Terdapat beberapa teknik untuk mengalihkan arus kas keluar ke bagian lain :
Cash Flow Shenanigan No.3 : Meningkatkan Arus Kas Operasi dengan Menggunakan
Aktivitas yang Tidak Berkelanjutan
Terdapat beberapa teknik dalam melakukan peningkatan arus kas operasi dengan
menggunakan aktivitas yang tidak berkelanjutan :
Terapat tig acara yang dapat dilakukan oleh manajemen untuk melebih-lebihkan atau
merekayasa kinerja perusahaan :
Key Metric Shenanigans No.2 : Mendistorsi Metriks Neraca untuk Mencegah Terlihatnya
Penurunan Kinerja
Terdapat beberapa teknik yang dapat diterapkan oleh perusahaan untuk mengubah balance
sheet agar penurunan kinerja perusahan tidak terlihat yaitu sebagai berikut :
Dengan menggunakan Laporan Keuangan PT Garuda Indonesia Tahun 2018 versi Setelah
disajikan kembali dengan versi sebelum disajikan kembali, diskusikan dan siapkan hal
berikut:
1. Hitung Rasio Keuangan dan lakukan analisis singkat perbandingan antara LK
sebelum vs sesudah disajikan kembali
2. Anda diminta mencari informasi yang tersedia di media massa dan diskusikan serta
jelaskan apakah:
a. Terdapat financial shenanigans di LK Garuda tahun 2018 sebelum disajikan
kembali?
b. Jika Ya, tentukan dugaan jenis financial shenanigan yang terjadi.
Jawaban :
1. Rasio Solvabilitas
Total Liabilitas
Total Debt to Asset Ratio =
Total Asset
Total Liabilitas
Total Debt to Equity Ratio =
Total Ekuitas
Analisis :
Debt tu Equity Ratio PT.Garuda pada saat sebelum disajikan kembali dan setelah
disajikan kembali sama-sama mengalami peningkatan. Untuk debt to asset ratio
angkanya sama-sama melebihi 0,5, yang artinya Sebagian besar asset PT.Garuda
masih dibiayai oleh hutang. Nilai tersebut semakin meningkat setelah laporan
keuangan disajikan kembali, yakni meningka sebesar 0,3 yang menunjukkan
bahwa setelah disajikan kembali maka semakin besar nilai aset yang diketahui
dibiayai dengan hutang.
2. a. Ya, terdapat financial shenanigans pada laporan keuangan Garuda tahun 2018
sebelum disajikan kembali
b. Jenis financial shenanigans yang terjadi adalah earning manipulation shenanigans
dimana teknik yang dilakukan oleh PT.Garuda adalah pengakuan pendapatan yang
terlalu cepat, dimana Garuda mencatat pendapatan sebelum kewajiban dilaksanakan
seluruhnya. Pada kasus PT Garuda, perusahaan mencatat pendapatan sebesar
US$239,94 juta dari kontraknya dengan PT. Mahata berupa pemasangan wifi dalam
pesawat, yang sesungguhnya berlaku untuk 15 tahun ke depan, namun PT.Garuda
telah membukukan seluruh pendapatan tersebut di tahun pertama. Akibat adanya
pencatatan pendapatan tersebut PT.Garuda Indonesia mencatat keuntungan atau laba
bersih di tahun tersebut sebesar US$5,02 juta. Namun, pencatatan pendapatan tersebut
tidak sesuai dengan prinsip pengakuan pendapatan yang diungkapkan pada PSAK 23,
dimana seharusnya pendapatan yang timbul dari penggunaan aktiva perusahaan oleh
pihak lain yang menghasilkan bunga, royalty, dan dividen dapat diakui apabila besar
kemungkinan pendapatan akan diperoleh entitas. Selain itu, pendapatan juga harus
dapat diukur dengan andal dan harus diakui atas dasar akrual sesuai dengan substansi
perjanjian yang relevan. Pemegang saham PT.Garuda tidak melihat kedua persyaratan
tersebut dapat dipenuhi pada kontrak yang dilakukan dengan PT.Mahata. Pada tahun
tersebut saja, baru 1 unit WIFI yang dipasang pada maskapai PT.Garuda. Selain itu
berdasarkan profil dan rekam jejak PT.Mahata juga dinilai tidak mampu dalam
memenuhi kewajiban sebesar itu pada PT.Garuda. Selain itu, PT.Garuda juga
seharusnya tidak serta merta mencatat pendapatan untuk 15 tahun ke dalam laporan
keuangan pada satu periode. Seharusnya, pendapatan tersebut dicatat dan
diatribusikan ke dalam 15 tahun periode. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
PT.Garuda disimpulkan melakukan earning manipulation shenanigans dengan teknik
pengakuan pendapatan yang terlalu cepat.