Nim : 1802622010137/06
Bank Century merupakan bank publik yang didirikan pada 6 Desember 2004. Bank
ini merupakan hasil marger antara Bank CIC (Surviving Entity), Bank Danpac dan Bank
Pikko. Pada tahun 2008 Bank century diambil alih oleh LPS (Lembaga Penjamin Simpanan),
kemudian berubah nama menjadi PT Bank Mutiara Tbk.
Sementara Kliring itu sendiri adalah pertukaran data keuangan elektronik antar
peserta kliring baik atas nama peserta atau klien yang mereka peroleh pada waktu tertentu.
Akibatnya, pelanggan Bank Century tidak dapat melakukan transaksi dalam bentuk devisa,
Kliring dan tidak dapat mentransfer juga tidak bisa karena Bank Century tidak mampu untuk
melakukannya. Bank hanya dapat 2 mentransfer uang ke tabungan. Jadi uang itu tidak bisa
keluar dari bank. Hal ini terjadi pada semua pelanggan Bank Century.
Dua tersangka yang ditetapkan oleh KPK dalam kasus ini ketika itu menjabat Deputi
3 bidang IV Pengelolaan Moneter Devisa BI. Adapun SCF menjabat Deputi bidang V bidang
Pengawasan BI. Penetapan tersangka itu dilakukan setelah memeriksa hingga 153 orang saksi
sampai 19 November 2012 . Terdapat pelanggaran dalam proses pengucuran dana talangan
senilai Rp 6,7 triliun untuk Bank Century tersebut.
Koran Harian Umum Media Indonesia sebagai media nasional yang tersebar diseluruh
pelosok Nusantara yang dan sebagai media yang aktif menyoroti kehidupan politik, secara
geografis sangat peka dan dekat dengan permasalahan kasus Century ini. Kemudian
bagaimana Media Indonesia sebagai surat kabar Harian Nasional terbaik di ajang Indonesia
Print Media Award (IPMA) 2013 menyajikan kasus pelik yang menghiasi media massa sejak
tahun 2008 tersebut. Harian Umum Media Indonesia kerap kali menyoroti masalah tentang
perkembangan kasus Century pada seputar pemberitaannya.
Kasus korupsi dana bailout (dana talangan) Bank Century sebesar 6,76 triliun ternyata
membawa dampak terhadap berbagai sektor, khususnya stabilitas politik dan perekonomian
di Indonesia, terlebih setelah hasil audit BPK menyatakan bahwa telah terjadi
penyalahgunaan wewenang dan pelanggaran pidana dalam kasus ini, diantaranya unsur
kerugian Negara, pelanggaran undang-undang, dan ditemukannya bukti kuat rekayasa
kebijakan yang sengaja dirancang untuk penyelamatan Bank Century.
Isu kasus ini berkembang menjadi isu kasus yang berbau politik, hal ini disebabkan
karena dalam pengambilan kebijakan kasus Bank Century melibatkan banyak pejabat Negara,
termasuk orang nomor satu di Indonesia, tentu hal ini akan membawa banyak opini negatif
dari masyarakat, dan dampak tersebut berpengaruh terhadap stabilitas politik di Indonesia,
mengingat bahwa stabilitas politik di suatu negara akan mempengaruhi keadaan
perekonomian Negara tersebut.
Dampak kasus bank century pada sektor perbankan
Kasus Bank Century yang menyita perhatian banyak pihak di negeri ini tidak hanya
berpengaruh besar pada karut-marutnya kondisi hukum dan stabilitas politik, tetapi tentunya
juga memberi dampak buruk pada kondisi ekonomi perbankan. Hal ini juga diakui oleh
pengamat ekonomi, Hendri Saparani, ketika ditemui Kompas.com dalam acara diskusi
mingguan MNC, "Polemik Prospek Ekonomi Indonesia 2010 Pascakasus Century", di
Warung Daun, Jakarta, Sabtu (5/12). Menurut Hendri, kasus Century cukup berdampak
buruk, terutama pada sektor riil perbankan karena telah memengaruhi kepercayaan para
investor asing atau pelaku bisnis untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
Oleh karena itu, dalam diskusi tersebut Hendri menyarankan Boediono (saat itu
Gubernur BI) dan Sri Mulyani (Menkeu) sebagai pengambil kebijakan saat itu terhadap Bank
Century harus mempertanggungjawabkannya sampai tuntas. Keduanya harus membuka
semuanya secara transparan serta memberikan solusi alternatif di hadapan publik atau bahkan
mengundurkan diri jika memang terbukti terlibat langsung dalam penyelewengan dana
talangan Bank Century. Hendri menambahkan bahwa jika kasus ini segera dituntaskan baik
dari sisi hukum, politik, maupun finansialnya, akan berdampak sangat baik pada kredibilitas
Indonesia di mata dunia. Alhasil, akan berpengaruh besar pada kemajuan ekonomi perbankan
Indonesia pada tahun 2010. Baca berikutnya