Anda di halaman 1dari 18

Pembinaaan & Pengawasan

Bank Umum & Bank BPR


Dosen Pengampu : Jasmadeti SE.,M.Ak

Nama Kelompok :
- Nadya Aprillia (210210042)
- Nova Ramadhini (210210033)
- Joseph Axel Nicolai Vahensya (210210051)
Pengertian Bank Umum
Bank umum adalah badan usaha bidang
keuangan yang menjalankan kegiatan usaha
perbankan baik secara konvensional atau
syariah. Kegiatan Bank Umum ini termasuk
memberikan jasa penyimpanan, pembayaran
hingga pinjaman kepada masyarakat.
Pengertian Bank BPR
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah
bank yang melaksanakan kegiatan usaha
secara konvensional atau berdasarkan
prinsip syariah, yang dalam kegiatannya
tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran. BPR tidak dapat melayani
kegiatan giro / cek, valuta asing serta
perasuransian.
Aspek Dalam Pembinaan dan Pengawasan
Bank

Kecukupan Kualitas Kualitas


Modal Aset Manajemen
kemampuan bank faktor penentu peningkatkan
dalam tingkat performansi
mempertahankan kesehatan bank secara terus –
modal yang menerus suatu
mencukupi Bank.
Aspek Dalam Pembinaan dan Pengawasan
Bank

Likuiditas Rentabilitas Solvabilitas


kemampuan rasio untuk perbandingan jumlah
perusahaan untuk menilai hutang perusahaan
memenuhi kemampuan dengan aktiva-aktiva
kewajibannya, yang perusahaan dalam yang dimilikinya sendiri.
juga digunakan mencari
untuk menunjukkan keuntungan.
posisi keuangan
atau kekayaan suatu
perusahaan.
Dasar Hukum Pembinaan & Pengawasan
Dalam Pasal 29 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998
ditentukan: “Bank wajib memelihara tingkat kesehatan bank sesuai
dengan ketentuan kecukupan modal, kualitas aset, kualitas manajemen.
Likuiditas, rehabilitas, solvabilitas, dan aspek lain yang berhubungan
dengan usaha bank, dan wajib melakukan kegiatan usaha sesuai dengan
prinsip kehati-hatian”. Dalam Ayat (3) ditentukan: “dalam memberikan
kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah dan melakukan
kegiatan usaha lainnya, bank wajib menempuh cara-cara yang tidak
merugikan bank dan kepentingan nasabah yang mempercayakan
dananya kepada bank”.
Tujuan Pengawasan & Pembinaan Bank
Umum
Tujuan pengawasan bank oleh Bank Indonesia adalah menciptakan
perbankan yang sehat yang dapat memenuhi tiga aspek :

1. Memelihara Kepentingan masyarakat,

2. Berkembang secara wajar dan mampu memberikan pelayanan,

3. Bermanfaat bagi perkembangan ekonomi Indonesia.


Tujuan Pengawasan & Pembinaan BPR
Dalam melaksanakan pengawasan terhadap BPR, Bank Indonesia melakukannya
dengan dua cara, yaitu pengawasan langsung dan pengawasan tidak langsung
dapat berupa pemeriksaan umum dan pemeriksaan khusus, yang bertujuan untuk
mendapatkan gambaran tentang keadaan keuangan bank dan untuk memantau
tingkat kepatuhan bank terhadap peraturan yang berlaku serta untuk mengetahui
apakah terdapat praktek-praktek tidak sehat yang membahayakan kelangsungan
usaha bank. Sedangkan pengawasan tidak langsung, yaitu pengawasan melalui
alat pemantauan seperti laporan berkala yang disampaikan bank. Pengawasan ini
juga bertujuan untuk memantau BPR dalam pelaksanaan fungsi BPR sesuai UU.
Fungsi Pengawasan & Pembinaan Bank
Umum & BPR
Pengawasan dan pembinaan BPR diarahkan untuk mengoptimalkan fungsi
perbankan Indonesia sebagai :
1. Lembaga kepercayaan masyarakat serta Lembaga penghimpun & penyalur
dana.
2. Pelaksana Kebijakan Moneter.
3. Lembaga yang ikut berperan membantu pertumbuhan ekonomi.
Pelaksanaan Pengawasan &
Pembinaan Bank Umum &
BPR
- Bank Umum : Bentuk pelaksanaan pembinaan dan pengawasan
terhadap bank umum yaitu pemeriksaan bank dalam rangka
tugasnya untuk pengawasan terhadap bank. Bank Indonesia
berwenang melakukan pemeriksaan terhadap bank ,baik secara
berkala maupun setiap waktu apabila diperlukan dalam rangka
pelaksanaan tugas pengawasan bank.
Pelaksanaan Pengawasan &
Pembinaan Bank Umum &
BPR
- BPR : Untuk mencapai sasaran bidang pengawasan BPR, perlu
inisiatif strategis yang harus dilakukan Bank Indonesia (BI) adalah
dengan menyempurnakan peraturan yang sesuai dengan
karakteristik BPR, misalnya ketentuan mengenai pengelolaan aktiva
produktif tentang kewajiban penyediaan modal minimum BPR dan
perihal penerapan manajemen risiko bagi BPR serta melengkapi
kerangka pengawasan seperti CAMEL (Capital, Asset, Management,
Earnings, dan Liquidity).
Sistem Pembinaan & Pengawasan Bank
1. Pengawasan Berdasarkan Kepatuhan
(Compliance Based Supervision)
menekankan pemantauan kepatuhan bank untuk melaksanakan
ketentuan ketentuan yang terkait dengan operasi dan
pengelolaan bank.
Sistem Pembinaan & Pengawasan Bank
2. Pengawasan Berdasarkan Resiko (Risk Based
Supervision)
Pendekatan pengawasan yang berorientasi ke depan, Sehingga
suatu bank difokuskan pada resiko-resiko yang melekat pada
aktiviras fungsional bank sertaa sistem pengendalian resiko.
Jenis Resiko Pembinaan & Pengawasan Bank
1. Resiko Kredit
2. Resiko Likuiditas
3. Resiko Pasar
4. Resiko Operasional
5. Resiko Hukum
6. Resiko Reputasi
7. Resiko Strategi
8. Resiko Kepatuhan
Studi Kasus
● Penelitian ini merupakan analisis kebijakan perbankan mikro yang
dilakukan secara komprehensif, yaitu sejak Bank Indonesia
memberlakukan Basel Core Principles (BCP) sampai dengan beralihnya
tugas pengawasan ke Otoritas Jasa Keuangan. Selama periode tersebut,
dari data menunjukkan telah banyak BPR yang ditutup dibandingkan
dengan bank umum, sebagian besar BPR yang ditutup adalah akibat
fraud. Studi kebijakan ini menganalisis efektivitas peranan aktor
pengambil kebijakan pengawasan dan pelaksana kebijakan pengawasan
dan dampak penetapan kebijakan perbankan untuk BPR terhadap
kemungkinan timbulnya fraud dalam pengelolaan BPR.
Studi Kasus
● Penelitian ini menemukan bahwa fraud dapat terjadi akibat lemahnya
kebijakan pengawasan, selain itu penelitian menganalisis fraud dari teori
agensi, teori asimetri, dan nilai-nilai good corporate governance,
khususnya terhadap Bank Perkreditan Rakyat di Indonesia. Analisis
menunjukkan bahwa fraud dapat terjadi karena kelemahan pengawasan
yang merupakan salah satu penyebab utama terjadinya bank
missmanagement yang pada akhirnya menimbulkan kegagalan bank
(bank failure), campur tangan atau intervensi pemilik bank dalam operasi
bank, adanya kejahatan perbankan, belum efektifnya implementasi self
regulatory policy pada bank-bank yang diindikasikan oleh kelemahan
manajemen risiko dan kelemahan internal kontrol, pengurus bank yang
kurang kompeten dan tidak independen, dan rendahnya integritas
pemilik dan pengurus bank.
Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat :

Di Indonesia, tugas dan wewenang untuk


mengawasi dan membina bank adalah Bank
Indonesia (BI). Tujuan pengawasan bank adalah
menciptakan iklim yang kondusif agar BPR dapat
tumbuh dan berkembang secara sehat sesuai
kebutuhan masyarakat.
Ada
Pertanyaan?

Anda mungkin juga menyukai