Anda di halaman 1dari 14

Mengukur Kesehatan Bank Umum dan BPR

Teknik Menulis Bahasa Indonesia

Disususun Oleh :
Kelompok IX:

- Alfat Rahmat Fatahillah (190104010653)


- Syifa Maulana Wildani (180104010548)

Prodi Keuangan dan Perbankan


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Ibn Khaldun Bogor
Bogor, April 2021
1.1 Pendahuluan

Perekonomian Indonesia sejak dahulu didasarkan pada


satuan usaha kecil, misalnya petani kecil, perajin/pengusaha
kecil baik di daerah kota maupun pedesaan. Seperti negara yang
sedang berkembang lainnya, kita juga mengalami beberapa
kelemahan disektor keuangan dan perbankan. Hal ini
dikarenakan rendahnya tingkat pendapatan.Krisis perekonomian
moneter tahun 1997 memberikan pelajaran yang sangat serius
dalam bisnis perbankan, sebagian besar bank kesulitan karena
modal habis, kualitas asset menjadi sangat buruk, manajemen
tidak mampu mengantisipasi perubahan ekonomi, bank tidak
mampu menciptakan earning, dan kesulitan likuiditas melanda
sebagian besar bank di Indonesia.

Kondisi persaingan antar bank yang begitu ketat dan


ancaman likuidasi bagi bank-bank yang bermasalah membuat
para bankir harus bekerja lebih keras. Dampak dari persaingan
tersebut lebih dirasakan oleh bank-bank kecil seperti Bank
Perkreditan Rakyat (BPR), hal ini dikarenakan adanya beberapa
faktor antara lain karena modal yang dimiliki oleh BPR relatif
lebih kecil jika dibandingkan dengan Bank Umum (BU) dan
kegiatan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan
kegiatan Bank Umum.

Kesehatan bank dapat diartikan sebagai kemampuan


suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan
secara normal dan 3 mampu memenuhi semua kewajiban
dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan
perbankan yang berlaku. Penilaian tingkat kesehatan bank
merupakan penilaian terhadap hasil usaha bank dalam kurun
waktu tertentu dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Pihak
perbankan wajib memelihara kesehatan bank tersebut sesuai
dengan aturan yang berlaku dan wajib menyampaikan semua
informasi yang dibutuhkan oleh Bank Indonesia dan wajib pula
menyediakan informasi mengenai kemungkinan timbulnya
resiko kerugian sehubungan dengan transaksi nasabah yang
dilakukan melalui bank. Perbankan wajib pula menyampaikan
kepada Bank Indonesia tentang laporan keuangannya, baik
berupa neraca, laporan laba rugi tahunan ataupun laporan
perubahan modal dalam waktu dan bentuk yang telah
ditetapkan.

Dari penjelasan diatas dapat menjadikan rumusan bahan


dalam Mengukur Kesehatan Bank Umum dan BPR diantaranya
yaitu : Bagaimana pengkategorian kesehatan bank berdasarkan
metode CAEL? Dan juga Bagaimana perbandingan hasil akhir
tingkat kesehatan bank antar BPR. Makalah ini membahas
tentang bagaimana cara pengukuran kesehatan bagi Bank Umum
dan BPR di Indonesia.

1.2 Pembahasan
a. Definisi Bank

Pengertian Bank menurut UU RI No. 10 Tahun 1998


Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan adalah:

Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari


masyarakat dalam bentuk kredit dan menyalurkannya
kepada masyarakat dalam bentuk lainnya dalam rangka
menaikan taraf hidup masyarakat.

Sedangkan pengertian Bank menurut PSAK No.31


Tahun 2000 adalah:

Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari


masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya
kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya
dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Definisi Bank menurut A. Aburrachman dalam


Ensiklopedia Ekonomi Keuangan yang melaksanakan berbagai
macam jasa, seperti memberikan pinjaman, mengedarkan mata
uang, pengawasan terhadap mata uang, bertindak sebagai tempat
penyimpanan banda benda berharga, membiayai usaha
perusahaan lain (Dendawijaya, 2001:25)

b. Jenis-jenis Bank
Dalam praktek perbankan di Indonesia saat ini terdapat
beberapa jenis perbankan yang beranka ragam diatur dalam UU
Perbankan No. 10 Tahun 1998. Namun jenis bank yang berbeda
terdapat persamaanny yaitu kegiatan pokoknya sebagai lembaga
keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dan
menyalurkan dana. Adapun jenis-jenis perbankan yang telah
diatur dalam UU Pokok perbankan No.7 Tahun 1992 dan
ditegaskan lagi dengan keluarnya UU RI No. 10 Tahun 1998,
Terdiri dari :

a. Bank Umum

Yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara


konvensional dan atau berdasarkan prindip syariah yang dalam
kegiatanya memberikan jasa lalu lintas pembayaran.

b. Bank Perkredtan Rakyat

Yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara


konvensional dan berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayarannya.

Ditinjau dari segi kepemilikan atau siapa saja yang


memiliki bank tersebut, dibedakan menjadi (Kasmir, 2005:34)

1. Bank milik pemerintah

2. Bank milik swasta nasional

3. Bank milik koperasi

4. Bank milik asing

5. Bank campuran

c. Tugas BPR dan Bank Umum


1. Tugas Bank Perkreditan Rakyat diantaranya yaitu :

- Memberikan pelayanan jasa perbankan bagi


masyarakat pedesaan

- Mengembangkan pertumbuhan ekonomi pedesaan


masyarakat pengusaha didesa, petani dan nelayan

- Memberikan pelayanan kepada masyarakat desa, agar


tidak mengalami kesulitan dalam prosedur berhubungan
dengan bank dalam mendapatkan permodalan

- Menghimpun dana masyarakat pedesaan, sekaligus


membina masyarakat masyarakat desa agar hidup hemat
dan menabung.

2. Tugas Bank Umum

- Menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpan


Simpanan tersebut meliputi giro, deposito berjangka,
sertifikat deposito, tabungan, dan sebagainya

- Menyalurkan kredit dan menerbitkan surat pengakuan


hutang

- Membeli, menjual, atau menjamin atas resiko sendiri


maupun untuk kepentingan dan perintah nasabahnya.

- Menyediakan pembiayaan/pinjaman, atau melakukan


kegiatan lain yang berdasarkan prinsip syariah. Kegiatan
ini disesuaikan dengan ketentuan yang ditetapkan oleh
Bank Indonesia.

- Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga.


Selain itu melakukan perhitungan dengan pihak ketiga.

d. Mengukur Kesehatan Bank


Bank yang sehat memberikan manfaat kepada semua
pihak, yaitu pemilik bank, pengelola bank, masyarakat yang
menggunakan jasa bank , masyarakat umum dan bank sentral
dan pemerintah. Bank yang sehat selalu mengalami
pertumbuhan yang baik. Manfaat yang diterima oleh pemilik
atau pemegang saham adalah pembagian keuntungan atau
dividend dan terhindar dari risiko.

Tingkatan kesehatan yang dicapai oleh sebuah bank baik


dalam kondisi sehat, cukup sehat, dan kurang sehat dapat
diturunkan langsung menjadi menjadi tak sehat, jika :

a. Terjadi perselisihan intern yang diperkirakan akan


menimbulkan kesulitan bagi bank karena dengan
beselisih dapat dipastikan akan menganggu kebijakan
dan keputusan pengembangan bank.

b. Adanya campur tangan pihak luar dalam pengurusan


bank sehingga salah satu atau keseluruhan kantor bank
menjadi terganggu karena trpengaruh oleh keinginan
pihak luar yang ingin memenuhi keinginannya.

c. Adanya penilaian yang keliru dari kenyataan yang ada


di bank karena karena pencatatan palsu atau window
dressing dalam pembukuan bank.

d. Adanya praktik bank dalam bank.

e. Timbul kesulitan keuangan sehingga bank tidak


mampu memenuhi kewajiban pada pihak ketiga yang
menyebabkan bank tidak bisa beroperasi dengan baik.

f. Adanya praktik perbankan lain yang menyimpang dari


aturan bank menurut undang – undang dan peraturan
yang berlaku (I.Wayan Sudirman, 2013:109)
Perhitungan kesehatan bank secara terperinci dapat
diperoleh dari masing–masing kompenen CAMEL yang telah di
uraikan.

d. Analisis CAMEL

Analisis CAMEL pada prinsipnya merupakan metode


analisis rasio keuangan untuk mengukur kondisi keuangan suatu
lembaga atau perusahaan perbankan. Analisis keuangan dengan
metode CAMEL juga menginformasikan hubungan antar-akun
dari laporan keuangan dan hasil operasional perusahaan
perbankan terkait. Analisis ini menggunakan data primer yang
bersumber dari laporan keuangan yang telah melalui proses
audit sebelumnya.

Meski sama-sama mengukur rasio keuangan perusahaan,


namun analisis CAMEL yang dikhususkan untuk perusahaan
perbankan lebih menitik beratkan pada aspek Capital (Modal),
asset liquadity (kualitas aktiva), management (manajemen),
earning (pendapatan), dan liquidity (likuiditas).

Dalam analisis CAMEL terdapat lima aspek yang


mencerminkan kemampuan bank dalam menjalankan core
business-nya, yakni dalam menghimpun, mengelola, dan
menyalurkan dana, memenuhi kewajiban pada pihak lain, serta
mematuhi peraturan perundang-undangan tentang perbankan
yang berlaku.

a. Capital (Modal)

Suatu perusahaan perbankan dikatakan sehat apabila


memiliki permodalan yang kuat, dimana dengan modal tersebut
bank mampu menjalankan kegiatan operasionalnya dan dapat
menjamin aset yang bermasalah. Tingkat kesehatan bank yang
dilihat dari aspek modal dapat diukur menggunakan capital
adequancy ratio (CAR). Rasio yang menjelaskan tentang
kemampuan bank menggunakan modalnya untuk menutup
penurunan aktiva yang disebabkan oleh adanya kerugian yang
timbul atas penggunaan aktiva tersebut. Besar kecilnya utang
jelas akan mempengaruhi CAR. Semakin kecil utang, maka nilai
CAR akan semakin besar. Dan juga sebaliknya.

Rule of thub dari CAR adalah 8%. Artinya, jika nilainya


lebih besar atau sama dengan 8% maka kondisi bank dilihat dari
aspek modalatergolong sehat. Sebaliknya, apabila nilaninya
kurang dari 8% menunjukan kondisi keuangan bank tersebut
tidak sehat. Adapun rumusnya yaitu :

CAR = (Modal/ATMR) x 100%

b. Asset qualti (Kualitas Aktiva)

kualitas aktiva produktif mencerminkan kinerja


keuangan perusahaan bank. Pengukuran tingkat kesehatan
dilihat dari aspek kualitas aktiva salah satunya dapat dilihat dari
rasio Kualitas Aktiva Produktif (KAP) yang dapat dirumuskan
sebagai berikut :

Rasio KAP = (aktiva produktif yang diklasifikasikan/

total aktiva produktif) x 100%

penghitungan aktiva produktif dilakukan berdasarkan ketentuan


berikut :

- 0% dari kredit lancar


- 25% dari kredit perhatian khusus
- 50% dari kredit kurang lancar
- 75% dari kredit yang diragukan
- 100% dari kredit macet

Sedangkan hasil penilaian kesehatan bank didasarkan pada


rentang nilai

- 0,00% - < = 10,35% bank sehat


- >10,35% - < = 12,60% cukup sehat
- >12,60 - < = 14,85% kurang sehat
- >14,85% tidak sehat

c. Management (manajeman)

faktor yang mempengaruhi kesehatan dan kinerja bank


dianalisis menggunakan pertanyaan seputar kegiatan manajeman
yang mencangkup manajeman umum strategi, struktur, sistem,
Sumber daya manusia, menejeman risiko, risio kredit, risiko
likuiditas, risiko operasional, dan lainnya. Semua itu akan
bermuara pada kemampuan memperoleh laba. Kesehatan bank
dari aspek manajeman dapat diukur dari Net Profit
Margin(NPM). Perhitungan NPM ialah :

NPM = (laba bersih/pendapatan)x100%

Nilai yang digunakan untuk acuan rasio NPM berada


pada rentang 0 hingga 1. Semakin mendekati angka 1 nilai NPM
menandakan biaya yang dikeluarkan efisien, hingga tingkat
pengembalian laba bersih semakin besar.

d. Earning (Pendapatan)
Bank yang sehat dan kinerjanya baik dilihat dari
kemampuannya memperoleh pendapatan berupa laba. Untuk
mengukur kesehatan bank dari aspek pendapatan dapat
menggunakan rasio Return on Asset (ROA)

ROA = (laba bersih/total aktiva) x 100%

Kategori sehat dilihat dari pendapatan didasarkan pada rentang


nilai berikut :

- = 1,215% bank dikategorikan sehat


- = 0,999% -<1,215% dikategorikan cukup sehat
- = 0,765% -< 0,999% dikategorikan kurang sehat
- <0,765% dikategorikan tidak sehat

5. Liquidity (Likuiditas)

Aspek likuiditas berkaitan dengan kemampuan bank


membayar utangnya, terutama jangka pendek. Semakin mampu
bank membayar hutang, semakin likuid bank tersebut. Terkait
dengan Loan Deposit Ratio (LDR) salah satu rasio keuangan
yang bisa mewakili penilaian tingkat kesehatan bank dilihat dari
aspek likuiditas. Formulasi LDR dapat dirumuskan

LDR = {(total utang)/total deposit + ekuitas} x 100%

Jika nilai LDR semakin tinggi maka likuiditas bank semakin rendah.
Semakin kecil LDR, mengindikasikan bank semakin likuid. Tingkat
kesehatan bank dilihat berdasarkan rentang nilai LDR berikut

- <= 94,75% dikategorikan sehat


- 94,75% - < = 98,50% dikategorikan cukup sehat
- 98,50% - < = 102,25 dikategorikan kurang sehat
- 102,25% dikategorikan tidak sehat.

Sejak diberlakukannya peraturan Bank Indonesia No.


6/10/PBI/2004, penilaian tingkat kesehatan bank umum dilakukan
menggunakan analisis CAMEL. Analisis ini bukan hanya untuk
mengukur ksehatan bank tetapi juga dapat menjadikan pengukuran
untuk kinerja bank dan mendeteksi masalah yang beresiko
mengganggu kelancaran opersional bank.

Aspek dalam analisis ini merupakan aspek yang paling banyak


pengaruhnya terhadap kondisi keuangan bank. Oleh karena itu,
analisis ini dapat menjadi tolak ukur pemeriksaan bank yang
dilakukan yang dilakukan oleh pengawas bank dalam menentukan
tingkat kesehatan dan kinerja bank.

Rasio CAMEL dapat menggambarkan suatu hubungan antar-akun


dalam laporan keuangan yang sekaligus menunjukan baik buruknya
kondisi atau posisi keuangan suatu bank. Bank yang sehat
menjalankan kegiatan operasionalnya dengan baik memberikan
layanan finansial yang baik kepada masyarakat, baik dalam hal
menjamin keamanan dana simpanan maupun penyaluran kepada
masyarakat.

1.3 Kesimpulan
Menurut UU RI No. 10 Tahun 1998 Tanggal 10
November 1998 tentang perbankan bank adalah badan usaha
yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk kredit
dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk lainnya
dalam rangka menaikan taraf hidup masyarakat. Adapun jenis-
jenis perbankan yang telah diatur dalam UU Pokok perbankan
No.7 Tahun 1992 dan ditegaskan lagi dengan keluarnya UU RI
No. 10 Tahun 1998, Terdiri dari Bank Umum dan BPR.
Ditinjau dari segi kepemilikan atau siapa saja yang memiliki
bank tersebut, dibedakan menjadi Bank milik pemerintah, Bank
milik swasta nasional, Bank milik koperasi, Bank milik asing,
Bank campuran. Bank yang sehat selalu mengalami
pertumbuhan yang baik. Manfaat yang diterima oleh pemilik
atau pemegang saham adalah pembagian keuntungan atau
dividend dan terhindar dari risiko.

Analisis CAMEL pada prinsipnya merupakan metode


analisis rasio keuangan untuk mengukur kondisi keuangan suatu
lembaga atau perusahaan perbankan. Meski sama-sama
mengukur rasio keuangan perusahaan, namun analisis CAMEL
yang dikhususkan untuk perusahaan perbankan lebih menitik
beratkan pada aspek Capital (Modal), asset liquadity (kualitas
aktiva), management (manajemen), earning (pendapatan), dan
liquidity (likuiditas). Rasio CAMEL dapat menggambarkan suatu
hubungan antar-akun dalam laporan keuangan yang sekaligus
menunjukan baik buruknya kondisi atau posisi keuangan suatu bank.
Bank yang sehat menjalankan kegiatan operasionalnya dengan baik
memberikan layanan finansial yang baik kepada masyarakat, baik
dalam hal menjamin keamanan dana simpanan maupun penyaluran
kepada masyarakat.

Daftar Pustaka
Misriani, LCA. Robin Jonathan, Elfreda A Lau, Analisis
Kesehatan Bank Pada Bank Perkreditan Rakyat; Samarinda
2017

Hariyanto. Juni 2014, Tugas bank Umum : Memutar Uang


masyarakat. Artikel :

https://ajaib.co.id/tugas-bank-umum-memutar-uang-masyarakat/

simulasikredit.(2013). Analisis CAMEL untuk kesehatan


perbankan. Artikel

https://www.simulasikredit.com/analisis-camel-untuk-
kesehatan-perbankan/

Yoana Adventia. Analisis perkembangan tingkat kesehatan


perkreditan rakyat dengan metode CAMEL. Yogyakarta:2007

Anda mungkin juga menyukai