Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA


TENTANG
(Manajemen Permodalan Bank)

Disusun oleh:

1. Hanifa Salsabila (21070032)


2. Nita Puspita Sari (21070052)
3. M. Ikhsan (21070042)

DOSEN PEMBIMBIG :
Fitri Kurnia, S.E, M.Sc
NIDN :

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIAYAH SUMATERA
BARAT TA. 2023 M/1444 H

1
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada
Rasulullah berkat limpahan dan rahmat-nya kelompok kami mampu menyelesaikan tugas ini
guna memenuhi tugas mata kuliah Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.
Sholawat serta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad saw. Yang
telah memberikan pedoman hidup yakni Al- Qur’an dan sunah untuk keselamatan umat di
dunia. Makalah ini merupakan tugas mata kuliah Kewirausahaan program studi Manajemen
Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat. Dengan tersusunnya makalah ini dapat berguna
bagi kita semua dan semoga segala yang tertuang dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi
penulis maupun bagi para pembaca dalam rangka membangun wawasan keilmuan.
Kami menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan dan belum sempurna. Untuk itu kami berharap akan kritik dan saran yang bersifat
membangun kepada pembaca guna perbaikan langkah-langkah selanjutnya hanya Allah SWT
kita kembalikan semua, karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT.

Padang, 23 Oktober 2023

2
DAFTAR ISI

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manajemen adalah proses pengorganisasian, pengaturan, pengelolaan SDM,
sampai dengan pengendalian agar bisa mencapai tujuan dari suatu kegiatan.

Permodalan bagi industri perbankan sangat penting karena berfungsi sebagai


penyangga terhadap kemungkinan terjadinya risiko. Besar kecilnya modal sangat
berpengaruh terhadap kemampuan bank untuk melaksanakan kegiatan operasinya.
Selain itu modal juga berfungsi untuk menjaga kepercayaan terhadap aktivitas
perbankan dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediasi atas dana yang
diterima dari nasabah.
Modal adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan yang
ditunjukkan dalam pos modal (modal saham) surplus dan laba yang ditahan, atau
kelebihan nilai aktiva yang dimiliki oleh perusahaan terhadap seluruh hutang-
hutangnya (Munawir 2001:19). Perusahaan pada dasarnya membutuhkan modal yang
cukup dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. Tanpa adanya modal aktivitas
usaha tidak dapat dijalankan. Menurut Sudarsono dan Edilius (1994:169) modal
merupakan barang-barang yang kongkrit yang masih ada dalam rumah tangga
perusahaan yang terdapat di neraca sebelah debet maupun berupa daya beli atau nilai
tukar dari barang-barang itu yang tercatat di sebelah kredit. Modal tersebut berasal
dari kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan tersebut.
Modal mempunyai peranan yang sangat penting bagi perusahaan, karena
modal digunakan untuk membelanjai operasional sehari-hari perusahaan secara
langsung dan kontinu, berputar selama perusahaan tersebut beroperasi sesuai dengan
tujuannya memperoleh keuntungan.
Untuk dapat menghindari bahaya adanya krisis keuangan ataupun kelebihan
dana, perusahaan perlu mengatur penggunaan modalnya dengan seekonomis dan
seefisien mungkin sehingga terciptakesesuaian antara kebutuhan dan jumlah dana
yang tersedia Penggunaan modal yang dilaksanakan secara efisien berarti bahwa
setiap jumlah yang tertanam dalam modal aktif dan modal pasif harus dapat digunakan
sebaik mungkin untuk menghasilkan tingkat keuntungan investasi, karena efisiensi
penggunaan modal secara langsung akan menentukan besar kecilnya tingkat
keuntungan yang dihasilkan dari investasi tersebut.
Perusahaan pada umumnya sangat memperhatikan masalah laba atau
keuntungan. Hal ini sangat penting agar perusahaan dapat mempertahankan
kelangsungan hidup usahanya. Rentabilitas atau profitability menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Jumlah
keuntungan (laba) yang diperoleh secara teratur serta kecenderungan atau trend
keuntungan yang memingkat merupakan faktor yang sangat penting dalam menilai
rentabilitas atau profitability suatu perusahaan.
Rentabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan modal
dalam uatu perusahaan dengan memperbandingkan antara laba dengan modal yang
4
digunakan dalam operasi, oleh karena itu keuntungan yang besar tidak menjamin atau
bukan merupakan ukuran

5
bahwa perusahaan itu rendabel. Oleh karena itu bagi manajemen atau pihak-pihak lain,
rentabilitas yang tinggi lebih penting dari pada keuntungan yang besar (Munawir, 2001:33).
Cara untuk menilai rentabilitas suatu perusahaan adalah bermacam-macam dan
tergantung pada laba dan aktiva atau modal mana yang akan diperbandingkan satu dengan
yang lainnya. Secara keseluruhan pengukuran terhadap rentabilitas perusahaan akan
memungkinkan seorang penganalisa untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya
dengan volume penjualan yang menghasilkan laba, jumlah aktiva dan investasi tertentu dari
pemilik perusahaan.
Bank pada umumnya adalah lembaga yang didirikan dengan orientasi laba. Kekuatan
aspek permodalan ini memungkinkan terbangunnya kondisi bank yang dipercaya oleh
masyarakat.
Manajemen pemodalan bank ditujukan untuk mempertahankan posisi modal yang kuat
dalam mendukung perumbuhan bisnis dan mempertahankm investor, deposan, pelanggan dan
kepercayaan pelanggan dan kepercayaan pasar.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu manajemen ?
2. Apa itu pemodalan ?
3. Apa itu bank ?
4. Apa itu manajemen pemodalan bank ?
5. Apa saja strategi permodalan bank ?
6. Apa saja fungsi modal bank ?
7. Apa itu CAR ?
8. Apa saja kewajiban penyediaan modal minimum ?

1.3 Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui pengertian manajemen.


2. Untuk mengetahui pengertian permodalan
3. Untuk mengetahui pengertian bank
4. Untuk mengetahu pergentian manjemen permodalan bank
5. Untuk mengetahui satrategi permodaln bank
6. Unuk mengetahui fungsi modal bank
7. Untuk mengetahui maksud dari CAR
8. Untuk megetahui kewajiban penyediaan modal minimum

6
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Modal Bank
Modal adalah dana yang ditempatkan pihak pemegang saham, pihak pertama pada bank
yang memiliki peranan sangat penting sebagai penyerap jika timbul kerugian (risk loss). Modal
juga merupakan investasi yang dilakukan oleh pemegang saham yang harus selalu berada
dalam bank dan tidak ada kewajiban pengembalian atas penggunaannya. Pengertian modal
menurut Dahlan Siamat (2000;56):
"Modal bank adalah dana yang diinvestasikan oleh pemilik dalam rangka pendirian
badan usaha yang dimaksudkan untuk membiayai kegiatan usaha bank disamping memenuhi
peraturan yang ditetapkan"
Adapun pengertian modal menurut Komaruddin Sastradipoera (2004:297): "Modal
bank sebagai sejumlah dana yang diinvestasikan dalam berbagai jenis usaha (ventura)
perbankan yang relevan"
Sedangkan pengertian modal menurut N Lapoliwa (2000:137): "Modal bank
merupakan modal awal pada saat pendirian bank yang jumlahnya telah ditetapkan dalam
suatu ketentuan atau pendirian bank"
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa modal bank merupakan dana
yang diinvestasikan oleh pemilik untuk membiayai kegiatan usaha bank yang jumlahnya telah
ditetapkan.
Adapun rincian komponen dari masing-masing modal tersebut adalah sebagai berikut:
a. Modal Inti, terdiri dari:
1. modal disetor secara efektif oleh pemiliknya
2. Agio saham, yaitu selisih lebih setoran modal yang diterima oleh bank sebagai
akibat harga saham yang melebihi nilai nominalnya
3. cadangan umum, yaitu cadangan yang dibentuk dari penyisihan laba yang
ditahan
4. cadangan tujuan yaitu bagian laba setelah dikurangi pajak yang disisihkan
untuk tujuan tertentu dan telah mendapatkan persetujuan rapat umum
pemegang saham atau rapat anggota.
5. laba yang ditahan, yaitu saldo laba bersih tahun-tahun lalu setelah dikurangi
pajak dan belum ditetapkan penggunaannya oleh rapat umum pemegang saham
atau rapat anggota
6. Laba tahun berjalan, yaitu laba yang diperoleh dalam tahun buku berjalan
setelah dikurangi taksiran utang pajak.
7. Laba tahun Lalu, yaitu laba bersih tahun-tahun lalu setelah dikurangi pajak, dan
belum ditetapkan penggunaannya dalam oleh rapat umum pemegang saham
atau rapat anggota
8. Bagian kekayaan bersih anak perusahaan uang laporan keuangannya
dikonsolidasikan, yaitu modal inti bank perusahaan setelah dikompensasikan
dengan nilai penyertaan bank anak perusahaan tersebut.

7
b. Modal Pelengkap terdiri
1. Cadangan revaluasi aktiva tetap, yaitu cadangan yang dibentuk dari selisih
penilaian kembali aktiva tetap yang telah mendapat persetujuan Direktorat
Jenderal Pajak
2. Cadangan penghapusan aktiva yang diklasifikasikan, yaitu cadangan yang
dibentuk dengan cara membebani laba rugi tahun berjalan, dengan maksud
untuk menampung kerugian yang mungkin timbul
3. Modal kuasi, yaitu modal yang didukung oleh instrumen atau warkat yang
memiliki sifat seperti modal atau utang dan mempunyai ciri – ciri ialah :
a) Tidak dijamin oleh bank yang bersangkutan, dipersamakan dengan
modal (subordinated) dan telah dibayar penuh.
b) Tidak dapat dilunasi atau ditarik atas inisiatif pemilik, tanpa
persetujuan
Bank Indonesia.
c) Mempunyai kedudukan yang sama dengan modal dalam hal jumlah
kerugian bank melebihi retained carnings dan cadangan-cadangan
yang termasuk modal inti, meskipun bank belum dilikuidasi
pembayaran bunga dapat ditangguhkan apabila bank dalam keadaan
rugi atau laba tidak mendukung untuk membayar bunga tersebut.
d) Dalam pengertian modal kuasi ini termasuk cadangan modal yang
berasal dari penyetoran modal yang efektf oleh pemilik bank yang
belum didukung oleh modal dasar (yang sudah mendapat pengesahan
dari instansi yang berwenang) yang mencuupi.
4. Pinjaman sub ordinasi, yaitu pinjaman yang memenuhi syarat-syarat seperti
perjanjian, mendapat persetujuan dari Bank Indonesia, tidak dijamin oleh Bank
Indonesia, minimal berjangka waktu 5 tahun, pelunasan sebelum jatuh tempo
harus mendapat persetujuan dari Bank Indonesia dan hak tagihnya dalam hal
terjadi likuidasi berlaku paling akhir dari segala pinjaman yang ada.

Manajemen pemodalan bank ditujukan untuk mempertahankan posisi modal yang kuat
dalam mendukung perumbuhan bisnis dan mempertahankm investor, deposan, pelanggan dan
kepercayaan pelanggan dan kepercayaan pasar.

2.2 Strategi Permodalan Bank


Secara klasik kita menyebut bahwa bank adalah lembaga kepercayaan. Karena itu,
manajemen bank dituntut untuk selalu menjaga kepercayaan masyarakat menggunakan semua
perangkat operasionalnya untuk mampu menjaga citra di masyarakat. Salah satu perangkat
yang sangat strategis dalam menopang citra tersebut adalah permodalan yang cukup
memadai. Sejak Pakto 27, 1988, otoritas moneter telah menetapkan modal minimum untuk
bank umum yang jumlahnya disesuaikan dengan CAR (Capital Adequacy Ratio) yaitu rasio
kecukupan modal yang harus telah selesai masa konsolidasinya di awal 1994 ini. Modal yang
disetor haruslah berupa fresh money (dana segar) dan bukanlah hasil rekayasa dari dana
kredit baik dalam maupun luar negeri. Karena modal ini berkaitan erat dengan keinginan
yang tersirat dari para pemegang saham untuk mendapatkan hasil yang memadai, maka
bagaimana strategi penempatan modal untuk menjaring kepercayaan masyarakat atau nasabah
penyimpan, merupakan suatu seni manajemen yang sangat bervariasi dalam pelaksanaannya.

8
Dalam neraca bank terlihat bahwa rekening-rekening modal adalah merupakan bagian
dari pasiva yang tergolong Non Current (tidak lancar), artinya di luar dari kewajiban yang
segera ditagih atau segera dibayar, tetapi modal tetap merupakan kewajiban dari bank, yaitu
manajemen bank harus mempertanggungjawabkan rekening modal ini pada para pemegang

9
saham pada waktu yang telah ditentukan misalnya setahun sekali pada saat rapat umum para
pemegang saham.
Para pemegang saham sebagai orang yang menempatkan modalnya pada bank
tentulah menghendaki agar uang (modal) yang ditanamnya itu akan memberikan hasil pada
akhir tahun sehingga mereka dapat menikmatinya.
2.3 Fungsi Modal Bank
Fungsi utama dari modal bank adalah melindungi para penyimpan uang (deposan) dari
kerugian yang timbul. Walaupun pernyataan di atas mengandung kebenaran tetapi tidak
cukup mengungkapkan sikap-sikap asli dari fungsi protektif dari modal bank. Modal bank
adalah manifestasi dari keinginan para pemegang saham untuk berperan dalam bisnis
perbankan. Modal bank digunakan untuk menjaga kepercayaan masyarakat, khususnya
masyarakat peminjam. Kepercayaan masyarakat akan terlihat dari besarnya dana giro,
deposito dan tabungan yang harus melebihi jumlah setoran modal dari pemegang saham.
Perkembangan perbankan sejak tahun 1970 telah menunjukkan perubahan yang amat
besar dalam posisi modal bank dibandingkan dengan total aktiva. Di Amerika pada awal abad
ke-20 terlihat perbandingan antara modal dengan total aktiva adalah sebesar 20%, maka
perkembangan di awal tahun 1980-an terjadi pergeseran yang cukup menyolok yaitu 7%,
artinya jumlah modal hanya 7% dari total aktiva. Keadaan di Indonesia saat ini hampir sama
dengan Amerika, yaitu berkisar 6% sampai dengan 9% atau rata-rata sekitar 7,5%. Keadaan
ini menunjukkan bahwa masyarakat telah begitu percaya pada bank sehingga jumlah
simpanan masyarakat mencapai 6 sampai 7 kali lipat dibandingkan dengan modal cadangan
modal dari bank tersebut.
Kepercayaan masyarakat amat penting artinya bag! bank, karena dengan demikian,
bank akan dapat menghimpun dana untuk keperluan operasional. Artinya modal dasar bank
akan bisa digunakan untuk menjaga posisi likuiditas dan investasi dalam aktiva tetap seperti
gedung kantor dan perlengkapan kantor modern serta teknologi komputer dan komunikasi
yang amat diperlukan bagi bank. Pembangunan gedung kantor ataupun renovasi dan
penyediaan fasilitas kantor yang modern dan didukung oleh peralatan komputer dan
telekomunikasi yang baik dan canggih bersumber dari dana permodalan bank, yaitu dari dana
cadangan aktiva tetap dan dana cadangan umum yang selalu bertambah setiap tahun.
2.4 Capital Adequacy Ratio (CAR)
Kaitan BIS dan CAR, BIS adalah singkatan dari Bank International Settlement adalah
suatu organisasi Bank Sentral dari negara-negara maju yang disponsori Amerika Serikat,
Canada dan negara-negara Eropa Barat. Jepang sebagai salah satu negara maju yang berada di
Asia ikut paling belakangan dalam pendirian BIS karena kritik terhadap sistem moneter
Jepang justru yang paling ramai dibicarakan dalam pertemuan awal dari bank global. Suatu
kesepakatan pertama pada tahun 1988 adalah tentang “ketentuan permodalan” dengan
menetapkan CAR, yaitu ratio minimum perbandingan antara modal risiko dengan aktiva yang
mengandung risiko. Ketentuan ini nampaknya amat sederhana, namun banyak konsekuensi
lanjutan dari penerapan rasio tersebut dalam praktek perhitungan.
a. Latar Belakang Penentuan CAR

10
Memasuki era 1980-an, terasa ada ketimpangan struktur dan sistem perbankan
internasional, yang diamati secara seksama oleh ahli-ahli moneter dan perbankan
negara-negara maju, termasuk beberapa pakar dari IMF dan World Bank.
Beberapa indikasi di bawah ini mendukung pendapat di atas, yaitu:
1. Krisis pinjaman negara-negara Amerika Latin telah mengganggu kelancaran
arus putaran uang internasional.
2. Persaingan yang unfair antara bank-bank Jepang dan bank-bank Amerika dan
Eropa di pasar keuangan Internasional Bank-bank Jepang memberikan
pinjaman sangat lunak (bunga rendah) karena ketentuan CAR di negara
tersebut sangat ringan, yaitu antara 2 sampai dengan 3% saja. Sampai tahun
1990 bank- bank Jepang telah melepas kreditnya 2 triliun dollar dengan
menghasilkan emisi saham baru sebesar 35 milyar dollar.
3. Sebagai akibat dari persaingan yang tidak fair tersebut, maka situasi pinjaman
internasional menjadi terganggu dan turut pula mempengaruhi situasi
perdagangan internasional. Hal ini bisa membahayakan situasi likuiditas
internasional.
b. Formula CAR
Formula yang ditentukan oleh BIS, adalah ratio minimum 8% permodalan
terhadap aktiva yang mengandung risiko. Dibagi dalam 2 (dua) bagian sebagai
berikut:
1. . 4% modal inti (tier 1) yang terdiri dari share bolder equity, Preferred stocks
dan free reserve.
2. 4% modal sekunder (tier 2) yang terdiri dari subordinate debt, loan loss
provisions, hybrid securities dan revaluation reserve
Guna memenuhi ketentuan tentang CAR yang ditetapkan oleh BIS, maka bank
Indonesia sebagai pemegang otoritas moneter di Indonesia telah mengeluarkan
ketentuan mengenai kewajiban penyediaan modal minimum bank (capital
adequacy ratio = CAR) dengan surat keputusan direksi Bank Indonesia
Nomor:
23/677Kep7/dir tanggal 28 Pebruari 1991. Menurut standar BIS, masing-masing
negara. dapat melakukan penyesuaian-penyesuaian dalam penerapan
prinsipprinsip perhitungan permodalan dengan mempertahankan kondisi
perbankan setempat. Oleh karena itu, seperti halnya penerapan di negara-negara
lain, dalam penerapan perhitungan modal di Indonesia terdapat beberapa
penyesuaian dengan usaha yang telah dilakukan oleh dunia perbankan Indonesia
dewasa ini, namun prinsip-prinsip yang ditetapkan oleh BIS telah ditetapkan.
Dalam melakukan penilaian kesehatan bank, di samping didasarkan kepada
perhitungan-perhitungan menurut BIS, dilakukan pula penilaian atas faktor-faktor
yang sangat berpengaruh terhadap keadaan permodalan bank, maka di samping
perhitungan kuantitatif perlu pula dilakukan penyesuaian, baik oleh bank yang
bersangkutan maupun oleh Bank Indonesia.
Kewajiban penyediaan modal minimum tersebut berlaku bagi semua jenis
bank baik bank umum, bank pembangunan, bank tabungan dan bank perkreditan
rakyat maupun lembaga keuangan bukan bank.

11
2.5 Kewajiban Penyediaan Modal Minimum
Kewajiban penyediaan modal minimum bank diukur dari persentase tertentu terhadap
aktiva tertimbang menurut risiko. Sejalan dengan standar yang ditetapkan oleh penempatan
Bank Internasional terhadap seluruh bank di Indonesia diwajibkan untuk menyediakan modal
minimum sebesar 8% (delapan perseratus).
Untuk memberikan kesempatan kepada perbankan melakukan penyesuaian
permodalannya berdasarkan ketentuan ini, maka pemenuhan kewajiban penyediaan modal
minimum sebesar 8% dapat dilakukan secara bertahap yaitu sekurang-kurangnya:
1. 3% sejak akhir Maret 1992
2. 7% sejak akhir Maret 1993, dan
3. 8% sejak akhir Desember 1993.
Sejalan dengan prinsip tersebut meskipun modal bank telah memenuhi minimum
sebesar 8% dari aktiva tertimbang menurut risiko, namun apabila menurut penilaian bank atau
Bank Indonesia terdapat faktor lain yang dapat menambah risiko di luar risiko-risiko yang
telah dihitung secara kuantitatif, maka bank perlu menyediakan modal yang lebih besar dari
8%.

12
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan

Modal adalah dana yang ditempatkan pihak pemegang saham, pihak pertama pada bank
yang memiliki peranan sangat penting sebagai penyerap jika timbul kerugian (risk loss).
Modal bank merupakan dana yang diinvestasikan oleh pemilik untuk membiayai kegiatan
usaha bank yang jumlahnya telah ditetapkan.
Fungsi utama dari modal bank adalah melindungi para penyimpan uang (deposan) dari
kerugian yang timbul. Walaupun pernyataan di atas mengandung kebenaran tetapi tidak
cukup mengungkapkan sikap-sikap asli dari fungsi protektif dari modal bank. Modal bank
adalah manifestasi dari keinginan para pemegang saham untuk berperan dalam bisnis
perbankan. Modal bank digunakan untuk menjaga kepercayaan masyarakat, khususnya
masyarakat peminjam. Kepercayaan masyarakat akan terlihat dari besarnya dana giro,
deposito dan tabungan yang harus melebihi jumlah setoran modal dari pemegang saham.
CAR, yaitu ratio minimum perbandingan antara modal risiko dengan aktiva yang
mengandung risiko.
Kewajiban penyediaan modal minimum bank diukur dari persentase tertentu terhadap
aktiva tertimbang menurut risiko. Sejalan dengan standar yang ditetapkan oleh penempatan
Bank Internasional terhadap seluruh bank di Indonesia diwajibkan untuk menyediakan modal
minimum sebesar 8% (delapan perseratus).
3.2 Saran
Manajemen permodalan pada hakekatnya sangatlah penting sebagai penompang untuk
berjalanya sebuah bank. Oleh karena itu, sebagai mahasiswa kita patut memahami lebih
dalam sebagai di kemudian hari.

13
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.uhamka.ac.id/4326/1/Buku%20-
%20Bank%20dan%20Lembaga%20Keuangan.pdf
https://onesearch.id/Author/Home?author=Dr.+Kasmir
http://inlislite.undiksha.ac.id/opac/detail-opac?id=19832

14

Anda mungkin juga menyukai