Anda di halaman 1dari 5

NAMA : AMALIA SHOLEHAH PRODI : ILMU HUKUM

NIM : 042520416 UPBJJ : UT-BANDAR LAMPUNG

TUGAS 1
HUKUM PERBANKAN DAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

Silakan anda kerjakan dengan menggunakan jawaban kalimat anda sendiri, bukan kopi
paste dari sumber yang anda kutip. Setiap jawaban cantumkan sumber bacaan, namun
bukan berarti hanya memindahkan jawaban dari sumber.

https://www.cnbcindonesia.com/market/20190622101217-17-80002/kisah-pencabutan-izin-
bank-di-bali-uangnya-untuk-foya-foya

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencabut izin usaha PT Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Legian,
Bali karena bank ini tak kunjung mampu memperbaiki rasio kecukupan modal atau capital
adequacy ratio (CAR) sesuai dengan aturan minimal di angka 8%.

Pertanyaan :

1. Berdasarkan artikel di atas, apakah rancangan anggaran dasar badan hukum dalam
pendirian BPR merupakan syarat yang wajib ada? Uraikan disertai dasar hukumnya!
2. Berdasarkan artikel di atas, apakah PT. BPR Legian termasuk dalam katagori jenis bank
berdasarkan fungsinya, jelaskan!
3. Berdasarkan artikel di atas, uraikan kewenangan yang dilakukan oleh OJK berkaitan
dengan BPR?

Tanggapan.

1. Bank sebagai satu badan usaha yang mempunyai kegiatan usaha menghimpun dana dari
masyarakat dalam berbagai bentuknya, sudah tahu membutuhkan banyak persyaratan
dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Ini sangat penting untuk melindungi
kepentingan masyarakat itu sendiri, terutama terhadap nasabah penyimpan dan
simpanannya. Menurut jenis usahanya bank terdiri dari Bank Umum dan BPR.
Hal ini terdapat pada Pasal 5 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7
Tahun 1992 Tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 10 Tahun 1998. Sesuai dengan ketentuan mengenai izin pendirian bank maka
setiap orang atau badan hukum yang berkeinginan untuk mendirikan bank wajiblah
mengambil dasar hukum dan ketentuan yang ada pada Pasal 16 Undang-Undang No. 10
Tahun 1998 baik ayat (1), (2) dan (3) yang berbunyi antara lain ayat (1) yaitu, “setiap
pihak yang melakukan kegiatan menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan wajib terlebih dahulu memperoleh izin usaha sebagai Bank Umum atau Bank
Perkreditan Rakyat (BPK) dari Pimpinan Bank Indonesia, kecuali apabila kegiatan
menghimpun dana dari masyarakat dimaksud diatur dengan Undang-Undang tersendiri.”
Dalam Ketentuan Pasal 16 ayat (1) diatas mengandung arti bahwa kegiatan
menghimpun dana dari masyarakat oleh siapapun pada dasarnya merupakan kegiatan
yang perlu diawasi, mengingat dalam kegiatan itu terkait kepentingan masyarakat yang
dananya disimpan pada pihak yang menghimpun dana tersebut. Sehubungan dengan itu
dalam ayat ini ditegaskan bahwa kegiatan menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan hanya dapat dilakukan oleh pihak yang telah memperoleh izin usaha
sebagai Bank Umum atau sebagai Bank Perkreditan Rakyat (BPK).
Namun, dimasyarakat terdapat pula jenis lembaga lainnya yang juga melakukan
kegiatan penghimpunan dana masyarakat dalam bentuk simpanan atau semacam
simpanan, misalnya yang dilakukan oleh kantor pos, oleh dana pension atau oleh
perusahaan asuransi . Kegiatan penghimpunan dana dari masyarakat yang dilakukan oleh
lembaga-lembaga tersebut diatur dengan undang-undang tersendiri.
Dalam Pasal 16 ayat (2) selanjutnya yang berbunyi :
Untuk memperoleh izin usaha Bank Umum dan Bank Pengkreditan Rakyat (BPK)
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) wajib dipenuhi persyaratan sekurang-kurangnya
tentang :
1. Susunan organisasi dan Kepengurusan
2. Permodalan
3. Kepemilikan
4. Keahlian dibidang Pebankan
5. Kelayakan rencana kerja.
Dari ketentuan Pasal 16 ayat (2) tersebut dapat dikemukakan bahwa dalam hal
memberikan izin usaha sebagai bank umum dan bank perkreditan rakyat, bank Indonesia
selain memperhatikan pemenuhan persyaratan sebagaimana dimaksud dalam ayat ini,
juga wajib memperhatikan tingkat persaiangan yang sehat antar bank, tingkat kejenuhan
jumlah bank dalam suatu wilayah tertentu, serta pemerataan pembagunan ekonomi
nasional.
Sedangkan dalam Pasal 16 ayat (3) yang berbunyi, “Persyaratan dan tata cara
perizinan bank sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) ditetapkan oleh Bank Indonesia.
Sebagaimana halnya ketentuan Pasal 16 ayat (1) dan ayat (2), maka berhubungan dengan
ketentuan Pasal 16 ayat (3) dapat dikemukakan bahwa pokok-pokok ketentuan yang
diterapkan oleh Bank Indonesia memuat antara lain :
1. Persyaratan untuk menjadi pengurus bank antara lain menyangkut keahlian
dibidang perbankan dan konduite yang lain.
2. Larangan adanya hubungan keluarga diantara pengurus bank.
3. Modal disetor minimum untuk pendirian Bank Umum dan Bank Perkreditan
Rakyat.
4. Batas maksimum kepemilikan dan kepengurusan.
5. Kelayakan rencana kerja
6. Batas waktu pemberian izin bank.

2. Menanggapi pertanyaan tersebut, Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk kredit dan bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan
taraf hidup rakyat banyak. Bank berdasarkan fungsinya dibagi menjadi 3 (tiga), sebagai
berikut :
1. Bank Sentral, bank yang bertanggung jawab atas kebijakan moneter dalam negeri
untuk menjaga stabilitas harga dan nilai mata uang Negara. Bank sentral juga
mempunyai tanggung jawab dalam hal mengatur serta mengawasi perbankan lain
agar bisa membatasi adanya resiko serta biaya krisis sistematik. Bank Sentral di
Indonesia adalah Bank Indonesia.
2. Bank Umum, bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan
berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu
lintas pembayaran. Bank umum adalah bank yang paling sering kita gunakan
untuk menabung.
3. Bank Perkreditan Rakyat (BPK), bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional atau berdasarkan Prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Singkatnya, BPR tidak menerima
simpanan berupa giro, kegiatan valas, dan perasurasian.
Maka, berdasarkan hal tersebut PT. BPR Legian termasuk dalam kategori jenis bank
berdasarkan fungsinya. Namun, adanya permasalahan pengelolaan yang terjadi maka
BPR Legian dinyatakan tak mampu melakukan penyehatan dalam jangka waktu
pengawasan khusus dan dilakukan pencabutan izin usaha.
Selanjutnya, juga dinyatakan sebagai Bank Dalam Pengawasan Khusus (BDPK)
disebabkan permasalahan pengelolaan manajemen yang tidak mengacu pada prinsip
kehati-hatian dan tata kelola yang baik serta adanya intervensi negatif Pemegang Saham
Pengendali (PSP) dalam kegiatan operasional bank. Ini mengakibatkan kinerja keuangan
BPR tidak dapat memenuhi standar yang ditetapkan sesuai ketentuan yang berlaku, yaitu
rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) paling sedikit sebesar 8%.
Kemudian, berdasarkan Pasal 14 UU No. 10 Tahun 1998, BPR dilarang melakukan
kegiatan usaha sebagai berikut :
1. Menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran.
2. Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing.
3. Melakukan penyertaan modal.
4. Melakukan usaha perasuransian.
5. Melakukan usaha lain diluar kegiatan usaha yang telah diatur.

3. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah lembaga Negara yang dibentuk berdasarkan
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 yang berfungsi menyelenggarakan system
pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan didalam
sektor jasa keuangan baik disektor perbankan, pasar modal, dan sektor jasa keuangan
non-bank seperti Asuransi, Dana Pensiun, Lembaga pembiayaan, dan lembaga Lembaga
jasa Keuangan Bank (salah satunya adalah BPR), sebagai berikut :
1. Pendirian untuk pendirian Bank, pembukuan kantor bank, anggaran dasar,
rencana kerja, kepemilikan, kepengurusan dan sumber daya manusia, merger,
konsolidasi dan akusisi bank, serta pencabutan izin usaha bank.
2. Kegiatan usaha bank, antara lain sumber dana, produk hibridasi dan aktivitas di
bidang jasa.
3. Pengaturan dan pengawasan mengenai kesehatan bank yang meliputi : likuditas,
rehabilitas, solvabilitas, kualitas aset, rasio kecukupan modal minimum, batas
maksimum pemberian kredit, rasio pinjaman terhadap simpanan dan
pencadangan bank, laporan bank yang terkait dengan kesehatan dan kinerja
bank, system informasi debitur, pengujian kredit (credit testing), dan standar
akuntansi bank.
4. Pengaturan dan pengawasan mengnai aspek kehati-hatian bank, meliputi :
manajemen risiko, tata kelola bank, prinsip mengenal nasabah dan anti
pencucian uang dan pencegahan pembiayaan terorisme dan kejahatan perbankan
serta pemeriksaan bank.
Dengan demikian, agar dapat tetap tumbuh dan bersaing dengan lembaga keuangan
lainnya peningkatan jumlah BPR secara kuantitas seharusnya dibarengi dengan
peningkatan secara kualitas. Pemilik dana tentu menginginkan agar dananya aman dan
dapat kembali dikemudian hari, maka dari itu diperlukan peran pemerintah dalam
membuat regulasi, mengawasi, dan memberikan informasi mengenai kualitas sebuah
Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Melalui SK DIR BI No. 30/12/KEP/DIR 1997 Bank
Indonesia (BI) memberikan informasi kepada masyarakat tentang pedoman untuk menilai
kesehatan suatu Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Harapannya, dengan adanya aturan ini
masyarakat memiliki instrument untuk mengambil keputusan terkait rencana menyimpan
atau meminjam dana di suatu Bank Perkreditan Rakyat (BPR).
Meningkatnya jumlah aselarasi kredit umum dan asset yang dimiliki oleh Bank
Perkreditan Rakyat tenyata tidak sesuai berbanding lurus dengan kinerja bank yang
bersangkutan. Kasus terbaru di tahun ini adalah kasus diluquidasinya salah satu Bank
Perkreditan ternama di Bali yaitu PT. BPR Legian PT. BPR legian adalah salah satu Bank
Perkreditan Rakyat di Bali yang memiliki pertumbuhan akselerasi kredit 56% pada tahun
2017, dan peningkatan jumlah aset 44% ditahun yang sama.
Namun secara mengejutkan pada tahun 2019 Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
menyatakan melikuidasi PT.BPR Legian karena dinilai tidak sehat. Kontridiksi ini
menyebabkan tingkat kesehatan bank menjadi penting untuk menilai kelangsungan hidup
suatu Bank Perkreditan Rakyat (BPR), meskipun tingkat pertumbuhan akselerasi kredit
dan assetnya tinggi.
Sumber Referensi :

1) BMP HKUM4308/ HUKUM PERBANKAN DAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN


UANG/ MODUL 3.
2) https://www.cnbcindonesia.com/market/kisah-pencabutan-izin-bank-di-bali-untuk-foya-
foya
3) https://www.google.com/url?

Anda mungkin juga menyukai