Anda di halaman 1dari 40

RESUME TEORI PORTOFOLIO DAN ANALISIS INVESTASI

“Analisis Saham (Analisis Fundamental dan Analisis Teknikal)”

OLEH :
KELOMPOK 1
NAMA KELOMPOK :

1. NI PUTU LION BUDANTI (01) (1902622010423)


2. WAHYUNI ATTUL BADRIYAH (09) (1902622010431)
3. NI PUTU PUTRI CAHYANI (16) (1902622010438)
4. MARIA VIRGINIA EVA (34) (1902622010456)

KELAS I
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
TAHUN 2021
1. Analisis Saham
- Pengertian Saham
Saham adalah tanda bukti memiliki perusahaan di mana pemiliknya disebut juga
sebagai pemegang saham (shareholder atau stockholder). Bukti bahwa seseorang
atau suatu pihak dapat dianggap sebagai pemegang saham adalah apabila mereka
sudah tercatat sebagai pemegang saham dalam buku yang disebut Daftar Pemegang
Saham (DPS)26. Husnan menyatakan bahwa saham merupakan secarik kertas yang
menujukkan hak pemodal, yaitu hak yang memiliki kertas tersebut untuk
memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang menerbitkan saham
tersebut dan berbagai kondisi yang memungkinkan pemodal tersebut menjalankan
haknya. Jadi, saham merupakan tanda bukti kepemilikan perusahaan dan hak
pemodal atas perusahaan yang menerbitkan saham tersebut.
- Analisis Saham
Analisis Saham adalah membedah dan menelaah satu saham perusahaan
tertentu untuk melihat dan menilai kinerjanya selama ini, dengan tujuan menentukan
apakah saham tersebut profitable untuk dibeli atau tidak. Analisis saham adalah
evaluasi instrumen perdagangan tertentu, sektor investasi, atau pasar secara
keseluruhan. Analisis saham berusaha untuk menentukan aktivitas masa depan dari
suatu instrumen, sektor, atau pasar.
Analisis saham adalah metode bagi investor dan pedagang untuk membuat
keputusan pembelian dan penjualan. Dengan mempelajari dan mengevaluasi data
masa lalu dan saat ini, investor dan pedagang mencoba untuk mendapatkan
keunggulan di pasar dengan membuat keputusan yang tepat
2. Analisis Fundamental
- Pengertian Analisis Fundamental
Analisis fundamental adalah metode analisis yang didasarkan pada
fundamental ekonomi suatu perusahaan.Teknis ini menitik beratkan
pada rasio finansial dan kejadian - kejadian yang secara langsung
maupun tidak langsung memengaruhi kinerja keuangan
perusahaan.Sebagian pakar berpendapat teknik analisis fundamental
lebih cocok untuk membuat keputusan dalam memilih saham
perusahaan mana yang dibeli untuk jangka panjang.Analisis
fundamental dibagi dalam tiga tahapan analisa yaitu analisis ekonomi,
analisis industri, dan analisis rasio keuangan.
1. Analisis Ekonomi
Analisis ekonomi merupakan salah satu analisis yang digunakan
pada model teknik fundamental. Analisis ini cenderung digunakan
untuk mengetahui keadaan-keadaan yang bersifat makro dari suatu
keadaan ekonomi. Unsur- unsur makroekonomi yang biasa
dianalisis melalui analisis ekonomi ini adalah faktor pendapatan
domestik bruto, inflasi, kebijakan moneter dan kebijakan fiskal
yang diterapkan oleh suatu negara. Analisis ini digunakan untuk
mengetahui potensi dari faktor makro yang pastinya menjadi salah
satu faktor yang memengaruhi tingkat pengembalian dari investasi.
Analisis ekonomi dianggap penting karena adanya kecenderungan
hubungan yang kuat antara apa yang terjadi pada lingkungan
ekonomi makro dan kinerja suatu pasar modal. Pasar modal
mencerminkan apa yang terjadi pada perekonomian makro.
2. Analisis Industri
Dalam analisis industri, investor mencoba memperbandingkan
kinerja dari berbagai industri, untuk bisa mengetahui jenis industri
apa saja yang memberikan prospek paling baik ataupun sebaliknya.
Berdasarkan hasil analisis industri, investor akan menggunakan
informasi tersebut sebagai masukan untuk mempertimbangkan
saham-saham dari kelompok industri mana sajakah yang akan
dimasukkan dalam portofolio. Analisis Industri merupakan tahapan
penting pengelompokan suatu industri dalam kenyataannya
tidaklah sesederhana yang dibayangkan, karena banyak perusahaan
yang bergerak dalam lini bisnis yang berbeda. Untuk menyiasati
permasalahan tersebut, diperlukan suatu metode pengklasifikasian
industri. Menurut Michael Porter (19960), fokus dari analisa
industri adalah pada pengenalan ciri pokok yang mendasari suatu
industri yang bersumber pada situasi ekonomi dan teknologi yang
membentuk arena dimana strategi bersaing harus ditata. Dapat
dikatakan analisa industri adalah sebuah perencanaan yang terjadi
dalam suatu kelompok bisnis ketika suatu usaha telah
berjalan.perencanaan lingkungan usaha, kecendrungan ekonomi,
teknologi dan politik akan mempunyai pengaruh kuat dalam suatu
usaha.
3. Analisis Rasio Keuangan
Rasio finansial atau Rasio Keuangan merupakan alat analisis
keuangan perusahaan untuk menilai kinerja suatu perusahaan
berdasarkan perbandingan data keuangan yang terdapat pada pos
laporan keuangan (neraca, laporan laba/rugi, laporan aliran kas).
Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan
(mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan
jumlah yang lain. Analisis rasio dapat digunakan untuk
membimbing investor dan kreditor untuk membuat keputusan atau
pertimbangan tentang pencapaian perusahaan dan prospek pada
masa datang. Salah satu cara pemrosesan dan penginterpretasian
informasi akuntansi, yang dinyatakan dalam artian relatif maupun
absolut untuk menjelaskan hubungan tertentu antara angka yang
satu dengan angka yang lain dari suatu laporan keuangan. Analisis
rasio keuangan menggunakan data laporan keuangan yang telah ada
sebagai dasar penilaiannya. Meskipun didasarkan pada data dan
kondisi masa lalu, analisis rasio keuangan dimaksudkan untuk
menilai risiko dan peluang pada masa yang akan datang.
Pengukuran dan hubungan satu pos dengan pos lain dalam laporan
keuangan yang tampak dalam rasio-rasio keuangan dapat
memberikan kesimpulan yang berarti dalam penentuan tingkat
kesehatan keuangan suatu perusahaan. Tetapi bila hanya
memperhatikan satu alat rasio saja tidaklah cukup, sehingga harus
dilakukan pula analisis persaingan- persaingan yang sedang
dihadapi oleh manajemen perusahaan dalam industri yang lebih
luas, dan dikombinasikan dengan analisis kualitatif atas bisnis dan
industri manufaktur, analisis kualitatif, serta penelitian-penelitian
industri.
- Rasio Analisis Fundamental
a. RASIO LIKUIDITAS
Salah satu aspek penting dari analisis fundamental adalah analisis laporan keuangan,
karena dari laporan keuangan tersebut dapat diperkirakan keadaan atau posisi dan arah
perusahaan. Laporan keuangan yang dianalisia adalah:
1. Laporan keuangan yang menggambarkan harta, utang, dan modal yang dimiliki
perusahaan pada suatu saat tertentu. Laporan keuangan ini disebut dengan neraca.
2. Laporan keuangan yang menggambarkan besarnya pendapatan, beban-beban, pajak dan
laba perusahaan dalam suatu kurun waktu tertentu.
Laporan keuangan ini disebut laporan L / R.
Rasio keuangan digunakan sebagai alat analisis keadaan keuangan dan kemampuan
perusahaan. Berikut adalah beberapa jenis rasio laporan keuangan:
Rasio likuiditas : mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban
jangka pendek.
a. Current ratio : mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
jangka pendek dan aktiva lancar
Curren ratio = aktiva lancar / kewajiban lancar
b. Quick ratio : mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka
pendek dengan aktiva lancar tertentu (yang relative lebih likuid).
Quick ratio = Aktiva lancar – persediaan / kewajiban lancar
c. Cash ratio : mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka
pendek dengan kas dan bank.
Cash ratio = kas+bank / kewajiban lancar
b. RATIO PROFITABILITAS

Ratio profitabilitas : mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan.


a. Gross Prrofit margin : mengukur tingkat laba kotor terhadap penjualan bersih
perusahaan
Gross Profit Margin = Laba bruto / penjualan bersih
b. Operating profit margin : mengukur tingkat laba usaha / operasional terhadap penjualan
bersih perusahaan
Operating profit margin = Laba usaha / operasi penjualan bersih
c. Net Profit margin : mengukur persentase laba bersih (setelah pajak) terhadap penjualan
bersih perusahaan
Net profit margin = laba bersih setelah pajak / penjualan bersih
d. Return on asset (ROA) : mengukur efektivitas perusahaan didalam menghasilkan
keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.
ROA = Laba Bersih Setelah pajak / rata-rata aktiva tetap
c. RASIO PENGUNGKIT

Rasio pengungkit : mengevaluasi kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka


panjang serta menilai sampai sejauh mana sumber pembiayaan perusahaan berasal dari
pinjaman.
a. Debt ratio : mengukur tingkat penggunaan hutang sebagai sumber pembiayaan aktiva
perusahaan.
Debt ratio = total kewajiban / total aktiva
b. Debt equity ratio : membandingkan sumber pembiayaan yang berasal dari pemegang
saham.
Debt equity ratio = total kewajiban / total modal
c. Leverage ratio : mengukur jumlah dari aktiva perusahaan terhadap modal pemegang
saham.
Laverage ratio = total aktiva / modal pemegang saham
d. RASIO PASAR

Rasio pasar : mengevaluasi kinerja perusahaan melalui basis per saham.


a. Earning per share : menghitung penghasilan bersih yang diperoleh untuk setiap saham
yang diinvestasikan.
EPS = laba bersih setelah pajak – dividen saham preferen total saham yang diterbitkan
b. Dividen yield : mengukur jumlah dividen persaham relatif terhadap harga pasar yang
dinyatakan dalam bentuk persentase.
Dividen yield = dividen persaham / harga pasar saham
c. Price earning ratio (P / E) : mengukur jumlah investor untuk dibayar dari pendapatan
perusahaan.
P/E = harga pasar per lembar saham biasa / earning per share
d. Dividen persaham : menghitung jumlah dividen yang diperoleh untuk setiap saham
yang diinveestasikan.
Dividen persaham = total dividen dalam satu tahun / total saham yang diterbitkan.
- Model Analisis Fundamental
a. Model nilai buku, dalam model ini total asset perusahaan yang dijual pada
nilai akuntansi setelah dikurangi oleh total liability dan preffered value
stock dibagi dengan hak pemegang saham (outstanding shares of common
stock)
b. Model likuiditas, dalam model ini digunakan proses kapitalisasi nilai-nilai
masa depan yang didiskontokan menjadi nilai sekarang dengan asumsi
pertumbuhan dividen konstan.
c. Model rasio harga (price earning method), pada model ini, nilai saham
perusahaan dihitung berdasarkan perkalian antara laba perlembar saham
yang diharaapkan oleh perusahaan dengan rasio harga rata-rata
industry/laba

- Rumus Analisis Rasio Keuangan


1. Current Ratio (CR)
Merupakan Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan
menggunakan aktiva lancar yang dimiliki, Current Ratio dapat
dihitung dengan rumus :
Aset Lancar
Current Rasio=
Utang Lancar
2. Price Earning Ratio (PER)
PER adalah rasio yang menunjukkan seberapa besar investor
menilai harga dari saham terhadap kelipatan dari earnings dan
memberikan indikasi tentang jangka waktu yang diperlukan untuk
mengembalikan dana pada tingkat harga saham dan keuntungan
perusahaan pada suatu periode tertentu (jogiyanto 2003:105). PER
adalah perbandingan antara harga saham dengan laba bersih
perusahaan, dimana harga saham sebuah emiten dibandingkan
dengan laba bersih yang dihasilkan oleh emiten tersebut dalam
setahun.Karena yang menjadi fokus perhitungannya adalah laba
bersih yang telah dihasilkan perusahaan, maka dengan mengetahui
PER sebuah emiten, kita bisa mengetahui apakah harga sebuah
saham tergolong wajar atau tidak secara real dan bukannya secara
future alias perkiraan.
PER = Harga Penutupan Saham
Laba Bersih Per Saham
3. Price to Book Value (PBV)
PBV adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat harga
saham apakah termasuk undervalued atau over valued. PBV
fokusnya pada nilai ekuitas perusahaan.PBV sesuai artinya
bermakna ‘harga saham dibandingkan nilai ekuitas per saham’.Cara
menghitungnya, adalah dengan membagi harga saham dengan
Book Value-nya (BV), dimana BV dihasilkan dari ekuitas dibagi
rata-rata jumlah saham yang beredar. Konsep penggunaannya pun
sama dengan PER: semakin tinggi nilai PBV, maka semakin mahal
harga sahamnya. Bila suatu perusahaan memiliki nilai PBV di atas
satu (PBV>1), maka harga saham perusahaan tersebut dinilai lebih
tinggi daripada nilai bukunya yang menggambarkan kinerja
perusahaan tersebut semakin baik di mata investor.Secara umum,
persamaan. Yang digunakan untuk menilai PBV suatu saham dapat
dituliskan sebagai berikut :
PBV = Pn
BVn
Keterangan :
PBVn = Price to Book Value
Pn = Harga per lembar saham pada tahun ke-n
BVn = Nilai book value per lembar saham pada tahun ke-n
4. Debt to Equity Ratio (DER)
Merupakan rasio yang mengukur sejauh mana besarnya utang dapat ditutupi
oleh modal sendiri. Rasio ini menunjukkan persentase penyediaan dana oleh
pemegang saham terhadap pemberi pinjaman. Rasio ini dapat

dirumuskan dengan :

DER= Total Hutang

Total Ekuitas

Semakin tinggi rasio semakin rendah pendanaan perusahaan yang


disediakan oleh pemegang saham.

5. Return On Asset (ROA)


Merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan aset-aset yang dimiliki
perusahaan bisa menghasilkan laba.
EBIT
ROA=
JumlahAset
6. Return on Equity (ROE)

ROE berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan


laba atas modalnya sendiri.Semakin besar ROE maka semakin baik kinerja
perusahaan dalam memanfaatkan modalnya untuk menghasilkan laba. Rasio
ini dapat dihitung dengan rumus yaitu :

ROE= Laba Bersih Setelah Bunga dan Pajak

Jumlah Modal Sendiri

7. Return on Investment (ROI)

Bertujuan untuk mengukur keuntungan investasi dan sebagai evaluasi akhir


untuk menentukan keputusan investasi di dalam perusahaan. Rasio ini dapat
memberikan informasi kepada investor tingkat pengembalian yang akan
diterima dari investasi yang dilakukan. ROI dapat dirumuskan dengan :

ROI = Net Income


Total Asset

8. Gross Profit Margin ( Margin Laba Kotor)

Merupakan perbandingan antar penjualan bersih dikurangi dengan Harga


Pokok penjualan dengan tingkat penjualan, rasio ini menggambarkan laba
kotor yang dapat dicapai dari jumlah penjualan.Rasio ini dapat dihitung
dengan rumus yaitu :

Gross Profit Margin= Laba Kotor


Penjualan Bersih
9. Deviden Payout Ratio (DPR)
DPR adalah sebuah parameter untuk mengukur besaran dividen yang akan
dibagikan ke pemegang saham. Variabel Payout Ratio menunjukkan
persentase dari pendapatan yang akan dibayarkan pada pemegang saham
sebagai cash dividend. Formulanya: nilai dividen yang dibagikan per saham
dibanding dengan nilai laba bersih per saham.
DPR = Deviden Per Saham
Laba Bersih Persaham
10. Earning per Share (EPS)
EPS menghitung penghasilan bersih yang diperoleh untuk setiap saham
yang diinvestasikan. Saham yang dimaksudkan di sini adalah saham biasa
dan tidak termasuk saham preferen.
EPS = Laba Bersih Setelah Pajak – Deviden Saham Preferen
Total Saham yang diterbitkan
11. Book Value Per Share (BVPS)
Book value per share digunakan untuk mengukur nilai Shareholder’s equity
atas setiap saham yang diterbitkan
BVPS = Total Ekuitas
Jumlah Saham Yang Diterbitkan
12. Dividen Yield
Dividen yield digunakan untuk mengukur jumlah deviden per saham
relative terhadap harga pasar yang dinyatakan dalam bentuk prosentase.
Deviden Yield = Deviden Persaham
Harga Persaham
13. Deviden Per Share (DPS)

Deviden per share merupakan total semua deviden yang dibagikan pada
tahun buku sebelumnya, baik deviden intern, deviden total atau deviden
saham. Adapun rumus yang dipergunakan yaitu :

Dividen Per Share = Dividen Tunai

Jumlah Saham Yang Beredar

- Prinsip-prinsip analisis fundamental:

1. Reaksi berantai, semakin besar dampak berantai suatu informasi, semakin


besar pula pengaruhnya terhadap nilai indek saham.

2. Jarak informasi, semakin dekat informasi dengan suatu indek saham,


semakin besar pengaruh informasi tersebut. Misalnya, informasi yang
berasal dari dalam negeri Indonesia akan lebih besar pengaruhnya terhadap
nilai Indek Harga Saham Gabungan (IHSG) disbanding informasi dari luar
negeri.
3. Sumber berita, semakin resmi sumber berita, semakin kuat pengaruhnya
terhadap nilai indek saham

4. Jenis berita, berita ekonomi lebih kuat pengaruhnya terhadap indek saham
suatu Negara disbanding berita lainnya, seperti politik, social atau budaya.

3. Analisis Teknikal
- Pengertian Analisis Teknikal
Analisis teknikal adalah metode untuk memprediksi pergerakan harga dan tren
pasar atau sekuritas di masa depan dengan mempelajari grafik dari aksi pasar di
masa lalu dengan mempertimbangkan harga pasar instrumen dan minat atas
instrumen tersebut. Analisis teknikal merupakan salah satu analisis atau metode
pendekatan yang mengevaluasi pergerakan suatu harga saham, kontrak
berjangka (future contract), indeks dan beberapa instrumen keuangan
lainnya.Secara singkat, analisis teknikal dapat dikatakan sebagai analisis
sekuritas dengan menggunakan grafik harga dan volume historis
- Adapun kelebihan dari menggunakan analisis teknikal ini bagi investor dalam
melakukan trading terhadap intrumen keuangan yaitu :
a. Analisis teknikal bisa diaplikasikan pada semua jenis surat berharga atau
sekuritas pada market manapun. Selama sekuritas tersebut memiliki data
historis dengan waktu yang beruntun dan bisa digambarkan grafik dari
runtutan waktu tersebut, maka sekuritas tersebut pasti bisa dianalisis dengan
analisis teknikal.
b. Analisis teknikal dapat menentukan waktu beli dan jual saham.
c. Analisis teknikal dapat diterapkan untuk berbagai dimensi waktu, baik
harian, mingguan, maupun untuk jangka waktu yang lebih panjang.
d. Analisis teknikal dapat memberikan return yang tinggi hanya dengan
mempelajari adanya suatu perubahan tertentu pada market sebelum
bergerak menuju keseimbangan baru.
- Prinsip dan Dasar Pemikiran
Menurut (Sulistiawan dan Liliana, 2007:5) terdapat tiga asumsi atau anggapan
dasar yang dipakai dalam analisis teknikal yaitu sebagai berikut :
a. Market Price Discounts Everything (Pasar Mempertimbangkan Semua
Persoalan)
Pengguna analisis ini percaya bahwa semua peristiwa bisa sangat
berpengaruh terhadap harga saham. Kejadian atau peristiwa tersebut akan
tercermin pada harga sahamnya secara seketika. Suatu pasar sekuritas
dikatakan akan semakin efisien jika semua informasi semakin cepat diserap
oleh pasar dan tidak ada halangan bagi semua pelaku pasar untuk mengakses
informasi tersebut.
b. Price Moves In Trend (Harga Bergerak Mengikuti Arah Aliran)
Prinsip dasar berikutnya dalam penggunaan analisis teknikal adalah bahwa
jangan pernah mengambil keputusan transaksi yang melawan tren harga
yang sedang berlangsung.Karena pengguna analisis percaya bahwa semua
informasi tercermin pada harga pasar saham, maka tren tersebut
menunjukkan sikap para pelaku pasar atau investor atas suatu harga saham.
Pahami tren yang ada terlebih dahulu dan ikuti ke mana tren tersebut akan
bergerak agar bisa memanfaatkan pergerakan harga pasar tersebut untuk
meningkatkan hasil investasi.
c. History Repeats Itself (Sejarah Akan Berulang)
Dalam analisis teknikal juga menggambarkan faktor psikologis para pelaku
pasar, maka pergerakan historis dapat dijadikan acuan untuk memprediksi
pergerakan harga di masa yang akan datang. Pola historis ini dapat terlihat
dari waktu ke waktu dalam grafik. Pola – pola ini mempunyai makna yang
dapat diinterpretasikan untuk memprediksi pergerakan harga.
- Klasifikasi Analisis Teknikal
Secara umum, analisis teknikal digolongkan ke dalam beberapa kelas.
Penggolongan dalam beberapa kelas tersebut dibagi menjadi 2 kelas utama yang
dibedakan sebagai berikut :
a. Analisis Teknikal Klasik
Pengguna analisis teknikal ini biasa disebut sebagai chartist.Penggunanya
percaya bahwa tren dan sinyal aksi pasar suatu saham dapat diperoleh
berdasarkan bentuk dan pola tertentu dari grafik harga saham. Bentuk lain
dari analisis ini adalah penggunaan garis-garis penganalisis yang
diaplikasikan pada grafik harga menurut opini individual masing-masing
pengguna. Oleh karena itu dasar pengambilan keputusan transaksi biasanya
juga ditentukan berdasarkan judgment dan interpretasi penggunanya
terhadap suatu grafik.Mengingat sifatnya yang sangat subyektif, maka
analisis ini lebih banyak mengandung seni/art dari pada unsur
ilmiahnya.Demikian juga halnya, bahwa menurut masing-masing
penggunanya analisis ini juga spesifik untuk tiap-tiap sekuritas.Kelompok
analis ini dapat digolongkan ke dalam penganalisis garis gerak harga dan
penganalisis pola.
b. Analisis Teknikal Modern
Pengguna analisis ini biasa juga disebut sebagai technician.Penggunanya
percaya bahwa tren dan sinyal aksi pasar suatu saham dapat diperoleh
berdasarkan pola grafik yang ditentukan atau diindikasikan dari perhitungan
kuantitatif, bukan interpretasi subyektif terhadap suatu bentuk dan pola
grafik.Mengingat sifatnya yang bersifat kuantitatif, maka metode ini secara
ilmiah bisa diuji kemampuan dan kinerjanya dalam menghasilkan
keuntungan bagi investor. Faktor lain yang menguntungkan dari analisis
teknikal modern ini adalah bahwa indikatornya bisa diprogram secara
otomatis dengan menggunakan bantuan komputer. Secara garis besar,
indikator-indikator teknikal tersebut dapat dikelompokkan ke dalam in-
dikator pengikut tren (trend following indicator) dan indikator oscillator.
- Istilah – Istilah Penting Dalam Analisis Teknikal
a. Chart (Grafik)
Alat utama yang digunakan dalam analisis teknikal adalah berbentuk
chart yang digunakan untuk menggambarkan pola pergerakan harga
pada waktu yang lalu. Penggunaan chart membuat asumsi bahwa jika
pola pergerakan harga yang berbentuk pada saat ini atau akan datang ini
menyerupai pola pergerakan harga pada waktu yang lalu, maka
kemungkinan besar pola harga pada waktu yang akan datang akan
mengikuti pola pererakan harga pada waktu yang lalu.
Tiga metode grafik utama yang sering digunakan :
1) Chart lajur, banyak digunakan oleh pemakai chart, sumbu tegak
mewakili harga, dan chart mendatar waktu. Pada chart lajur harian tanda
tertentu dibuat untuk menunjukan harga tertinggi, terendah, dan harga
penutup pada hari itu. Informasi harga untuk hari-hari berikutnya akan
diplot disebelah kanan dari harga hari ini.
2) Chart rata-ratabergerak, merupakan satu metode yang sangat
popular untuk meramalkan harga yang digunakna oleh para nalisis
teknikal. Chart ini dihitung untuk jangka waktu kapan saja yang
diinginkan, contoh 3 hari, 5 hari, 10 hari ataupun lebih. Kelebihan
metode ini adalah dapat melicinkan (smoot out) pergerakan apa saja
yang tidak normal yang mungkin berlaku di antar hari-hari tertentu.
3) Chart titik dan angka (PAF), metode ini memerlukan informasi
intrahari (informasi harga untuk setiap pardagangan yang berlangsung
dalam sehari) yang biasanya tidak di peroleh oleh investor biasa. Chart
ini melaporkan harga sepanjang sumbu mendatar tanpa memberi
perhatian pada waktu perdagangan berlangsung.
Dalam analisis teknikal, dikenal beberapa macam-macam chart, diantaranya
yaitu :

1) Line Chart (Grafik Garis)


Analisis teknikal ini hanya berisikan sebuah garis yang
menghubungkan penutupan perdagangan yang satu dengan yang lainnya
per hari. Misalnya jika pada hari pertama perdagangan harga berakhir di
level 300, dan dihari kedua ditutup di harga 200, dan dihari ketiga di
harga 400. Maka garis lurus dapat diambil dari harga 300 menuju 200
kemudian 400 dari arah kiri ke kanan. Contoh gambar

Sebuah analisis teknikal line chart memiliki pergerakan yang jelas dan halus
tetapi tidak menyediakan informasi harga tertinggi, terendah, dan harga
pembukaan setiap sesi, akibatnya fluktuasi analisa teknikal pasar tidak terlihat
selama periode tersebut.

2) Bar Chart (Grafik Batang)


Analisa teknikal bentuk Bar Chart menyerupai batang yang
memiliki tangkai di kiri dan kanan, dan memiliki informasi yang lebih
lengkap, berisi harga pembukaan, tertinggi, terendah dan
penutupan.Harga buka pasar berada pada tangkai kiri, dan penutupan
pada tangkai kanan.Sementara ujung dari batangnya mewakili harga
tertinggi dan terendah dalam satu periode perdagangan.
Grafik bar efektif untuk menggambarkan data yang sangat banyak.Grafik bar
terlihat relatif tipis, hal ini memudahkan pemakai untuk menambahkan beberapa
bar lagi sebelum grafik terlihat lebih rumit.Jika anda tidak tertarik pada harga
pembukaan, maka grafik bar adalah metode yang ideal untuk menganalisis harga
penutupan, relatif terhadap harga tertinggi dan terendah. Grafik bar yang di
dalamnya terdapat harga pembukaan akan cepat terlihat rumit. Jika anda tertarik
pada harga pembukaan, maka grafik candlestick adalah alternatif yang lebih baik
dari pada grafik bar.

3) Candlestick Chart (Grafik Candlestick)

Analisa teknikal Candlestick merupakan grafik tertua yang ditemukan oleh analis
teknikal. Struktur tubuhnya menyerupai lilin, dan memiliki unsur yang sama
dengan bar chart, terdapat data pembukaan, tertinggi, terendah dan penutupan
pada setiap sesinya. Harga yang mengalami kenaikan biasanya dibentuk dengan
warna terang, dan harga turun dengan warna gelap. Selain berfungsi sebagai salah
satu tipe grafik, candlestick juga memiliki model analisa tersendiri yang telah
luas digunakan oleh trader di dunia.

4) Point and Figure Chart


Metode grafik yang ditunjukkan di atas, memplot satu poin data pada setiap
periode waktu.Sebanyak apapun pergerakan harga, satu hari atau satu minggu
merepresentasikan satu poin, satu batang, atau satu candlestick yang diplot untuk
menandakan pergerakan harga. Berbeda dengan metode tersebut, grafik point &
figure didasarkan pada pergerakan harga, dan tidak memakan waktu banyak
dalam mempertimbangkannya. Terdapat sumbu X pada grafik ini, tetapi tidak
memotong grafik. Kelebihan dari point & figure adalah kesederhanaannya.Tidak
ada pergerakan harga yang tidak relevan, maka tidak ada duplikasi pada
grafik.Hanya pergerakan harga yang spe-sifiklah yang dicatat.Fokus pada
pergerakan harga inilah yang memudahkan dalam mengi-dentifikasi level
support and resistance, bullish breakouts and bearish breakdown.

b. Garis Tren
Analisis Teknikal dibentuk dari asumsi tren harga.Garis tren adalah alat
yang penting dalam analisis teknikal, baik untuk melakukan identifikasi
maupun konfirmasi. Garis tren adalah suatu garis lurus yang
menghubungkan dua atau lebih poin harga dan kemudian di masa yang
akan datang dapat membentuk garis support atau resistance.Garis tren
dapat dibagi menjadi 3 yaitu :
1) Garis Tren Naik (Up Trend), merupakan garis yang memiliki
kemiringan (slope) positif, dan ini terbentuk dengan
menghubungkan dua atau lebih poin harga terendah. Harga terendah
yang kedua harus lebih tinggi dari yang pertama agar slope-nya
positif.Tren menigkat mencermikan terjadinya ekses demand.
2) Garis Tren Menurun (Down Trend), merupakan kebalikan dari Up
Trend, yaitu garis yang memiliki kemiringan (slope) negatif, dan
dibentuk dengan menghubungkan dua atau lebih poin tertinggi. Tren
menurun mencerminkan terjadinya ekses supply.

3) Tren menyamping (Horizontal Trend), disebut juga sideways trend,


adalah garis yang menggambarkan trend yang bergerak secara
mendatar
Garis tren pula jika diukur dalam kerangka waktu, terdapat tiga tipe tren
masing – masing sebagai berikut :
1) Major Trend : merupakan tren jangka panjang dari pergerakan pasar,
biasanya ditentukan dalam kurun waktu minimal 1 tahun

2) Medium Trend : merupakan kecenderungan pergerakan harga


untuk kerangka waktu jangka menengah biasanya antara 2
minggu sampai 3 bulan dan merupakan gerak koreksi dari
major trend (tren utama).
3) Minor Trend : merupakan pergerakan harga dalam kurun
waktu pendek, biasanya dalam kurun daily dan sebagai gerak
koreksi dari medium trend.

c. Support dan Resistance


Support – resistance adalah titik batas atas (resistance) dan batas bawah
(support) dari pergerakan harga. Secara rinci, titik support atau support
level adalah sebuah level harga (titik/tingkat/range) dimana pada level
tersebut akan timbul minat beli yang lebih kuat daripada minat jual, yang
akan mengakibatkan terjadinya ekses demand yang akan meningkatkan
harga di pasar, sehingga menghentikan trend penurunan harga.
Sebaliknya, titik resistance merupakan batas atas/titik/range dimana
pada level ini akan timbul penguatan minat jual yang lebih besar
dibandingkan minat beli yang secara otomatis akan mengakibatkan
timbulnya ekses supply, yang akan mengakibatkan turunnya harga
saham. Berikut ni contoh dari Support – Resistance:

- Jenis – Jenis Analisis Teknikal


Untuk memberikan gambaran mengenai cara bekerja para analis teknikal,
berikut ini ada beberapa metode analisis teknikal saham yang paling umum
digunakan dan tentunya memiliki keunggulannya masing-masing. Metode –
metode analisis teknikal tersebut diantaranya sebagai berikut :
a. Moving Average (MA)
Moving average (MA) atau rata-rata bergerak adalah salah satu dari
sekian banyak metode analisa harga saham yang sering digunakan
dalam analisis teknikal saham.Moving average (MA) adalah rata-rata
harga saham selama periode waktu yang telah lalu dan kemudian diplot
ke dalam grafik beserta harga saham aktual di pasar saat itu. MA yang
berasal dari rata-rata harga saham selama lima hari perdagangan,
contohnya, ditulis sebagai MA-5. MA yang berasl dari rata-rata harga
selama 15 hari ditulis sebagai MA-15. Jadi moving average
menyatakan rata-rata harga saham tersebut akan dihitung lagi seiring
dengan berjalannya waktu. Data harga yang digunakan biasanya adalah
harga penutupan (closing price).

Cara menganalisanya adalah jika kurva aktual menembus kurva MA


dari bawah ke atas dengan volume perdagangan yang cukup tinggi, hal
tersebut memberi sinyal saat yang tepat untuk membeli saham.Sebaliknya
jika kurva aktual menembus kurva MA dengan volume perdagangan tingg
dari atas ke bawah, hal tersebut memberi sinyal untuk jual. Pergerakan harga
saham berupa kenaikan harga diikuti dengan volume perdagangan yang
tinggi ditafsirkan sebagai sinyal pasar akan membaik (bullish). Sedangkan
perubahan harga berupa penurunan harga yang diikuti volume perdagangan
yang tinggi ditafsirkan sebagai sinyal pasar akan memburuk (bearish).
b. Double Top dan Bouble Bottom
Metode analisa teknikal saham berikutnya adalah metode double top dan
double bottom. Double Top, pola ini terbentuk ketika ada perubahan harga
saham berupa kenaikan sampai pada level tertentu, lalu turun dan kemudian
naik lagi (dengan volume perdagangan lebih kecil) menyamai level harga
tertinggi sebelumnya dan kemudian menurun lagi. Jika kejadian tersebut
berulang sekali lagi, maka akan terbentuk kurva yang memiliki dua puncak
kembar (seperti huruf M). Pola dari analisa harga saham ini menunjukan
bahwa pasar telah dua kali gagal mencoba menembus batas harga atas
(tertinggi) tersebut. Jika harga kemudian menurun sampai menembus tingkat
harga terendah sebelumnya (sebelum puncak yang kedua), itu
mengindikasikan tren pergerakan harga saham akan terus menurun. Pola
double top ini memberikan sinyal untuk segera melakukan aksi jual
Kebalikan dari pola Double Top yaitu pola double bottom (seperti huruf W).
Dengan logika yang sama, pola ini memberikan sinyal untuk melakukan aksi
beli karena diperkirakan harga akan terus meningkat.
c. Triple Top dan Triple Bottom
Triple Bottom, adalah pola pembalikan yang terbentuk dari tiga harga
terendah yang sama yang diikuti oleh breakout di atas resistance. Pola
ini dapat terbentuk dalam beberapa bulan, yang biasanya merupakan
pola jangka panjang yang meliput beberapa bulan.Karena merupakan
jangka panjang, maka grafik mingguan tampaknya lebih sesuai untuk
analisis ini.

Triple Top, adalah pola pembalikan yang terbuat dari tiga harga
tertinggi yang diikuti oleh sebuah break di bawah support. Berbeda
dengan tripple bottom, triple tops biasanya terben-tuk dalam jangka
waktu yang lebih pendek dan biasanya berada pada range 3 sampai 6
bulan. Biasanya dibandingkan dengan tops, bottom butuh waktu lebih
lama untuk terbentuk

d. Triangle
Metode analisa teknikal saham triangle (pola kurva segitiga) dibagi
menjadi dua, yaitu Ascending Triangle (segitiga menaik) dan
Descending Triangle (segitiga menurun). Descending Triangle
terbentuk jika ada beberapa lembah yang sama rendah dengan beberapa
puncak yang semakin menurun. Dengan kata lain, terjadi perubahan
harga saham antara garis batas bawah yang horizontal dengan garis
batas yang mempunyai kemiringan menurun. Jika harga menembus
garis batas bawah disertai dengan peningkatan volume perdagangan, ini
memberi sinyal untuk melakukan aksi jual karena analisa harga saham
tersebut diperkirakan harga akan terus menurun. Sementara Ascending
Triangle terbentuk jika pergerakan harga saham mengikuti pola yang
berkebalikan dengan Descending Triangle. Pola ini memberikan sinyal
untuk melakukan aksi beli saham karena diperkirakan harga akan terus
menaik.
e. Head and Shoulder
Analisis teknikal saham Head and Shoulder dapat dibagi menjadi 2
bentuk yaitu Head and Shoulder Top dan Head and Shoilder Bottom.
Analisis teknikal saham Head & Shoulder Top memberikan sinyal
untuk jual karena diperkirakan harga akan terus menurun. Garis leher
(neckline) digambarkan dengan menarik garis lurus dari bagian paling
bawah kedua bahu (shoulder) untuk mendapatkan suatu sinyal kapan
aksi jual dilakukan.Jika dari analisa harga saham, pergerakan harga
saham (bahu kanan) menembus garis leher dari atas ke bawah (piercing
the neckline), inilah sinyal untuk segera menjual saham untuk
mengurangi kerugian (cut loss).

Sedangkan analisis teknikal Head & Shoulder Bottom terjadi secara


terbalik, dua bahu (shoulder) dan kepala (head) mengarah ke bawah.
Garis leher (neckline) terbentuk dengan menarik garis lurus diatas
kedua bahu.Jika pola itu terbentuk dan kurva harga dibahu kedua (bahu
kanan) menembus garis leher dari bawah keatas, maka itu adalah sinyal
untuk beli karena ada kecenderungan perubahan harga saham di mana
harga bakal terus naik.
Contoh 1 :
1. Analisis Industri
Industri Farmasi memiliki peran strategis dalam berbagai aspek yaitu aspek
sosial dimana perusahaan dituntut untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dalam
menjaga kesehatan, aspek ekonomi dan aspek teknologi yang juga menuntut agar
industri farmasi dapat meningkatkan kemampuan dalam menjaga kesinambungan
usaha.
Di sisi lain kondisi pasar domestik dengan jumlah penduduk lebih dari 220 juta
jiwa merupakan pasar potensial bagi produk farmasi sehingga merupakan peluang bagi
industri farmasi untuk meningkatkan volume produksi agar dapat meraih potensi pasar
di pasar internasional. Dengan perkembangan industri farmasi tersebut, maka kami
telah menganalisis beberapa perusahaan yang kami anggap bagus perkembangannya.
Sehingga dari analisis tersebut maka kami memilih PT Kalbe Farma Tbk untuk kami
analisis lebih lanjut.
2. Sejarah Singkat
Kalbe Farma Tbk (KLBF) didirikan tanggal 10 September 1966 dan memulai kegiatan
usaha komersialnya pada tahun 1966.Kantor pusat KLBF berdomisili di Gedung
KALBE, Jl. Let. Jend. Suprapto Kav. 4, Cempaka Putih, Jakarta 10510 sedangkan
fasilitas pabriknya berlokasi di Kawasan Industri Delta Silicon, Jl. M.H. Thamrin, Blok
A3-1, Lippo Cikarang, Bekasi, Jawa Barat.
Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Kalbe adalah PT Gira Sole Prima
(10.17%), PT Santa Seha Sanadi (9.71%), PT Diptanala Bahana (9.49%), PT Lucasta
Murni Cemerlang (9.47%), PT Ladang Ira Panen (9.21%) dan PT Bina Arta Charisma
(8.66%). Semua pemegang saham ini merupakan pemegang saham pengendali dan
memiliki alamat yang sama yakni, di Jl.
Let.Jend. Suprapto Kav. 4, Jakarta 10510.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan KLBF meliputi,
antara lain usaha dalam bidang farmasi, perdagangan dan perwakilan.
Saat ini, KLBF terutama bergerak dalam bidang pengembangan, pembuatan dan
perdagangan sediaan farmasi, produk obat-obatan, nutrisi, suplemen, makanan dan
minuman kesehatan hingga alat-alat kesehatan termasuk pelayanan kesehatan primer.
Kalbe memiliki anak usaha yang juga tercatat di Bursa Efek Indonesia, yakni Enseval
Putera Megatrading Tbk (EPMT). Pada tahun 1991, KLBF memperoleh pernyataan
efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (IPO)
KLBF kepada masyarakat sebanyak 10.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per
saham dengan harga penawaran Rp7.800,- per saham. Saham-saham tersebut
dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 30 Juli 1991.
Jawab :
1. Analisis Fundamental
PT Kalbe Farma Tbk

2014 2013
QUARTER
Last Price 1.795 1.610
Share Out 46.900.000.000 46.900.000.000
Market Cap. 84.140.800.000.000 75.468.900.000.000

BALANCE SHEET
Cash 1.894.600.000.000 1.614.200.000.000
Total Asset 12.425.000.000.000 11.315.100.000.000
S.T Borrowing 251.900.000.000 583.900.000.000
L.T Borrowing 44.200.000.000 0,0
Total Equity 9.817.500.000.000 8.500.000.000.000

INCOME STATEMENT
Revenue 17.368.500.000.000 16.002.100.000.000
Gross Profit 8.475.800.000.000 7.679.100.000.000
Operating Profit 2.904.200.000.000 2.684.300.000.000
Net Profit 2.064.700.000.000 1.919.500.000.000
EBITDA 3.095.800.000.000 2.836.800.000.000
Interest Expense 52.000.000.000 28.000.000.000

RATIO
EPS 42 39
PER 43,27 x 32,17 x
BVPS 197 169
PBV 9,3 x 7,40 x
ROA 16,62% 16,96%
ROE 21,03% 22,58%
DER 0,3 x 0,32 x
EV/EBITDA 26,66 26,24
Debt/Equity 0,03 0,07
Debt/TotalCap 0,03 0,06
Debt/EBITDA 0,10 0,21
EBITDA/IntExps 59,52 99,04

PT Kimia Farma (Persero) Tbk

2014 2013
QUARTER
Last Price 1.125 1.225
Share Out 5.600.000.000 5.600.000.000
Market Cap. 6.248.300.000.00 6.803.700.000.000
0

BALANCE SHEET
Cash 573.400.000.000 394.100.000.000
Total Asset 2.968.200.000.00 2.471.900.000.000
0
S.T Borrowing 133.300.000.000 49.100.000.000
L.T Borrowing 203.100.000.000 1.900.000.000
Total Equity 1.811.100.000.000 1.624.400.000.000

INCOME STATEMENT
Revenue 4.521.000.000.00 4.348.100.000.000
0
Gross Profit 1.385.500.000.00 1.292.200.000.000
0
Operating Profit 342.500.000.000 293.800.000.000
Net Profit 234.600.000.000 214.500.000.000
EBITDA 421.100.000.000 324.000.000.000
Interest Expense 26.900.000.000 9.600.000.000

RATIO
EPS 35 29
PER 42,4 x 20,24 x
BVPS 309 279
PBV 4,75 x 2,14 x
ROA 7,90% 8,68%
ROE 12,95% 13,21%
DER 0,6 x 0,52 x
EV/EBITDA 14,27 19,94
Debt/Equity 0,19 0,03
Debt/TotalCap 0,16 0,03
Debt/EBITDA 0,80 0,16
EBITDA/IntExps 15,67 33,61

PT Indofarma (Persero) Tbk

2014 2013
QUARTER
Last Price 259 188
Share Out 3.100.000.000 3.100.000.000
Market Cap. 802.700.000.000 582.700.000.000

BALANCE SHEET
Cash 135.800.000.000 121.400.000.000
Total Asset 1.248.300.000.000 1.294.500.000.000
S.T Borrowing 223.900.000.000 318.600.000.000
L.T Borrowing 15.600.000.000 100.000.000
Total Equity 592.000.000.000 590.800.000.000

INCOME STATEMENT
Revenue 1.381.400.000.000 1.337.500.000.000
Gross Profit 312.400.000.000 337.600.000.000
Operating Profit 46.300.000.000 -32.300.000.000
Net Profit 1.200.000.000 -54.200.000.000
EBITDA 60.200.000.000 -20.600.000.000
Interest Expense 39.000.000.000 30.900.000.000

RATIO
EPS -15 -26
PER -23,13 x -5,81 x
BVPS 179 189
PBV 1,98 x 0,81 x
ROA 0,09% -4,19%
ROE 0,20% -9,18%
DER 1,37 x 1,18 x
EV/EBITDA 15,06 -37,82
Debt/Equity 0,40 0,54
Debt/TotalCap 0,29 0,35
Debt/EBITDA 3,98 -15,45
EBITDA/IntExps 1,54 -0,67
Sektor Hasil Industri Untuk Konsumsi
1. PER : Pada tahun 2014 last price dr saham KLBF sebesar 1.795, saham
KAEF sebesar 1.125, dan saham INAF sebesar 259. sedangkan PER dari
saham PT Kalbe farma Tbk adalah 43.27, Kimia Farma sebesar 42.4, dan
Indo farma sebesar -23.13. Maka jelas bahwa secara fundamental saham
KLBF lebih murah dibandingkan dengan saham KAEF dan INAF. Dimana
PER itu adalah perbandingan harga saham dengan laba bersih perusahaan
atau dapat diasumsikan bahwa harga saham KLBF adalah 43.27 kali laba
bersih perusahaan
2. EPS : Dilihat dari EPS masing-masing perusahaan maka EPS dari PT Kalbe
Farma menunjukan nilai terbesar dibandingkan dengan PT Kimia Farma
dan PT Indo farma dan dari tahun 2013 sampai 2014 EPS dari KLBF
mengalami peningkatan. Hal ini menandakan bahwa PT Kalbe Farma
mampu memberikan tingkat kesejahteraan yang baik kepada pemegang
saham.
3. DER : Dilihat dari DER masing-masing perusahaan maka DER dari PT
Kalbe Farma lebih baik dibandingkan dengan DER PT Kimia Farma dan
PT Indo farma dimana DER dari KLBF menurun dari tahun 2013 sampai
2014
4. ROA : Berdasarkan ROA masing-masing perusahaan, PT Kalbe Farma
menunjukan persentase tertinggi dibandingkan PT Kimia Farma dan PT
Indo farma. Dimana jika ROA menunjukan nilai total aktiva yang
dipergunakan untuk operasi perusahaan mampu memberikan laba bagi
perusahaan.
5. ROE : Berdasarkan ROE masing-masing perusahaan, PT Kalbe Farma
menunjukan persetase tertinggi dibandingkan PT Kimia Farma dan PT Indo
Farma. Dimana jika ROA dari suatu perusahaan semakin tinggi maka
semakin baik kinerja perusahaan dalam memanfaatkan modalnya untuk
menghasilkan laba.
6. PBV : PBV berpengaruh terhadap ROE, jika ROE meningkat maka PBV
akan meningkat pula.

2. Analisis Teknikal
Berikut ini adalah chart perbandingan harga saham KLBF, KAEF dan INAF selama
2 tahun terakhir :

Dari sektor hasil industri untuk konsumsi dilihat dari grafik diatas
KLBF masih menduduki tingkat tertinggi dibandingkan dengan KAEF
dan INAF.
Dimana grafik KLBF tidak terlalu berfluktuasi, sedangkan grafik
KAEF menunjukan penurunan antara tanggal 16 Juni 2013 sampai 15
Desember 2013. Kemudian grafik KAEF meningkat pada tanggal 15
Desember 2014 melebihi KLBF namun kembali mengalami penurunan
pada tanggal 16 Juni 2015. Sedangkan pada grafik INAF berfluktuasi
dari tanggal 16 Juni 2013 sampai sebelum akhir tahun 2014, dan
mengalami peningkatan kembali pada tanggal 15 Desember 2014.
Kemudian menurun kembali pada tanggal 16 Juni 2015.

Contoh 2 :
1. Analisis Industri
Seiring dengan perkembangan teknologi industri otomotif saat ini kian
tumbuh dengan pesat sehingga persaingan diantara produsen otomotif dunia
terjadi sedemikian ketat dalam menciptakan produk yang dapat memenuhi selera
pasar serta mampu mempengaruhi keputusan konsumen dalam melakukan
pembelian.
Produksi otomotif dunia yang terus berkembang dalam memenuhi
kebutuhan konsumen, Indonesia termasuk salah satu pasar otomotif paling
potensial di dunia. Produksi mobil di Indonesia, selain untuk dijual dipasar
domestik, para produsen otomotif juga mengekspor mobil dan motor dengan
jumlah yang besar. Angka produksi dan penjualan kendaraan bermotor dunia
tentunya menjadi cerminan potensi pasar ekspor suku cadang, aksesoris dan
perlengkapan mobil dan motor. Maka kami tertarik untuk memilih satu
perusahaan yaitu PT Astra Internasional Tbk untuk kami analisis lebih lanjut.
2. Sejarah Singkat
PT Astra International Tbk pertama kali didirikan pada tanggal 20
Februari 1957 dengan nama PT. Astra International Incorporation (AII) Kantor
pusat ASII berdomosili di Jl. Gaya Motor Raya No. 8, Sunter II,
Jakarta..Perusahaan ini didirikan oleh Drs. Tjia Kian Tie (Alm), Wiliam
Soerjadja (Tjia Kiang Liong), dan E.Hariman (Liem Peng Hong). PT Astra
International bergerak dalam bidang usaha ekspor-impor hasil bumi, inventaris
alat-alat kereta api untuk PKA (sekarang PJKA), serta bahan-bahan untuk proyek
pengembangan PLTA Jatiluhur.
Pemegang saham terbesar Astra International Tbk adalah Jardine Cycle
& Carriage Ltd (50,09%), perusahaan yang didirikan di Singapura.Jardine Cycle
&Carriage Ltd merupakan entitas anak dari Jardine Matheson Holdings Ltd,
perusahaan yang didirikan di Bermuda. Saat ini, Astra International Tbk
memiliki anak usaha yang juga tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), antara
lain: Astra Agro Lestari Tbk (AALI), Astra Graphia Tbk (ASGR), Astra Otoparts
Tbk (AUTO) dan United Tractors Tbk (UNTR).
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ASII bergerak di bidang
perdagangan umum, perindustrian, jasa pertambangan, pengangkutan, pertanian,
pembangunan dan jasa konsultasi. Ruang lingkup kegiatan utama entitas anak
meliputi perakitan dan penyaluran mobil (Toyota, Daihatsu, Izusu, UD Trucks,
Peugeot dan BMW), sepeda motor (Honda) berikut suku cadangnya, penjualan
dan penyewaan alat berat, pertambangan dan jasa terkait, pengembangan
perkebunan, jasa keuangan, infrastruktur dan teknologi informasi.
Pada tahun 1990, ASII memperoleh Pernyataan efektif BAPEPAM-LK
untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham ASII (IPO) kepada
masyarakat sebanyak 30.000.000 saham dengan nominal Rp1.000,- per saham,
dengan Harga Penawaran Perdana Rp14.850,- per saham. Saham-saham tersebut
dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 04 April 1990.
1. Analisis Fundamental
PT Astra Internasional Tbk

2014 2013
QUARTER
Last Price 7.750 7.775
Share Out 40.500.000.000 40.500.000.000
Market Cap. 313.747.500.000.00 314.759.600.000.00
0 0

BALANCE SHEET
Cash 21.179.000.000.000 18.819.000.000.000
Total Asset 236.029.000.000.00 213.994.000.000.00
0 0
S.T Borrowing 37.421.000.000.000 37.403.000.000.000
L.T Borrowing 32.651.000.000.000 30.097.000.000.000
Total Equity 120.324.000.000.00 106.188.000.000.00
0 0

INCOME STATEMENT
Revenue 201.701.000.000.00 193.880.000.000.00
0 0
Gross Profit 38.809.000.000.000 35.311.000.000.000
Operating Profit 20.163.000.000.000 18.603.000.000.000
Net Profit 19.181.000.000.000 19.417.000.000.000
EBITDA 27.957.000.000.000 26.066.000.000.000
Interest Expense 1.375.000.000.000 1.109.000.000.000

RATIO
EPS 477 443
PER 15,56 x 15,33 x
BVPS 2.852 2.434
PBV 2,60 x 2,79 x
ROA 8,13% 9,07%
ROE 15,94% 18,29%
DER 1,05 x 1,12 x
EV/EBITDA 12,97 13,94
Debt/Equity 0,58 0,64
Debt/TotalCap 0,37 0,39
Debt/EBITDA 2,51 2,59
EBITDA/IntExps 20,33 23,50

PT Astra Otoparts Tbk

2014 2013
QUARTER
Last Price 3.935 4.050
Share Out 4.800.000.000 3.900.000.000
Market Cap. 18.965.600.000.000 15.615.900.000.000

BALANCE SHEET
Cash 1.353.700.000.000 764.900.000.000
Total Asset 13.369.500.000.000 9.582.000.000.000
S.T Borrowing 608.000.000.000 1.382.500.000.000
L.T Borrowing 77.100.000.000 357.600.000.000
Total Equity 9.859.100.000.000 5.748.900.000.000

INCOME STATEMENT
Revenue 3.094.400.000.000 2.360.800.000.000
Gross Profit 422.800.000.000 373.000.000.000
Operating Profit 145.800.000.000 144.100.000.000
Net Profit 265.500.000.000 266.600.000.000
EBITDA 239.600.000.000 144.100.000.000
Interest Expense 12.400.000.000 33.300.000.000

RATIO
EPS 178 179
PER 23,61 x 20,43 x
BVPS 2,016 1884
PBV 2,08 x 1,94 x
ROA 1,99% 2,78%
ROE 2,69% 4,64%
DER 0,44 x 0,36 x
EV/EBITDA 76,36 115,12
Debt/Equity 0,07 0,30
Debt/TotalCap 0,06 0,23
Debt/EBITDA 2,86 12,07
EBITDA/IntExps 19,34 4,32

PT Gajah Tunggal Tbk

2014 2013
QUARTER
Last Price 1 2
Share Out 3.500.000.000 3.500.000.000
Market Cap. 3.711.300.000.000 6.516.600.000.000

BALANCE SHEET
Cash 1.050.200.000.000 2.236.100.000.000
Total Asset 16.042.900.000.000 15.350.800.000.00
0
S.T Borrowing 246.800.000.000 0
L.T Borrowing 6.123.600.000.000 5.960.700.000.000
Total Equity 5.983.300.000.000 5.724.300.000.000

INCOME STATEMENT
Revenue 13.070.700.000.000 12.352.900.000.00
0
Gross Profit 2.445.100.000.000 2.272.900.000.000
Operating Profit 1.153.700.000.000 1.365.300.000.000
Net Profit 269.900.000.000 120.300.000.000
EBITDA 1.219.800.000.000 1.392.600.000.000
Interest Expense 621.100.000.000 567.100.000.000

RATIO
EPS 86 79
PER 16,55 x 21,35 x
BVPS 1699 1653
PBV 0,84 x 1,02 x
ROA 1,68% 0,78%
ROE 4,51% 2,10%
DER 1,63 x 1,52 x
EV/EBITDA 7,40 7,35
Debt/Equity 1,06 1,04
Debt/TotalCap 0,52 0,51
Debt/EBITDA 5,22 4,28
EBITDA/IntExps 1,96 2,42
Sektor Industri Lainnya
1. PER : Pada tahun 2014 last price dr saham ASII sebesar 7.750, saham GJTL
sebesar 1.065, dan saham AUTO sebesar 3.935. sedangkan PER dari saham
PT Astra Internasional adalah 23.61, PT Gajah tunggal sebesar 16.55, dan
PT Astra Otoparts sebesar 23.61. Maka jelas bahwa secara fundamental
saham ASII lebih murah dibandingkan dengan saham GJTL dan AUTO.
Dimana PER itu adalah perbandingan harga saham dengan laba bersih
perusahaan atau dapat diasumsikan bahwa harga saham ASII adalah 15.56
kali laba bersih perusahaan
2. EPS : Dilihat dari EPS masing-masing perusahaan maka EPS dari PT Astra
Internasional Tbk menunjukan nilai terbesar dibandingkan dengan PT
Gajah Tunggal Tbk dan PT Astra Otopart Tbk dan dari tahun 2013 sampai
2014 EPS dari ASII mengalami peningkatan. Hal ini menandakan bahwa
PT Astra Internasional Tbk mampu memberikan tingkat kesejahteraan yang
baik kepada pemegang saham.
3. DER : Dilihat dari DER masing-masing perusahaan maka DER dari PT
Astra International Tbk lebih baik dibandingkan dengan DER PT Gajah
Tunggal Tbk dan PT Astra Otoparts Tbk dimana DER dari ASII menurun
dari tahun 2013 sampai 2014 walaupun DER dari PT Astra Otoparts Tbk
lebih kecil dari ASII tetapi DER dari PT Astra Otoparts Tbk meningkat dari
tahun 2013 sampai 2014.
4. ROA : Berdasarkan ROA masing-masing perusahaan, PT Astra
Internasional Tbk menunjukan persentase tertinggi dibandingkan PT Gajah
Tunggal Tbk dan PT Astra Otoparts Tbk. Dimana jika ROA menunjukan
bahwa dari total aktiva yang dipergunakan untuk operasi perusahaan
mampu memberikan laba bagi perusahaan.
5. ROE : Berdasarkan ROE masing-masing perusahaan, PT Astra
Internasional Tbk menunjukan persetase tertinggi dibandingkan PT Gajah
Tunggal Tbk dan PT Astra Otoparts Tbk. Dimana jika ROA dari suatu
perusahaan semakin tinggi maka semakin baik kinerja perusahaan dalam
memanfaatkan modalnya untuk menghasilkan laba.
6. PBV : PBV berpengaruh terhadap ROE, jika ROE meningkat maka PBV
akan meningkat pula.
2. Analisis Teknikal
Berikut ini adalah chart perbandingan harga saham ASII, AUTO dan
GJTL selama 2 tahun terakhir :

Dari sektor industri lainnya, khususnya dalam bidang otomotif ASII


masih menunjukkan grafik yang lebih tinggi dibandingkan dengan
AUTO dan GJTL. Dimana grafik ASII lebih stabil dari tanggal 16
juni 2013 sampai tanggal 16 juni 2015, bila dibandingkan dengan
AUTO dan GJTL. Pada tanggal 16 Juni 2015 AUTO mengalami
penurunan sedangkan ASII masih tetap stabil. Berbeda dengan
GJTL yang terus mengalami penurunan.
KESIMPULAN
Analisis fundamental adalah analisis sekuritas yang menggunakan data-data
fundamental dan factor-faktor eksternal yang berhubungan dengan perusahaan atau badan
usaha tersebut. Data fundamental yang dimaksud adalah data keuangan, data pangsa pasar,
siklus bisnis, dan sejenisnya. Sementara data factor eksternal yang berhubungan dengan badan
usaha adalah kebijakan pemerintah, tingkat suku bunga, inflasi dan sejenisnya. Dengan
mempertimbangkan data-data tersebut diatas, analisis fundamental menghasilkan berua
analisis penilaian badan usaha dengan kesimpulan apakah perusahaan tersebut sahamnya layak
dibeli atau tidak, jika nilainya mahal atau overvalued, saham tersebut nilainya lebih tinggi
berdasarkan analisis fundamental melalui perbandingan harga yang berlaku dipasar. Dengan
kata lain harganya terlalu mahal jadi lebih baik tidak dibeli atau dijual jika memiliki sahamnya.
Analisa teknis atau lebih dikenal dengan analisis teknikal adalah merupakan suatu
teknik analisa yang dikenal dalam dunia keuangan yang digunakan untuk memprediksi trend
suatu harga saham dengan cara mempelajari data pasar yang lamau, terutama pergerakan harga
dan volume. Pada awalnya analisa teknikal hanya memperhitungkan pergerakan harga pasar
atau instrument yang bersangkutan, dengan asumsi bahwa harga mencerminkan seluruh factor
yang relevan sebelum seorang investor menyadarinya melalui berbagai cara lain. Analisa
teknikal dapat menggunakan berbagai model dan dasar misalnya, untuk pergerakan harga
digunakan metode seperti misalnya, index kekuatan relative, index pergerakan rata-rata,
regresi, korelasi antar pasar dan intra pasar, siklus ataupun dengan cara klasik yaitu dengan
cara menganalisa pola grafik.
DAFTAR PUSTAKA
https://pdfcookie.com/documents/makalah-analisis-fundamental-dan-teknikal-
fiks-bgt-k2p8m7qeqxl9
https://pdfcookie.com/documents/manfaat-analisis-fundamental-dan-analisis-
teknikal-4k2p9ygm4kv9

Anda mungkin juga menyukai