Anda di halaman 1dari 6

RANGKUMAN MATA KULIAH DAN TELAAH ARTIKEL

ANALISIS INVESTASI DAN TEORI PORTOFOLIO

“ANALISIS FUNDAMENTAL”

DISUSUN OLEH:
1. Ahmad Ibnu Hambal (23105400709)
2. Ardila Nelyarsih (23105400710)

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA SURABAYA

2023
RANGKUMAN MATERI KULIAH
Analisis Fundamental
Analisis fundamental adalah metode analisis yang mempelajari hal yang berkaitan dengan
kondisi dasar (fundamental) sebuah perusahaan secara keseluruhan baik secara kuantitatif
(keuangan) maupun kualitatif (non-keuangan).

Analisis fundamental menggunakan laporan keuangan sebagai basis untuk menilai atau valuasi
saham dengan melihat 3 hal penting, yaitu:

1. Menilai kinerja dan kondisi perusahaan, apakah memiliki performance keuangan yang
berkesinambungan

2. Menetapkan acuan harga wajar saham, yang akan menjadi patokan untuk melakukan
keputusan jual beli saham

3. Memonitor dan mengevaluasi saham secara rutin, untuk memastikan apakah saham masih
layak investasi atau tidak

Terdapat dua pendekatan utama dalam analisis fundamental, yaitu pendekatan top down
approach dan nilai intrinsik serta rasio keuangan.

1. Pendekatan Top Down Approach

Di dalam pendekatan top down approach, analisis dilakukan melalui 3 tahap, yaitu kondisi
ekonomi makro, industri, dan kondisi perusahaan.

Kondisi ekonomi makro, sebelum berbicara mengenai keadaan suatu perusahaan kita wajib
mengetahui mengetahui kondisi ekonomi suatu negara secara keseluruhan. Salah satu indikator
ekonomi yang dapat digunakan adalah kebijakan suku bunga, apabila tingkat suku bunga
tinggi, investor akan memilih untuk menyimpan uangnya di perbankan dan hal ini dapat
menghambat pertumbuhan bisnis perusahaan, dan sebaliknya apabila tingkat suku bunga
rendah maka investor akan cenderung menginvestasikan uangnya ke instrumen saham
sehingga mendukung pertumbuhan perusahaan.

Selain itu terdapat indikator ekonomi lainnya yaitu inflasi, pertumbuhan ekonomi dan juga
stabilitas ekonomi serta kondisi politik suatu negara. Investor tentunya akan cenderung
memilih negara yang memiliki stabilitas ekonomi dan politik yang stabil dan aman untuk
melakukan kegiatan investasi.

Kondisi industri, selanjutnya untuk dapat memahami analisis fundamental, kita juga dapat
melihat kondisi industri di mana suatu perusahaan berada. Sektor industri juga ikut
mempengaruhi naik turunnya harga saham suatu perusahaan. Industri yang bertumbuh pesat
juga akan menyebabkan naiknya harga saham perusahaam tersebut.

Dengan mengetahui kondisi industri suatu negara, seorang investor akan mengetahui sektor
apa yang sedang berkembang, menurun dan juga industri mana yang memiliki prospek yang
cerah, sehingga hal tersebut dapat membantu investor dalam membuat keputusan dalam
berinvestasi.

Kondisi Perusahaan, setelah mengetahui dan memahami kondisi makro ekonomi, dan kondisi
industri, investor juga harus dapat menilai kondisi fundamental suatu perusahaan karena
pastinya akan mempengaruhi pergerakan harga saham perusahaan tersebut.

Investor harus dapat menilai kondisi perusahaan melalui beberapa indikator seperti, laporan
keuangan perusahaan, analisis terhadap produk perusahaan dan pemasarannya, pertumbuhan
pendapatan, tingkat perolehan profit, efisiensi dan efektifitas kinerja manajemen, keunggulan
bersaing perusahaan, model bisnis perusahaan dan sebagainya

2. Pendekatan Nilai Intrinstik dan Rasio Keuangan

Setelah melakukan pendekatan analisis Top Down approach, hal selanjutnya yang juga penting
untuk dilakukan adalah menghitung nilai wajar atau nilai intrinsik dari sebuah saham. Nilai
wajar ini kemudian akan dibandingkan dengan harga pasar saham tersebut, sehingga investor
dapat mengetahui wajar atau tidaknya harga saham tersebut.

Untuk menghitung nilai wajar atau nilai intrinsik dari sebuah saham, investor dapat memulai
menganalisa kondisi keuangan perusahaan dengan memanfaatkan laporan keuangan
perusahaan pada suatu saat atau selama periode tertentu seperti laporan neraca dan laporan laba
rugi. Perusahaan publik yang terdaftar di bursa wajib mempublikasikan laporan keuangannya.

Ada 6 rasio keuangan penting dalam analisis fundamental yang sering digunakan para analis
fundamental dalam memilih saham, yaitu:

a. Earning Per Share (EPS), yaitu perbandingan antara laba bersih dan lembar saham yang
beredar. EPS yang bertumbuh dan memiliki trend postif menunjukkan bahwa perusahaan
tersebut juga bertumbuh dengan baik.

b. Price to Earning Ratio (PER), yaitu perbandingan antara harga pasar saham dan laba per
saham dari perusahaan. PER juga menjadi petunjuk mengenai lama waktu yang dibutuhkan
untuk pengembalian modal yang digunakan untuk membeli saham.

c. Price to Book Value (PBV), yaitu rasio yang menggambarkan seberapa besar pasar menilai
harga sebuah perusahaan dibandingkan kekayaan bersihnya. Umumnya investor disarankan
untuk mencari saham yang memiliki nilai PBV lebih rendah daripada rata-rata PBV industri.

d. Return on Equity (ROE), yaitu rasio perbandingan antara laba bersih dan total kekayaan
bersih perusahaan. ROE menjadi indikator yang menunjukkan efisiensi dari perusahaan
tersebut, investor akan cenderung memilih saham yang memiliki ROE yang stabil.

e. Dividend yield (DY), yaitu rasio perbandingan antara dividen per saham dan harga sahamnya
di pasar. DY yang besar mengindikasikan bahwa laba bersih perusahaan dalam keadaan stabil.
Namun perlu dicatat, tidak semua emiten di Bursa Efek Indonesia membayar dividen.

f. Debt to Equity Ratio (DER), yaitu rasio perbandingan antara jumlah utang dan kewajiban
yang dimiliki perusahaan dibandingkan dengan modal bersih perusahaan. Perusahaan dengan
DER yang kurang dari 1 dianggap lebih baik dan potensial untuk dipilih karena perusahaan
tersebut memiliki hutang kebih sedikit dibandingkan modal bersihnya

Secara teknis, analisis fundamental bukanlah teknis analisis yang sulit, apalagi saat ini sudah
banyak tersedia tools analisis fundamental.
TELAAH JURNAL
Judul : PENGARUH ANALISIS FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN
SAHAM, ANALISA KOMPARASI PERBANDINGAN BANK PADA
BANK UMUM KEGIATAN USAHA (BUKU) 3&4 DAN BUKU 1& 2 DI
INDONESIA

Penulis : 1Ariza Viska Ramadhan, 2Fajri Adrianto

Publikasi : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Vol. 4, No. 1, 2019 Februari:
413-426

LATAR BELAKANG

Sebelum investor menanamkan modalnya ke perusahaan, maka terlebih dahulu investor


melakukan analisis fundamental. Analisa fundamental menitik beratkan pada data-data kunci
dalam laporan keuangan perusahaan untuk memperhitungkan apakah harga saham sudah
diapresiasi secara akurat. Tujuan analisis fundamental adalah untuk mendapatkan suatu
prediksi pergerakan harga di masa datang dan menggunakan prediksi tersebut untuk
mendapatkan keuntungan dari pergerakan harga (Lutfi et al. 2010). Dalam melakukan analisis
penilaian saham, investor dapat melakukan analisis fundamental secara top-down yang dimulai
dari analisis ekonomi, industri dan perusahaan (Tandelilin, 2010). Dalam analisis perusahaan
yang harus dikaji oleh investor terdiri dari manajemen, perusahaan, laporan tahunan serta rasio
keuangan, Misalnya Rasio Earnings Per Share (EPS) dan Dividend Per Share (DPS), Price
Earnings Ratio (PER), Net Profit Margin (NPM), Return On Asset (ROA), Return On Equity
(ROE), Price to Book Value (PBV), maupun Economic Value Added (EVA), dan Market
Value Added (MPV). Rasio keuangan ini sangat penting untuk dianalisis karena ini akan
berdampak pada tingkat return yang diterima oleh investor.

Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang sudah dijelaskan maka didapat rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah hubungan ROA terhadap return saham.


2. Bagaimanakah hubungan ROE terhadap return saham.
3. Bagaimanakah hubungan PBV terhadap return saham.
4. Bagaimanakah hubungan PER terhadap return saham.
5. Bagaimanakah hubungan EPS terhadap return saham.
6. Bagaimanakah hubungan DPS terhadap return saham.
7. Bagaimanakah hubungan CAR terhadap return saham.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh analisis
fundamental terhadap return saham pada Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) 3&4 dan
BUKU 1& 2 di Indonesia.

Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kausatif dengan metode kuantitatif. Teknik pengambilan
sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dengan jumlah sampel 18 BUKU.
Penelitian ini menggunakan analisis regresi data panel dengan program stata versi 12.00.

Hasil

return on equity (ROE), price book value (PBV), dan capital adequacy ratio (CAR)
berpengaruh signifkan terhadap return saham pada BUKU 1&2, sedangkan pada BUKU 3&4
variabel yang berpengaruh signifikan terhadap return saham adalah earning per share (EPS).

Critical Riview Kelompok 6


Kelebihan : 1. Judul cukup jelas dan detail dan mudah untuk dipahami
Kekurangan 1. Kurangnya interpretasi sehingga belum menggambarkan temuan baru/
: novelty secara detail pada hasil penelitian.

Anda mungkin juga menyukai