1. ANALISIS FUNDAMENTAL
Analisis ini memiliki horizon jangka panjang, karena selain menggunakan data
historis (berupa laporan keuangan perusahaan) analisis ini juga menggunakan data masa
depan berupa estimasi pertumbuhan perusahaan, estimasi perubahan ekonomi dimasa
mendatang, dan berbagai jenis estimasi lainnya yang dianggap akan mempengaruhi kinerja
dan kelangsungan usaha. Meskipun menggunakan pendekatan kuantitatif dalam proses
analisisnya, banyak variabel ditentukan berdasarkan judgment, misalnya , tingkat
pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang. Akibatnya, meskipun beberapa orang
menggunakan metode analisis fundamental dengan cara yang sama, hasilnya bisa jadi
berbeda. Analisis ini biasa digunakan untuk jangka panjang, tetapi permasalahannya yang
seringkali dihadapi oleh investor adalah timing dan informasi. Karena tidak semua investor
mendapat informasi yang lengkap sehingga jika hanya mengandalkan analisis fundamental,
dapat terjadi kesalahan investasi akibat kurangnya informasi atau kesalahan timing sehingga
bisa jadi saham yang dibeli harganya sudah mahal. Untuk mengatasi masalah timing tersebut
dapat dilihat dari pergerakan saham tersebut melalui analisi teknikal untuk menentukan sinyal
transaksi (sinyal beli/sinyal jual). Dengan menggunakan atau menggabungkan kedua analisis
tersebut secara tepat, bertujuan untuk menghasilkan capital gain yang optimum.
1
A. RASIO LIKUIDITAS
Salah satu aspek penting dari analisis fundamental adalah analisis laporan keuangan,
karena dari laporan keuangan tersebut dapat diperkirakan keadaan atau posisi dan arah
perusahaan.
1. Laporan keuangan yang menggambarkan harta, utang, dan modal yang dimiliki
perusahaan pada suatu saat tertentu. Laporan keuangan ini disebut dengan neraca.
2. Laporan keuangan yang menggambarkan besarnya pendapatan, beban-beban, pajak
dan laba perusahaan dalam suatu kurun waktu tertentu.
Laporan keuangan ini disebut laporan L / R.
Rasio keuangan digunakan sebagai alat analisis keadaan keuangan dan kemampuan
perusahaan. Berikut adalah beberapa jenis rasio laporan keuangan:
Rasio likuiditas : mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban
jangka pendek.
a. Current ratio : mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
jangka pendek dan aktiva lancar
Curren ratio = aktiva lancar / kewajiban lancar
b. Quick ratio : mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
jangka pendek dengan aktiva lancar tertentu (yang relative lebih likuid).
Quick ratio = Aktiva lancar – persediaan / kewajiban lancar
c. Cash ratio : mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka
pendek dengan kas dan bank.
Cash ratio = kas+bank / kewajiban lancer
B. RATIO PROFITABILITAS
a. Gross Prrofit margin : mengukur tingkat laba kotor terhadap penjualan bersih
perusahaan
Gross Profit Margin = Laba bruto / penjualan bersih
b. Operating profit margin : mengukur tingkat laba usaha / operasional terhadap
penjualan bersih perusahaan
2
Operating profit margin = Laba usaha / operasi penjualan bersih
c. Net Profit margin : mengukur persentase laba bersih (setelah pajak) terhadap
penjualan bersih perusahaan
Net profit margin = laba bersih setelah pajak / penjualan bersih
d. Return on asset (ROA) : mengukur efektivitas perusahaan didalam menghasilkan
keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.
ROA = Laba Bersih Setelah pajak / rata-rata aktiva tetap
C. RASIO PENGUNGKIT
a. Debt ratio : mengukur tingkat penggunaan hutang sebagai sumber pembiayaan aktiva
perusahaan.
Debt ratio = total kewajiban / total aktiva
b. Debt equity ratio : membandingkan sumber pembiayaan yang berasal dari pemegang
saham.
Debt equity ratio = total kewajiban / total modal
c. Leverage ratio : mengukur jumlah dari aktiva perusahaan terhadap modal pemegang
saham.
Laverage ratio = total aktiva / modal pemegang saham
D. RASIO PASAR
a. Earning per share : menghitung penghasilan bersih yang diperoleh untuk setiap saham
yang diinvestasikan.
EPS = laba bersih setelah pajak – dividen saham preferen total saham yang diterbitkan
b. Dividen yield : mengukur jumlah dividen persaham relatif terhadap harga pasar yang
dinyatakan dalam bentuk persentase.
Dividen yield = dividen persaham / harga pasar saham
c. Price earning ratio (P / E) : mengukur jumlah investor untuk dibayar dari pendapatan
perusahaan.
3
P/E = harga pasar per lembar saham biasa / earning per share
d. Dividen persaham : menghitung jumlah dividen yang diperoleh untuk setiap saham
yang diinveestasikan.
Dividen persaham = total dividen dalam satu tahun / total saham yang diterbitkan.
a. Reaksi berantai : semakin besar dampak berantai suatu informasi, maka akan
semakin besar pengaruhnya terhadap nilai sebuah index perusahaan.
b. Jarak informasi : semakin dekat sebuah informasi dengan satu index saham, maka
akan semakin besar pengaruh informasi tersebut misalnya, informasi yang berasal
dari dalam negeri Indonesia akan besar pengaruhnya terhadap nilai IHSG
dibandingkan informasi dari luar negeri.
c. Sumber berita : semakin resmi sumber berita tersebut , maka akan semakin kuat
pengaruhnya terhadap nilai suatu indek saham.
d. Jenis berita : berita ekonomi lebih kuat pengaruhnya terhadap index saham suatu
Negara dibanding berita lainnya, seperti politik, social maupun budaya.
Proses dari analisa fundamental sendiri adalah mengetahui kinerja keuangan emiten
melalui analisa laporan keuangan dari emiten termasuk analisa laporan keuangan yang
4
diproyeksikan ke periode mendatang dengan membandingkan laporan keuangan tersebut
melalui perbandingan internal dan eksternal.
Menentukan nilai intrinsic dari efek emiten melalui sekuritas induvidu dengan
membandingkan apakah harga saham per suatu emiten mispriced.
Pendekatan yang digunakan untuk menganalisis sebuah perusahaan dilakukan melalui empat
tahap (top-down analysis).
5
2. ANALISIS TEKNIKAL
Analisa teknis atau lebih dikenal dengan analisis teknikal adalah merupakan suatu
teknik analisa yang dikenal dalam dunia keuangan yang digunakan untuk memprediksi trend
suatu harga saham dengan cara mempelajari data pasar yang lampau, terutama pergerakan
harga dan volume. Pada awalnya analisa teknikal hanya memperhitungkan pergerakan harga
pasar atau instrument yang bersangkutan, dengan asumsi bahwa harga mencerminkan seluruh
factor yang relevan sebelum seorang investor menyadarinya melalui berbagai cara lain.
Analisa teknikal dapat menggunakan berbagai model dan dasar misalnya, untuk pergerakan
harga digunakan metode seperti misalnya, index kekuatan relative, index pergerakan rata-
rata, regresi, korelasi antar pasar dan intra pasar, siklus ataupun dengan cara klasik yaitu
dengan cara menganalisa pola grafik.
Analisa teknikal dikenal secara luas diantara para pedagang saham (atau dikenal
dengan”trader”) dan para professional dibidang keuangan, namun dalam dunia akademis
dianggap sebagai pseudosains or “voodoo finance;” it receives little or no direct support from
academic sources and is considered akin to “astrology” akademisi seperti Eugene fama
mengatakan bahwa pembuktian analisa teknikal ini sangat tipis dan inkonsisten yang
merupakan “bentuk kekurangan” dari teknik yang diterima secara umum yaitu hipotesa pasar
efisien. Ekonomi bernama burton malkiel berargumen bahwa :
“analisa teknikal merupakan sesuatu yang diharamkan (anathema) dalam dunia akademis”
dan selanjutnya ia juga mengatakan bahwa “dalam bentuknya yang erupakan hipotesa
efisien pasar yang lemah maka engkau tidak akan dapat memprediksi harga saham
kedepannya berdasarkan harga yang lampau”.”
Dalam pasar valuta asing, analisa teknikal ini lebih banyak digunakan para praktisi
dibandingkan pengguna analisa fundamental. Beberapa studi internal mengindikasikan bahwa
aturan perdagangan teknikal ini dapat menghasilkan imbal hasil yang konsisten pada periode
hingga tahun 1987, kebanyakan penelitian akademis menitik beratkan pada sifat alamiah dari
posisi anomaly dari pasar mata uang terdapat spekulasi bahwa anomaly ini terjadi sebagai
akibat dari adanya intervensi bank sentral.
Analisis teknikal berupaya untuk mengidentifikasi patron harga dan tren dalam pasar
keuangan dan berusaha untuk mengeksploitasi patron tersebut. Dalam menggunakan berbagai
metode atau teknik maka mereka mengutamakan studi atau grafik harga.
6
Para analisis berusaha untu menemukan prototype patron seperti misalnya patron
pembalikan yang sudah amat terkenal dengan istilah inggris head and shoulder (patron
berbentuk seperti kepala dan bahu), serta mempelajari pula berbagai patron seperti harga,
volume, dan pergerakan rata-rata dari harga. Beberapa analisis teknikal juga menggunakan
indicator psikologis dari investor sentiment pasar.
Analisis teknikal juga sering menggunakan berbagai indicator yang secara trifikal
merupakan transformasi matematik dari harga atau volume. Indicator ini digunakan sebagai
alat bantu untuk menentukan apakah suatu asset berada dalam suatu tren serta arah dari
harga asset dalam tren tersebut. Para analisis juga mempelajari korelasi antara harga, volume,
dan margin dalam perdagangan berjangka. Indicator tersebut misalnya index kekuatan
relative dan MACD. Studi lain juga menggunakan korelasi antara perubahan dalam opsi baik
opsi jual/beli beserta harganya.
Secara esensial, analisa teknikal mempelajari dua bidang investasi yaitu analisa dari
psikologis pasar dan analisa terhadap suplai dan permintaan. Para analisa berupaya untuk
meramalkan pergerakan harga guna memperoleh keberhasilan dalam perdagangan serta
memperkecil risiko kerugian serta menghasilkan imbal hasil positif dalam masa depan
melalui cara pengelolaan risiko dan manajemen keuangan banyak cara pembelajaran analisis
teknikal. Para penganut cara pembelajaran dari teknik yang berbeda-beda (misalnya grafik
lilin atau dikenal lebih luas dengan istilah candlestick chart, teori dow, dan teori elliort wave
seringkali mengabaikan teknik pendekatan lainnya, namun banyak juga yang
mengombinasikan beberapa elemen pembelajaran, para analisis biasanya memutuskan untuk
menggunakan metode pembelajaran yang mana yang tepat berdasarkan pengalaman apa yang
tercermin dari suatu instrument pada suatu masa tertentu serta apa makna dari patron yang
terbentuk dalam masa tersebut.
Analisa teknikal sering kali kontras dengan analisa fundamental yaitu studi atas factor
ekonomi yang diyakini beberapa analisis mampu mempengaruhi harga dalam pasar
keuangan. Para analisis teknikal meyakini bahwa harga tersebut sudah mencerminkan semua
pengaruh ekonomi tersebut sebelum investor menyadarinya. Beberapa pedagang
menggunakan salah satu dari teknikal ataupun fundamental secara ekslusif namun beberapa
lainnya menggabungkan keduanya dalam melakukan analisa.
7
A. ANALISIS TEKNIKAL MODERN
Dalam analisis teknikal modern istilah indicator sering ditemui namun, yang di
maksud indicator dalam istilah anilisis teknikal ini adalah sekumpulan (time series) data
(data point) yang dihasilkan dari penggunaan sebuah formula terhadap data harga suetu
sekuritas. Data harga tersebut bias berupa kombinasi dari harga pembuka (open), tertinggi,
dan terendah atau penutupan dalam sebuah rentang periode. Beberapa indicator mungkin
hanya menggunakan data harga penutupan saja, sedangkan yang lain juga menggunakan
volume atau harga pembukaan dan formulanya.
Sebagai contoh, rata-rata harga dari tiga penutupan adalah sebuah point data missal,
(20+25+30)/3=25. Namun angka 25 sebagai satu buah point data tidak akan berarti jika tidak
diikuti rangkaian data point lainnya dalam satu periode tersebut. Rangkaian (time series)
p0int data akan dihasilkan dalam rentang periode yang dibutuhkan untuk menghasilkan
sebuah referensi yang valid dalam sebuah analisis. Dengan dihasilkannya rangkaian point
data maka akan dapat dibandingkan antara kondisi terkini dengan yang telah lampau. Untuk
tujuan analisis biasanya indicator disajikan dalam sebuah bentuk grafik harga saham yang
bersangkutan, namun tidak jarang indicator langsung diletakan dengan grafik harga saham
bersangkutan agar didapatkan perbandingan secara langsung.
8
sebuah pola descending triangle dengan rangkaian harga yang terus menurun, namun bisa
jadi sinyal yang diberikan oleh indicator yang digunakan salah. Sebagaimana biasanya dalam
analisis teknikal, keterampilan membaca indicator lebih cenderung sebagai seni (art)
dibandingkan sebagai sesuatu yang ilmiah (science). Suatu indicator yang sangat baik ketika
digunakan untuk menganalisis grafik saham ASII bisa jadi tidak applicable untuk grafik
saham GGRM. Oleh karena itu keahlian dalam membaca sinyal yang diberikan oleh indicator
perlu dibangun dalam suatu proses pembelajaran dan analisis yang ekstensif.
Trend Following Indikator terkadang disebut juga dengan lagging indicator adalah
indicator yang tepat digunakan pada sebuah trend yang bergerak naik atau turun. Indikator ini
memang didesain sedemikian rupa sebagai pemandu bagi trader atau investor bermain dalam
suatu trend tersebut. Oleh karena itu indicator yang tergolong dalam jenis ini relative kurang
cocok untuk digunakan dalam trend mendatar (sideways). Kelebihan dari indicator ini adalah
mudah dalam penggunaan dan interprestasi serta kemampuan untuk menangkap pergerakan
dan tetap untuk berada dalam pergerakan tersebut, sedangkan kekurangan yang terkandung
dalam indicator ini adalah tidak efektif apabila berada dalam sebuah trading range
datar/menyamping. Berikut ini gambaran tentang kelebihan dan kekurangan dari indikator
yang termasuk Trend Following Indikator.
9
Salah satu jenis indikator lagging (menyusul) yaitu Exponential Moving Average
(EMA), EMA adalah salah satu indikator yang sangat popular dan relative lebih mudah untuk
digunakan. Dengan menggunakan rata-rata dari harga, EMA memperhalus rangkaian data
harga pada grafik dan memudahkan untuk mengindentifikasi trend. EMA mengurangi efek
lagging (menyusul) dengan cara memberikan pembebanan (weighting) kepada harga terkini
(recent price) terhadap harga masa lalu (older price). Hal tersebut akan berakibat EMA
bergerak lebih cepat dibanding Simple Moving Average(SMA). Adapun formula yang
digunakan untuk menghasilkan EMA adalah sebagai berikut:
X = [K x [C –P ]] + P
Dimana: X = EMA
C = Current Price
K = Smoothing constant
K = 2/ ( 1 + N )
Berikut contoh menghitung Smoothing constans dari EMA dengan basis 10, dimana hasilnya
adalah 0.01818.
K = 2 / ( 1 + 10 )
K = 2 / 11
K = 0.01818
10
b. OSCILLATOR INDIKATOR
Closing level yang konsisten berada pada kondisi puncak (peak) merupakan indikasi
terjadinya accumulation (buying pressure). Sebaliknya, closing level yang konsisten berada
pada bottom, mengindikasikan terjadinya distribution (selling pressure).
Analisis Stochastic Oscillator terdiri dari dua buah garis, yaitu garis %K dan garis
%D. %K adalah garis yang menggambarkan posisi relatif, serta harga closing terhadap range
harga tertinggi dan terendah dalam periode pengamatan. Sedangkan %D merupakan trigger
line yang tidak lain merupakan rata-rata bergerak sederhana (simple moving average) dari
%K.
Nilai maksimal %D dan %K pada stochastic adalah 100, sementara nilai minimalnya
adalah 0. Dengan nilai yang konstan seperti ini, maka jelas bahwa fungsi utama dari
stochastic oscillator adalah sama saja dengan Relative Strenght Index (RSI) atau indikator
oscillator lain, yaitu untuk mendeteksi kondisi overbought dan oversold. Nilai %K dapat
dihitung menggunakan formulasi dibawah ini:
11
Sedangkan cara perhitungan %D (trigger line) adalah dengan menghitung rata-rata dari %K
dalam periode tertentu.
Ada beberapa cara untuk menentukan sinyal jual dan beli melalui indikator stochastic
oscillator, diantaranya yaitu:
1. Membeli ketika oscillator, garis %K garis %D, turun dibawah tingkat tertentu
(misalnya, 20) dan kemudian naik ke atas tingkat tersebut. Menjual ketika
oscillator naik ke atas tingkat tertentu (misal, 80) dan kemudian turun dibawah
tingkat tersebut.
2. Membeli ketika garis %K naik keatas garis %D dan menjual ketika garis %K turun
dibawah garis %D.
Berikut ini gambaran tentang sinyal jual dan beli dari stochastic oscillator, penulis juga
menyertakan cara perhitungannya.
12
B. MOVING AVERAGE CONVERGEN DIVERGEN
Moving Average Convergen Divergen atau lebih dikenal dengan MACD adalah salah
satu indikator yang relative sederhana serta memiliki tingkat realibilitas yang baik. Awalnya
MACD digunakan oleh Gerald Appel sebagai alat bantu dalam menganalisis perubahan arah
trend dan siklus harian hingga mingguan. MACD menggunakan dua Exponential Moving
Average (EMA) untuk mengindikasikan kondisi overbought atau oversold yang berfluktuatif
diatas dan dibawah garis nol (zero line). Pada MACD tidak terdapat angka batasan secara
absolut seperti pada Stockhastic Oscillator yang biasanya menggunakan batas 30 – 70.
MACD standar terdiri dari dua garis. Garis pertama atau dikenal dengan MACD line,
adalah hasil selisih dari dua buah EMA yaitu EMA 12 dan EMA 26. Garis ini biasanya
disajikan dengan garis yang lebih tebal. Garis pendampingnya adalah pemicu atau trigger
line. Garis ini adalah garis EMA 9 dan biasanya disajikan dengan garis yang lebih tipis atau
putus-putus. Karena MACD line berasal dari selisih dua EMA, maka akan terdapat dua
13
kemungkinan hasil yaitu positif dan negatif. Positif berarti indikasi terjadinya bullish, negatif
indikasi terjadinya bearish.
Fibonacci Studies pertama kali dikenalkan oleh Leonardo Fibonacci, beliau adalah
ilmuwan matematika yang lahir di Itali pada sekitar tahun 1170. Fibonacci menemukan
14
bilangan, yang sekarang dikenal dengan bilangan fibonacci, ketika mempelajari piramida
Gizeh di Mesir.
Bilangan fibonacci adalah rangkaian bilangan dimana setiap bilangan selanjutnya adalah
jumlah dari dua bilangan sebelumnya, yaitu:
15
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Analisa teknis atau lebih dikenal dengan analisis teknikal adalah merupakan suatu
teknik analisa yang dikenal dalam dunia keuangan yang digunakan untuk memprediksi trend
suatu harga saham dengan cara mempelajari data pasar yang lamau, terutama pergerakan
harga dan volume. Pada awalnya analisa teknikal hanya memperhitungkan pergerakan harga
pasar atau instrument yang bersangkutan, dengan asumsi bahwa harga mencerminkan seluruh
factor yang relevan sebelum seorang investor menyadarinya melalui berbagai cara lain.
Analisa teknikal dapat menggunakan berbagai model dan dasar misalnya, untuk pergerakan
harga digunakan metode seperti misalnya, index kekuatan relative, index pergerakan rata-
16
rata, regresi, korelasi antar pasar dan intra pasar, siklus ataupun dengan cara klasik yaitu
dengan cara menganalisa pola grafik.
DAFTAR PUSTAKA
http://ekonomi.kabo.biz/2011/01/analisis-teknikal.html?m=1
http://www.ceobisnis.com/2014/12/istilah-dan-cara-analisa-teknikal-saham.html?m=1
17