Anda di halaman 1dari 18

PERAN MANAJER KEUANGAN DAN AKTUALISASI SYARI’AH

Keuangan syari’ah hampir tidak berbeda dengan keuangan konvensional karena


keduanya membahas masalah uang, baik analisis laporan keuangan maupun manajemen
keuangannya. Hanya, dalam konteks manajemen keuangan syari’ah, literaturnya sangat
jarang sehingga cukup menyulitkan membahasnya secara mendetail.

A. Konsep Manajemen Keuangan


1. Makna Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan merupakan keseluruhan kegiatan perusahaan yang
berhubungan dengan usaha untuk mendapatkan dana yang diperlukan dengan biaya
minimal dan syarat-syarat yang paling menguntungkan beserta usaha untuk
menggunakan dana tersebut seefisien mungkin. Manajemen keuangan berbicara
tentang cara mempergunakan dan menempatkan dana yang ada. Manajemen keuangan
memiliki tiga kegiatan utama, yaitu:
a. Perolehan dana, yaitu aktivitas yang bertujuan untuk memperoleh sumber dana,
baik berasal dari internal perusahaan maupun bersumber dari eksternal
perusahaan;
b. Penggunaan dana, suatu kegiatan dalam menggunakan atau menginvestasikan
dana yang ada pada berbagai bentuk aset;
c. Pengelolaan aset (aktiva), yaitu kegiatan yang dilakukan setelah dana diperoleh
dan telah diinvestasikan atau dialokasikan ke dalam bentuk aset (aktiva), dana
harus dikelola secara efektif dan efisien. Fungsi pengambilan keputusan
manajemen keuangan adalah keputusan tentang pendanaan, investasi, dan
manajemen aset.
2. Tujuan dan Fungsi Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan bertujuan memaksimalkan nilai dari perusahaan.
Dengan demikian, manajemen harus bisa menekan perputaran uang yang tidak perlu,
yang dapat merugikan perusahaan.
Adapun fungsi manajemen keuangan, yaitu sebagai berikut.

a. Investment Decision (Keputusan Investasi)

Fungsi keputusan ini mempelajari berbagai kegiatan, yaitu:


1) Investasi berarti penanaman modal pada aset real atau aset finansial (surat
berharga);
2) Dalam keputusan investasi, manajemen harus memutuskan bentuk dana yang ada
akan diinvestasikan;
3) Membeli aset dan mengelolanya ataukah bermain dengan surat berharga;
4) Keputusan ini sangat strategis yang sangat berpengaruh secara langsung terhadap
besar kecilnya rentabilitas investasi serta aliran dana perusahaan pada masa
mendatang.

b. Financing Decision (Fungsi Pendanaan)

Fungsi pendanaan ini mempelajari berbagai sumber dana perusahaan yang bisa
diperoleh, baik berupa penambahan modal maupun utang.

Fungsi ini memerhatikan sumber dana dengan biaya seminimal mungkin dan syarat
yang bisa menguntungkan, baik berasal dari internal perusahaan maupun sumber dana
yang berasal dari luar perusahaan (eksternal).

c. Deviden Decision (Keputusan Deviden)

Dalam fungsi ini, keputusan biasanya menyangkut hal-hal seperti:

1) besaran persentase laba yang akan dibagikan kepada pemilik dalam bentuk kas;
2) tingkat stabilitas deviden yang akan dibagikan oleh manajemen;
3) stock devidend (dividen saham);
4) stock split (pemecahan saham);
5) penarikan saham yang telah beredar.

Secara mendetail, beberapa hal yang dilakukan oleh manajemen keuangan,


yaitu sebagai berikut.

a. Perencanaan atas keuangan, manajemen keuangan menyusun rencana pemasukan


serta pengeluaraan dana dan aktivitas yang lain pada periode tertentu.

b. Penganggaran keuangan perusahaan, yaitu tindak lanjut atas perencanaan keuangan


dengan menyusun lebih detail lagi semua pengeluaran dan pemasukan perusahaan.

c. Pengelolaan keuangan, yaitu mempergunakan dana yang ada dalam perusahaan


untuk memaksimalkannya dengan berbagai cara yang bisa ditempuh.
d. Pencarian sumber dana, yaitu berusaha mencari sumber dana perusahaan yang akan
digunakan kegiatan operasional perusahaan.

e. Penyimpanan keuangan, yaitu menyimpan untuk mengamankan dana perusahaan


yang telah dikumpulkan.

f. Pengendalian atas keuangan, yaitu mengevaluasi dan memperbaiki sistem keuangan


yang ada dalam perusahaan yang dianggap belum mumpuni.

g. Melakukan pemeriksaan keuangan, internal audit atas laporan keuangan perusahaan


dilakukan oleh manajemen keuangan untuk memastikan tidak adanya
penyimpangan yang merugikan.

h. Pelaporan keuangan perusahaan, yaitu menyediakan informasi keuangan tentang


kondisi kekinian keuangan perusahaan yang bisa dijadikan bahan evaluasi
nantinya.

Fungsi manajemen keuangan jika dikaitkan dengan hal tersebut, yaitu pengawasan
terhadap biaya; penetapan kebijakan harga; peramalan laba pada masa mendatang;
pengukuran biaya untuk modal kerja.

Dalam menjalankan fungsi pendanaan (financing), manajemen keuangan harus


terus mencari berbagai alternatif sumber pendanaan untuk kemudian dianalisis. Dari
hasil analisis tersebut menghasilkan keputusan alternatif sumber pendanaan ataupun
kombinasi sumber dana yang nantinya akan dipilih. Dengan demikian, manajemen
keuangan harus mengambil sebuah keputusan pendanaan (financing decision).

Fungsi lain manajemen keuangan adalah:

a. penggunaan atau pengalokasian dana, yaitu mengambil sebuah keputusan investasi


ataupun pemilihan alternatif investasi;

b. perolehan dana yang juga sering disebut sebagai fungsi mencari sumber pendanaan,
yaitu mengambil sebuah keputusan pendanaan atau pemilihan alternatif pendanaan
(financing decision).

3. Manajemen Keuangan dalam Memperoleh dan Menggunakan Dana


a. Cara Manajemen Keuangan Memperoleh Dana
Untuk menjalankan aktivitas perusahaan, manajemen keuangan harus menentukan
besarnya jumlah dana yang tersedia serta menentukan cara memperoleh sumber dana
itu. Sumber dana bisa didapat dari dua sumber, yaitu internal perusahaan (sumber
dana internal) dan eksternal perusahaan (sumber dana dari luar perusahaan).

Sumber dana yang berasal dari internal perusahaan merupakan dana yang
dihasilkan atau dibentuk sendiri oleh perusahaan tersebut. Adapun sumber dana yang
berasal dari internal perusahaan terdiri atas berbagai sumber, di antaranya laba ditahan
(retained earning), penyusutan, saham pemilik, dan lainnya.

Adapun dana yang bersumber dari eksternal atau dari luar perusahaan umumnya
terbagi atas dua kelompok, yaitu sumber dana jangka pendek dan sumber dana jangka
panjang. Sumber dana jangka pendek dapat diperoleh, antara lain dari kredit usaha
atau kredit dagang, kredit dari bank, surat berharga, dan lainnya. Dana yang
bersumber dari dana jangka panjang bisa diperoleh dari berbagai sumber, seperti:

1) pinjaman obligasi : pinjaman dalam jangka waktu yang lama, yaitu pihak debitur
mengeluarkan surat pengakuan utang yang memiliki nilai nominal tertentu;

2) pinjaman hipotek - pinjaman dalam tempo jangka waktu yang panjang, yaitu pihak
kreditor diberi hak hipotik terhadap suatu barang yang tidak bergerak. Jika pihak
debitur tidak dapat memenuhi kewajiban barang tersebut bisa dijual dan hasil dari
penjualan barang tersebut bisa menutupi kewajibannya

b. Cara Manajemen Keuangan Menggunakan Dana


Dana sangat diperlukan oleh perusahaan dalam upaya menjalankan aktivitas
sehari-hari. Oleh karena itu, perusahaan yang mengalami kekurangan akan dana
tentunya sulit untuk berkembang. Dalam upaya menghindar dari hal-hal yang
tidak diinginkan, manajemen keuangan harus merencanakan penggunaan atas
dana yang diperoleh dengan sebaik-baiknya serta semaksimal mungkin
manfaatnya.
Dana yang diperoleh perusahaan diinvestasikan dalam aset tetap ataupun
aktiva lancar. Aktiva tetap yang sudah diinvestasikan pada aktiva tetap diharapkan
memiliki hasil dalam rentang waktu lebih satu periode atau satu tahun, sedangkan
dana yang ditanam pada aktiva lancar diharapkan bisa kembali dalam rentang
jangka waktu yang pendek, kurang dari satu tahun buku.
Dalam mempergunakan dana perusahaan, manajer keuangan harus
memerhatikan cara sumber dana diperoleh. Jika mempergunakan dana yang
diperoleh untuk diinvestasikan dalam bentuk aktiva tetap, perusahaan harusnya
memilih sumber pendanaan yang berjangka waktu lama atau jangka panjang.
Sebaliknya, jika dana yang diperoleh diinvestasikan dalam bentuk aktiva lancar,
perusahaan memilih sumber pendanaan yang bersifat jangka pendek
4. Tujuan Normatif dan Tujuan Tradisional dalam Manajemen Keuangan Syari’ah
a. Tujuan Normatif
Tujuan normatif manajemen keuangan adalah memaksimalkan kemakmuran
pemegang saham, yaitu memaksimalkan nilai perusahaan. Beberapa hal yang
harus diperhatikan dalam tujuan normatif adalah:
1) tujuan memaksimumkan kemakmuran pemegang saham dapat ditempuh dengan
memaksimumkan nilai sekarang perusahaan;
2) tujuan menjadi pedoman dalam pengambilan keputusan yang
mempertimbangkan faktor risiko;
3) manajemen harus mempertimbangkan kepentingan pemilik, kreditor dan pihak
lain yang berkaitan dengan perusahaan;
4) memaksimalkan kemakmuran pemegang saham lebih menekankan pada aliran
kas daripada laba bersih dalam pengertian akuntansi;
5) tidak mengabaikan social objectives dan kewajiban sosial, seperti lingkungan
eksternal, keselamatan kerja, dan keamanan produk.
b. Tujuan radisional
Tujuan tradisional perusahaan adalah memaksimalkan keuntungan atau laba
pemilik perusahaan. Tujuan ini tidak bisa memadai lagi, karena menurut Hampton
(1995):
1) memaksimalkan keuntungan atau laba (earning per share) tidak
mempertimbangkan asas nilai waktu dari uang dan jangka rentang waktu
pengembalian (return) modal pada masa mendatang;
2) risiko atas pengembalian modal (return) pada masa mendatang tidak dengan
tepat dipertimbangkan;
3) kebijakan mengenai dividen yang tidak menjadi pertimbangan.
Tujuan memaksimalkan kesejahteraan para pemegang saham dijalankan
dengan cara memaksimalkan harga pasar dari saham perusahaan. Tujuan tersebut
merupakan sebuah tujuan yang tepat karena alasan berikut:
1) harga pasar saham merefleksikan evaluasi oleh pasar terhadap prestasi dari
perusahaan tersebut pada saat itu dan masa mendatang;
2) tujuan memaksimalkan harga pasar turut memperhitungkan waktu
pengembalian modal (return) akan diterima oleh para investor atau pemilik,
rentang jangka waktu terjadinya, risiko atas return tersebut, serta kebijakan
mengenai dividen.
Memaksimalkan kesejahteraan para pemegang saham tidak dapat
membebaskan perusahaan dari pertanggungjawaban sosial karena alasan berikut:
1) kesejahteraan para pemegang saham serta kehidupan perusahaan sangat
bergantung pada pertanggungjawaban sosial dari perusahaan;
2) perusahaan dapat dipandang memproduksi, baik barang atau jasa pribadi
maupun barang atau jasa sosial yang akan sangat menguntungkan bagi para
pemegang saham.
B. Manager Keuangan
1. Konsep Manajer Keuangan

Manajer keuangan merupakan fungsi kerja di perusahaan yang bertugas


merencanakan, menganggarkan, memeriksa, mengelola, dan menyimpan dana
yang dimiliki oleh perusahaan. Seorang manajer keuangan bertanggung jawab
penuh pada keuangan perusahaan dan mengambil keputusan penting dalam
investasi dan pembelanjaan perusahaan.

Manajer keuangan berkepentingan dengan penentuan jumlah aktiva yang


layak dari investasi pada berbagai aktiva dan memilih sumber-sumber dana untuk
membelanjai aktiva tersebut.

Untuk memperoleh dana, manajer keuangan dapat memperolehnya dari


dalam ataupun luar perusahaan. Sumber dari luar perusahaan berasal dari pasar
modal, dapat berbentuk utang atau modal sendiri.

Untuk menjadi seorang manajer keuangan harus memenuhi kriteria dan


syarat berikut:

a. berjiwa pemimpin;

b. dapat berkomunikasi dengan baik;

c. memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas;


d. memahami ilmu keuangan dan akuntansi serta implementasinya;

e. memahami dunia keuangan, pendanaan, dan investasi;

f. mengetahui hukum dan kebijakan umum yang berkaitan dengan ekonomi;

g. dapat dipercaya dan menjaga rahasia perusahaan;

h. memiliki integritas;

i. dapat objektif dalam bekerja, yaitu bersikap adil, tidak memihak, jujur dan tidak
berprasangka;

j. memiliki kompetensi dan profesional dalam bekerja.

2. Tugas dan Tanggung Jawab Manajer Keuangan


Sebagai jabatan penting dalam perusahaan, manajer harus mengetahui semua
hal yang berkaitan dengan keuangan. Hal ini karena manajer keuangan tidak jauh
dari analisis keuangan, perencanaan keuangan sampai keputusan investasi.
Menurut Brigham dan Houston, tugas manajer keuangan, yaitu:
a. bekerja sama dengan manajer lain, bertugas merencanakan dan meramalkan
beberapa aspek di perusahaan, termasuk perencanaan umum keuangan
perusahaan;
b. mengambil keputusan penting investasi dan berbagai pembiayaan serta semua
hal yang terkait dengan keputusan;
c. menjalankan dan mengoperasikan roda kehidupan perusahaan seefisien
mungkin dengan menjalin kerja sama dengan manajer lain;
d. penghubung antara perusahaan dan pasar keuangan sehingga bisa mendapatkan
dana dan memperdagangkan surat berharga perusahaan.
Secara ringkas, dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa tugas utama
manjger keuangan berhubungan dengan keputusan investasi dan pembiayaan
perusahaan yang berpengaruh terhadap laju pertumbuhan perusahaan.
Tanggung jawab seorang manajer keuangan, meliputi:
a. mengambil keputusan yang berkaitan dengan investasi;
b. mengambil keputusan yang berkaitan dengan pembelanjaan;
c. mengambil keputusan yang berkaitan dengan deviden;
d. merencanakan, mengatur, dan mengontrol perencanaan, laporan dan
pembiayaan perusahaan;
e. merencanakan, mengatur, dan mengontrol arus kas perusahaan;
f. merencanakan, mengatur, dan mengontrol anggaran perusahaan;
g. merencanakan, mengatur, dan mengontrol pengembangan sistem dan prosedur
keuangan perusahaan;
h. merencanakan, mengatur, dan mengontrol analisis keuangan;
i. merencanakan, mengatur, dan mengontrol untuk memaksimalkan nilai
perusahaan.

Tanggung jawab utama manajer keuangan dapat dilihat dari table berikut :

Sumber: Brigham dan Houston (2006: 27)


3. Analisis Keterampilan Manajer Keuangan

Manajer keuangan harus mempunyai bekal keterampilan yang diperlukan


dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya agar dapat terlaksana dengan
baik. Dalam hal ini manajer harus memiliki tiga keterampilan berikut :

a. Keterampilan Konsepsional (Conceptual Skills)


Keterampilan ini adalah membuat konsep, ide, gagasan, dan saran untuk
kemajuan organisasi kemudian gagasan tersebut dijabarkan menjadi suatu
rencana kegiatan yang konkret. Proses penjabaran ide menjadi rencana kerja
disebut sebagai perencanaan. Keterampilan konsepsional ini sangat diperlukan
bagi manajer keuangan pada tingkat-tingkat yang tinggi.
b. Keterampilan Kemanusiaan (Human Skills)
Keterampilan kemanusiaan atau yang lebih terkenal dengan keterampilan
berkomunikasi antarmanusia (interpersonal skills) adalah keterampilan yang
sering diabaikan oleh para manajer, terutama bagi para manajer yang baru naik
jenjangnya dalam organisasi. Keterampilan kemanusiaan ini sangat diperlukan
untuk menjaga hubungan, baik dengan atasan langsung maupun dengan
bawahan. Dengan komunikasi yang persuasif akan membuat bawahan merasa
dihargai dan mereka akan bekerja lebih baik dan bersikap lebih terbuka
kepada atasannya. Keterampilan berkomunikasi ini diperlukan, baik pada
tingkatan manajemen atas, menengah, maupun bawah
c. Keterampilan Teknis (Technical Skills)
Keterampilan teknis merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu
pekerjaan tertentu, terutama teknis mengatur keuangan perusahaan
4. Keputusan Manajemen Keuangan
Ada tiga keputusan yang diambil manajemen keuangan, yaitu keputusan
investasi, keputusan pendanaan, dan keputusan mengenai dividen. Kegiatan
mencari alternatif sumber dana menimbulkan adanya arus kas masuk, sementara
kegiatan mengalokasikan dana dan pembayaran dividen menimbulkan arus kas
keluar sehingga manajemen keuangan sering disebut manajemen aliran (arus) kas.
a. Financing Decision: Keputusan Pendanaan atau Pembelanjaan Pasif
1) Implementasi dari raising of funds, meliputi besarnya dana, jangka waktu
penggunaan, asalnya dana serta, persyaratan yang timbul karena penarikan
dana tersebut.
2) Hasil financing decision tecermin di sebelah kanan dari neraca.
3) Raising of funds dapat diperoleh dari internal (modal sendiri) meliputi
saham preferen, saham biasa, laba ditahan dan cadangan; eksternal (modal
asing): jangka pendek ataupun jangka panjang. Sumber dana jangka
pendek, misalnya utang dagang (trade payable atau open account), utang
wesel (notes payable), utang gaji, utang pajak. Sumber dana jangka
panjang misalnya utang bank dan obligasi
b. Investmenf Dicision: Keputusan Investasi atau Pembelanjaan Aktif
Keputusan investasi atau pembelanjaan aktif meliputi beberapa hal, di
antaranya sebagai berikut:
1) Implementasi dari allocation of funds.
2) Allocation of funds jangka pendek dalam bentuk working capital, berupa
aktiva lancar atau jangka panjang dalam bentuk capital investment, berupa
aktiva tetap.
3) Tecermin di sisi aktiva (kiri) sebuah neraca. Komposisi aktiva harus
ditetapkan, misalnya berapa aktiva total yang dialokasikan untuk kas atau
persediaan, aktiva yang secara ekonomis tidak dapat dipertahankan harus
dikurangi, dihilangkan, atau diganti
c. Dividen Policy: Keputusan Dividen
1) Penentuan persentase dari keuntungan neto yang akan dibayarkan sebagai
cash dividend.
2) Penentuan stock dividen dan pembelian kembali saham.
5. Masalah Pokok Manajer Keuangan
Manajemen keuangan merupakan salah satu bidang manajemen fungsional
dalam suatu perusahaan yang mempelajari penggunaan dana, memperoleh dana,
dan pembagian hasil operasi perusahaan.
Masalah dalam keuangan yang biasa dihadapi adalah pendanaan, biaya
(promosi dan pembelian), penjualan, keuntungan, piutang, dan investasi.
Dalam memulai bisnis, berbagai ide biasanya muncul. Namun, ide-ide usaha
itu terkadang terbentur dengan pendanaan. Oleh karena itu, salah satu masalah
pokok yang sulit dihadapi oleh manajer keuangan, yaitu cara mendapatkan
pendanaan dengan memilih sumber permodalan yang tepat
6. Pemecahan Masalah

Mendapatkan pendanaan dengan memilih sumber permodalan yang tepat


dapat dilakukan dengan utang dan ekuiti alias penyertaan modal. Pemilihan antara
ekuiti dan utang dapat dilakukan dengan memperoleh sumber dana yang tepat,
misalnya dengan memilih bank yang term of credit-nya mudah. Jika memilih
ekuiti, pilihlah sumber dana (bank) yang persyaratannya tidak memberatkan.
Untuk itu, diperlukan kreativitas dan networking yang baik untuk memperoleh
sumber dana yang tepat.

Penunjang keberhasilan manajemen keuangan dengan cara ini adalah


persiapan yang matang. Proposal bisnis dan studi kelayakan harus dipersiapkan
dengan prima sehingga investor ataupun kreditor tertarik menyalurkan uangnya,
dan manajer yakin akan prospek bisnisnya. Berikut macam-macam pendanaan
yang bisa didapat apabila sumber pendanaannnya ekuiti melalui bank.

a. Tabungan, tempat pertama yang dilihat ketika memulai bisnis. Bisa juga bukan
dalam bentuk tunai, tetapi juga sesuatu yang bisa diuangkan menjadi modal
bisnis seperti rumah dan kendaraan. Manajer harus yakin akan prospektif atau
tidaknya bisnis.

b. Investor perseorangan. Pribadi yang memiliki uang di atas Rp1 miliar


sebenarnya banyak. Personal seperti itu dapat dimanfaatkan sebagai sumber
modal.

c. Perusahaan dengan kelebihan likuiditas, misalnya memiliki jaringan dengan


perusahaan luar negeri lebih baik karena sistem bunga bank yang lebih rendah
dibandingkan dengan di Indonesia. Usahakan bisnis berskala besar sekaligus
sehingga pihak lain tidak segan untuk menyalurkan dana dalam membantu
manajemen keuangan.

d. Perusahaan modal ventura. Misalnya, Permodalan Nasional Madani (PNM)


yang membantu permodalan dan manajemen usaha kecil hingga menengah, dan
melepaskannya ketika perusahaan berkembang besar.

e. Go public atau menjual saham ke bursa. Bisa mendapatkan permodalan yang


lebih besar dengan risiko kendala yang dihadapi, misalnya saham perusahaan
menjadi milik orang lain.

Apabila memilih sumber dana berupa utang, perusahaan harus sanggup


menanggung risiko. Namun, ekuitas pun memiliki kekurangan, yaitu perusahaan
harus siap berbagi, baik hasil maupun operasional. Secara prinsip, antara utang
dan ekuiti sama, yaitu manajer harus mampu mengelola dan memanajemen
keuangan yang didapatkan.
Manajemen keuangan dapat didefinisikan dari tugas dan tanggung jawab
manajer keuangan. Tugas pokok manajemen keuangan, antara lain keputusan
berinvestasi, pembiayaan kegiatan usaha dan pembagian deviden suatu perusahan.
Dengan demikian, tugas manajer keuangan adalah merencanakan untuk
memaksimumkan nilai perusahaan. Manajemen keuangan merupakan manajemen
terhadap fungsi-fungsi keuangan.

Fungsi-fungsi keuangan tersebut meliputi cara memperoleh dana (raising


of fund) dan cara menggunakan dana (allocation of fund). Manajer keuangan
berkepentingan dengan penentuan jumlah aktiva yang layak dari investasi pada
berbagai aktiva dan memilih sumbersumber dana untuk membelanjai aktiva
tersebut.

Untuk memperoleh dana, manajer keuangan bisa memperolehnya dari


dalam ataupun luar perusahaan. Sumber luar perusahaan berasal dari pasar modal,
bisa berbentuk utang atau modal sendiri.

C. Pasar Uang Sebagai Alternatif Pemecahan Lembaga Keuangan


1. Makna Pasar Uang
Pasar uang (money market) adalah mekanisme pertemuan abstrak sehingga
para pemilik dana jangka pendek dapat menawarkan kepada calon pemakai yang
membutuhkannya dalam waktu jangka pendek juga (kisaran waktu kurang dari
satu tahun), baik secara langsung maupun melalui perantara. Adapun yang
dimaksud dengan dana jangka pendek adalah dana-dana yang dihimpun dari
perusahaan ataupun perseorangan dengan batasan waktu dari satu hari sampai satu
tahun, yang dapat diperjualbelikan dalam pasar uang.
Menurut Pandji Anoraga dan Piji Pakarti (2001), pasar uang mempunyai ciri
jangka waktu dana yang pendek, tidak terikat pada tempat tertentu, pada
umumnya supply dan demand bertemu secara langsung dan tidak perlu guarantor
underwriter. Pasar uang dan pasar modal merupakan sarana investasi dan
mobilisasi dana.
Perwujudan pasar semacam ini menurut teori ekonomi bukan berupa tempat
jual beli dengan menawarkan dagangannya seperti pasar pada umumnya, tetapi
bentuknya abstrak, yaitu individu atau organisasi yang mempunyai kelebihan dana
jangka pendek bertemu dengan individu yang memerlukan dana via transaksi
perbankan (bertemunya penawaran dan permintaan).
Dalam praktik pasar uang konvensional, yang ditransaksikan adalah hak untuk
menggunakan uang dalam jangka waktu tertentu. Jadi, pasar tersebut menjadi
transaksi pinjam-meminjam dana yang selanjutnya menjadi atau menimbulkan
utang-piutang. Adapun barang yang diperjualbelikan berupa secarik kertas berupa
surat utang atau janji untuk membayar sejumlah uang tertentu pada waktu tertentu
pula
2. Tujuan Pasar Uang

Tujuan dari pasar uang, sebagai alternatif bagi lembaga keuangan bank
atau nonbank adalah memperoleh dana atau menanamkan dananya. Harga dalam
pasar uang konvensional dinyatakan dalam bentuk persentase yang mewakili
pendapatan berkaitan dengan penggunaan uang untuk jangka waktu tertentu.
Harga yang diterima oleh pemberi pinjaman untuk melepaskan hak penggunaan
dana disebut dengan tingkat bunga (interest rate).

Dalam pandangan Islam, transaksi uang bukan merupakan transaksi yang


menjadikan uang sebagai barang dagangan dengan mengandung interest (bunga),
melainkan merupakan kebutuhan transaksi atas nama investasi atau penanaman
modal, artinya pasar uang syari’ah bukan transaksi dengan sistem pinjam-
meminjam berbunga seperti pasar uang konvensional. Pasar uang syari’ah adalah
mekanisme pasar dengan sistem investasi atau kerja sama yang bergantung pada
akad antarpihak yang membutuhkan, di dalamnya tidak akan ditemukan adanya
bunga karena statusnya sebagai dana investasi yang dalam Islam suatu harta atau
uang harus selalu berputar, agar pendapatan semakin meninggi dan dalam rangka
memperbaiki perekonomian.

Secara khusus, tujuan pasar uang dari pihak yang membutuhkan dana,
yaitu:

a. memenuhi kebutuhan jangka pendek, seperti membayar utang yang akan segera
jatuh tempo;

b. memenuhi kebutuhan likuiditas karena kekurangan uang kas;


c. memenuhi kebutuhan modal kerja, yaitu membayar biaya-biaya, upah
karyawan, gaji, pembelian bahan dan kebutuhan, dan modal kerja lainnya.

3. Karakteristik Pasar Uang


Karakteristik pasar uang, yaitu:
a. menyediakan fasilitas atau jaringan transaksi jual beli aset finansial;
b. mempertemukan pihak yang memiliki surplus dana dengan pihak yang
mengalami defisit;
c. transaksi dalam pasar uang bersifat jangka pendek;
d. memenuhi kebutuhan dana jangka pendek perusahaan, lembaga keuangan, dan
pemerintah, mulai dari overnight sampai dengan jangka waktu jatuh tempo satu
tahun;
e. pada waktu yang sama pasar uang menyediakan outlet investasi bagi pihak
surplus dana jangka pendek yang ingin memperoleh pendapatan atas dana yang
belum terpakai
4. Pasar Uang Syari’ah sebagai Alternatif Pemecahan Masalah Lembaga Keuangan
Pasar uang adalah tambahan kunci dari sistem perbankan. Pasar uang adalah
media dan instrumen jangka pendek yang diperdagangkan. Menurut Onal, bank
bergantung pada pasar uang untuk mengelola likuiditas mereka. Sementara
manajemen likuiditas bukan satu-satunya penggunaan pasar uang untuk bank.
Menurut Bacha, pasar uang sekuritas didominasi, dengan pengecualian dari
Amerika Serikat, dana sedang disalurkan melalui penggunaan surat berharga
jangka pendek seperti treasury bills dan surat berharga, sebagian besar pasar uang,
termasuk Malaysia yang didominasi perbankan.
5. Keterkaitan Pasar Modal dan Pasar Uang Syari’ah
Pasar uang memiliki keterkaitan dengan pasar modal dan perbankan; telah
menjadi jalan yang ideal bagi bank sentral untuk melakukan operasi moneter.
Peningkatan jumlah instrumen pasar uang di pasar uang syari’ah meningkat
eksposur bank Islam untuk berbagai risiko seperti likuiditas dan kredit.
Pasar uang syari’ah adalah bagian integral dari fungsi sistem perbankan Islam.
Pertama, dalam memberikan lembaga keuangan syari’ah dengan fasilitas
pendanaan dan menyesuaikan portofolio dalam jangka pendek. Kedua, melayani
sebagai saluran untuk transmisi kebijakan moneter. Instrumen keuangan dan
investasi antarbank akan memungkinkan bank surplus untuk menyalurkan dana ke
bank defisit. Dengan demikian, mempertahankan mekanisme pendanaan dan
likuiditas yang diperlukan untuk mempromosikan stabilitas sistem.
Pasar uang antarbank berdasarkan prinsip syari’ah (PUAS) merupakan
kegiatan transaksi keuangan jangka pendek antarbank berdasarkan prinsip
syari’ah, baik dalam rupiah maupun valuta asing. Peserta PUAS terdiri atas bank
syariah, UUS, dan bank konvensional. Bank Syariah dan UUS dapat melakukan
penempatan dan/atau penerimaan dana dengan menggunakan instrumen PUAS
yang ditetapkan oleh BI. Bank konvensional hanya dapat melakukan penempatan
dana ke dalam instrumen PUAS yang ditetapkan oleh BI. Peserta PUAS wajib
melaporkan transaksi PUAS kepada BI sesuai ketentuan BI yang berlaku.
Bentuk pasar uang di Indonesia, yaitu sebagai berikut.
a. Sertifikat Bank Indonesia (SBI); instrumen utang yang diterbitkan oleh
pemerintah atau bank sentral atas unjuk dengan jumlah tertentu yang akan
dibayarkan kepada pemegang pada tanggal yang telah ditetapkan. Instrumen
ini berjangka waktu jatuh tempo satu tahun atau kurang.
b. Surat berharga pasar uang (SBPU); surat-surat berharga berjangka pendek
yang dapat diperjualbelikan secara diskonto dengan Bank Indonesia atau
lembaga diskonto yang ditunjuk oleh BI.
c. Sertifikat deposito; instrumen keuangan yang diterbitkan oleh suatu bank atas
unjuk dan dinyatakan dalam suatu jumlah, jangka waktu, dan tingkat bunga
tertentu. Sertifikat deposito adalah deposito berjangka yang bukti
simpanannya dapat diperdagangkan. Ciri pokok yang membedakannya dengan
deposito berjangka terletak pada sifat yang dapat dipindahtangankan atau
diperjualbelikan sebelum jangka waktu jatuh temponya melalui lembaga-
lembaga keuangan lainnya.
d. Commercial paper; promes yang tidak disertai dengan jaminan yang
diterbitkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana jangka pendek dan dijual
kepada investor dalam pasar uang.
e. Call money; kegiatan pinjam meminjam dana antara satu bank dan bank lain
untuk jangka waktu pendek.
f. Repurchase agreement; transaksi jual beli surat-surat berharga disertai dengan
perjanjian bahwa penjual akan membeli kembali surat-surat berharga yang
dijual tersebut pada tanggal dan dengan harga yang telah ditetapkan lebih
dahulu. g. Banker’s acceptence; instrumen pasar uang yang digunakan untuk
memberikan kredit pada eksportir atau importir untuk membayar sejumlah
barang atau untuk membeli valuta asing.

Pasar uang syari’ah akan efektif apabila:

a. cukup banyak instrumen pasar uang syari’ah yang dapat diperdagangkan.


Instrumennya di samping harus sesuai dengan prinsip syari’ah juga harus
marketable, yaitu mengandung pendapatan yang baik, risiko rendah, mudah
dicairkan, sederhana, dan fleksibel;

b. ada lembaga yang bersedia menjadi pembuat transaksi (transaction maker) yang
melakukan verifikasi atas kesempatan investasi;

c. prasarana komunikasi yang memadai;

d. informasi keuangan yang dapat dipercaya, yaitu data keuangan perusahaan yang
mengeluarkan SBPU, agar setiap peminat dapat membuat penelitian mengenai
keadaan perusahaan

D. Akrualisasi Prinsip Syari’ah


Lembaga keuangan syari’ah pada operasionalnya memiliki prinsip-prinsip berikut.
1. Keadilan, yaitu berbagi untung atas dasar penjualan real yang disesuaikan dengan
kontribusi dan risiko masing-masing pihak.
2. Kemitraan, yaitu posisi nasabah penyimpan dana, pengguna dana, dan lembaga
keuangan sejajar dengan mitra usaha yang saling sinergi dengan tujuan untuk
memperoleh keuntungan.
3. Transparansi, yaitu prinsip yang menekankan bahwa lembaga keuangan syari’ah
selalu memberikan pelaporan keuangan secara terbuka dan secara
berkesinambungan agar nasabah penyimpan dana (investor) dapat memantau dan
mengetahui kondisi perihal dananya.
4. Universal, yaitu prinsip yang tidak membeda-bedakan agama, ras, suku, dan
golongan dalam masyarakat. Hal ini disesuaikan dengan prinsip dalam agama
Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin.
Untuk membedakan antara lembaga syari’ah dan non-syari’ah dapat dilihat dari
ciri-ciri khusus lembaga syari’ah. Lembaga keuangan syari’ah memiliki ciri-ciri, yaitu
diharuskan sesuai dengan fatwa Dewan Pengawas Syari’ah saat menerima titipan dan
investasi.
Hubungan antara pengguna dana, penyimpan dana (investor), dan lembaga
keuangan syari’ah sebagai intermediary institution. Hal ini didasarkan pada kemitraan
bukan hubungan antara kreditor dan debitur. Bisnis dalam lembaga ini tidak hanya
dikhususkan atau berpusat pada profit (keuntungan), tetapi juga mengutamakan falah
oriented, yaitu kemakmuran di dunia dan kebahagiaan di akhirat.
Konsep yang dijalankan dalam transaksi lembaga keuangan syari’ah didasarkan
pada prinsip kemitraan sistem bagi hasil dan jual beli. Sewa menyewa untuk transaksi
komersial dan pinjam meminjam (qardh/kredit) bertujuan untuk merugikan transaksi
sosial.
1. Mekanisme lembaga Keuangan Syari’ah

Pada dasarnya setiap lembaga keuangan memiliki sistem dan mekanisme


khusus yang dapat membedakan satu dengan yang lainnya. Di lembaga syari’ah
ini tidak dikenal istilah “bunga”, baik saat menghimpun dana (pemasukan) dari
masyarakat maupun dalam pembiayaan/dana untuk usaha yang membutuhkan.
Hal ini karena sistem bunga dapat merugikan penghimpunan modal, baik dalam
bentuk suku bunga tinggi maupun rendah. Suku bunga tinggi dapat menghambat
suatu perusahaan dalam investasi ataupun formasi modal. Hal ini akan
menimbulkan penurunan produktivitas dan laju pertumbuhan yang rendah. Suku
bunga yang rendah dapat menimbulkan ketidakrataan kekayaan pada para
penabung. Hal ini dapat berimbas pada rasio tabungan kotor, juga merangsang
pengeluaran secara konsumtif yang dapat menimbulkan tekanan inflasioner.

2. Prinsip Ekonomi Syari’ah

Ada beberapa prinsip ekonomi syari’ah yang harus diaktualisasikan dalam


berkoperasi, di antaranya adalah sebagai berikut.

a. Hakikat dari kekayaan adalah milik dan amanah Allah SWT. yang tidak dapat
dimiliki oleh siapa pun secara mutlak.

b. Manusia diberi kebebasan bermuamalah sesuai dengan ketentuan syari’ah. Jenis


atau model usaha kreatif manusia pada prinsipnya boleh, asalkan tidak
bertentangan dengan prinsip umum syari’ah.

c. Manusia merupakan khalifah Allah dan pemakmur di muka bumi. Sebagai


khalifah Allah, manusia diberi kewenangan untuk berinovasi dan memakmurkan
kehidupan di dunia ini. Manusia dimintai pertanggungjawaban atas pengelolaan
bumi ini kelak di akhirat.

d. Menjunjung tinggi nilai keadilan yang berperikemanusiaan serta menolak setiap


bentuk ribawi dan pemusatan sumber dana ekonomi pada sebagian orang atau
sekelompok orang.

Anda mungkin juga menyukai