Anda di halaman 1dari 19

Modul ke Pemilihan Sumber Pembiayaan

03
MANAJEMEN PERPAJAKAN

Fakultas

Sekolah
Pasca Sarjana
Oleh :
Program Studi Tim Dosen.
Magister Dosen Manajemen Perpajakan
Akuntansi
Saldo Laba (Retained Earnings)
Pengertian Saldo Laba

Saldo laba atau retained earnings adalah laba yang ditahan


perusahaan sehingga tidak dibagikan kepada pemegang saham.

Kieso (2002) berpandangan bahwa laba ditahan adalah laba yang


ditahan dan dimanfaatkan oleh perusahaan terlebih dahulu
untuk menyokong kegiatan bisnis ke depannya.
Fungsi Saldo Laba

Sesuai dengan pengertiannya, retained earnings digunakan


sebagai tambahan modal bagi perusahaan.

Lima fungsi utama dari laba ditahan, yaitu:


1. pengembangan usaha,
2. pembayaran hutang,
3. investasi,
4. stabilisasi perusahaan,
5. mendukung kegiatan operasional perusahaan.
Pengelompokan Saldo Laba

Saldo laba ditahan atau retained earnings dipengaruhi oleh beberapa


kelompok akun, antara lain:
1. Besarnya laba ditahan periode sebelumnya
Merupakan laba yang sudah digunakan pada periode berjalan.
2. Dividen
Merupakan besarnya laba bersih yang hendak dibagikan kepada
pemegang saham, dapat berupa tunai atau saham. Besarannya
ditentukan oleh kebijakan dividen perusahaan yang ditetapkan
pada rapat umum pemegang saham atau RUPS.
3. Besarnya laba/rugi bersih setelah pajak

Retained Earnings = Laba ditahan periode sebelumnya + Laba/rugi


bersih setelah pajak - Dividen
Pendanaan Modal
Pendanaan Modal

Strategi pendanaan modal kerja suatu perusahaan dibuat dengan


mempertimbangkan  struktur pendanaan yang dapat meminimalisir
beban cost of fund atau biaya dana. Sehingga diperlukan perencaan
keuangan berupa proyeksi laba/rugi dan arus kas agar didapatkan
data nilai keuntungan serta berapa besar dana yang diperlukan.

Apabila kebutuhan dana melebihi budget, langkah dan strategi yang


harus disiapkan perusahaan dalam mendapatkan pendanaan modal
kerja antara lain:
1. Pinjaman modal kerja dari bank
2. Profit sharing atau bagi hasil dengan investor
3. Kredit supplier
4. Setoran modal
5. Penawaran saham
Debt Financing Secara Umum
Debt Financing Secara Umum

Debt financing ialah mekanisme pendanaan melalui jalur pinjaman


(utang) yang didapat dari pihak lain di luar pendanaan internal.
Pihak yang memberi pinjaman akan berstatus sebagai kreditur, di
mana ia berhak atas pengembalian utang yang diberikan, baik
pokok utang maupun bunganya.

Keunggulan Debt Financing Kekurangan Debt Financing


1. Persentase kepemilikan saham 1. Persyaratan kualifikasi
tidak berkurang 2. Disiplin membayar pinjaman dan
2. Pertahanan kontrol perusahaan bunga setiap bulannya dengan
tidak terintervensi tepat waktu
3. Perencanaan anggaran lebih 3. Berpotensi kehilangan aset yang
mudah dijadikan jaminan
Debt Financing Melalui Pihak Berelasi
Debt Financing Melalui Pihak Berelasi

Debt financing melalui pihak berelasi ialah mekanisme pendanaan


melalui jalur pinjaman (utang) yang didapat dari pihak berelasi di luar
pendanaan internal. Sering digunakan oleh perusahaan multinasional
sebagai alat praktik penghindaran pajak, yang lebih dikenal dengan thin
capitalization.

Modus pemberian pinjaman dalam praktik thin capitalization dilakukan


melalui:
1. Direct loan, berupa investor (pemegang saham) menjadi Wajib Pajak
Luar Negeri (WPDN) langsung.
2. Back to back loan, berupa investor menyerahkan dananya kepada
mediator, pihak ketiga, untuk langsung dipinjamkan kepada anak
perusahaan dengan sejumlah imbalan.
3. Paralel loan, dimana investor mancanegara bermitra perusahaan
lokal yang memiliki anak perusahaan yang berada di negara investor.
Sewa Guna Usaha (Leasing) dan
Anjak Piutang (Factoring)
Sewa Guna Usaha (Leasing)

Menurut Subekti (1979) leasing adalah perjanjian sewa-menyewa yang telah


berkembang di kalangan pengusaha, dimana lessor (pihak yang menyewakan)
sering merupakan perusahaan leasing, menyewakan suatu perangkat alat
perusahaan (mesin-mesin), termasuk servis, pemeliharaan dan lain-lain kepada
lessee (penyewa) untuk jangka waktu tertentu.

Dalam Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 1169/KMK.01/1991,


sewa guna usaha didefinisikan sebagai kegiatan pembiayaan dalam bentuk
penyediaan barang modal yang terdiri dari:
• Sewa guna usaha dengan hak opsi (finance lease)
Pada diri lessee terdapat hak opsi di akhir-akhir masa sewa, yakni untuk
memiliki objek leasing di akhir masa sewa dengan membayar sejumlah uang
sesuai dengan perjanjian.
• Sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease)
Objek leasing wajib dikembalikan kepada lessor setelah masa sewa selesai.
Anjak Piutang (Factoring)

Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 84/PMK.012/2006 tentang


Perusahaan Pembiayaan dan Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 9 tahun
2009 tentang Lembaga Pembiayaan. Pengertian anjak piutang (factoring) adalah
kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian piutang dagang jangka pendek
suatu perusahaan berikut pengurusan atas piutang tersebut.

Pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan anjak piutang adalah:


• Perusahaan anjak piutang (factor), adalah badan usaha yang melakukan usaha
pembiayaan dalam bentuk pembelian dan pengalihan serta pengurusan
piutang atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan dari transaksi
perdagangan dalam atau luar negeri.
• Penjual piutang (client), adalah pihak yang mempunyai piutang dagang jangka
pendek lalu menjualnya kepada perusahaan pembiayaan.
• Costumer, adalah pihak yang berutang kepada penjual piutang (client).
• Piutang atau tagihan.
Hybrid Financial Instrument
Hybrid Financial Instrument

OECD (2012) mendefinisikan hybrid financial instrument sebagai instrumen


keuangan yang diklasifikasikan berbeda di antara negara-negara yang terlibat dalam
transaksi instrumen tersebut. Instrumen keuangan yang dimaksud dapat berupa
dividen maupun bunga.

Apabila dikaitkan dengan sumber pembiayaan keuangan, utang dan modal memiliki
karakteristik yang berbeda.
Instrumen keuangan utang Instrumen keuangan modal
- Menghasilkan imbalan bunga - Menghasilkan penghasilan dividen
- Bagi pihak pembayar bunga: umumnya - Bagi pihak pembayar dividen: tidak
dapat berlaku sebagai biaya (deduction) dapat berlaku sebagai biaya (non-
- Bagi pihak penerima bunga: deduction)
Penghasilan kena pajak (inclusion) - Bagi pihak penerima dividen: bukan
penghasilan kena pajak (non-inclusion)
Offshore Financing dan Onshore Financing
Offshore Financing dan Onshore Financing

Offshore Financing Onshore Financing


- Pinjaman yang pembiayaannya - Pinjaman yang pembiayaannya
berasal dari luar negeri berasal dari dalam negeri
- Dana pinjaman merupakan devisa - Dana pinjaman merupakan dana
yang beredar di luar negeri yang beredar di dalam negeri
- Pasti diberikan dalam bentuk valuta - Dapat diberikan dalam bentuk
asing valuta asing maupun rupiah
- Kreditur terdiri dari: - Kreditur terdiri dari:
o Bank-bank asing / lembaga- o Bank / lembaga keuangan
lembaga keuangan asing nasional
o Cabang dari bank / lembaga o Cabang dari bank / lembaga
keuangan nasional yang beroperasi keuangan asing yang beroperasi
di luar negeri di dalam negeri
Contoh: Contoh:
- Kredit sindikasi - Kredit sindikasi
- Kredit pembiayaan ekspor - Kredit pembiayaan ekspor
Terima Kasih Atas Perhatiannya

Tim Dosen
Dosen Manajemen Perpajakan

Anda mungkin juga menyukai