Anda di halaman 1dari 3

Nama : Gadis Adiati

Nim : 210101009
Unit. : 01
Mk. : Hukum Acara Pidana

Penjabaran Kasus Bank Century

Krisis yang dialami Bank Century bukan disebabkan karena adanya krisis global,
tetapi karena disebakan permasalahan internal bank tersebut. Permasalahan internal tersebut
adalah adanya penipuan yang dilakukan oleh pihak manajemen bank terhadap nasabah
menyangkut penyelewengan dana nasabah hingga Rp 2,8 Trilliun (nasabah Bank Century
sebesar Rp 1,4 Triliun dan nasabah antaboga deltas sekuritas indonesia sebesar Rp 1,4
Triliiun'. Penjualan reksa dana fiktif produk antaboga deltas sekuritas indonesia. Dimana
produk tersebut tidak memiliki izin BI dan Bappepam LK. Kedua permasalahan tersebut
menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi nasabah Bank Century. Dimana mereka tidak
dapat melakukan transaksi perbankan dan uang mereka pun untuk sementara tidak dapat
dicairkan.
Kasus Bank Century sangat merugikan nasabahnya. Dimana setelah Bank Century
melakukan kalah kliring, nasabah Bank Century tidak dapat melakukan transaksi perbankan
baik transaksi tunai maupun transaksi non tunai. Setelah kalah kliring, pada hari yang sama,
nasabah Bank Century tidak dapat menarik uang kas dari ATM Bank Century maupun dari
ATM bersama. Kemudian para nasabah mendatangi kantor Bank Century untuk meminta
klarifikasi kepada petugas Bank. Namun, petugas bank tidak dapat memberikan jaminan
bahwa besok uang dapat ditarik melalui ATM atau tidak. Sehingga penarikan dana hanya bisa
dilakukan melalui teller dengan jumlah dibatasi hingga Rp 1 juta. Hal ini menimbulkan
kekhawatiran nasabah terhadap nasib dananya di Bank Century.
Setelah tanggal 13 november 2008, nasabah Bank Century mengakui transksi dalam
bentuk valas tidak dapat diambil, kliring pun tidak bisa, bahkan transfer pun juga tidak bisa.
Pihak bank hanya mengijinkan pemindahan dana deposito ke tabungan dolar. Sehingga uang
tidak dapat keluar dari bank. Hal ini terjadi pada semua nasabah Bank Century. Nasabah bank
merasa tertipu dan dirugikan dikarenakan banyak uang nasabah yang tersimpan di bank
namun sekarang tidak dapat dicairkan. Para nasabah menganggap bahwa Bank Century telah
memperjualbelikan produk investasi ilegal. Pasalnya, produk investasi antaboga yang
dipasarkan Bank Century tidak terdaftar di Bapepam LK. Dan sudah sepatutnya pihak
manajemen Bank Century mengetahui bahwa produk tersebut adalah illegal.
Hal ini menimbulkan banyak aksi protes yang dilakukan oleh nasabah. Para nasabah
melakukan aksi protes dengan melakukan unjuk rasa hingga menduduki kantor cabang Bank
Century. Bahkan para nasabah pun melaporkan aksi penipuan tersebut ke mabes Polri hingga
DPR untuk segera menyelesaikan kasus tersebut, dan meminta uang deposito mereka
dikembalikan.

Alur Kasus Bank Century

Pada tanggal 13 November 2008


Gubernur Bank Indonesia Boediono membenarkan Bank Century kalah kliring atau
tidak bisa membayar dana permintaan dari nasabah sehingga terjadi rush.
Kemudian, Bank Indonesia menggelar rapat konsulitasi melalui telekonferensi dengan
Menteri Keungan Sri Mulyani, yang tengah mendampingi Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono dalam sidang G-20 di Washington, Amerika Serikat. Setelahnya, Bank Century
mengajukan permohonan fasilitas pendanaan darurat tepatnya tangal 14 november 2008
dengan alasan sulit mendapat pendanaan. Budi Sampoerna setuju memindahkan seluruh dana
dari rekening di Bank Century cabang Kertajaya, Surabaya ke Cabang Senayan, Jakarta.
Pada 20 November 2008, Bank Indonesia menyampaikan surat kepada Menkeu tentang
Penetapan Status Bank Gagal pada Bank Century dan menyatakan perlunya penanganan lebih
lanjut. Selaku Ketua Komite Stabilitas Sektor Keuangan, Sri Mulyani langsung menggelar
rapat untuk membahas nasib Bank Century.
Dalam rapat tersebut, Bank Indonesia melalui data per 31 Oktober 2008
mengumumkan bahwa rasio kecukupan modal atau CAR Bank Century minus hingga 3,52
persen. Diputuskan, guna menambah kebutuhan modal untuk menaikkan CAR menjadi 8
persen adalah sebesar Rp 632 miliar. Rapat tersebut juga membahas apakah akan timbul
dampak sistemik jika Bank Century dilikuidasi. Dan menyerahkan Bank Century kepada
lembaga penjamin.
Diketahui sekitar tanggal 21 November 2008 Mantan Group Head Jakarta Network
PT Bank Mandiri, Maryono diangkat menjadi Direktur Utama Bank Century menggantikan
Hermanus Hasan Muslim. Dan selang satu hari setelahnya Delapan pejabat Bank Century
dicekal. Mereka adalah Sualiaman AB (Komisaris Utama), Poerwanto Kamajadi (Komisaris),
Rusli Prakarta (komisaris), Hermanus Hasan Muslim (Direktur Utama), Lila K
Gondokusumo (Direktur Pemasaran), Edward M Situmorang (Direktur Kepatuhan) dan
Robert Tantular (Pemegang Saham).
Lalu setelahnya, Lembaga penjamin langsung mengucurkan dana Rp 2,776 triliun kepada
Bank Century. Bank Indonesia menilai CAR sebesar 8 persen dibutuhkan dana sebesar Rp
2,655 triliun. Dalam peraturan lembaga penjamin, dikatakan bahwa lembaga dapat
menambah modal sehingga CAR bisa mencapai 10 persen, yaitu Rp 2,776 triliun.
Dan tiga hari selanjutnya, bertepatan pada 26 November 2008, Robert Tantular
ditangkap di kantornya di Gedung Sentral Senayan II lantai 21 dan langsung ditahan di
Rumah Tahanan Markas Besar Polri. Robert diduga mempengaruhi kebijakan direksi
sehingga mengakibatkan Bank Century gagal kliring. Pada saat yang sama, Maryono
mengadakan pertemuan dengan ratusan nasabah Bank Century untuk meyakinkan bahwa
simpanan mereka masih aman
Pada periode Desember ditahun yang sama, lembaga penjamin mengucurkan untuk
kedua kalinya sebesar Rp 2,201 triliun. Dana tersebut dikucurkan dengan alasan untuk
memenuhi ketentuan tingkat kesehatan bank. Lalu pengucuran dana ketiga dilakukan pada 3
februari 2009 Sebesar Rp 1,55 triliun untuk menutupi kebutuhan CAR berdasarkan hasil
assesment Bank Indonesia, atas perhitungan direksi Bank Century.
Tepat satu bulan setelahnya yaitu 1 April 2009 Penyidik KPK hendak menyergap seorang
petinggi kepolisian yang diduga menerima suap. Namun penyergarapan itu urung lantaran
suap batal dilakukan. Lalu Pertengahan April 2009
Kabareskrim Polri Komjen Susno Duadji mengeluarkan surat klarifikasi kepada direksi Bank
Century. Isi surat tersebut adalah menegaskan uang US$ 18 juta milik Budi Sampoerna dari
PT Lancar Sampoerna Besatari tidak bermasalah.
Lalu pada 29 Mei 2009 Kabareskrim Susno Duadji memasilitasi pertemuan antara
pimpinan Bank Century dan pihak Budi Sampoerna di kantornya. Dalam pertemuan itu
disepakati bahwa Bank Century akan mencairkan dana Budi Sampoerna senilai US$ 58 juta -
dari total Rp 2 triliun- dalam bentuk rupiah.
Selanjutnya pada bulan juni Bank Century mengaku mulai mencairkan dana Budi
Sampoerna yang diselewengkan Robert Tantular sekitar US$ 18 juta, atau sepadan dengan
Rp 180 miliar. Namun, hal ini dibantah pengacara Budi Sampoerna, Lucas, yang menyatakan
bahwa Bank Century belum membayar sepeserpun pada kliennya.
Dan satu bulan setelahnya, KPK melayangkan surat permohonan kapada Badan Pemeriksa
Keuangan untuk melakukan audit terhadap Bank Century
Kembali terjadi pada 21 juli, Lembaga penjamin mengucurkan lagi Rp 630 miliar untuk
menutupi kebutuhan CAR Bank Century. Keputusan tersebut juga berdasarkan hasil
assesment Bank Indonesia atas hasil auditro kantor akuntan publik. Sehingga total dana yang
dikucurkan mencapai Rp 6,762 triliun.
Dalam hal ini, Polri terus mengusut kasus Bank Century yang melibatkan swasta.
Hasilnya, dalam upaya penelusuran aset Bank Century, Polri berhasil menyita sejumlah
barang berharga bernilai miliaran rupiah.
Kapolri Jenderal Sutarman menjelaskan, dalam upaya penelusuran aset dilakukan proses
penyelidikan dan penyidikan terhadap dugaan tindak pidana perbankan, tindak pidana
pencucian uang dan tindak pidana umum yang dilakukan pihak manajemen Bank Century.
Dalam upaya penyitaan, pihaknya berhasil menyita Rp 133 miliar yang dimiliki oleh
tersangka Bank Century, dan disertai Harta tidak bergerak, yang belum bisa disebutkan
berapa nilainya jika dirupiahkan.
Pertama tanah dan bangunan Mal Serpong atas nama PT Sinar central Rezeki. Seluas 16.980
meter persegi dengan luas bangunan 13.000 meter persegi.
Tak hanya itu, Polri juga berhasil menyita beberapa rumah mewah yang diduga hasil
tindak pidana pencucian uang.
Satu buah rumah dan kantor pemasaran di Taman Buaran Indah. Empat lahan tanah
bersertifikat di Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, Kabupaten Bogor dan Jakarta Barat
Penyitaan aset berupa apartemen juga berhasil dilakukan oleh Polri. Tiga unit mobil Alphard,
Toyota Kijang dan Sedan X5 tahun 2008. Dua unit apartemen di Four Season lantai 17.
Kemudian satu unit apartemen di Jalan Kebon Kacang. Tiga unit mobil Alphard, Kijang
tahun 2006 dan sedan X5 2008. Saham Antaboga Delta Sekuritas sebanyak tiga lembar
saham, Saham PT Bahana Sekuritas sebanyak 269 juta lembar.
Dalam hal ini direktur utama Bank Century Hermanus Hasan Muslim divonis 3 tahun
penjara karena terbukti menggelapkan dana nasabah Rp 1,6 triliun. Dan tanggal 18 Agustus
2009, Komisaris utama yang juga pemegang saham Robert Tantular dituntut hukuman
delapan tahun penjara dengan denda Rp 71 miliar subsider lima tahun penjara.

Anda mungkin juga menyukai