Anda di halaman 1dari 15

KEPUTUSAN PENDANAAN

DI SUSUN OLEH:

QO’IMATUS SA’ADAH 17420059

ADINDA PERMATA S. 17420060

RANU ARSYFANA 17420072

SEMINAR MANAJEMEN KEUANGAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Dalam menghadapi persaingan global setiap perusahaan dituntut untuk
dapat mengantisipasi persaingan yang terjadi antar setiap perusahaan, persaingan yang
ketat antar perusahaan menimbulkan perusahaan khususnya perusahaan manufaktur
untuk melakukan kegiatan ekonomi dan mengelola fungsi-fungsi yang terdapat di
dalam perusahaan secara efektif. Dalam hal ini manajemen keuangan berkepentingan
dengan bagaimana cara menciptakan dan menjaga nilai ekonomis atau kekayaan.
Oleh sebab itu
dalam mengambil keputusan perusahaan memiliki tujuan untuk memaksimalkan
kekayaan dan memaksimalkan nilai perusahaan.
Sehingga dalam melakukan kegiatan ekonomi tujuan untuk memaksimalkan
laba,
memakmurkan pemilik perusahaan atau pemegang saham serta mempertahankan
kelangsungan hidup perusahaan dan mengembangkan usahanya dapat tercapai. Dalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya, perusahaan dituntut untuk dapat
menghasilkan produk yang dapat memuaskan konsumen dan mengelola keuangan
perusahan dengan baik.
Kebijakan perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan tersebut tidak lepas pada
permasalahan seberapa besar perusahaan dapat memenuhi kebutuhan pendanaan atau
permodalan perusahaan. Sumber pendanaan atau permodalan perusahaan menurut
Riyanto (2001:214) dapat dibedakan menjadi sumber dana perusahaan internal dan
sumber dana perusahaan eksternal. Sumber dana internal diperoleh dari hasil kegiatan
operasi perusahaan, yang terdiri dari laba ditahan dan depresiasi. Sedangkan sumber
dana eksternal diperoleh dari luar perusahan, yaitu modal sendiri dan utang
(pinjaman).
Sumber-sumber dana tersebut harus dapat dikelola dengan baik oleh manajer
keuangan sebagai seseorang yang bertanggung jawab mengenai pengambilan
keputusan pendanaan perusahaan. Struktur modal adalah perimbangan atau
perbandingan antara jumlah utang jangka panjang dengan modal sendiri (Riyanto,
2001:22). Struktur modal merupakan campuran atau proporsi antara utang jangka
panjang dan ekuitas, dalam rangka mendanai investasinya (operating assets).
Komposisi dari utang jangka panjang (long term debt), saham preferen (preffered
stock), dan saham umum (common stock equity) merupakan struktur modal
perusahaan yang akan mempengaruhi biaya modal secara keseluruhan (Hendra S.
Raharjaputra :212).
Menurut Van Horne and Wachowicz (2007:211) struktur modal adalah bauran
(proporsi) pendanaan permanen jangka panjang perusahaan yang terdiri dari utang,
saham preferen dan saham biasa, sehingga manajer harus mampu menghimpun dana
secara efisien, sehingga keputusan pendanaan mampu meminimalkan biaya modal
yang harus ditanggung perusahaan dan dapat memaksimalkan nilai perusahaan. Biaya
modal timbul diakibatkan oleh keputusan yang diambil. Apabila manajer
menggunakan utang maka akan timbul biaya modal sebesar bunga kredit yang
dibebankan. Akan tetapi apabila manajer memutuskan untuk menggunakan dana
internal maka akan timbul opportunity cost dari dana yang dikeluarkan.
Keputusan pendanaan atau struktur modal yang tidak cermat akan
berpengaruh langsung terhadap penurunan profitabilitas perusahaan tersebut.
Keputusan struktur modal yang diambil oleh manajer tidak hanya berpengaruh
terhadap profitabilitas perusahaan, tetapi keputusan pendanaan atau struktur modal
secara langsung dapat berpengaruh terhadap besarnya risiko yang ditanggung
pemegang saham serta besarnya tingkat pengembalian atau tingkat keuntungan yang
diharapkan (Brigham and Houston, 2006: 17).

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu keputusan pendanaan ?
2. Apa tujuan keputusan pendanaan?
3. Apa saja sumber-sumber dana perusahaan?
4. Bagaimana hasil analisis keputusan pendanaan?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui keputusan pendanaan
2. Untuk mengetahui tujuan keputusan pendanaan
3. Untuk mengetahui apa saja sumber-sumber dana perusahaan
4. Untuk mengetahui hasil analisis keputusan pendanaan
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN KEPUTUSAN PENDANAAN

Keputusan pendanaan adalah keputusan yang berhubungan dengan penentuan sumber


dana yang akan digunakan, penentuan perimbangan pendanaan yang optimal, dan perusahaan
menggunakan sumber dana dari dalam perusahaan atau akan mengambil dari luar perusahaan.

Keputusan pendanaan membahas mengenai sumber dana yang digunakan untuk


membiayai suatu investasi yang sudah dianggap layak. Masalah penarikan dana ini dianggap
menarik karena setiap dana yang digunakan pasti mempunyai biaya yang sering disebut
dengan biaya dana (Cost Founds). Jika dana yang digunakan berasal dari hutang maka dana
tersebut pastilah mempunyai biaya minimal sebesar tingkat bunga, tetapi jika dana yang
digunakan berasal dari modal sendiri (Equity Capital) maka masih harus mempertimbangkan
Opportunity cost bagi modal sendiri yang dimaksud.

Biasanya biaya atau dana bervariasi, ada yang mahal ada pula yang murah. Oleh karenanya
masalah pemilihan jenis dana yang akan digunakan memerlukan pertimbangan yang cukup
matang. Artinya penentuan jenis dana yang akan digunakan mempunyai dampak langsung
terhadap pencapaian tujuan perusahaan. memang masih diakui bahwa masih ada teori yang
mengatakan bahwa keputusan pendanaan tidak akan mempengaruhi nilai perusahaan, tetapi
suatu teori hanya akan berlaku apabila asumsinya dapat dipenuhi.

Investasi dalam aktiva biasanya membutuhkan pendanaan jangka panjang. Terdapat tiga
sumber dana yang bersifat jangka panjang, yakni :

1. Penerbitan saham baru

2. Penerbitan obligasi

3. Laba ditahan

Adapaun pendanaan yang bersumber pada penerbitan saham dan obligasi baru sering disebut
sebagai pendanaan ekstern, sedangkan yang bersumber pada laba ditahan disebut sebagai
pendanaan intern. Adapun keputusan pendanaan akan menyangkut penentuan kombinasi
yang optimal dari penggunaan berbagai sumber dana yang pada dasarnya dapat dibagi
menjadi dua yaitu:

1. Yang berhubungan dengan pendanaan ekstern karena akan mengarah pada pengambilan
keputusan mengenai struktur modal, yakni akan menentukan proprsi antara utang jangka
panjang dan modal sendiri. Hal ini akan tampak pada debt to equity ratio perusahaan
tersebut.
2. Yang berhubungan dengan pendanaan intern, aplikasinya adalah penentuan kebijakan
deviden yang digambarkan melalui dividen payout ratio.

Keputusan pendanaan akan menyangkut penentuan secara optimal mengenai


(a) struktur modal dan

(b) kebijakan deviden.

Penentuan keputusan yang optimal mengenaistruktur modal dan kebijakan dividen ini
berhubungan dengan upaya pencapaian tujuan perusahaan. Dalam teori keuangan tradisional
dinyatakan bahwa tujuan perusahaan adalah memaksimumkan kemakmuran para pemegang
saham. Dengan keputusan pendanaan yang optimal secara teoritis akan dapat mengarah pada
peningkatan kemakmuran para pemegang saham.

B. SUMBER-SUMBER DANA PERUSAHAAN

Sumber dana perusahaan dibagi menjadi dua bagian yaitu sumber dana menurut jangka
waktunya dan sumber dana menurut asalnya:

Sumber-Sumber Dana Perusahaan Ditinjau Dari Asalnya Dibedakan Menjadi Dua Yaitu:

1. Sumber intern (internal sources)

Sumber dana eksternal yang digunakan oleh perusahaan adalah utang dan modal
sendiri. Untuk menentukan komposisi pendanaan yang optimal yang nantinya dapat
mempengaruhi nilai perusahaan, seorang manajer haruslah mampu untuk mempertimbangkan
komposisi antara penggunaan utang dengan modal sendiri. Jensen (1986), menyatakan bahwa
dengan adanya utang, maka dapat digunakan untuk mengendalikan free cash flow secara
berlebihan oleh manajemen, dengan demikian menghindari investasi yang sia-sia dan akan
meningkatkan nilai perusahaan. Peningkatan rasio utang suatu perusahaan merupakan sinyal
positif bagi investor dengan asumsi bahwa cash flow perusahaan di masa mendatang akan.

Selain itu Dana yang berasal dari sumber intern juga dapat diperoleh dari laba ditahan
(retained earning) dan penyusutan (depreciation). Ditinjau dari penggunaan atau bekerjanya
kedua dana tersebut di dalam perusahaan tidak ada bedanya. Besarnya laba ditahan atau
cadangan dipengaruhi oleh besarnya laba yang diperoleh selama periode tertentu, dividend
policy dan plowing back policy yang dijalankan oleh perusahaan. Meskipun jumlah laba yang
diperoleh selama periode tertentu besar, tetapi karena perusahaan mengambil kebijakan
bahwa sebagian besar dari laba tersabut dibagikan sebagai dividen, maka bagian laba yang
ditahan akan kecil jumlahnya, dan sebaliknya laba ditahan akan cenderung besar kalau
perusahaan mengambil kebijakan penanaman kembali dalam perusahaan yang besar.

Sumber intern selain berasal dari laba ditahan atau cadangan juga berasal dari setiap
depresiasi. Besarnya depresiasi setiap tahunnya tergantung pada metode depresiasi yang
digunakan oleh perusahaan yang bersangkutan. Sementara sebelum depresiasi tersebut
digunaan untuk mengganti aktiva tetap yang akan diganti, dapat digunakan untuk
membelanjai perusahaan meskipun waktunya terbatas sampai saat penggantian tersebut.
Selama waktu itu depresiasi merupakan sumber dana atau modal didalam perusahaannya
sendiri.

2. Sumber ekstern
Sumber ekstern (external sources) adalah sumber dana yang berasal dari luar perusahaan,
dana yang berasal dari sumber ekstern adalah dana yang berasal dari para kreditur dan
pemilik, peserta atau pengambil bagian didalam perusahaan. Dana atau modal yang berasal
dari para kreditur merupakan hutang bagi perusahaan yang bersangkutan dan modal yang
berasal dari kreditur tersebut biasa disebut sebagai modal asing. Metode pembelanjaan
dengan menggunakan modal asing disebut pembelanjaan asing atau pembelanjaan dengan
hutang (debt financing).

Dana atau modal yang berasal dari pemilik, peserta atau pengambil bagian didalam
perusahaan merupakan dana yang akan tetap ditanamkan dalam perusahaan yang
bersangkutan, dan dana ini dalam perusahaan tersebut akan menjadi modal sendiri. Metode
pembelanjaan dengan menggunakan dana yang berasal dari pemilik atau calon pemilik
tersebut disebut pembelanjaan sendiri (equity financing ). Dengan demikian makan dana yang
berasal dari sumber ekstern adalah terdiri dari modal asing dan modal sendiri.

Pada dasarnya pihak-pihak pemberi dana atau kodal ekstern yang utama dapat digolongkan
dalam tiga golongan yaitu:

a. Supplier
Supplier memberikana dana kepada suatu perusahaan didalam bentuk penjualan
barang secara kredit, baik untuk jangka pendek (kurang dari 1tahun), maupun
untuk jangka menengah (lebih dari 1 tahun kurang dari 10 tahun).
b. Bank
Bank adalah lembaga kredit yang mempunyai tugas utama memberikan kredit di
samping pemberian jasa-jasa lain dibidang keuagan. Pemberian kredit oleh bank
bisa jangka pendek (kurang dari satu tahun), jangka panjang (lebih dari 1 tahun
kurang dari 10 tahun) dan jangka panjang (lebih dari 10 tahun).
c. Pasar modal (capital market)
Pasar modal merupakan sumber dana ektern bagi suatu perusahaan, dimana pasar
modal didefinisikan adalah suatu pengertian abstrak yang mempertemukan dua
kelompok yang saling berhadapan tetapi yang kepentingannya saling mengisi, yaitu
investor disatu pihak dan emiten yang membutuhkan dana jangka menengah
ataupun jangka panjang dilain pihak, atau dengan kata lain adalah tempat (dalam
artian abstrak) bertemunya penawaran dan permintaan dana jangka menengah atau
jangka panjang. Dimaksudkan dengan pemodal adalah perorangan atau lembaga
yang menanamkan dananya dalam efek, sadangkan emiten adalah perusahaan yang
menerbitkan efek untuk ditawarkan kepada masyarakat.

Fungsi pasar modal adalah mengalokasikan secara efisien arus dana dari unit ekonomi
surplus tabungan (saving surplus unit) kepada unit ekonomi yang mempunyai defisit
tabungan (saving deficit unit). Dalam pasar modal dibedakan antara pasar perdana dan pasar
sekunder. Dimaksudkan dengan pasar perdana adalah pasar bagi efek yang ertama kali
diterbitkan dan ditawaran dalam pasar modal, sedangkan pasar sekunder adalah pasar bagi
efek yang ada dan sudah diperdagangkan dalam bursa efek.
Dalam bursa efek, pemodal besar dan kecil, baik perorangan maupun lembaga-lembaga
seperti dan pensiunan,perusahaan asuransi, ataupun perusahaan-perusahaan lainnya dapat
membeli maupun menjual saham atau efek-efek lainnya. Harga dari saham atau efek-efek
lain berubah-ubah sesuai dengan perubahan keseimbangan antara penawaran dan permintaan
terhadap efek yang bersangkutan. Harga dari efek sebenarnya juga merupakan barometer dari
pandangan mereka mengenai masa depan industri dan ekonomi pada umunya.

Pasar modal merupakan sumber utama bagi perusahaan-perusahaan yang membutuhkan dana
dengan jumlah besar dan akan terikat untuk jangka waktu yang panjang. Bagi emiten dana
yang diperoleh dari penerbitan atau emisi saham merupakan sumber dana yang akan tertanam
dalam perusahaan untuk jangka waktu yang tidak tertentu waktunya, sehingga merupakan
sumber dana permanen, meskipun bagi pemodal investasi dala saham tersebut dapat
meruoakan investasi sementara karena saham tersebut dijual sewaktu-waktu pada saat mereka
membutuhkan dana.

Sumber Dana Menurut Jangka Waktunya Dibagi Menjadi Dua Yaitu:

1. Sumber dana jangka pendek


Sumber dana jagka pendek merupakan sumber dana yang tertanamkan didalam
perusahaan maksimum satu tahun. Ada beberapa jenis sumber dana jangka pendek yang
dipergunakan oleh perusahaan yaitu:
a. Accrual Account
Merupakan jenis hutang bebas bunga, misalnya kebiasaan perusahaan membeyar
gaji karyawan mingguan atau bulanan.dengan demikian dalam neracanya akan
tampak rekening upah sebagai hutang gaji yang belum dibayarkan, rekening ini akan
meningkat secara otomatis jika kegiatan perusahaan juga meningkat. Sebelum waktu
membayar gaji tersebut, perusahaan dapat menggunakan dana tersebut tanpa biaya
bunga, dalam arti bahwa perusahaan tidak perlu membayar bunga atas hutang gaji.
b. Hutang dagang
Hutang dagang merupakan sumber pembelanjaan yang cukup besar untuk
memenuhi kebutuhan –kebutuhan jangka pendek. Kredit ini mempunyai sifat, selain
spontanitas dengan kegiatan perusahaan, juga relatif cepat diperoleh, tidak
memerlukan persyaratan-persyaratan formal. Periode discount yang diberikan pada
bentuk kredit dagang ini seharusnya dimanfaatkan, karena biaya modal efektif dari
kredit tersebut cukup besar apabila tidak dimanfaatkan. Misalnya perusahaan
seringkali dapat membeli persedian yang diperlukan secara kredit dari perusahaan
lain, sebagai contoh perusahaan melakukan pembelian setiap hari Rp 100.000
dengan syarat pembayaran net 30. Ini berarti bahwa perusahaan dapat membayar
pada setiap akhir bulan. Dengan demikian secara keseluruhan perusahaan akan
memiliki hutang dagang sebesar tiga puluh kali pembelian harian sebesar Rp
3.000.000
c. Hutang bank
Sumber dana jangka pendek yang biasanya dikeluaran oleh bank-bank komersial.
Bentuk pembelanjaan ini disebut tidak spontan karena tidak berubah secara otomatis
dengan aktifitas perusahaan. Biaya hutang jangka pendek ini sangat bervariasi untuk
berbagai peminjam pada suatu waktu tertentu. Secara teoritis tingakat bunga akan
cenderung tinggi bagi peminjam yang beresiko tinggi dan sebaliknya relatif rendah
untuk peminjam yang bonafid. Begitu juga tingakat bunga pinjaman untuk jumlah
yang kecil relatif lebih besar dibandingkan dengan tingkat bunga pinjaman dengan
jumlah yang besar karena biaya tetap yang berkaita dengan pemrosesan pinjaman ini
adalah sama.
d. Commercial paper
Commercial papers umunya tidak menggunakan jaminan apa-apa, pembeli surat
berharga percaya kepada nama baik dan reputasi perusahaan yang mengeluarkan.
Sedangkan untuk kredit dari bank, tentu memerlukan jaminan. Commercial papers
ini biasanya dikeuarkan dalam satuan yang relatif besar dengan bunga yang lebih
rendah daripada prime rate. Commercial papers biasanya jatuh tempo dalam waktu
satu hingga sembilan bulan. Di beberapa negara maju Commercial papers mendapat
penilaian atau ranking dari rating agencies. Setiap lembaga penilaian mendasarkan
pada standar penialian yang berbeda, namun karena pada umumnya perusahaan
yang menjual Commercial papers adalah perusahaan yang solid, maka penilaian
biasanya dititikberatkan pada aspek likuiditas.
e. Factoring (anjak piutang)
Bedasarkan surat Keputusan Menteri Keuangan No 1251/KMK.013/1988 tanggal 20
Desember 1988, yang dimaksud dengan perusahaan anjak piutang adalah badan
usaha yang melakukan usaha pembiayaan dalam bentuk pembelian atau pengalihan
serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan dari transaksi
perdagangan dalam atau luar negeri. Disamping penatausahaan penjualan kredit
serta penagihan piutang perusahaan nasabah. Kegiatan factorng biasa dilakukan oleh
perusahaan anjak piutang dan bank. Perusahaan anjak piutang harus mendapat
persetujuan Menteri Keuangan dan berbentuk perseroan atau koperasi. Sedangakan
bank jika akan melakukan pembelian anjak piutang harus melaporkan aktivitasnya
kepada Menteri Keuangan.
2. Sumber dana jangka menengah
Hampir sebagian besar perusahaan tidak bisa memperoleh sumber dana tanpa
menggunakan jaminan. Untuk itu mereka harus memberikan berbagai jaminan kepada
pihak pemberi dana. Kredit jangka menengah, semua merupakan kredit yang
menggunakan jaminan. Istilah jangka menengah menunjukkan bahwa kredit tersebut
berjangka waktu satu tahun lebih, tapi umumnya kurang dari 10 tahun. Bentuk-bentuk
kredit jangka menengah diantaranya adalah
1) term loan
merupakan salah satu jenis pembiayaan jangka menengah. Term loan ini biasanya
disediakan oleh bank komersial, peruahaan asuransi, dana pensiun, lembaga
pembiayaan pemerintah dan supplier perlengkapan. Dipandang dari biaya modalnya,
term loan ini memiliki biaya yang lebih rendah dari pada modal saham ataupun
obligasi. Hal ini disebabkan karena jika perusahaan harus mengeluakan saham atau
obligasi, maka harus membayar biaya emisi, pendaftaran dan biaya lainnya yang
berakaitan dengan pengeluaran saham atau obligasi. Selain itu tidak semua
perusahaan memenuhi persyaratan untuk menjual saham dan obligasi.
Dibandingkan dengan hutang jangka pendek, term loan ini lebih baik karena tidak
segera jatuh tempo dan peminjam memberikan jaminan pembayaran secara periodik
yang mencakup bunga dan pokok pinjaman. Bagi kreditur jamina atas pembayara
secara periodik ini dapat diperjual belikan kepada pihak lain biasanya lembaga
pengumpul piutang. Dalam term loan biasanya perjanjian mensyaratkan bahwa
pokok pinjaman dan bunganya dibayar dengan jumlah yang sama secara periodik.
2) Equipment loan
Equipment loan merupakan pembiayaan yang dipergunakan untuk pengadaan
perlengkapan baru. Equipment loan biasanya diberikan untuk perlengkapan yang
dengan mudah diperjual belikan, bukan perlengkapan yang terspesialisasi.
Peminjaman biasanya menanggung beban lebih tinggi dari harga perlengkapan
tersebut dan selisihnya antara harga perlengkapan dan beban total merupakan margin
of safety bagi kreditur. Besar kecilnya margin of safety berkisar antara dua puluh
hingga tiga puluh persen dari perlengkapan.
Equipment loan biasanya diberikan oleh bank komersial, penjual perlengkapan,
perusahaan asuransi, dana pensiun dan lembaga pembiayaan lainnya. Ada dua
instrumen yang dapat dipergunakan untuk membiayai equipment ini yaitu melalui
kontrak penjualan kondisional dan hipotek barang bergerak. Apabila perusahaan
menggunakan kontrak penjualan kondisional untuk membiayai pembelian
perlengkapan, penjual akan menahan sebagian sampai pembeli melunasi keseluruhan
pembayaran sesuai dengan kontrak.
Jadi pada saat perlengkapan dikirim biasanya penjual menerima down payment dan
pembeli bersedia untuk melunasi secara periodik. Pada saat pelunasan berakhir maka
penjual akan menyerahkan perlengkapan yang ditahan atau mungkin surat-surat
perlengkapan tersebut. Yang kedua adalah hipotek barang bergerak, hipotek ini lebih
umum digunakan oleh bank komersial. Hipotek ini sama halnya dengan pembelian
gadai, dimana pemberian pinjaman memiliki atau menguasaihak gadai atas suatu
perlengkapan dan peminjam akan melunasinya untuk jangka waktu tertentu. Apabila
kemudian hari peminjam gagal untuk membayar pinjamannya, maka pihak pemberi
pinjaman akan menjual perlengkapan yang ditahan tersebut.
3) Leasing
Leasing merupakan suatu kontrak antara pemilik aktiva yang disebut dengan lessor
dan pihak yang memanfaatkan aktiva tersebut disebut lessee untuk jangka waktu
tertentu. Salah satu manfaat leasing yaitu lessee dapat memanfaatkan aktiva tersebut
tanpa harus memiliki aktiva tersebut. Sebagai kompensasi manfaat yang dinikmati,
maka lessee mempunyai kewajiban membayar secara periodik sebagai sewa aktiva
yang digunakan. Manfaat lain bahwa lessee tidak perlu menanggung biaya
perawatan, pajak, asuransi. Bentuk-bentuk leasing adalah.
a) Sale and lease back
Dimana perusahaan yang memiliki aktiva seperti tanah,bangunan dan peralatan
pabrik menjual kativa tersebut kepada perusahaan lain dan sekaligus menyewa
kembai aktiva tersebut untuk periode tertentu. Manfaat dari sale and lease back
adalah penjual atau lessee menerima pembayaran segera sebagai tambahan dana
yang dapat diinvestasikan keinvestasi lain dan bersamaan dengan itu lesse masih
menggunakan aktiva yang dijualnya selama dalam dangka waktu perjanjian
leasing. Lessee mempunyai kewajiban membayar secara periodik sebesar harga
jual ditambah dengan tingkat keuntungan yang disyaratkan lessor.
b) Operating leases
Jenis ini pihak lessor menyediakan pendanaan sekaligus biaya perawatan yang
keseluruhannya tercakup dalam pembayaran leasing. Ciri utama bentuk leasing
ini yaitu harga perolehan aktiva tersebut sebagai obyek leasing tidak
diamortasikan secara penuh. Dengan kata lain pembayaran yang disyaratkan
tidak cukup untuk menutup keseluruhan harga perolehan dan biaya perawatan
aktiva. Namun demikian jangka waktu operating leass ini biasaya lebih pendek
dari pada umur ekonomis yang diharapkan. Sehingga lessor berharap dapat
menyewakan kembali kepada pihal lain atau menjual aktiva tersebut untuk
menutup harga perolehan, biaya perawatan dan tingkat keuntungan yang
disyarakan.
c) Financial and capital leases
Dalam bentuk leasing ini lessor tidak menanggung biaya perawatan, tidak dapat
dibatalkan, dan diamortasikan secara penuh. Dengan demikian lessor menerima
pembayaran sebesar harga perolehan aktiva di tambah tingkat keuntungan yang
disyaratkan. Pada umumnya lesse juga juga harus membayar pajak dan asuransi
aktiva objek leasing tersebut. Perbedaan utama pada financial leases dengan
operating leases adalah perusahaan memperoleh aktiva yang baru bukan aktiva
yang selama ini digunakan. Seringkali dalam bentuk leasing ini melibatkan pihak
ketiga yaitu pemberi pinjaman. Pihak ketiga ini memberi pinjaman kepada lessor
untuk membeli aktiva, misalnya 80%dibiayai dengan hutang sedangkan
selebihnya dari modal sendiri. Sebagai pemilik aktiva, lessor berhak
mengalokasikan harga perolehan aktiva sebagai depresiasi. Sementara itu lessor
juga dapat membebankan pembayaran bunga sebagai pengurangan pajak.
4) Modal vetura
Merupakan bentuk pembiayaan penyertaan modal yang bersifat sementara kedalam
perusahaan pasangan usaha (PPU). Setelah PPU tersebut mandiri baik segi pasar,
pengelolaan, sertatelah memiliki modal usaha yang cukup,maka saham PPU yang
dimiliki oleh perusahaan modal ventura akan dijual kembali kepada PPU pihak lain.
Karakteristik modal ventura yaitu:
a. Pembiayaan modal ventura
Merupakan modal yang disertakan sebagai risk capital kepada seorang
pengusaha individu atau suatu perusahaan yang mempunyai gagasan., akan
tetapi tanpa disertai dengan jaminan seperti halnya pinjaman pada lembaga
perbankan. Dasar utama yang terpenting dalam pembiayaan tersebut adalah
keyakinan atas kemampuas seorang wirausaha dalam pengelolaan uasahanya,
potensi serta prospek usaha dimasa yang akan datang, serta memiliki arah
pegembangan usaha yang jelas.
b. Pembiayaan oleh perusahaan modal ventura bersifat aktif,
Artinya perusahaan modal ventura terlibat atau melibatkan diri dalam kegiatan
bisnis yang dibiayai, jika perlu perusahaan modal ventura ikut terlibat dalam
unsur-unsur manajemen yang dapat turut menentukan keberhasilan usaha.
c. Pembiayaan yang dilakukan perusahaan modal ventura pada semua sektor serta
pada semua tingkatan pertumbuhan usaha tersebut.
d. Penyertaan modal ini hanya bersifat sementara namun berjangka panjang,
berkisar antara 3-6 tahun. Diharapkan pada kurun waktu tersebut perusahaan
yang menjadi partner (perusahaan pasangan kerja) dapat mencapai tingkat
pertumbuhan yang diinginkan bersama baik dari segi pemasaran, pengelolaan,
serta keuangan, sehingga modal ventura dapat menarik diri dari kerjasama
tersebut dengan cara menjual saham PPU yang dimilikinya (diinvestasikan)

Keuntungan yang diperoleh perusahaan ventura adalah atas dasar bagi hasil
berdasarkan prosentase tertentu dari laba bersih perusahaan, bukanlah bungan atas
modal yang ditanamkan pada perusahaan tersebut.

Pada umumnya jenis pembiayaan perusahaan modal ventura meliputi:

a. Penyertaan saham langsung, jenis kemitraan ini adalah penyertaan langsung dalam
bentuk saham diperusahaan pasang usaha (PPU) syarat dari pembiayaan ini adalah
PPU tersebut sudah berbentuk perseroan terbatas (PT). Hasil yang diterima oleh
perusahaan modal ventura adalah dividen,dividen tersebut akan ditentukan
berdasarkan besarnya keuntungan dalam pembagian berdasarkan kesepakatan
antara para pemegang saham.
b. Penyertaan saham melalui obligasi konversi, jenis penyertaan ini adalah dalam
bentuk surat hutang atau obligasi yang dapat dikonversikan kedalam saham yang
dikeluarkan oleh perusahaan pasangan usaha (PPU), bila PPU tidak dapat
memenuhi kewajiban penyelesaian hutang.
c. Penyertaan partisipasi terbatas (pola bagi hasil), jenis penyertaan ini yang biasa
dikenal dengan menentuka suatu prosentase tertentu dari keuntungan setiap
periode tertentu yang akan diberikan oleh perusahaan pasangan usaha kepada
perusahaan modal ventura. Pola hasil ini sudah dikenal dan banyak diminati oleh
beberapa pengusaha kecil.

3. Sumber dana jangka panjang

Sumber dana jangka panjang adalah sumber dana yang tertanam dalam perusahaan lebih dari
10 tahun. Terdapat berbagai jenis sumber dana jangka panjang yang tersedia bagi perusahaan
seoerti misalnya long term debt, saham preferen dan saham biasa. Utang jangka panjang ini
dapat diperoleh melalu pinjaman bank atau dengan cara menjual obligasi. Obligasi dan saham
preferen merupakan sumber dana dengan memberikan pendapatan y ang tetap kepada
pemiliknya, sementara saham biasa merupakan surat berharga dengan memberikan
penghasilan tidak tetap kepada pemegangnya.
Yang termasuk alternatif hutang jangka panjang yaitu:

1) Long term loan

Yaitu suatu bentuk perjanjian antara peminjam dengan kreditur dimana kreditur bersedia
memberikan pinjaman sejumah tertentu dan peminjam bersedia untuk membayar secara
periodik yang mencakup bunga dan pokok pinjaman. Hutang jangka panjang ini dapat
diperoleh melalui bank, perusahaan asuransi, atau dapat juga kedana pensiun. Hutang janga
panjang ini mempunyai tiga karakteristik yaitu cepat, fleksible dan biaya yang rendah. Hal ini
disebabkan karena pinjama ini dinegosiasikan langsung antara peminjam dengan kreditur.
Biaya administrasi yang menjadi relatif kecil dan diperlukan adanya persetujuan dengan
pengawasan pasar modal seperti halnya jika perusahaan mengeluarkan obligasi.

2) Obligasi

Yaitu surat tanda hutang yang dikeluarkan oleh perusahaan sejumlah tertentu dan akan jatuh
tempo paa waktu tertentu dan memberikan pendapatan sebesar bunga tertentu. Jatuh tempo
obligasi umumnya 10 sampai 30 tahun, tetapi ada juga obligasi yang jatuh tempo 7 sampai 10
tahun.obligasi sebenarnya sama dengan hutang jangka panjang ynag diperoleh bank, hanya
saja obligasi ini penjualnya dipublikasikan dan dijual dengan investor langsung. Tingakat
bunga obligasi biasanya tetap dan dibayarkan satu tahun sekali atau dua kali dalam satu
tahun.

3) Saham preferen

Saham preferen sebagai hutang jangka panjang perusahaan, saham preferen memberikan
pendapatan yang relatif konstan disamping itu biaya modal saham preferen cenderung lebih
tinggi dari pada biaya hutang, karena resiko yang dihadapi pemegang saham preferen lebih
besar dari resiko pemegang obligasi. Pemegang saham preferen memliki prioritas dalam
pembayaran dividen.

4) Saham biasa

Merupakan sumber dana yang permanen, karena akan tertanam dalam perusahaan untuk
jangka waktu yang tidak terbatas selama perusahaan masih menjalankan kegiatan operasi.
Pemegang saham biasa merupakan pemilik perusahaan yang sesungguhnya. Pendapatan yang
diterima oleh pemegang saham biasa adalah laba setelah dikurangi pajak dan dividen saham
prefeen secara teoritis.

2.2 Teori keputusan pendanaan


Teori Keputusan Pendanaan Terdapat dua pandangan mengenai keputusan pendanaan,
pandangan pertama dikenal dengan pandangan tradisional yang menyatakan bahwa struktur
modal mempengaruhi nilai perusahaan. Pandangan tradisional diwakili oleh dua teori yaitu
Trade off Theory dan Pecking Order Theory. Teori pertukaran (Trade-off Theory) adalah
teori sturktur modal yang menyatakan bahwa perusahaan menukar manfaat pajak dari
pendanaan utang dengan masalah yang ditimbulkan oleh potensi kebangkrutan. Trade off
Theory mengungkapkan bahwa perusahaan akan berhutang sampai tingkat hutang tertentu
akan menurunkan nilai perusahaan, dimana penghematan pajak (tax shield) dari tambahan
utang sama dengan biaya kesulitan keuangan (financial distress). Pecking Order Theory
menyatakan bahwa perusahaan melakukan keputusan pendanaan secara hierarki dari
pendanaan internal dan eksternal, dari pendanaan yang bersumber pada profit, hutang, sampai
dengan saham (dimulai dari sumber dana dengan biaya yang termurah). Pecking Order
Theory menjelaskan mengapa perusahaan yang mempunyai tingkat keuntungan yang lebih
tinggi justru mempunyai tingkat utang yang lebih kecil. Secara spesifik, perusahaan
mempunyai urutan-urutan preferensi dalam penggunaan dana.

2.3 Pengaruh Keputusan Pendanaan terhadap nilai perusahaan

Menurut Brigham dan Houston (2001) dalam Wijaya dan Wibawa (2010), menyatakan
bahwa peningkatan hutang diartikan oleh pihak luar tentang kemampuan perusahaan untuk
membayar kewajiban di masa yang akan datang atau adanya risiko bisnis yang rendah, hal
tersebut akan direspon secara positif oleh pasar. Terdapat dua pandangan mengenai
keputusan pendanaan. Pandangan pertama dikenal dengan pandangan tradisional yang
menyatakan bahwa struktur modal mempengaruhi nilai perusahaan. Peningkatan pendanaan
melalui utang merupakan salah satu alternatif untuk mengurangi biaya keagenan. Hutang
dapat mengendalikan manajer untuk mengurangi tindakan perquisites dan kinerja perusahaan
menjadi lebih efisien sehingga penilaian investor terhadap perusahaan akan meningkat.
(Arieska dan Gunawan, 2011) Penelitian Wijaya dan Wibawa (2010), Wahyudi dan Pawestri
(2006) dan Hasnawati (2005) sama-sama menemukan bukti bahwa keputusan pendanaan
mempengaruhi nilai perusahaan secara positif.

2.4 HASIL ANALISIS KEPUTUSAN PENDANAAN

Keputusan pendanaan didefinisikan sebagai keputusan yang menyangkut komposisi


pendanaan yang dipilih oleh perusahaan (Hasnawati, 2005 dalam Wijaya dan Wibawa, 2010).
Keputusan pendanaan dalam penelitian ini diproksikan dengan Debt to Equity Ratio (DER),
dimana rasio ini menunjukkan perbandingan antara pembiayaan dan pendanaan melalui
hutang dengan pendanaan melalui ekuitas. DER dirumuskan dengan : (Wijaya dan Wibawa,
2010)

total hutang
DER =
Total Ekuitas

Keputusan pendanaan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya :

a) Profitabilitas Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan


laba dalam suatu periode tertentu. Pengukuran variabel ini mengunakan return on
equity ratio dengan rumus laba bersih dibagi modal sendiri.
b) Likuiditas Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban
jangka pendeknya bila jatuh tempo. Pengukuran variabel ini menggunakan current
ratio caranya adalah current asset dibagi current liability.
c) Pertumbuhan Penjualan Tingkat pertumbuhan penjualan merupakan ukuran sampai
sejauh mana laba per saham dari suatu perusahaan dapat ditingkatkan oleh hutang.
Pengukuran variabel ini menggunakan rasio growth sales dengan cara (Penjualan t –
Penjualan t-1 ) dibagi Penjualan t-1 .
d) Risiko Bisnis Risiko Bisnis merupakan ketidakpastian risiko perusahaan dalam
memenuhi kebutuhan kegiatan bisnisnya. Pengukuran variabel ini menggunakan rasio
busineess risk rumusnya adalah perubahan EBIT dibagi perubahan sales x 100%.
e) Struktur Aktiva Struktur Aktiva merupakan besarnya aktiva tetap yang dapat
dijaminkan perusahaan sebagai jaminan ketika perusahaan melakukan pinjaman
kepada pihak kreditur. Pengukuran variabel ini menggunakan fixed assets ratio
rumusnya adalah total aktiva tetap dibagi total aktiva.

Dalam sebuah penelitian untuk menguji variabel profitabilitas, likuiditas,


pertumbuhan penjualan, risiko bisnis, dan struktur aktiva adalah sebagai
berikut:Profitabilitas dalam penelitian ini secara parsial berpengaruh positif signifikan
terhadap keputusan pendanaan. Hal ini mendukung dan Trade Off Theory. Menurut trade
off theory, perusahaan yang memiliki sedikit laba maka perusahaan tersebut akan
menggunakan sedikit hutang. Hal ini dikarenakan semakin tinggi hutang maka semakin
tinggi biaya hutang yang wajib dibayarkan. Apabila perusahaan memiliki laba yang
sedikit maka perusahaan akan tidak mampu untuk membayar hutang sehingga dapat
menyebabkan kesulitan keuangan, selain itu dampak bagi perusahaan yaitu tidak ada
kreditur yang percaya untuk memberikan pinjaman.

Likuiditas dalam penelitian secara parsial berpengaruh negatif signifikan terhadap


keputusan pendanaan. Hal ini sesuai dengan Pecking Order Theory yang menyatakan
bahwa perusahaan cenderung menggunakan dana internal sebagai sumber pendanaannya.
Hal ini dikarenakan likuiditas yang tinggi memiliki dana internal yang besar sehingga
perusahaan mampu untuk membayar hutang lancar dengan segera.

Pertumbuhan penjualan dalam penelitian secara parsial tidak memiliki pengaruh


terhadap keputusan pendanaan. Hal ini dikarenakan perusahaan yang mengalami
peningkatan penjualan maka perusahaan belum tentu memerlukan tambahan aset tetap
karena terdapat kapasitas aktiva tetap yang dapat dipakai sehingga dengan meningkatnya
penjualan tidak perlu mengeluarkan dana untuk biaya tetapsampai kapasitas aktiva tetap
habis terpenuhi, dengan kata lain peningkatan 13 penjualan belum tentu mempengaruhi
keputusan pendanaan.

Risiko bisnis dalam penelitian tersebut secara parsial berpengaruh negatif tidak
signifikan terhadap keputusan pendanaan. Hal ini karenasemakin tinggi leverage operasi
maka semakin tinggi risiko bisnis sehingga probabilitas akibat tidak stabilnya pendapatan
akan semakin tinggi. Perusahaan yang memiliki business risk yang besar berarti bahwa
perusahaan yang memiliki risiko yang besar tersebut akan memerlukan dana yang cukup
besar dimana salah satu alternatif pemenuhan dananya adalah dengan menggunakan dana
eksternal. Namun demikian dengan risiko bisnis yang besar maka pihak eksternal yaitu
pemberi dana juga merasakan adanya kekhawatiran terhadap hal tersebut sehingga
memerlukan pertimbangan dalam keputusan pemberian pendanaan baru.
Struktur Aktiva dalam penelitian secara parsial berpengaruh positif signifikan
terhadap keputusan pendanaan. Hal ini sesuai dengan Pecking Order Theory.Semakin
tinggi struktur aktiva perusahaan maka semakin banyak aset perusahaan dalam aset tetap
sehingga dapat digunakan sebagai jaminan hutang atau kolateral perusahaan kepada
pemberi pinjaman. Karena perusahaan yang besar cenderung memiliki aset tetap yang
tinggi dimana perusahaan berasumsi bahwa pengelolaan aset ini akan menghasilkan
persediaan bagi perusahaan, sehingga diharapkan akan membawa laba yang besar pula
bagi perusahaan. Perusahaan yang memiliki banyak aset tetap memang mudah untuk
mendapatkan pinjaman dengan menjaminkan aset perusahaan. Namun perusahaan tidak
akan menjaminkan asetnya untuk mendapatkan modal jika perusahaan tidak
membutuhkan, apalagi jika dana internal perusahaan masih mencukupi. Sehingga sesuai
dengan POT yang menyatakan bahwa melakukan hutang adalah alternatif kedua untuk
memperoleh tambahan dana.

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN DAN SARAN

Daftar pustaka

Barbara gunawan,(2011). Pengaruh keputusan investasi, keputusan pendanaan,


kebijakan dividen dan tingkat suku bnga terhadap nilai perusahaan.7, 31-45

Raisa banun,(2015). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan


pendanaan pada perusahaan manufaktur di indonesia.

Suroto,(2015). Pengaruh keputusan investasi, keputusan pendanaan dan kebijakan


deviden terhadap nilai perusahaan, 4, 100-117

Anda mungkin juga menyukai