Anda di halaman 1dari 11

Nama : I Gusti Ngurah Adyaksa Pramana

Kelas : Akuntansi Siang A

NIM : 1802622010137/06

Mata Kuliah : Hukum Bisnis

UJIAN AKHIR SEMESTER

 PERSEROAN TERBATAS
Pengertian PT secara umum adalah suatu unit atau badan usaha berbadan hukum
yang mana modalnya terkumpul dari berbagai saham, dan setiap pemiliknya memiliki
bagian dari banyaknya lembar saham yang dimiliki oleh masing-masing investor. Lembar
saham yang menjadi modal pembentukan Perseroan Terbatas bisa diperjualbelikan
sehingga akan ada perubahan status kepemilikan perusahaan tanpa harus membubarkan
perusahaan.
Biasanya, perusahaan terbatas atau PT ini dibentuk oleh minimal dua orang atau
lebih dengan melalui kesepakatan yang diketahui oleh notaris yang nantinya akan
dibuatkan akta perusahaan. Lalu, akta tersebut harus disahkan oleh Kementerian Hukum
dan HAM agar nantinya perusahaan tersebut resmi menjadi suatu badan usaha Perseroan
Terbatas atau PT.
 Ciri-Ciri Perseroan Terbatas
Karakteristik yang menempel pada badan usaha bisa dianalisa apakah badan usaha
tersebut tergolong dalam unit badan Perseroan Terbatas atau tidak. Secara umum, ciri-
ciri PT adalah sebagai berikut:

- PT didirikan untuk mencari keuntungan


- PT mempunyai fungsi komersial dan juga fungsi ekonomi
- Modal perusahaan PT didapat dari lembar saham yang dijual dan obligasi.
- Perusahaan PT tidak memperoleh fasilitas apapun dari negara
- RUPS atau Rapat Umum Pemegang saham akan menentukan kekuasaan tertinggi
perusahaan PT.
- Setiap pemegang saham memiliki tanggung jawab atas perusahaan sebanyak
modal saham yang ditanamkan.
- Pemilik saham akan mendapatkan keuntungan saham dalam bentuk dividen
- Direksi adalah pemimpin utama perusahaan PT
 Jenis-jenis Perseroan Terbatas
Terdapat enma jenis perseroan terbatas yaitu :
- Perseroan Terbatas Terbuka
Perseroan Terbatas Terbuka (TBK) atau yang sering disebut dengan PT yang
sudah go-public atau Initial Public Offering (IPO) karena penyetoran modal
didalamnya bersifat terbuka untuk para masyarakat. Jenis PT ini akan menjual
sahamnya ke masyarakat melalui pasar modal.
- PT Tertutup
Berbanding terbalik dengan PT TBK, PT tertutup adalah jenis PT yang tidak
melakukan aktivitas jual-beli sahamnya untuk masyarakat luas. Modal yang
didapat dari jenis PT ini bisa dari kalangan tertentu saja, seperti dari sahabat,
keluarga, kerabat, dll.

- PT Kosong
PT kosong adalah jenis PT yang telah mengantongi izin usaha dan izin lainnya, tapi
belum memiliki kegiatan yang dilakukan untuk kelangsungan perusahaan.
Beberapa contoh dari perusahaan PT Kosong adalah PT Sarana Rekatama
Dinamika, PT Asian Biscuit, PT Adam Air, PT Semen Kupang, PT Bayur Air, dll.

- PT Domestik
PT domestik adalah jenis PT yang sudah berdiri dan menjalankan operasional
perusahaannya di dalam negeri dan harus mengikuti seluruh aturan yang berlaku di
dalam negeri.

- PT Perseorangan
PT perseorangan adalah jenis PT yang seluruh sahamnya hanya dipegang dan
dimiliki oleh satu orang saja. Orang tersebut juga akan berperan langsung sebagai
direktur perusahaan. Jadi, orang tersebut memiliki kekuasaan tunggal, dimana dia
akan menguasai seluruh wewenang direktur dan RUPS (Rapat Umum Pemegang
Saham)

- PT Asing
PT asing adalah jenis PT yang telah didirikan di luar negeri atau negara lain dengan
mengikuti dan menjalankan peraturan yang berlaku dalam negara tersebut. Tapi,
jika ada orang asing yang membangun perusahaan PT di dalam negeri, maka
perusahaan atau para investor di dalamnya harus mengikuti dan menjalankan
perusahaan sesuai dengan undang-undang yang berlaku di dalam negeri.

 Kelebihan dan kekurangan Perseroan Tterbatas

- Kelebihan Pemindahan kepemilikan saham dalam perusahaan PT juga bisa


dilakukan secara mudah. Setiap perusahaan PT juga bisa mengembangkan
usahanya dengan mudah karena sudah mendapatkan suntikan modal. Ditambah
lagi, seluruh sumber modal PT juga akan dikelola oleh para ahli sehingga akan
lebih efektif dan efisien.

- Kekurangan dari mendirikan perusahaan PT adalah Anda harus mengeluarkan


biaya yang lumayan besar. Prosesnya pun cenderung lebih rumit dan sulit jika
dibandingkan dengan pembentukan badan usaha lainnya.
 Dasar hukum perseroan terbatas

Dasar hukum Perseroan Terbatas didasarkan pada peraturan pemerintah yang tertulis
dalam undang-undang nomor 40 tahun 2007. Di dalam undang-undang tersebut
terdapat beberapa syarat pendirian PT secara formal. Beberapa syarat tersebut
diantaranya:
- Didirikan oleh dua orang atau lebih.
- Memiliki akta notaris berbahasa Indonesia.
- Masing-masing pendiri diwajibkan mengambil bagian dari saham, kecuali ada
peleburan saham.
- Akta pendirian harus telah disahkan oleh kementerian kehakiman.

 KEPAILITAN

Pengertian dari bangkrut atau pailit menurut Ensiklopedia Ekonomi Keuangan


Perdagangan antara lain, keadaan dimana seseorang yang oleh suatu pengadilan
dinyatakan bankrupt dan yang aktivanya atau warisannya telah diperuntukkan untuk
membayar utang-utangnya. Sedangkan, kepailitan menurut UU Kepailitan diartikan
sebagai sita umum atas semua kekayaan Debitor Pailit yang pengurusan dan
pemberesannya dilakukan oleh Kurator di bawah pengawasan Hakim Pengawas
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang.

 Syarat dan Putusan Kepailitan

Bilamana suatu perusahaan dapat dikatakan pailit, menurut UU Kepailitan adalah jika
suatu perusahaan memenuhi syarat-syarat yuridis kepailitan. Syarat-syarat tersebut
menurut Pasal 2 UU Kepailitan meliputi adanya debitor yang mempunyai dua atau lebih
kreditor dan tidak membayar lunas sedikitnya satu utang yang telah jatuh waktu dan
dapat ditagih, dinyatakan pailit dengan putusan pengadilan. Kreditor dalam hal ini
adalah kreditor baik konkuren, kreditor separatis maupun kreditor preferen. Sedangkan
utang yang telah jatuh waktu berarti kewajiban untuk membayar utang yang telah jatuh
waktu, baik karena telah diperjanjikan, karena percepatan waktu penagihan sesuai
perjanjian ataupun karena putusan pengadilan, arbiter atau majelis arbitrase.

 Dasar hukum kepailitan

Adapun pengaturan mengenai kepailitan di Indonesia dapat dilihat dalam beberapa


ketentuan antara lain: • UU No. 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan
Kewajiban Pembayaran • UU No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas • UU
No. 4 Tahun 1996 Tentang Hak Tanggungan • UU No. 42 Tahun 1992 Tentang Jaminan
Fiducia • Pasal- Pasal yang Terdapat Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
(BW) yaitu Pasal 1131-1134
 Tujuan Hukum Kepailitan

menurut Sutan Remi Sjahdeini tujuan-tujuan utama dari hukum kepailitan (bankruptcy
law), adalah:

- Memberi kesempatan kepada Debitur untuk berunding dengan para krediturnya


untuk melakukan restrukturisasi utang, baik dengan penjadwalan kembali
pelunasan utang Debitur, dengan atau tanpa perubahan syarat-syarat atau
ketentuan-ketentuan perjanjian utang, dengan atau tanpa pemberian pinjaman
baru.
- Melindungi para Kreditur konkuren untuk memperoleh hak mereka sehubungan
dengan berlakunya asas jaminan, bahwa "semua harta kekayaan Debitur baik
yang bergerak maupun yang tidak bergerak, baik yang telah ada maupunyang
baru akan ada di kemudian hari,menjadi jaminan bagi perikatan Debitur, yaitu
dengan cara memberikan fasilitas dan prosedur untuk mereka dapat memenuhi
tagihan-tagihannya kepada Debitur.
- Menjamin agar pembagian harta kekayaan Debitur di antara para Kreditur
sesuai dengan asas pari passu (membagi secara proporsional harta kekayaan
Debitur kepada para Kreditur konkuren atau unsecured creditors berdasarkan
perimbangan besarnya tagihan masing-masing).
- Memastikan siapa saja para Kreditur yang memiliki tagihan (piutang) terhadap
Debitur pailit dengan melakukan pendaftaran para Kreditur.
- Memastikan kebenaran jumlah dan keabsahan piutang para Kreditur dengan
melakukan verifikasi.
- Memberikan perlindungan kepada Debitur yang beriktikad baik agar penagihan
piutang Kreditur tidak langsung dilakukan terhadap para Debitur tetapi melalui
likuidator atau Kurator setelah Debitur dinyatakan pailit oleh pengadilan
- Melindungi para Kreditur dari Debitur yang hanya menguntungkan Kreditur
tertentu.
- Melindungi para Kreditur dari sesama Kreditur.
- Pada US Bankruptcy Code, undang-undang tersebut memberikan fresh start
bagi Debitur pailit yang beriktikad baik setelah seluruh harta kekayaannya
dilikuidasi dan hasilnya dibagikan kepada para Krediturnya.
- Mencegah agar Debitur tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat
merugikan kepentingan para Kreditur.
- Menegakkan ketentuan actio pauliana. Dalam istilah bahasa Inggris, ketentuan
ini disebut clawsback provision. Actio pauliana adalah hak yang diberikan Oleh
undang-undang kepada setiap Kreditur untuk menuntut kebatalan dari segala
tindakan Debitur yang tidak diwajibkan untuk dilakukannya.
- Menghukum pengurus perusahaan yang karena kesalahannya telah
mengakibatkan perusahaan mengalami keadaan keuangan yang buruk sehingga
perusahaan mengalami keadaan insolvensi sehingga dinyatakan pailit oleh
pengadilan. Dalam undang-undang UUK-PKPU, sanksi perdata maupun pidana
tidak diatur di dalamnya, tetapi diatur di dalam UU No. 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas dan KUH Pidana.

 TUJUAN UUK-PKPU

Dalam Penjelasan Umum UU No. 37 Tahun 2004 tentang Kepalitan dan Penundaan
Kewajiban Pembayaran Utang dikemukakan mengenai beberapa faktor perlunya
pengaturan mengenai kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utang, yaitu:

- Pertama, untuk menghindari perebutan harta Debitur apabila dalam waktuyang


sama ada beberapa Kredituryang menagih piutangnya dari Debitur.
- Kedua, untuk menghindari adanya Kreditur pemegang Hak Jaminan kebendaan
yang menuntut haknya dengan cara menjual barang milik Debitur tanpa
memperhatikan kepentingan Debitur atau para Kreditur lainnya
- Ketiga, untuk menghindari adanya kecurangan-kecurangan yang dilakukan oleh
salah seorang Kreditur atau Debitur sendiri. Misalnya, Debitur berusaha untuk
memberi keuntungan kepada seorang atau beberapa orang Kreditur tertentu
sehingga Kreditur lainnya dirugikan, atau adanya perbuatan curang dari Debitur
untuk menyembunyikan harta kekayaannya dengan maksud untuk melepaskan
tanggung jawabnya terhadap para Kreditur.

 HKI (Hak Kekayaan Intelektual)

Hak Kekayaan Intelektual, disingkat “HKI” atau akronim “HaKI”, adalah padanan kata
yang biasa digunakan untuk Intellectual Property Rights (IPR), yakni hak yang timbul
bagi hasil olah pikir yang menghasilkan suatu produk atau proses yang berguna untuk
manusia. Pada intinya HKI adalah hak untuk menikmati secara ekonomis hasil dari
suatu kreativitas intelektual.Objek yang diatur dalam HKI adalah karya-karya yang
timbul atau lahir karena kemampuan intelektual manusia.

 Prinsip – prinsip HKI

- Prinsip Ekonomi, Dalam prinsip ekonomi, hak intelektual berasal dari kegiatan
kreatif dari daya pikir manusia yang memiliki manfaat serta nilai ekonomi yang
akan member keuntungan kepada pemilik hak cipta.
- Prinsip Keadilan, Prinsip keadilan merupakan suatu perlindungan hukum bagi
pemilik suatu hasil dari kemampuan intelektual, sehingga memiliki kekuasaan
dalam penggunaan hak atas kekayaan intelektual terhadap karyanya.
- Prinsip Kebudayaan, Prinsip kebudayaan merupakan pengembangan dari ilmu
pengetahuan, sastra dan seni guna meningkatkan taraf kehidupan serta akan
memberikan keuntungan bagi masyarakat, bangsa dan Negara.
- Prinsip Sosial, Prinsip sosial mengatur kepentingan manusia sebagai warga
Negara, sehingga hak yang telah diberikan oleh hukum atas suatu karya
merupakan satu kesatuan yang diberikan perlindungan berdasarkan
keseimbangan antara kepentingan individu dan masyarakat/ lingkungan.

 Klasifikasi HKI Secara umum ha katas kekeyaan intelektual (HKI) terbagi dalam 2
kategori yaitu:

- Hak Cipta, Hak khusus bagi pencipta untuk mengumumkan ciptaannya atau
memperbanyak ciptaannya. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 19/2002
Pasal 1 ayat 1 mengenai Hak Cipta: Hak Cipta adalah hak eksklusif bagi
Pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak
Ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi
pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundangundangan yang berlaku.
Hak cipta termasuk kedalam benda immateriil, yang dimaksud dengan hak
milik immateriil adalah hak milik yang objek haknya adalah benda tidak
berwujud (benda tidak bertubuh).
- Hak Kekayaan Industri, hak yang mengatur segala sesuatu milik perindustrian,
terutama yang mengatur perlindungan hukum. Hak kekayaan industri sangat
penting untuk didaftarkan oleh perusahaan-perusahaan karena hal ini sangat
berguna untuk melindungi kegiatan industri perusahaan dari hal-hal yang
sifatnya menghancurkan seperti plagiatisme. Dengan di legalkan suatu industri
dengan produk yang dihasilkan dengan begitu industri lain tidak bisa
semudahnya untuk membuat produk yang sejenis/ benar-benar mirip dengan
mudah. Dalam hak kekayaan industri salah satunya meliputi hak paten dan hak
merek.

 ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA

Pada dasarnya Anda telah mempunyai pemahaman mengenai pengertian awal tentang
APS yang pada dasarnya adalah cara penyelesaian yang dilakukan di luar pengadilan.
Namun demikian, pengertian APS yang memasukkan arbitrase merupakan pengertian
dalam arti luas, sedangkan dalam arti sempit arbitrase tidak masuk pengertian APS. Hal
ini mengingat arbitrase pada dasarnya juga merupakan “pengadilan” (atau sering pula
disebut pengadilan swasta untuk membedakannya dengan pengadilan negara) yang
putusannya didasarkan pada menang-kalah (win-lose).

Untuk memudahkan pembahasan, Anda harus membedakan antara APS yang


putusannya adalah win-win dan arbitrase yang win-lose sehingga keduanya perlu
dipisahkan. Pembedaan ini juga sesuai dengan UndangUndang Nomor 30 Tahun 1999
tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa. Dari nama undang-undang
tersebut, yaitu “Arbitrase dan Alternatif  HKUM4409/MODUL 1 1.5 Penyelesaian
Sengketa”, pembentuk undang-undang jelas menghendaki dipisahkannya arbitrase dan
APS. Meskipun demikian, dengan pembedaan tersebut, beberapa cara penyelesaian
sengketa berdasar APS yang diatur dalam undang-undang tersebut ternyata telah
menimbulkan beberapa masalah, sebagaimana Anda dapat baca dalam uraian di bawah.
 MASALAH PENGATURAN APS

Di Indonesia sulit untuk mendapatkan pengaturan yang memadai (lengkap) mengenai


penyelesaian sengketa melalui alternatif penyelesaian sengketa (selanjutnya disingkat
APS). Dalam Pasal 1 angka 10 UU No. 30 Tahun 1999 disebutkan bahwa: “Alternatif
Penyelesaian Sengketa adalah lembaga penyelesaian sengketa atau beda pendapat
melalui prosedur yang disepakati oleh para pihak, yakni penyelesaian di luar pengadilan
dengan cara konsultasi, negosiasi, mediasi, konsiliasi, atau penilaian ahli.

 Faktor-Faktor Kesuksesan APS

- Sangketa masih dalam batas “wajar”

Konflik di antara para pihak masih moderate artinya permusuhan masih dalam
batas yang bisa ditoleransi. Ukuran wajar atau moderate sangat relatif. Misalnya,
jika kedua belah pihak tidak mau bertemu, berarti permusuhan di antara mereka
telah sangat parah. Jika sengketa sudah sangat parah, harapan untuk mendapatkan
hasil win-win solution (dengan menggunakan APS) sulit atau tidak mungkin
tercapai.

- Komitemen para pihak

Para pihak, pengusaha atau pelaku bisnis yang bersengketa, memang bertekad
menyelesaikan sengketa mereka melalui APS, dan mereka menerima tanggung
jawab atas keputusan mereka sendiri serta menerima legitimasi dari APS. Semakin
besar komitmen dan penerimaan atas proses tersebut dari para pihak, semakin besar
kemungkinan para pihak akan memberikan response positif terhadap penyelesaian
melalui APS.

- Keberlanjutan hubungan

Penyelesaian melalui APS selalu menginginkan hasil win-win solution. Dengan


demikian, harus ada keinginan dari para pihak untuk mempertahankan hubungan
baik mereka. Misalnya, dua pengusaha yang bersengketa, di mana mereka ingin
tetap melanjutkan hubungan usahanya setelah sengketa mereka berakhir.

- Keseimbangan posisi tawar menawar

Para pihak harus memiliki keseimbangan dalam posisi tawar menawar. Meskipun
hal itu kadang sulit dijumpai, khususnya jika sengketa melibatkan pengusaha
multinasional dan pengusaha lokal, di mana hampir seluruh sumber daya dikuasai
oleh pengusaha multinasional.
- Prosesnya bersifat pribadi dan hasilnya rahasia

Para pihak menyadari bahwa, tidak seperti penyelesaian sengketa di pengadilan,


proses penyelesaian sengketa melalui APS tidak terbuka untuk umum. Demikian
pula, hasil penyelesaian sengketa tidak dimaksudkan untuk diketahui oleh umum
atau dipublikasikan kepada khalayak, bahkan dinilai konfidensial.

 MACAM-MACAM APS

- Negosiasi

Negosiasi adalah cara untuk mencari penyelesaian masalah melalui diskusi


(musyawarah) secara langsung antara pihak-pihak yang bersengketa yang
hasilnya diterima oleh para pihak tersebut. Dari pengertian tersebut, Anda dapat
merasakan bahwa negosiasi tampak lebih sebagai suatu seni untuk mencapai
kesepakatan daripada ilmu pengetahuan yang dapat dipelajari.

- Mediasi

Pengertian mediasi antara lain adalah upaya penyelesaian sengketa dengan


melibatkan pihak ketiga yang netral, yang tidak memiliki kewenangan
mengambil keputusan, yang membantu pihak-pihak yang bersengketa mencapai
penyelesaian (solusi) yang diterima oleh kedua belah pihak.

- Konsiliasi

Hal yang menarik mengenai konsiliasi adalah konsiliasi pada dasarnya hampir
sama dengan mediasi, mengingat terdapat keterlibatan pihak ke-3 yang netral
(yang tidak memihak) yang diharapkan dapat membantu para pihak dalam
upaya penyelesaian sengketa mereka, yaitu konsiliator.

Pertanyaan dan Jawaban :

1. apa saja yang menjadi dasar hukum perseroan terbatas ?

jawab : Dasar hukum Perseroan Terbatas didasarkan pada peraturan pemerintah yang
tertulis dalam undang-undang nomor 40 tahun 2007. Di dalam undang-undang
tersebut terdapat beberapa syarat pendirian PT secara formal. Beberapa syarat
tersebut diantaranya:
- Didirikan oleh dua orang atau lebih.
- Memiliki akta notaris berbahasa Indonesia.
- Masing-masing pendiri diwajibkan mengambil bagian dari saham, kecuali
ada peleburan saham.
- Akta pendirian harus telah disahkan oleh kementerian kehakiman.
2. Apa saja jenis-jenis modal untuk mendirikan PT?
Jawab :
Modal yang ada pada Perseroan Terbatas terdiri dari 3 bagian modal, yakni:
- Modal dasar perseroan yang tertulis dalam akta pendirian. Paling sedikit Rp 50
juta.
- Modal yang ditempatkan minimal sebesar 25 persen dari modal dasar.
- Modal penyetoran yang disetorkan oleh pemegang saham ke kas perseroan.

3. Dalam PT ada yang dinamakan organ, apa yang dimaksud dengan organ?

Jawab : Organ adalah orang-orang yang bertindak dan sekaligus bertanggung jawab
terhadap Perseroan Terbatas atau badan hukum. Badan Hukum sebagai subyek
hukum berbeda dengan manusia. Badan Hukum tidak bisa berpikir dan
melakukan perbuatannya sendiri seperti layaknya manusia. Perbuatan
hukumnya juga tidak bisa dilakukan sendiri maka dari itu badan hukum
membutuhkan orang atau manusia untuk mengerjakan semua perbuatan badan
hukum dan tanggung jawabnya. Manusia inilah yang dimaksud dengan organ.
Setiap Perseroan Terbatas harus bertindak melalui perantaraan organ.
4. Bagaimana bila ada perbuatan hukum yang dilakukan pendiri perusahaan
sebelum ada pengesahan badan hukum perusahaan dari kementerian terkait atau
perusahaan belum resmi didirikan?

jawab : Ada kalanya sebelum perusahaan mendapat status badan hukum dari
pemerintah, pendiri perseroan melaukan perbuatan hukum untuk mengikat
perseroan. Misalnya melkukan penyetoran modal atau membuat perjajian
dengan pihak lain atas nama perseroan. Perbuatan-perbuatan tersebut dapat
saja mengikat perseroan apabila disetujui oleh para pendiri dalam Rapat
Umum Pemegang Saham(RUPS). Atas kondisi tersebut, undang-undang
tentang perseroan telah mengatuir secara detail.

5. Siapa saja yang dapat mengajukan permohonan kepailitan ke pengadilan niaga?

Jawab : (sebagaimana pasal 2 Undang Undang Kepailitan, kepailitan dimohonkan oleh


debitor, kreditor, maupun pihak lain yang ditetapkan dalam Undang Undang.
Oleh karena itu, kepailitan dilakukan dengan mengajukan permohonan
kepailitan ke pengadilan niaga setempat.)

6. Apa yang menjadi Dasar hukum kepailitan ?

Jawab : (dasar Hukum kepailitan adalah Undang Undang Republik Indonesia Nomor
37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan PKPU.)

7. Siapa yang dapat mengajukan kepailitan ?

Jawab : (secara umum merujuk pasal 2 ayat (1) UU Kepailitan, yang dapat mengajukan
permohonan kepailitan adalah kreditor ataupun debitor itu sendiri)
8. Apa esensi Kepailitan?

Jawab : Kepailitan adalah sita umum atas segala kekayaan debitur. Dasar hukum
pembahasan ini adalah ordonansi Kepailitan sebagaimana termuat dalam
Staatsblad 1905 No. 217 jo Staatsblad 1906 No. 348 yang berlaku
berdasarkan Pasal II Aturan peralihan UUD 1945 kini masih berlaku.

9. Apakah upaya hukum banding dapat menyelesaikan masalah kepailitan ?

Jawab : (kepailitan tidak mengenal upaya hukum banding sebagaimana dalam perkara
perdata umum. Upaya hukum yang dapat dilakulan terhadap penetapan pailit
oleh pengadilan niaga adalah mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung)

10. Apakah ada standar besarnya royalty yang harus dibayarkan kepada pencipta
atau pemegang hak cipta?
Jawab : Tidak ada standar, namun biasanya besarnya royalti yang wajib dibayarkan
kepada pemegang hak cipta oleh penerima lisensi adalah berdasarkan
kesepakatan kedua belah pihak dengan berpedoman pada kesepakatan
organisasi profesi.
11. Apakah sebuah merek dapat hilang perlindungannya?

Jawab : Sebuah merek bisa saja dihapuskan pendaftarannya dan tidak lagi
dilindungi jika merek yang didaftarkan digunakan untuk jenis barang
dan/atau jasa yang tidak sesuai dengan yang didaftarkan. Penghapusan
ini bisa berdasarkan prakarsa Ditjen HKI atau berdasarkan keputusan
pengadilan yang mengabulkan gugatan penghapusan dari pihak lain.
12. Upaya apa yang dilakukan pemerintah agar para entrepreneur Indonesia bisa
mendapatkan HKI?
Jawab : Mengubah pengurusan pencatatan hak cipta dari yang konvensional menjadi
online. Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI), Kementerian Hukum
dan HAM RI memberlakukan kebijakan ini sejak tanggal 17 Januari 2018 lalu.
13. Apakah dasar pilihan penyelesaian sengketa melalui arbitrase?
Jawab : Arbitrase adalah cara menyelesaikan masalah perdata di luar peradilan umum.
Dasar dari arbitrase adalah perjanjian arbitrase yang dibuat secara tertulis oleh
para pihak yang bersengketa. Artinya, perjanjian arbitrase dapat tercantum
sebagai salah satu ketentuan dalam perjanjian pokok di antara para pihak atau
dibuat dalam suatu perjanjian arbitrase tersendiri oleh para pihak setelah
timbul sengketa. Dasar: Undang-Undang Nomor 30 tahun 1999 tentang
Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa.

14. Apa kelebihan dan kekurangan penyelesaian sangketa?

Jawab : Kelebihannya: Pemeriksaan dilakukan secara tertutup (pasal 27


UndangUndang No.30/1999) Pemeriksaan pekara dalam arbitrase
dilakukan secara tertutup, hal tersebut tentunya berbeda dengan pengadilan
umum yang mana pemeriksaan perkaranya dilakukan secara terbuka, Para
pihak dapat menentukan hukum acara arbitrase yang digunakan dalam
pemeriksaan sengketa dengan bebas sepanjang tidak bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan. Sedangkan

kekuranganya: Keputusan bersifat final dan mengikat. Dalam hal ini


memang keputusan yang tidak dapat diajukan proses banding dapat saja
bermakna positif juga (proses menjadi lebih cepat), Lembaga arbitrase tidak
memiliki kekuatan eksekutorial.

15. Bagaimana contoh ketentuan arbitrase dalam sebuah perjanjian?

Jawab : Arbitrase dapat dilakukan secara ad-hoc (mandiri) atau melalui suatu institusi
arbitrase. Apabila Bapak/Ibu memutuskan untuk memilih Badan Arbitrase
Nasional Indonesia sebagai institusi arbitrase, maka ketentuan arbitrase dalam
perjanjian dapat dibuat sebagai berikut: “Semua sengketa yang timbul dari
perjanjian ini akan diselesaikan dan diputus oleh Badan Arbitrase Nasional
Indonesia (BANI) menurut peraturan-peraturan administrasi dan
peraturanperaturan prosedur arbitrase BANI, yang keputusannya mengikat
kedua belah pihak yang bersengketa sebagai keputusan tingkat pertama dan
terakhir.”

Anda mungkin juga menyukai