Anda di halaman 1dari 9

Tugas manajemen dana bank – sesi 2

Nama : Anisa Nurhidayanti

NIM : 101120111454

Kelompok :4

1. Perencanaan keuangan perusahaan merupakan proses dari apa saja?


Pengendalian keuangan berdasarkan proses penyesuaian dalam memperbaiki
prestasi kerja. Perencanaan finansial mencakup laba, penjualan, dan aktiva yang
didasarkan pada strategi pemasaran dan produksi. Perencanaan keuangan perusahaan
merupakan proses dari:
1. Menganilisis pendanaan, baik dalam pilihan investasi bagi perusahaan
2. Memproyeksikan dan meramalkan konsekuensi untuk jangka panjang dari
keputusan saat ini, sehinga tercipta relasi antara keputusan sekarang dan akan
datang. Untuk menghindari hal yang tidak terduga
3. Mengukur pencapaian selanjutnya terhadap tujuan rencana keuangan.
4. Memilih alternatif mana yang akan digunakan. Alternatif tergantung pada
karakteristik dan sifat dana.

Proses tersebut dibutuhkan dalam perencanaan finansial perusahaan agar dapat


mengatur keseimbangan aliran keluar masuknya dana perusahaan. Oleh karena itu,
dalam hal pengendalian dana, manajemen keuangan harus sehat dan seimbang agar
tidak mengalami kerugian akibat kesalahan manajemen dana. Sebagaimana
pengertiannya, manajemen keuangan merupakan kegiatan dalam perusahaan melalui
perencanaan, pemeriksaan, pengelolaan, penganggaran, pengendalian, penyimpanan
dan pencarian dana dengan biaya seefisien dan seefektif mungkin.

2. Prosedur penganggaran modal juga perlu dilakukan. Prosedur tersebut adalah:?


Perencanaan finansial dalam hal penganggaran modal dan pengukuran potensi
investasi aktiva perusahaan merupakan keputusan penting bagi seorang manajer
keuangan. Dalam perusahaan, manajer keuangan terkadang tidak melaksanakan tugas
pokok dan fungsinya dengan baik sehinggatidak bisa mengelola dana perusahaan
dengan efesien. Masalah yang timbul akibat kurangnya peran manager antara lain
sulitnya menstabilkan keuangan karena pinjaman modal perusahaan belum lunas dan
terus bertambah, bisa juga berupa pemborosan dana perusahaan, yakni banyaknya biaya
yang dikeluarkan manajer untuk hal-hal yang tidak terlalu penting.
Oleh karena itu tidak hanya proses perencanaanfinansialyang perlu diperhatikan
prosedur penganggaran modal juga perlu dilakukan. Prosedur tersebut adalah:
1. Membuat proposal kegiatan mencakup biaya yang diperlukan
2. Analisa dan review dana dan kegiatan
3. Menetapkan keputusan, apakah penganggaran biaya tersebut layak dan sesuai atau
tidak
4. Implementasi
5. Respon atau umpan balik terhadap hasil implementasi

Perencanaan finansial dan prosedur penganggaran merupakan serangkaian proses


yang harus dilakukan demi lancarnya operasi perusahaan. Perencanaan ini diperlukan
karena perusahaan membutuhkan dana untuk operasional kegitannya. Selain itu
perusahaan juga membutuhkan biaya untuk pembayaran deviden kepada pemegang
saham dan pembiayaan lain baik itu berupa kewajiban maupun bentuk pengalihan dana
perusahaan ke arah yang positif.

3. Sebutkan Fungsi Penghimpunan Dana Bank?


Pertumbuhan setiap bank sangat diperngaruhi oleh perkembangan kemampuannya
menghimpun dana masyarakat, baik berskala kecil maupun besar dengan masa
pengendapan yang memadai. Apabila dana tidak cukup akan menghambat operasional
bank dan pada akhirnya eksistensi bank akan kehilangan fungsinya. Oleh karena itu,
penghimpun dana oleh bank berfungsi untuk :
1. Penyimpan harta atau asset berharga
2. Pengelola investasi yang baik (Professional Investment Manager)
3. Pemenuhan kebutuhan cash out bank dalam memberikan pembiayaan
4. Meningkatkan kemampuan likuiditas bank
5. Melakukan perluasan usaha atau ekspansi usaha
6. Penambahan sarana dan prasarana baru
7. Biaya kegiatan operasional bank

4. Sebutkan Fungsi Pengalokasian Dana Bank?


Kegiatan bank yang kedua setelah menghimpun dana dari masyarakat luas
dalam bentuk giro, tabungan dan deposito adalah menyalurkan kembali dana tersebut
kepada masyarakat yang membutuhkannya. Kegiatan penyaluran dana ini dikenal juga
dengan istilah alokasi dana.
Pengalokasian dana dapat diwujudkan dalam bentuk pinjaman atau lebih
dikenal dengan kredit. Pengalokasian dana dapat pula dilakukan dengan membelikan
berbagai asset yang dianggap menguntungkan bank. Arti lain dari alokasi dana adalah
menjual kembali dana yang diperoleh dari penghimpunan dana dalam bentuk simpanan.
Penjualan dana ini tidak lain agar perbankan dapat memperoleh keuntungan seoptimal
mungkin. dalam mengalokasikan dananya pihak perbankan harus dapat memilih dari
berbagai alternatif yang ada.
Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa keuntungan utama bisnis perbankan
adalah selisih antara bunga dari sumber-sumber dana dengan bunga yang diterima dari
alokasi dana tertentu.Oleh karena itu, baik faktor-faktor sumber dana maupun alokasi
dana memegang peranan yang sama pentingnya di dunia perbankan. Penentuan bunga
sumber dana akan sangat berpengaruh terhadap bunga alokasi dana yang akan
dibebankan.

5. Sebutkan Fungsi Pengawasan Dana Bank?


Pengawasan berasal dari terjemahan bahasa Inggris monitoring atau
supervision, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah: Penilikan dan pengarahan
kebijakan jalannya perusahaan. Sedangkan menurut penjelasan pasal 29 Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 yang dimaksud pengawasan dalam pasal
tersebut adalah pengawasan yang tidak langsung yang terutama dalam bentuk
pengawasan dini melalui penelitian, analisis dan evaluasi laporan bank, dan
pengawasan langsung (pemeriksaan yang disusul dengan tindakan perbaikan).
Pengawasan tidak langsung (off site supervision) melakukan pengawasan
kondisi bank secara individual, kelompok maupun keseluruhan dengan menelaah
berbagai laporan yang oleh perbankan dengan tujuan untuk menilai apakah peraturan
yang ditetapkan, asas usaha bank dan perkreditan yang sehat telah dipatuhi dan
dilaksanakan secara konsisten dan lain-lain.
Pengawasan langsung (on site Supervision) melakukan pengawasan dengan
mengadakan pemeriksaan secara menyeluruh dilakukan secara berkala setahun sekali
untuk mengetahui kondisi bank secara langsung berdasarkan data dan dokumen yang
dipelihara oleh bank, sekaligus menguji kebenaran dan konsistensi pembuatan laporan
yang disampaikan kepada otoritas pengawas bank. Selain itu juga pemeriksaan khusus
yang memfokuskan pada pemeriksaan kredit dan aset berisiko lainnya atau usaha lain
yang menurut pengawas perlu diperhatikan atau berpotensi menimbulkan masalah.
Pengawasan Perbankan selain diatur di dalam UU Perbankan dan UU Bank
Indonesia, juga mengikuti standar pengawasan bank di tingkat internasional yaitu The
Basel Committee on Bank Supervision, dimana Indonesia merupakan salah satu negara
di luar negara penggagas (Group of Ten) yang telah mengadopsi produk kesepakatan
The Basel Committee.
Pelaksana fungsi pengawasan bank (otoritas pengawasan bank) dilakukan oleh
Bank Sentral suatu negara. Fungsi otoritas pengawasan bank ditempatkan di bank
sentral sesuai fungsi pokok bank sentral, yaitu: Menetapkan dan melaksanakan
kestabilan moneter; Mengatur dan menjaga kelancaran dan kestabilan sitem
pembayaran; Mengatur dan mengawasi sistem perbankan.
Pengawasan Bank adalah merupakan proses pemeriksaan dan monitoring
untuk menjamin pelaksanaan aturan mengenai pasar serta aturan prudensial industri
perbankan untuk memelihara kesehatan industri tersebut. Pemeriksaan itu dapat bersifat
administratip, yakni untuk sekedar memenuhi aturan formal. Dilain pihak, pemeriksaan
juga bersifat antisipatip, yakni menganalisis kemungkinan kejadian dimasa depan
berdasarkan fakta yang tersedia hingga masa kini.
Tujuan pengawasan bank oleh Bank Indonesia adalah menciptakan perbankan
yang sehat yang dapat memenuhi tiga aspek, pertama memelihara kepentingan
masyarakat, beroperasi dengan sehat dan efisien dan mampu memenuhi kewajibannya
terhadap masyarakat penyimpan dana, kedua berkembang secara wajar dan mampu
memberikan pelayanan yang diperlukan masyarakat Indonesia dan ketiga bermanfaat
bagi perkembangan ekonomi Indonesia serta dapat menunjang pengendalian moneter
dalam rangka menunjang pembangunan ekonomi dan tercapainya kestabilan moneter.
Sistem pengawasan pada saat ini antara lain didasarkan pada prinsip prudential
regulation approach dan risk based approach yang bertolak dari sikap kehati-hatian dan
mematuhi berbagai ketentuan kehati-hatian yang ditetapkan Bank Indonesia dan
pengawasan berbasis risiko (risk based supervision) dimana bank harus mengidentikasi
profil risiko dari seluruh kegiatan usahanya selanjutnya Bank Indonesia melakukan
pengawasan sesuai dengan risk profile dari bank tersebut. Dalam bisnis perbankan,
pengawasan tersebut pada umumnya dilaksanakan oleh otoritas pengawasan bank
melalui kewenangan yang oleh undang-undang kepada satu tangan, yaitu Bank
Indonesia.
Pertimbangan lain yang mendasari perlunya dilakukan pengawasan adalah
karena bank bertindak sebagai lembaga yang memiliki posisi kunci dalam pelaksanaan
kebijakan pembangunan ekonomi dan moneter. Agar fungsi tersebut dapat terlaksana
dengan benar, perbankan harus diarahkan dan diawasi secara berkesinambungan. Bagi
masyarakat, bank yang sehat akan dapat meningkatkan kualitas pelayanan, Untuk
nasabah, bank yang sehat akan memberi jaminan pengembalian dana beserta bunga
terhadap investasi yang telah mereka tanamkan, sedangkan untuk pihak debitiur, bank
yang sehat dapat menyediakan pinjaman yang dibutuhkan berdasarkan tingkat bunga
yang berlaku. Bagi pemilik, bank yang sehat akan dapat menghasilkan keuntungan yang
layak. Bagi pemerintah terwujudnya sistem perbankan yang sehat.
Tingkat pengawasan terhadap operasionalisasi bank dilakukan secara
berjenjang dimulai dari pengawasan pihak intern dan pengawasan oleh pihak ekstern
Bank yang terdiri dari Bank Indonesia dan Auditor Eksternal.

 Pengawasan Internal
Dewan Komisaris pada dasarnya merupakan wakil pemegang saham. Dalam
melakukan pengawasan lebih berorientasi pada pengarahan agar misi dan tujuan
utama pendirian lembaga tersebut dapat tercapai. Oleh sebab itu pengawasan yang
dilakukan mencakup aktivitas menejemen supaya sesuai dengan apa yang telah
ditetapkan dalam anggaran dasar serta ketentuan dari Undang-undang No 7 tahun
1992. Dengan demikan cakupan pengawasan yang dilakukan Dewan Komisaris
meliputi pelaksanaan program kerja, manajemen, kondisi keuangan dan kepatuhan
terhadap ketentuan umum yang berlaku dalam lingkungan perbankan.
Program kerja merupakan acuan dasar bagi manajemen dalam melaksanakan
tugas operasionalnya, yang di dalamnya mencakup rencana perluasan jaringan
kantor, rencana pengembangan sumber daya dan rencana ekstensifikasi layanan yg
akan diberikan kepada masyarakat. Pengawasan terhadap program kerja ini
dimaksudkan untuk mengetahui sampai sejauh mana hasil-hasil telah diraih,
hambatan apa yang seringkali menganggu dan langkah strategi mana yang dipilih
untuk mengurangi hambatan tersebut.
Pengawasan terhadap manajemen bertujuan untuk memperoleh keyakinan
bahwa manajemen telah melaksanakan aktivitas sesuai dengan wewenang yang
diberikan, mentaati ketentuan yang berlaku dan semua keputusan yang dilahirkan
tidak akan membahayakan kelangsungan usaha. Di samping itu harus dipastikan
bahwa manajemen bank telah menyusun sistem kontrol internal yang memadai
sehingga aktivitas usahanya akan terlindungi dari kemungkinan terjadinya
penyimpangan.
Kondisi keuangan bank perlu dipantau secara periodik karena bidang inilah
yang senantiasa memberikan gambaran tentang meningkat tidaknya bidang usaha
yang sedang dijalankan. Pantauan terhadap bidang ini biasanya mencakup keadaan
permodalan, pengaturan likuiditas, keadaan rentabilitas, keadaan kualitas aktiva
produktif dan pembentukan cadangan aktiva produktif.
Kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku, sangat penting untuk diawasi agar
para pemilik dan atau manajemen harus senantiasa menjalankan kegiatan usaha
perbankan dengan tetap berpedoman pada prinsip kehati-hatian. Dalam kondisi
persaingan yang ketat ia dituntut untuk memiliki sistem pengawasan yang tepat dan
dapat bekerja secara efektif dan berfungsi sebagai pengaman atas transaksi yang
terjadi setiap saat. Di samping itu tumbuhnya jaringan kantor serta kompleksitas
produk yang ditawarkan bank, akan menimbulkan masalah tersendiri.
Rentang kendali yang cukup luas biasanya melahirkan kelemahan dalam
pengawasan, sehingga terbuka peluang bagi kemungkinan terjadinya
penyimpangan yang merugikan eksistensi bank yang bersangkutan. Apalagi bila
rentang kendali yang sangat luas ini tidak didukung oleh sistem informasi
manajemen yang memadai, sehingga apabila terjadi penyimpangan akan
mengalami kesulitan untuk melacaknya. Oleh sebab itu peran kontrol internal
menjadi angat penting dan harus memperoleh perhatian sungguh-sungguh dari
pemilik bank.
Kefektivan kontrol internal akan mempengaruhi pencapaian kondisi perbankan
yang sahat, Adanya penilaian sistem pengawasan internal, diharapkan dapat
menjadi masukan bagi bank Indonesia untuk mengetahui efektif tidaknya
penerapan ketentuan aturan main perbankan.
 Pengawasan Eksternal
 Bank Indonesia
Menurut Undang-undang No, 7 tahun 1992 pembinaan dan pengawasan
bank dilakukan oleh Bank Indonesia (Otoritas Pengawas Bank), dengan
tujuan menciptakan perbankan yang sehat. Dalam melaksanakan fungsinya
otoritas pengawasan memiliki empat kewenangan dasar antara lain :
Kewenangan dalam mengatur perizinan ( Power to license), Kewenangan
dalam membuat peraturan (Power to regulate), Kewenangan dalam
mengawasi (Power to Control) dan Kewenangan dalam menetapkan dan
mengenakan sanksi ( Power to impose sanction).
Kewenangan dalam mengatur perizinan merujuk kepada penetapan
ketentuan dan persyaratan pendirian suatu bank, kewenangan ini merupakan
seleksi paling awal terhadap kehadiran suatu bank, dengan menetapkan
tatacara perizinan dan prosedur pendirian sebuah bank, Pada umunya
persyaratan pendirian bank menyangkut tiga aspek yaitu aspek akhlak dan
moral calon pemilik/ pengurus bank, kemampuan menyediakan dana serta
kesanggupan dalam melakukan kegiatan usaha perbankan. Kewenangan
seperti ini memungkinkan otoritas pengawas bank mencegah pendirian bank
yang tidak didukung oleh kemampuan modal yang memadai, yang dapat
digunakan untuk kepentingan oknum pemilik dengan tidak mengindahkan
kepentingan masyarakat atau dikelola oleh indinidu yang kurang memahami
seluk beluk perbankan.
Kewenangan dalam membuat peraturan, kewenangan mengatur
perbankan adalah untuk memberikan pedoman landasan kerja berdasarkan
azas-azas perbankan yang sehat dalam kegiatan operasional. Hal tersebut
memungkinkan otoritas pengawas bank menetapkan ketentuan yang
menyangkut aspek usaha bank dalam rangka menciptakan lingkungan yang
kondusif dan mampu memberikan pelayanan jasa bank sebagaimana yang
diinginkan masyarakat. Peraturan yang tercakup dalam kewenangan ini
meliputi pengaturan likuiditas, solvabiltas, jenis bidang jasa dan resiko yang
dapat ditangani perbankan. Kewenangan dalam mengawasi. Merupakan
kewenangan dasar yang dikendalikan otoritas pengawas bank melalui
pelaksanaan pengawasan secara tidak langsung dan pengawasan langsung.
Pengawasan tidak langsung biasanya dilakukan melalui alat pantau seperti
laporan keuangan berkala, laporan hasil pemeriksaan dan informasi lainnya.
Dengan data tersebut pengawas dapat menilai keadaan kesehatan usaha
perbankan, sedangkan pengawasan langsung pada dasarnya diarahkan
terhadap gambaran keadaan keuangan, tingkat kepatuhan terhadap
peraturan yang berlaku sekaligus untuk mengetahui praktek-praktek yang
membahayakan kelangsungan usaha bank.
Kewenangan dalam menetapkan dan mengenakan sanksi merupakan
kewenangan untuk menjatuhkan sanksi apabila bank tidak dapat memenuhi
ketentuan dan prosedur yang telah diatur dalam aturan main bank.
Pengenaan sanksi ini dimaksudkan agar bank dapat melakukan tindakan
perbaikan atas kelemahan dan atau penyimpangan yang terjadi. Sikap ini
merupakan unsur pembinaan sehingga bank dapat beroperasi sesuai dengan
azas perbankan yang sehat. Dengan kewenangan ini otoritas pengawas bank
dapat melakukan kegiatan berikut : a. Menjatuhkan sanksi atas pelanggaran
terhadap ketentuan yang berlaku seperti pengenaan denda, penurunan
tingkat kesehatan atau rating bank dan lainlain. b. Memaksa bank untuk
memperbaiki kebijaksanaannya, c. Memaksa bank untuk mengganti Dewan
Komisaris atau Direksi, d. Mencabut izin usaha, e. Mengambil tindakan lain
sesuai dengan peraturan perundang-undangan berlaku.
Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan bank yang tercakup dalam
empat aspek di atas, dilakukan sepenuhnya oleh bank Indonesia kecuali
aspek kewenangan dalam mengatur perizinan dimana wewenang Bank
Indonesia hanya bersifat memberikan rekomendasi kepada Menteri
Keuangan atas permohonan pendirian bank.
 Auditor Eksternal
Pengawasan bank yang dilakukan oleh auditor eksternal sangat mungkin
dapat terjadi, karena pasal 34 UU no.7 tahun 1992 menjelaskan bahwa bank
secara periodic wajib menyampaikan laporan keuangan yang telah diaudit
akuntan publik. Dalam melaksanakan tugasnya akuntan publik mempunyai
tanggung jawab untuk meyakinkan bahwa bank telah melaksanakan
kegiatan usaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian dan memberitahukan
kepada Komisaris apabila akuntan publik menemukan tindakan
penyimpangan yang dapat mengganggu kenyamanan atau membahayakan
kesehatan bank.
Kendati ketiga lembaga di atas dapat menangani tugas dan tanggung
jawab berbeda dalam pengawasan, akan tetapi pengawasan bank pada
prinsipnya terbagi dalam dua bagian yaitu pengawasan dalam rangka
mendorong pertumbuhan ekonomi, kestabilan moneter (macro economics
supervision) dan pengawasan dalam upaya mendorong agar setiap
individual bank tetap sehat dan mempu memelihara kepentingan masyarakat
(prudential supervision).
Sasaran yang ingin dicapai dari macroeconomics supervision adalah
mendorong sekaligus mengawasi Manajemen Dana Bank bank untuk ikut
berperan dalam berbagai program ekonomi- moneter baik yang terkait
dengan kebijakan umum untuk mendorong pertumbuhan ekonomi,
kemantapan neraca pembayaran, perluasan lapangan pekerjaan, kestablitan
moneter serta upaya yang dapat menunjang terciptanya pemerataan
pendapatan dan kesempatan berusaha. Oleh karena itu pengawasan
macroeconomics supervision ini dilakukan melalui penetapan seperangkat
kebijakan berkaitan dengan langkah-langkah untuk mendorong perbankan
ikut serta dalam pencapaian target di atas, termasuk kebijaksanaan
menciptakan iklim yang kondusif bagi terlaksananya program makro
ekonomi tersebut. Adapun tujuan pengawasan berdasarkan prudential
supervision adalah berupaya agar setiap bank secara individual harus tetap
sehat dan aman, sehingga industri perbankan secara keseluruhan menjadi
industri yang dapat memelihara kepercayaan masyarakat.
Dalam kaitannya dengan proses pengawasan bank, pembinaan terhadap
individual bank merupakan langkah lanjutan dari tugas mengendalikan
CAMEL bank (capital Asset Quality Management, Earning and Liquidity)
sehingga terpelihara pada suatu tingkat tertentu yang dianggap tidak
membahayakan kelangsungan usaha dan tidak mengganggu kestabilan
system perbankan nasional.

Anda mungkin juga menyukai