Anda di halaman 1dari 9

BAB 6: SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA

PERUSAHAAN *Pengantar Akuntansi Kelas X / XI


A. Pengertian Sumber Dana Perusahaan
1. Pengertian Dana
a.       Dana adalah kas, yaitu dana langsung yang dapt menjadi uang tunai saat dibutuhkan.
b.      Dana adalah uang yang disimpan di dalam bank dalam bentuk giro (demand deposit) ataupun
tabugan (saving deposit).
c.       Dana dianggap sebagai modal kerja, yaitu dana yang digunakan untuk membiayai kegiatan
operasional perusahaan, terutama unuk jangka waktu pendek.
d.      Dana adalah seluruh aktiva atau harta yang dimilik perusahaan.
e.       Dana adalah semua aktiva yang memiliki fungsi seperti kas.
2. Dana sebagai kas
Kas meliputi uang tunai, uang simpanan di bank dalam untuk tabungan ataupun giro, cek, yang
diterima dari pihak lain, cek perjalanan (treveler’s check, yaitu cek yang dikeluarkan oleh suatu
bank untuk melayani nasabah yang melakukan perjalanan jauh), kasir cek (cashier’s check, yaitu
cek yang dibuat dan ditandatangani oleh 1 bank serta dapat ditarik melalui bank itu sendiri),
wesel pos yang sifatnya dapat segera dijadikan uang tunai.
Yang tidak termasuk dalam golongan kas adalah deposito berjangka (time deposit, yaitu
simpanan di bank yang pengambilannya sesuai dengan jangka waktu, sehingga tidak dapat
diambil sewaktu-waktu), surat berharga (saham & obligasi) yang diterbitkan oleh perusahaan
lain, wesel tagih (perintah tertulis tak bersyarat dari penarik kepada pihak tertarik untuk
membayar sejumlah uang tertentu), cek mundur (post dated checks, yaitu cek yang
penggunaannyasesuai dengan jatuh tempo, dan perangko pos.
3. Dana sebagai modal kerja
Modal kerja adalah dana yang tersedia dalam perusahaan untuk membelanjai kegiatan operasi
perusahaan sebagi investasi yang ditanamkan dalam aktiva lancar seperti kas, bank, surat
berharga, piutang, sediaan, dan aktiva lancar lainnya. Pengertoian modal kerja secara mendalam
terkandung dalam konsep modal kerja yang dibagi menjadi tiga macam:
a.       Konsep kuantitatif
Modal kerja adalah seluruh aktiva lancar untuk membiayai operasi perusahaan jangka pendek.
Konsep ini disebut dengan modal kerja kotor (gross working capital). Kelemahan konsep ini
adalah tidak mencerminkan tingkat likuiditas perusahaan dan tidak mementingkan kualitas
pembiayaan. Jumlah aktiva lancar yang besar belum menjamin batas aman (margin of safety)
bagi perusahaan.
b.      Konsep kulitatif
konsep ini menitikberatkan modal kerja, dengan melihat selisih antara jumlah aktia lancar  dan
kewajiban lancar. konsep ini disebut modal kerja bersih (net working capital). Konsep ini
menunjukkan likuiditas perusahaan. Aktiva lancar yang lebih besar dari kewajiban lancar dapat
meningkatkan kepercayaan kreditur, sehingga kelangsungan operasi perusahaan lebih terjamin
dengan dana pinjaman dari kreditur.
c.       Konsep fungsional
Konsep ini menekankan fungsi dana yang dimiliki perusahaan dalam memperoleh laba.
Sejumlah dana yang dimiliki digunakan untuk meningkatkan laba perusahaan.
4. Jenis modal kerja perusahaan
a.       Modal kerja kotor (gross working capita), yaitu semua komponen yang ada di aktiva lancar
secara keseluruhan dan sering disebut modal kerja,  ulai dari kas, bank, surat berharga, pitang,
sediaan, dan aktiva lancar lainnya. Nilai total komponen aktiva lancar tersebut menjadi jumlah
modal kerja yang dimiliki perusahaan.
b.      Modal kerja bersih (net working capital), yaitu keseluruhan komponen aktiva lancar dikurangi
dengan seluruh total kewajiban lancar. Utang lancar meliputi utang dagang, utang wesel, utang
bank jangka pendek (satu tahun), utang gaji, utang pajak, dan utang lancar lainnya.
B. Modal Sendiri
Modal sendiri adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan dan ditanam dalam perusahaan
untuk waktu yang tidak tertentu lamanya. Pada perusahaan berbentuk PT, modal sendiri ini
berasal dari pemegang saham, pada Firna berasal dari anggota Firma; pada CV berasalh dari
anggota bekerja dan anggota diam/komanditer; pada perusahaan perseorangan berasal dari
pemilik; dan pada koperasi berasal simpanan pokok dan simpanan wajib dari para anggotanya.
Modal sendiri di dalam perusahaan bentuk PT terdiri dari:
1. Modal Saham
Modal saham atau modal yang disetor adalah tanda bukti pengambilan bagian atau peserta dalam
suatu PT. Jenis-jenis saham adalah sebagai berikut:
a. Saham biasa (common stock)
Pemegang saham biasa akan mendapat deviden pada akhir pembukuan, dengan catatan
perusahaan tersebut mendapat keuntungan. Apabila tidak mendapat keuntungan alias rugi,
pemegang saham tidak akan mendapat deviden.
Menurut Dahlan Siamat (1995;385), ciri-ciri saham biasa adalah sebagai berikut:
         Deviden dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh laba.
         Pemegang saham memiliki hak suara (one share one vote).
         Pemegang saham memilik hak untuk memperoleh pembagian kekayaan perusahaan apabila
perusahaan bangkrut, yang dilakukan setelah semua kewajiban perusahaan dilunasi.
b. Saham preferen (preferred stock)
Saham preferen adalah saham yang pemiliknya akan memiliki hak lebih dibanding hak pemilik
saham biasa. Hak-hak itu terutama dalam hal:
1)      Pembagian deviden, deviden dari saham preferen diambilkan lebih dulu, kemudian sisanya
barulah disediakan untuk saham biasa (common stock).
2)      Pembagian kekayaan, apabila perusahaan dilikuidasi atau bangkrut, maka dalam pembagian
kekayaan, saham preferen didahulukan daripada saham biasa.
Saham preferen dipisah lagi menjadi:
         Saham preferen kumulatif, adalah saham preferen yang devidennya harus dibayarkan setiap
tahun kepada pemegang saham.
         Saham preferen tidak kumulatif, pemegang saham tidak akan memperoleh pembagian
keuntungan secara penuh manakala dalam suatu pereferen ada deviden yang belum dibayar.
         Saham preferen partisipasi, hak atas deviden tidak terbatas dalam jumlah tertentu. Hal ini berarti
pemegang saham ini tidak hanya memperoleh deviden, tetapi juga bonus (tambahan) deviden.
         Saham preferenn konvertible, mengizinkan pemegang saham menukar saham preferen menjadi
saham biasa pada rasio yang telah ditentukan sebelumnya.
2. Cadangan
Cadangan di sini dimaksudkan sebagai cadangan yang dibentuk dai keuntungan yang diperoleh
oleh perusahaan selama beberapa waktu lampau. Cadangan termask modal sendiri antara lain:
a.       Cadangan ekspansi.
b.      Cadangan modal kerja.
c.       Cadangan selisih kurs.
d.      Cadangan untuk menampung ha;-ha; atau kejadian-kejadian yang tidak diduga-duga sebelumnya
(cadangan umum).
Adapun cadangan yang tidak temasuk modal sendiri yaitu cadangan depresiasi, cadangan piutang
ragu-ragu, dan cadangan yang bersifat utang (cadangan untuk pensiun pegawai, cadangan untuk
membayar pajak).
3. Laba Ditahan
Keuntungan yang diperole oleh suatu perusahaan dapat sebagian dibayarkan sebagai deviden dan
sebagian lagi ditahan. Apabila penahanan keuntungan tersebut sudah dengan tujuan tertentu,
maka dibentuklah cadangan sebagaimana diuraikan di atas. Apabila perusahaan belum
mempunyai tujuan tertentu mengenai penggunaan keuntungan tersebut, maka keuntungan
tersebut merupakan “keuntungan yang ditahan” (retained earning).
C. Sumber Dana Dari Luar Perusahaan
Dana yang berasal dari luar perusahaan bersifat sementara dan merupakan utang yang pada
saatnya harus dibayar kembali.
1. Sumber Dana Jangka Pendek
Sumber dana jangka pendek dapat berupa:
a.    Utang dagang jangka Pendek (short-term trade credit)
Selain menjadi pengeluaran, utang dagang dapat pula berfungsi sebagai sumber dana bagi
perusahaan pada saat barang telah dapat diterima tetapi pembayarannya diserahkan kemudian.
Pemberian kredit dari satu perusahaan ke perusahaan lain merupakan pinjaman janga pendek dan
sumber dana jangka pendek.
b.    Pinjaman bank jangka pendek dengan jaminan (secured short term loan)
Pinjaman tersebut hampir selalu diikuti suatu surat perjanjian utang yang disebut
dengan promissory notes, yang menyatakan kesanggupan perusahaan untuk membayar pinjaman
beserta bunga yang telah disepakati. Dalam jenis pinjaman ini, bank juga mensyaratkan adanya
jaminan (kolateral) yang memberikan hak kepada bank untuk menyita jaminan tersebut bilamana
pinjaman tidak dapat dilunasi. Persediaan (inventory), piutang, dan aktiva lain dapat berfungsi
sebagai jaminan.
c.    Pinjaman jangka pendek tanpa jaminan (unsecured short term loan)
Melalui pinjaman ini, perusahaan tidak perli menyerahkan jaminan kepada bank. Namun,
biasanya bank mensyaratkan peminjam untuk tetap memiliki saldo dana minimum di bank
(compensating balance). Pemionjam tetap harus membayar bunga untuk dana yang mengendap
tersebut, sehingga biaya rill (setelah memperhitungkan dana yang tertanam ini) dari bunga yang
harus dibayar menjadi lebih tinggi.
d.   Letter of credit
Adalah janji tertulis dari bank bagi pihak pembeli untuk membayar sejumlah uang kepada
perusahaan yang dituju (penjual) bila sejumlah kondisi telah terpenuhi. Pada umumnya, letter of
credit dipergunakan dalam perdagangan internasional, antara pembeli yang merupakan importir
dan penjual yang merupakan eksportir.
e.    Commercial Paper
Adalah surat berharga yang diterbitkan dan dijual oleh perusahaan besar dan terpercaya untuk
memenuhi kebutuhan dana jangka pendeknya. Commercial paper diterbitkan dengan nilai
nominal tertentu untuk jangka waktu tertentu. Surat berharga ini dijual kepada lembaga
keuangan atau perusahaan lain dengan harga yang lebih rendah dari nilai nominalnya. Pada akhir
periode, surat berharga ini dibeli kembali oleh perusahaan sebagai nilai nominalnya.
f.     Factoring
Perusahaan dapat memperoleh dana dengan tepat melalui factoring, yaitu dengan menjual
piutang perusahaan kepada perusahaan faktor (perusahaan pembeli piutang) yang biasanya
adalah lembaga keuangan.
g.    Kredit rekening koran
Adalah kredit yang diberikan oleh bank kepada perusahaan dengan batasan tertentu di mana
perusahaan mengambilnya tidak sekaligus melainkan sebagian demi sebagian sesuai dengan
kebutuhannya, dan bunga yang dibayar hanya untuk jumlah yang telah diambil saja.

2. Sumber Dana Jangka Menengah


a.    Utang jangka menengah (intermediate-term debt)
Yaitu utang yang jangka waktunya lebih dari 1 tahun tetapi kurang dari 10 tahun. bentuk utama
dari kredit jangka menengah adalah term dan leasing. Term loan dibayar kembali dengan
angsuran tetap selama suatu periode tertentu (amortization payment), biasanya diberikan oleh
bank dagang, perusahaan asuransi. supplier atau manufaktur).
b.    Sementara itu, leasing atau sewa-guna-usaha adalah pendanaan berupa perlengkapan (equipment
funding), yaitu pembiayaan peralatan barang modal untuk digunakan pada proses produksi suatu
perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung.
c.    Kredit usaha
Kredit usaha diberikan sesuai dengan usaha masing-masing. Kredit usaha perbankan biasanya
dibedakan menjadi kredit investasi dan kredit modal kerja, atau mungkin juga gabungan
keduanya.
d.   Kredit Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
BPR melayani orang-orang yang butuh pendanaan usaha, terutama UKM dengan sistem dan
persyaratan yang cenderung mudah. Namun, tingkat buganya cenderung lebih tinggi dari bank
umum dan jangka waktu yang relatif singkat.
e.    Perum Pegadaian
Adalah suatu lembaga keuangan yang dimiliki pemerintah untuk menyalurkan pinjaman dengan
jaminan barang tertentu, dengan tingkat bunga yang relatif rendah dan dihitung per
duamingguan.
f.     Koperasi
Koperasi yang menyalurkan pendanaan adalah koperasi kredit atau koperasi simpan pinjam
(KSP). Persyaratan umumnya adalah peminjam menjadi anggota dari koperasi tersebut.
g.    Pinjaman BUMN
Dana yang digunakan sebagai pinjaman dari BUMN adalah dana kemitraan yang sebagian
berasalh dari laba perusahaan yang disisihkan untuk pengusaha kecil.
h.    Pinjaman Kementrian
Pemerintah juga memberikan program kredit usaha kecil melalui beberapa kementrian yang
mempunyai fasilitas pembiayaan untuk UKM, seperti Kementrian Pertanian, Kementrian
Koperasi, dan Kementrian Perindustrian.
3. Sumber Dana Jangka Panjang
a.    Pembiayaan melalui utang (debt financing)
Tiga utama sumber dana ini adalah:
1) Utang jangka panjang
Waktu pengembalian utang jangka panjang adalah lebih dari satu tahun. Perusahaan dapat
memperoleh utang jangka panjang dari bank, lembaga pembiayaan, perusahaan asuransi, ataupun
dana pensiun. Karena masa pinjamnya lama maka bunga yang disyaratkan pun lebih tinggi.
2) Obligasi perusahaan (bonds-payables)
Obilgasi adalah surat berharga yang diterbitkan perusahaan, yang menyatakan kesanggupan
membayar sejumlah uang tertentu kepada pemegang surat berharga pada waktu tertentu. Selama
waktu kontrak atau masa berlakunya obligasi, perusahaan penerbit harus membayar bunga per
periode sesuai dengan tingkat bunga yang tertera pada obligasi.
Jenis obligasi adalah sebagai berikut:
      Obligasi biasa, yaitu obligasi yang bunganya tetap dibayar oleh penerbit obligasi dalam waktu
tertentu, biasanya menggunakan coupon (bunga obligasi) dibayar 2 kali setiap tahunnya.
      Obligasi pendapatan (convertible bonds), yaitu jenis obligasi di mana pembayaran bunga hanya
dilakukan pada waktu perusahaan penerbit obligasi mendapatkan keuntungan.
      Obligasi yang dapat ditukar (convertible bonds), yaitu obligasi yang memberikan kesempatan
kepada pemegang surat obligasi untuk menukarnya dengan saham perusahaan yang
bersangkutan.
3) Pinjaman hipotik (mortgage)
yaitu, pinjaman jangka panjang di mana kreditur diberi hak hipotik terhadap suatu barang tidak
bergerak agar jika pihak debitur tidak memenuhi kewajibannya, barang itu dapat dijual dan hasil
penjualan tersebut dapat digunakan untuk menutup tagihannya.
b. Pembiayaan dengan modal sendiri (equity financing)
Pembiayaan dengan modal sendiri terkait dengan modal pemilik, penggunaan laba ditahan, dan
saham biasa dalam ranga memperoleh dana bagi pemenuh kebutuhan pengeluaran jangka
panjang.
c.  Pembiayaan dengan obligasi yang dapat dikonvensi (convertible bond)]
Adalah penerbitan obligasi perusahaan yang mengandung pilihan bagi pemegangnya, yaitu
setelah jangka waktu tertentu dapat dikonversikan menjadi saham biasa.
D. Sistem Dan Prosedur Penerimaan Dana Kas
1. Pengertian Sistem dan Prosedur
Beberapa definisi sistem:
a.  Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk
melaksanakan kegiatan pokok organisasi (Mulyadi, 2001).
b. Sistem adalah suatu totalitas antarbagian yang saling berhubungan sedemikian rupa sehingga
menjadi suatu kesatuan yang terpadu untuk mencapai tujuan tertentu (Efendi, 2000).
Sistem adalah suatu kerangka prosedur-prosedur yang saling berhubungan yang disusun dengan
skema yang menyeluruh untuk melaksanakan suatu kegiatan atau fungsi utama perusahaan.
Beberapa definisi prosedur:
a.       Prosedur adalah susunan yang teratur dari kegiatan yang berhubungan satu sama lainnya dan
prosedur-prosedur berkaitan melaksanakan suatu pekerjaan yang dilaksanakan berulang-ulang
(Masya, 2004).
b.      Prosedur adalah suatu susunan yang teratur dari kegiatan yang berhubungan satu sama lainnya
dan prosedur-prosedur berkaitan melaksanakan dan memudahkan kegiatan utama dari suatu
organisasi.
Prosedur adalah urutan kegiatan atau aktivitas yang melibatkan beberapa orang dalam satu
departement atau lebih yang dilakukan secara berulang-ulang dengan cara yang sama.
2. Prosedur Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai
Prosedur penerimaan kas dari penjualan tunai dilakukan melalui cash register yang ditempatkan
pada loket kasir.
a.    Setelah menerima uang dari pembeli, kasir mencatat penerimaan ke cash register, dan secara
periodik menyerahkan daftar cash register ke bagian akuntansi.
b.    Setelah menerima rekpitulasi daftar cash register dari kasir, bagian akuntansi kemudian
melakukan rekonsiliasi antara bukti setor bank dengan rekap cash register. Selanjutnya,
melakukan posting ke rekening buku besar yang bersangkutan.
c.    Bagian audit memeriksa nomor unit dokumen berdasarkan tembusan faktur penjualan tunai
setelah seluruh dokumen lengkap. Selanjutnya, bagian ini membuat rekonsiliasi faktur penjualan
tuani, bukti setor bank serta laporan bank, kemudian membuat laporan rekonsiliasi bank setiap
bulan.
3. Prosedur Penerimaan dari Transaksi Piutang
 Prosedur penerimaan kas dai piutang melibatkan:
a. Bagian sekretariat, dengan tugas sebagai berikut:
1)      Menerima surat pemberitahuan bersama cek dari debitur, atau memo kredit dari bank dalam hal
pembayaran dari debitur melalui transfer dana.
2)      Membuat daftar surat pemberitahuan yang diterima dari debitur dan memo kredit yang diterima
dari bank: 1 lembar diserahkan kepada bagian piutang dengan suratpemberitahuan dari debitur, 1
lembar bersama cek yang bersangkutan diserahkan kepada bagian kasir.
b. Bagian piutang, dengan tugas sebagai berikut:      
1)      Menerima daftar surat pemberitahuan penerimaan piutang dari bagian sekretariat yang dilampiri
surat pemberitahuan dari debitur.
2)      Menerima bukti setoran ke bank dari bagian kasir.
3)      Membuat bukti penerimaan kas berdasarkan data daftar surat pemberitahuan: 1 lembar
diserahkan kepada debitur bukti penerimaan pembayaran, 1 lembar diserahkan kepada bagian
jurnal dan laporan, dilampiri daftar surat pemberitahuan dan bukti setoran ke bank yang diterima
dari bagian kasir.
4)      Mencatat bukti penerimaan kas dalam buku pembantu piutang.
c. Bagian kasir, dengan tugas sebagi berikut:
1)      Menerima surat pemberitahuan bersama cek dari bagian sekretariat.
2)      Membuat bukti setoran ke bank: 1 lembar bersama cek (setoran) diserahkan kepada bank, 1
lembar yang telah ditandatangani oleh pejabat bank diserahkan kepada bagian piutang, 1 lembar
untuk arsip di bagian kasir.
d. Bagian jurnal dan laporan, dengan tugas sebagai berikut:
1)      Menerima bukti penerimaan kas dilampiri surat pemberitahuan penerimaan piutang surat
pemberitahuan debitur, dan bukti setoran ke bank dari bagian piutang.
2)      Mencatat bukti penerimaan kas dalam buku jurnal penerimaan kas.
3)      Menggarsipkan bukti penerimaan kas dan surat pemberitahuan debitur.
4. Pengawasan Kas
a. Pengawasan kas melalui penerimaan kas:
1)      Adanya bagian-bagian yang terpisah dalam menagani penerimaan kas.
2)      Setiap penerimaan kas langsung disetor ke bank dan segera dicatat dalam jurnal penerimaan kas.
3)      Setiap saat diadakan pemeriksaan terhadap bagian yang menangani penerimaan kas.
4)      Setiap hari dibuat laporan penerimaan kas.
b. Pengawasan kas melalui pengeluaran kas:
1)      Adanya bagian-bagian yang terpisah dalam menangani pengeluaran kas.
2)      Setiap pengeluaran kas yang jumlahnya besar sebaiknya memakai cek, sedangkan pengeluaran
yang jumlahnya kecil dibiayai dengan dana kas kecil.
3)      Setiap saat diadakan pemeriksaan terhadap bagian-bagian yang menangani pengeluaran kas.
4)      Setiap hari dibuat laporan pengeluaran kas.
c. Pemeriksaan kas
Pemeriksaan kas dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1)   Mengadakan verifikasi terhadap catatan dan cek yang terkait dengan pengelolaan kas dalam
periode tertentu.
2)   Mengadakan pemeriksaan kas secara fisik dengan cara menghitung uang tunai dan surat-surat
yang mempunyai sifat seperti kas.
3)   Bagi perusahaan yang menyetor semua uang yang diterima ke bank dan semua pengeluaran
menggunakan cek, saldo kas menurut catatan perusahaan harus sama dengan saldo kas menurut
laporan dan bank.
E. Laporan Sumber Dan Penggunaan Dana Kas Perusahaan
1. Sumber Dana Kas Perusahaan
Penerimaan dana kas perusahaan menyebabkan bertambahnya dana, yang disebabkan hal-hal
sebagai berikut:
a.         Hasil penjualan investasi jangka panjang, baik aktiva tetap berwujud maupun tidak berwujud.
b.        Penjualan (emisi) saham atau penambahan modal oleh pemilik.
c.         Pengeluaran surat bukti utang (penerimaan pinjaman) baik jangka pendek (wesel) maupun
jangka panjang (obligasi, hipotik, atau utang jangka panjang lainnya).
d.        Penerimaan piutang, baik piutang dagang maupun piutang wesel.
e.         Penerimaan lain-lain, diantaranya: pendapatan sewa, bunga atau deviden dari investasinya,
pengembalian kelebihan pembayaran pajak periode sebelumnya.
f.         Keuntungan dari operasi perusahaan.
g.        Penjualan barang dagangan secara tunai, serta penjualan surat berharga secara tunai.
2. Penggunaan Dana Kas Peusahaan
Penggunaan dana kas perusahaan menyebabkan berkurangnya dana, yang disebabkan karena hal-
hal sebagai berikut:
a.       Pembayaran biaya perusahaan, yang meliputi upah, gaji, pembelian, bahan baku atau barang
dagangan, perlengkapan kantor, dan pembayaran biaya lainnya.
b.      Kerugian perusahaan karena adanya penjualan surat-surat berharga ataupun kerugian insidentil
lainnya di luar usaha pokok perusahaan.
c.       Pembayaran utang jangka panjang yang meliputi utang hipotik, utang obligasi, utang jangka
panjang.
d.      Pembelian aktiva tetap, investasi jangka panjang yang mengakibatkan berkurangnya aktiva
lancar atau timbulnya utang lancar yang berakibat berkurangnya dana.
e.       Pengambilan oleh pemilik perusahaan untuk kepentingan pribadi atau pembelian kembali saham
atau obligasi.
3. Transaksi yang Tidak Memengaruhi Kas
Transaksi yang tidak memengaruhi kas perusahaan, antara lain sebagai berikut:
a.       Adanya pembebanan depresiasi, amortisasi, dan deplesi terhadap fixed assets, intangible assets,
dan wasting assets.
b.      Pengakuan adanya kerugian piutang baik dengan membentuk cadangan kerugian piutang
maupun tidak dan penghapusan piutang karena debitur tidak sanggup membayar utangnya.
c.       Adanya penghapusan atau pengurangan nilai buku dari aktiva yang dimiliki dan penghentian
penggunaan aktiva tetap karena habis umur ekonomisnya.
d.      Adanya pembayaran stock devidends, penyisihan penggunaan laba, serta penilaian kembali
(revaluasi) terhadap aktiva tetap yang dimiliki perusahaan.
4. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kas Perusahaan
Berikut ini prosedur analisis laporan sumber dan penggunaan dana kas:
a.  Menentukan besarnya perubahan uang kas
b. Mengidentifikasi dan menentukan besarnya sumber kas.
c.  Mengidentifikasi dan menentukan besarnya penggunaan kas.
d. Membuat laporan tentang sumber dan penggunaan kas.
F. Laporan Sumber Dan Penggunaan Modal Kerja Perusahaan
1. Sumber Modal Kerja Perusahaan
a.       Hasil operasi perusahaan, yaitu pendapatan yang diperoleh pada periode tertentu.
b.      Keuntungan penjualan surat berharga (investasi jangka pendek), yaitu selisih antara harga beli
dengan harga jual surat berharga tersebut.
c.       Penjualan aktiva tetap yang kurang produktiv.
d.      Penjualan saham, yaitu perusahaan menjual sejumlah saham yang dimiliki kepada pihak lain,
dan juga penjualan obligasi, yaitu perusahaan mengeluarkan sejumlah obligasi untuk dijual
kepada pihak lainnya.
e.       Pinjaman jangka panjang, biasanya untuk kepentingan investasi.
2. Fungsi Modal Kerja Bagi Perusahaan
Adapun fungsi modal kerja bagi perusahaan, antara lain:
      Menampung kemungkinan akibat buruk yang ditimbulkan karena penurunan nilai aktiva lancar.
      Memungkinkan perusahaan membayar semua utang lancarnya tepat waktu dan memanfaatkan
potongan tunai.
      Memungkinkan perusahaan memelihara “credit standing” perusahaan, yaitu penilaian pihak
ketiga.
      Memungkinkan perusahaan memberikan syarat kredit pada para pembeli
      Memungkinkan perusahaan menyesuaikan persediaan pada jumlah tertentu yang mencukupi
untuk melayani kebutuhan para pembeli dengan lancar.
      Memungkinkan pimpinan perusahaan menyelenggarakan perusahaan lebih efisien dengan jalan
menghindaran kelambatan dalam memperoleh bahan, jasa.
      Memungkinkan perusahaan menghadapi mas resesi dan depresi dengan baik.
3. Tujuan Modal Kerja bagi Perusahaan
Tujuan modal kerja bagi perusahaan, meliputi:
a.       Memenuhi kebutuhan likuiditas perusahaan agar perusahaan memiliki kemampuan untuk
memenuhi kewajiban pada waktunya.
b.      Memungkinkan perusahaan memilik persedian yang cukup agar dapat memenuhi kebutuhan
pelanggannya.
c.       Memungkinkan perusahaan memperoleh tambahan dana dari para kreditur, apabila rasio
keuangannya memenuhi syarat.
d.      Memungkinkan perusahaan memberikan syarat kredit yang menarik minat pelanggan dengan
kemampuan yang dimilikinya.
e.       Memaksimalkan penggunaan aktiva lancar agar dapat meningkatkan penjualan dan laba.
f.       Melindungi diri apabila terjadi krisis modal kerja akibat turunnya nilai aktiva lancar.
4. Faktor-faktor yang Memengaruhi Modal Kerja
Ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi modal kerja, yaitu sebagai berikut:
a.       Jenis Perusahaan
Jenis kegiatan perusahaan dalam praktinya ada 2 macam yaitu perusahaan yang bergerak
dibidang jasan dan non jasa (industri). Perusahaan industri membutuhkan modal yang lebih besar
daripada perusahaan jasa.
b.      Syarat Kredit
Upaya untuk meningkatkan penjualan dapat dilakukan dengan cara penjualan secara kredit.
c.       Potongan Harga
Agar modal kerja yang diinvestasikan dalam sektor piutang dapat diperkecil, perusahaan perlu
memberikan potongan harga dengan tujuan menarik minat debitur untul segera membayar
utangnya, sehingga memperkecil risiko utang yang tak tertagih.
5. Penggunaan Modal Kerja
Penggunaan modal kerja dilakukan untuk:
a.       Pengeluaran untuk gaji, upah, dan biaya operasi perusahaan lainnya.
b.      Pengeluaran untuk membeli bahan baku atau barang dagangan.
c.       Menutupi kerugian akibat penjualan surat berharga.
d.      Membentuk dana.
e.       Membeli aktiva tetap (tanah, bangunan, kendaraan, mesin, dan lain-lain).
f.       Membayar utang jangka panjang (obligasi, hipotek, utang bank jangka panjang).
g.      Membeli atau menarik kembali barang untuk kepentingan pribadi dan penggunaan-penggunan
lainnya.
6. Prosedur Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja
Berikut ini analisis sumber dan penggunaan modal kerja:
a.  Menentukan besarnya perubahan uang modal kerja.
b. Mengidentifikasi dan menentukan besarnya sumber modal kerja.
c.  Mengidentifikasi dan menentukan besarnya penggunaan modal kerja.

d. Membuat laporan tentang sumber dan penggunaan modal kerja.

Anda mungkin juga menyukai