DI SUSUN OLEH:
PENDAHULUAN
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu keputusan pendanaan ?
2. Apa tujuan keputusan pendanaan?
3. Apa saja sumber-sumber dana perusahaan?
4. Bagaimana hasil analisis keputusan pendanaan?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui keputusan pendanaan
2. Untuk mengetahui tujuan keputusan pendanaan
3. Untuk mengetahui apa saja sumber-sumber dana perusahaan
4. Untuk mengetahui hasil analisis keputusan pendanaan
BAB II
PEMBAHASAN
Biasanya biaya atau dana bervariasi, ada yang mahal ada pula yang murah. Oleh karenanya
masalah pemilihan jenis dana yang akan digunakan memerlukan pertimbangan yang cukup
matang. Artinya penentuan jenis dana yang akan digunakan mempunyai dampak langsung
terhadap pencapaian tujuan perusahaan. memang masih diakui bahwa masih ada teori yang
mengatakan bahwa keputusan pendanaan tidak akan mempengaruhi nilai perusahaan, tetapi
suatu teori hanya akan berlaku apabila asumsinya dapat dipenuhi.
Investasi dalam aktiva biasanya membutuhkan pendanaan jangka panjang. Terdapat tiga
sumber dana yang bersifat jangka panjang, yakni :
2. Penerbitan obligasi
3. Laba ditahan
Adapaun pendanaan yang bersumber pada penerbitan saham dan obligasi baru sering disebut
sebagai pendanaan ekstern, sedangkan yang bersumber pada laba ditahan disebut sebagai
pendanaan intern. Adapun keputusan pendanaan akan menyangkut penentuan kombinasi
yang optimal dari penggunaan berbagai sumber dana yang pada dasarnya dapat dibagi
menjadi dua yaitu:
1. Yang berhubungan dengan pendanaan ekstern karena akan mengarah pada pengambilan
keputusan mengenai struktur modal, yakni akan menentukan proprsi antara utang jangka
panjang dan modal sendiri. Hal ini akan tampak pada debt to equity ratio perusahaan
tersebut.
2. Yang berhubungan dengan pendanaan intern, aplikasinya adalah penentuan kebijakan
deviden yang digambarkan melalui dividen payout ratio.
Penentuan keputusan yang optimal mengenaistruktur modal dan kebijakan dividen ini
berhubungan dengan upaya pencapaian tujuan perusahaan. Dalam teori keuangan tradisional
dinyatakan bahwa tujuan perusahaan adalah memaksimumkan kemakmuran para pemegang
saham. Dengan keputusan pendanaan yang optimal secara teoritis akan dapat mengarah pada
peningkatan kemakmuran para pemegang saham.
Sumber dana perusahaan dibagi menjadi dua bagian yaitu sumber dana menurut jangka
waktunya dan sumber dana menurut asalnya:
Sumber-Sumber Dana Perusahaan Ditinjau Dari Asalnya Dibedakan Menjadi Dua Yaitu:
Sumber dana eksternal yang digunakan oleh perusahaan adalah utang dan modal
sendiri. Untuk menentukan komposisi pendanaan yang optimal yang nantinya dapat
mempengaruhi nilai perusahaan, seorang manajer haruslah mampu untuk mempertimbangkan
komposisi antara penggunaan utang dengan modal sendiri. Jensen (1986), menyatakan bahwa
dengan adanya utang, maka dapat digunakan untuk mengendalikan free cash flow secara
berlebihan oleh manajemen, dengan demikian menghindari investasi yang sia-sia dan akan
meningkatkan nilai perusahaan. Peningkatan rasio utang suatu perusahaan merupakan sinyal
positif bagi investor dengan asumsi bahwa cash flow perusahaan di masa mendatang akan.
Selain itu Dana yang berasal dari sumber intern juga dapat diperoleh dari laba ditahan
(retained earning) dan penyusutan (depreciation). Ditinjau dari penggunaan atau bekerjanya
kedua dana tersebut di dalam perusahaan tidak ada bedanya. Besarnya laba ditahan atau
cadangan dipengaruhi oleh besarnya laba yang diperoleh selama periode tertentu, dividend
policy dan plowing back policy yang dijalankan oleh perusahaan. Meskipun jumlah laba yang
diperoleh selama periode tertentu besar, tetapi karena perusahaan mengambil kebijakan
bahwa sebagian besar dari laba tersabut dibagikan sebagai dividen, maka bagian laba yang
ditahan akan kecil jumlahnya, dan sebaliknya laba ditahan akan cenderung besar kalau
perusahaan mengambil kebijakan penanaman kembali dalam perusahaan yang besar.
Sumber intern selain berasal dari laba ditahan atau cadangan juga berasal dari setiap
depresiasi. Besarnya depresiasi setiap tahunnya tergantung pada metode depresiasi yang
digunakan oleh perusahaan yang bersangkutan. Sementara sebelum depresiasi tersebut
digunaan untuk mengganti aktiva tetap yang akan diganti, dapat digunakan untuk
membelanjai perusahaan meskipun waktunya terbatas sampai saat penggantian tersebut.
Selama waktu itu depresiasi merupakan sumber dana atau modal didalam perusahaannya
sendiri.
2. Sumber ekstern
Sumber ekstern (external sources) adalah sumber dana yang berasal dari luar perusahaan,
dana yang berasal dari sumber ekstern adalah dana yang berasal dari para kreditur dan
pemilik, peserta atau pengambil bagian didalam perusahaan. Dana atau modal yang berasal
dari para kreditur merupakan hutang bagi perusahaan yang bersangkutan dan modal yang
berasal dari kreditur tersebut biasa disebut sebagai modal asing. Metode pembelanjaan
dengan menggunakan modal asing disebut pembelanjaan asing atau pembelanjaan dengan
hutang (debt financing).
Dana atau modal yang berasal dari pemilik, peserta atau pengambil bagian didalam
perusahaan merupakan dana yang akan tetap ditanamkan dalam perusahaan yang
bersangkutan, dan dana ini dalam perusahaan tersebut akan menjadi modal sendiri. Metode
pembelanjaan dengan menggunakan dana yang berasal dari pemilik atau calon pemilik
tersebut disebut pembelanjaan sendiri (equity financing ). Dengan demikian makan dana yang
berasal dari sumber ekstern adalah terdiri dari modal asing dan modal sendiri.
Pada dasarnya pihak-pihak pemberi dana atau kodal ekstern yang utama dapat digolongkan
dalam tiga golongan yaitu:
a. Supplier
Supplier memberikana dana kepada suatu perusahaan didalam bentuk penjualan
barang secara kredit, baik untuk jangka pendek (kurang dari 1tahun), maupun
untuk jangka menengah (lebih dari 1 tahun kurang dari 10 tahun).
b. Bank
Bank adalah lembaga kredit yang mempunyai tugas utama memberikan kredit di
samping pemberian jasa-jasa lain dibidang keuagan. Pemberian kredit oleh bank
bisa jangka pendek (kurang dari satu tahun), jangka panjang (lebih dari 1 tahun
kurang dari 10 tahun) dan jangka panjang (lebih dari 10 tahun).
c. Pasar modal (capital market)
Pasar modal merupakan sumber dana ektern bagi suatu perusahaan, dimana pasar
modal didefinisikan adalah suatu pengertian abstrak yang mempertemukan dua
kelompok yang saling berhadapan tetapi yang kepentingannya saling mengisi, yaitu
investor disatu pihak dan emiten yang membutuhkan dana jangka menengah
ataupun jangka panjang dilain pihak, atau dengan kata lain adalah tempat (dalam
artian abstrak) bertemunya penawaran dan permintaan dana jangka menengah atau
jangka panjang. Dimaksudkan dengan pemodal adalah perorangan atau lembaga
yang menanamkan dananya dalam efek, sadangkan emiten adalah perusahaan yang
menerbitkan efek untuk ditawarkan kepada masyarakat.
Fungsi pasar modal adalah mengalokasikan secara efisien arus dana dari unit ekonomi
surplus tabungan (saving surplus unit) kepada unit ekonomi yang mempunyai defisit
tabungan (saving deficit unit). Dalam pasar modal dibedakan antara pasar perdana dan pasar
sekunder. Dimaksudkan dengan pasar perdana adalah pasar bagi efek yang ertama kali
diterbitkan dan ditawaran dalam pasar modal, sedangkan pasar sekunder adalah pasar bagi
efek yang ada dan sudah diperdagangkan dalam bursa efek.
Dalam bursa efek, pemodal besar dan kecil, baik perorangan maupun lembaga-lembaga
seperti dan pensiunan,perusahaan asuransi, ataupun perusahaan-perusahaan lainnya dapat
membeli maupun menjual saham atau efek-efek lainnya. Harga dari saham atau efek-efek
lain berubah-ubah sesuai dengan perubahan keseimbangan antara penawaran dan permintaan
terhadap efek yang bersangkutan. Harga dari efek sebenarnya juga merupakan barometer dari
pandangan mereka mengenai masa depan industri dan ekonomi pada umunya.
Pasar modal merupakan sumber utama bagi perusahaan-perusahaan yang membutuhkan dana
dengan jumlah besar dan akan terikat untuk jangka waktu yang panjang. Bagi emiten dana
yang diperoleh dari penerbitan atau emisi saham merupakan sumber dana yang akan tertanam
dalam perusahaan untuk jangka waktu yang tidak tertentu waktunya, sehingga merupakan
sumber dana permanen, meskipun bagi pemodal investasi dala saham tersebut dapat
meruoakan investasi sementara karena saham tersebut dijual sewaktu-waktu pada saat mereka
membutuhkan dana.
Keuntungan yang diperoleh perusahaan ventura adalah atas dasar bagi hasil
berdasarkan prosentase tertentu dari laba bersih perusahaan, bukanlah bungan atas
modal yang ditanamkan pada perusahaan tersebut.
a. Penyertaan saham langsung, jenis kemitraan ini adalah penyertaan langsung dalam
bentuk saham diperusahaan pasang usaha (PPU) syarat dari pembiayaan ini adalah
PPU tersebut sudah berbentuk perseroan terbatas (PT). Hasil yang diterima oleh
perusahaan modal ventura adalah dividen,dividen tersebut akan ditentukan
berdasarkan besarnya keuntungan dalam pembagian berdasarkan kesepakatan
antara para pemegang saham.
b. Penyertaan saham melalui obligasi konversi, jenis penyertaan ini adalah dalam
bentuk surat hutang atau obligasi yang dapat dikonversikan kedalam saham yang
dikeluarkan oleh perusahaan pasangan usaha (PPU), bila PPU tidak dapat
memenuhi kewajiban penyelesaian hutang.
c. Penyertaan partisipasi terbatas (pola bagi hasil), jenis penyertaan ini yang biasa
dikenal dengan menentuka suatu prosentase tertentu dari keuntungan setiap
periode tertentu yang akan diberikan oleh perusahaan pasangan usaha kepada
perusahaan modal ventura. Pola hasil ini sudah dikenal dan banyak diminati oleh
beberapa pengusaha kecil.
Sumber dana jangka panjang adalah sumber dana yang tertanam dalam perusahaan lebih dari
10 tahun. Terdapat berbagai jenis sumber dana jangka panjang yang tersedia bagi perusahaan
seoerti misalnya long term debt, saham preferen dan saham biasa. Utang jangka panjang ini
dapat diperoleh melalu pinjaman bank atau dengan cara menjual obligasi. Obligasi dan saham
preferen merupakan sumber dana dengan memberikan pendapatan y ang tetap kepada
pemiliknya, sementara saham biasa merupakan surat berharga dengan memberikan
penghasilan tidak tetap kepada pemegangnya.
Yang termasuk alternatif hutang jangka panjang yaitu:
Yaitu suatu bentuk perjanjian antara peminjam dengan kreditur dimana kreditur bersedia
memberikan pinjaman sejumah tertentu dan peminjam bersedia untuk membayar secara
periodik yang mencakup bunga dan pokok pinjaman. Hutang jangka panjang ini dapat
diperoleh melalui bank, perusahaan asuransi, atau dapat juga kedana pensiun. Hutang janga
panjang ini mempunyai tiga karakteristik yaitu cepat, fleksible dan biaya yang rendah. Hal ini
disebabkan karena pinjama ini dinegosiasikan langsung antara peminjam dengan kreditur.
Biaya administrasi yang menjadi relatif kecil dan diperlukan adanya persetujuan dengan
pengawasan pasar modal seperti halnya jika perusahaan mengeluarkan obligasi.
2) Obligasi
Yaitu surat tanda hutang yang dikeluarkan oleh perusahaan sejumlah tertentu dan akan jatuh
tempo paa waktu tertentu dan memberikan pendapatan sebesar bunga tertentu. Jatuh tempo
obligasi umumnya 10 sampai 30 tahun, tetapi ada juga obligasi yang jatuh tempo 7 sampai 10
tahun.obligasi sebenarnya sama dengan hutang jangka panjang ynag diperoleh bank, hanya
saja obligasi ini penjualnya dipublikasikan dan dijual dengan investor langsung. Tingakat
bunga obligasi biasanya tetap dan dibayarkan satu tahun sekali atau dua kali dalam satu
tahun.
3) Saham preferen
Saham preferen sebagai hutang jangka panjang perusahaan, saham preferen memberikan
pendapatan yang relatif konstan disamping itu biaya modal saham preferen cenderung lebih
tinggi dari pada biaya hutang, karena resiko yang dihadapi pemegang saham preferen lebih
besar dari resiko pemegang obligasi. Pemegang saham preferen memliki prioritas dalam
pembayaran dividen.
4) Saham biasa
Merupakan sumber dana yang permanen, karena akan tertanam dalam perusahaan untuk
jangka waktu yang tidak terbatas selama perusahaan masih menjalankan kegiatan operasi.
Pemegang saham biasa merupakan pemilik perusahaan yang sesungguhnya. Pendapatan yang
diterima oleh pemegang saham biasa adalah laba setelah dikurangi pajak dan dividen saham
prefeen secara teoritis.
Menurut Brigham dan Houston (2001) dalam Wijaya dan Wibawa (2010), menyatakan
bahwa peningkatan hutang diartikan oleh pihak luar tentang kemampuan perusahaan untuk
membayar kewajiban di masa yang akan datang atau adanya risiko bisnis yang rendah, hal
tersebut akan direspon secara positif oleh pasar. Terdapat dua pandangan mengenai
keputusan pendanaan. Pandangan pertama dikenal dengan pandangan tradisional yang
menyatakan bahwa struktur modal mempengaruhi nilai perusahaan. Peningkatan pendanaan
melalui utang merupakan salah satu alternatif untuk mengurangi biaya keagenan. Hutang
dapat mengendalikan manajer untuk mengurangi tindakan perquisites dan kinerja perusahaan
menjadi lebih efisien sehingga penilaian investor terhadap perusahaan akan meningkat.
(Arieska dan Gunawan, 2011) Penelitian Wijaya dan Wibawa (2010), Wahyudi dan Pawestri
(2006) dan Hasnawati (2005) sama-sama menemukan bukti bahwa keputusan pendanaan
mempengaruhi nilai perusahaan secara positif.
total hutang
DER =
Total Ekuitas
Risiko bisnis dalam penelitian tersebut secara parsial berpengaruh negatif tidak
signifikan terhadap keputusan pendanaan. Hal ini karenasemakin tinggi leverage operasi
maka semakin tinggi risiko bisnis sehingga probabilitas akibat tidak stabilnya pendapatan
akan semakin tinggi. Perusahaan yang memiliki business risk yang besar berarti bahwa
perusahaan yang memiliki risiko yang besar tersebut akan memerlukan dana yang cukup
besar dimana salah satu alternatif pemenuhan dananya adalah dengan menggunakan dana
eksternal. Namun demikian dengan risiko bisnis yang besar maka pihak eksternal yaitu
pemberi dana juga merasakan adanya kekhawatiran terhadap hal tersebut sehingga
memerlukan pertimbangan dalam keputusan pemberian pendanaan baru.
Struktur Aktiva dalam penelitian secara parsial berpengaruh positif signifikan
terhadap keputusan pendanaan. Hal ini sesuai dengan Pecking Order Theory.Semakin
tinggi struktur aktiva perusahaan maka semakin banyak aset perusahaan dalam aset tetap
sehingga dapat digunakan sebagai jaminan hutang atau kolateral perusahaan kepada
pemberi pinjaman. Karena perusahaan yang besar cenderung memiliki aset tetap yang
tinggi dimana perusahaan berasumsi bahwa pengelolaan aset ini akan menghasilkan
persediaan bagi perusahaan, sehingga diharapkan akan membawa laba yang besar pula
bagi perusahaan. Perusahaan yang memiliki banyak aset tetap memang mudah untuk
mendapatkan pinjaman dengan menjaminkan aset perusahaan. Namun perusahaan tidak
akan menjaminkan asetnya untuk mendapatkan modal jika perusahaan tidak
membutuhkan, apalagi jika dana internal perusahaan masih mencukupi. Sehingga sesuai
dengan POT yang menyatakan bahwa melakukan hutang adalah alternatif kedua untuk
memperoleh tambahan dana.
BAB III
PENUTUP
Daftar pustaka