NIM : 1802622010137/06
PERSEROAN TERBATAS
Pengertian PT secara umum adalah suatu unit atau badan usaha berbadan hukum
yang mana modalnya terkumpul dari berbagai saham, dan setiap pemiliknya memiliki
bagian dari banyaknya lembar saham yang dimiliki oleh masing-masing investor. Lembar
saham yang menjadi modal pembentukan Perseroan Terbatas bisa diperjualbelikan
sehingga akan ada perubahan status kepemilikan perusahaan tanpa harus membubarkan
perusahaan.
Biasanya, perusahaan terbatas atau PT ini dibentuk oleh minimal dua orang atau
lebih dengan melalui kesepakatan yang diketahui oleh notaris yang nantinya akan
dibuatkan akta perusahaan. Lalu, akta tersebut harus disahkan oleh Kementerian Hukum
dan HAM agar nantinya perusahaan tersebut resmi menjadi suatu badan usaha Perseroan
Terbatas atau PT.
Ciri-Ciri Perseroan Terbatas
Karakteristik yang menempel pada badan usaha bisa dianalisa apakah badan usaha
tersebut tergolong dalam unit badan Perseroan Terbatas atau tidak. Secara umum, ciri-
ciri PT adalah sebagai berikut:
- PT Kosong
PT kosong adalah jenis PT yang telah mengantongi izin usaha dan izin lainnya, tapi
belum memiliki kegiatan yang dilakukan untuk kelangsungan perusahaan.
Beberapa contoh dari perusahaan PT Kosong adalah PT Sarana Rekatama
Dinamika, PT Asian Biscuit, PT Adam Air, PT Semen Kupang, PT Bayur Air, dll.
- PT Domestik
PT domestik adalah jenis PT yang sudah berdiri dan menjalankan operasional
perusahaannya di dalam negeri dan harus mengikuti seluruh aturan yang berlaku di
dalam negeri.
- PT Perseorangan
PT perseorangan adalah jenis PT yang seluruh sahamnya hanya dipegang dan
dimiliki oleh satu orang saja. Orang tersebut juga akan berperan langsung sebagai
direktur perusahaan. Jadi, orang tersebut memiliki kekuasaan tunggal, dimana dia
akan menguasai seluruh wewenang direktur dan RUPS (Rapat Umum Pemegang
Saham)
- PT Asing
PT asing adalah jenis PT yang telah didirikan di luar negeri atau negara lain dengan
mengikuti dan menjalankan peraturan yang berlaku dalam negara tersebut. Tapi,
jika ada orang asing yang membangun perusahaan PT di dalam negeri, maka
perusahaan atau para investor di dalamnya harus mengikuti dan menjalankan
perusahaan sesuai dengan undang-undang yang berlaku di dalam negeri.
Dasar hukum Perseroan Terbatas didasarkan pada peraturan pemerintah yang tertulis
dalam undang-undang nomor 40 tahun 2007. Di dalam undang-undang tersebut
terdapat beberapa syarat pendirian PT secara formal. Beberapa syarat tersebut
diantaranya:
- Didirikan oleh dua orang atau lebih.
- Memiliki akta notaris berbahasa Indonesia.
- Masing-masing pendiri diwajibkan mengambil bagian dari saham, kecuali ada
peleburan saham.
- Akta pendirian harus telah disahkan oleh kementerian kehakiman.
KEPAILITAN
Bilamana suatu perusahaan dapat dikatakan pailit, menurut UU Kepailitan adalah jika
suatu perusahaan memenuhi syarat-syarat yuridis kepailitan. Syarat-syarat tersebut
menurut Pasal 2 UU Kepailitan meliputi adanya debitor yang mempunyai dua atau lebih
kreditor dan tidak membayar lunas sedikitnya satu utang yang telah jatuh waktu dan
dapat ditagih, dinyatakan pailit dengan putusan pengadilan. Kreditor dalam hal ini
adalah kreditor baik konkuren, kreditor separatis maupun kreditor preferen. Sedangkan
utang yang telah jatuh waktu berarti kewajiban untuk membayar utang yang telah jatuh
waktu, baik karena telah diperjanjikan, karena percepatan waktu penagihan sesuai
perjanjian ataupun karena putusan pengadilan, arbiter atau majelis arbitrase.
menurut Sutan Remi Sjahdeini tujuan-tujuan utama dari hukum kepailitan (bankruptcy
law), adalah:
TUJUAN UUK-PKPU
Dalam Penjelasan Umum UU No. 37 Tahun 2004 tentang Kepalitan dan Penundaan
Kewajiban Pembayaran Utang dikemukakan mengenai beberapa faktor perlunya
pengaturan mengenai kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utang, yaitu:
Hak Kekayaan Intelektual, disingkat “HKI” atau akronim “HaKI”, adalah padanan kata
yang biasa digunakan untuk Intellectual Property Rights (IPR), yakni hak yang timbul
bagi hasil olah pikir yang menghasilkan suatu produk atau proses yang berguna untuk
manusia. Pada intinya HKI adalah hak untuk menikmati secara ekonomis hasil dari
suatu kreativitas intelektual.Objek yang diatur dalam HKI adalah karya-karya yang
timbul atau lahir karena kemampuan intelektual manusia.
- Prinsip Ekonomi, Dalam prinsip ekonomi, hak intelektual berasal dari kegiatan
kreatif dari daya pikir manusia yang memiliki manfaat serta nilai ekonomi yang
akan member keuntungan kepada pemilik hak cipta.
- Prinsip Keadilan, Prinsip keadilan merupakan suatu perlindungan hukum bagi
pemilik suatu hasil dari kemampuan intelektual, sehingga memiliki kekuasaan
dalam penggunaan hak atas kekayaan intelektual terhadap karyanya.
- Prinsip Kebudayaan, Prinsip kebudayaan merupakan pengembangan dari ilmu
pengetahuan, sastra dan seni guna meningkatkan taraf kehidupan serta akan
memberikan keuntungan bagi masyarakat, bangsa dan Negara.
- Prinsip Sosial, Prinsip sosial mengatur kepentingan manusia sebagai warga
Negara, sehingga hak yang telah diberikan oleh hukum atas suatu karya
merupakan satu kesatuan yang diberikan perlindungan berdasarkan
keseimbangan antara kepentingan individu dan masyarakat/ lingkungan.
Klasifikasi HKI Secara umum ha katas kekeyaan intelektual (HKI) terbagi dalam 2
kategori yaitu:
- Hak Cipta, Hak khusus bagi pencipta untuk mengumumkan ciptaannya atau
memperbanyak ciptaannya. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 19/2002
Pasal 1 ayat 1 mengenai Hak Cipta: Hak Cipta adalah hak eksklusif bagi
Pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak
Ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi
pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundangundangan yang berlaku.
Hak cipta termasuk kedalam benda immateriil, yang dimaksud dengan hak
milik immateriil adalah hak milik yang objek haknya adalah benda tidak
berwujud (benda tidak bertubuh).
- Hak Kekayaan Industri, hak yang mengatur segala sesuatu milik perindustrian,
terutama yang mengatur perlindungan hukum. Hak kekayaan industri sangat
penting untuk didaftarkan oleh perusahaan-perusahaan karena hal ini sangat
berguna untuk melindungi kegiatan industri perusahaan dari hal-hal yang
sifatnya menghancurkan seperti plagiatisme. Dengan di legalkan suatu industri
dengan produk yang dihasilkan dengan begitu industri lain tidak bisa
semudahnya untuk membuat produk yang sejenis/ benar-benar mirip dengan
mudah. Dalam hak kekayaan industri salah satunya meliputi hak paten dan hak
merek.
Pada dasarnya Anda telah mempunyai pemahaman mengenai pengertian awal tentang
APS yang pada dasarnya adalah cara penyelesaian yang dilakukan di luar pengadilan.
Namun demikian, pengertian APS yang memasukkan arbitrase merupakan pengertian
dalam arti luas, sedangkan dalam arti sempit arbitrase tidak masuk pengertian APS. Hal
ini mengingat arbitrase pada dasarnya juga merupakan “pengadilan” (atau sering pula
disebut pengadilan swasta untuk membedakannya dengan pengadilan negara) yang
putusannya didasarkan pada menang-kalah (win-lose).
Konflik di antara para pihak masih moderate artinya permusuhan masih dalam
batas yang bisa ditoleransi. Ukuran wajar atau moderate sangat relatif. Misalnya,
jika kedua belah pihak tidak mau bertemu, berarti permusuhan di antara mereka
telah sangat parah. Jika sengketa sudah sangat parah, harapan untuk mendapatkan
hasil win-win solution (dengan menggunakan APS) sulit atau tidak mungkin
tercapai.
Para pihak, pengusaha atau pelaku bisnis yang bersengketa, memang bertekad
menyelesaikan sengketa mereka melalui APS, dan mereka menerima tanggung
jawab atas keputusan mereka sendiri serta menerima legitimasi dari APS. Semakin
besar komitmen dan penerimaan atas proses tersebut dari para pihak, semakin besar
kemungkinan para pihak akan memberikan response positif terhadap penyelesaian
melalui APS.
- Keberlanjutan hubungan
Para pihak harus memiliki keseimbangan dalam posisi tawar menawar. Meskipun
hal itu kadang sulit dijumpai, khususnya jika sengketa melibatkan pengusaha
multinasional dan pengusaha lokal, di mana hampir seluruh sumber daya dikuasai
oleh pengusaha multinasional.
- Prosesnya bersifat pribadi dan hasilnya rahasia
MACAM-MACAM APS
- Negosiasi
- Mediasi
- Konsiliasi
Hal yang menarik mengenai konsiliasi adalah konsiliasi pada dasarnya hampir
sama dengan mediasi, mengingat terdapat keterlibatan pihak ke-3 yang netral
(yang tidak memihak) yang diharapkan dapat membantu para pihak dalam
upaya penyelesaian sengketa mereka, yaitu konsiliator.
jawab : Dasar hukum Perseroan Terbatas didasarkan pada peraturan pemerintah yang
tertulis dalam undang-undang nomor 40 tahun 2007. Di dalam undang-undang
tersebut terdapat beberapa syarat pendirian PT secara formal. Beberapa syarat
tersebut diantaranya:
- Didirikan oleh dua orang atau lebih.
- Memiliki akta notaris berbahasa Indonesia.
- Masing-masing pendiri diwajibkan mengambil bagian dari saham, kecuali
ada peleburan saham.
- Akta pendirian harus telah disahkan oleh kementerian kehakiman.
2. Apa saja jenis-jenis modal untuk mendirikan PT?
Jawab :
Modal yang ada pada Perseroan Terbatas terdiri dari 3 bagian modal, yakni:
- Modal dasar perseroan yang tertulis dalam akta pendirian. Paling sedikit Rp 50
juta.
- Modal yang ditempatkan minimal sebesar 25 persen dari modal dasar.
- Modal penyetoran yang disetorkan oleh pemegang saham ke kas perseroan.
3. Dalam PT ada yang dinamakan organ, apa yang dimaksud dengan organ?
Jawab : Organ adalah orang-orang yang bertindak dan sekaligus bertanggung jawab
terhadap Perseroan Terbatas atau badan hukum. Badan Hukum sebagai subyek
hukum berbeda dengan manusia. Badan Hukum tidak bisa berpikir dan
melakukan perbuatannya sendiri seperti layaknya manusia. Perbuatan
hukumnya juga tidak bisa dilakukan sendiri maka dari itu badan hukum
membutuhkan orang atau manusia untuk mengerjakan semua perbuatan badan
hukum dan tanggung jawabnya. Manusia inilah yang dimaksud dengan organ.
Setiap Perseroan Terbatas harus bertindak melalui perantaraan organ.
4. Bagaimana bila ada perbuatan hukum yang dilakukan pendiri perusahaan
sebelum ada pengesahan badan hukum perusahaan dari kementerian terkait atau
perusahaan belum resmi didirikan?
jawab : Ada kalanya sebelum perusahaan mendapat status badan hukum dari
pemerintah, pendiri perseroan melaukan perbuatan hukum untuk mengikat
perseroan. Misalnya melkukan penyetoran modal atau membuat perjajian
dengan pihak lain atas nama perseroan. Perbuatan-perbuatan tersebut dapat
saja mengikat perseroan apabila disetujui oleh para pendiri dalam Rapat
Umum Pemegang Saham(RUPS). Atas kondisi tersebut, undang-undang
tentang perseroan telah mengatuir secara detail.
Jawab : (dasar Hukum kepailitan adalah Undang Undang Republik Indonesia Nomor
37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan PKPU.)
Jawab : (secara umum merujuk pasal 2 ayat (1) UU Kepailitan, yang dapat mengajukan
permohonan kepailitan adalah kreditor ataupun debitor itu sendiri)
8. Apa esensi Kepailitan?
Jawab : Kepailitan adalah sita umum atas segala kekayaan debitur. Dasar hukum
pembahasan ini adalah ordonansi Kepailitan sebagaimana termuat dalam
Staatsblad 1905 No. 217 jo Staatsblad 1906 No. 348 yang berlaku
berdasarkan Pasal II Aturan peralihan UUD 1945 kini masih berlaku.
Jawab : (kepailitan tidak mengenal upaya hukum banding sebagaimana dalam perkara
perdata umum. Upaya hukum yang dapat dilakulan terhadap penetapan pailit
oleh pengadilan niaga adalah mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung)
10. Apakah ada standar besarnya royalty yang harus dibayarkan kepada pencipta
atau pemegang hak cipta?
Jawab : Tidak ada standar, namun biasanya besarnya royalti yang wajib dibayarkan
kepada pemegang hak cipta oleh penerima lisensi adalah berdasarkan
kesepakatan kedua belah pihak dengan berpedoman pada kesepakatan
organisasi profesi.
11. Apakah sebuah merek dapat hilang perlindungannya?
Jawab : Sebuah merek bisa saja dihapuskan pendaftarannya dan tidak lagi
dilindungi jika merek yang didaftarkan digunakan untuk jenis barang
dan/atau jasa yang tidak sesuai dengan yang didaftarkan. Penghapusan
ini bisa berdasarkan prakarsa Ditjen HKI atau berdasarkan keputusan
pengadilan yang mengabulkan gugatan penghapusan dari pihak lain.
12. Upaya apa yang dilakukan pemerintah agar para entrepreneur Indonesia bisa
mendapatkan HKI?
Jawab : Mengubah pengurusan pencatatan hak cipta dari yang konvensional menjadi
online. Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI), Kementerian Hukum
dan HAM RI memberlakukan kebijakan ini sejak tanggal 17 Januari 2018 lalu.
13. Apakah dasar pilihan penyelesaian sengketa melalui arbitrase?
Jawab : Arbitrase adalah cara menyelesaikan masalah perdata di luar peradilan umum.
Dasar dari arbitrase adalah perjanjian arbitrase yang dibuat secara tertulis oleh
para pihak yang bersengketa. Artinya, perjanjian arbitrase dapat tercantum
sebagai salah satu ketentuan dalam perjanjian pokok di antara para pihak atau
dibuat dalam suatu perjanjian arbitrase tersendiri oleh para pihak setelah
timbul sengketa. Dasar: Undang-Undang Nomor 30 tahun 1999 tentang
Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa.
Jawab : Arbitrase dapat dilakukan secara ad-hoc (mandiri) atau melalui suatu institusi
arbitrase. Apabila Bapak/Ibu memutuskan untuk memilih Badan Arbitrase
Nasional Indonesia sebagai institusi arbitrase, maka ketentuan arbitrase dalam
perjanjian dapat dibuat sebagai berikut: “Semua sengketa yang timbul dari
perjanjian ini akan diselesaikan dan diputus oleh Badan Arbitrase Nasional
Indonesia (BANI) menurut peraturan-peraturan administrasi dan
peraturanperaturan prosedur arbitrase BANI, yang keputusannya mengikat
kedua belah pihak yang bersengketa sebagai keputusan tingkat pertama dan
terakhir.”