Anda di halaman 1dari 31

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1. Manajemen Keuangan

1.1.1. Pengertian Manajemen Keuangan

Manajemen Keuangan adalah segala kegiatan atau aktivitas perusa

haan yang berhubungan dengan bagaimana cara memperoleh pendanaan m

odal kerja, menggunakan atau mengalokasikan dana, dan mengelola aset y

ang dimiliki untuk mencapai tujuan utama perusahaan.

Menurut Pinches (1996), Menyatakan bahwa manajemen keuangan

adalah akuisisi, manajemen, dan pembiayaan terhadap sumberdaya-sumbe

rdaya bagi badan usaha dengan menggunakan uang dan berhubungan deng

an harga – harga di pasar ekonomi eksternal.

Menurut Kasmir (2010), Manajemen keuangan adalah segala

aktfitas yang berhubungan dengan bagaimana memperoleh dana untuk

membiayai usahanya, mengelola dana tersebut sehingga tujuan perusahaan

tercapai, dan pengelolaan asset yang dimiliki secara efektif dan efesien.

Menurut Sonny, S. (2003), Manajemen keuangan adalah aktivitas

perusahaan yang berhubungan dengan bagaimana memperoleh dana,

menggunakan dana, dan mengelola asset sesuai dengan tujuan perusahaan

secara menyeluruh.

12
13

1.1.2. Fungsi Manajemen Keuangan

Manajemen keuangan menyangkut kegiatan perencanaan, analisis

dan pengendalian kegiatan keuangan. Mereka melaksanakan kegiatan

keuangan tersebut sering di sebut sebagai manajer keuangan. Manajer

keuangan perlu memperoleh dana dari pasar keuangan atau financial

market. Dana yang diperoleh kemudian diinvestasikan pada berbagai

aktiva perusahaan, untuk mendanai kegiatan perusahaan.

Dilihat dari uraian di atas terlihat bahwa manajer keuangan harus

mengambil keputusan tentang :

1. Penggunaan dana, disebut sebagai keputusan investasi.

2. Memperoleh dana, disebut sebagai keputusan pendanaan.

3. Pembagian laba, disebut sebagai kebijakan deviden.

Fred, menjelaskan bahwa fungsi utama manajer keuangan adalah

merencanakan, mencari dan memanfaatkan dana untuk memaksimalkan

nilai perusahaan, atau dengan kata lain aktivitasnya berhubungan dengan

keputusan tentang pilihan alokasi dana. Agar manajer keuangan dapat

menjalakan tugas seperti diatas, maka harus membagi fungsi keuangan

yang ada dalam perusahaan. Dalam praktiknya fungsi manajemen di bagi

menjadi, bendahara (treasurer) , administrasi dan accounting (controller)

Berikut penjelasan singkat tentang fungsi manajemen keuangan :

1. Perencanaan Keuangan, membuat rencana pemasukan dan pengeluaraa

n serta kegiatan-kegiatan lainnya untuk periode tertentu.


14

2. Penganggaran Keuangan, tindak lanjut dari perencanaan keuangan den

gan membuat detail pengeluaran dan pemasukan.

3. Pengelolaan Keuangan, menggunakan dana perusahaan untuk memaks

imalkan dana yang ada dengan berbagai cara.

4. Pencarian Keuangan, mencari dan mengeksploitasi sumber dana yang

ada untuk operasional kegiatan perusahaan.

5. Penyimpanan Keuangan, mengumpulkan dana perusahaan serta menyi

mpan dan mengamankan dana tersebut.

6. Pengendalian Keuangan, melakukan evaluasi serta perbaikan atas keua

ngan dan sistem keuangan pada perusahaan.

7. Pemeriksaan Keuangan, melakukan audit internal atas keuangan perus

ahaan yang ada agar tidak terjadi penyimpangan.

8. Pelaporan keuangan, penyediaan informasi tentang kondisi keuangan p

erusahaan sekaligus sebagai bahan evaluasi.

1.1.3. Tujuan Manajemen Keuanagn

Tujuan manajemen keuangan telah terlihat dalam proses penilaiany

ang dilakukan oleh pasar uang. Tujuan utama manajemen keuangan adalah

memaksimalkan kekayaaan pemegang saham. Tingkah laku pasar keuanga

n harus dipakai dalam menentapkan tujuan-tujuan perusahaan yang bersifa

t membela kepentingan pemegang saham.

Sehingga manajemen keuangan memiliki beberapa tujuan yang harus

dicapai, diantaranya:
15

1. Memaksimalkan Keuntungan

Melalui kebijakan yang tepat, financial management bisa

memaksimalkan keuntungan perusahaan dalam jangka panjang.

2. Menjaga Arus Kas

Manajer keuangan berperan untuk menjaga arus kas (cash flow). Setiap

hari perusahaan sudah pasti akan mengeluarkan dana misalnya untuk

pembelian bahan baku, pembayaran gaji anggota, sewa dan

pembayaran lainnya. Sehingga jika tidak diawasi dan dikendalikan

bisa menyebabkan overbudget yang merugikan perusahaan.

3. Mempersiapkan Struktur Modal

Menyeimbangkan antara pembiayaan yang dimiliki dengan dana yang

dipinjam. Tujuannya untuk mempersiapkan struktur modal.

4. Memaksimalkan Pemanfaatan Keuangan Perusahaan

Manajer keuangan bertindak untuk mengawasi penggunaan uang

perusahaan. Anggaran yang digunakan untuk kegiatan yang tidak

menguntungkan perusahaan dapat di pangkas dan di alokasi untuk

kegiatan lain.

5. Mengoptimalkan Kekayaan Perusahaan

Manajer keuangan berupaya untuk memberikan dividen semaksimal

mungkin kepada pemegang saham dan berusaha untuk meningkatkan

pasar saham karena berkaitan dengan kinerja perusahaan.


16

6. Meningkatkan Efisiensi

Manajer keuangan berupaya untuk meningkatkan efisiensi semua

departemen dalam organisasi. Penyaluran dana yang tepat dalam

semua aspek akan berdampak dalam peningkatan efisiensi perusahaan.

7. Memastikan Kelangsungan Hidup Perusahaan

Perusahaan bisa bertahan dalam persaingan bisnis yang kompetitif

merupakan peranan dari bagian keuangan. Keputusan yang

berhubungan dengan keuangan harus dilakukan secara hati-hati karena

kesalahan penggunaan keuangan bisa mengakibatkan kebangkrutan.

8. Mengurangi Resiko Operasional

Dengan manajemen keuangan yang baik maka resiko operasional akan

dapat diminimalisir. Resiko ketidakpastian dalam bisnis harus disikapi

dengan keputusan yang tepat oleh manajer keuangan.

9. Mengurangi Biaya Modal

Perencanaan struktur modal harus dibuat sedemikian rupa oleh

manajer keuangan agar penggunaa biaya modal dapat diminimalisir.

2.2. Struktur Modal

1.1.1. Pengertian Modal

Masalah modal dalam perusahaan merupakan persoalan yang tidak

akan pernah berakhir, mengingat masalah modal mengandung begitu bany

ak aspek. Untuk mengetahui pengertian modal dalam keputusan pendanaa


17

n dapat dipahami malalui definisi-definisi modal yang dikemukakan oleh p

ara ahli keuangan berikut Riyanto, (2010:18).

Meij (dalam Riyanto, 2010:18) mengartikan modal sebagai “kelokt

ifitas” dari barang-barang modal yang terdapat dalam neraca sebelah debit,

sedangkan yang dimaksud dengan barang-barang modal adalah semua bar

ang-barang yang ada dalam rumah tangga perusahaan dan fungsi produktif

nya untuk membentuk pendapatan.

Polak (dalam Riyanto, 2010:18) mengartikan modal adalah sebagai

suatu kekuasaan untuk menggunkan barang-barang modal. Dengan demiki

an modal adalah yang terdapat dalam neraca sebelah kredit. Adapun yang

dimaksud dengan barang- barang modal adalah barang-barang yang ada da

lam perusahaan yang belum digunakan. Jadi yang terdapat dalam neraca se

belah debit.

Bakker (dalam Riyanto, 2010:18) mengartikan modal adalah baik y

ang berupa barang-barang konkrit yang masih ada di dalam rumah tangga

perusahaan yang terdapat dineraca sebelah debit. Maupun berupa daya beli

atau nilai tukar dari barang-barang itu yang tercatat disebalah kredit.

1.1.2. Pengertian Struktur Modal

Struktur modal merupakan imbangan antara modal asing atau huta

ng dengan modal sendiri dalam membelanjai operasi perusahaan. Teori str

uktur modal penting karena disetiap perubahan struktur modal akan memp

engaruhi biaya modal secara kesaluruhan. Hal ini disebabkan masing-masi

ng jenis modal mempunyai biaya modal sendiri-sendiri.


18

Menurut J. Fred Weston dan Thomas E Copeland (1996)

mengatakan bahwa struktur modal adalah pembiayaan permanen yang

terdiri dari utang jangka panjang, saham preferen, dan modal pemegang

saham.

Menurut Sutrisno, (2007:) struktur modal merupakan imbangan ant

ara modal asing atau hutang dengan modal sendiri. Perusahaan lebih besar

menggunakan modal sendiri dari pada modal asing, karena modal asing sif

atnya sementara dengan jangka waktu tertentu harus dibayar/dikembalikan.

Menurut Farah Margaretha (2004), struktur modal menggambarkan

pembiayaan permanen perusahaan yang terdiri atas utang jangka panjang

dan modal sendiri.

Struktur modal perlu diperhatikan oleh perusahaan karena modal it

u merupakan sifatnya sensitif jika tidak dikelola dengan baik oleh manejer

makamodal tersebut akan dapat meningkatkan laba yang diinginkan oleh p

erusahaan tersebut.

1.1.3. Komponen Struktur Modal

Komponen struktur modal tersusun atas modal asing dan modal se

ndiri. Apa arti dari kedua komponen struktur modal ini? Berikut adalah pe

njelasan lengkapnya:

1. Modal Asing

Modal asing atau utang merupakan modal yang asalnya dari luar per

usahaan yang bersifat sementara. Bekerja pada perusahaan dan untuk p


19

erusahaan yang terkait modal tersebut adalah hutang yang suatu waktu

harus dibayar kembali.

Pada saat pengambilan keputusan akan pemakaian utang ini,

besarnya biaya tetap yang timbul dari utang dalam bentuk bunga harus

dipertimbangkan, karena akan menyebabkan semakin

tingginya leverage keuangan, dan semakin tidak pastinya tingkat

pengembalian untuk para pemegang saham biasa. Modal asing atau

utang bisa dibedakan menjadi tiga jenis, antara lain:

1) Utang Jangka Pendek (Short-term Debt)

Utang jangka pendek merupakan modal asing yang

pengembalian waktunya paling lama adalah satu tahun. Sebagian

besar utang jangka pendek terdiri atas kredit perdagangan, yakni

kredit yang dibutuhkan untuk bisa terselengaranya perusahaan.

2) Utang Jangkah Menengah (Intermediate-term Debt)

Utang jangka menengah adalah utang yang jangka

pengembalian waktunya lebih dari satu tahun atau kurang dari 10

tahun. Utang jangka menengah dibagi menjadi dua yakni Term

Loan dan Leasing Term Loan.

Leasing adalah suatu alat atau cara untuk memperoleh layanan

dari sebuah aktiva tetap, yang pada dasarnya merupakan sama

seperti halnya, jika kita melakukan penjualan obligasi untuk

memperoleh servis dan hak milik atas aktiva tersebut. Yang

membedakan, pada leasing, tidak diikuti dengan hak milik.


20

3) Utang Jangka Panjang (Long-term Debt)

Utang jangka panjang adalah utang yang jangka waktu pengem

baliannya adalah panjang, biasanya lebih dari 10 tahun. Bentuk uta

ng jangka panjang diantaranya pinjaman obligasi dan pinjamam hi

potek.

Pinjaman obligasi adalah pinjaman dalam jangka waktu yang pa

njang, untuk debitur menerbitkan surat pengakuan utang yang mem

iliki nominal tertentu. Pinjaman hipotek adlaah pinjaman jangka pa

njang yang mana pemberi uang (kreditor) diberikan hak hipotek di

sebuah barang tidak bergerak, supaya jika pihak debitur tidak mem

enuhi kewajibannya, barang tersebut bisa dijual dan dari hasi penju

alan itu bisa dipakai untuk menutup tagihannya.

2. Modal Sendiri

Modal sendiri atau ekuitas adalah modal yang asalnya dari pemilik

perusahaan dan ditanam dalam perusahaan dalam jangka waktu yang

tidak menentu lamanya.

Modal sendiri diharapkan tetap berada dalam perusahaan untuk

jangka waktu yang tidak mempunyai batas, sedangkan modal pinjaman

mempunyai jatuh tempo. Dalam suatu perusahaan, modal sendiri bisa

dibedakan dalam beberapa jenis, antara lain:

1) Modal Saham

Modal saham merupakan tanda bukti pengembalian bagian atau

peserta dalam sebuah perusahaan. Terdapat jenis-jenis dari saham,


21

yakni saham biasa (common stock), saham preferen (prefered

stock) dan saham kumulatif (cummulative prefered stock).

2) Cadangan

Cadangan yang dimaksud disini adalah sebagai cadangan, yang

dibuat dari perolehan keuntungan yang didapat oleh perusahaan

selama rentang waktu yang lalu atau dari tahun yang berjalan.

Cadangan yang masuk dalam modal sendiri, antara lain

cadangan ekspansi, cadangan modal kerja, cadangan selisih kurs,

cadangan untuk menampung hal-hal atau peristiwa-peristiwa yang

tidak diduga sebelumnya (cadangan umum).

3) Laba Ditahan

Keuntungan yang didapat oleh sebuah perusahaan bisa sebagian

dibayarkan sebagai dividen dan sebagian ditahan oleh perusahaan.

Jika perusahaan menahan keuntungan tersebut telah dengan tujuan

tertentu, maka dibuatlah cadangan sebagaimana yang sudah

diuraikan.

Jika perusahaan belum memiliki tujuan tertentu tentang

pemakaian keuntungan tersebut, maka keuntungan tersebut adalah

keuntungan yang ditahan.

1.1.4. Teori Struktur Modal

Sumber pendanaan perusahaan di bagi dalam dua bagian, yaitu :

sumber internal dan sumber eksternal. Sumber internal sumber yang di


22

peroleh dari laba di tahan sedangkan sumber eksternal di peroleh dari para

kreditur. Struktur modal menjadi masalah yang penting bagi perusahaan, k

arena baik buruknya struktur modal akan mempunyai efek langsung terhad

ap posisi finansial perusahaan. Terdapat beberapa teori menyangkut strukt

ur modal, diantaranya adalah:

1. Teori Pendekatan Tradisional

Pendekatan tradisional berpendapat akan adanya struktur modal

yang optimal. Artinya, struktur modal memiliki pengaruh terhadap

nilai perusahaan, dimana struktur modal dapat berubah-ubah agar bisa

diperoleh nilai perusahaan yang optimal.

2. Teori Pendekatan Modigliani & Miller

A. Teori MM Tanpa Pajak

Mereka berpendapat bahwa struktur modal tidak relevan atau tidak

memengaruhi nilai perusahaan. MM mengajukan beberapa asumsi

untuk membangun teori mereka, yaitu:

 Tidak terdapat agency cost

 Tidak ada pajak

 Investor dapat berutang dengan tingkat suku bunga yang sama den

gan perusahaan

 Investor mempunyai informasi yang sama seperti manajemen men

genai prospek perusahaan di masa depan

 Tidak ada biaya kebangkrutan


23

 Earning Before Interest and Taxes (EBIT) tidak dipengaruhi oleh p

enggunaan dari hutang

 Para investor adalah price-takers

 Jika terjadi kebangkrutan, maka aset dapat dijual pada harga pasar

(market value)

B. Teori MM dengan Pajak

Ketika teori MM tanpa pajak dianggap tidak realistis, kemudian

MM memasukkan faktor pajak ke dalam teorinya. Pajak dibayarkan

kepada pemerintah yang berarti merupakan aliran kas keluar. Utang

bisa digunakan untuk menghemat pajak, karena bunga bisa dipakai

sebagai pengurang pajak.

3. Teori Trade-Off dalam Struktur Modal

Menurut trade-off theory yang diungkapkan oleh Myers,

“Perusahaan akan berutang sampai pada tingkat utang tertentu, dimana

penghematan pajak (tax shields) dari tambahan utang sama dengan

biaya kesulitan keuangan (financial distress).”

Biaya kesulitan keuangan (financial distress) adalah biaya

kebangkrutan (bankruptcy costs) atau re-organization, dan biaya

keagenan (agency costs) yang meningkat akibat dari turunnya

kredibilitas suatu perusahaan. Trade-off theory, dalam menentukan

struktur modal yang optimal, memasukkan beberapa faktor, antara lain

pajak, biaya keagenan (agency costs) dan biaya kesulitan keuangan

(financial distress). Tetapi, tetap mempertahankan asumsi efisiensi


24

pasar dan symmetric information sebagai imbangan dan manfaat

penggunaan utang.

Tingkat utang yang optimal tercapai ketika penghematan pajak (tax

shields) mencapai jumlah yang maksimal terhadap biaya kesulitan

keuangan (costs of financial distress). Trade-off theory mempunyai

implikasi bahwa manajer akan berpikir dalam kerangka trade-

off antara penghematan pajak dan biaya kesulitan keuangan dalam

penentuan struktur modal.

Perusahaan-perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi

tentu akan berusaha mengurangi pajaknya dengan cara meningkatkan

rasio utangnya, sehingga tambahan utang tersebut akan mengurangi

pajak. Dalam kenyataannya jarang manajer keuangan yang berpikir

demikian. Donaldson melakukan pengamatan terhadap perilaku

struktur modal perusahaan di Amerika Serikat. Penelitian tersebut

menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan dengan tingkat

profitabilitas yang tinggi cenderung rasio utangnya rendah. Hal ini

berlawanan dengan pendapat trade-off theory. Trade-off theory tidak

dapat menjelaskan korelasi negatif antara tingkat profitabilitas dan

rasio utang.

4. Teori Pecking Order

Teori pecking order menjelaskan mengapa perusahaan yang

mempunyai tingkat keuntungan yang lebih tinggi justru mempunyai

tingkat utang yang lebih kecil. Secara spesifik, perusahaan mempunyai


25

urutan-urutan preferensi dalam penggunaan dana. Skenario urutan

dalam teori pecking order adalah sebagai berikut:

 Perusahaan memilih pandangan internal. Dana internal tersebut dip

eroleh dari laba (keuntungan) yang dihasilkan dari kegiatan perusa

haan.

 Perusahaan menghitung target rasio pembayaran didasarkan pada p

erkiraan kesempatan investasi.

 Karena kebijakan dividen yang konstan, digabung dengan fluktuasi

keuntungan dan kesempatan investasi yang tidak bisa diprediksi, al

iran kas yang diterima oleh perusahaan akan lebih besar dibanding

kan dengan pengeluaran investasi pada saat saat tertentu dan akan l

ebih kecil pada saat yang lain.

 Jika pandangan eksternal diperlukan, perusahaan akan mengeluark

an surat berharga yang paling aman terlebih dulu. Perusahaan akan

memulai dengan utang, kemudian dengan surat berharga campuran

seperti obligasi konvertibel, dan kemudian barangkali saham sebag

ai pilihan terakhir.

5. Teori Asimetri Informasi dan Signaling

Teori ini mengatakan bahwa dalam pihak pihak yang berkaitan

dengan perusahaan tidak mempunyai informasi yang sama mengenai

prospek dan risiko perusahaan. Pihak tertentu mempunyai informasi

yang lebih dari pihak lainnya. Teori ini terdiri dari beberapa hal, yaitu:
26

A. Myers dan Majluf

Menurut teori ini, ada asimetri informasi antara manajer dengan

pihak luar. Manajer mempunyai informasi yang lebih lengkap

mengenai kondisi perusahaan dibandingkan pihak luar.

B. Signaling

Mengembangkan model di mana struktur modal (penggunaan

utang) merupakan sinyal yang disampaikan oleh manajer ke pasar. Jika

manajer mempunyai keyakinan bahwa prospek perusahaan baik, dan

karenanya ingin agar saham tersebut meningkat, maka manajer akan

mengomunikasikan hal tersebut kepada investor.

6. Teori Keagenan (Agency Approach)

Menurut pendekatan ini, struktur modal disusun untuk mengurangi

konflik antar berbagai kelompok kepentingan. Konflik antara

pemegang saham dengan manajer adalah konsep free cash flow. Ada

kecenderungan manajer ingin menahan sumber daya, sehingga

mempunyai kontrol atas sumber daya tersebut. Utang bisa dianggap

sebagai cara untuk mengurangi konflik keagenan free cash flow. Jika

perusahaan menggunakan utang, maka manajer akan dipaksa untuk

mengeluarkan kas dari perusahaan untuk membayar bunga.

1.1.5. Pengukuran Struktur Modal


27

Untuk dapat memperoleh gambaran tentang perkembangan

finansial suatu perusahaan, perlu mengadakan Analisa satu interprestasi

terhadap data finansial dari perusahaan bersangkutan, dimana data

finansial itu tercermin didalam laporan keuangan.

Menurut Sjahrial dan purba (2013) rasio struktur modal terdiri dari :

1. Rasio Total Utang Terhadap Total Aktiva (Total Debt to Total Assets

Ratio/DAR)

2. Rasio Total Utang Terhadap Modal ( Total Debt to Equity Ratio/DER)

3. Rasio Utang Jangka Panjang Terhadap Modal (long Term Debt to

Equity Rastio/LDER)

Rasio struktur modal tersebut dijelaskan sebagai berikut :

1. Rasio Total Utang Terhadap Total Aktiva (Total Debt to Total Assets

Ratio/DAR)

Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah aktiva

perusahaan dibiayai dengan utang. Semakin tinggi rasio ini berarti

semakin besar jumlah modal pinjaman yang digunakan untuk investasi

pada aktiva guna menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.

Total Utang
R asio DAR= x 100 %
Total Aktiva

2. Rasio Total Utang Terhadap Modal ( Total Debt to Equity Ratio/DER)

Rasio ini digunakan untuk mengukur perimbangan antara

kewajiban yang dimiliki perusahaan dengan modal sendiri. Rasio ini


28

juga dapat berarti sebagai kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban membayar utangnya dengan jaminan modal sendiri.

Total Utang
R asio DER= x 100 %
Total Ekuitas

3. Rasio Utang Jangka Panjang Terhadap Modal (long Term Debt to

Equity Rastio/LDER)

Rasio ini digunakan untuk menunjukan hubungan antara jumlah

pinjaman jangka Panjang yang diberikan kreditur dengan jumlah

modal sendiri yang diberikan olah pemilik perusahaan. Rasio ini juga

digunakan untuk mengukur seberapa besar perbandingan antara utang

jangka panjang dengan modal sendiri atau seberapa besar utang jangka

panjang dijamin oleh modal sendiri.

Total Utang jangka anjang


R asio LDER= x 100 %
Total Ekuitas

2.3. Harga Saham

1.1.1. Pengertian Saham

Saham merupakan salah satu instrumen pasar modal yang paling di

minati investor karena memberikan tingkat keuntungan yang menarik. Sah

am dapat didefinisikan sebagai tanda penyetaan modal seorang atau sepiha

k (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan

menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pen
29

dapatan perusahaan, klaim atas aset perusahaan, dan berhak hadir dalam ra

pat umum pemegang saham (RUPS).

Menurut Sapto (2006) saham adalah “Surat berharga yang merupak

an instrumen bukti kepemilikan atau penyertaan dari individu atau institusi

dalam suatu perusahaan. Sedangkan menurut istilah umumnya, saham mer

upakan bukti penyertaan modal dalam suatu kepemilikan saham perusahaa

n”.

Menurut Husnan Suad (2008) pengertian saham adalah sebagai ber

ikut “Saham adalah secarik kertas yang menunjukkan hak pemodal yaitu p

ihak yang memiliki kertas tersebut untuk memperoleh bagian dari prospek

atau kekayaan organisasi yang menerbitkan sekuritas tersebut, dan berbaga

i kondisi yang memungkinkan pemodal tersebut menjalankan haknya”.

Sedangkan menurut Fahmi (2012) “Saham merupakan salah satu in

strument pasar modal yang paling banyak diminati oleh investor, karena m

ampu memberikan tingkat pengembalian yang menarik. Saham adalah kert

as yang tercantum dengan jelas nilai nominal, nama perusahaan, dan diikut

i dengan hak dan kewajiban yang telah dijelaskan kepada setiap pemegang

nya”.

1.1.2. Pengertian Harga Saham

Harga saham menurut Jogiyanto, (2003:8) adalah adalah nilai pasar

(market value) yang merupakan harga dari saham di pasar bursa pada saat

tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar. ”Harga saham juga dapat diart
30

ikan sebagai harga yang dibentuk dari interaksi para penjual dan pembeli

saham yang dilatar belakangi oleh harapan mereka terhadap profit perusa

haan, untuk itu investor memerlukan informasi yang berkaitan dengan pe

mbentukan saham tersebut dalam mengambil keputusan untuk menjual at

au membeli saham.

Sedangkan Harga saham menurut Handoyo, (2009:28) adalah harg

a yang terkandung dalam surat kepemilikan bagian modal berdasarkan pe

nilaian pasar yang dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran di bursa e

fek. Harga saham yang terjadi di pasar modal selalu berfluktuasi dari wak

tu ke waktu. Fluktuasi harga dari suatu saham tersebut akan ditentukan an

tara kekuatan penawaran dan permintaan. Jika jumlah penawaran lebih be

sar dari jumlah permintaan, pada umumnya kurs harga saham akan turun.

Sebaliknya jika jumlah permintaan lebih besar dari jumlah penawaran ter

hadap suatu efek, maka harga saham cenderung akan naik.

Seperti pada gambar pergerakan harga saham pada PT. Kalbe

Farma Tbk di bawah ini. Terlihat pergerakan harga saham terjadi

fluktuasi dari rentang waktu 2008-2020. Pada gambar di bawah

pergerakan harga saham PT. Kalbe Farma, Tbk terlihat tidak stalbil

cenderung turun sejak 2014 hingga 2020.


31

Gambar 2.1

Pergerakan Harga Saham PT. Kalbe Farma , Tbk

Sumber : idx.co.id

1.1.3. Jenis Jenis Harga Saham

Adapun jenis-jenis harga saham menurut Widoatmojo, (2005:54)

adalah sebagai berikut:

1. Harga Nominal

Harga yang tecantum dalam sertifikat saham yang ditetapkan oleh e

miten untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan. Besarnya


32

harga nominal memberikan arti penting saham karena dividen minimal

biasanya ditetapkan berdasarkan nilai nominal.

2. Harga Perdana

Harga ini merupakan pada waktu harga saham tersebut dicatatdibur

sa efek. Harga saham pada pasar perdana biasanya ditetapkan oleh penj

amin emisi (underwrite) dan emiten. Dengan demikian akan diketahui

berapa harga saham emiten itu akan dijual kepada masyarakat biasanya

untk menentukan harga perdana.

3. Harga Pasar

Kalau harga perdana merupakan harga jual dari perjanjian emisi ke

pada investor, maka harga pasar adalah harga jual dari investor yang sa

tu dengan investor yang lain. Harga ini terjadi setelah saham tersebut d

icatat dibursa. Transaksi di sini tidak lagi melibatkan emiten dari penja

min emisi harga ini yang disebut sebagai harga di pasar sekunder dan h

arga inilah yang benar-benar mewakili harga perusahaan penerbitnya,

karena pada transaksi di pasar sekunder, kecil sekali terjadi negosiasi h

arga investor dengan perusahaan penerbit. Harga yang setiap hari dium

umkan di surat kabar atau media lain adalah harga pasar.

4. Harga pembukaan

Harga pembukuan adalah harga yang diminta oleh penjual atau pem

beli pada saat jam bursa dibuka. Bisa saja terjadi pada saat dimulainya

hari nursa itu sudah terjadi transaksi atas suatu saham, dan harga sesuai

dengan yang diminta oleh penjual dan pembeli. Dalam keadaan demiki
33

an, harga pembukuan bisa menjadi harga pasar, begitu juga sebaliknya

harga pasar mungkin juga akan menjadi harga pembukaan. Namun tida

k selalu terjadi.

5. Harga Penutupan

Harga penutupan adalah harga yang diminta oleh penjual atau pemb

eli pada saat akhir hari bursa. Pada keadaan demikian, bisa saja terjadi

pada saat akhir hari bursa tiba-tiba terjadi transaksi atas suatu saham, k

arena ada kesepakatan antar penjual dan pembeli. Kalau ini yang terjad

i maka harga penutupan itu telah menjadi harga pasar. Namun demikia

n, harga ini tetap menjadi harga penutupan pada hari bursa tersebut.

6. Harga Tertinggi

Harga tertinggi suatu saham adalah harga yang paling tinggi yang te

rjadi pada hari bursa. Harga ini dapat terjadi transaksi atas suatu saham

lebih dari satu kali tidak pada harga yang sama.

7. Harga Terendah

Harga terendah suatu saham adalah harga yang paling rendah yang t

erjadi pada hari bursa. Harga ini dapat terjadi apabila terjadi transaksi a

tas suatu saham lebih dari satu kali tidak pada harga yang sama. Denga

n kata lain, harga terendah merupakan lawan dari harga tertiggi.

8. Harga Rata-Rata

Harga rata-rata merupakan perataan dari harga tertinggi dan terenda

h.
34

1.1.4. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi fluktuasi harg

a saham di pasar modal, hal ini terjadi karena harga saham dapat mempen

garuhi oleh faktor eksternal dari perusahaan maupun faktor internal perus

ahaan. Menurut Houston, (2010:33) harga saham dipengaruhi oleh bebera

pa faktor utama yaitu:

1. Faktor internal

1) Pengumuman tentang pemasaran produksi penjualan seperti pengik

lanan, rincian kontrak, perubahan harga, penarikan produk baru, la

poran produksi, laporan keamanan, dan laporan penjualan.

2) Pengumuman pendanaan, seperti pengumuman yang berhubungan

dengan ekuitas dan hutang.

3) Pengumuman badan direksi manajemen (management board of dir

ector ann nouncements) seperti perubahan dan pergantian direktur,

manajemen dan struktur organisasi.

4) Pengumuman pengambilalihan diverifikasi seperti laporan merger i

nvestasi, investasi ekuitas, laporan take over oleh pengakuisisian d

an diakuisisi, laporan investasi dan lainnya.

5) Pengumuman investasi seperti melakukan ekspansi pabrik pengem

bangan riset dan penutupan usah lainnya.

6) Pengumuman ketenagakerjaan (labour announcements), seperti neg

osiasi baru, kotrak baru, pemogokan dan lainnya.


35

7) Pengumuman laporan keuangan perusahaan, seperti peramalaba se

belum akhir tahun viscal dan setelah akhir tahun vicscal earning pe

r share (EPS), Dividen Per Shere (DPS), Price Earning Ratio, Net

Profit Margin, Return On Assets (ROA) dan lain-lain.

2. Faktor eksternal

1) Pengumuman dari pemerintah seperti perubahan suku bunga tabun

gan dan deposito kurs valuta asing, inflasi, serta berbaga regulasi d

an regulasi ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah.

2) Penguman hukum seperti tuntutan terhadap perusahaan atau terhad

ap manajernya dan tuntutan perusahaan terhadap manajernya.

3) Pengumuman industri sekuritas, seperti laporan pertemuan tahunan

insider trading, volume atau harga saham perdagangan pembatasan

atau penundaan trading.

Selain faktor-faktor di atas, harga saham juga dapat dipengaruhi ol

eh kondisi perusahaan. Semakin baik kinerja suatu perusahaan akan berda

mpak pada laba yang diperoleh perusahaan dan keuntungan yang didapat o

leh investor, sehingga akan mempengaruhi peningkatan harga saham.

2.4. Analisis Pengaruh Struktur Modal Terhadap Harga Saham

Manajemen pendanaan pada hakekatnya menyangkut keseimbangan ant

ara aktiva dengan passiva. Pemilihan susunan dari aktiva akan menentukan

struktur kekayaan perusahaan, sedangkan pemilihan dari passiva akan men

entukan struktur financial (struktur pendanaan) dan struktur modal perusah


36

aan, (Sutrisno. (2001). Tujuan manajemen struktur modal adalah memadu

kan sumber-sumber dana permanen yang digunakan oleh perusahaan untu

k kegiatan operasionalnya yang akan memaksimumkan nilai perusahaan it

u sendiri, (Yuhasril. 2006). Kebijakan mengenai struktur modal melibatka

n trade off antara risiko dan tingkat pengembalian-penambahan hutang yan

g dapat memperbesar risiko perusahaan tetapi sekaligus juga memperbesar

tingkat pengembalian yang diharapkan. Risiko yang semakin tinggi akibat

membesarnya hutang cenderung menurunkan harga saham, tetapi meningk

atnya tingkat pengembalian yang diharapkan akan menaikkan harga saham

tersebut. Untuk itu, dalam penetapan struktur modal suatu perusahaan perl

u mempertimbangkan berbagai variabel yang mempengaruhinya dan salah

satu variabel yang mempengaruhi struktur modal adalah harga saham.

Menurut Fahmi, (2012:49) besarnya pengunaan dana eksternal maupun

internal akan mempengaruhi nilai perusahaan. Untuk menentukan struktur

pendanaan yang baik perusahaan dapat menggunakan rasio Debt to Equity

Ratio (DER), karena Debt to Equity Ratio dapat meningkatkan harga saha

m perusahaan secara signifikan”.

Menurut Slamet (2009:35), Debt to Equity Ratio adalah perbandingan a

ntara total hutang dengan total modal. DER digunakan untuk mengukur tin

gkat penggunaan hutang terhadap total shareholder’s equity yang dimiliki

perusahaan. Semakin tinggi Rasio hutang pada modal menunjukkan tinggi

nya ketergantungan permodalan perusahaan terhadap pihak luar sehingga

beban perusahaan semakin berat. Tentunya hal ini akan mengurangi hak pe
37

megang saham (dalam bentuk dividen), hal inimenyebabkan berkurangnya

minat investor terhadap saham perusahaan karena tingkat pengembalianny

a semakin kecil.

Perusahaan dengan hutang yang tinggi akan mendapati biaya bunga / ta

x deductible (pengurang pajak), sehingga perusahaan dapat memperoleh m

anfaat karena bunga diperlakukan sebagai biaya. Beberapa penelitian terda

hulu membuktikan bahwa struktur modal memiliki pengaruh terhadap peni

ngkatan return saham perusahaan. Arista (2012) dan Ivanturioski (2012) te

lah membuktikan secara empiris bahwa struktur modal (DER) berpengaru

h terhadap harga saham perusahaan. Investor pada dasarnya akan menghin

dari risiko sehingga lebih memilih perusahaan dengan Debt to Equity Rati

o atau (DER) yang rendah karena hutang yang rendah cenderung meningk

atkan harga saham dan sebaliknya, menghindari Debt to Equity Ratio atau

(DER) yang tinggi karena hutang yang tinggi cenderung menurunkan harg

a saham, (Assegaf, 2014:5).

2.5. Penelitian Terdahulu

Sebelum melakukan penelitian perlu kiranya mengamati tentang

penelitian terdahulu, hal ini dilakukan untuk menjaga keorisinilan sebuah

penelitian yang akan diteliti, dan tidak hanya begitu saja bahwa penelitian

terdahulu juga memiliki manfaat bagi peneliti selanjutnya sebagai

wawasan awal sebelum maelakukan penelitian.


38

Berikut adalah penelitan yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti

terdahulu yang mengamati beberapa factor yang mempengaruhi harga

saham.

Christine Dwi Karya Susilawati (2012) dalam penelitiannya

mengangkat juldul tentang “Analisis Perbandingan Pengaruh Likuiditas, S

olvabilitas, dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham pada Perusahaan LQ

45”. Hasil dari penelitian ini Variabel yang paling berpengaruh terhadap h

arga saham LQ 45 adalah profitabilitas dengan indikator ROA (Return on

Asset ) sebesar 40,2%. Variabel penelitian solvabilitas menunjukkan peng

aruh yang signifikan terhadap harga saham LQ 45 hanya pengaruhnya keci

l hanya sebesar 7,5%. Variabel penelitian likuiditas tidak menunjukkan pe

ngaruh terhadap harga saham LQ 45.

Astrid Amanda, Darminto, Achmad Husaini (2013) dalam

penelitiannya yang berjudul “Pengaruh debt to equity ratio, return on equit

y, earning per share, dan price earning ratio terhadap harga saham”.

Menyimpulkan bahwa secara simultan DER, ROE, EPS, dan PER memili

ki pengaruh signifikan sebesar 64,6% terhadap harga saham, sedangkan sis

anya 35,4% dipengaruhi variabel lain yang tidak digunakan dalam peneliti

an. Secara parsial, variabel DER, ROE, dan EPS signifikan pengaruhnya te

rhadap harga saham. DER berpengaruh negatif terhadap harga saham deng

an nilai koefisien beta sebesar - 55,3%. ROE berpengaruh positif terhadap

harga saham dengan nilai koefisien beta sebesar 86,2%. EPS berpengaruh

positif terhadap harga saham dengan nilai koefisien beta sebesar 43,4%.
39

Mufaidah (2015) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Struktu

r Modal Terhadap Harga Saham Perusahaan pada Jakarta Islamic Index Pe

riode 2009- 2013”. Hasil uji T menyatakan bahwa DER dan DAR memilik

i pengaruh signifikan terhadap harga saham sedangkan ICR tidak berpenga

ruh signifikan terhadap harga saham. Hasil uji F menyatakan bahwa secara

simultan struktur modal yang dihitung dengan DER, DAR dan ICR berpen

garuh signifikan terhadap harga saham perusahaan yang masuk perhitunga

n di Jakarta Islamic Index (JII) periode 2009- 2013.

Mukhlisin Setiawan (2016) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengar

uh Struktur Modal, Profitabilitas, dan Tingkat Likuiditas Terhadap Return

Saham pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesi

a”. Menyebutkan struktur modal sebagai bentuk kinerja perusahaan yang d

iukur dengan Debt To Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh terhadap retu

rn Saham Profitabilitas yang diukur dengan Earning Per Share (EPS) berpe

ngaruh positif terhadap return saham. Tingkat Likuiditas dengan alat ukur

Quick Ratio (QR) berpengaruh negatif terhadap return saham struktur mod

al, profitabilitas dan tingkat likuiditas secara simultan berpengaruh terhada

p return saham.

Erick Satryo Wibowo, Topowijono, Sri Sulasmiyati (2017) berdasarkan

penelitian yang berjudul “Pengaruh Struktur Modal dan profitabilitas terha

dap Harga saham”. Menyimpulkan Long Term Debt to Equity Ratio (X1)

dan Debt to Total Capitalization (X2) sebagai indikator pengukuran strukt

ur modal, Return On Equity (X3) dan Earning Per Share (X4) sebagai indi
40

kator pengukuran profitabilitas memiliki pengaruh sebesar 62,4% terhadap

harga saham (Y). Sisanya sebesar 37,6% dipengaruhi variabel lainnya yan

g tidak Dibahas pada penelitian ini. - Return On Equity mempunyai pengar

uh paling dominan terhadap harga saham perusahaan dibandingkan denga

n variabel lain.

2.6. Kerangka Berfikir

Kerangka Berfikir adalah penjelasan sementara terhadap suatu gejala ya

ng menjadi objek permasalahan kita. Kerangka berfikir ini disusun dengan

berdasarkan pada tinjauan pustaka dan hasil penelitian yang relevan atau te

rkait.

Struktur modal dalam penelitian ini digambarkan dengan menggunakan

Debt to Equity Ratio (DER) karena dapat menggambarkan perbandingan h

utang atas modal sendiri. Penggunaan hutang yang tinggi dapat dijadikan s

ebagai pengungkit laba sehingga semakin besar laba yang dihasilkan perus

ahaan maka semakin tinggi return yang akan diterima oleh investor. Harga

Saham pada penelitian ini, harga saham dinilai berdasarkan rumus return p

rice, yaitu closing price tahun ini dikurangi closing price tahun kemarin di

bagi dengan closing price tahun kemarin.

Uma Sekaran dalam bukunya Business Research, 1992 dalam

(Sugiyono, 2010) mengemukakan bahwa, kerangka berfikir merupakan

model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai

faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting.


41

Kerangka berfikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan

antar variabel yang akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu dijelaskan

hubungan antar variabel independen dan dependen. Bila dalam penelitian

ada variabel moderator dan intervening, maka juga perlu dijelaskan,

mengapa variabel itu ikut dilibatkan dalam penelitian. Pertautan antar

variabel tersebut, selanjutnya dirumuskan ke dalam bentuk paradigma

penelitian. Oleh karena itu pada setiap penyusunan paradigma penelitian

harus didasarkan pada kerangka berfikir (Sugiyono, 2010:60)

Gambar 2.2

Kerangka Berfikir

Struktur Modal Harga Saham

Variabel X Variabel Y

2.7. HIPOTESIS

Hipotesis adalah penjelasan sementara yang harus diuji kebenarannya

mengenai masalah yang dipelajari, dimana suatu hipotesis selalu dirumusk

an dalam bentuk pernyataan yang menghubungkan dua variabel atau lebih

(Supranto, 2001).

Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

 Ho: Struktur modal tidak berpengaruh signifikan terhadap harga

saham di PT. KALBE FARMA, Tbk.


42

 Ha: Struktur modal berpengaruh signifikan terhdap harga saham di

PT. KALBE FARMA, Tbk.

Anda mungkin juga menyukai