Anda di halaman 1dari 5

Nama : Widara Rahmalia

Nim : 3402190407
Kelas : Manajemen Karyawan A
Matkul : Seminar Manajemen Keuangan

SUMBER-SUMBER PENAWARAN MODAL

Sumber-sumber Penawaran Modal Menurut Asalnya


A. Sumber Intern (Internal Sources)
Sumber penawaran modal ditinjau dari “asalnya” pada dasarnya dapat dibedakan
dalam “sumber intern” (internal sources) dan “sumber extern” (external sources). Modal
yang berasal dari sumber intern adalah modal atau dana yang dibentuk atau dihasilkan
sendiri di dalam perusahaan. Metode pembelanjaan dengan menggunakan dana atau modal
yang dibentuk atau dihasilkan sendiri di dalam perusahaan, yang berarti suatu
pembelanjaan dengan “kekuatan sendiri” disebut “pembelanjaan dan dalam perusahaan”
atau “internal financing” dalam arti yang luas.
Sumber intern atau sumber dana yang dibentuk atau dihasilkan sendiri di dalam
perusahaan adalah “keuntungan yang ditahan” (retained net profit) dan akumulasi
penyusutan (accumulated depreciations). Sebenarnya ditinjau dari penggunaan atau
bekerjanya kedua dana trersebut di dalam perusahaan tidak ada bedanya, dan di dalam
hubungan ini Joel Dean dalam bukunya yang berjudul “Capital Budgeting” menyatakan
“No distiction berween these should be make in appointment of internal investment “.
1. Laba ditahan
Besamya laba yang dimasukkan dalam cadangan atau ditahan, selain tergantung
pada besarnya laba yang diperoleh selama periode tertentu, juga tergantung kepada
“dividend politik” dan “plowing-back policy” yang dijalankan oleh perusahaan yang
bersangkutan meskipun laba yang diperoleh selama periode tertentu besar, tetapi oleh
karena perusahaan mengambil kebijakan bahwa sebagian besar dan laba tersebut dibagikan,
sebagai deviden, maka bagian laba yang dijadikan cadangan adalah kecil jumlahnya. Pada
umumnya pelaksanaan “plow-back policy” atau policy penanaman kembali dalam
perusahaan didasarkan pada pedoman-pedoman sebagai berikut:
1. “Plow-back” hendaknya dijalankan selama dapat diinvestasikan dengan “rate of
return” yang lebih tinggi daripada “cost of capital-nya”
2. “Plow-back” hendaknya dapat menstabilisir dividen.
3. Plow-back” hendaknya merupakan persiapan untuk menghadapi keadaan darurat
atau untuk ekspansi.
Blom mengemukakan 3 buah alasan utama untuk menahan laba, yaitu:
1. alasan untuk stabilisasi
2. alasan untuk investasi
3. alasan untuk memperbaiki struktur finansiil.
Berdasarkan itu maka perlulah diadakan:
1. cadangan untuk stabilisasi
2. cadangan untuk ekspansi
3. cadangan untuk perbaikan struktur finansiil.
Polak mengemukakan alasan untuk membuat cadangan sebagai berikut:
1. menjaga agar modal yang ditetapkan jangan “tersinggung”.
2. untuk melunasi utang.
3. untuk memenuhi kebutuhan modal badan usaha yang makin meningkat karena
hasrat perluasan. Makin besar cadangan yang disediakan berarti makin besar
sumber intern dan dana yang ada dalam perusahaan yang bersangkutan.
Pemanfaatan laba yang ditahan untuk satu perusahaan berbeda dengan lainnya
berdasarkan alasan tersebut di atas. Sebagai contoh aplikasi dalam perusahaan hutan
misalnya:
a. Disebabkan oleh perusahaan mempunyai dana dan laba ditahan cukup banyak sebagian
dana dipakai untuk membeli mesin barn (traktor, logging truck dll) pada posisi
mengganti alat lama yang telah tua dan produktivitasnya rendah, sebagian dana untuk
rehabilitasi kantor/perumahan dalam base camp yang keadaannya rusak karena
mernang telah lama umur pakainya misalnya 15-20 tahun.
b. Untuk HTI yang pada mulanya persemaian dengan menggunakan manual, setelah
perusahaan melewati daur dan mendapatkan keuntungan dan hasil panenan, sebagian
dana laba ditahan dipakai untuk memperbaikilmerenovasi persemaian dengan
menambah peralatan mekanis misalnya untuk penyiramandengan memakai sprinkle.
Dengan adanya sprinkle ini diharapkan kualitas penyiraman dapat lebih seragam
sehingga kualitas bibit meningkat.
c. Apabila suatu perusahaan pada awalnya banyak hutan bank dengan angsuran dan biaya
bunga bank cukup tinggi maka laba ditahan dapat dipakai untuk melunasi sebagian
hutan atau seluruhnya. Dengan demikian maka biaya angsuran dan bunga bank akan
berkurang atau hapus sehingga biaya total menurun dan keuntungan menjadi lebih
besar.
2. Depresiasi.
Besarnya akumulasi depresiasi yang dibentuk dari depresiasi setiap tahunnya
adalah tergantung kepada metode depresiasi yang digunakan oleh perusahaan yang
bersangkutan. Sementara sebelum akumulasi depresiasi tersebut digunakan untuk
mengganti aktiva tetap yang akan diganti, dapat digunakan untuk membelanjai
perusahaan meskipun waktunya terbatas sampai saat penggantian tersebut.
Selama waktu akumulasi depresiasi merupakan sumber penawaran modal di dalam
perusahaan itu sendiri. Makin besar jumlah akumulasi depresiasi berarti makin besar
“sumber intern” dan dana yang dihasilkan di dalam perusahaan yang bersangkutan.
Depresiasi/penghapusan suatu aktiva tetap misalnya diperhitungkan dalam biaya
tetap, akan tetapi pada kenyataannya biaya dalam arti riil/kas tidak dikeluarkan. Oleh
sebab itu depresiasi tersebut menjadi sumber internal dana perusahaan. Sebaiknya
dana tersebut tidak digunakan untuk kepentingan lain sehingga pada saat perusahaan
memerluakan dana investasi peralatan (penggantian) misalnya setelah 5 tahun sesuai
umur pakainya tidak mengalami kesulitan. Misalnya untuk meningkatkan likwiditas
perusahaan.

B. Sumber Extern (External Sources)

“Sumber extern” adalah sumber yang berasal dan luar perusahaan, dan
sebagaimana diuraikan di muka, bahwa metode pembelanjaan di mana usaha
pemenuhan kebutuhan modalnya diambilkan dan sumber-sumber modal yang berada di
luar perusahaan dinamakan “pembelanjaan dan luar perusahaan (external financing)”.
Dana yang berasal dan sumber extern adalah dana yang berasal dan para kreditur
dan pemilik, peserta atau pengambil bagian didalam perusahaan. Modal yang berasal
daRI para kreditur adalah merupakan hutang bagi perusahaan yang bersangkutan dan
modal yang berasal dan para kreditur tersebut ialah apa yang disebut “Modal Asing”.
Metode pembelanjaan dengan menggunakan modal asing disebut “pembelanjaan
asing” atau “pembelanjaan dengan hutang” (Debt financing). Dana yang berasal dari
pemilik, peserta atau pengambil bagian di dalam perusahaan adalah merupakan dana
yang akan tetap ditanamkan dalam perusahaan yang bersangkutan, dan dana ini dalam
perusahaan tersebut akan menjadi “Modal Sendiri”. Metode pembelanjaan dengan
menggunakan dana yang berasal dan pemilik atau calon pemilik disebut “pembelanjaan
sendiri” (Equity financing).
Dengan demikian maka pada dasarnya dana yang berasal dan sumber extren
adalah terdiri dan “modal asing” dan “modal sendiri”. Dalam hubungannya dengan
modal asing dan modal sendiri Curt Sanding dalam bukunya yang berjudul :
“Finanzierung mit Fremd.-kapital” mengemukakan perbedaan antara kedua bentuk
tersebut, antara lain sebagai berikut :
Modal Asing Modal Sendiri
1. Modal yang terutama memperhatikan 1. Modal terutama dan berkepentingan
kepada kepentingannya sendiri, yaitu terhadap kontinuitas kelancaran dan
kreditur keselamatan perusahaan.
2. Modal yang tidak mempunyai pengaruh 2. Modal yang dengan kekuasaannya
terhadap penyelenggaraan perusahaan dapat mempengaruhi politik
3. Modal dengan beban bunga yang perusahaan.
tetap, tanpa memandang adanya 3. Modal yang mempunyai hak atas
keuntungan atau kerugian. laba sesudah pembayaran bunga
4. Modal yang hanya sementara turut kepada modal asing
bekerjasama di dalam perusahaan 4. Modal yang digunakan di dalam
5. Modal yang dijamin modal yang perusahaan untuk waktu yang tidak
mempunyai hak didahulukan (hak terbatas atau tidak tertentu lamanya.
preferent) sebelum modal sendiri di 5. Modal yang menjadi jaminan dan
dalam likuidasi. haknya adalah sesudah modal asing di
dalam likuidasi.

Pada umumnya modal asing dalam perusahaan yang terbesar adalah dan hutan
bank. Pihak bank meskipun memberikan pinjaman pada perusahaan tidak mempunyai
pengaruh/wewenang untuk campur tangan dalam perusahaan. Oleh sebab itu pihak bank
harus hati-hati dalam memberikan kredit/hutan, dengan cara meneliti secara seksama
kinerja perusahaan. Resiko dan bank adalah perusahaan tidak mampu membayar angsuran
dan bunga sesuai dengan kesepakatan/perjanjian yang ada.
Dari pihak perusahaan hutang bank mempunyai akibat perusahaan harus membayar
angsuran pinjaman dari bunga secara tetap, tidak peduli laba-rugi. Oleh sebab itu
keputusan hutang kepada bank harus didasarkan perhitungan yang cermat terhadap
kemampuan perusahaan rnembayar dan biasanya dikaitkan dengan kinerja produksi,
pemasaran dll yang berpengaruh terhadap aspek financial. Modal asing hanya sementara
ikut bekerjasama dengan perusahaan dalam arti apabila perusahaan diatas sudah membayar
pinjaman dan bunganya secara lunas kepada bank dan selanjutnya tidak perlu lagi
pinjaman/hutang maka bank tidak ada lagi kerjasama/ikut dalam perusahaan.
Dalam keadaan perusahaan bangkrut dan akhirnya dilikuidasi, maka apabila aktiva
tetap yang ada dijual, maka pihak bank mempunyai hak didahulukan yaitu hasil penjualan
aktiva tersebut untuk niembayar hutang kepada bank yang belum dibayar sebelumnya.
Modal sendiri biasanya berasal dari pemilik perusahaan yang dalam perusahaan bentuk PT
(Perseroan Terbatas) adalah pemegang saham. Modal saham yang ditanamkan oleh pemilik
mempunyai harapan jangka panjang dan bahkan perusahaan dapat berjalan lancar dan
lestari.
Dalam perusahaan PT pemegang kekuasaan tertinggi adalah RUPS (Rapat Umum
Pemegang Saham). RUPS mempunyai wewenang mengangkat dan memperhentikan
direksi perusahaan. Apabila suatu perusahaan direksinya korupsilmenyeleweng dan
kinerjanya kurang baik, dapat dialkukan RUPS dan membuat keputusan memecat atau
mengganti direksi. Disamping itu sesuai dengan PT untuk mengawasi jalannya perusahaan
para pemegang saham menduduki jabatan komisaris perusahaan.
Dalam RUPS dapat dibuat keputusan financial misalnya menyangkut labah ditahan
dan pembagian dividend. Selain itu dalarn RUPS suara pemegang saham ditentukan oleh
prosentasi besarnya saham. Misalnya ada pemegang saham mayoritas (>80%), maka
pemegang saham ini mempunyai hak suara yang lebih dalam hal membuat keputusan
(voting). Dalam hal hak pemegang saham deviden, perusahaan hanya wajib
membayar/memberikan deviden apabila perusahaan mendapatkan laba/keuntungan
(berbeda dengan hutang bank). Selanjutnya apabila karena sesuatu hal perusahaan
bangkrut dan dilikwidasi, maka hak pemegang saham merupakan kesempatan berikkutnya
sesudah hak bank (modal asing) dalam hal pembayaran kewajiban perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai