Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup


kelembagaan, kegiatan usaha, serta tata cara dan proses dalam melaksanakan
kegiatan usahanya sebagaimana tertuang dalam UU RI No. 10 Tahun 1998. Kegiatan
usaha perbankan akan semakin kompleks seiring dengan perkembangan situasi
lingkungan eksternal dan internal yang semakin pesat yang akan dihadapi. Semakin
kompleksnya kegiatan usaha tersebut maka semakin kompleks juga risiko yang akan
terjadi. Dengan demikian perbankan akan meningkatkan kebutuhan praktek tata
kelola serta fungsi penerapan manajemen risiko.

Oleh karena itu, agar tercipta penerapan manajemen risiko operasional yang
efektif, maka dilakukan proses identifikasi, mengukur, memantau, dan
mengendalikan risiko operasional yang timbul dari seluruh kegiatan usaha bank.
Disamping itu, agar tingkat risiko operasional yang terjadi tetap berada pada tingkat
risiko yang dapat diterima bank, maka Bank senantiasa melakukan mitigasi risiko
operasional secara efektif.

Risiko operasional melekat pada setiap kegiatan usaha bank, selain itu risiko
operasional juga menjadi pemicu terjadinya risiko lainnya dan dapat menimbulkan
kerugian baik financial maupun non financial. Oleh karena itu, bank harus
menerapkan manajemen risko operasional yang efektif agar tingkat risiko
operasional yang terjadi tetap berada pada tingkat risiko yang dapat diterima oleh
bank dan tidak merambat ke risiko lainnya.

Untuk mengurangi kemungkinan timbulnya risiko operasional yang terjadi


pada bank, maka diperlukan kontrol-kontrol baik untuk seluruh proses internal
maupun yang berhubungan langsung dengan nasabah. Disamping aspek
pengembangan budaya kontrol, kerangka kerja program pengendalian dan mitigasi

Page 1 of 27
risiko operasional diantaranya yaitu membuat laporan operasional checklist harian.
Hal ini diperlukan untuk memastikan aktivitas kantor dari awal hari hingga akhir
hari sudah berjalan dengan baik sehingga dapat memitigasi timbulnya risiko
operasional.

Pengisisan operasional checklist harian di Bank Nobu saat ini memang sudah
berjalan, checklist dilakukan oleh Branch Operation Head/Supervisor/Head Teller
secara harian dan dikirim laporannya secara bulanan ke tim Business Process
Implementation (BPI). Akan tetapi dalam prakteknya, banyak kantor cabang maupun
kas yang pengisian checklistnya tidak konsisten secara harian. Hal ini terjadi karena
banyak faktor, diantaranya faktor Sumber Daya Manusia, faktor sistem, maupun
faktor eksternal.

Untuk lebih memudahkan tim Business Process Implementation atau tim


terkait lainnya dalam memonitoring operasional checklist sudah dilakukan secara
harian dan memastikan aktivitas kantor sudah dilakukan dengan baik, maka
diperlukan pengembangan dalam sistem pelaporan checklist tersebut yakni dengan
sistem online sehingga tidak ada lagi kantor yang mengisi tidak konsisten.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk membahas


mengenai operasioanl checklist dengan judul “Penerapan Operasional Checklist
Secara Online Pada PT Bank Nationalnobu Tbk”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis jabarkan maka permasalahan


yang akan penulis angkat dalam makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah operasional checklist saat ini sudah berjalan dengan konsisten


disemua kantor nobu ?
2. Apakah operasional checklist dapat diterapkan kepada Frontliner ?
3. Apakah operasional checklist dapat meningkatkan kontrol dan meminimalisir
risiko dalam kegiatan operasional ?

Page 2 of 27
4. Apakah dengan diadakannya operasional checklist secara online dapat
membuat pelaporan menjadi lebih efisien ?

1.3 Batasan Masalah

Penulis melakukan penelitian selama 1 (satu) bulan di Nobu Bank KCP


Labuan Bajo dari tanggal 25 Februari hingga 22 Maret 2019. Agar tugas akhir ini
dapat lebih mudah dipahami dan dimengerti, maka penulis memandang permasalahan
penelitian yang diangkat perlu dibatasi. Oleh sebab itu, penulis membatasi diri hanya
berkaitan dengan penerapan operasional checklist di Bank Nobu.

1.4 Tujuan

Berdasarkan rumusan dan batasan masalah tersebut maka dapat disusun tujuan
dan manfaat dari tugas akhir ini.

1. Untuk mengetahui penerapan operasional checklist yang sudah berjalan


dikantor nobu saat ini.
2. Untuk mengetahui apakah operasional checklist dapat diterapkan kepada
Frontliner.
3. Untuk efisiensi pelaporan operasional checklist sesuai ketentuan yang telah
ditetapkan, karena jika pelaporan dikirim online maka tim pusat dapat
menarik data sewaktu-waktu.
4. Untuk meminimalisir terjadinya risiko-risiko dikarenakan lemahnya kontrol
dan adanya aktivitas operational yang tidak dilakukan atau terlewatkan.

1.5 Manfaat

1. Bagi Penulis

Tugas akhir ini dapat menambah pengetahuan dan pemahaman mengenai


penerapan operasional checklist yang telah ditentukan di Bank Nobu.

2. Bagi Perusahaan khususnya bagian operasional Bank Nobu

Page 3 of 27
Hasil tugas akhir ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam
mengevaluasi cabang maupun kantor kas dalam menerapkan operasional checklist
sesuai ketentuan Bank Nobu.

1.6 Metodologi Penelitian

Meteodologi penelitian adalah proses atau cara ilmiah untuk mendapatkan


data yang akan digunakan untuk keperluan penelitian atau tugas akhir.

1.6.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Dalam hal melakukan penelitian dan pengamatan studi kasus dilakukan di


Bank Nobu Kantor Cabang Pembantu Labuan Bajo, yang beralamatkan di Rumah
Sakit Siloam Jalan gabriel Gampur, Labuan Bajo Nusa Tenggara Timur, dengan
waktu penelitian terhitung dari tanggal 25 Februari 2019 s/d 22 Maret 2019.

1.6.2 Jenis Data

Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis data primer
(primary data) yang berarti sumber data yang dikumpulkan sendiri oleh perorangan
atau suatu organisasi secara langsung dari objek yang di teliti dan untuk kepentingan
studi yang bersangkutan yang dapat berupa interview dan observasi.

1.6.3 Teknik Pengumpulan Data

Dengan mempertimbangkan kecilnya jumlah populasi, maka peneliti


memutuskan menggunakan teknik purposive sampling, yakni teknik penentuan
sampel dengan pertimbangan tertentu sehingga data yang diperoleh lebih
respresentatif dengan melakukan proses penelitian yang kompeten dibidangnya.
Dalam penelitian ini yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan sampel adalah PIC
PT.Bank Nationalnobu yang dipilih secara acak.

Page 4 of 27
BAB II

PEMBAHASAN

II.1 Landasan teori

II.1.1 Kegiatan Bank

Kegiatan Bank secara umum meliputi kegiatan sebagai berikut :

a. Menghimpun Dana (Funding) merupakan kegiatan menghimpun dana dengan


membeli dana dari masyarakat. Kegiatan membeli dana dapat dilakukan
dengan cara menawarkan berbagai jenis simpanan. Simpanan sering juga
disebut dengan nama account. Jenis-jenis simpanan saat ini adalah :
 Simpanan Giro
Merupakan simpanan pada bank yang penarikannya dapat dilakukan
dengan menggunkan cek dan bilyet giro. kepada setiap pemegang
rekening akan diberikan bunga yang dikenal dengan nama jasa giro.
 Simpanan Tabungan
Merupakan simpanan pada bank yang penarikannya sesuai dengan
yang ditetapkan oleh bank. Penarikan tabungan dapat dilakukan
melalui teller dengan menggunakan buku tabungan dan slip penarikan,
atau menggunakan kartu ATM.
 Simpanan Deposito
Merupakan simpanan yang memiliki jangka waktu tertentu (jatuh
tempo), penarikannya pun dilakukan sesuai dengan jangka waktu
tersebut
b. Menyalurkan Dana (Lending) merupakan kegiatan bank untuk menjual dana
yang berhasil dihimpun dari masyarakat. Penyaluran dana yang dilakukan
oleh bank dilakukan melalui pemberi pinjaman atau kredit. Jenis-jenis yang
ditawarkan meliputi :
 Pinjaman rekening Koran
 Kredit modal kerja
 Kredit konsumtif

Page 5 of 27
c. Memberikan jasa-jasa bank

Jasa-jasa bank lainnya merupakan kegiatan bank umum penunjang untuk


mendukung kelancaran kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana dari
masyarakat. Sekalipun banyak yang memberikan keuntungan bank lainnya meliputi :
transfer, kliring, banknotes, setoran dan tarikan, dll.

II.1.2 Standar Operasional Prosedur (SOP)


Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah dokumen yang berkaitan dengan
prosedur yang dilakukan secara kronologis untuk menyelesaikan suatu pekerjaan
yang bertujuan untuk memperoleh hasil kerja yang paling efektif dari para pekerja
dengan biaya yang serendah-rendahnya. SOP biasanya terdiri dari manfaat, kapan
dibuat atau direvisi, metode penulisan prosedur, serta dilengkapi oleh bagan
flowchart di bagian akhir. Setiap perusahaan bagaimanapun bentuk dan apapun
jenisnya, membutuhkan sebuah panduan untuk menjalankan tugas dan fungsi setiap
elemen atau unit perusahaan. Standar Prosedur Operasional (SPO) adalah sistem yang
disusun untuk memudahkan, merapihkan dan menertibkan pekerjaan.

Menurut Tjipto Atmoko (2014) standar operasional prosedur merupakan


suatu pedoman atau acuan untuk melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan fungsi
dan alat penilaian kinerja suatu instansi berdasarkan indikator-indikator teknis,
administrasif, dan procedural sesuai tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja pada
unit kerja yang bersangkutan.
Pengertian SOP menurut Istyadi Insani (2013) sebuah alat manajemen untuk
membuat keseragaman pola bisnis, keseragaman pola kerja, dan keseragaman kualitas
dari sebuah proses atau produk yang akan dibuat atau dilaksanakan. SOP dapat
berupa narasi, flowchart yang berisi urutan dan keterangan suatu pekerjaan, maupun
gabungan antara narasi dan flowchart. Menurut Stup (2009) ada beberapa bentuk dan
kriteria dalam pembuatan SOP yaitu:
a. Simple steps, yang merupakan prosedur singkat dan tidak membutuhkan banyak
keputusan yang ditulis. SOP ini dianut oleh perusahaan yang memiliki pekerja
tidak terlalu banyak.

Page 6 of 27
b. Hierarchical steps, bentuknya cukup panjang lebih dari 10 langkah, tetapi tidak
terlalu banyak keputusan.
c. Graphic format, bentuk ini sama seperti hierarchical steps yaitu cukup panjang
tetapi tidak terlalu banyak keputusan.
d. Flowchart, prosedur yang memiliki banyak keputusan, dapat tertulis dalam bentuk
grafilk.

II.1.3 Risiko Operational

Secara sederhana, risiko didefinisikan sebagai kemungkinan/potensi untuk


menderita kerugian akibat terjadinya suatu peristiwa tertentu. Risiko operasional
adalah risiko akibat ketidakcukupan dan/atau tidak berfungsinya proses internal,
kesalahan manusia, kegagalan sistem, dan/atau adanya kejadian-kejadian eksternal
yang mempengaruhi operasional bank.

Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya risiko operasional adalah sebagai


berikut:

 Proses internal, faktor ketidakcukupan aspek kebijakan, prosedur dan limit


ternasuk penyimpangan pelaksanaan yang berpotensi mengganggu aktivitas
operasional bisnis dan layanan nasabah bank.
 Manusia, faktor ketidakcukupan aspek sumber daya manusia baik secara
kuantitas maupun kualitas yang berpotensi mengganggu aktivitas operasional
bisnis dan layanan nasabah bank.
 Sistem, faktor ketidakcukupan aspek sitem teknologi informasi yang
berpotensi mengganggu aktivitas operasional, bisnis dan layanan nasabah
bank.
 Faktor eksternal, faktor dari luar kendali bank yang mengganggu aktivitas
operasional, bisnis, dan layanan nasabah bank.

Adapun jenis-jenis kejadian risiko opersional dapat digolongkan menjadi


beberapa kejadian seperti :

Page 7 of 27
 Fraud Internal
 Fraud Eksternal
 Praktek ketenagakerjaan dan keselamatan lingkungan kerja
 Nasabah, produkm dan praktek bisnis
 Kerusakan asset fisik
 Gangguan aktivitas bisnis dan kegagalan sistem
 Kesalahan proses dan eksekusi.

Oleh karena itu, agar tercipta penerapan manajemen risiko operasional yang
efektif, maka dilakukan proses identifikasi, mengukur, memantau, dan
mengendalikan risiko operasional yang timbul dari seluruh kegiatan usaha bank.
Disamping itu, agar tingkat risiko operasional yang terjadi tetap berada pada tingkat
risiko operasional yang terjadi tetap berada pada tingkat risiko yang dapat diterima
bank. Maka bank senatiasa melalukan pengendalian/mitigasi risiko operasional secara
efektif.

II.1.4 Operasional Checklist

Operasional checklist dilakukan dalam rangka pengawasan kegiatan operasional


di cabang dan untuk memastikan proses zero defect di cabang telah berjalan dengan
baik.

Petunjuk Pelaksanaan Pengisian Operasional Checklist :

1. Operasional Checklist wajib di isi setiap hari kerja sebelum operasional


cabang berjalan.
2. Penanggung Jawab Operasional Check List adalah Branch Operation Head /
SPV Operation Cabang/Kantor Kas.
3. Operasional Check List wajib ditanda tangani oleh penanggung jawab
pelaksana & diketahui oleh Branch Manager.

Page 8 of 27
4. Pastikan seluruh persiapan telah dilakukan dengan benar dan sesuai ketentuan
serta prosedur yang ada.
5. Lakukan point-point dengan benar dan disaksikan langsung tidak berdasarkan
catatan atau mendelegasikan kepada petugas lain yang tidak ditunjuk.
6. Pastikan seluruh check list pemeriksaan telah dilakukan sendiri oleh
penanggung jawab.
7. Periksa seluruh jurnal dan persetujuan apakah telah sesuai dan tidak terdapat
kesalahan.
8. Yakinkan seluruh rangkaian kegiatan telah dilakukan kepada seluruh petugas
yang ada tanpa
kecuali.
9. Beri tanda pada kolom tanggal setiap pemeriksaan telah dilakukan.
10. Cabang agar melaporkan secara harian setiap permasalahan yang timbul
dalam kegiatan operasional cabang kedalam laporan zero defect melalui email
service.desk@nobubank.com

II. 2 Analisis Permasalahan

II.2.1 Penerapan Operasional Checklist Saat ini

Operasional chekclist Harian di bank nobu dilakukan dalam rangka


pengawasan kegiatan operasional dicabang dan memastikan proses zero defect
dicabang telah berjalan dengan baik. Oleh karena itu Operation Division kantor pusat
menerbitkan Surat Edaran No.011/SE/OPR/III/2012 perihal “Checklist Aktivitas
Cabang dan Tanggung Jawab Pejabat Cabang”. Operasional checklist dilakukan
pada saat awal dan akhir hari layanan operasional untuk memastikan aktivitas cabang
berjalan dengan lancar, melaporkan dan memonitor setiap kendala yang terjadi ke
divisi terkait.

Checklist aktivitas cabang saat ini memang sudah berjalan, checklist


dilakukan oleh Branch Operation Head/Operation Supervisor/Head Teller secara
harian dan laporan dikirim secara bulanan ke tim Business Process Implementation
(BPI). Akan tetapi dalam prakteknya, banyak kantor cabang maupun kantor kas yang

Page 9 of 27
pengisian checklist tidak konsisten secara harian. Hal ini terjadi karena banyak faktor
diantaranya faktor Sumber Daya Manusia, faktor sistem, maupun faktor eksternal.

Jika cabang tidak melakukannya secara konsisten, maka cabang tersebut tidak
melakukan budaya kontrol serta tidak memitigasi risiko operasional sedari dini. Oleh
sebab itu diperlukan pengembangan dalam sistem pelaporan operasional checklist
tersebut yakni dengan sistem online sehingga pelaporan lebih efisien dan dapat
menurunkan biaya operasional karena pemakaian kertas.

Selain diperlukan pengembangan sistem, penambahan point-point untuk


menambah sarana kontrol yakni pada aktivitas teller dan customer service juga tidak
kalah penting, mengingat aktivitas teller dan customer service juga perlu dilakukan
pengawasan untuk memastikan proses transaksi serta aktivitas di teller dan customer
service sudah berjalan dengan lancar dan sesuai ketentuan. Sehingga cabang dapat
menerapkan budaya kontrol dan dapat memitigasi terjadinya risiko operasional.

Berikut merupakan contoh check list operasional harian yang sudah berjalan
di nobu bank:

Page 10 of 27
Gambar 1. Logbook Operasional Checklist Bank Nobu

Page 11 of 27
SPV/HT BPI SERVICE DESK/TIM
TERKAIT

START Menerima
Kendala
cabang

Mengisi Check list


harian dalam
bentuk Logbook

Menerima laporan
dari KK/Cabang

tidak iya
Ada
kendala
?

Kirim laporan
checklist Cek Laporan Cabang
operasional &
bulanan melakukan Penilaian
Cabang

PIC Cabang
Mendokumentasik
an dalam file
tersendiri

Tabel 1. Flowchart Pelaporan Operasional Check list di Bank Nobu

Page 12 of 27
Berdasarkan pengamatan penulis diatas, masih terdapat kendala maupun
kekurangan dalam operasional checklist diantaranya adalah :
1. Cabang maupun kantor kas masih memiliki celah untuk tidak mengisi operasional
checklist secara harian, dikarenakan proses pelaporan operasional checklist yang
dilakukan secara bulanan ke Business Process Implementation (BPI).
2. Indikator/aktivitas yang tertuang dalam operasional checklist saat ini hanya fokus
pada aktivitas Head teller dan Supervisor saja, sehingga kurang menyeluruh.
3. Perlu diadakannya penambahan indikator supaya lebih meningkatkan kontrol dan
meminimalisir risiko dalam kegiatan operasional.

II.3 Hasil Penelitian

Berdasarkan penyebaran kuesioner oleh penulis melalui google form, berikut


adalah hasil yang diperoleh dari responden terkait penerapan operasional checklist di
nobu bank :

Pernyataan Jawaban
No
Berapa lama anda bergabung di < 2 Th 2-5 Th
1 >5 Th
nobu bank
Seberapa penting operasional sangat
2 penting tidak
checklist bagi anda penting penting

Apakah anda mengerjakan Ya


3 kadang- Tidak
operasional check list secara kadang (Mingguan/
harian
Bulanan)

Apakah anda mengerjakan Ya


4 kadang- Tidak
operasional checklist sesuai kadang (Mingguan/
waktu yang ditentukan
Bulanan)
(pagi/siang/sore)

Page 13 of 27
Apakah selain di Supervisor/Head Ya
5 Tidak
teller, Operasional checklist dapat
diterapkan juga pada frontliner
Apakah operasional checklist Ya
6 Tidak
dapat dijadikan sebagai upaya utk
meminimalisir kesalahan dalam
kegiatan operasional
Apakah dengan adanya Ya
7 Tidak
operasional checklist dapat
memitigasi terjadinya risiko
operasional
Apakah operasional checklist Ya
8 Tidak
online perlu diterapkan di nobu
guna pelaporan yang lebih efisien

Tabel 2. Pernyataan Kuesioner

Berdasarkan hasil dari penyebaran kuesioner sebanyak 42 responden


melalui google form sesuai pernyataan di atas, diperoleh hasil sebagai berikut:
1. 22,5% karyawan bergabung <2 tahun, 57,5% karyawan bergabung 2 s/d 5
tahun, 20 % bergabung dengan nobu >5 tahun.
2. 75% Karyawan menjawab penting, dan 25% menjawab operasional checklist
sangat penting.
3. 7,5% karyawan menjawab tidak mengisi operasional checklist secara harian,
42,5 % menjawab kadang-kadang mengisi harian, dan 50% menjawab secara
harian.
4. 17,5% menjawab tidak mengerjakan operasional checklist sesuai waktu yang
ditentukan, 40% menjawab kadang-kadang, dan 42,5% menjawab
mengerjakan sesuai waktu yang ditentukan.

Page 14 of 27
5. 90% karyawan menjawab operasional checklist dapat juga diterapkan pada
customer service dan Teller, sedangkan 10% menjawab tidak dapat
diterapkan.
6. 92,5% karyawan menjawab bahwa operasional checklist dapat dijadikan
sebagai upaya dalam meminimalisir terjadinya kesalahan dalam kegiatan
operasional, sedangkan 7,5 menjawab tidak.
7. 95% karyawan menjawab bahwa operasional checklist dapat memitigasi
terjadinya risiko operasional, sedangkan 5% menjawab tidak.
8. 90% karyawan menjawab bahwa operasional checklist online perlu diterapkan
guna pelapora yang lebih efisien, sedangkan 10% menjawab tidak.

Berdasarkan penelitian yang penulis amati, ada beberapa kendala dalam


pelaporan operasional checklist yakni masih terdapat cabang maupun kantor kas yang
pengisian operasional checklist tidak harian, hal ini di buktikan juga dengan hasil
kuesioner yang dilakukan secara acak bahwa karyawan yang tidak konsisten
melakukan operasional checklist secara daily adalah sebesar 50%. hal ini terjadi
karena lemahnya monitoring dari kantor pusat terhadap sistem pelaporan yang saat ini
dilakukan secara bulanan. Sehingga perlu dilakukan pengembangan sistem dalam
pelaporan operasional checklist secara online, untuk lebih memudahkan tim kantor
pusat dalam memonitoring operasional checklist sudah dilakukan secara harian dan
memastikan aktivitas kantor sudah dilakukan dengan baik.

II.3.1 Indikator operasional checklist Online Area Teller/Head teller

No Aktivitas Area Teller / Head Teller


Pagi Hari Done Keterangan
1 Memastikan tidak ada handphone maupun barang pribadi di area
teller
2 Penampilan staf sudah sesuai dengan standar yang ditentukan
3 Buka kombinasi pintu khasanah dual kontrol
4 Cash count modal saldo teller yang diberikan head teller baik

Page 15 of 27
fisik maupun yang ada di rincian
5 Monitor Titipan Cek/BG dan tolakan kliring
6 Head teller lakukan pengecekan saldo ATM
Siang Hari Done Keterangan
1 Balancing Tengah hari oleh Head teller dan teller
2 Memeriksa tiket transaksi per teller sudah sesuai (checker)
Akhir Hari Done Keterangan
1 Cocokan antara saldo Teller dengan rekap tunai rupiah per teller
2 Monitoring Transaksi Bank Notes (bila ada)
3 Lakukan Cash Count Bank Notes per teller ( bila ada )
4 Cocokan daftar mutasi peroperator dengan tiket transaksi
5 Pastikan saldo teller akhir hari 0 (Nol)
6 Cocokan fisik uang dengan laporan kas cadangan (Cash Count)
dan paraf di ban uang head teller dan teller
7 Pastikan lemari besi terkunci, brankas dan kombinasi telah di
acak
8 Pastikan rekening penampung telah direspon (tidak ada yang
open) pada hari yang sama
9 Pastikan Logbook Khasanah lengkap di isi keterangan dan paraf
10 Email Cover CIS (bila kas cadangan diatas CIS)
11 Buat Berita Acara Reversal dan copy slip serta dicatat pada
logbook Reversal (bila ada Reversal)
12 Pendingan transaksi teller di catat pada Logbook TBO (Bila ada
pendingan)
13 Lakukan pengecekan saldo ATM
14 Periksa ketersediaan struk ATM
15 Cetak Laporan Head Teller (laporan Penyerahan Penerimaan
dari/ke Teller, laporan posisi kas cadangan, laporan rekap head
teller, Laporan rekap gabungan, Laporan GL Summary, &
Kliring bila ada.

Tabel 3. Kegiatan Operasional Teller/Head Teller

Page 16 of 27
II.3.2 Indikator operasional checklist Online Area Customer Service/Back
Office/Supervisor
No Aktivitas Area CS/BO/SPV Done Keterangan
Pagi Hari
1 Tidak ada Handphone maupun barang pribadi lainnya di area
Customer Service
2 Penampilan staf sudah sesuai dengan standar yang ditentukan
3
Cetak GLS (MISS001, MISS02, MISS03, NOBU01) dan PLY
(BRA4201, BRB4201, BRB5801) dan GLACC01
4 Monitoring Deposito yang jatuh tempo (Cek TDS)
5 Customer Service Monitoring sengecekan tunggakan NSP
6 Pastikan serah terima dari supervisor ke customer service
sudah sesuai antara fisik dan logbook
Siang Hari Done Keterangan
1
Memastikan dokumen maupun data nasabah disimpan dalam
laci terkunci saat istirahat/meninggalkan meja kerja
2 Pastikan setoran kliring sudah di proses dan transmit
Akhir Hari Done Keterangan
1 Memastikan semua transaksi kliring sudah selesai dan benar

2 Pastikan LLG/RTGS sudah di release sebelum cut off time

3 Monitoring Keluhan/Complaint nasabah yang belum


terselesaikan pada hari kerja

4 Periksa Logbook ATM tertelan (Nobu maupun bank lain), jika


destroy buat Berita Acara penghancuran kartu ATM

Page 17 of 27
5 Monitoring permintaan Cek/BG nasabah sudah di proses

6 Periksa pencatatan customer service di logbook dengan fisik


yang ada di Cash Box customer service

7 monitoring penggunaaan dan pembukuan atas penggunaan


atau penjualan materai temple

8 Logbook customer service saat akhir hari dimasukan di


brankast/di laci terkunci
9
Logbook petty cash dengan nota dan fisik uang sudah klop
10 Pendingan transaksi customer service di catat pada Logbook
TBO (bila ada pendingan)
11 Pastikan dokumen maupun data nasabah disimpan dalam laci
terkunci saat meninggalkan tempat kerja/selesai kerja.
12 Pastikan persetujuan pembukaan rekening, perubahan data
nasabah, dan pengaktifan kartu Atm telah dilakukan.
13 Print laporan E-KTP, di paraf dan di arsip
14 Print laporan Customer Service, di paraf dan di arsip
15 Cetak Laporan transaksi Harian (1-30)

Tabel 4. Kegiatan Operasional Customer Service/Back Office/Supervisor

Page 18 of 27
SPV/HT BPI SERVICE DESK/TIM
TERKAIT

START Menerima
Kendala
Mengisi OC
cabang
(lihat Tabel 3 & 4) Menerima laporan
dari BOH/Cabang
pagi (jam 08.00-10.00)
siang (jam 11.00-14.00)
akhir hari (15.00-17.00)

*kantor LB
Akhir hari (15:00-22.00) (done) (Belum) Belum

Pengece SOLVED
kan
Ada kendala
kendala
(T) (Y)
?

Cek Laporan (Y)


Kirim laporan
&
checklist
Penilaian Cabang
operasional
daily di akhir
hari

BOH monitoring
dan Submit

Tabel 5. Flow Chart Operasional Check List Online

Page 19 of 27
II.3.3 Hasil Perancangan
Berdasarkan hasil analisis yang telah penulis amati, banyak kendala yang
didapatkan saat pengisian operasional checklist. Terutama kurang efisiennya sistem
pelaporan sehingga operasional checklist yang seharusnya dilakukan secara harian,
namun karena masih manualnya sistem pelaporan sehingga banyak kantor cabang
maupun kantor kas yang tidak membuat operasional checklist secara harian. Oleh
karena itu penulis membuat sebuah rancangan operasional checklist online yang
penulis harapkan dapat lebih efisien dalam pelaporannya.
Berikut rancangan yang penulis buat untuk operasional checklist online, yang
akan di jelaskan secara deskriptif oleh penulis :

Next
y

Gambar 2. Tampilan Menu Utama Operasional Checklist Online

Pada tampilan awal terdapat menu –Silahkan Pilih Akses, Jika dipilih menu
ini akan menampilkan akses untuk pengguna. Untuk user name akan muncul setelah
memilih akses. Untuk password adalah sebuah sandi yang digunakan untuk dapat
lanjut ke menu selanjutnya dan klik next.

Page 20 of 27
Gambar 3. Tampilan Menu Admin Operasional Checklist Online

Pada tampilan awal terdapat menu –Silahkan Pilih Akses, Jika dipilih menu
akses maka akan muncul user admin dan approval. Pilihan menu jabatan akan muncul
Untuk user name akan muncul sesuai saat memilih akses. User admin merupakan
terdiri dari Branch Operation Supervisor, Outlet Operation Supervisor dan Head
teller. Tugas user admin yakni mengisi ceklist sesuai aktivitas yang tertuang dalam
operasional checklist online, setelah memilih jabatan pengguna memilih jabatan, hal
ini digunakan untuk menuntun pengguna memilih lokasi kantor. Lokasi kantor akan
muncul secara otomatis, begitu pula saat pengguna memilih kantor late banking,
maka pengisian operasional checklist dapat di akses hingga berakhirnya jam layanan
operasional kantor.

Gambar 4. Tampilan Menu Approval Operasional Checklist Online

Page 21 of 27
Pada tampilan awal terdapat menu –Silahkan Pilih Akses, Jika dipilih menu
akses maka akan muncul user approval. User Approval terdiri dari Branch Operation
Head dan Branch Manager. Setelah memilih jabatan, maka pengguna akan memilih
lokasi kantor cabang atau kantor cabang pembantu.

Gambar 5. Tampilan username dan password

Pada gambar ini, penulis memilih akses admin. Jika akses sudah dipilih maka
username akan terisi dengan sendirinya, sedangkan password adalah kata yang sama
dengan username. Hal ini disamakan karena menghindari PIC bila dirotasi atau
berhalangan hadir, sehingga memudahkan petugas pengganti saat mengisi operasional
checklist. Setelah password telah diisi selanjutnya klik Login.

Page 22 of 27
Gambar 6. Aktivitas di area CS/ BO/ Supervisor pada Operasional Checklist
Online

Gambar diatas merupakan aktivitas atau kegiatan oeprasional customer


service, back office dan supervisor yang harus di monitoring. Pada aktivitas ini terdiri
dari 3 (tiga) waktu pengisian yakni pagi, siang, dan akhir hari. Pagi hari yaitu dari
jam 08.00 s/d jam 10.00, siang hari yaitu jam 11. 00 s/d jam 14.00, sedangkan akhir
hari adalah jam 15.00 s/d jam layanan operasional berakhir. Bila di kantor cabang
maupun kantor kas terjadi kendala maka operasional checklist online masih dapat
diakses namun menggunakan akses approval yakni branch operasional Head atau
Branch Manager untuk proses submit.

Page 23 of 27
Gambar 7. Aktivitas di area Teller dan Head Teller pada Operasional
Checklist Online

Gambar diatas merupakan aktivitas atau kegiatan oeprasional teller dan head
teller yang harus di monitoring. Pada aktivitas ini juga terdiri dari 3 (tiga) waktu
pengisian yakni pagi, siang, dan akhir hari. Pagi hari yaitu dari jam 08.00 s/d jam
10.00, siang hari yaitu jam 11.00 s/d jam 14.00, sedangkan akhir hari adalah jam
15.00 s/d jam layanan operasional berakhir. Bila di kantor cabang maupun kantor kas
terjadi kendala maka operasional checklist online masih dapat diakses namun
menggunakan akses approval yakni Branch Operasional Head atau Branch Manager
untuk proses submit.

Page 24 of 27
BAB III
PENUTUP

III.1 Kesimpulan
1. Operasional checklist dilakukan pada saat awal hingga akhir hari layanan
operasional untuk memastikan aktivitas cabang berjalan dengan lancar,
melaporkan dan memonitor setiap kendala yang terjadi ke divisi terkait.
2. Dengan adanya pengembangan operasional checklist secara online akan
meminimalisir terjadinya kerugian bank yang disebabkan lemahnya budaya
kontrol. Dengan adanya Pelaporan operasional checklist yang dilakukan
secara harian, akan membuat pelaporan menjadi lebih efisien dan karyawan
akan lebih konsisten mengisi operasional checklist sehingga dapat
meningkatkan proses monitoring dan dapat memastikan kegiatan
operasional bank sudah berjalan dengan baik.
3. Operasional checklist pada aktivitas teller dan customer service juga
diperlukan, untuk memastikan proses transaksi serta aktivitas di teller dan
customer service sudah berjalan dengan lancar dan sesuai ketentuan.
Sehingga cabang dapat menerapkan budaya kontrol dan dapat memitigasi
terjadinya risiko operasional.

III.2 Saran

1. Jika pelaporan operasinoal checklist online sudah dilakukan secara harian,


maka pelaporan bulanan sebaiknya ditiadakan.
2. Perlu diadakannya evaluasi secara berkala, serta melakukan update pada
indikator kegiatan operasional checklist agar kegiatan-kegiatan yang sudah
tidak dilakukan dalam operasional bank dapat dihapus. Begitu juga jika ada
SOP terbaru, maka dapat ditambahkan pada operasional checklist untuk
dijadikan indikator kegiatan yang perlu di monitoring.

Page 25 of 27
3. Perlu ditingkatkan komunikasi dua arah antara frontliner dan
supervisor/head teller, serta meningkatkan budaya kontrol. sehingga
operasional checklist ini dapat berjalan dengan efektif sesuai tujuannya.

III.3 Testimoni

Penulis sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah


memberikan kesempatan untuk bisa mengembangkan karir di Nobu Bank.
Khususnya kepada Divisi HRD yang telah menyediakan Officer Development
Program ini, kepada tim Business Process Implementation (BPI) yang telah
membimbing saat On The Job Training dan saat penyusunan tugas akhir ini.
Penulis berharap ilmu yang diterima tidak hanya saat mengikuti program ini,
tetapi berlanjut hingga penulis ditempatkan di cabang manapun.

Adanya ODP ini penulis berharap bisa menjadi motivasi bagi para
staff lainnya untuk mengembangkan diri dan mengembangkan Nobu Bank
umumnya. Besar harapan agar semua lulusan peseta ODP Batch X bisa
mengimplementasikan setiap ilmu yang diperoleh saat training selama 3 bulan
dan dapat dijadikan panutan untuk supervisor atau head teller lainnya. Semoga
program ini selalu menghasilkan sumber daya yang berkualitas, jujur,
berloyalitas dan berintegrasi tinggi, serta memiliki wawasan yang luas.

Akhir kata penulis mohon maaf atas kekurangan dan


ketidaksempurnaan dalam penyusunan tugas akhir ini.

Wasalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh…

Page 26 of 27
PROFIL PENULIS

Penulis dilahirkan di Jakarta pada


tanggal 13 Maret 1993, Penulis merupakan
anak kedua dari dua bersaudara. Penulis lulus
SMK pada tahun 2010 dengan jurusan
Administrasi Perkantoran. dan masuk kuliah
pada tahun 2012 di Universitas Trilogi/STEKPI
dengan jurusan dan lulus pada april 2017.
Penulis mempunyai pengalaman kerja di
Gramedia selama 1,5 Tahun sebagai Sales
Promotion Girl. Dan 3 Tahun bekerja sebagai
Teller di PT Bank Central Asia.

Penulis bergabung dengan Bank Nobu


pada tahun 2015 sebagai teller selama 2 tahun. Pada 2017 masa kontrak penulis di
Bank Nobu sudah habis, kemudian di rehire oleh HRD untuk begabung kembali
dengan nobu dengan menjadi Customer Service. Pada Desember 2017, penulis
diberikan kesempatan untuk menjadi PJS Head Teller di Nobu Cabang Kuningan
sampai dengan bulan januari 2018. Bulan februari penulis dirotasi ke Kantor Kas
MRCCC menjadi Outtlet Operation Supervisor. Di Kantor Kas MRCCC banyak
sekali ilmu baru yang didapat dan melatih penulis dalam mengambil keputusan.

Pada bulan januari 2019 penulis mendapatkan kesempatan untuk mengikuti


program Officer Development Program guna menjadi seorang Supervisor ataupun
Head Teller yang lebih mumpuni lagi. Penulis mengikuti training in class selama 1
bulan di Central Back Office Karawaci. Penulis melakukan on the job training di
Nobu KCP Labuan Bajo selama 1 bulan dan dalam pengamatan sehari-hari penulis
tertarik untuk mengangkat judul “Penerapan Operasional Checklist Online pada PT.
Bank Nationalnobu Tbk.

Page 27 of 27

Anda mungkin juga menyukai