Anggota :
Andara Hafzha Gustria P E0021045
Ayuda Wisnu Anggoro E0021084
Fitri Wulandari E0021169
Intan Kusumaning Jati E0020225
Laras Nada Doa E0021238
Nikita Ananda Beatrix E0021337
Poin yang akan
dibahas
1 Latar Belakang
2 Rumusan Masalah
3 Pembahasan
Faktor terpenting dalam bisnis perbankan adalah nasabah. Lembaga perbankan harus
menjaga dan memberikan perlindungan hukum kepada nasabah penyimpan dana
karena dasar bisnis antara bank dan nasabah adalah kepercayaan. Oleh sebab itu,
bank harus berpegang teguh pada prinsip akuntabilitas agar mendapatkan
kepercayaan dari nasabah.
Latar
Belakang
Kejahatan selalu memiliki struktur sosialnya sendiri dan memiliki wujud sendiri yang
ditentukan oleh karakteristik politik, ekonomi, dan sosial masyarakat yang
bersangkutan. Dalam dunia perekonomian juga terjadi kejahatan perbankan (fraud
banking) yang melibatkan pihak perbankan maupun nasabahnya, baik sebagai
pelaku maupun sebagai korban.
Jenis tindak pidana ini tidak pernah surut. Walaupun hukuman yang dijatuhkan
berat, tetapi tidak menyurutkan pelaku menjalankan aksi kejinya dengan modus
baru yang canggih. Banyak aset yang dihasilkan dari kejahatan perbankan yang
dibawa kabur atau disimpan pelakunya yang tidak seluruhnya bisa diambil kembali
oleh korban yang berhak atas aset tersebut
Indonesia telah beberapa kali dihebohkan oleh beberapa kasus perihal kejahatan
perbankan. Contoh nyata yang fenomenal terkait dengan kejahatan perbankan
adalah tindak pidana penyalahgunaan data dan wewenang terkait dengan langkah
penyelamatan Bank Century sebagai bank gagal berdampak sistemik pada tahun
2008-2009.
Rumusan
Masalah
1. Bagaimana penyalahgunaan
dana nasabah dapat terjadi di
dunia perbankan?
2. Bagaimana akar permasalahan
kasus Bank Century?
3. Bagaimana penyelesaian kasus
Bank Century?
Penjelasan Umum Penyalahgunaan Dana Nasabah
Merujuk pada peraturan perundang-undangan terkait, yang dimaksud
mengenai penyalahgunaan dana nasabah diatur pada Pasal 49 ayat (4)
huruf a Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan yang
diubah sebagian oleh Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2023 tentang
Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan.
2 Akar permasalahan dalam kasus Bank Century terkait penyalahgunaan dana nasabah adalah karena
kondisi keuangan bank yang kurang baik dan lemahnya pengawasan oleh Bank Indonesia. Ringkasnya, akar
permasalahan dalam kasus Bank Century terkait penyalahgunaan dana nasabah adalah karena kondisi
keuangan bank yang buruk, pengawasan Bank Indonesia yang lemah, dan kegagalan bank dalam
memenuhi kewajibannya kepada nasabah. Ringkasnya, akar permasalahan dalam kasus Bank Century
terkait penyalahgunaan dana nasabah adalah karena kondisi keuangan bank yang buruk, pengawasan
Bank Indonesia yang lemah, dan kegagalan bank dalam memenuhi kewajibannya kepada nasabah.
Simpulan
3
Penyelesaian Kasus Bank Century Kasus Bank Century hingga kini belum menemukan titik temu dalam
penyelesaiannya. Dampak sistemik berdasarkan Perppu JPSK adalah “suatu kondisi sulit yang
ditimbulkan oleh suatu Bank, LKBB, dan/atau gejolak pasar keuangan yang apabila tidak diatasi dapat
menyebabkan kegagalan sejumlah Bank dan/atau LKBB lain sehingga menyebabkan hilangnya
kepercayaan terhadap sistem keuangan dan perekonomian nasional.” Keberadaan payung hukum
tersebut mampu memberikan fasilitas darurat kepada bank yang dianggap berpotensi
membahayakan sistem keuangan melalui KSSK. Menurut Menteri Keuangan, Sri Mulyani “adanya dana
Rp1.700 triliun uang rakyat dan 82 juta akun tabungan tetap aman di perbankan, masyarakat tidak
mengambil semua uang mereka. Untuk itu, dalam proses pembentukan bank memang harus diawasi
dan lebih ketat lagi. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia UUBI sebagaimana telah diubah dengan UU
No. 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Saran