Anda di halaman 1dari 18

Penyalahgunaan dalam

kasus Bank Century


Kelompok 4

Anggota :
Andara Hafzha Gustria P E0021045
Ayuda Wisnu Anggoro E0021084
Fitri Wulandari E0021169
Intan Kusumaning Jati E0020225
Laras Nada Doa E0021238
Nikita Ananda Beatrix E0021337
Poin yang akan
dibahas
1 Latar Belakang

2 Rumusan Masalah

3 Pembahasan

4 Kesimpulan & Saran


Latar Belakang

Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 jo Undang-Undang Nomor 10


Tahun 1998 tentang Perbankan, bank berfungsi sebagai financial intermediary dengan
usaha utama menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat serta memberikan
jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran.

Faktor terpenting dalam bisnis perbankan adalah nasabah. Lembaga perbankan harus
menjaga dan memberikan perlindungan hukum kepada nasabah penyimpan dana
karena dasar bisnis antara bank dan nasabah adalah kepercayaan. Oleh sebab itu,
bank harus berpegang teguh pada prinsip akuntabilitas agar mendapatkan
kepercayaan dari nasabah.
Latar
Belakang
Kejahatan selalu memiliki struktur sosialnya sendiri dan memiliki wujud sendiri yang
ditentukan oleh karakteristik politik, ekonomi, dan sosial masyarakat yang
bersangkutan. Dalam dunia perekonomian juga terjadi kejahatan perbankan (fraud
banking) yang melibatkan pihak perbankan maupun nasabahnya, baik sebagai
pelaku maupun sebagai korban.

Jenis tindak pidana ini tidak pernah surut. Walaupun hukuman yang dijatuhkan
berat, tetapi tidak menyurutkan pelaku menjalankan aksi kejinya dengan modus
baru yang canggih. Banyak aset yang dihasilkan dari kejahatan perbankan yang
dibawa kabur atau disimpan pelakunya yang tidak seluruhnya bisa diambil kembali
oleh korban yang berhak atas aset tersebut

Indonesia telah beberapa kali dihebohkan oleh beberapa kasus perihal kejahatan
perbankan. Contoh nyata yang fenomenal terkait dengan kejahatan perbankan
adalah tindak pidana penyalahgunaan data dan wewenang terkait dengan langkah
penyelamatan Bank Century sebagai bank gagal berdampak sistemik pada tahun
2008-2009.
Rumusan
Masalah

1. Bagaimana penyalahgunaan
dana nasabah dapat terjadi di
dunia perbankan?
2. Bagaimana akar permasalahan
kasus Bank Century?
3. Bagaimana penyelesaian kasus
Bank Century?
Penjelasan Umum Penyalahgunaan Dana Nasabah
Merujuk pada peraturan perundang-undangan terkait, yang dimaksud
mengenai penyalahgunaan dana nasabah diatur pada Pasal 49 ayat (4)
huruf a Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan yang
diubah sebagian oleh Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2023 tentang
Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan.

Ketentuan tersebut sejalan dengan perbuatan yang dilakukan oleh pemilik


Bank Century. Pemilik Bank Century pada saat itu menyalahgunakan
wewenangnya dengan modusnya yaitu pemilik Bank Century membuat
perusahaan atas nama orang lain untuk kelompok mereka

Kasus Bank Century dimulai dengan jatuhnya bank ini akibat


penyalahgunaan dana nasabah yang digerakkan oleh pemilik Bank
Century beserta keluarganya.

Penyalahgunaan dana nasabah yang dilakukan oleh pemilik Bank Century


yaitu dana nasabah dialihkan menjadi aktiva berkualitas rendah, sehingga
menyebabkan risiko Surat-Surat Berharga menjadi tinggi sehingga wajib
membentuk Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP). Hal itu
menyebabkan CAR menjadi negatif. Kondisi ini bergulir menjadikan Bank
Century menjadi bank gagal.
Akar
Permasalahan

Akar permasalahan dalam kasus Bank Century terkait


penyalahgunaan dana nasabah adalah karena kondisi
keuangan bank yang kurang baik dan lemahnya pengawasan
oleh Bank Indonesia. Bank tersebut dinyatakan sebagai bank
gagal dengan dampak sistemik pada November 2008, dan
pemerintah memberikan dana talangan sebesar Rp6, 76 triliun
dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
Penyelesaian Kasus

Adanya Komite Stabilitas Sistem keuangan (KSSK)


sebagai komite yang melakukan penjagaan
stabilitas sistem keuangan di Indonesia. ada
tanggal 21 November 2008, KSSK memutuskan Bank
Century sebagai bank gagal yang berdampak
sistemik sehingga harus diselamatkan. Keputusan
penetapan Bank Century sebagai bank gagal
berdampak sistemik bertujuan untuk mencegah
krisis keuangan di Indonesia. Selanjutnya, Bank
Century diambil alih oleh Lembaga Penjamin
Simpanan (LPS) dengan pengucuran modal
sementara hingga Rp 6.7 triliun.
Perpu Nomor 2
Tahun 2008

Indonesia juga memiliki Perpu Nomor 2 Tahun 2008 yang


ditetapkan pada 15 Oktober 2008 tentang Bank Indonesia.
Keberadaan payung hukum tersebut mampu memberikan
fasilitas darurat kepada bank yang dianggap berpotensi
membahayakan sistem keuangan melalui KSSK. Adanya
pertimbangan terkait keputusan dari KSSK adalah
mengenai 574 akun nasabah yang memiliki tabungan di
atas Rp 2 miliar yang akan kehilangan uangnya bila Bank
Century ditutup.
Antisipasi ke
depan

Apabila ke depannya terjadi kasus seperti Bank Century maka


perlunya kerja sama yang baik antara pemerintah, DPR, BI,
lembaga pengawas perbankan, dan pihak-pihak lain yang
terkait. Pemerintah juga harus memikirkan kondisi nasabah
agar uang dapat dicairkan. Selanjutnya, perlu adanya
transparansi dalam menyelesaikan kasus sehingga tidak
terjadi korupsi. Audit yang dilakukan juga harus tuntas dan
dibantu oleh berbagai pihak. Untuk itu, dalam proses
pembentukan bank memang harus diawasi dan lebih ketat
lagi. Pihak yang memberikan izin pembuatan bank harus
mampu menyeleksi mana bank yang bisa bertahan dan tidak
bisa bertahan.
Pengawasan
Bank
Kewenangan pengawasan Bank Indonesia
terhadap bank diatur dalam Pasal 24
sampai Pasal 35 UU No. 23 Tahun 1999
tentang Bank Indonesia UUBI sebagaimana
telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004
tentang Perubahan Atas UU No.23 Tahun
1999 tentang Bank Indonesia dan terakhir
dengan UU No. 6 Tahun 2009. Dalam Pasal
34 jo. Pasal 35 UUBI diatur juga mengenai
pengawasan bank dilakukan oleh Bank
Indonesia selama lembaga pengawasan
sektor jasa keuangan belum terbentuk.
Namun, pada tahun 2011 telah disahkan UU
No. 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa
Keuangan.
Pengawasan Bank

Keberadaan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mereduksi


kewenangan yang dimiliki oleh BI. Pasal 7 UU OJK
menyatakan bahwa untuk melaksanakan tugas
pengaturan dan pengawasan di sektor perbankan, OJK
mempunyai wewenang mengatur dan mengawasi
kelembagaan bank yang meliputi perizinan untuk
pendirian bank,hasilan kita setiap bulannya. pembukaan
kantor bank, anggaran dasar, rencana kerja, kepemilikan,
kepengurusan dan sumber daya manusia, merger,
konsolidasi dan akuisisi bank, serta pencabutan izin
usaha bank.
Simpulan
1
Merujuk pada peraturan perundang-undangan terkait, yang dimaksud mengenai penyalahgunaan dana
nasabah diatur pada Pasal 49 ayat (4) huruf a Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan yang
diubah sebagian oleh Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor
Keuangan. Bahkan, terdapat kredit Rp 28 milliar yang cair hanya dalam waktu dua jam. Kasus Bank Century
dimulai dengan jatuhnya bank ini akibat penyalahgunaan dana nasabah yang digerakkan oleh pemilik Bank
Century beserta keluarganya. Tidak salah lagi, respon pemerintah begitu luar biasa sehingga bersedia
melakukan Bail Out melalui pengucuran dana triliunan rupiah.Kondisi ini bergulir menjadikan Bank Century
menjadi bank gagal.

2 Akar permasalahan dalam kasus Bank Century terkait penyalahgunaan dana nasabah adalah karena
kondisi keuangan bank yang kurang baik dan lemahnya pengawasan oleh Bank Indonesia. Ringkasnya, akar
permasalahan dalam kasus Bank Century terkait penyalahgunaan dana nasabah adalah karena kondisi
keuangan bank yang buruk, pengawasan Bank Indonesia yang lemah, dan kegagalan bank dalam
memenuhi kewajibannya kepada nasabah. Ringkasnya, akar permasalahan dalam kasus Bank Century
terkait penyalahgunaan dana nasabah adalah karena kondisi keuangan bank yang buruk, pengawasan
Bank Indonesia yang lemah, dan kegagalan bank dalam memenuhi kewajibannya kepada nasabah.
Simpulan
3

Penyelesaian Kasus Bank Century Kasus Bank Century hingga kini belum menemukan titik temu dalam
penyelesaiannya. Dampak sistemik berdasarkan Perppu JPSK adalah “suatu kondisi sulit yang
ditimbulkan oleh suatu Bank, LKBB, dan/atau gejolak pasar keuangan yang apabila tidak diatasi dapat
menyebabkan kegagalan sejumlah Bank dan/atau LKBB lain sehingga menyebabkan hilangnya
kepercayaan terhadap sistem keuangan dan perekonomian nasional.” Keberadaan payung hukum
tersebut mampu memberikan fasilitas darurat kepada bank yang dianggap berpotensi
membahayakan sistem keuangan melalui KSSK. Menurut Menteri Keuangan, Sri Mulyani “adanya dana
Rp1.700 triliun uang rakyat dan 82 juta akun tabungan tetap aman di perbankan, masyarakat tidak
mengambil semua uang mereka. Untuk itu, dalam proses pembentukan bank memang harus diawasi
dan lebih ketat lagi. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia UUBI sebagaimana telah diubah dengan UU
No. 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Saran

Kasus Century harus segera diusut tuntas karena batas masa


daluwarsa kasus selama 18 tahun sedangkan Per 2023 kasus Bank
Century hanya tersisa 3 tahun lagi.

Perlunya peningkatan kerja sama yang baik antara pemerintah,


DPR, BI, lembaga pengawas perbankan, dan pihak-pihak lain yang
terkait serta pentingnya peran petinggi lembaga perbankan yang
harus lebih amanah juga dalam keberjalanan kebijakan yang ada.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai