tertentu, keadaan inilah yang digunakan untuk menilai kinerja keuangan. Apalagi
informasi mengenai kinerja keuangan suatu perusahaan sangat bermanfaat untuk berbagai pihak,
seperti investor, kreditur, pemerintah, bankers, pihak manajemen sendiri dan pihak-pihak lain
yang berkepentingan.

Jenis Laporan Keuangan

Laporan keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan biasanya terdiri dari :

1. Neraca; yaitu laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang, modal dari suatu perusahaan
pada suatu saat tertentu. Tujuan neraca adalah menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan
pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada waktu di mana buku-buku ditutup dan ditentukan
sisanya pada suatu akhir tahun fiskal atau tahun kalender (misalnya pada tanggal 31 Desember
2002)

b. Laporan laba rugi; suatu laporan yang menunjukkan pendapatan dari penjualan, berbagai
biaya, dan laba yang diperoleh oleh perusahaan selama periode tertentu.

c. Laporan saldo laba; menunjukkan perubahan laba ditahan selama periode tertentu.

d. Laporan arus kas; Menujukkan arus kas selama periode tertentu.

e. Catatan atas laporan keuangan; berisi rincian neraca dan laporan laba rugi, kebijakan
akuntansi, dan lain sebagainya.

Analisa Rasio Keuangan

Analisis laporan keuangan yang banyak digunakan adalah analisis tentang rasio keuangan.
Berdasarkan sumber analisis, rasio keuangan dapat dibedakan menjadi :

a. Perbandingan Internal (Time Series Analysis) yaitu membandingkan rasio-rasio finansial


perusahaan dari satu periode ke periode lainnya.

b. Perbandingan Eksternal (Cross Sectional Approach) yaitu membandingkan rasio-rasio antara


perusahaan satu dengan perusahaan yang lainnya yang sejenis pada saat yang bersamaan atau
membandingkannya dengan rasio rata-rata industri pada saat yang sama.
Jenis rasio laporan keuangan, biasanya dikelompokkan ke dalam lima kelompok rasio, (R. Agus
Sartono, 1998), yaitu :

1) Liquidity Ratio yaitu rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban keuangan jangka pendek tepat pada waktunya. Liquidity Ratio yang umum digunakan
antara lain :

a) Current Ratio, merupakan alat ukur bagi kemampuan likuiditas (solvabilitas jangka pendek)
yaitu kemampuan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar.

Formulasinya : Current Ratio = Current Assets / Currents Liabilities

b) Quick Ratio, merupakan alat ukur bagi kemampuan perusahaan untuk membayar hutang yang
segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih likuid.

Formulasinya : Quick Ratio = (Currents Assets Inventory) / Current Liabilities

2) Activity Ratio merupakan alat ukur sejauh mana efektivitas perusahaan dalam menggunakan
sumber daya sumber dayanya. Rasio rasio ini antara lain :

a) Receivable Turn Over = Sales / Account receivable.

b) Periode Pengumpulan Piutang (Average collection period) = 360 / Receivable turnover.

c) Inventory Turnover, yaitu rasio untuk mengukur efisiensi penggunaan persediaan atau rasio
untuk mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam persediaan untuk berputar dalam suatu
periode tertentu.

Formulasinya : Inventory Turnover = Cost of Goods Sold / Average Inventory

d) Average days in inventory = 360 / Inventory turnover

e) Total Assets Turnover, yaitu rasio untuk mengukur efisiensi penggunaan aktiva secara
keseluruhan.

Formulasinya : Total Assets Turnover = Sales / Total Assets

3) Leverage Ratio yaitu rasio untuk mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan
hutang. Rasio -rasio ini antara lain :

a) Debt To Total Assets Ratio, yaitu rasio yang menghitung berapa bagian dari keseluruhan
kebutuhan dana yang dibiayai dengan hutang.

Formulasinya : Debt To Total Assets Ratio = Total Liabilities / Total Assets


b) Time Interest Earned Ratio, yaitu rasio untuk mengukur seberapa besar keuntungan dapat
berkurang (turun) tanpa mengakibatkan adanya kesulitan keuangan karena perusahaan tidak
mampu membayar bunga.

Formulasinya : Time interest earned ratio:= Earning Before Interest and Tax / Interest Expense

4) Profitability Ratio yaitu rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh
keuntungan dari penggunaan modalnya. Rasio ini antara lain : Gross profit margin = Gross profit
/ Sales

Operating profit margin = EBIT / Sales

Net profit margin = EAT / Sales

Return on assets = EAT / Total assets

Return on equity = EAT / Equity

5) Market Value Ratios;

a. Dividend payout ratio = Dividend / EAT

b. Dividend yield = Dividend per share / Price per share

c. Earning per-share = EAT / Number of share outstanding

d. Price earning ratio = Price per share / Earning per share

e. Price book value ratio = Price per share / Book value per share

Yang dimaksud dengan :


Liquidity Ratio, yaitu rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
keuangan jangka pendek tepat pada waktunya, membaik.

Activity Ratio, merupakan alat ukur sejauh mana efektivitas perusahaan dalam menggunakan
sumber dayanya, terdiri dari beberapa indikator; Receivable Turn Over (membaik), Average
collection period (membaik), Inventory Turnover / yaitu rasio untuk mengukur efisiensi
penggunaan persediaan atau rasio untuk mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam
persediaan untuk berputar dalam suatu periode tertentu (membaik), Average days in inventory
(membaik), Total Assets Turnover / yaitu rasio untuk mengukur efisiensi penggunaan aktiva
secara keseluruhan (memburuk).

Leverage Ratio, yaitu rasio untuk mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan
hutang. Rasio -rasio ini antara lain : Debt To Total Assets Ratio, yaitu rasio yang menghitung
berapa bagian dari keseluruhan kebutuhan dana yang dibiayai dengan hutang (memburuk), Time
Interest Earned Ratio, yaitu rasio untuk mengukur seberapa besar keuntungan dapat berkurang
(turun) tanpa mengakibatkan adanya kesulitan keuangan karena perusahaan tidak mampu
membayar bunga (membaik).

Profitability Ratio yaitu rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh
keuntungan dari penggunaan modalnya. Rasio rasio ini antara lain : Gross profit margin
(membaik), Operating profit margin (membaik), Net profit margin (membaik), Return on assets
(memburuk), dan Return on equity (membaik).

LAPORAN KEUANGAN SISTEM DU PONT

Posted by: Maafkan Aku Bila Mencintamu.. on: 1 Oktober 2011

In: ALK

Tinggalkan sebuah Komentar

Pengertian Laporan Keuangan

Dalam upaya untuk membuat keputusan yang rasional, pihak ekstern perusahaan maupun pihak
intern perusahaan seharusnya menggunakan suatu alat yang mampu menganalisis laporan
keuangan yang disajikan oleh perusahaan yang bersangkutan. Di bawah ini merupakan
pengertian laporan keuangan dari beberapa ahli, antara lain :

Menurut Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim, dalam buku Analisis Laporan Keuangan
(2002:63), Laporan Keuangan adalah laporan yang diharapkan bisa memberi informasi mengenai
perusahaan, dan digabungkan dengan informasi yang lain, seperti industri, kondisi ekonomi, bisa
memberikan gambaran yang lebih baik mengenai prospek dan risiko perusahaan.

Dalam Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Laporan Keuangan adalah :

Laporan yang menggambarkan dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang
diklasifikasikan dalam beberapa kelompok besar menurut karakteristik ekonominya. (IAI,
2002 : par 47)

Menurut Sofyan S. Harahap, dalam buku Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan (2006:105),
laporan keuangan adalah laporan yang menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu
perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Laporan Keuangan adalah :

1. Merupakan produk akuntansi yang penting dan dapat digunakan untuk membuat keputusan-
keputusan ekonomi bagi pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan.
2. Merupakan potret perusahaan, yaitu dapat menggambarkan kinerja keuangan maupun kinerja
manajemen perusahaan, apakah dalam kondisi yang baik atau tidak.
3. Merupakan rangkaian aktivitas ekonomi perusahaan yang diklasifikasikan, pada periode
tertentu.
4. Merupakan ringkasan dari suatu proses transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama
periode yang bersangkutan.

Macam Macam Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan melibatkan penggunaan berbagai macam laporan keuangan yang
terdiri atas bagian tertentu mengenai suatu informasi yang penting. Sebenarnya laporan keuangan
banyak macamnya, namun yang akan penulis bahas di sini hanyalah laporan keuangan yang
pokok saja, yaitu neraca dan laporan rugi laba.

1 Laporan Neraca

Menurut Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim, dalam buku Analisis Laporan Keuangan
(2002:63), Neraca adalah laporan yang meringkas posisi keuangan suatu perusahaan pada
tanggal tertentu. Neraca menampilkan sumber daya ekonomis (asset), kewajiban ekonomis
(hutang), modal saham, dan hubungan antar item tersebut.

Menurut Sofyan S. Harahap, dalam buku Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan (2006:107),
Laporan Neraca, yang disebut juga dengan laporan posisi keuangan perusahaan, adalah laporan
yang menggambarkan posisi aktiva, kewajiban dan modal pada saat tertentu.

Neraca itu sendiri mempunyai elemen-elemen antara lain sebagai berikut :

1. Aktiva (Assets, Harta)


Aktiva adalah sumber-sumber ekonomi yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Aktiva biasanya
terdiri dari :

1. Aktiva Lancar
Meliputi kas dan aktiva lain yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau ditukarkan dengan uang
tunai. Aktiva lancar disajikan di neraca berdasarkan urutan likuiditasnya, dimulai dari akun yang
paling likuid. Yang termasuk dalam aktiva lancar, yaitu kas, surat berharga, piutang usaha,
persediaan barang dagangan, dan lainnya.

2. Aktiva Tetap
Merupakan aktiva tetap perusahaan yang secara fisik tidak dapat dinyatakan dan biasanya
memiliki tingkat ketidakpastian yang tinggi mengenai manfaatnya dimasa yang akan dating.
Aktiva tetap antara lain : peralatan, mesin, bangungan, dan lainnya.

3. Aktiva Lain-Lain
Pos-pos yang tidak dapat secara layak digolongkan ke dalam aktiva lancar maupun aktiva tetap
perusahaan, antara lain : hak paten, nama baik ( goodwill ), dan lainnya.

4. Hutang ( Liabilities )
Hutang adalah kewajiban-kewajiban yang harus dilunasi oleh suatu perusahaan. Hutang biasanya
terbagi menjadi :
a. Hutang Lancar
adalah kewajiban-kewajiban yang harus segera dilunasi oleh perusahaan dengan penggunaan
aktiva lancar atau dengan pembentukan kewajiban lancar lainnya dalam jangka waktu tidak lebih
dari satu tahun. Yang termasuk hutang lancar adalah hutang dagang, hutang gaji, hutang biaya,
serta hutang lancar lainnya.

b. Hutang Jangka Panjang


Adalah kewajiban-kewajiban yang tidak diharapkan untuk segera dilunasi dalam siklus operasi
normal perusahaan, tetapi pengembaliannya dilakukan dalam jangka waktu lebih dari satu tahun.
Yang termasuk hutang jangka panjang adalah hutang hipotek, hutang obligasi, dan hutang jangka
panjang lainnya.

5. Modal
Modal pada hakikatnya adalah hak pemilik perusahaan atas kekayaan perusahaan. Yang
termasuk elemen dalam modal antara lain modal saham, laba ditahan, dan elemen modal lainnya.

Bentuk Penyajian Neraca

Menurut Sofyan S.Harahap (2006:112), dalam menyajikan neraca dapat dibagi dalam tiga bentuk
sebagai:

1. Bentuk Neraca Staffel atau Report Form


Neraca ini dilaporkan satu halaman vertical. Disebelah atas dicantumkan total aktiva dan
dibawahnya disajikan pos kewajiban dan pos modal.

2. Bentuk Neraca Skontro atau Account Form


Disini aktiva disajikan di sebelah kiri ( di Inggris, di kanan) dan kewajiban serta modal
ditempatkan disebelah kanan, sehingga penyajiannya sebelah menyebelah.

3. Bentuk Yang menyajikan posisi Keuangan (Financial Position form)


Dalam bentuk ini, posisi keuangan tidak dilaporkan sepeti dalam bentuk sebelumnya yang
berpedoman pada persamaan akuntansi.Dalam bentuk ini, pertama-tama dicantumkan aktiva
lancar dikurangi hutang lancar, dan hasil pengurangannya diketahui sebagai modal kerja. Modal
kerja ditambah aktiva tetap dan aktiva lainnya, kemudian dikurangi hutang jangka panjang maka
akan diperoleh modal pemilik.

Laporan Laba Rugi

Menurut A.J. Keown, dkk, dalam buku Dasar-dasar Manajemen Keuangan, yang diterjemahkan
oleh Chaerul D. Djakman (2004:80), laporan rugi laba adalah laporan utnuk periode tertentu
yang terdiri atas penerimaan bersih dikurangi beban periode itu.

Menurut Sofyan S.Harahap, dalam buku Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan (2006:73), Laba
rugi menggambarkan hasil yang diperoleh atau diterima oleh perusahan selama satu periode
tertentu, serta biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan hasil tersebut. Hasil dikurangi
biaya-biaya merupakan laba atau rugi. Kalau hasil lebih besar dari biaya berarti laba,sebaliknya,
kalau hasil lebih kecil dari biaya-biaya, berarti rugi.

Menurut Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim, dalam buku Analisa Laporan Keuangan
(2002:56), Laporan LabaRugi adalah lebih meringkaskan hasil dari kegiatan perusahaan selama
periode akuntansi tertentu.

Laporan Laba/Rugi sendiri punya elemen-elemen antara lain sebagai berikut :


1. Pendapatan
Adalah aliran masuk atau kenaikan aktiva suatu perusahan atau penyelesaian kewajiban
(kompensasi keduanya) selama periode tertentu, yang timbul dari penjualan barang-barang,
penyerahan jasa, dan elemen pendapatan lainnya.

2. Biaya
Adalah kenaikan dalam ekuitas atau penggunaan selama periode tertentu yang timbuln dari
penjualan barang, penyerahan jas, dan lainnya.

3. Keuntungan
Adalah kenaikan dalam aktiva bersih yang timbul dari transaksi-transaksi atau kejadian lain dank
arena kondisi-kondisi yang mempengaruhi aktiva bersih.

4. Kerugian
Adalah penurunan dari aktiva bersih yang timbul dari trnsaksi-transaksi atau kegiatan lain dan
kondisi yang mempengaruhi aktiva bersih.

Kelemahan Laporan Keuangan

Menurut Sofyan S. Harahap, dalam buku Analisa Kritis atas Laporan Keuangan (2006:17),
kelemahan laporan keuangan diantaranya sebagai berikut :
1. Laporan Keuangan bersifat Historis, yaitu merupakan laporan atas kejadian yang telah lewat,
bukan masa kini
2. Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran dan berbagai
pertimbangan
3. Laporan keuangan bersifat konservatif dalm menghadapi ketidakpastian
4. Laporan Keuangan lebih menekankan pada makna ekonomis suatu peristiwa/ transaksi
daripada bentuk hukumnya (Formalitas)
5. Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis dan pemakai laporan
keuangan diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi dan sifat dari informasi yang
dilaporkan
6. Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat dikuantifikasikan, umumnya
diabaikan.

Pengertian Analisis Laporan Keuangan

Analisis keuangan adalah usaha untuk menemukan kelemahan kinerja keuangan yang dapat
menimbulkan masalah dimasa yang akan datang dan untuk menentukan kekuatan kinerja
keuangan yang dapat diandalkan. Peralatan analisis yang digunakan untuk menemukan
kelemahan dan kekuatan tersebut adalah laporan keuangan yang mencakup neraca, laporan laba
rugi, aliran kas serta laporan sumber dan penggunaan dana (Martin, 2002:481).

Analisis keuangan melibatkan penggunaan berbagai laporan keuangan, yaitu (1) Neraca
merupakan ringkasan aktiva, kewajiban, dan ekuitas pemilik pada satu titik tertentu, biasanya
pada akhir tahun. (2) Laporan Laba Rugi terditi dari penghasilan dan biata perusahaan pada
periode waktu tertentu, biasanya untuk satu tahun takwim. Dari kedua laporan tersebut, beberapa
laporan turunan dapat dihasilkan seperti laporan laba ditahan, laporan sumber dan penggunaan
dana dan laporan arus kas (Van Horne and Wachowichz, 2004:128).

Laporan Keuangan yang pengertiannya dapat dilihat pada keterangan sebelumnya dapat
dianalisis melalui banyak cara. Sebelum melangkah lebih jauh, analisis laporan keuangan dapat
didefinisikan bermacam-macam. Menurut Sofyan S.Harahap (2006:189), analisis laporan
keuangan terbagi menjadi dua yaitu, analisis dan laporan keuangan. Kata analisis adalah
memecahkan atau menguraikan suatu unit menjadi berbagai unit terkecil. Sedangkan laporan
keuangan adalah laporan yang menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu
perusahaaan pada ssat tertentu atau jangka waktu tertentu.

Sehingga dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa analisis laporan keuangan adalah
menguraikan pos-pos laporan keuangan maenjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat
hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mmpunyai makna antar satu dengan yang lain
antara data kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi
keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan putusan yang tetap.

Tujuan dan Macam-macam Analisis Laporan Keuangan

Menurut Sofyan S. Harahap, dalam buku Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan (2006:18), salah
satu tugas penting setelah akhir tahun adalah menganalisa laporan keuangan perusahan. Analisa
ini didasarkan pada laporan keuangan yang sudah disusun. Tujuan analisa laporan keuangan
adalah sebagai berikut:

1. Screening
Analisa dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui situasi dan kondisi perusahaan dari laporan
keuangan taanpa pergi langsung ke lapangan.

2. Understanding
Memahami perusahan, kondisi keuangan dan hasil usahanya

3. Forecasting
Analisa dilakukan untuk meramalkan kondisi keuangan perusahaan dimas yang akan datang

4. Diagnosis
Analisa dimaksudkan untuk melihat kemungkinan adanya masalah-masalah yang terjadi, baik
dalam manajemen, operasi, keuangan atau masalah-masalah lain dalam perusahaan.
5. Evaluation
Analisa dilakukan utnuk menilai prestasi manajemen dalam mengelola perusahaan

Disamping tujuan tersebut di atas, analisa laporan keuangan juga dapat digunakan untuk menilai
kewajaran laporan keuangan yang disajikan.

Dengan melakukan analisa laporan keuangan, maka informasi yang dibaca dari laporan
keuangan akan menjadi lebih luas dan lebih dalam. Hubungan satu pos dengan pos lainnya akan
dapat menjadi indicator-indikator tentang posisi dan prestasi keuangan perusahaan, serta
menunjukan kebenaran penyusunsan laporan keuangan.

Analisa laporan keuangan dibagi oleh banyak ahli berbagai macam bentuk. Diantaranya
mengemukakan beberapa tehnik analisis sebagai berikut :
1. Cross Sectional Tehnique

1.1 Common Size Statement (Laporan bentuk awam)


1.2 Analisa rasio
1. Time series Tehnique
2. Trend Statement

2.2 Analisa Laporan Keuangan

2.3 Ukuran Variabilitas


1. Gabungan Laporan Keuangan dengan Non Keuangan

3.1 Informasi Pasar Produk


3.2 Informasi Pasar Modal

Kelemahan Analisis Laporan Keuangan

Seperti semua yang ada di dunia, karena tidak ada yang sempurna, analisis laporan keuangan pun
demikian. Analisa laporan keuangan mempunyai beberapa kelemahan yang akan dijelaskan lebih
lanjut oleh beberapa ahli.

Menurut Sofyan S. Harahap, dalam buku Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan (2006:152), ada
beberapa kelemahan analisa laporan keuangan, diantaranya sebagai beriktu :

1. Analisa laporan keuangan didasarkan pada laporan keuangan. Oleh karena itu, kelemahan
laporan keuangan harus selalu diingat, agar kesimpulan dari analisa yang dilakukan itu tidak
salah.
2. Objek analisa laporan keuangan hanya laporan keuangan.
3. Objek analisa laporan keuangan adalah data histories yang menggambarkan masa lalu dan
kondisi ini bias berbeda dengan kondisi atau keadaan masa depan.
4. Laporan keuangan hasil konsolidasi atau hasil konversi mata uang asing perlu mendapat
perhatian tersendiri, karena perbedaan bias saja timbul karena masalah kurs konversi atau
metode konsolidasi.
5. Kelemahan analisa laporan keuangan

Tehnik analisa rasio merupakan sebagian dari konsep analisa laporan keuangan. Tehnik analisa
rasio memiliki kelemahan sebagai berikut :

1. Rasio diambil dari data akuntansi yang juga memiliki sifat tersendiri yang harus diketahui, dan
memerlukan tafsiran tersendiri. Dan Bukan tidak mungkin data akuntansi itu sendiri
mengandung data manipulasi atau kesalahan lainnya. Perbedaan yang sama-sama boleh dalam
akuntansi misalnya perbedaan metode penyusutan akan memberikan data keuangan yang
berbeda, penilaian persediaan, periode akuntansi, dan lain-lain.

2. Dalam menilai suatu rasio baik atau buruk, analisis harus hati-hati. Turn Over yang tinggi
belum tentu baik. Mungkin perusahaan melakukan obral besar-besaran dan cenderung mau
bangkrut atau mungkin jenis perusahaannya berbeda. Rasio Turn Over untuk supermarket
berbeda sekali dengan perusahaan dealer mobil mewah.

3. Membandingkan dengan Industrial Ratio (yagn belum ada di Indonesia) harus hati-hati.
Karena banyak trick yang digunakan manajemen untuk memperbaiki rasio.
4. Harus juga disadari bahwa laporan keuangan yang dianalisa tidak menggambarkan perubahan
nilai uang dan tenaga belinya.
5. Hati-hati terhadap kemungkinan adnaya window dressing, income smoothing atau laporan
konsolidasi.

Alat Pengukur Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan perusahaan adalah hasil dari banyak keputusan individual yang dibuat secara
terus menerus oleh manajemen (Helfert, 2003:67). Untuk menilai kinerja perusahaan perlu
dilibatkan analisis dampak keuangan kumulatif dan ekonomi dari keputusan, dan
mempertimbangkannya dengan menggunakan ukuran komparatif.

Alat kinerja keuangan yang hingga saat ini masih banyak digunakan adalah rasio keuangan,
seperti Return On Equity (ROE), Return On Assets (ROA), atau Return On Investment (ROI).
Analisis Rasio Keuangan sangat bermanfaat bagi stakeholder, yaitu dalam hal : (1) Memberikan
dasar dalam meramalkan prospek perusahaan pada masa yang akan dating, (2) Memberikan
petunjuk atau gejala gejala yang timbul dari informasi yang disajika, dan (3) Memudahkan
dalam menginterprestasikan laporan keuangan (Miswanto, 2003:81). Jika dicermati secara
seksama penilaian kinerja dengan menggunakan rasio keuangan mengandung keterbatasan yang
sangat fundamental. Beberapa keterbatasan tersebut antara lain : (1) Rasio Keuangan tidak
disesuaikan dengan tingkat harga, (2) Rasio Keuangan sulit digunakan sebagai pembanding antar
perusahaan sejenis jika terdapat perbedaan metode akuntansinya dan (3) Rasio Keuangan hanya
menggambarkan kondisi sesaat, yaitu pada tanggal laporan keuangan dan periode pelaporan
keuangan (Munawir, 2002:65).

Rasio Keuangan adalah suatu bentuk rumusan matematis yang menunjukkan hubungan diantara
variable variable yang terdapat dalam laporan keuangan (Miswanto, 2003:81). Dalam analisis
rasio keuangan terdapat beberapa kategori yang terdiri dari rasio likuiditas, solvabilitas,
profitabilitas, aktivitas dan nilai pasar. Khusus rasio nilai pasar ini berlaku untuk perusahaan
yang sudah go public.

Pengambilan Keputusan

Setiap tindakan yang dilakukan orang sebenarnya sudah melalui proses pengambilan keputusan.
Proses pengambilan keputusan ini didasarkan pada informasi. Dalam proses pengambilan
keputusan yang baik, peranan model dan informasi sangat penting. Semakin banyak dan akurat
informasi mestinya semakin baik keputusan yang diambil. Dalam dunia bisnis, keputusan yang
salah akan menghasilkan kerugian bagi perusahaan. Sedangkan keputusan yang benar akan
menghasilkan keuntungan (laba) bagi perusahaan.

Menurut Sofyan S. Harahap, dalam buku Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan (2006:39),
Pengambilan Keputusan adalah Proses memilih satu alternatif daari beberapa alternatif yang
ada. Pengambilan keputusan ini harus dapat dilakukan oleh semua orang dalam perusahaan jika
kita ingin perusahaan menjadi besar.

Kesulitan Dalam Pengambialan Keputusan

Pengambilan keputusan ini sangat sulit karena beberapa sifat, factor atau keadaan yang
melingkupinya yang dijelaskan sebagai berikut :

1. Certainly: Kemungkinan akibat yang akan timbul diketahui pasti. Misalnya jika dimasukkan
bahan yang salah produksi pasti rusak.
2. Risk: Kemungkinan akibatnya diketahui tetapi tidak jumlah nilainya. Misalnya memproduksi
barang jenis baru.
3. Uncertainly: Kemungkinan yang timbul tidak diketahui dan tidak pasti, alternative, dan
akibatnya juga serba tidak pasti. Misalnya membuka perusahaan (bisnis lain yang baru).

Penulis lain mencatat beberapa kesulitan mengambil keputusan ini yaitu :

1. Variabel serba tidak pasti, karna menyangkut persoalan kini dan yang akan datang;
2. Lingkungan yang terus berubah dan tidak pasti;
3. Input dan output juga tidak pasti;
4. Kompleksitas lingkungan;
5. Dinamika masyarakat;
6. Persaingan dan;
7. Risiko yang ada;

Metode Pengambilan Keputusan

Menurut Sofyan S. Harahap, dalam buku Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan (2006:41),
Untuk mengambila keputusan dapat menggunakan metode sebagai berikut :
1. Rational Model
Dalam metode ini kita menggunakan pendekatan rasional dan akal, bukan berdasarkan subyektif.

2. Behavioral Model
Dalam metode ini pengambilan keputusan diambil jika informasi tidak lengkap dan jika pun ada
mungkin tidak akurat.

3. Irrational Model
Keputusan dibuat cepat, seperti gerakan refleksi, dengan menggunakan media subyektif yang ada
dan terus dicari alasan rasionalnya belakangan.

Prosedur Pengambilan Keputusan

Proses pengambilan keputusan adalah kegiatan memilih tindakan yang tepat dari beberapa
alternative yang dianggap tepat untuk menyelesaikan suatu persoalan. Umumnya proseddur yang
sebaiknya diikuti dalam proses pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :

1. Penetapan sasaran atau tujuan yang akan dicapai.


2. Perincian tujuan dalam pola atau kelompok yang operasional.
3. Menyusun tindakan alternatif (courses of Actions) yang akan dipilih, untuk mewujudkan
tujuan yang ditetapkan.
4. Menilai masing-masing tindakan alternatif tersebut.
5. Memilih tindakan yang terbaik sebagai keputusan sementara.
6. Menginventarisasikan akibat-akibat sampingan yang tidak baik dari keputusan sementara itu.
7. Menetapkan keputusan sementara menjadi keputusan terakhir dengan menyusun rencana
pelaksanaan (rencana implementasi).

Pengertian analisis keuangan system Du Pont

Menurut Bambang Riyanto, dalm bukunya Dasar-dasar pembelanjaan perusahaan yang sering
disebut sebagai Du Pont System adalah suatu system analisis yang dimaksudkan untuk
menunjukan hubungan antara Return On Investment, Assets Turn Over , dan Profit Margin.
ROI adalah rasio keuntungan neto sesudah pajak dengan jumlah investasi (aktiva) sehingga
dalam Du Pont System diperhitungkan juga bnga dan pajak.

Menurut J. C. Van Horne & J. M. Wachowicz, Jr, dalam buku prinsip-prinsip Manajemen
Keuangan, yang diterjemahkan oleh Heru Sutojo, Sistem Du Pont adalah system yang
menggunakan pendekatan tertentu terhadap analisis rasio untuk mengevaluasi efektifitas
perusahaan.

Menurut Sofyan S . Harahap, dalam buku Analisa Kritis Laporan Keuangan, Du Pont memiliki
cara sendiri dalm menganalisa laporannya. Caranya hamper sama dengan analisa laporan
keuangan biasa, namun pendektannya lebih integrative dan menggunakan komposisi laporan
keuangan sebagai elemen analisisnya.
Menurut Mamduh M. Hanafi & Abdul Halim (2002:90), Analisa Du Pont adalah analisis yang
menghubungkan tiga macam rasio sekaligus, yaitu ROI, Profit Margin & Asset Turn Over.

Menurut A. J. Keown, dkk (2004:102), analisa du Pont adalh system rasio keuangan yang
dirancang untuk menyelidiki determninan rasio pengembalian ekuitas pemegang saham dan
pengembalian aktiva

Analsis Rasio

Posted by: Maafkan Aku Bila Mencintamu.. on: 29 September 2011

In: ALK

Tinggalkan sebuah Komentar

Menurut Munawir (2004:37) Analisis rasio adalah suatu metode analisa untuk mengetahui
hubungan pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi
dari kedua laporan tersebut.

Menurut Mahmud M.Hanadie (2005:77) Analisis rasio adalah penggabungan yang menunjukkan
hubungan antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan, hubungan antara
unsur laporan tersebut dinyatakan dalam bentuk matematis yang sederhana.

Analisis ratio merupakan bentuk atau cara umum yang digunakan dalam analisis laporan
keuangan dengan kata lain diantara alat-alat analisis yang selalu digunakan untuk mengukur
kekuatan atau kelemahan suatu perusahaan di bidang keuangan adalah analisis ratio keuangan
(Financial Ratio Analysis)

Dalam Keown dkk (2002:60) tujuan dari analisis ratio adalah untuk membantu manager finansial
memahami apa yang perlu dilakukan oleh perusahaan, berdasarkan informasi yang tersedia dan
sifatnya terbatas.
Analisis ratio pada dasarnya tidak hanya berguna bagi kepentingan intern perusahaan saja
melainkan juga pihak luar dan ini berbeda menurut kepentingan khusus dari analisis atau pihak
yang berkepentingan.

Analisis ratio berguna bagi para analisis intern untuk membantu manajemen membuat evaluasi
mengenai hasil-hasil operasinya, memperbaiki kesalahan-kesalahan dan menghindari keadaan
yang dapat menyebabkan kesultan keuangan.

Modal Kerja dan Likuiditas

Posted by: Maafkan Aku Bila Mencintamu.. on: 29 September 2011

In: ALK
Tinggalkan sebuah Komentar

Struktur kekayaan suatu perusahaan erat hubungannya dengan struktur modalnya. Dengan
membandingkan elemen-elemen aktiva dengan elemen-elemen pasiva, kita dapat memperoleh
suatu gambaran tentang keadaan keuangan suatu perusahaan. Salah satunya adalah keadaan
likuiditas suatu perusahaan pada saat tertentu.

Dalam melaksanakan aktivitasnya, perusahaan harus melakukan evaluasi dan pengukuran


terhadap apa yang telah dilakukannya sehingga perusahaan dapat mengambil keputusan yang
lebih baik untuk masa yang akan datang yang dapat dilihat dari perhitungan rasio. Namun
demikian, untuk dapat membelanjai aktivitas operasi perusahaan sehari-hari tersebut perusahaan
selalu membutuhkan modal kerja dimana uang atau dana yang telah dikeluarkan itu diharapkan
akan dapat kembali masuk ke dalam perusahaan dalam jangka waktu yang relatif pendek melalui
hasil penjualan produknya.

Modal merupakan salah satu sumber daya yang terbatas, dan setiap badan usaha membutuhkan
modal kerja untuk membelanjai operasinya sehari-hari, misalnya untuk membeli bahan baku,
membayar upah buruh, gaji pegawai, dan sebagainya. Perusahaan secara umum harus
mempertahankan jumlah modal kerja yang menguntungkan yaitu jumlah aktiva lancar yang
harus lebih besar daripada jumlah hutang lancar.

Hal ini dimaksudkan sebagai jaminan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban-
kewajiban jangka pendeknya. Pernyataan ini diperkuat oleh Bambang Riyanto (2001;58) tentang
pendefinisian modal kerja berdasarkan konsep kualitatif:
Oleh karenanya maka modal kerja menurut konsep ini adalah sebagian dari aktiva lancar yang
benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasinya perusahaan tanpa menganggu
likuiditasnya, yaitu yang merupakan kelebihan aktiva lancar di atas hutang lancar. Modal kerja
dalam pengertian ini sering disebut modal kerja neto (net working capital).

Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa apabila perusahaan tidak dapat mempertahankan


tingkat modal kerja yang memuaskan, maka kemungkinan sekali perusahaan akan berada dalam
keadaan insolvent (tidak mampu membayar kewajiban-kewajiban yang sudah jatuh tempo) dan
bahkan mungkin terpaksa harus dilikuidir (bangkrut).

Menurut Lukman Syamsuddin (2005;227):


Net working capital ini seringkali digunakan untuk mengukur risiko technical insolvency
(ketidakmampuan perusahaan untuk membayar kewajiban-kewajiban yang segera jatuh tempo).
Semakin besar net working capital, semakin likuid keadaan suatu perusahaan dan semakin kecil
kemungkinan perusahaan untuk tidak dapat memenuhi kewajiban-kewajiban yang segera jatuh
tempo.

Untuk dapat mengendalikan net working capital tersebut maka dapat dilakukan dengan membuat
laporan sumber dan penggunaan modal kerja. Mengenai penggunaan modal kerja, semakin besar
aktiva lancar dapat menutup hutang lancar berarti semakin besar kemampuan perusahaan untuk
membayar hutang-hutangnya yang artinya perusahaan semakin likuid. Tingkat likuiditas
perusahaan hendaknya diikuti oleh penggunaan dana secara efektif dan efisien, karena apabila
terjadi kelebihan dana yang disebabkan oleh ketidakefektivan penggunaan dana ini menunjukkan
adanya pengendapan dana yang disebut dengan idle money, dimana kelebihan dana ini bukannya
menguntungkan perusahaan tetapi malah merugikan, sebab dana tersebut tidak bisa menambah
keuntungan.

Kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang berhubungan dengan


pihak luar perusahaan dinamakan likuiditas badan usaha, sedangkan apabila berhubungan
dengan pihak dalam perusahaan atau proses produksi dinamakan likuiditas perusahaan.

Perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban keuangan tepat pada waktunya berarti perusahaan
tersebut dalam keadaan likuid, artinya perusahaan tersebut mempunyai alat pembayaran
ataupun aktiva lancar yang lebih besar daripada hutang lancar. Sebaliknya, kalau perusahaan
tidak dapat memenuhi pembayaran pada saat ditagih atau kewajibannya pada saat jatuh tempo,
berarti perusahaan tersebut dalam keadaan illikuid.

Likuiditas suatu badan usaha akan mengalami perubahan jika unsur-unsur yang
mempengaruhinya juga mengalami perubahan. Ada dua alat analisis yang digunakan untuk
menganalisis penggunaan modal kerja yaitu analisis sumber dan penggunaan modal kerja dan
analisis rasio keuangan. Laporan tentang perubahan modal kerja akan memberikan gambaran
tentang bagaimana manajemen perusahaan mengelola modal kerjanya yang dapat dilihat dari
peningkatan atau penurunan modal kerja untuk dua periode atau lebih.

Dengan melakukan analisis sumber dan penggunaan modal kerja selain dapat melihat perubahan
modal kerja yang terjadi juga dapat berguna untuk mengetahui bagaimana cara perusahaan
melunasi pinjamannya. Laporan perubahan modal kerja tersebut sangatlah penting karena
beberapa ukuran kinerja perusahaan masih tetap menggunakan komponen modal kerja, yaitu
likuiditas perusahaan. Apabila perusahaan dapat mempertahankan suatu kondisi dimana sumber
lebih besar daripada penggunaan modal kerjanya, ini berarti akan diperoleh modal kerja yang
cukup, maka diharapkan likuiditas perusahaan akan meningkat. Apabila perusahaan mengalami
kekurangan modal kerja, keadaan ini akan mendorong perusahaan mengalami kredit pada bank,
dimana dengan semakin lamanya waktu pinjaman tersebut maka beban bunga yang dipikul akan
semakin besar pula sehingga bisa mengakibatkan mengurangi laba dan akhirnya akan
mengurangi kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban yang harus segera dipenuhi.

KETEPATAN LAPORAN KEUANGAN

Posted by: Maafkan Aku Bila Mencintamu.. on: 29 September 2011

In: ALK

Tinggalkan sebuah Komentar

Laporan Keuangan
Menurut Baridwan (1997) laporan keuangan merupakan ringkasan dari proses pencatatan, yang
merupakan ringkasan dari transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang b
ersangkutan.
Laporan keuangan ini dibuat oleh pihak manajemen dengan tujuan untuk
mempertanggungjawabkan tugas yang dibebankan kepadanya oleh pemilik perusahaan.
Laporan keuangan yang lengkap terdiri atas komponen-komponen berikut ini: (1) Neraca; (2)
laporan laba rugi; (3) laporan perubahan ekuitas; (4) laporan arus kas; dan (5) catatan atas
laporan keuangan. Perusahaan dianjurkan untuk menyajikan laporan keuangan yang menjelaskan
karakteristik utama yang mempengaruhi kinerja keuangan, posisi keuangan perusahaan dan
kondisi ketidakpastian (IAI, 2007).

Menurut PSAK No. 1 (IAI, 2007) tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi tentang
posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan
pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan
pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang
dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, suatu laporan keuangan
menyajikan informasi mengenai perusahaan yang meliputi: (1) aset; (2) kewajiban; (3) ekuitas;
(4) pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian; dan (5) arus kas.

Accounting Principles Board Statement No. 4 (dalam Belkaoui, 2006, h.212) mengklasifikasi
tujuan laporan keuangan menjadi tujuan khusus, tujuan umum, dan tujuan kualitatif, serta
menempatkan mereka di bawah suatu kumpulan pembahasan. Tujuan-tujuan tersebut dapat
diringkas sebagai berikut:
1. Tujuan khusus dari laporan keuangan adalah menyajikan secara wajar dan sesuai dengan
prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum, posisi keuangan, hasil operasi, dan perubahan-
perubahan lainnya dalam posisi keuangan.
2. Tujuan umum dari laporan keuangan adalah sebagai berikut:
a. Untuk memberikan informasi yang dapat diandalkan mengenai sumber
daya ekonomi dan kewajiban dari perusahaan bisnis agar dapat:
1. Mengevaluasi kelebihan dan kekurangannya;
2. Menunjukkan pendanaan dan investasinya;
3. Mengevaluasi kemampuan dalam memenuhi komitmen-komitmennya;
4. Menunjukkan berbagai dasar sumber daya bagi pertumbuhannya.
b. Untuk memberikan informasi yang dapat diandalkan mengenai perubahan dalam sumber daya
bersih dari aktivitas perusahaan bisnis yang diarahkan untuk memperoleh laba agar dapat:
1. Menyajikan ekspektasi pengembangan dividen kepada para investor;
2. Menunjukkan kemampuan operasi perusahaan dalam membayar kreditor dan pemasok,
memberikan pekerjaan bagi karyawankaryawannya, membayar pajak, dan menghasilkan dana
untuk perluasan usaha;
3. Memberikan informasi untuk perencanaan dan pengendalian kepada manajemen;
4. Menyajikan profitabilitas jangka panjang.
c. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat digunakan untuk
mengestimasi potensi penghasilan bagi perusahaan.
d. Untuk memberikan informasi lain yang dibutuhkan mengenai perubahan dalam sumber daya
ekonomi dan kewajiban.
e. Untuk mengungkapkan informasi lain yang relevan terhadap kebutuhan pengguna laporan.
3. Tujuan kualitatif dari laporan keuangan adalah sebagai berikut:
a. Relevansi, yang artinya pemilihan informasi yang memiliki kemungkinan paling besar untuk
memberikan bantuan kepada para pengguna dalam keputusan ekonomi mereka.
b. Dapat dimengerti, yang artinya tidak hanya informasi tersebut jelas, tetapi para pengguna juga
harus dapat memahaminya.
c. Dapat diverifikasi, yang artinya hasil akuntansi dapat didukung oleh pengukuran-pengukuran
yang independen, dengan menggunakan metode-metode pengukuran yang sama.
d. Netralitas, yang artinya informasi akuntansi ditujukan kepada kebutuhan
umum dari pengguna, bukannya kebutuhan-kebutuhan tertentu dari pengguna-pengguna yang
spesifik.
e. Ketepatan waktu, yang artinya komunikasi informasi secara lebih awal, untuk menghindari
adanya keterlambatan atau penundaan dalam pengambilan keputusan ekonomi.
f. Komparabilitas (daya banding), yang secara tidak langsung berarti perbedaan-perbedaan yang
terjadi seharusnya bukan diakibatkan oleh perbedaan perlakuan akuntansi keuangan yang
diterapkan.
g. Kelengkapan, yang artinya adalah telah dilaporkannya seluruh informasi yang secara wajar
memenuhi persyaratan dari tujuan kualitatif yang lain.

Pelaporan Keuangan
Pelaporan keuangan tidak hanya memuat laporan keuangan namun juga cara-cara lain dalam
mengkomunikasikan informasi yang berhubungan, baik secara langsung maupun tidak langsung,
dengan informasi yang diberikan oleh sistem akuntansi yaitu informasi mengenai sumber daya,
kewajiban, penghasilan perusahaan, dan lain-lain (Belkaoui, 2006, h.233).

Financial Accounting Standards Board (Hendriksen dan Van Breda, 2000, h.136) meringkaskan
bahwa tujuan-tujuan pelaporan keuangan adalah sebagai berikut:
a. Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi yang berguna bagi investor dan kreditor dan
pemakai lain yang sekarang dan yang potensial mengambil keputusan rasional untuk investasi,
kredit dan yang serupa.
b. Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi guna membantu investor dan kreditor dan
pemakai lain yang sekarang dan yang potensial dalam menetapkan jumlah, waktu, dan
ketidakpastian penerimaan kas prospektif dari deviden atau bunga dan hasil dari penjualan,
penarikan, atau jatuh tempo surat berharga atau pinjaman.
c. Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi mengenai sumber daya ekonomi dari satuan
usaha, tuntutan terhadap sumberdaya tersebut (kewajiban satuan usaha itu untuk mentransfer
sumber daya ke satuan usaha lain dan modal pemilik), dan pengaruh transaksi, kejadian, dan
situasi yang mengubah sumberdaya dan tuntutannya pada sumberdaya tersebut.

Pelaporan keuangan itu bukanlah merupakan sebuah akhir, tetapi ia dimaksudkan untuk memberi
informasi yang berguna dalam melakukan pengambilan keputusan bisnis dan ekonomi. Tujuan
dari pelaporan keuangan bukanlah suatu hal yang abadi, mereka akan dipengaruhi oleh
lingkungan
ekonomi, legal, politik, dan sosial di mana pelaporan keuangan terjadi.

Tujuan juga dipengaruhi oleh karakteristik dan keterbatasan dari jenis informasi yang
dapat diberikan oleh pelaporan keuangan (Belkaoui, 2006, h.234). Pelaporan keuangan
diharapkan memberi informasi mengenai kinerja keuangan perusahaan selama suatu periode dan
bagaimana manajemen dari sebuah perusahaan menggunakan tanggung jawab pengurusannya
kepada pemilik.
Pelaporan keuangan tidak dirancang untuk mengukur nilai dari perusahaan bisnis secara
langsung, namun informasi yang disajikannya mungkin dapat membantu bagi mereka yang ingin
memperkirakan nilainya.

Peraturan Penyampaian Laporan Keuangan di Indonesia


Pada Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dinyatakan dengan jelas bahwa
perusahaan publik wajib menyampaikan laporan keuangan berkala dan laporan insidental lainnya
kepada Bapepam. Bapepam mengeluarkan Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: KEP-
80/PM/1996, yang mewajibkan bagi setiap emiten dan perusahaan publik untuk menyampaikan
laporan keuangan tahunan perusahaan dan laporan auditor independennya kepada Bapepam
selambat-lambatnya pada akhir bulan keempat (120 hari) setelah tanggal laporan keuangan
tahunan perusahaan. Namun sejak tanggal 30 September 2003, Bapepam semakin memperketat
peraturan dengan dikeluarkannya Peraturan Bapepam Nomor X.K.2, Lampiran Keputusan Ketua
Bapepam Nomor: KEP-36/PM/2003 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan
Berkala.

Peraturan Bapepam Nomor X.K.2 ini menyatakan bahwa laporan keuangan tahunan harus
disertai dengan laporan akuntan dengan pendapat yang lazim dan disampaikan kepada Bapepam
selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan.
Dalam Peraturan Bapepam Nomor X.K.2 disebutkan bahwa Laporan Keuangan yang harus
disampaikan ke Bapepam terdiri dari:
1. neraca;
2. laporan laba rugi;
3. laporan perubahan ekuitas;
4. laporan arus kas;
5. laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan
jika dipersyaratkan oleh instansi yang berwenang sesuai dengan jenis industrinya; dan
6. catatan atas laporan keuangan.

Namun peraturan tersebut kemudian tidak berlaku bagi emiten atau perusahaan publik yang
efeknya tercatat di Bursa Efek di Indonesia dan Bursa Efek di negara lain, dengan
dikeluarkannya Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor
40/BL/2007 tentang Jangka Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Berkala dan Laporan
Tahunan Bagi Emiten atau Perusahaan Publik yang Efeknya Tercatat di Bursa Efek di Indonesia
dan Bursa
Efek di Negara Lain. Dalam lampirannya, yaitu Peraturan Bapepam Nomor X.K.7, disebutkan
bahwa batas waktu penyampaian laporan keuangan tahunan kepada Bapepam dan LK dilakukan
mengikuti ketentuan di negara lain tersebut.

Berkaitan dengan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, persyaratan ketepatan
waktu merupakan suatu keharusan, karena perusahaan yang tidak tepat waktu menyampaikan
laporan keuangannya akan dikenakan sanksi administrasi dan denda sesuai dengan ketentuan
pasal 63 huruf e Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan
di Bidang
Pasar Modal yang menyatakan bahwa :
Emiten yang pernyataan Pendaftarannya telah menjadi efektif,dikenakan sanksi denda Rp
1.000.000 (satu juta rupiah) atas setiap hari keterlambatan penyampaian laporan dengan
ketentuan jumlah keseluruhan denda paling banyak Rp 500.000.000 (lima ratus juta rupiah).

Pasar modal di Indonesia memandang keterlambatan tersebut sebagai pelanggaran terhadap


prinsip keterbukaan informasi di pasar modal. Ketepatan waktu juga turut mendukung kinerja
pasar yang efisien dan cepat serta mengurangi kebocoran dan rumor di pasar saham (Ukago,
2004).

Ketepatan Waktu (Timeliness)


Salah satu cara untuk mengukur transparansi dan kualitas pelaporan keuangan adalah ketepatan
waktu. Rentang waktu antara tanggal laporan keuangan perusahaan dan tanggal ketika informasi
keuangan diumumkan ke publik berhubungan dengan kualitas informasi keuangan yang
dilaporkan
(McGee, 2007).

Berdasarkan Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Standar Akuntansi
Keuangan, laporan keuangan harus memenuhi empat karakteristik kualitatif yang merupakan ciri
khas yang membuat informasi laporan keuangan berguna bagi para pemakainya. Keempat
karakteristik tersebut yaitu dapat dipahami, relevan, andal, dan dapat diperbandingkan. Untuk
mendapatkan informasi yang relevan tersebut, terdapat beberapa kendala, salah satunya adalah
kendala ketepatan waktu.

Hendriksen dan Van Breda (2000, h.145) menyatakan bahwa informasi tidak dapat relevan jika
tidak tepat waktu, yaitu hal itu harus tersedia bagi pengambil keputusan sebelum kehilangan
kapasitasnya untuk mempengaruhi keputusan. Ketepatan waktu tidak menjamin relevansinya,
tetapi relevansi tidaklah mungkin tanpa ketepatan waktu. Oleh karena itu, ketepatan waktu
adalah batasan penting pada publikasi laporan keuangan. Akumulasi, peringkasan dan penyajian
selanjutnya informasi akuntansi harus dilakukan secepat mungkin untuk menjamin tersedianya
informasi sekarang di tangan pemakai. Ketepatan waktu juga menunjukkan bahwa laporan
keuangan harus disajikan pada kurun waktu yang teratur untuk memperlihatkan perubahan
keadaan perusahaan yang pada gilirannya mungkin akan mempengaruhi prediksi dan keputusan
pemakai.

Dyer dan Mc Hugh (1975) dalam Hilmi dan Ali (2008) menggunakan tiga kriteria keterlambatan
untuk melihat ketepatan waktu dalam penelitiannya: (1) preliminary lag: interval jumlah hari
antara tanggal laporan keuangan sampai penerimaan laporan akhir preleminary oleh bursa (2)
auditors report lag: interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai tanggal laporan
auditor ditandatangani, (3) total lag: interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai
tanggal penerimaan laporan dipublikasikan oleh bursa.

Sesuai dengan peraturan X.K.2 yang diterbitkan Bapepam, maka penyampaian laporan keuangan
tahunan yang telah diaudit dikatakan tepat waktu apabila diserahkan sebelum atau paling lambat
pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan perusahaan publik tersebut.
Keterlambatan penyampaian laporan keuangan bisa berakibat buruk bagi perusahaan baik secara
langsung maupun tidak langsung. Secara tidak langsung, para investor mungkin
menanggapi keterlambatan tersebut sebagai sinyal yang buruk bagi perusahaan.
Secara langsung, sebagai contoh di pasar modal Indonesia pada tahun 2009, perusahaan-
perusahaan publik yang melanggar prinsip keterbukaan informasi dengan tidak menyampaikan
laporan keuangan tahunan tepat waktu telah dikenakan sanksi administrasi dan denda.

RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KONDISI KEUANGAN

Posted by: Maafkan Aku Bila Mencintamu.. on: 28 September 2011

In: ALK

Tinggalkan sebuah Komentar

Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan kombinasi dari data keuangan suatu perusahaan yang
menggambarkan kemajuan perusahaan dan dibuat secara periodik.
Ada beberapa pengertian laporan keuangan diantaranya sebagai berikut:

Menurut IAI (IAI, 2002 : 2) :


Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan yang lengkap yang
biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat
disajikan dalam berbagai cara, misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan
(notes) dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan
keuangan.

Menurut Munawir (2000 : 2), laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat
digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu
perusahaan dengan pihak pihak yang berkepentingan dengan dana atau aktivitas perusahaan
tersebut.

Sedangkan menurut Harnanto (1998:3), laporan keuangan adalah keadaan keuntungan dan hasil
usaha perusahaan serta memberikan rangkuman historis dari sumber ekonomi, kewajiban
perusahaan dan kegiatan yang mengakibatkan perubahan terhadap sumber ekonomi yang
dinyatakan secara kuantitatif dalam satuan mata uang.

Laporan keuangan menggambarkan dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang
diklasifikasikan dalam beberapa kelompok besar menurut karakteristik ekonominya.

1. Tujuan Laporan Keuangan


Laporan keuangan beserta pengungkapannya dibuat perusahaan dengan tujuan memberikan
informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan keputusan investasi dan pendanaan,
seperti yang dinyatakan dalam SFAC No. 1 bahwa laporan keuangan harus memberikan
informasi :
1. untuk keputusan investasi dan kredit,
2. mengenai jumlah dan timing arus kas,
3. mengenai aktiva dan kewajiban,
4. mengenai kinerja perusahaan,
5. mengenai sumber dan penggunaan kas,
6. penjelas dan interpretif, serta
7. untuk menilai stewardship.

Ketujuh tujuan ini terangkum dengan disajikannya laporan laba rugi, neraca, laporan arus kas
dan pengungkapan laporan keuangan.

Menurut PSAK No. 1 :


Tujuan laporan keuangan untuk tujuan umum adalah untuk memberikan informasi tentang posisi
keuangan, kinerja dan arus kas, perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan
pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan keputusn ekonomi serta menunjukkan
pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber sumber daya yang
dipercayakan kepada mereka dalam rangka mencapai tujuan tersebut, suatu laporan keuangan
menyajikan informasi mengenai perusahaan yang meliput: 1) aktiva, 2) kewajiban, 3) ekuitas, 4)
pendapatan, beban termasuk keuntungan dan kerugian, 5) arus kas.

2. Komponen Laporan Keuangan


Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen komponen berikut ini:
a) Neraca
b) Laporan laba rugi
c) Laporan perubahan ekuitas
d) Laporan arus kas
e) Catatan atas lapoaran keuangan.

2.1 Neraca
Neraca perusahaan disajikan sedemikian rupa yang menggambarkan posisi keuangan suatu
perusahaan pada saat tertentu maksudnya adalah menunjukkan keadaan keuangan pada tanggal
tertentu biasanya pada saat tutup buku. Neraca minimal mencakup pos pos berikut (IAI,
2004) :
a) Aktiva berwujud,
b) Aktiva tidak berwujud,
c) Aktiva keuangan,
d) Investasi yang diperlakukan menggunakan metode ekuitas,
e) Persediaan,
f) Piutang usaha dan piutang lainnya,
g) Kas dan setara kas,
h) Hutang usaha dan hutang lainnya,
i) Kewajiban yang diestimasi,
j) Kewajiban berbunga jangka panjang,
k) Hak minoritas,
l) Modal saham dan pos ekuitas lainnya.

2.2 Laporan Laba Rugi


Laporan laba rugi merupakan suatu laporan yang sistematis mengenai penghasilan, biaya, rugi
laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode tertentu (Munawir, 2000:26). Tujuan
pokok laporan laba rugi adalah melaporkan kemampuan riil perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan. Laporan laba rugi perusahan disajikan sedemikian rupa yang menonjolkan berbagai
unsur kinerja keuangan yang diperlukan bagi penyajian secara wajar. Laporan laba rugi minimal
mencakup pos pos berikut (IAI, 2004:) :
a) Pendapatan,
b) Laba rugi usaha,
c) Beban pinjaman,
d) Bagian dari laba atau rugi perusahaan afiliasi dan asosiasi yang diperlukan menggunakan
metode ekuitas,
e) Beban pajak,
f) Laba atau rugi dari aktivitas normal perusahaan,
g) Pos luar biasa,
h) Hak minoritas,
i) Laba atau rugi bersih untuk periode berjalan.

2.3 Laporan Perubahan Ekuitas


Laporan perubahan ekuitas menggambarkan peningkatan atau penurunan aktiva bersih atau
kekayaan selama periode yang bersangkutan. Perusahaan harus menyajikan laporan perubahan
ekuitas sebagai komponen utama laporan keuangan, yang menunjukan (IAI, 2004) :
a) Laba atau rugi bersih perode yang bersangkutan,
b) Setiap pos pendapatan dan beban, keuntungan atau kerugian beserta jumlahnya yang
berdasarkan PSAK terkait diakui secara langsung dalam ekuitas,
c) Pengaruh kumulatif dari perubahan kebijakan akuntansi dan perbaikan terhadap kesalahan
mendasar sebagaimana diatur dalam PSAK terkait,
d) Transaksi modal dengan pemilik dan distribusi kepada pemilik,
e) Saldo akumulasi laba atau rugi pada awal dan akhir periode serta perubahan, dan
f) Rekonsiliasi antar nilai tercatat dari masing masing jenis modal saham, agio dan cadangan
pada awal dan akhir periode yang mengungkapkan secara terpisah setiap perubahan.
Laporan perubahan ekuitas, kecuali untuk perubahan yang berasal dari transaksi dengan
pemegang saham seperti setoran modal dan pembayaran dividen, menggambarkan jumlah
keuntungan dan kerugian yang berasal dari kegiatan perusahaan selama periode yang
bersangkutan.

2.4 Laporan arus kas


Laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan para pemakai untuk
mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas
dan solvabilitas) dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam
rangka adaptsi dengan perubahan keadaan dan peluang (IAI, 2004). Informasi arus kas berguna
untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan
memungkinkan para pemakai mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai
sekarang dari arus kas masa depan (future cash flow) dari berbagai perusahaan.

2.5 Catatan Atas Laporan Keuangan


Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam neraca,
laporan laba rugi dan laporan arus kas harus berkaitan dengan informasi yang terdapat catatan
atas laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan (IAI, 2004) :
a) Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang dipilih
dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting,
b) Informasi yang diwajibkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan tetapi tidak
disajikan di neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas,
c) Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi diperlukan dalam
rangka penyajian secar wajar.

3. Analisis Laporan Keuangan


Menurut Leopold A. Bernstein, analisis laporan keuangan merupakan suatu proses yang penuh
pertimbangan dalam rangka membantu mengevaluasi posisi keuangan dan hasil operasi
perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan untuk menentukan estimasi dan
prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa mendatang
(Dwi Prastowo dan Rifka Juliaty, 2002 : 52 ).

Analisis laporan keuangan mencakup pengaplikasian berbagai alat dan tehnik analisis pada
laporan dan data keuangan dalam rangka untuk memperoleh ukuran ukuran dan hubungan
hubungan yang berarti dan berguna dalam proses pengambilan keputusan ( Dwi Prastowo dan
Rifka Juliaty, 2002 : 52).

Tujuan analisis laporan keuangan sendiri menurut Dwi Prastowo dan Rifka Juliaty (2002 : 53)
antara lain :
1. sebagai alat screening awal dalam memilih alternatif investasi atau merger
2. sebagai alat forecasting menenai kondisi dan kinerja keuangan di masa datang
3. sebagai proses diagnosis terhadap masalah masalah manajemen, operasi atau masalah
lainnya
4. sebagai alat evaluasi terhadap manajemen.

Tehnik analisis laporan keuangan dikategorikan menjadi dua metode, yaitu (Dwi Prastowo : 54):
1. Metode analisis horizontal, adalah metode analisis yang dilakukan dengan cara
membandingkan laporan keuangan oleh beberapa periode sehingga dapat diketahui
perkembangan dan kecenderungannya.

Metode ini terdiri dari 4 analisis, antara lain :


a. Analisis komparatif (comparative financial statement analysis)
Analisis ini dilakukan dengan cara menelaah neraca, laporan laba rugi atau laporan arus kas yang
berurutan dari satu periode ke periode berikutnya.
b. Analisis trend
Adalah suatu metode atau teknik analisa untuk mengetahui tendensi daripada keadaan
keuangannya, apakah menunjukkan tendensi tetap, naik atau bahkan turun. Sebuah alat yang
berguna untuk perbandingan tren jangka panjang adalah tren angka indeks. Analisis ini
memerlukan tahun dasar yang menjadi rujukan untuk semua pos yang biasanya diberi angka
indeks 100. Karena tahun dasar menjadi rujukan untuk semua perbandingan, pilihan terbaik
adalah tahun dimana kondisi bisnis normal.
c. Analisis arus kas (cash flow analysis)
Adalah suatu analisa untuk sebab sebab berubahnya jumlah uang kas atau untuk mengetahui
sumber sumber serta penggunaan uang kas selama periode tertentu. Analisis ini terutama
digunakan sebagai alat untuk mengevaluasi sumber dana penggunaan dana. Analisis arus kas
menyediakan pandangan tentang bagaimana perusahaan memperoleh pendanaannya dan
menggunakan sumber dananya. Walaupun analisis sederhana laporan arus kas memberikan
banyak informasi tentang sumber dan penggunaan dana, penting untuk menganalisis arus kas
secara lebih rinci.
d. Analisis perubahan laba kotor (gross profit analysis)
Adalah suatu analisa untuk mengetahui sebab sebab perubahan laba kotor suatu perusahaan
dari periode ke periode yng lain atau perubahan laba kotor suatu periode dengan laba yang
dibudgetkan untuk periode tersebut.

2. Metode analisis vertikal, adalah metode analisis yang dilakukan dengan cara menganalisis
laporan keuangan pada periode tertentu. Metode ini terdiri dari 3 analisis, antara lain :
a. Analisis common size
Adalah suatu metode analisis untuk mengetahui prosentase investasi pada masing masing
aktiva terhadap total aktivanya, juga untuk mengetahui struktur permodalannya dan komposisi
perongkosannya yang terjadi dihubungkan dengan jumlah penjualannya. Analisis common size
menekankan pada 2 faktor, yaitu :
1. sumber pendanaan, termasuk distribusi pendanaan antara kewajiban lancar, kewajiban tidak
lancar dan ekuitas.
2. komposisi aktiva, termasuk jumlah untuk masing masing aktiva lancar aktiva tidak lancar.
b. Analisis impas (break-even)
Adalah analisa untuk menentukan tingkat penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahaan
agar perusahaan tersebut tidak mengalami kerugian, tetapi juga belum memperoleh keuntungan.
Dengan analisa break-even ini juga akan diketahui berbagai tingkat keuntungan atau kerugian
untuk berbagai tingkat penjualan.
c. Analisis ratio.
Analisis ratio adalah suatu cara untuk menganalisis laporan keuangan yang mengungkapkan
hubungan matematik antara suatu jumlah dengan jumlah lainnya atau perbandingan antara satu
pos dengan pos lainnya.

Berikut ini akan di bahas lebih lanjut mengenai analisis ratio, karena penelitian ini akan
menggunakan analisis ratio dalam menganalisis laporan keuangannya, guna memprediksi kondisi
keuangan perusahaan yang tidak sehat.

Analisis rasio (ratio analysis) merupakan suatu alat analisis keuangan yang sangat populer dan
banyak digunakan. Namun perannya sering disalah pahami dan sebagai konsekuensinya,
kepentingan sering dilebih lebihkan.

Kita harus ingat bahwa rasio merupakan alat untuk menyatakan pandangan terhadap kondisi
yang mendasari, dalam hal ini adalah kondisi financial perusahaan. Rasio merupakan titik awal,
bukan titik akhir. Rasio yang diinterpretasikan dengan tepat mengidentifikasikan area yang
memerlukan investigasi lebih lanjut. Analisis rasio dapat mengungkapkan hubungan penting dan
menjadi dasar perbandingan dalam menemukan kondisi dan tren yang sulit untuk dideteksi
dengan mempelajari masing masing komponen yang membentuk rasio (Wild, Subramanyan,
Hasley, 2004:).
Rasio harus diinterpretasikan dengan hati hati karena faktor faktor yang mempengaruhi
pembilang dapat berkorelasi dengan faktor yang mempengaruhi penyebut. Sebagai contoh,
perusahaan dapat memperbaiki rasio beban operasi terhadap penjualan dengan mengurangi biaya
yang menstimulasi penjualan. Pengurangan jenis biaya seperti ini, kemungkinan berakibat pada
penurunan penjualan atau pangsa pasar jangka panjang. Dengan demikian, profitabilitas yang
tampaknya membaik dalam jangka pendek, dapat merusak prospek perusahaan di masa depan.
Kita harus menginterpretasikan perubahan tersebut dengan tepat. Banyak rasio memiliki variabel
penting yang sama dengan rasio lainnya. Dengan demikian, tidaklah perlu untuk menghitung
semua rasio yang mungkin untuk menganalisis sebuah situasi. Rasio, seperti sebagian besar
teknik analisis keuangan, tidak relevan dalam isolasi. Rasio bermanfaat bila diinterpretasikan
dalam perbandingan dengan 1) rasio tahun sebelumnya, 2) standar yang ditentukan sebelumnya,
3) rasio pesaing. Pada akhirnya, variabilitas rasio sepanjang waktu sama pentingnya dengan
trennya.

Beberapa studi telah menguji penggunaan informasi analisis keuangan dengan menggunakan
rasio keuangan yang dihitung dari informasi yang terdapat dalam laporan keuangan untuk
menggambarkan keeratan hubungan antara rasio keuangan dengan fenomena ekonomi. Pada
umumnya analisis terhadap rasio merupakan langkah awal dalam analisis keuangan guna menilai
prestasi dan kondisi keuangan suatu perusahaan. Ukuran yang digunakan adalah rasio yang
menunjukkan hubungan antara dua data keuangan. Beberapa rasio keuangan dapat
dikelompokkan menjadi (Husnan, 1994; Machfoedz,1998 dalam Siddik,2003) :
1. Rasio Likuiditas, menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban financial
jangka pendek. Rasio ini ditunjukkan pada besar kecilnya aktiva lancar.
a. Current Ratio, merupakan perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang lancar.
b. Quick Ratio, dihitung dengan mengurangkan persediaan dari aktiva lancar, kemudian
membagi sisanya dengan hutang lancar

2. Rasio Sensitivitas, menunjukkan proporsi penggunaan hutang guna membiayai investasi


perhitungannya ada 2 cara, pertama memperhatikan data yang ada di neraca guna menilai
seberapa besar dana pinjaman digunakan dalam perusahaan; kedua, mengukur resiko hutang dari
laporan laba rugi untuk menilai seberapa besar beban tetap hutang (bunga ditambah pokok
pinjaman) dapat ditutup oleh laba operasi. Rasio sensitivitas ini antara lain :
a. Total debt to total assets, mengukur presentase penggunaan dana dari kreditur yang dihitung
dengan cara membagi total hutang dengan total aktiva.
b. Debt equity ratio, perbandingan antara total utang dengan modal.
c. Time interest earned, dihitung dengan membagi laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) dengan
beban bunga. Rasio ini mengukur seberapa jauh laba bisa berkurang tanpa menyulitkan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban membayar bunga tahunan.

3. Rasio produktivitas, mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan sumber sumber


daya sebagaimana digariskan oleh kebijaksanaan perusahaan. Rasio ini menyangkut
perbandingan antara penjualan dengan aktiva pendukung terjadinya penjualan artinya rasio ini
menganggap bahwa suatu perbandingan yang layak harus ada antara penjualan dan berbagai
aktiva misalnya : persediaan, piutang, aktiva tetap, dan lain lain. Rasio produksi meliputi :
inventory turnover, fixed assets turnover, account receivable turnover, total assets turnover.
4. Rasio profitabilitas, digunakan untuk mengukur seberapa efekif pengelolaan perusahaan
sehingga menghasilkan keuntungan,
a. Profit margin on sales, dihitung dengan cara membagi laba setelah pajak dengan penjualan.
b. Return on total assets, perbandingan antara laba setelah pajak dengan total aktiva guna
mengukur tingkat pengembalian investasi total.
c. Return on net worth, perbandingan antara laba setelah pajak dengan modal sendiri guna
mengukur tingkat keuantungan investasi pemilik modal sendiri.

5. Rasio pasar, diterapkan untuk perusahaan yang telah go public dan mengukur kemampuan
perusahaan dalam menciptakan nilai terutama pada pemegang saham dan calon investor.
a. Price earning ratio, rasio antara harga pasar saham dengan laba per lembar saham. Jika rasio
ini lebih rendah dari pada rasio industri sejenis, bisa merupakan indikasi bahwa investasi pada
saham perusahaan ini lebih beresiko daripada rata rata industri.
b. Market to book value, perbandingan antara nilai pasar saham dengan nilai buku saham, juga
merupakan indikasi bahwa para investor menghargai perusahaan.

2.5 Prediksi Financial Distress


Salah satu aspek pentingnya analisis terhadap laporan keuangan dari sebuah perusahaan adalah
kegunaannya untuk meramal kontinuitas atau kelangsungan hidup perusahaan. Prediksi
kelangsungan hidup perusahaan sangat penting bagi manajemen dan pemilik perusahaan untuk
mengantisipasi kemungkinan adanya potensi kebangkrutan.

Financial distress merupakan kondisi dimana keuangan perusahaan dalam keadaan tidak sehat
atau krisis. Financial distress terjadi sebelum kebangkrutan. Kebangkrutan sendiri biasanya
diartikan sebagai suatu keadaan atau situasi dimana perusahaan gagal atau tidak mampu lagi
memenuhi kewajiban kewajiban debitur karena perusahaan mengalami kekurangan dan
ketidakcukupan dana untuk menjalankan atau melanjutkan usahanya sehingga tujuan ekonomi
yang ingin dicapai oleh perusahaan dapat dicapai yaitu profit, sebab dengan laba yang diperoleh
perusahaan bisa digunakan untuk mengembalikan pinjaman, bisa membiayai operasi perusahaan
dan kewajiban kewajiban yang harus dipenuhi bisa ditutup dengan laba atau aktiva yang
dimiliki.

Model financial distress perlu untuk dikembangkan, karena dengan mengetahui kondisi financial
distress perusahaan sejak dini diharapkan dapat dilakukan tindakan tindakan untuk
mengantispasi yang mengarah kepada kebangkrutan.

Prediksi financial distress perusahaan ini menjadi perhatian banyak pihak. Pihak pihak yang
menggunakan model tersebut meliputi :
1. Pemberi pinjaman. Penelitian berkaitan dengan prediksi financial distress menpunyai relevansi
terhadap institusi pemberi pinjaman, baik dalam memutuskan apakah akan memberikan suatu
pinjaman dan menentukan kebijakan untuk mengawasi pinjaman yang telah diberikan.
2. Investor. Model prediksi financial distress dapat membantu investor ketika akan menilai
kemungkinan masalah suatu perusahaan dalam melakukan pembayaran kembali pokok dan
bunga.
3. Pembuat peraturan. Lembaga regulator mempunyai tanggung jawab mengawasi kesanggupan
membayar hutang dan menstabilkan perusahaan individu. Hal ini menyebabkan perlunya suatu
model yang aplikatif untuk mengetahui kesanggupan perusahaan membayar hutang dan menilai
stabilitas perusahaan.
4. Pemerintah. Prediksi financial distress juga penting bagi pemerintah dan antitrust regulation.
5. Auditor. Model prediksi financial distress dapat menjadi alat yang berguna bagi auditor dalam
membuat penilaian going concern suatu perusahaan.
6. Manajemen. Apabila perusahaan mengalami kebangkrutan maka perusahaan akan
menanggung biaya langsung (fee akuntan dan pengacara) dan biaya tidak langsung (kerugan
penjualan atau kerugian paksa akibat ketetapan pengadilan). Sehingga dengan adanya model
prediksi financial distress diharapkan perusahaan dapat menghindari kebangkrutan dan otomatis
juga dapat menghindari biaya langsung dan tidak langsung dari kebangkrutan.

Cari untuk:

Maafkan Aku Bila Mencintamu..

Laman

Perihal

Pokok Bahasan : Teori Akuntansi

o Kewajiban

Pendapatan

Audit

Kategori

AKL (4)

Akuntansi (32)

Akuntansi Biaya (19)

Akuntansi Keuangan Lanjutan (2)

ALK (10)

Audit (3)
Audit Manajemen (6)

Manajemen (4)

Serba Serbi (2)

Sistem Informasi Akuntansi (15)

Sistem Pengendalian Manajemen (7)

Tak Berkategori (27)

TPAI (1)

Tulisan Terakhir

THE EFFECT OF EDUCATION, EXPERIENCE, AND TRAINING, TO


AUDITOR PROFESSIONALISM

THE IMPACT OF HUMAN RESOURCES COMPETENCE, INFORMATION


TECHNOLOGY UTILIZATION, FINANCIAL SUPERVISION AND ACCOUNTING
INTERNAL CONTROL TO TIMELINESS OF FINANCIAL REPORTING IN
JOMBANG PUBLIC HOSPITAL

PENGUNGKAPAN SOSIAL, DIVERSIFIKASI PERUSAHAAN, DAN KOMPENSASI


BONUS TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
DI BEI

Akuntansi Manajemen

Harga Pokok Bersama

THE EFFECT OF COMMITMENT BEUREUCRATE, CULTURAL BEUREUCRATE


AND THE QUALITY HUMAN RESOURCES ON IMPLEMENTATION OF GOOD
GOVERNMENT GOVERNANCE AT SUB-PROVINCE JOMBANG EAST JAVA

SPMsuatu pengantar

Analisis dan Sistem Informasi

Balanced Scorecard

Penentuan Harga Pokok Produk Bersama


Komentar Terbaru

Erwin Hariyanto di HPP

ika pramita sari di BOP

PANJI SIGIT si Dj-mb di Penggabungan Badan Usaha &

mazda_tjahjono di Penggabungan Badan Usaha &

Ratna Pradita di Strategi Korporat

Arsip

Februari 2017 (2)

Oktober 2016 (1)

April 2016 (3)

Maret 2016 (1)

Mei 2014 (1)

Februari 2013 (1)

Oktober 2012 (1)

Desember 2011 (12)

November 2011 (16)

Oktober 2011 (2)

September 2011 (8)

Juni 2011 (11)

Mei 2011 (6)


April 2010 (1)

Maret 2010 (7)

Oktober 2009 (28)

Maret 2009 (30)

Meta

Daftar

Masuk

RSS Entri

RSS Komentar

WordPress.com

Blog Stats

2,119,836 hits

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.

Anda mungkin juga menyukai