Anda di halaman 1dari 14

Fungsi Keuangan

Nama Kelompok :
Afrilia Dwi Damayanti (19.0101.1063)
Vina Ayuning Krisna (19.0101.0173)
Baratha Petra Sakti (19.0101.0186)
Septiana Isca Sari (19.0101.0197)
Ade Rahman Setiawan (19.0101.0209)

Universitas Muhammadiyah Magelang


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Manajemen
Latar Belakang :

Masalah keuangan sangat penting bagi kelangsungan hidup didalam perusahaan.


Keuangan suatu perusahaan berkaitan dengan pengelolaan penggunaan dana
(pembelanjaan aktif) dan pengelolaan sumber-sumber dana (pembelanjaan pasiv).

Tersedia dana yang cukup merupakan suatu syarat agar perusahaan dapat
melaksanakan berbagai kegiatan sehari-hari dengan lancar. Cukup berarti tidak
kekurangan dana dan tidak kelebihan dana. Kekurangan dana dapat mengakibatkan
pembelian bahan baku atau barang dagangan dan pembayaran dapat terganggu.
Akibat berimbas pada kekecewaan langganan tidak terlayani dengan baik.
Sebaliknya apabila kelebihan dana dapat mengakibatkan investasi perusahaan
terlalu besar. Hal ini selanjutnya menimbulkan beban tetap yang besar dari waktu
ke waktu.

Rumusan Masalah :

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas,dapat ditarik rumusan


masalah sebagai berikut :

1. Apa itu fungsi keuangan ?


2. Apa itu Kebutuhan finansial?
3. Rasio keuangan
4. Faktor-faktor yang mempengaruih leverage
5. Macam-macam metode

Tujuan :

1. Agar Mahasiswa atau pembaca dapat mengetahui apa itu fungsi keuangan
2. Agar Mahasiswa atau pembaca dapat mengetahui apa itu kebutuhan
finansial
3. Agar Mahasiswa atau pembaca dapat mengetahui rasio keuangan
4. Agar Mahasiswa atau pembaca mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi leverage
5. Agar Mahasiswa atau pembaca mengetahui macam-macam metode
Pembahasan

A. Fungsi Keuangan

Fungsi keuangan bertujuan untuk mengatur pencarian sumber – sumber dana yang
dibutuhkan bagi perusahaan dan kemudian mengatur penggunaan dari dana yang
telah diperoleh. Sumber dana yang dibutuhkan dapat diperoleh dari berbagai
sumber,terdiri dari :

1. Sumber Dana Intern


Sumber dana intern adalah sumber dana yang berasal dari dalam perusahaan
itu sendiri. Sumber tersebut muncul dari adanya hasil yang diperoleh dari
jalannya usaha yang dilakukan oleh perusahaan tersebut. Dari usaha itulah
maka perusahaan akan memperoleh hasil serta laba atau profit.

2. Sumber Dana Ekstern


Sumber dana ekstern adalah sumber yang berasal dari masyarakat umum
yang dalam hal ini berupa pembelian saham oleh masyarakat kepada saham-
saham yang telah dikeluarkan oleh atau diremisi oleh perusahaan tersebut.
Perusahaan yang telah mengeluarkan sahamnya dan menjualnya kepada
masyarakat umum sering disebut perusahaan yang Go Public.

Sumber dana ekstern yang lain dapat berupa kredit dari bank atau pun kredit
atau utang dari perusahaan lain baik utang dagang yang bersifat jangka
pendek maupun utang obligasi yang berjangka waktu panjang. Dalam hal
ini kredit jangka panjang ini perusahaan mengeluarkan surat pernyataan
utang kepada pihak lain baik dari bank maupun orang atau perusahaan lain
atas sejumlah uang tertentu untuk jangka waktu tertentu serta dengan tingkat
bunga tertentu pula.

Sumber dana yang berasal dari kredit memerlukan beban financial tertentu
yang berupa beban yang besar tetap pada tiap bulan atau tahun yaitu yang
berupa beban bunga terhadap kreditnya itu. Dengan ditentukan besarnya
bunga terhadap kreditnya maka perusahaan memiliki beban tetap sebesar
persentase bunga kredit tersebut dikalikan dengan nilai nominal kreditnya.
Lain halnya dengan sumber dana yang berasal dari penjualan saham. Modal
saham yang dimiliki oleh perusahaan sebagai hasil emisinya itu akan
membawa konsekuwensi financial yang berupa beban pembayaran deviden
kepada para pemegang sahamnya itu. Oleh karena itu, pada umumnya
sumber dana jangka pendek itu juga dipergunakan untuk membelanjai
kebutuhan-kebutuhan yang bersifat jangka pendek pula. Selanjutnya
sumberdana jangka panjang seperti utang jangka panjang, modal saham
serta sumber dana intern dari laba usaha dapat digunakan untuk
membelanjai kebutuhan jangka panjang.

Setelah sumber dana dapat diperoleh, maka tugas selanjutnya dari bagian
keuangan adalah untuk mengatur penggunaan bagi dana yang telah
diperoleh baikdari sumber intern maupun ekstern tersebut. Dana yang telah
diperoleh itu dapat dipergunakan untuk kebutuhan-kebutuhannya.

B. Kebutuhan Finansial
Kebutuhan finansial dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Kebutuhan Operasional
2. Kebutuhan Sumber Dana

a. Kebutuhan operasional merupakan kebutuhan terhadap barang-barang


modal yang dipergunakan untuk menjalankan kegiatan operasional sehari-
hari. Jadi secara ringkas kebutuhan operasional perusahaan terdiri dari :

1) Kebutuhan Modal Kerja


Kebutuhan modal kerja merupakan investasi dalam harta jangka pendek
atau investasi dalam harta lancar (current assets). Modal kerja dapat
dikategorikan menjadi dua yaitu modal kerja kotor (gross working
capital) dan modal kerja bersih (net working capital). Modal kerja kotor
adalah jumlah harta lancar, dan modal kerja bersih adalah jumlah
harta lancar dikurangi jumlah utang lancar (current liabilities).
Manajemen modal kerja mengelola harta lancar dan utang lancar
agar harta lancar selalu lebih besar daripada utang lancar

2) Kebutuhan Modal Tetap


Modal Tetap adalah fixed capital yaitu modal perusahaan yang tertanam
dalam harta tetap, hak paten, dan muhibah (goodwill), tanah dan mesin-
mesin, serta saham dan surat berharga lainnya.

3) Kebutuhan Nama Baik (Goodwill)


Goodwill atau reputasi baik ini dapat berupa pelanggan yang loyal, produk
atau jasa yang bagus, lokasi perusahaan yang strategis, team yang bagus,
keuangan perusahaan yang bagus, nama baik, merek yang sudah dikenal
masayarakat luas, sesuai strategi perusahaan dan sebagainya.

b. Kebutuhan Sumber Dana


Dalam hal ini kita dapat mengambil atau menarik dana dari sumber dana
yang berupa utang (modal asing) ataupun modal sendiri. Baik modal asing
ataupun modal sendiri tersebut adalah merupakan sumber dana yang akan
dipergunakan dalam membelanjai kebutuhan modal kerja tersebut.
Di tinjau dari segi alasannya maka sumber dana dapat dibagi menjadi 2
macam yaitu :
1) Sumber Dana Ekstern
2) Sumber Dana Intern
Kalau ditinjau dari segi pemiliknya maka dapat dikelompokkan menjadi :
1) Modal Asing
Modal asing adalah sumber dana dimana pemilik dari sumber dana
tersebut adalah merupakan pihak luar dari perusahaan itu. Sumber dana
seperti ini pada kongkritnya adalah berupa hutang kepada pihak luar,
baik utang jangka pendek maupun utang jangka panjang. Sebagai
contoh dari modal asing ini dapat disebut sebagai berikut :
- Utang Dagang
- Utang Obligasi
- Utang Hipotek
- Kredit dari Bank
- KMKP (Kredit Modal Kerja Permanen)
- KIK (Kredit Investasi Kecil)
- KI (Kredit Investasi) dan sebagainya

2) Modal sendiri
Modal sendiri yaitu sumber dana dimana pemilik itu adalah merupakan
pemilik perusahaan itu sendiri. Sumber dana ini sering disebut Modal
Sendiri atau Owner’s Equty, sebagai contohnya sebagai berikut :
- Modal Saham Biasa (Common Stock)
- Modal Saham Preferen (Preffered Stock)
- Modal Statuta
- Modal Sendiri
- Laba Yang Ditahan (Retained Earning)

C. Rasio Keuangan
Rasio keuangan dapat dibagi kedalam tiga bentuk umum yang sering
digunakan yaitu :
1. Rasio Likuiditas
Rasio Likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk membayar
kewajiban-kewajiban finansial yang segera harus dilunasi (yang bersifat
jangka pendek). Kewajiban financial jangka pendek yang harus segera
dipenuhinya itu dapat berupa utang yang sudah akan jatuh tempo dalam
jangka waktu dekat, upah tenaga kerja, utang bahan yang dibelinya,
pembayaran rekening listrik, air minum yang deperlukan dalam proses
produksinya dan sebagainya. Kewajiban tersebut dapat ditutup dari alat-
alat likuid yang dimiliki perusahaan. Adapun alat likuidnya yang paling
likuid adalah uang kas. Menurtu Van Horn : “Sistem pembelanjaan yang
baik Current ratio harus berada pada batas 200 % dan Quick ratio berada
pada 100 %”. Adapun yang tergabung pada rasio ini adalah :

a. Current Ratio ( Rasio Lancar )


Current ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mnegatur
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka
pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki
b. Quick Ratio ( Rasio Cepat )
Quick ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka
pendeknya dengan menggunkan aktiva yang lebih likuid.
c. Cash Ratio ( Rasio Lambat )
Cash ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka
pendeknya dengan kas yang tersedia dan disimpan di bank.

2. Rasio Rentabilitas
Rasio rentabilitas adalah merupakan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba atau keuntungan dari seluruh modal yang dimiliki.
Rasio ini sering juga disebut rentabilitas ekonomis yang disingkat RE.
Yang termasuk dalam rasio ini adalah :
a. Gross Profit Margin ( Margin Laba Kotor )
Merupakan perbandingan antara penjualan bersih dikurangi dengan
harga pokok penjualan dengan tingkat penjualan, rasio ini
menggambarkan labar kotor yang dapat dicapai dari jumlah
penjualan.
b. Net Profit Margin
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur laba bersih
sesudah pajak,lalu dibandingkan dengan volume penjualan.
c. Earning Power of Total Investment
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dari
modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk
menghasilkan keuntungan.
d. Return on Equity ( Pengembalian atas Ekuitas )
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dari
modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi seluruh
pemegang saham, baik saham biasa maupun saham preferen.

3. Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas merupakan perbandingan antara total kekayaan
dengan total utang yang dimiliki perusahaan. Jadi hal ini akan
menunjukkan kemampuan perusahaan untuk mengembalikan seluruh
hutangnya baik jangka pendek maupun jangka panjang dengan seluruh
kekayaan yang ada padanya. Oleh karena itu maka untuk mengukur
besar kecilnya solvabilitas dapat diukur dari ratio antar total aktiva
dengan total utang. Yang tergabung dalam rasio ini adalah :
a. Total Debt to Equity Ratio (Rasio Hutang Terhadap Ekuitas)
Merupakan perbandingan antara hutang-hutang dan ekuitas dalam
pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal
sendiri,perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibanya.
b. Total Debt to Total Asser Ratio (Rasio Hutang terhadap Total
Aktiva)
Rasio ini merupakan perbandingan antara hutang lancar dan hutang
jangka panjang dan jumlah seluruh aktiva diketahui. Rasio ini
menunjukkan berapa bagian dari keseluruhan akiva yang dibelanjai
oleh hutang.
4. Rasio Leverage
Leverage yaitu merupakan usaha untuk menggunakan sesuatu yang
akan membawa konsekuensi beban tetap. Terdapat 2 macam leverage
yaitu :
a. Operating Leverage
Operating leverage adalah penggunaan suatu kekayaan atau aktiva
tertentu yang akan mengakibatkan beban tetap bagi perusahaan
seperti mesin-mesin, gedung dan sebagainya. Dalam hal ini beban
tetapnya akan berupa biaya depresiasi.
b. Financial Leverage
Financial leverage adalah peggunaan sumber dana tertentu yang
akan mengakibatkan beban tetap yang berupa biaya bunga. Sumber
dana ini dapat berupa utang obligasi kredit dari bank dan sebagainya.

D. Factor Leverage
Factor leverage adalah merupakan angka yang menunjukan perbandingan
besarnya kekayaan atau sumber dana yang mengakibatkan beban tetap
dengan seluruh kekayaan atau sumber dana yang dipergunakan oleh
perusahaan dalam menjalankan usahanya. Pengertian leverage ini pada
umumnya selalu dikaitkan dengan masalah financial leverage dan bukan
operating leverage.

Macam-maacam factor leverage yaitu :

1. Kesehatan Finansial
Kesehatan perusahaan itu dapat diukur dari beberapa ukuran seperti
rasio-rasio likuiditas, solvabilitas, rentabilitas serta aktivitasnya.
Berdasarkan atas kriteria atau ukuran-ukuran kesehatan finansial yang
ditentukan oleh pemerintah bagi badan-badan usaha milik Negara
(BUMN) yang ada di Indonesia kita dapat mengetahui sehat tidaknya
suatu perusahaan tertentu.

2. Kredit Modal Kerja


Modal kerja itu dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu Modal Kerja
Variabel dan Modal Kerja Tetap atau Permanen. Istilak KMKP ini erat
hubungannya dengan kedua jenis modal kerja tersebut, khususnya
tentang bagaimana cara kita untuk membelanjainya apabila kita akan
membelanjainya dengan sumber dana ekstern atau kredit. Sumber dana
yang cocok dan yang pada umumnya dipergunakan adalah berupa kredit
baik kredit jangka pendek maupun kredit jangka panjang.

Dalam tinjauan atas beban finansial terhadap cara pembelanjaan ini kita
akan berhubungan dengan beberapa konsep seperti :
a. Modal Optimum dan Optimum Modal
Modal optimum adalah merupakan jumlah modal (Modal Kerja)
yang sebaliknya dibelanjai dengan kredit jangka panjang.
Optimum modal merupakan masalah untuk menentukan atau
memperhitungkan seberapa besar jumlah modal optimum yang
sebaiknya harus dibelanjai dengan kredit jangka panjang tersebut.
Bagaimana cara menentukan modal optimum atau bagaimana cara
kita memecahkan masalah optimum modal itu, hal ini menyagkut
konsep berikutnya yaitu konsep “Jangka Waktu Kritis” atau
disingkat “Jangka Kritis”.
b. Jangka Waktu Kritis
Jangka kritis adalah jangka waktu yang menunjukan bahwa jumlah
kebutuhan modal kerja yang dibutuhkan selama jangka waktu
tertentu (jangka waktu kritis) apabila dipenuhi dengan kredit jangka
panjang (tahunan) akan memakan biaya yang sama besarnya dengan
apabila kebutuhan tersebut dibelanjai dengan kredit jangka pendek
(bulanan). Jangka kritis ini dapat diperhitungkan dengan rumus
sebagaiberikut :

Keterangan :
JK = Jangka Kritis
BKJP = Bunga Kredit Jangka Panjang
BKJD = Bunga Kredit Jangka Pendek
BD = Bunga Deposito Untuk memperhitungkan jangka kritisnya
maka kita dapat menggunakan pedoman pembelanjaan sebagai
berikut :
1) Jumlah kebutuhan yang memiliki jangka waktu kebutuhan lebih
panjang daripada jangka kritis harus dibelanjai dengan kredit jangka
panjang, karena biayanya akan lebih murah.
2) Jumlah kebutuhan yang berjangka waktu kurang dari jangka kritis harus
dibelanjai dengan kredit jangka pendek.
3) Sedangkan jumlah kebutuhan yang jangka waktu dibutuhkannya adalah
sama dengan jangka kritis maka untuk itu dibelanjai dengan kredit
jangka panjang ataupun kredit jangka pendek biayanya akan sama.

c. Investasi
Yang dimaksud investasi adalah alat Bantu manajemen perusahaan
untuk menilai usulan proyek investasi yang digunakan dalam
pengambilan keputusan investasi. Pada dasarnya kriteria investasi
dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu :
1) Kriteria investasi yang mendasarkan pada konsep keuntungan / income
adalah Average Rate Of Return atau sering juga disebut Accounting
Rate of Return.
2) Kriteria investasi yang mendasar pada konsep Cash Flow, dapat dirinci
kan :
a) Konsep Cash Flow yang tidak memperhatikan nilai waktu terhadap
uang atau faktor yang tidak didiskonkan (Undiscounted cash flow)
yaitu metode Payback Periode.
b) Konsep Cash Flow yang memperhatikan nilai waktu terhadap uang
atau faktor diskon (discounted cash flow) antara lain adalah :
(1) Net Present Value (NPV)
(2) Profitability Index (PI)
(3) Internal Rate of Return (IRR)

E. Jenis-Jenis Metode

1. METODE PAYBACK PERIODE


Payback Periode adalah suatu periode yang diperlukan untuk dapat menutup
kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan “proceed” atau aliran
kas neto(net Cash Flow).

Metode payback periode ini memiliki beberapa kelemahan seperti :


a. Mengabaikan time of money
b. Lebih mementingkan pada pengembalian investasi dari pada aspek laba
dalam waktu umur investasi sehingga cash flow sesudah umur payback
periode tidak diperhatikan. Adapun keunggulan dari metode ini adalah
metode ini sangat sederhana sehingga mudah memperhitungkannya.

2. METODE NET PRESENT VALUE


Metode ini memperhatikan nilai waktu dari uang, maka proceed atau cash
flow maupun investasi harus didiskonkan atas dasar factor diskonto yang
berlaku pada saat itu. Dalam hal ini kita mendasarkan diri pada present
value of money atau nilai waktu terhadap uang, yaitu suatu pandangan
bahwa nilai uang pada saat ini tidak sama dengan nilai uang dikemudian
hari. Nilai uang sekarang akan dinilai lebih tinggi dari pada nilai uang
dikemudia hari. Sebaliknya nilai uang pada tahun yang akan dating
dikemudian hari tentu saja akan dinilai lebih redahdari nilai uang sekarang.

3. METODE INTERNAL RATE OF RETURN


Metode Internal rate of return ini dapat diartikan sebagai tingkat bunga yang
akan menjadi nilai sekarang dari proceed yag diharap akan diterima (PV of
future proceeds) sama dengan jumlah nilai sekarang dari keseluruhan modal
(PV of Capital Outlays) atau nilai investasinya.
Daftar Pustaka :
Sumber : http://my.opera.com/agik47/blog/2011/10/29/fungsi-keuangan-2
Sumber : http://mysunsetland.blogspot.com/2017/01/fungsi-keuangan.html
Sumber : https://www.proweb.co.id/articles/akuntansi/goodwill.html

Anda mungkin juga menyukai