AKUNTANSI MANAJEMEN
ABC SISTEM
DISUSUN OLEH
JURUSAN AKUNTANSI
KENDARI
2016/2017
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi allah SWT yang telah melimpahkan rahmat & nikmat-Nya yang tidak
terhingga, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ABC SISTEM. Makalah ini disusun
agar pembaca dapat memperoleh banyak informasi mengenai wawasan dan pengetahuan
mengenai ABC SISTEM. Makalah ini juga disusun untuk memenuhi tugas kuliah AKUNTANSI
MANAJEMEN. Penulis menyadari makalah ini masih banyak kekurangan dari segi penulisan
maupun materi. Untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun senantiasa penulis
menerima dengan tangan terbuka. Semoga makalah ini dapat memberikan informasi kepada
saudara-saudara, bermanfaat untuk pembacanya dan dapat memberikan semangat untuk
membawa sesuatu kea rah yang positif.
Akhir kata, penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir. Semoga allah SWT meridhoi
segala usaha dan langkah kita semua. Amin
Penyusun,
DAFTAR ISI
JUDULi
KATA PENGANTAR ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Suatu perusahaan pasti mempunyai tujuan menjaga kelansungan hidup
perusahaan.melakukan pertumbuhan serta dapat meningkatkan profitabilitas dari waktu
kewaktu.Semakin derasnya arus teknologi dan informasi menuntut setiap perusahaan untuk
dapat mempertahankan kelansungan hidup perusahaan tersebut dalam persaingan global.
Bervariasinya sumber daya yang diperlukan untuk memproduksi suatu produk, maka
perusahaan pun harus dapat menggunakan sumber daya tersebut dengan lebih efektif dan
efisien dibandingkan dengan perusahaan lain yang sejenis.
Perhitungan biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan untuk menghasilkan suatu produk
pun haruslah akurat. sehingga perusahaan dapat menentukan harga jual yang kompetitif di
pasar global ini. Manajemen sering kali mengabaikan perhitungan biaya produksi secara akurat
yang dapat mengakibatkan perusahaan tersebut tidak mampuh bersaing di pasaran. Oleh
karena itu, manajer suatu perusahaan membutuhkan suatu informasi mengenai biaya-biaya
yang harus dikeluarkan untuk memproduksi suatu produk secara akurat.
Pembebanan setiap biaya produksi yang dikeluarkan untuk satu unit produk
dengan suatu metoda dapat membantu manajemen memperoleh informasi mengenai biaya
produksi satu unit produk dengan lebih akurat. Metode ini didalam akuntansi manajemen
dinamakan sebagai metode Activity Based Costing(ABC) System.
Metode Activity Based Costing (ABC) System menghitung setiap biaya pada masing-
masing aktivitas dengan dasar alokasi yang berbeda untuk masing-masing aktivitas. Masih
banyak perusahaan di Indonesia yang belum mengadopsi metode ini dalam penghitungan biaya
produksi yang dikeluarkan untuk setiap produk.
Umumnya metode yang digunakan oleh perusahaan yang berada di Indonesia
adalah pemerataan biaya secara umum untuk masing-masing produk. Padahal pada masing-
masing produk tersebut kenyataannya tidak menggunakan sumber daya dalam jumlah yang
sama. Pemerataan biaya dapat menyebabkan kekurangan atau kelebihan biaya produk.
Perusahaan yang produknya mengalami kekurangan biaya bisa jadi melakukan penjualan yang
sebenarnya menghasilkan kerugian, meskipun perusahaan tersebut menganggap dalam
penjualan produknya tersebut menghasilkan keuntungan. Jadi penjualan yang dilakukan
menghasilkan lebih sedikit pendapatan dibanding biaya sumber daya yang harus di keluarkan.
Sementara perusahaan yang produknya mengalami kelebihan biaya bisa jadi menetapkan
harga yang terlalu tinggi,sehingga produknya kehilangan daya saing dibanding produk sejenis
yang diproduksi perusahaan lain.
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Distorsi Biaya
Penentuan biaya produksi dengan metode traditional costing dapat
menimbulkan distorsi biaya produksi. Hal ini disebabkan karena metode tersebut
hanya mempergunakan satu macam basis pembebanan biaya untuk pemakaian
sumber daya, sementara setiap sumber daya yang berbeda dapat saja dikonsumsi
berdasarkan basis yang berbeda pula. Untuk mengatasi keterbatasan pada metode
traditional costing maka dikembangkan sistem biaya yang didasarkan pada aktivitas
yang disebut Activity Based Costing, yang didasari oleh asumsi bahwa aktivitas
mengkonsumsi biaya dan produk mengkonsumsi aktivitas.
Dengan demikian, penyebab dari dikonsumsinya biaya adalah aktivitas yang
dilakukan untuk membuat suatu produk, bukan produk itu sendiri. Maka dengan
metode Activity Based Costing pembebanan biaya tidak selalu dianggap
proporsional terhadap volume produk, melainkan proporsional terhadap
pengkonsumsian sumber daya oleh aktivitas-aktivitas yang dilakukan dalam
membuat produk tersebut.
Pemilihan aktivitas-aktivitas dan pemicu-pemicu biaya secara hati-hati
merupakan kunci untuk memperoleh manfaat dari sistem Activity Based Costing.
Analytic Hierarchy Process merupakan salah satu metodologi yang mampu
menangani kriteria keputusan yang banyak dan konsisten untuk menentukan
pemicu-pemicu biaya dalam Activity Based Costing. Analytic Hierarchy Process
mampu membantu kekonsistenan munculnya problem-problem pemilihan pemicu
biaya dengan kriteria keputusannya yang dinyatakan secara subyektif berdasarkan
pada pengalaman manajerial.
BAB III
PEMBAHASAN
Pengertian akuntansi aktivitas menurut Amin Widjaja (1992; 27) adalah :Bahwa ABC
Sistem tidak hanya memberikan kalkulasi biaya produk yang lebih akurat, tetapi juga
memberikan kalkulasi apa yang menimbulkan biaya dan bagaimana mengelolanya, sehingga
ABC System juga dikenal sebagai sistem manajemen yang pertama.
UD. Niaga Bakti melakukan 16 kali produksi dalam sebulan. Di mana dalam sekali
produksi perusahaan menghasilkan 112 blek olahan petis.Masing-masing blek petis berisi 24
kg, dengan harga jual Rp.210.000.dalam sekali produksi perusahaan menggunakan 750 Kg sari
ikan dan 1.875 Kg glukosa di tambah garam 25 Kg dan gula 10 Kg dan yang terakhir penyedap
rasa yang terdiri dari fish plus, mecin a1 dan serbuk sarden. dalam tiap produksi perusahaan
menggunakan 3 wajan untuk mengolah petis dengan menggunakan 8 orang pekerja, di mana
tiap pekerja mendapatkan upah Rp. 50.000 untuk sekali produksi. Adapun tiap bulannya
pengiriman barang sebanyak 4 kali di mana tidak ada biaya angkut namun biayanya di
alokasikan menjadi biaya komisi yaitu 5.000/blek.
selain itu juga ada biaya kuli angkut yang terdiri dari 4 orang untuk mengangkat petis setiap
pengiriman dengan upah 100.000 untuk tiap orang. Dan biaya lain-lain di gunakan untuk
pembelian blek jika ada yang rusak , alas dan tutup saat pengiriman, perlengkapan lainnya.
b. Tahap ke dua
tahap kedua yaitu melakukan perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan
metode ABC , yaitu telebih dahulu menentukan cost driver untuk tiap aktivitas.
Tabel Penentuan Cost Driver
Dari tabel di atas kuantitas dasar alokasi untuk pembelian produk yaitu order pembelian
/bulan ,sementara untuk operasi produk yang di gunakan jumlah proses produksi /bulan dan
untuk pengiriman barang menggunakan jumlah pengiriman tiap bulannya.
Tabel Tarif Perhitungan Biaya Tidak Langsung Pada Tiap Aktivitas
Pembelian bahan baku dalam satu bulan yaitu 1 kali order dengan jumlah
Rp.296.616.000.
untuk tenaga kerja dalam sekali produksi yaitu sebesar Rp. 400.000 untuk 8 orang pekerja di
mana tiap pekerja sebesar Rp. 50.000. dan untuk pengiriman barang sendiri di lakukan
sebanyak 4 kali dalam satu bulan di mana biaya pengiriman di alokasikan menjadi biaya komisi
di mana tiap bleknya sebesar Rp.5000 . dan dalam tiap pengiriman mengangkut 448 blek dan
komisi yang di tanggung yaitu Rp. 2.240.000.
BAB IV
PENUTUP
4.1Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang di lakukan peneliti pada UD
NIAGA BAKTI ,maka dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut :
1 Jika menggunakan tradisional harga pokok prduksi perbulan yaitu
sebesar Rp.329.096.000.dan harga jual perbulan Rp.376.320.000
dengan hasil tesebut maka hasil yang diperoleh perusahaan yaitu
sebesar Rp.47.224.000.perbulannya.Atau jika dihitung perkilo harga
pokok produksi sebesar Rp.76.518 dengan harga jual 8.750, dan laba
yang diperoleh sebesar Rp 10.982 per Kg dan tinggkat profitabilitas
produk sebesar 12.5%.
2 Jika menggunakan metode ABC harga pokok produksi perbulan yaitu
sebesar Rp313.575.000.dan harga jual perbulan Rp.376.320.00 dengan
hasil tersebut maka laba yang di peroleh perusahaan yaitu sebesar
Rp62.745.000 per bulannya. Atau jika di hitung per kilo harga pokok
produksi sebesar Rp.7.291.1 dengan harga jual Rp.8.750, dan laba
yang di peroleh sebesarRp.1.458.9 per kg. Dan tingkat profitabilitas
produk sebesar 16.6 %.
3 Tingkat profitabilitas produk jika menggunakan metode 12.5 % dan jika
menggunakan metode
abc 16.6 % . dari perhitungan tersebut terjadi perbedaan sebesar 4.1 %.
DAFTAR PUSTAKA
Blocher, Edward J. dkk, Manajemen Biaya dengan Tekanan Stratejik (Jakarta: Salemba Empat,
2000).
Mulyadi, Activity-Based Cost System (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2007).
Supriyono, Akuntansi Manajemen I: Konsep Dasar Akuntansi Manajemen Dan Proses
Perencanaan (Yogyakarta: BPFE, 1987).
Mardiasmo, Akuntansi Biaya:Penentuan Harga Pokok Produksi (Yogyakarta: Andi Offset. 1994).
Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, Metodologi Penelitian Bisnis. (Yogyakarta: BPFE,
2002).
Abdul Halim, Dasar-dasar Akuntansi Biaya, (Yogyakarta: BPFE,1999).