Anda di halaman 1dari 26

PERTEMUAN IX

MANAJEMEN KEUANGAN

1. Pengertian
Manajemen keuangan merupakan segala kegiatan ataupun aktivitas pada perusahaan yang
berhubungan dengan bagaimanakah caranya agar bisa mendapatkan pendanaan modal,
menggunakan atau mengalokasikan dana tersebut serta mengelola asset yang telah dimiliki
perusahaan guna mencapai tujuan utama pada suatu perusahaan. Menurut pendapat yang lainnya,
definisi dari manajemen keuangan dapat di artikan sebagai suatu manajemen dana baik itu yang
berhubungan dengan permasalahan pengalokasian dana dalam berbagai bentuk investasi secara
efektif maupun usaha pengumpulan dana dalam pembiayaan investasi maupun pembelanjaan
secara efisien.
Meskipun fungsi dari seorang manajer keuangan pada tiap perusahaan belum tentu sama
tetapi prinsip utama seorang manajer keuangan pasti sama yaitu merencanakan, mencari serta
memanfaatkan dengan berbagai cara guna memaksimalkan daya guna dari operasi-operasi
perusahaan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, manajemen keuangan mempunyai kepentingan
dalam bagaimana cara menciptakan serta menjaga nilai ekonomis suatu perusahaan. Alhasil,
semua pengambilan keputusan tentu harus di fokuskan kepada penciptaan kesejahteraan para
pegawainya.
Jadi pada intinya, manajemen keuangan adalah praktik yang rutin dan penting dalam
lingkungan bisnis. Ini melibatkan pengelolaan sumber daya keuangan perusahaan untuk
memastikan ada atau tidaknya pemborosan dan mengontrol setiap hal mengenai kegiatan
keuangan perusahaan yang meliputi pengadaan dana, penggunaan dana, pembayaran, proses
akuntansi, penilaian risiko dan hal-hal lain yang berkaitan dengan keuangan. Dan itu adalah
salah satu alasan itu dianggap sebagai bagian integral dari perusahaan karena, tanpa penggunaan
dana yang tepat, bisnis akan hancur, karena tidak melakukan produksi atau kegiatan. Sistem
manajemen ini harus dibentuk untuk mengikuti praktik terbaik, menggunakan alat manajemen
keuangan yang diperlukan dan juga menerapkan strategi yang tepat untuk meminimalkan biaya
dan memastikan produksi atau kegiatan bisnis berfungsi dengan lancar.
2. Pengertian Menurut Ahli
a. Bambang Riyanto
Menurut Bambang Riyanto, pengertian manajemen keuangan adalah semua aktivitas
perusahaan yang berkaitan dengan usaha untuk mendapatkan pendanaan yang diperlukan dengan
biaya minimal dan syarat-syarat yang paling menguntungkan, serta usaha untuk menggunakan
dana tersebut se-efisien mungkin.
b. J. L. Massie
Menurut J. L. Massie, pengertian manajemen keuangan adalah aktivitas operasional
bisnis yang bertanggung jawab untuk mendapatkan dan menggunakan dana yang diperlukan
untuk kegiatan operasional yang efektif dan efisien.
c. Agus Sartono
Menurut Agus Sartono, pengertian manajemen keuangan adalah semua yang
berhubungan dengan pengalokasian dana dalam bermacam bentuk investasi secara efektif
maupun usaha pengumpulan dana untuk pembiayaan investasi atau untuk pembelanjaan secara
efisien.
d. J. F. Bradley
Menurut J. F. Bradley, manajemen keuangan adalah bidang manajemen bisnis yang
ditujukan untuk mengelola penggunaan modal secara bijaksana, selektif, dan seksama dari
sumber modal untuk memungkinkan unit pengeluaran untuk bergerak ke arah mencapai
tujuannya.
e. Sonny S.
Menurut Sonny S, pengertian manajemen keuangan adalah kegiatan perusahaan yang
berhubungan dengan bagaimana cara mendapatkan dana, menggunakan dana, dan mengelola
asset sesuai dengan tujuan perusahaan secara menyeluruh.

3. Konsep Dasar
a. Keputusan Pendanaan
Keputusan pendanaan sering disebut juga sebagai kebijakan capital structure atau
struktur modal. Dalam hal ini, manajer keuangan dituntut untuk memperoleh dana yang
ekonomis yang akan dibelanjakan untuk usaha-usaha perusahaan dan investasinya. Dalam
memperoleh sumber dana, tentu saja manajer keuangan juga dituntut untuk menganalisis dan
mengkombinasikannya dari sumber-sumber dana yang ekonomis tersebut. Ada pun sumber dana
tersebut dapat diperoleh dari internal perusahaan (laba ditahan), sedangkan dana dari eksternal
dapat diperoleh dari menerbitkan saham baru, menerbitkan/menjual obligasi, dan memperoleh
pinjaman dari bank.
1) Pendanaan ekuitas (modal sendiri). Dapat diperoleh dari tabungan individu, teman dan
atau saudara, investor perorangan lain, perusahaan-perusahaan besar, perusahaan modal
ventura, dan penjualan saham.
2) Pendanaan dari utang (pinjaman). Dapat diperoleh dari teman atau saudara, investor
perorangan lainnya, para pemasok bahan baku pemberi pinjaman berbentuk asset, bank-
bank komersial, program-program yang didukung oleh pemerintah, lembaga keuangan
swadaya masyarakat, perusahaan-perusahaan besar dan perusahaan modal ventura.
Kebijakan pendanaan adalah merupakan satu kebijakan yang sangat penting bagi
perusahaan, karena menyangkut perolehan sumber dana untuk kegiatan operasi perusahaan.
Kebijakan ini akan berpengaruh terhadap struktur modal dan faktor leverage perusahaan,
baik leverage operasi maupun leverage keuangan.
Pada waktu menilai usul proyek, pertimbangan mengenai dari mana dana yang akan
digunakan untuk membiayai investasi belum masuk dalam pembahasan sama sekali. Oleh karena
itu, melalui keputusan pendanaan ini akan dibahas sumber dana yang akan digunakan untuk
membiayai suatu investasi yang sudah dianggap layak. Masalah penarikan dana (raising of
funds) ini dianggap menarik karena setiap dana yang akan digunakan pasti mempunyai biaya
yang disebut sebagai biaya dana (cost of funds). Jika menggunakan dana yang berasal dari utang,
jelas dana itu mempunyai biaya, minimal sebesar tingkat bunga, tetapi jika menggunakan modal
sndiri (equity capital), maka masih harus mempertimbangkan opportunity cost bagi modal
sendiri yang dimaksud.
Biaya atau dana itu biasanya bervariasi antara dana yang satu dengan dan yang lainnya,
ada yang mahal dan ada pula yang murah. Oleh karena itu, masalah pemilihan jenis dana yang
akan digunakan memerlukan pertimbangan yang cukup matang. Artinya, penentuan jenis dana
yang akan digunakan mempunyai dampak langsung terhadap pencapaian tujuan perusahaan.
Memang diakui bahwa masih ada teori yang mengatakan bahwa keputusan pendanaan tidak akan
mempengaruhi nilai perusahaan, tetapi suatu teori hanya akan berlaku apabila asumsi-asumsinya
dapat dipenuhi.
Investasi dalam aktiva (real asset) biasanya membutuhkan pendanaan jangka panjang.
Terdapat tiga sumber dana yang bersifat jangka panjang, yakni (1) penerbitan saham baru, (2)
penerbitan obligasi, dan (3) laba ditahan. Pendanaan yang bersumber pada penerbitan saham dan
obligasi baru sering disebut sebagai pendanaan ekstern (external financing), sedangkan yang
bersumber pada laba ditahan disebut sebagai pendanaan intern (internal financing). Keputusan
pendanaan akan menyangkut penentuan kombinasi yang optimal dari penggunaan berbagai
sumber dana yang pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua.
a. Yang berhubungan dengan pendanaan ekstern karena akan mengarah pada pengambilan
keputusan mengenai struktur modal, yakni akan menentukan proporsi antara utang jangka
panjang dan modal sendiri. Hal ini akan tampak pada debt to equity ratio perusahaan
tersebut.
b. Yang berhubungan dengan pendanaan intern, aplikasinya adalah menentukan kebijakan
dividen yang digambarkan melalui devidend payout ratio.
Keputusan pendanaan akan menyangkut penentuan secara optimal mengenai (a) struktur
modal dan (b) kebijakan deviden. Penentuan keputusan yang optimal mengenai struktur modal
dan kebijakan dividen ini berhubungan dengan upaya pencapaian tujuan perusahaan. Dalam teori
keuangan tradisional dinyatakan bahwa tujuan perusahaan adalah memaksimumkan
keakmuran/kekayaan para pemegang saham/pemilik. Dengan keputusan pendanaan yang optimal
secara teoritis akan dapat mengarah pada peningkatan kemakmuran/kekayaan para pemegang
saham.
Manajemen keuangan memperhitungkan berapa banyak dana yang diperlukan oleh
perusahaan agar bisa terus berjalan serta melakukan alokasi dari pendanaan tersebut untuk
kegiatan ataupun aktivitas yang tepat.
b. Keputusan Investasi
Keputusan investasi berkaitan dengan manajer harus mengalokasin dana ke dalam
bentuk-bentuk investasi yang akan menguntungkan di masa yang akan datang. Adapun
keuntungan dari investasinya belum dapat dipastikan. Investasi ini juga mengandung resiko.
Resiko dan ketidakpastian akan mempengaruhi nilai perusahaan. Dalam hal keputusan investasi,
terdapat beberapa metode penilaian investasi, yaitu metode average rate of return (ARR), net
present value (NPV), internal rate of return (IRR), dan profitability index (PI).
Penggunaan dana tersebut di atas mesti dibuat dalam laporan perubahan yang disusun
atas dasar dua neraca untuk dua waktu. Laporan tersebut menggambarkan perubahan dari
masing-masing elemen tersebut yang mencerminkan adanya sumber atau penggunaan dana. Pada
umumnya rasio keuangan yang dihitung bisa dikelompokkan menjadi enam jenis yaitu:
1) Rasio Leverage, rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa banyak dana yang
disupply oleh pemilik perusahaan.
2) Rasio Likuiditas, rasio ini untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban finansial jangka pendek.
3) Rasio Penilaian, rasio ini merupakan ukuran prestasi perusahaan yang paling lengkap.
4) Rasio Aktivitas, rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas manajemen dalam
menggunakan sumber dayanya.
5) Rasio Pertumbuhan, rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa baik perusahaan
mempertahankan posisi ekonominya.
6) Rasio Profitabilitas, rasio ini digunakan untuk mengukur efektifitas manajemen yang
dilihat dari laba yang dihasilkan terhadap penjualan dan investasi perusahaan.
Tentu saja manajemen keuangan mengambil keputusan untuk penggunaan dana ini harus
sesuai dengan tujuan dari perusahaan. Keputusan yang diambil telah disetujui oleh direksi
ataupun pemimpin perusahaan agar penggunaan dana berada di kebutuhan yang tepat.
c. Pengelolaan Aset
Pengelolaan aset adalah kegiatan yang dilakukan setelah dana telah didapat dan telah
diinvestasikan atau dialokasikan kedalam bentuk aset (atkiva), dana harus dikelola secara efektif
dan efisien. Aset atau aktiva adalah kekayaan perusahaan yang sangat penting dan fundamental
yang harus dimiliki. Pengelolaan aset menjadi sangat penting bagi jalannya operasional
perusahaan. Perusahaan yang bergerak dibidang perdagangan memiliki cara yang berbeda
dengan perusahaan yang bergerak dibidang jasa ataupun industri dalam mengelola aktivanya.
Perusahaan yang bergerak dibidang usaha dagang kecenderungan memiliki aktiva lancar yang
lebih besar daripada aktiva tetapnya. Sedangkan perusahaan yang bergerak dibidang jasa
mempunyai kecenderungan untuk memikirkan aktiva lancar yang lebih kecil daripada aktiva
tetapnya. Manajer keuangan diperusahaan yang bergerak dibidang industri cenderung untuk
menyeimbangkan nilai antara aktiva lancar dan aktiva tetap yang dimiliki.
4. Fungsi
a. Perencanaan
Fungsi awal dalam mengelola keuangan adalah merencanakan bagaimana penggunaan
dana yang tersedia secara efisien, dan selaras dengan tujuan perusahaaan. Dalam melakukan
perencanaan, seorang manajer keuangan akan melakukan upaya-upaya sebagi berikut
1) Mendefinisi tujuan pendanaan secara akurat
2) Melakukan identifikasi dan penghitungan terhadap sumber daya yang tersedia dan
potensi sumber daya lainnya
3) Memberikan laporan tertulis terhadap rencana keuangan yang akan dijalankan.
b. Penganggaran
Kedua adalah mengalokasi dana yang tersedia kepada masing sektor atau divisi yang ada
selama periode operasional berlangsung. Tujuan dilakukannya penganggaran oleh manajer
keuangan adalah:
1) Menjaga agara dana yang ada digunakan secara eifisien dan mengurangi pemborosan
2) Mengidentifikasi sektor mana saja yang membutuhkan dana paling banyak atau sektor
mana yang meggunakan dana melebihi limit yang telah ditetapkan
3) Memastikan tingkat likuiditas perusahaan dalam pembiayaan operasi tanpa
mengandalkan sumber dana dari luar
4) Menemukan sektor dimana perusahaan dapat meningkatkan pendapatanya secara
lebih efisien.
Jika tujuan yang telah disebutkan di atas telah tercapai, maka proses penganggaran sudah
bisa dikatakan maksimal.
c. Pengawasan
Hal ketiga adalah seorang manajer bisa mengontorol resiko yang mungkin dihadapi oleh
perusahaan. Dengan resiko yang terkontrol seorang manajer keuangan dapat melakukan hal-hal
sebagai berikut:
1) Menganalisa, mengidentifikasi, dan mengurangi ketidak pastian yang mungkin timbul
dalam membuat keputusan keuangan.
2) Mengevaluasi potensi dari paparan keuagan yang ada dan kebijakan yang telah
diterapkan, demi meningkatkan efisiensi penggunaan sumber dana perusahaan.
3) Mengimplementasikan Value-at-risk strategi, sesuai dengan analisa data keugan yang
ada.
Apabila seorang manajer sudah melakukan apa yang disebutkan di atas, maka sudah bsia
dikatakan terkontrol dan terawasi keuaangannya.
d. Pemeriksaan
Fungsi selanjutnya dari manajemen keuangan adalah dengan menetapkan prosedur yang
sudah ada. Dengan menggunakan prosedur yang sudah ada seorang manajer keuangan dapat
melakukan:
1) Mengoleksi dan mengolah data keuangan yang ada
2) Membuat keputusan yang konsisten
3) Mengikuti dan menganalisa budget yang digunakan dengan hasil yang ada
4) Mengidentifikasi masalah yang timbul dan melakukan perbaikan yang sesuai.
e. Pelaporan
Manajemen keuangan berkewajiban untuk menyusun laporan mengenai kondisi keuangan
beserta analisis rasio keuangannya. Laporan keuangan ini nanti juga bisa dijadikan sebagai bahan
evaluasi. Ingin mengetahui berapa laba atau rugi yang dihasilkan oleh perusahaan ? Berapa
kenaikan aset perusahaan ? Berapa jumlah pertambahan utang perusahaan ? Berapa kenaikan
omzet penjualan perusahaan ? Dan berapa-berapa lainnya bisa dijawab dengan pasti oleh fungsi
pelaporan keuangan melalui laporan keuangan yang disusun. Laporan keuangan ini nantinya
akan menjadi dasar pengambilan keputusan oleh manajemen. Sebagai bahan evaluasi, serta
sebagai proyeksi trend perusahaan kedepan.

5. Lingkungan
Lingkungan keuangan merupakan factor-faktor eksternal keuangan yang mempengaruhi
keputusan-keputusan keuangan yang akan diambil. Lingkungan keuangan sendiri terdiri dari
system keuangan tempat perusahaan beroperasi. Dalam lingkungan keuangan dikenal ada
lembaga keuangan yang dapat dikatakan sebagai lembaga intermediasi.
a. Pasar Keuangan
Secara umum pasar keuangan menunjukkan pertemuan antara demand dan supply pada
suatu produk. Pertemuan itu menunjukkan tingkat penawaran dan permintaan atas aktiva
financial yang kemudian diartikan sebagai sekuritas. Pasar keuangan adalah tempat transaksi
keuangan yang menimbulkan harta keuangan dan kewajiban keuangan (financial intermediary).
Pasar keuangan dalam memfasilitasi aliran dana tersebut, banyak pihak yang terlibat,
khususnya lembaga perantara (lembaga perantara keuangan), lembaga keuangan dan lembaga
lain yang terkait keberlangsungannya transaksi keuangan. Dalam pasar keuangan tersebut, aliran
dana diperlancar dengan munculnya instrument keuangan (sekuritas atau surat berharga).
Instrumen keuangan pada dasarnya merupakan surat perjanjian yang melibatkan pihak surplus
dengan defisit dana, dalam kaitannya dengan aliran dana. Dalam penerbitan surat berharga dapat
dikatakan berhasil ketika ada pihak yang bersedia membelinya. Oleh karena adanya pasar
keuangan tersebut bertujuan untuk mengalokasikan tabungan-tabungan secara efesien kepada
pemakai tabungan di dalam suatu perekonomian.
Pasar keuangan yang efektif merupakan suatu factor mutlak untuk menjamin
pembentukan modal yang memadai dan pertumbuhan ekonomi dalam suatu perekonomian.
Secara umum ada tiga konsep yang terlibat dalam pasar keuangan:
1) Pasar keuangan itu sendiri,
2) Perantara (lembaga) keuangan, dan
3) Instrumen keuangan.

b. Lembaga-lembaga Keuangan
Pasar keuangan merupakan kumpulan dari lembaga-lembaga keuangan yang membentuk
suatu system transaksi keuangan. Karenanya keberdaaan lembaga-lembaga keuangan
dimaksudkan agar proses alokasi dana kepada pihak-pihak yang memerlukan untuk kegiatan
investasi bisa lebih efesien dan efektif. Diantara lembaga keuangan itu sebagai berikut:
1) Bank
Merupakan perantara keuangan yang ditandai dengan aktivitas menerbitkan deposito dan
tabungan sebagai sumber dana utama mereka, kemudian memberikan pinjaman (loan).
Pendapatan bank terutama diperoleh dari selisih (spread) antara tingkat bunga yang dibebankan
kepada debitur (peminjam) dengan tingkat bunga yang dibayarkan kepada penabung (deposan).
Di samping pendapatan dari selisih bunga tersebut (interest based income), bank
memperoleh pendapatan dari sumber lain, yaitu dari jasa-jasa yang dilakukan oleh perbankan,
Sebagai contoh, bank memperoleh fee untuk jasa pengiriman uang dengan kawat (wire transfer)
atau pembukaan fasilitas L/C (letter of credit). Pendapatan tersebut disebut sebagai pendapatan
fee (fee based income). Sumber dana perbankan bisa berasal dari dana yang diserahkan oleh
masyarakat, dalam bentuk giro, deposito, dan tabungan. Dana tersebut biasanya merupakan
tulang punggung dana lembaga keuangan bank, khususnya bank kecil atau konvensional.
Penjelasan mengenai dana yang terdapat di dalam bank adalah sebagai berikut:
a) Giro merupakan simpanan pihak ketiga kepada bank yang penarikannya dapat
dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, surat perintah pembayaran lainnya
atau dengan cara pemindahbukuan.
b) Deposito merupakan simpanan dari pihak ketiga yang penarikannya hanya bisa
dilakukan dalam jangka waktu tertentu menurut perjanjian antara pihak ketiga
dengan pihak bank.
c) Tabungan merupakan simpanan dari pihak ketiga kepada bank yang penarikannya
dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu.
Bank bisa memperoleh dana dari pasar keuangan melalui pinjaman antar bank. Beberapa
bank barangkali mengalami kelebihan likuiditas, sedangkan beberapa bank lainnya mengalami
kesulitas. Dana tersebut biasanya disebut deposit on call, yang merupakan pinjaman antar bank
yang bisa diambil setiap waktu tanpa pemberitahuan. Bank juga bisa memperoleh pinjaman
jangka pendek dari Bank Indonesia (sebagai bank sentral).
2) Asuransi
Perusahaan asuransi merupakan perusahaan yang berfokus pada penangguhan resiko atas
suatu peristiwa. Perusahaan asuransi mempunyai cirri menarik premi dari nasabahnya. Premi
tersebut merupakan kompensasi atas perlindungan terhadap resiko yang mereka berikan kepada
nasabahnya. Premi asuransi yang dikumpulkan tersebut merupakan sumber dana utama
perusahaan asuransi. Sumber dana tersebut bisa mencapai sekitar 70% dari sumber total dana
asuransi. Dana yang dikumpulkan oleh perusahaan asuransi tersebut kemudian diinvestasikan ke
asset yang menghasilkan return, misalnya untuk investasi di pasar uang ataupun membeli surat
berharga. Ada beberapa jenis asuransi seperti asuransi jiwa, asuransi kecelakaan, dll.
3) Perusahaan Sekuritas
Perusahaan sekuritas ditandai dengan cirri membantu perolehan dana melalui penerbitan
sekuritas seperti saham atau obligasi untuk perusahaan atau pemerintah. Jasa tersebut meiputi
underwrite (penjaminan) sekuritas, pendistribusian sekuritas, dan konsultasi keuangan.
4) Broker dan Dealer Sekuritas.
Broker hanya memfasilitasi pertemuan dua pihak (missal pembeli dengan penjual
sekuritas). Pendapatan broker diperoleh dari komisi. Dealer memperjualbelikan sekuritas.
Mereka disebut juga sebagai market maker (menciptakan pasar, atau menciptakan likuiditas).
Pendapatan mereka peroleh dari selisih antara harga jual dengan harga beli yang sering juga
disebut spread.
5) Perusahaan Investasi (Reksadana)
Perusahaan investasi pada dasarnya adalah lembaga keuangan yang mengumpulkan dana
dari masyarakat dengan menjual saham dan kemudian menginvestasikan dana tersebut pada
instrument keuangan seperti saham dan obligasi.

c. Pasar Saham
Pasar saham juga dapat disebut sebagai pasar Modal. Pasar modal merupakan kegiatan
yang berkaitan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang
berkaitan dengan efek yang diterbitkan, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.
Pasar modal mencakup mencakup beberap hal antara lain sebagai berikut :
1) Pasar Modal Versus Pasar Uang
Pasar modal adalah pasar keuangan dimana diperdagangkan instrument keuangan jangka
panjang, seperti obligasi. Sedangkan pasar uang adalah pasar keuangan di mana diperdagangkan
instrument keuangan jangka pendek, seperti commercial paper (CP).
2) Pasar Spot dan Pasar Forward
Pasar spot adalah pasar di mana penyelesaian (settlement) terjadi saat ini, artinya
transaksi dilakukan seketika tanpa proses menunggu waktu tertentu, misalnya kita akan membeli
mata uang asing, seketika itu kita membayar dan mendapatkan uang asing itu. Sedangkan yang
dimaksud dengan pasa forward adalah pasa di mana penyelesaian (settlement) terjadi beberapa
saat mendatang, sedangkan kontrak ditetapkan saat ini.
3) Pasar Perdana dan Pasar Sekunder
Pasar Perdana, yaitu pasar dimana untuk pertama kalinya efek baru dijual kepada
investor oleh perusahaan yang mengeluarkan efek tersebut. Sedangkan Pasar Sekunder, yaitu
pasar dimana perdagangan efek antar investor dilakukan melalui Bursa Efek sehingga tercipta
likuiditas efek tersebut.
4) Saham (Stock)
Saham adalah penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan
atau perseroan terbatas. Diantara jenis saham adalah sebagai berikut:
a) Saham Biasa (Common Stock), Merupakan saham yang menempatkan pemiliknya paling
akhir terhadap claim.
b) Saham Preferen (Preferred Stock), Merupakan saham yang memiliki karakteristik
gabungan antara saham biasa dan obligasi.

6. Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi finansial suatu perusahaan
dalam periode tertentu. Informasi mengenai kondisi finansial tersebut nantinya dapat digunakan
oleh pihak-pihak yang berkepentingan seperti pihak manajemen, pemberi pinjaman, investor,
hingga pemegang saham untuk menilai kinerja perusahaan dan menentukan langkah apa yang
harus diambil setelahnya. Terdapat beberapa jenis laporan keuangan yang perlu kita pahami pada
bisnis, antara lain :
a. Neraca
Dalam ilmu akuntansi, neraca disebut dengan istilah balance sheet. Laporan neraca
berfungsi untuk menunjukkan kondisi, informasi, dan posisi keuangan bisnis Anda pada tanggal
yang ditentukan. Dengan menyusun laporan neraca, Anda bisa mengetahui data tentang jumlah
aktiva berupa harta atau aset, kewajiban berupa utang, dan ekuitas atau modal perusahaan.
Neraca terdiri dari tiga unsur, yaitu aset, liabilitas, dan ekuitas. Apabila ketiganya dihubungkan
dengan persamaan akuntansi, makan akan terbentuk rumus seperti berikut:
Aset = liabilitas + ekuitas.
Contoh Laporan Neraca :
b. Laporan Laba Rugi
Sesuai dengan namanya, laporan laba rugi berfungsi untuk membantu Anda mengetahui
apakah bisnis berada dalam posisi laba atau rugi. Laporan laba rugi biasa juga disebut sebagai
income statement atau profit and loss statement.
Umumnya, ada dua cara yang digunakan untuk menyusun laporan laba rugi, yaitu single
step (cara langsung) dan multiple step (cara bertahap). Metode single step relatif lebih mudah
dibandingkan multiple step. Anda hanya perlu menjumlahkan seluruh pendapatan dari atas
sampai bawah menjadi satu kelompok, kemudian menguranginya dengan total beban atau biaya
dalam periode yang berlaku. Sedangkan pada metode multiple step, pendapatan dipisah menjadi
dua kategori, yaitu pendapatan operasional (yang berasal dari kegiatan pokok) perusahaan dan
pendapatan non operasional (yang berasal dari luar kegiatan pokok) perusahaan. Pembagian
kategori tersebut juga berlaku pada beban atau biaya.
Ada beberapa aspek penting yang harus ditulis dalam laporan laba rugi, diantaranya
adalah pendapatan, laba rugi usaha, beban pinjaman, beban pajak, laba atau rugi perusahaan, pos
lubar biasa, dan hak minoritas. Laba rugi perusahaan ini mencakup laba atau rugi dari aktivitas
normal perusahaan, laba rugi usaha untuk periode berjalan dan juga laba rugi perusahaan afiliasi
dan asosiasi berdasarkan metode ekuitas.
Contoh Laporan Laba Rugi

c. Arus Kas
Disebut juga dengan laporan cash flow, laporan arus kas digunakan perusahaan untuk
menunjukkan aliran masuk dan keluar kas perusahaan pada periode tertentu. Lebih dari itu,
laporan arus kas juga dapat berfungsi sebagai indikator jumlah arus kas di masa mendatang
berdasarkan data arus kas terkini. Laporan jenis ini jugalah yang menjadi alat
pertanggungjawaban arus kas masuk dan arus kas keluar selama periode pelaporan.
Anda bisa melihat laporan arus kas masuk dari beberapa sumber. Contohnya seperti hasil
dari kegiatan operasional dan kas yang diperoleh dari pendanaan atau pinjaman. Sementara itu,
arus kas keluar bisa dilihat dari seberapa banyak jumlah beban biaya yang dikeluarkan
perusahaan, baik untuk kegiatan operasional maupun investasi.
Contoh Laporan Arus Kas
d. Perubahan Modal
Laporan keuangan jenis ini menyediakan informasi tentang jumlah modal yang dimiliki
bisnis Anda selama periode tertentu. Melalui laporan perubahan modal, Anda bisa mendapatkan
data mengenai seberapa besar perubahan modal yang telah terjadi, lengkap dengan penyebab
perubahannya. Idealnya, untuk menyusun laporan perubahan modal, Anda membutuhkan
beberapa data khusus, seperti modal pada awal periode, pengambilan dana pribadi oleh pemilik
untuk tahun yang bersangkutan, dan jumlah laba bersih atau rugi bersih pada periode terkait.
Dengan kata lain, Anda harus menyusun laporan laba rugi terlebih dulu sebelum membuat
laporan perubahan modal.
Contoh Laporan Perubahan Modal

e. Laporan Keuangan
Laporan atas laporan keuangan adalah laporan yang pembuatannya berkaitan
dengan laporan yang disajikan. Tujuan pembuatannya adalah untuk memberikan penjelasan yang
lebih rinci mengenai hal-hal yang tertera di laporan-laporan jenis lainnya. Tak ketinggalan untuk
menyediakan sebab atau alasan terkait data keuangan yang disajikan. Penyusunan laporan atas
laporan keuangan akan memudahkan Anda dalam memahami laporan keuangan lainnya secara
lebih mudah dan efisien.
7. Likuiditas
Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban atau membayar utang jangka pendeknya. Rasio inilah yang dapat
digunakan untuk mengukur seberapa llikuidnya suatu perusahaan. Jika perusahaan mampu
memenuhi kewajibannya berarti perusahaan tersebut likuid, sedangkan jika perusahaan tidak
mampu memenuhi kewajibannya berarti perusahaan tersebut ilikuid. Cara mengukur perusahaan
itu likuid atau tidak, yaitu membandingkan komponen yang ada pada neraca, yaitu total aktiva
lancar dengan total pasiva lancar (utang jangka pendek). Pengukuran ini dapat dilakukan untuk
beberapa periode sehingga terlihat perkembangan likuiditas perusahaan dari waktu ke waktu.
Dengan mengetahui rasio likuiditas yang dimiliki perusahaan, Anda bisa mendapatkan
beberapa manfaat seperti:
 Mengantisipasi dana yang diperlukaan saat ada kebutuhan mendesak.
 Memudahkan nasabah (bagi lembaga keuangan atau Bank) yang ingin melakukan
penarikan dana.
 Poin penentu bagi suatu perusahaan untuk mendapatkan persetujuan investasi atau bisnis
lain yang menguntungkan.

Jenis-Jenis Rasio Likuiditas


a. Rasio Lancar (Current Ratio)
Dalam rasio ini akan diketahui sejauh mana aktiva lancar perusahaan dapat digunakan
untuk menutupi kewajiban jangka pendek atau utang lancarnya. Semakin besar perbandingan
aktiva lancar dengan utang lancar maka artinya semakin tinggi pula kemampuan perusahaan
dalam menutupi kewajiban utang lancarnya. Tingginya Rasio lancar dapat menunjukkan adanya
uang kas berlebih yang bisa berarti dua hal yaitu besarnya keuntungan yang telah diperoleh atau
akibat tidak digunakannya keuangan perusahaan secara efektif untuk berinvestasi.
Current ratio merupakan cara penghitungan rasio likuiditas yang paling sederhana
dibanding cara lainnya. Penghitungan ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva perusahaan yang likuid
pada saat ini atau aktiva lancar (current asset). Jenis aktiva ini adalah aktiva yang dapat
ditukarkan dengan kas dalam jangka waktu satu tahun. Rumus perhitungan current ratio adalah
sebagai berikut:
Aktiva lancar (current assets) : hutang Lancar (current liabilities)
Contohnya suatu perusahaan memiliki aktiva lancar sebesar Rp10.000.000 dan kewajiban
lancar sebesar Rp5.000.000, Jadi current ratio perusahaan adalah
10.000.000 : 5.000.000 = 2,0
Jika angka rasio lancar suatu perusahaan lebih dari 1,0 kali, maka perusahaan tersebut
punya kemampuan yang baik dalam melunasi kewajibannya. Karena perbandingan aktivanya
lebih besar dibanding kewajiban yang dimiliki. Namun jika ratio lancar yang dimiliki perusahaan
nilainya di bawah 1,0 kali, maka kemampuannya dalam melunasi utang masih dipertanyakan.
Selain itu, jika rasio lancar suatu perusahaan nilainya lebih dari 3,0 bukan berarti perusahaan
tersebut dalam keadaan keuangan yang baik. Bisa jadi perusahaan tersebut tidak mengalokasikan
aktiva lancarnya secara optimal, tidak memanfaatkan aktiva lancarnya secara efisien, dan tidak
mengelola modalnya dengan baik.

b. Rasio Cepat (Quick Ratio)


Rasio ini akan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka
pendek dengan menggunakan aktiva lancar atau tanpa memperhitungkan persediaan karena
persediaan akan membutuhkan waktu yang lama untuk diuangkan dibanding dengan aset
lainnya. Quick Ratio ini terdiri dari piutang dan surat-surat berharga. Jadi semakin besar rasio,
semakin baik juga posisi keuangan perusahaan. Jika hasilnya mencapai 1:1 atau 100%, maka ini
akan berakibat baik jika terjadi likuidasi karena perusahaan akan mudah untuk membayar
kewajibannya.
Quick ratio merupakan penjelasan lebih lanjut dari current ratio. Penghitungan quick
ratio hanya menggunakan aktiva lancar yang paling likuid untuk dibandingkan dengan
kewajiban lancar. Inventaris tidak termasuk ke dalam perhitungan quick ratio karena sulit untuk
ditukar dengan kas, sehingga quick ratio jauh lebih ketat dari current ratio. Cara penghitungan
quick ratio yaitu:
Quick ratio = (aktiva lancar – persediaan) : utang lancar
Misalnya perusahaan Maju Jaya memiliki aktiva lancar senilai Rp20.000.000, inventaris
Rp2.000.000, dan kewajiban lancar Rp6.000.000. Maka rasio cepatnya adalah
(Rp.20.000.000 – Rp.2.000.000) : Rp.6.000.000.000 = 3,0
Hasil penghitungan quick ratio jika lebih dari 1,0 maka menunjukkan kemampuan
perusahaan yang baik dalam memenuhi kewajibannya. Namun, jika nilainya di atas 3,0 kali
maka bukan berarti keadaan likuiditas perusahaan sedang baik. Boleh jadi kas perusahaan
jumlahnya besar karena tidak dialokasikan kemana pun sehingga tidak produktif. Sebab lain
adalah karena tingginya piutang perusahaan tersebut. Quick ratio dapat dijadikan acuan yang
lebih baik karena berfokus pada aktiva lancar yang mudah diubah menjadi kas.

c. Rasio Kas (Cash Ratio)


Rasio ini digunakan untuk mengukur besarnya uang kas yang tersedia untuk melunasi
kewajiban jangka pendek yang ditunjukan dari tersedianya dana kas atau setara kas, contohnya
rekening giro. Jika hasil rasio menunjukkan 1:1 atau 100% atau semakin besar perbandingan kas
dengan utang maka akan semakin baik.
Cash ratio adalah cara penghitungan likuiditas yang melibatkan kas perusahaan.
Manfaatnya mirip dengan current ratio dan quick ratio yaitu untuk mengetahui kemampuan
perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya dengan menjadikan kas sebagai acuan.
Berikut adalah cara penghitungannya:
Cash ratio = (kas + surat berharga) : utang lancar
Misalnya suatu perusahaan memiliki kas senilai Rp5.000.000, surat berharga senilai
Rp3.000.000 dan kewajiban lancar sebesar Rp5.000.000. Maka kas rasionya adalah
(5.000.000 + 3.000.000) : 5.000.000.000 = 1,6
Rasio kas jarang digunakan perusahaan karena kurang realistis dan sukar dipertahankan
nilainya. Jumlah kas berlebih yang ada pada perusahaan yang mampu menutupi kewajiban lancar
sering dianggap sebagai kas tidak produktif yang tidak dimanfaatkan dengan baik.

d. Rasio Perputaran Kas (Cash Turnover Ratio)


Rasio ini akan menunjukkan nilai relatif antara nilai penjualan bersih terhadap kerja
bersih. Modal kerja bersih merupakan seluruh komponen aktiva lancar dikurangi total utang
lancar. Rasio ini dihitung dengan cara membagi nilai penjualan bersih dengan modal kerja. Rasio
ini menunjukkan seberapa besar penjualan untuk modal kerja yang dimiliki perusahaan. Adapun
rumusnya adalah :
Rasio perputaran kas = penjualan bersih : modal kerja bersih
8. Rentabilitas
Perusahaan yang memiliki tujuan untuk mendapatkan laba besar pasti akan selalu
meningkatkan target laba setiap tahunnya. Namun, laba yang besar belum bisa menjadi patokan
bahwa perusahaan telah efisien dalam bekerja. Untuk bisa mengetahui efisien atau tidaknya
suatu perusahaan bisa dilakukan dengan membandingkan antara laba yang didapatkan dengan
modal yang telah dikeluarkan untuk bisa menghasilkan laba atau dengan cara menghitung rasio
rentabilitasnya. Rentabilitas adalah perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang
menghasilkan laba tersebut.
Rasio rentabilitas adalah rasio yang sering digunakan untuk mengukur kemampuan dari
suatu perusahaan dalam menghasilkan laba dalam waktu periode tertentu. Rumus umum yang
sering digunakan adalah L/M, di mana L adalah laba yang dihasilkan dan M adalah modal yang
dikeluarkan untuk menghasilkan laba. Rasio rentabilitas ini sangat berkaitan erat dengan
kelangsungan hidup suatu perusahaan. Jika nilai rasionya bagus berarti perusahaan dalam
keadaan sehat keuangannya.
Selain itu, rentabilitas dapat juga digunakan untuk mengukur pada saat pengambilan
suatu keputusan tentang masalah pemenuhan kebutuhan keuangan perusahaan, apakah akan
menggunakan bantuan modal asing secara kredit atau dengan menggunakan modal sendiri.
Rentablitas dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu :
1) Rentabilitas Ekonomi
Rentabilitas ekonomi adalah kemampuan perusahaan untuk bisa menghasilkan laba yang
berasal dari modal asing maupun modal pribadi.
2) Rentabilitas Modal Sendiri
Rentabilitas modal sendiri adalah kemampuan perusahaan untuk bisa menghasilkan laba
yang berasal dari modal keuangan milik pribadi.

Cara Menghitung Rentabilitas


Ada lima ukuran rasio rentabilitas yang sering dipakai saat ini, berikut pembahasan
beserta rumus cara perhitungan rasio rentabilitas:
a. Profit Margin
Profit margin adalah cara menghitung kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
atau profit dalam tingkat penjualan tertentu. Laporan profit margin ini bisa Anda ketahui melalui
laporan common size pada laporan laba-rugi di bagian baris paling akhir. Untuk rumus
perhitungan profit margin bisa dilakukan dengan rumus sebagai berikut.
Gross profit margin = (total penjualan – harga pokok penjualan) : total penjualan.
b. Gross Profit Margin
Yang kedua adalah gross profit margin atau bisa disebut margin laba kotor, yaitu
perbandingan pendapatan laba kotor yang diperoleh perusahaan dalam periode tertentu
dibandingkan dengan besarnya tingkat penjualan pada satu periode yang sama. Rasio ini bisa
mengetahui seberapa besar laba kotor yang diperoleh suatu perusahaan sebelum dikurangi
beberapa biaya operasional dan produksi. Semakin besar suatu perusahaan bisa mengontrol
rasionya, maka semakin besar pula laba yang akan didapatkan oleh perusahaan. Untuk rumus
perhitungannya sebagai berikut.
Gross Profit Margin = Laba kotor / pendapatan penjualan.
Sebelum menghitung gross profit margin disarankan untuk menghitung jumlah laba kotor
terlebih dahulu. Setelah mendapat harga kotor atau gross profit, maka Anda bisa melanjutkan
menghitung Gross profit margin.
c. Net Profit Margin
Net profit margin atau laba bersih adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa
besar laba bersih yang diperoleh suatu perusahaan setelah dikurangi berbagai macam hal.
Semakin tinggi rasio net profit marginnya, maka semakin besar pula laba bersih yang dihasilkan.
Untuk bisa mendapatkan net profit yang tinggi, maka dari segi penjualan juga harus
ditingkatkan. Rumus perhitungan rasionya seperti berikut ini.
Net profit margin = Laba bersih setelah pajak / penjualan bersih.
Menurut para investor, net profit margin digunakan untuk mengukur seberapa efisian
manajemen mengelola sebuah perusahaan. Net profit margin juga digunakan oleh para investor
untuk memperkirakan profitabilitas di masa depan.
d. Return on Investment (ROI)
Return on investment atau biasa disebut ROI adalah kemampuan suatu perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan yang sebesar-besarnya guna untuk menutup biaya yang dikeluarkan
saat investasi. Laba yang digunakan untuk menutup biaya investasi ini adalah laba bersih setelah
dikenakan pajak atau (EAT). Untuk rumus cara perhitungan ROI sebagai berikut.
ROI = (total penjualan – investasi) / investasi x 100%
e. Return on Assets (ROA)
Yang terakhir adalah return on assets atau biasa disebut rentabilitas ekonomis, yaitu
kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba dengan mengandalkan semua aktiva
yang dimiliki oleh perusahaan. Laba yang digunakan untuk menutup aset ini adalah laba sebelum
terkena bunga bank dan pajak atau disebut (EBIT). Untuk rumus perhitungannya seperti berikut
ini.
ROA = Laba setelah pajak / total asset.

9. Solvabilitas
Sebuah perusahaan yang sehat adalah perusahaan yang mampu mengukur berbagai faktor
penting yang menjadi pondasi dari bisnis perusahaan, tersebut, mulai dari profitabilitas
perusahaan hingga tingkat kesejahteraan karyawan. Semua ukuran tersebut menentukan apakah
perkembangan bisnis perusahaan tersebut berada di jalur yang benar atau tidak.
Banyak orang yang beranggapan bahwa ciri utama dari sebuah perusahaan yang sehat
adalah besarnya keuntungan bisnis yang didapatkan oleh perusahaan tersebut. Padahal, ada satu
faktor lain yang tidak kalah pentingnya dari profitabilitas perusahaan, yaitu kemampuan
perusahaan dalam mengelola aset mereka sekaligus membayar setiap utang perusahaan. Utang
dan profit dari perusahaan harus berada di posisi tawar sehingga bisnis perusahaan dapat
terjamin kelangsungannya.
Untuk manajemen utang, praktik akuntansi di perusahaan mengenal istilah
solvabilitas. Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua kewajibannya.
Solvabilitas juga berarti menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melunasi seluruh utang
yang ada dengan menggunakan seluruh aset yang dimilikinya.
Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas disebut juga Ratio leverage yaitu mengukur perbandingan dana yang
disediakan oleh pemiliknya dengan dana yang dipinjam dari kreditur perusahaan tersebut. Rasio
ini dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh utang.
Rasio ini menunjukkan indikasi tingkat keamanan dari para pemberi pinjaman (Bank).
a. Rasio Utang Terhadap Aktiva (Total Debt to Asset Ratio)
Rasio ini mengukur seberapa banyak aktiva perusahaan yang dibiayai oleh utang atau
seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva, atau mengukur
persentase berapa besar dana yang berasal dari utang. Utang di sini adalah utang perusahaan,
baik utang jangka panjang maupun jangka pendek. Rumus yang digunakan untuk menghitung
rasio ini adalah: Rasio ini menggambarkan seberapa jauh utang dapat ditutupi oleh aktiva.
Semakin rendah debit rasio, maka tingkat keamanan dananya menjadi semakin baik.
b. Rasio Utang Terhadap Ekuitas (Total Debt to Equity Ratio)
Rasio ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara utang jangka panjang dengan
jumlah modal sendiri yang telah diberikan oleh pemilik perusahaan, dengan maksud untuk
mengetahui berapa jumlah dana yang disediakan kreditor dengan pemilik perusahaan. Jika
semakin tinggi rasio, maka semakin kecil modal sendiri dibanding utangnya. Seharusnya
kebijakan perusahaan harus memiliki utang yang tidak lebih besar dari modal yang dimiliknya.
Karna semakin kecil rasio ini maka akan memperbaiki keadaan perusahaan, artinya semakin
kecil utang yang dimiliki maka semakin aman

10. Rasio Aktivitas


Rasio aktivitas adalah rasio yang digunakan untuk menilai efisiensi atau efektivitas
perusahaan dalam pemanfaatan semua sumber daya atau asset (aktiva) yang dimiliki oleh suatu
perusahaan. Rasio aktivitas merupakan salah satu macam macam rasio yang melakukan
perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi pada semua aktiva yang dimiliki
sehingga fungsi akuntansi keuangan bisa berjalan dengan baik.
Pengertian analisis rasio keuangan penting untuk diketahui terlebih dahulu sebelum
penjelasan lebih lanjut. Penjualan dan beragam unsur aktiva harus seimbang contohnya
persediaan, aktiva tetap dan aktiva lainnya. Aktiva yang kurang dimanfaatkan pada tingkat
penjualan tertentu akan mengakibatkan dana kelebihan yang tertanam pada aktiva tersebut
semakin besar. Dana kelebihan akan lebih baik jika ditanamkan pada aktiva lainnya yang lebih
produktif. Dalam hal ini akuntansi sebagai sistem informasi berperan sebagaimana mestinya.

Jenis-Jenis Rasio Aktivitas


a. Perputaran Aktiva (Total Assets Turn Over)
Total assets turn over adalah perbandingan antara penjualan dengan total aktiva suatu
perusahaan yang menjelaskan tentang kecepatan perputaran total aktiva dalam satu periode
tertentu. Total assets turn over memaparkan bahwa tingkat efisiensi pemakaian aktiva
perusahaan secara keseluruhan dalam menghasilkan volume penjualan tertentu sesuai catatan
atas laporan keuangan.
Total assets turn over diukur dari volume penjualan. Semakin besar rasio ini maka
kondisi operasional perusahaan semakin baik. Maksudnya yaitu perputaraan aktiva lebih cepat
sehingga menghasilkan laba dan pemakaian keseluruhan aktiva dalam menghasilkan penjualan
semakin optimal. Rasio yang nilainya tinggi juga bisa berarti jumlah asset yang sama bisa
memperbesar volume penjualan. Total assets turn over ini penting untuk diketahui oleh para
kreditur, pemilik perusahaan, dan manajemen perusahaan, efisiensi pemakaian seluruh aktiva
dalam perusahaan bisa terlihat. Rumus Total assets turn over sebagai berikut.
Total Assets Turn Over = Penjualan / Total Aktiva x 100%

b. Rasio Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turn Over)


Rasio perputaran modal kerja adalah perbandingan antara penjualan dengan modal kerja
bersih suatu perusahaan. Nilai modal kerja bersih diperoleh dari aktiva lancar dikurangi utang
lancar. Rasio ini mengukur aktivitas bisnis yang dibandingkan dengan kelebihan aktiva lancar
atas kewajiban lancar sehingga banyaknya penjualan (dalam rupiah) yang diperoleh perusahaan
untuk setiap rupiah modal kerja dapat terlihat. Working capital turn over ini juga dikatakan
sebagai pengukuran kemampuan modal kerja (netto) dalam suatu periode siklus kas (cash cycle)
pada suatu perusahaan yang memengaruhi pencatatan transaksi keuangan.
Modal kerja dikatakan efektif berputar dalam perusahaan selama perusahaan yang
bersangkutan melakukan kegiatan operasional usaha. Periode perputaran modal kerja (working
capital turn over period) dimulai dari kas diinvestasikan dalam komponen-komponen modal
kerja hingga kembali menjadi kas. Semakin pendek periode tersebut berarti perputaran (turn over
rate) semakin cepat.Periode perputaran modal kerja tergantung durasi periode perputaran dari
setiap komponen modal kerja tersebut. Rumus rasio perputaran modal kerja sebagai berikut.
Perputaran Modal Kerja = Penjualan/ Modal Kerja Bersih atau Penjualan / Aktiva
Lancar – Utang Lancar

c. Rasio Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Assets Turnover)


Rasio perputaran akltiva tetap adalah perbandingan antara penjualan dengan aktiva tetap
yang dimiliki suatu perusahaan. Fixed assets turn over ratio ini mengukur efektivitas pemakaian
dana yang tertanam pada harta (aktiva) tetap seperti pabrik dan peralatan untuk menghasilkan
penjualan yang dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan pada aktiva tetap tersebut.
Rasio ini berfungsi untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan
aktivanya secara efektif sehingga pendapatan meningkat yang dicatat sesuai jenis jenis laporan
keuangan. Jika perputarannya lambat (rendah), maka kapasitas akan terlalu besar atau
ketersediaan aktiva tetap banyak sehingga kurang bermanfaat. Kemungkinan lain yang terjadi
yaitu investasi pada aktiva tetap biasanya berlebihan daripada nilai output yang diperoleh.
Semakin tinggi rasio ini maka pemakaian aktiva tetap semakin efektif. Rumus perputaran aktiva
tetap sebagai berikut.
Perputaran Aktiva Tetap = Penjualan / Aktiva Tetap x 100%

d. Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)


Inventory turnover ratio adalah perbandingan kemampuan dana pada inventory yang
berputar dalam suatu periode tertentu atau likuiditas dari inventory dan tendensi untuk
adanya overstock pada suatu perusahaan. Rasio perputaran persediaan ini mengukur efisiensi
pemakaian persediaan barang dagang pada perusahaan sehingga kinerja manajemen dalam
mengontrol modal yang ada pada persediaan bisa terlihat baik atau kurang baiknya. Ada dua
masalah yang umumnya timbul dalam perhitungan dan analisis rasio perputaran persediaan yang
termasuk unsur unsur laporan keuangan.
Pertama, penjualan akan dinilai berdasarkan harga pasar (market price), persediaan
dinilai berdasarkan harga pokok penjualan (at Cost) sehingga rasio perputaran persediaan (at
cost) berguna untuk mengukur perputaran fisik persediaan. Sedangkan rasio ini dihitung dengan
membandingkan penjualan dengan persediaan dalam perputaran persediaan dalam kas. Rasio
keuangan yang memakai rasio perputaran persediaan (at market) lebih banyak digunakan.
Namun jika ingin mengukur rasio industri maka sebaiknya menggunakan rasio
perputaran persediaan (at market). Penjualan yang dilakukan sepanjang tahun dan angka
persediaan merupakan gambaran keadaan sesaat sehingga lebih baik memakai rata-rata
persediaan yaitu persediaan awal ditambah persediaan akhir dibagi dua. Rumus rasio perputaran
persediaan sebagai berikut.
Perputaran Persediaan (At Cost) = Harga Pokok Penjualan / Rata-rata Persediaan
Perputaran Persediaan (At Market) = Penjualan / Persediaan

e. Rata-Rata Umur Piutang


Rasio rata-rata umur piutang adalah pengukuran efisiensi manajemen piutang perusahaan
dan durasi (waktu) yang diperlukan untuk melunasi piutang atau mengubah piutang menjadi kas.
Rasio ini dihitung dengan membandingkan jumlah piutang dengan penjualan per hari yaitu
penjualan dibagi 360 atau 365 hari. Rumus rasio rata-rata piutang sebagai berikut.
Rata-rata umur piutang = Piutang / Penjualan Per Hari atau Piutang x 365 /
Penjualan

f. Perputaran Piutang
Piutang perusahaan berkaitan erat dengan volume penjualan kredit. Posisi piutang dan
taksiran waktu pengumpulan atau penagihan bisa dinilai dengan menghitung tingkat perputaran
piutang tersebut. Rasio perputaran piutang adalah perbandingan total penjualan kredit (neto)
terhadap piutang rata-rata. Semakin tinggi rasio (turnover) maka modal kerja yang ditanamkan
dalam piutang semakin rendah. Sebaliknya jika rasio semakin rendah berarti ada over
investment dalam piutang sehingga perlu dianalisis lebih lanjut karena mungkin kinerja bagian
kredit dan penagihan kurang efektif atau mungkin ada perubahan dalam kebijakan pemberian
kredit.
Rasio ini mengukur rata-rata piutang yang dikumpulkan dalam satu tahun sehingga
kualitas piutang dan efisiensi perusahaan dalam pengumpulan piutang dan kebijakan kreditnya
juga terlihat. Rasio ini biasanya digunakan untuk menganalisis modal kerja karena ukuran
seberapa cepat piutang perusahaan berputar menjadi kas bisa ditentukan. Jumlah hari piutang
menggambarkan lamanya suatu piutang yang bisa ditagih (jangka waktu pelunasan). Jika jangka
waktu pelunasan semakin lama maka risiko kemungkinan tidak tertagihnya piutang semakin
besar. Rumus perputaran piutang sebagai berikut.
Perputaran Piutang = Penjualan Kredit / Piutang Rata-Rata atau Penjualan Bersih
/ Rata-Rata Piutang Dagang

Anda mungkin juga menyukai