Anda di halaman 1dari 16

TUGAS KELOMPOK 10

AKUNTANSI MANAJEMEN

ABC SISTEM

DISUSUN OLEH

SRI RAHAYU B1C1 15 121

SITI AMINAH B1C1 15 122

SUHARTINI B1C1 15 123

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2016/2017
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi allah SWT yang telah melimpahkan rahmat & nikmat-Nya yang tidak
terhingga, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ABC SISTEM. Makalah ini disusun
agar pembaca dapat memperoleh banyak informasi mengenai wawasan dan pengetahuan
mengenai ABC SISTEM. Makalah ini juga disusun untuk memenuhi tugas kuliah AKUNTANSI
MANAJEMEN. Penulis menyadari makalah ini masih banyak kekurangan dari segi penulisan
maupun materi. Untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun senantiasa penulis
menerima dengan tangan terbuka. Semoga makalah ini dapat memberikan informasi kepada
saudara-saudara, bermanfaat untuk pembacanya dan dapat memberikan semangat untuk
membawa sesuatu kea rah yang positif.

Akhir kata, penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir. Semoga allah SWT meridhoi
segala usaha dan langkah kita semua. Amin

Kendari, Maret 2017

Penyusun,

DAFTAR ISI

JUDULi
KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI ..iii

BAB I PENDAHULUAN :..1

1.1 LATAR BELAKANG .....1


1.2 RUMUSAN MASALAH ...1
1.3 TUJUAN .1

BAB II KAJIAN TEORI:..2

2.1 Distorsi Biaya2


BAB III PEMBAHASAN:...3

3.1 Pengerian ABC sistem ...3

3.2 Pembebanan dua tahap dalam ABC 9

3.3 Hirarki Aktivitas Dalam Sistem ABC.11

3.4 Langka-langka Deasain Sistem ABC ..11

3.5 Manfaat Utama abc .... 12

3.6 Keterbatasan ABC12


3.7 Karakteristik Kesuksesan Implementasi ABC.12
3.8 Kapan Sistem ABC Tidak Diperlukan..13
BAB IV PENUTUP.16
DAFTAR PUSTAKA 17

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Suatu perusahaan pasti mempunyai tujuan menjaga kelansungan hidup
perusahaan.melakukan pertumbuhan serta dapat meningkatkan profitabilitas dari waktu
kewaktu.Semakin derasnya arus teknologi dan informasi menuntut setiap perusahaan untuk
dapat mempertahankan kelansungan hidup perusahaan tersebut dalam persaingan global.

Pesatnya perkembangan dan infoemasi juga sangat mempengaruhi terhadap proses


produksi.Dengan meningkatnya pemakaian mesin-mesin untuk memproduksi yang akan
menggantikan pemakaian tenaga kerja maka kebutuhan tenaga kerja akan berkurang.Dengan
meningkatnya penggunaan mesin juga mengakibatkan komposisi biaya produksi dalam
perusahaan juga berlahan-lahan mengalami perubahan yaitu dengan penurunan Biaya Tenaga
Kerja dan penaiakan Biaya Overhead pabrik. Pembebanan Biaya Bahan Baku dan Biaya
Tenaga Kerja Langsung pada produk yang dihasilkan dapat dilakukan dengan tepat dan mudah
karena biaya-biaya tersebut dapat dialokasikan secara langsung ke produk jadi, sedangkan
pembebanan BiayaOverhead Pabrik pada produk yang dihasilkan perlu dilakukan dengan
cermat karena biaya ini tidak dapat diidentifikasi secara langsung pada produk sehingga
memerlukan metode alokasi tertentu.

Bervariasinya sumber daya yang diperlukan untuk memproduksi suatu produk, maka
perusahaan pun harus dapat menggunakan sumber daya tersebut dengan lebih efektif dan
efisien dibandingkan dengan perusahaan lain yang sejenis.
Perhitungan biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan untuk menghasilkan suatu produk
pun haruslah akurat. sehingga perusahaan dapat menentukan harga jual yang kompetitif di
pasar global ini. Manajemen sering kali mengabaikan perhitungan biaya produksi secara akurat
yang dapat mengakibatkan perusahaan tersebut tidak mampuh bersaing di pasaran. Oleh
karena itu, manajer suatu perusahaan membutuhkan suatu informasi mengenai biaya-biaya
yang harus dikeluarkan untuk memproduksi suatu produk secara akurat.
Pembebanan setiap biaya produksi yang dikeluarkan untuk satu unit produk
dengan suatu metoda dapat membantu manajemen memperoleh informasi mengenai biaya
produksi satu unit produk dengan lebih akurat. Metode ini didalam akuntansi manajemen
dinamakan sebagai metode Activity Based Costing(ABC) System.

Metode Activity Based Costing (ABC) System menghitung setiap biaya pada masing-
masing aktivitas dengan dasar alokasi yang berbeda untuk masing-masing aktivitas. Masih
banyak perusahaan di Indonesia yang belum mengadopsi metode ini dalam penghitungan biaya
produksi yang dikeluarkan untuk setiap produk.
Umumnya metode yang digunakan oleh perusahaan yang berada di Indonesia
adalah pemerataan biaya secara umum untuk masing-masing produk. Padahal pada masing-
masing produk tersebut kenyataannya tidak menggunakan sumber daya dalam jumlah yang
sama. Pemerataan biaya dapat menyebabkan kekurangan atau kelebihan biaya produk.
Perusahaan yang produknya mengalami kekurangan biaya bisa jadi melakukan penjualan yang
sebenarnya menghasilkan kerugian, meskipun perusahaan tersebut menganggap dalam
penjualan produknya tersebut menghasilkan keuntungan. Jadi penjualan yang dilakukan
menghasilkan lebih sedikit pendapatan dibanding biaya sumber daya yang harus di keluarkan.
Sementara perusahaan yang produknya mengalami kelebihan biaya bisa jadi menetapkan
harga yang terlalu tinggi,sehingga produknya kehilangan daya saing dibanding produk sejenis
yang diproduksi perusahaan lain.

Pentingnya suatu perusahaan untuk menghitung biaya-biaya yang harus dikeluarkan


untuk sebuah produk yang dihasilkan, oleh karena itu kami tertarik untuk kasus pada UD
NIAGA BAKTI yang bergerak dibidang pengolahan petis ikan tuna di Pamekasan).

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana metode perhitungan biaya produksi pada UD NIAGA BAKTI saat
ini ?
2. Bagaimana metode perhitungan Activity Based Costing (abc)system yang
diterapkan UD NIAGA BAKTI ?
3. Bagaimana perbedaan profitabilitas produk antara perhitungan biaya saat ini
pada UD NIAGA BAKTI dengan perhitungan menggunakan Activity Based
Costing (ABC) System ?
1.3 Tujuan

BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Distorsi Biaya
Penentuan biaya produksi dengan metode traditional costing dapat
menimbulkan distorsi biaya produksi. Hal ini disebabkan karena metode tersebut
hanya mempergunakan satu macam basis pembebanan biaya untuk pemakaian
sumber daya, sementara setiap sumber daya yang berbeda dapat saja dikonsumsi
berdasarkan basis yang berbeda pula. Untuk mengatasi keterbatasan pada metode
traditional costing maka dikembangkan sistem biaya yang didasarkan pada aktivitas
yang disebut Activity Based Costing, yang didasari oleh asumsi bahwa aktivitas
mengkonsumsi biaya dan produk mengkonsumsi aktivitas.
Dengan demikian, penyebab dari dikonsumsinya biaya adalah aktivitas yang
dilakukan untuk membuat suatu produk, bukan produk itu sendiri. Maka dengan
metode Activity Based Costing pembebanan biaya tidak selalu dianggap
proporsional terhadap volume produk, melainkan proporsional terhadap
pengkonsumsian sumber daya oleh aktivitas-aktivitas yang dilakukan dalam
membuat produk tersebut.
Pemilihan aktivitas-aktivitas dan pemicu-pemicu biaya secara hati-hati
merupakan kunci untuk memperoleh manfaat dari sistem Activity Based Costing.
Analytic Hierarchy Process merupakan salah satu metodologi yang mampu
menangani kriteria keputusan yang banyak dan konsisten untuk menentukan
pemicu-pemicu biaya dalam Activity Based Costing. Analytic Hierarchy Process
mampu membantu kekonsistenan munculnya problem-problem pemilihan pemicu
biaya dengan kriteria keputusannya yang dinyatakan secara subyektif berdasarkan
pada pengalaman manajerial.

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pengertian ABC (Acivity Based Costing)


Activity Based Costing merupakan metode yang menerapkan konsep-
konsep akuntansi aktivitas untuk menghasilkan perhitungan harga pokok produk
yang lebih akurat. Namun dari perspektif manajerial, sistem ABC menawarkan lebih
dari sekedar informasi biaya produk yang akurat akan tetapi juga menyediakan
informasi tentang biaya dan kinerja dari aktivitas dan sumber daya serta dapat
menelusuri biaya-biaya secara akurat ke objek biaya selain produk, misalnya
pelanggan dan saluran distribusi.

Pengertian akuntansi aktivitas menurut Amin Widjaja (1992; 27) adalah :Bahwa ABC
Sistem tidak hanya memberikan kalkulasi biaya produk yang lebih akurat, tetapi juga
memberikan kalkulasi apa yang menimbulkan biaya dan bagaimana mengelolanya, sehingga
ABC System juga dikenal sebagai sistem manajemen yang pertama.

Sedangakan menurut Mulyadi (1993:34) memberikan pengertian ABC sebagai berikut :


ABC merupakan metode penentuan HPP (product costing) yang ditujukan untuk menyajikan
informasi harga pokok secara cermat bagi kepentingan manajemen, dengan mengikursecara
cermat konsumsi sumber daya alam setiap aktivitas yang digunakan untuk menghasilkan
produk.
Pengertian ABC Sistem yang lain juga dikemukakan oleh Hansen and Mowen (1999:
321) sebagai berikut : Suatu sistem kalkulasi biaya yang pertama kali menelusuri biaya ke
aktivitas kemudian ke produk.

Pengertian akuntansi aktivitas menurut Brimson (1991: 47) adalah:


Suatu proses pengumpulan dan menelusuri biaya dan data performan terhadap suatu aktivitas
perusahaan dan memberikan umpan balik dari hasil aktual terhadap biaya yang direncanakan
untuk melakukan tindakan koreksi apabila diperlukan.
Definisi lain dikemukakan oleh Garrison dan Norren (2000: 292) sebagai berikut:
Metode costing yang dirancang untuk menyediakan informasi biaya bagi manajer untuk
keputusan strategik dan keputusan lainnya yang mungkin akan mempengaruhi kapasitas dan
juga biaya tetap. Activity-Based Costing (ABC) adalah konsep perhitungan biaya dalam
akuntansi manajemen yang didasarkan pada aktivitas-aktivitas bisnis dalam organisasi yang
dapat diterapkan untuk menghitung biaya produk dengan lebih akurat. Produk merupakan hasil
aktivitas-aktivitas bisnis dan aktivitas-aktivitas tersebut memanfaatkan sumberdaya yang berarti
menimbulkan biaya. Biaya produk dihubungkan ke aktivitas-aktivitas bisnis relevan dan
kemudian ke sumberdaya-sumberdaya yang dimanfaatkan. Hal ini menghasilkan perhitungan
biaya produk yang lebih akurat dibandingkan dengan perhitungan menggunakan konsep
tradisional. ABC baik untuk diterapkan di perusahaan yang memproduksi lebih dari satu jenis
produk dan memiliki komponen biaya tidak langsung yang signifikan.
Activity-Based Costing (ABC) adalah suatu sistem informasi akuntansi yang
mengidentifikasi berbagai aktivitas yang dikerjakan dalam suatu organisasi dan mengumpulkan
biaya dengan dasar dan sifat yang ada dan perluasan dari aktivitasnya. ABC memfokuskan
pada biaya yang melekat pada produk berdasarkan aktivitas untuk memproduksi,
mendistribusikan atau menunjang produk yang bersangkutan.
Sistem ABC timbul sebagai akibat dari kebutuhan manajemen akan informasi akuntansi
yang mampu mencerminkan konsumsi sumber daya dalam berbagai aktivitas untuk
menghasilkan produk secara akurat. Hal ini didorong oleh:
1. Persaingan global yang tajam yang memaksa perusahaan untuk cost effective
2. Advanced manufacturing technology yang menyebabkan proporsi biaya
overhead pabrik dalam product cost menjadi lebih tinggi dari primary cost.
3. Adanya strategi perusahaan yang menerapkan market driven strategy
Kelemahan sistem akuntansi biaya tradisional:
a. Akuntansi biaya tradisional dirancang hanya menyajikan informasi biaya pada
tahap produksi.
b. Alokasi biaya overhead pabrik hanya didasarkan pada jam tenaga kerja
langsung atau hanya dengan volume produksi.
c. Ada diversitas produk, dimana masing-masing produk mengkonsumsi biaya
overhead yang berbeda beda.
Penerapan ABC sistem akan relevan bila biaya overhead pabrik merupakan biaya yang
paling dominan dan multiproduk. Dalam merancang ABC sistem, aktivitas untuk membuat dan
menjual produk digolonhkan dalam 4 kelompok, yaitu:
1. Facility sustaining activity cost --- biaya yang berkaitan dengan aktivitas
mempertahankan kapasitas yang dimiliki perusahaan. Misal biaya depresiasi,
biaya asuransi, biaya gaji pegawai kunci
2. Product sustaining activity cost ----- biaya yang berkaitan dengan aktivitas
penelitian dan pengembangan produk dan biaya untuk mempertahankan produk
untuk tetap dapat dipasarkan. Misal biaya pengujian produk, biaya desain produk
3. Bacth activity cost ----- biaya yang berkaitan dengan jumlah bacth produk yang
diproduksi. Misal biaya setup mesin.
4. Unit level activity cost ---- biaya yang berkaitan dengan besar kecilnya jumlah
unit produk yang dihasilkan. Misal biaya bahan baku, biaya tenaga kerja.
3.2 Pembebanan dua tahap dalam ABC
Pembebanan Biaya Overhead pada Activity-Based Costing
Pada Activity-Based Costing meskipun pembebanan biaya-biaya overhad pabrik
dan produk juga menggunakan dua tahap seperti pada akuntansi biaya tradisional, tetapi pusat
biaya yang dipakai untuk pengumpulan biaya-biaya pada tahap pertama dan dasar
pembebanan dari pusat biaya kepada produk pada tahap kedua sangat berbeda dengan
akuntansi biaya tradisional (cooper, 1991:269-270).
Activity-Based costing menggunakan lebih banyak cost driver bila dibandingkan dengan sistem
pembebanan biaya pada akuntansi biaya tradisional.
Sebelum sampai pada prosedure pembebanan dua tahap dalam Activity-Based Costing perlu
dipahami hal-hal sebagai berikut:
1. Cost Driver adalah suatu kejadian yang menimbulkan biaya. Cost Driver merupakan
faktor yang dapat menerangkan konsumsi biaya-biaya overhead. Faktor ini
menunjukkan suatu penyebab utama tingkat aktivitas yang akan menyebabkan biaya
dalam aktivitas-aktivitas selanjutnya.
2. Rasio Konsumsi adalah proporsi masing-masing aktivitas yang dikonsumsi oleh setiap
produk, dihitung dengan cara membagi jumlah aktivitas yang dikonsumsi oleh suatu
produk dengan jumlah keseluruhan aktivitas tersebut dari semua jenis produk.
3. Homogeneous Cost Pool merupakan kumpulan biaya dari overhead yang variasi
biayanya dapat dikaitkan dengan satu pemicu biaya saja. Atau untuk dapat disebut
suatu kelompok biaya yang homogen, aktivitas-aktivitas overhead secara logis harus
berhubungan dan mempunyai rasio konsumsi yang sama untuk semua produk.
2.4 Kapan Sistem ABC diperlukan ?
System ABC hanya diimplementasikan jika:
a. penjadwalan yang sudah terotomatisasi di pabrik.
b. Persaingan yang semakin erat meningkatkan biaya kesalahan yangdisebabkan kekeliruan
dalam penentuan harga jual.
c. Diversitas produk sangat tinggi dalam hal volume, ukuran dan
kompleksitasproduk
d. Jika manfaat menggunakan system tersebut lebih besar dari biayanya
Untuk mendesain system ABC, perlu dipahami beberapa pengertian berikut:
1. Aktifitas :Merupakan pekerjaan yang dilakukan dalam suatu organisasi yaitu
tindakan,gerakan atau rangkayan pekerjaan.Kumpulan tindakan yang dilakukan
dalam organisasi yang berguna untuk tujuan penentuan biaya berdasarkan
aktivitas.
2. Activity Center:Biasanya aktifitas yang berkaitan diikutsertakan dalam pusat
aktifitas yang melaporkan informasi yang berkaitan dengan aktivitas dalam suatu
fungsi atau proses.
3. Sumber Daba:Merupakan unsur ekonomis yang dibebenkan atau digunakan
untukmelakukan aktivitas.
4. Objek Biaya:Bentuk akhir dimana pengukuran biaya diperlukan
5. Activity Cost Pool:Merupakan pengelompokan dari semua elemen biaya yang
berkaitan dengan suatu aktivitas
6. Elemen Biaya:Merupakan sumber yang digunakan untuk sumber daya yang
dikunsumsi oleh aktivitas dan terkandung dalam cost pool
7. Cost Driver:Merupakan faktor-faktor yang menyebabkan perubahan biaya
aktivitas
Dua jenis cost driver:
Driver Sumber Daya Merupakan ukuran kuantitas sumber daya yang
dikonsumsi oleh aktivitas.Cost driver digunakan untuk membebankan biaya
sumber daya yang dikonsumsi oleh aktifitas kedalam Cost Pool.
Driver aktifitas Merupakan ukuran frekuensi dan intensitas permintaan terhadap
suatu aktifitas berdasarkan objek biaya.Driver aktifitas digunakan untuk
membebankan biaya dari Cost Pool ke objek biaya.
3.3 Hirarki Aktivitas Dalam Sistem ABC
Kegiatan untuk memproduksi dan menjual produk dalam suatu perusahaan yang
menghasilkan bebagai macam produk digolongkan dalam 4 kategori aktivitas:
1. Unit level activity
2. Bacth level activity
3. Product sustaining activity
4. Facility sustaining activity
3.4 Langka-langka Deasain Sistem ABC
1. Lakukan survey pendahuluan dan pelajari system akuntansi biaya diperusahaan
dan telaah peraturan yang berlaku.
2. Bentuk tim khusus untuk menerapkan system ABC
3. Manajer akuntansi menggambar grafik untuk menjelaskan struktur umummodel
ABC.
4. Pastikan, Asumsi: system akuntansi tradisional mencukupi untuk
mengukurbahan langsung dan tenaga kerja langsung
5. Membuat tahap proses penerapan
6. Mengidentifikasikan aktivitas dalam system ABC.
7. Mengidentifikasikan aktivitas dalam system ABC.
8. Menyusun pool biaya aktivitas dan ukuran aktivitas.
9. Menelusuri biaya overhead aktivitas dan obyek biaya.
10. Membebankan biaya ke pool biaya aktivitas.
11. Menghitung tariff aktivitas.
12. Membebankan biaya ke obyek biaya.
13. Menghitug margin produk dengan system ABC.
14. Menyiapkan laporan manajemen
3.5 Manfaat Utama abc
1. ABC menyajikan biaya produk yang lebih akurat dan informative, yangmenuju
pada pengukuran kemampuan perolehan laba atas produk yang lebihakurat dan
keputusan-keputusan strategis yang diinformasikan dengan lebihbaik mengenai
harga jual, lini produk, pasar pelanggan dan pengeluaranmodal.
2. ABC memberikan pengukuran yang lebih akurat atas biaya-biaya
pemacuaktivitas, yang membantu manajer memperbaiki produk dan proses
menilaidengan membuat keputusan desain produk yang lebih baik,
pengendalianbiaya yang lebih baik dan membantu mempertinggi berbagai nilai
objek.
3. ABC membantu manajer lebih mudah mengakses informasi tentang biaya-biaya
yang relevan dalam membuat keputusan bisnis.
3.6 Keterbatasan ABC
1. Pengalokasian
Sekalipun data aktivitas tersedia, banyak biaya-biaya mungkin perludialokasikan
dan produk-produk yang didasarkan pada ukuran volumeberubah-ubah karena
secara praktis tidak dapat ditemukan suatu aktivitaskhusus yang menyebabkan
timbulnya biaya-biaya tidak menjadi mudah.
2. Biaya-biaya yang diabaikan
Banyak biaya produk-produk khusus yang dihilangkan dari analisis.Aktivitas-
aktivitas tersebut menyebabkan biaya-biaya seperti pemasaran,periklanan, riset
dan pengembangan, teknik produk dan klaim jaminan.
3. Biaya dan waktu yang digunakanSystem ABC sangat mahal untuk dikembangkan
dan diterapkan. Hal ini jugasangat memakan waktu. Seperti kebanyakan
manajemen inovasi atau sistem akuntansi,sering kali memerlukan lebih dari
setahun untuk mengembangkan dan melaksanakan ABC yang berhasil
3.7 Karakteristik Kesuksesan Implementasi ABC
Inisiatif untuk menerapkan ABC harus didukung oleh manajemen puncak.
Rancangan dan penerpan system ABC harus menjadi tanggung jawab timlintas
fungsional dan bukan hanya menjadi tanggung jawab bagian akuntansi.
Tim tersebut terdiri dari semua bagian yang akan menggunakan data darisystem
ABC
3.8 Kapan Sistem ABC Tidak Diperlukan
Jika semua produk mengkonsumsi bauran yang sama, system perhitungan
biayatradisional tidak mendistorsi biaya produk meskipun biaya yang tidak
berkaitandengan volume jumlahnya besar , karena distorsi akan dihitung sebagai nol
persendari jumlah biaya tertentu.
Contoh Kasus:UD NIAGA BAKTI
1.Sejarah Berdirinya Perusahaan
UD NIAGA BAKTI merupakan perusahaan pengolahan petis ikan tuna yang berdiri pada
tahun 2012 yang di dirikan oleh bapak abd. rosyid. Di mana usaha ini mendatangkan
bahanbaku dari luar pulau, seperti sari ikan tuna yang mendatangkan dari Rembang,Jateng dan
dari sendang biru yaitu daerah pantai selatan pulau jawa tepatmya di Kota Malang. Selain itu
bahan lainnya seperti glukosa juga di datangkan dari Pati, Jateng. Perusahaan ini tergolong
masih baru namun omzet penjualan tiap bulannya suda sangat tinggi ini di buktikan dengan
pemasaran produk yang sudah mencapai pulau jawa. Di daerah ini petis merupakan komoditas
yang sangat terkenal bukan hanya di daerah madura namun sudah ke luar pulau seperti jawa,
bali, kalimantan dan sekitarnya.Selain itu petis merupakan makanan yang sangat di gemari
karena bisa di buat bahan baku berbagai macam makanan yang enak.
2.Lokasi Perusahaan
UD NIAGA BAKTI tempat usahanya di Desa Konang, Kecamatan Galis, Kabupaten
Pamekasan. Di mana pekerjanya merupakan masyarakat sekitar tempat usaha tersebut
sehingga adanya usaha ini juga berkontribusi untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan
membantu mengurangi tingkat pengangguran.
3.Proses Produksi
Adapun proses produksi pengolahan petis ikan tuna di UD NIAGA BAKTI yaitu sebagai
berikut :
a. Sari ikan di tuang ke dalam wajan pengolahan.
b. setelah matang di masukkan garam.
c. kemudian juga di masukkan penyedap rasa dan gula
d. setelah itu di aduk sampai warnanya menjadi kuning , kemudian glukosa di tuangkan.
e. Sete lah itu di aduk sampai merata sampai matang.
f. setelah itu di dinginkan agar bisa di masukkan dalam blek.
4.Hasil Penelitian
a. Tahap Pertama yaitu melakukan perhitungan harga pokok produksi dengan
menggunakan metode tradisional seperti yang tersaji dalam table-tabel berikut
Tabel Perhitungan HPP Metode Tradisional

No Jenis Biaya Kuantitas Produksi Harga Perbulan


1 Bahan Baku
Sari ikan 750 Kg 16 Kali 6.000/kg 66.000.000
Glukosa 1.875 Kg 16 Kali 7.500 225.000.000
Gula 10 K 16 Kali 10.000/kg 1.600.000
Garam 25 Kg 16 Kali 1.000/kg 400.000
Penyedap rasa
Fish plus 3 Kg 16 Kali 32.000/kg 1.536,00
Mecin a1 6 Kg 16 Kali 20,000/kg 1.920.000
Serbuk sarden 1 Kg 16 Kali 10.000/kg 160.000
2 BTKL
Gaji Karyawan 8 Orang 16 Kali 50.000/org 6.400.000
3 BOP
Biaya Komisi 112 Blek 16 Kali5.000/blek 8.960.000
Bahan Bakar 8.000.000
B.lain-lain 1.500.000
Listrik dan Air 2.500.000
Konsumsi 8 Orang 16 Kali 15.000/org 1.920.000

Uang rokok 8 Orang 16 Kali 12.500/org 1.600.000


Kuli angkut 4 Orang 4 Kali 100.000/org 1.600.000
Hpp 329.096.000

UD. Niaga Bakti melakukan 16 kali produksi dalam sebulan. Di mana dalam sekali
produksi perusahaan menghasilkan 112 blek olahan petis.Masing-masing blek petis berisi 24
kg, dengan harga jual Rp.210.000.dalam sekali produksi perusahaan menggunakan 750 Kg sari
ikan dan 1.875 Kg glukosa di tambah garam 25 Kg dan gula 10 Kg dan yang terakhir penyedap
rasa yang terdiri dari fish plus, mecin a1 dan serbuk sarden. dalam tiap produksi perusahaan
menggunakan 3 wajan untuk mengolah petis dengan menggunakan 8 orang pekerja, di mana
tiap pekerja mendapatkan upah Rp. 50.000 untuk sekali produksi. Adapun tiap bulannya
pengiriman barang sebanyak 4 kali di mana tidak ada biaya angkut namun biayanya di
alokasikan menjadi biaya komisi yaitu 5.000/blek.
selain itu juga ada biaya kuli angkut yang terdiri dari 4 orang untuk mengangkat petis setiap
pengiriman dengan upah 100.000 untuk tiap orang. Dan biaya lain-lain di gunakan untuk
pembelian blek jika ada yang rusak , alas dan tutup saat pengiriman, perlengkapan lainnya.
b. Tahap ke dua
tahap kedua yaitu melakukan perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan
metode ABC , yaitu telebih dahulu menentukan cost driver untuk tiap aktivitas.
Tabel Penentuan Cost Driver

NO Nama Aktifitas activity Cost driver

1. pembelian bahan baku batch level


2. operasi produk unit level
3. pengiriman barang batch level

Dari tabel di atas kuantitas dasar alokasi untuk pembelian produk yaitu order pembelian
/bulan ,sementara untuk operasi produk yang di gunakan jumlah proses produksi /bulan dan
untuk pengiriman barang menggunakan jumlah pengiriman tiap bulannya.
Tabel Tarif Perhitungan Biaya Tidak Langsung Pada Tiap Aktivitas

Aktivitas Total biaya Kuantitas Dasar Alokasi Tarif Alokasi Btl

pembelian BB Rp.296.616.000 1x order pembelian 296.616.000/order

operasi produk Rp.6.400.000 16x produksi 400.000/produksi

pengiriman brg Rp.2.240.000 4x pengiriman 2.240.0000/pengiriman

Pembelian bahan baku dalam satu bulan yaitu 1 kali order dengan jumlah
Rp.296.616.000.
untuk tenaga kerja dalam sekali produksi yaitu sebesar Rp. 400.000 untuk 8 orang pekerja di
mana tiap pekerja sebesar Rp. 50.000. dan untuk pengiriman barang sendiri di lakukan
sebanyak 4 kali dalam satu bulan di mana biaya pengiriman di alokasikan menjadi biaya komisi
di mana tiap bleknya sebesar Rp.5000 . dan dalam tiap pengiriman mengangkut 448 blek dan
komisi yang di tanggung yaitu Rp. 2.240.000.
BAB IV
PENUTUP
4.1Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang di lakukan peneliti pada UD
NIAGA BAKTI ,maka dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut :
1 Jika menggunakan tradisional harga pokok prduksi perbulan yaitu
sebesar Rp.329.096.000.dan harga jual perbulan Rp.376.320.000
dengan hasil tesebut maka hasil yang diperoleh perusahaan yaitu
sebesar Rp.47.224.000.perbulannya.Atau jika dihitung perkilo harga
pokok produksi sebesar Rp.76.518 dengan harga jual 8.750, dan laba
yang diperoleh sebesar Rp 10.982 per Kg dan tinggkat profitabilitas
produk sebesar 12.5%.
2 Jika menggunakan metode ABC harga pokok produksi perbulan yaitu
sebesar Rp313.575.000.dan harga jual perbulan Rp.376.320.00 dengan
hasil tersebut maka laba yang di peroleh perusahaan yaitu sebesar
Rp62.745.000 per bulannya. Atau jika di hitung per kilo harga pokok
produksi sebesar Rp.7.291.1 dengan harga jual Rp.8.750, dan laba
yang di peroleh sebesarRp.1.458.9 per kg. Dan tingkat profitabilitas
produk sebesar 16.6 %.
3 Tingkat profitabilitas produk jika menggunakan metode 12.5 % dan jika
menggunakan metode
abc 16.6 % . dari perhitungan tersebut terjadi perbedaan sebesar 4.1 %.
DAFTAR PUSTAKA
Blocher, Edward J. dkk, Manajemen Biaya dengan Tekanan Stratejik (Jakarta: Salemba Empat,
2000).
Mulyadi, Activity-Based Cost System (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2007).
Supriyono, Akuntansi Manajemen I: Konsep Dasar Akuntansi Manajemen Dan Proses
Perencanaan (Yogyakarta: BPFE, 1987).
Mardiasmo, Akuntansi Biaya:Penentuan Harga Pokok Produksi (Yogyakarta: Andi Offset. 1994).
Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, Metodologi Penelitian Bisnis. (Yogyakarta: BPFE,
2002).
Abdul Halim, Dasar-dasar Akuntansi Biaya, (Yogyakarta: BPFE,1999).

Anda mungkin juga menyukai