Anda di halaman 1dari 11

BAB 9 & 10: PENGANGGARAN MODAL DAN KONSEP

NILAI WAKTU DARI UANG *Pengantar Akuntansi Kelas


X / XI
A. Pengertian Penganggaran Modal
Penganggaran modal (capital budgeting) adalah kegiatan mencakup seluruh aktivitas
perencanaan penggunaan dana dengan tujuan memperoleh manfaat pada waktu yang akan
datang.
Manfaat penganggaran modal:
a.       Untuk mengetahui kebutuhan dana yang lebih terperinci karena jangka waktu dana yang
terkait lebih dari satu tahun.
b.      Agar tidak terjadi investasi yang berlebihan (over investment) atau kekurangan investasi (under
investment).
c.       Investasi tetap diharapkan akan meningkatkan penjualan di masa yang akan datang.
d.      Mencegah terjadinya kesalahan dalam pembuatan keputusan (decesion making).
B. Penganggaran Modal Tunai
1. Aliran Arus Kas (cash flow)
Aliran kas merupakan aliran pemasukan dan pengeluaran kas yang mengubah kondisi kas
perusahaan setiap periode pembukuan (bulan, triwulan, semester, atau tahun). Aliran kas
masuk (cash inflow) dapat bersumber dari aktivitas financing, hasil penjualan produk, atau
investasi oleh pihak lain. Aliran kas keluar (cash outflow) diakibatkan oleh pembiayaan yang
dilakukan.
Jadi, aliran kas merupakan pergerakan keluar masuknya kas ke suatu bisnis pada periode
tertentu, yang menggambarkan perubahan kondisi kas bisnis tersebut dari satu periode ke
periode berikutnya. Cash flow juga mewakili proyeksi aliran kas suatu peluang bisnis yang
menggambarkan jumlah dan saat terjadinya pemasukan (income atau revenue) selama life
cycledari investasi tersebut.
Faktor penting yang mempengaruhi saldo kas suatu perusahaan adalah sebagai berikut:
a.       Arus Kas
Jika hal lain dianggap konstan, arus kas bersih positif akan menambah kas di bank.
b.      Perubahan modal kerja
Kenaikan aktiva lancar atas modal kerja seperti persediaan dan piutang usaha dibayar dengan
kas karena digunakan untuk menambah persediaan dan piutang.
c.       Aset tetap
Pada saat perusahaan berinvestasi pada aset tetap, maka posisi kas turun; ketika perusahaan
menjual aset tetap, posisi kas akan naik.
d.      Transaksi efek dan pembiayaan deviden
Jika suatu perusahaan menerbitkan saham atau obligasi pada tahun berjalan, dana yang
dihimpun akan memperbaiki posisi kasnya.
2. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas adalah laporan yang berisi arus kas masuk dan kas keluar suatu perusahaan
selama satu periode akuntansi tertentu.
a.       Untuk memperkirakan arus kas pada masa yang akan datang.
b.      Sebagai dasar pengambilan keputusan untuk memperbaiki kinerja perusahaan oleh pihak
manajemen perusahaan.
c.       Sebagai dasar untuk menentukan kemampuan perusahaan dalam pembayaran utang dan
deviden
d.      Untuk menunjukkan hubungan laba bersih terhadap perubahan kas perusahaan.
3. Klasifikasi Aktivitas Arus Kas
Tujuan laporan arus kas adalah memberi informasi historis mengenai perubahan kas, berupa
penerimaan dan pengeluaran kas, selama satu periode akuntansi.
a.       Aktivitas operasi (operating activity), yaitu aktivitas yang mencerminkan pengeluaran kas
utama perusahaan. Oleh karena itu, arus kas tersebut pada umumnya berasal dari transaksi
dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba (rugi) bersih. Arus Kas dari Aktivitas
Operasi antara lain dapat berupa:
         Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa.
         Penerimaan kas dari royalti, fees, komisi dan pendapatan lain.
         Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa.
         Pembayaran kas kepada karyawan.
         Pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan kecuali jika dapat
diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian dari aktivitas pendanaan atau investasi.
         Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha dan
perdagangan.
         Bunga yang dibayarkan dan bunga serta dividen yang diterima, diklasifikasi sebagai arus kas
operasi karena mempengaruhi laba (rugi) bersih.
         Hasil penjualan atau jatuh tempo atas efek yang diperdagangkan dan kas yang dikeluarkan
untuk pembelian efek yang diperdagangkan termasuk dalam aktivitas operasi.
         Arus kas yang berkaitan dengan pajak penghasilan.
Catatan: Oleh regulator, perusahaan diwajibkan untuk menyajikan arus kas dari aktivitas
operasi dengan menggunakan “metode langsung” (direct method).

b.      Aktivitas investasi (investing activity), yaitu aktivitas yang mencerminkan pengeluaran kas
untuk investasi. Sebagai arus kas dari aktivitas investasi mencerminkan penerimaan dan
pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan
pendapatan dan arus kas masa depan. Arus Kas dari Aktivitas Investasi antara lain dapat
berupa:
         Pembayaran kas untuk membeli aset tetap, aset tak berwujud, dan sset jangka panjang lain,
termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan sset tetap yang dibangun sendiri.
         Penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan dan peralatan, aset tidak berwujud, dan aset
jangka panjang lain.
         Perolehan saham atau instrumen keuangan perusahaan lain.
         Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain beserta pelunasannya.
         Pembayaran kas sehubungan dengan futures contracts, forward contracts, option contracts
dan swap contracts, KECUALI bila kontrak tersebut dilakukan untuk tujuan perdagangan atau
apabila pembayaran tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan.
         Hasil penjualan atau jatuh tempo atas efek yang tersedia untuk dijual dan efek yang dimiliki
hingga jatuh tempo merupakan arus kas dari aktivitas investasi.
         Kas yang dikeluarkan untuk pembelian efek yang tersedia untuk dijual dan efek yang dimiliki
hingga jatuh tempo termasuk dalam aktivitas investasi.

c.       Aktivitas pembiyaan/pendanaan (financing activity), yaitu aktivitas perusahaan yang berkaitan


dengan sumber dan pengeluaran modal perusahaan. Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan antara
lain dapat berupa:
         Penerimaan kas dari emisi saham atau instrumen modal lainnya.
         Pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau menebus saham
perusahaan.
         Penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotik, dan pinjaman lainnya.
         Pelunasan pinjaman.
         Dividen yang dibayar dapat diklasifikasikan sebagai arus kas pendanaan karena merupakan
biaya perolehan sumber daya keuangan.
         Pembayaran hutang sewa guna usaha.\

C. Penganggaran Modal Melalui Kredit


1. Pengertian Kredit
Secara umum arti kredit adalah kepercayaan, dalam bahasa latin disebut “credere”, artinya
kepercayaan pihak bank (kreditor) bahwa nasabah akan mengembalikan pinjamannya sesuai
dengan kesepakatan yang telah di buat.
Menurut UU Pokok Perbankan Nomor 10 Tahun 1998, kredit adalah penyedia uang atau
tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan
pinjam meminjam antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi
utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.
2. Jenis-jenis kredit ditinjau dari berbagai segi
Beragamnya jenis kegiatan usaha mengakibatkan beragam pula kebutuhan akan kebutuhan
jenis kreditnya. Secara umum jenis-jenis kredit yang disalurkan oleh bank dan dilihat dari
berbagai segi adalah sebagai berikut:
a. Dilihat dari segi kegunaan
Ditinjau dari segi kegunaan terdapat dua jenis kredit, yaitu:
1) Kredit investasi
Yaitu kredit yang biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun
proyek/ pabrik baru dimana masa pemakaianya untuk suatu periode yang relative lebih lama
dan bisanya kegunaan kredit ini adalah untuk kegiatan utama suatu perusahaan.
2) Kredit modal kerja
Adalah kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya.
b. Dilihat dari segi tujuan kredit
Jenis kredit Dilihat dari segi tujuan kredit adalah sebagai berikut :
1) Kredit produktif , Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau
investasi.
2) Kredit konsumtif, Merupakan kredit yang digunakan untuk dikonsumsi atau dipakai secara
pribadi.
3) Kredit perdagangan , Merupakan kredit yang digunakan untuk kegiatan perdagangan dan
biasanya untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil
penjualan barang dgangan tersebut.
c. Dilihat dari segi jangka waktu
Jenis kredit dilihat dari segi jangka waktu adalah sebagai berikut:
1) Kredit jangka pendek
Kredit ini merupakan kredit yang memiliki jangaka waktu kurang dari satu tahun atau paling
lama satu tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja.
2) Kredit jangka menengah
Jangka waktu kreditnya berkisar antara satu tahun sampai dengan tiga tahun, kredit jenis ini
dapat diberikan untuk modal kerja.
3) Kredit jangka panjang
Merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling panjang yaitu diatas tiga tahun atau lima
tahun.
d. Dilihat dari segi jaminan
Jenis kredit yang dilihat dari segi jaminan adalah sebagai berikut :
1) Kredit dengan jaminan
Merupakan kredit yang diberikan dengan suatu jaminan tertentu.
2) Kredit tanpa jaminan
Yaitu kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu.
e. Dilihat dari segi sektor usaha
1)      kredit pertanian, merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor perkebunan atau pertanian.
sektor utama pertanian dapat berupa jangka pendek atau jangka panjang.
2)      kredit peternakan, merupakan kredit yang diberikan untuk sektor peternakan baik jangka
pendek maupun jangka panjang. untuk jangka pendek misalnya peternakan ayam dan jangka
panjang ternak kambing atau ternak sapi.
3)      kredit industri, merupakan kredit yang diberikan untuk membiayai industri, baik industri kecil,
industri menengah atau industri besar.
4)      kredit pertambangan, merupakan kredit yang diberikan kepada usaha tambang. Jenis usaha
tambang yang dibiayai biasanya dalam jangka panjang, seperti tambang emas, minyak atau
timah.
5)      kredit pendidikan, merupakan kredit yang diberikan untuk membangun sarana pendidikan atau
dapat pula berupa kredit untuk para mahasiswa.
6)      kredit profesi, merupakan kredit yang diberikan kepada para kalangan profesional seperti,
dosen, dokter atau pengacara.
7)      kredit perumahan, yaitu kredit untuk membiayai pembangunan atau pembelian perumahan dan
biasanya berjangka waktu panjang.
8)      dan sektor-sektor lainnya.
3. Penilaian Kredit Dengan Analisa 5 C
a.       Character
Character merupakan sifat atau watak seseorang. Sifat atau watak dari seseorang yang akan
diberikan kredit benar-benar harus dipercaya. Dalam hal ini bank meyakini benar bahwa calon
debiturnya memiliki reputasi baik, artinya selalu menepati janji dan tidak terlibat hal-hal yang
berkaitan dengan kriminalitas, misalnya penjudi, pemabuk, atau penipu. Untuk dapat membaca
sifat atau watak dari calon debitur dapat dilihat sari latar belakang nasabah, baik yang bersifat
latar belakang pekerjaan maupun yang bersifat pribadi seperti cara hidup atau gaya hidup yang
dianutnya, keadaan keluarga, hobi dan jiwa sosial.
b.      Capacity
Capacity adalah analisis untuk mengetahui kemampuan nasabah dalam membayar kredit. Bank
harus mengetahui secara pasti atas kemampuan calon debitur dengan melakukan analisis
usahanya dari waktu ke waktu. Pendapatan yang selalu meningkat diharapkan kelak mampu
melakukan pembayaran kembali atas kreditnya. Sedangkan bila diperkirakan tidak mampu,
bank dapat menolak permohonan dari calon debitur. Capacity sering juga disebut dengan
nama Capability.
c.       Capital
Capital adalah kondisi kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan yang dikelola calon debitur.
Bank harus meneliti modal calon debitur selain besarnya juga strukturnya. Untuk melihat
penggunaan modal apakah efektif, dapat dilihat dari laporan keuangan (neraca dan laporan rugi
laba) yang disajikan dengan melakukan pengukuran seperti dari segi likuiditas dan
solvabilitasnya, rentabilitas dan ukuran lainnya.
d.      Condition
Pembiayaan yang diberikan juga perlu mempertimbangkan kondisi ekonomi yang dikaitkan
dengan prospek usaha calon nasabah. Penilaian kondisi dan bidang usaha yang dibiayai
hendaknya benar-benar memiliki prospek yang baik, sehingga kemungkinan kredit tersebut
bermasalah relatif kecil.
e.       Collateral
Collateral merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun
yang nonfisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan. Jaminan juga harus
diteliti keabsahannya, sehingga jika terjadi sesuatu, maka jaminan yang dititipkan akan dapat
dipergunakan secepat mungkin.
4. Penilaian Kredit dengan Analisis 7P

a.       Personality
Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari maupun
kepribadiaannya di masa lalu. Penilaian personality juga mencakup sikap, emosi, tingkah laku
dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah dan menyelesaikannya.

b.      Party
Yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi atau golongan-golongan tertentu
berdasarkan modal, loyalitas, serta karakternya sehingga nasabah dapat digolongkan ke
golongan tertentu dan akan mendapatkan fasilitas kredit yang berbeda pula dari bank.

c.       Perpose
Yaitu mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit termasuk jenis kredit yang diinginkan
nasabah. Tujuan pengambilan kredit dapat bermacam-macam sesuai kebutuhan. Sebagai
contoh apakah untuk modal kerja, investasi, konsumtif, produktif dan lain-lain.

d.      Prospect
Yaitu untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang apakah menguntungkan atau
tidak dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya. Hal ini penting mengingat jika
suatu fasilitas kredit yang dibiayai tanpa mempunyai prospek, bukan hanya bank yang rugi akan
tetapi juga nasabah.

e.       Payment
Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari
sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit. Semakin banyak sumber penghasilan
debitur maka akan semakin baik. Sehingga jika salah satu usahanya merugi akan dapat ditutupi
oleh usaha lainnya.

f.       Profitabillity
Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba. Profitability diukur
dari periode ke periode, apakah akan tetap sama atau akan semakin meningkat, apalagi
dengan tambahan kredit yang akan diperolehnya.

g.      Protection
Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar kredit yang diberikan mendapatkan jaminan
perlindungan, sehingga kredit yang diberikan benar-benar aman. Perlindungan yang diberikan
oleh debitur dapat berupa jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi.

D. PENGANGGARAN MODAL MELALUI LEASING

1. Pengertian Leasing

Leasing atau sewa guna usaha adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk
penyediaan barang – barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan untuk jangka
waktu tertentu. Dengan melakukan leasing perusahaan dapat memperoleh barang modal
dengan jalan sewa beli untuk dapat lansung digunakan berproduksi, yang dapat diangsur setiap
bulan, triwulan atau enam bulan sekali kepada pihak lessor.
Secara umum leasing artinya Equipment funding, yaitu pembiayaan peralatan barang modal
untuk digunakan pada proses produksi suatu perusahaan baik secara langsung maupun tidak
langsung.

a.       Pihak utama dalam leasing, menurut Ahmad Awari, ada beberapa pihak yang terlibat dala
perjanjian lease, yaitu sebagai berikut :
Pihak perusahaan sewa guna usaha (Lessor) adalah perusahan atau pihak yang memberikan
jasa pembiayaan kepada lessee dalam bentuk barang modal.

b.      Perusahaan penyewa (Lesse) adalah perusahaan atau pihak yang memperoleh pembiayaan
dalam bentuk barang modal dari lessor.

c.       Supplier adalah perusahaan atau pihak yang mengadakan atau menyediakan barang untuk
dijual kepada lesse dengan pembayaran secara tunai oleh lessor.

2. Keuntungan Penganggaran Modal Melalui Leasing

Sebagai suatu alternatif sumber pembiayaan modal bagi perusahaan-perusahaan, maka


leasing didukung oleh keuntungan-keuntungan sebagai berikut:

a.       Fleksibel, artinya struktur kontrak dapat disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan yaitu
besarnya pembayaran atau periode lease dapat diatur sedemikian rupa sesuai dengan
kondisi perusahaan.

b.      Tidak diperlukan jaminan, karena hak kepemilikan sah atas aktiva yang di lease serta
pengaturan pembayaran lease sesuai dengan pendapatan yang dihasilkan oleh aktiva yang
dilease sudah merupakan jaminan bagi lease itu sendiri.

c.       Capital saving, yaitu tidak menyediakan dana yang besar, maksimum hanya menyediakan
down payment yang jumlahnya dalam kebiasaan lease tidak terlalu besar, jadi dalam hal ini
bisa dikatakan menjadi suatu penghematan modal bagi lessee, yaitu lessee dapat
menggunakan modal yang tersedia untuk keperluan lain. Karena leasing umumnya membiayai
100% barang modal yang dibutuhkan.

d.      Cepat dalam pelayanan, artinya secara prosedur leasing lebih sederhana dan relatif lebih
cepat dalam realisasi pembiayaan bila dibandingkan dengan kredit investasi bank, jadi tanpa
prosedur yang rumit dan hal itu memberikan kemudahan bagi para pengusaha untuk
memperoleh mesin-mesin dan peralatan yang mutakhir untuk memungkinkan dibukanya suatu
bidang usaha produksi yang baru atau untuk memodernisasi perusahaan.

e.       Pembayaran angsuran lease diperlakukan sebagai biaya operasional, artinya pembayaran


lease langsung dihitung sebagai biaya dalam penentuan laba rugi perusahaan, jadi
pembayarannya dihitung dari pendapatan sebelum pajak, bukan dari laba yang terkena pajak.

f.       Sebagai pelindung terhadap inflasi, artinya terhindar dari resiko penurunan nilai uang yang
disebabkan oleh inflasi, yaitu lessee sampai kapan pun tetap membayar dengan satuan
moneter yang lalu terhadap sisa kewajibannya.

g.      Adanya hak opsi bagi lessee pada akhir masa lease.

h.      Adanya kepastian hukum, artinya suatu perjanjian leasing tidak dapat dibatalkan dalam
keadaan keuangan umum yang sangat sulit, sehingga dalam keadaan keuangan atau moneter
yang sesulit apapun perjanjian leasing tetap berlaku.
i.        Terkadang leasing merupakan satu-satunya cara untuk mendapatkan aktiva bagi suatu
perusahaan, terutama perusahaan ekonomi lemah, untuk dapat memodernisasi pabriknya.

3. Klasifikasi Leasing Penganggaran Modal Melalui Leasing

a.       Capital Lease
Perusahaan leasing pada jenis ini berlaku sebagai suatu lembaga keuangan. Lessee yang akan
membutuhkan suatu barang modal menentukan sendiri jenis serta spesifikasi dari barang yang
dibutuhkan. Lessee juga mengadakan negoisasi langsung dengan supplier mengenai harga,
syarat-syarat perawatan serta hal-hal lain yang berhubungan dengan pengoperasian barang
tersebut.
Lessor akan mengeluarkan dananya untuk membayar barang tersebut kepada supplier dan
kemudian barang tersebut diserahkan kepada lessee. Sebagai imbalan atas jasa pengguanaan
barang tersebut lessee akan membayar secara berkala kepada lessor sejumlah uang yang
berupa rental untuk jangka waktu tertentu yang telah disepakati bersama.

b.      Direct finance lease


Transaksi ini terjadi jika lessee sebelumnya belum pernah memiliki barang yang dijadikan objek
lease. Secara sederhana bisa dikatakan bahwa lessor membeli suatu barang atas permintaan
lessee dan akan dipergunakan oleh lessee.

c.       Sale and lease back


Sesuai dengan namanya, dalam transaksi ini lessee menjual barang yang telah dimilikinya
kepada lessor. Atas barang yang sama ini kemudian dilakukan suatu kontrak leasing antara
lessee dengan lessor. Di sini lessee memerlukan cash yang bisa dipergunakan untuk tambahan
modal kerja atau untuk kepentingan lainnya. Bisa dikatakan bahwa dengan sistem sale and
lease back memungkinkan lessor memberikan dana untuk keperluan apa saja kepada kliennya
dan tentu saja dana yang dibutuhkan sesuai dengan nilai objek barang lease.

d.      Operating Lease
Pada operating lease, lessor membeli barang dan kemudian menyewakan kepada lessee untuk
jangka waktu tertentu. Dalam praktik lessee membayar rental yang besarnya secara
keseluruhan tidak meliputi harga barang serta biaya yang telah dikeluarkan oleh lessor.

e.       Sales type lease (Lease Penjualan)


Lease penjualan biasanya dilakukan oleh perusahaan industri yang menjual lease barang hasil
produksinya. Dalam kontrak penjualan lease diakui dua macam pendapatan yaitu pendapatan
penjualan barang dan pendapatan bunga atas jasa pembelanjaan selama jangka waktu lease.

f.       Leverage Lease
Pada leasing ini dilibatkan pihak ketiga yang disebut credit provider. Lessor tidak membiayai
objek leasing hingga sebesar 100% dari harga barang melainkan hanya antara 20% hingga
40%. Kemudian sisa dari harga barang tersebut akan dibiayai oleh credit provider.

g.      Cross Border Lease


Transaksi pada jenis ini merupakan suatu transaksi leasing yang dilakukan dengan melewati
batas suatu negara. Dengan demikian antara lessor dan lessee terletak pada dua negara yang
berbeda.
Barang-barang atau peralatan yang ditransaksikan dalam cross border lease meliputi nilai
jutaan dollar Amerika Serikat. Seperti Pesawat terbang bermesin jet dari Pabrikan Boeing dan
Airbus.

4. Prosedur Mekanisme Leasing

Dalam melakukan perjanjian leasing terdapat prosedur dan mekanisme yang harus dijalankan
yang secara garis besar dapat diuraikan sebagai berikut:

a.       Lessee bebas memilih dan menentukan peralatan yang dibutuhkan, mengadakan penawaran
harga dan menunjuk supplier peralatan yang dimaksudkan.

b.      Setelah lessee mengisi formulir permohonan lease, maka dikirimkan kepada lessor disertai
dokumen lengkap.

c.       Lessor mengevaluasi kelayakan kredit dan memutuskan untuk memberikan fasilitas lease
dengan syarat dan kondisi yang disetujui lessee (lama kontrak pembayaran sewa lease),
setelah ini maka kontrak lease dapat ditandatangani.

d.      Pada saat yang sama, lessee dapat menandatangani kontrak asuransi untuk peralatan yang
dilease dangan perusahaan asuransi yang disetujui lessor, seperti yang tercantum dalam
kontrak lease. Antara lessor dan perusahaan asuransi terjalin perjanjian kontrak utama.

e.       Kontrak pembelian peralatan akan ditandatangani lessor dengan


supplier peralatan tersebut.

f.       Supplier dapat mengirimkan peralatan yang dilease ke lokasi lessee. Untuk mempertahankan
dan memelihara kondisi peralatan tersebut, supplier akan menandatangani perjanjian purna
jual.

g.      Lessee menandatangani tanda terima peralatan dan menyerahkan kepada suppplier.

h.      Supplier menyerahkan tanda terima (yang diterima dari lessee), bukti pemilikan dan
pemindahan pemilikan kepada lessor.

i.        Lessor membayar harga peralatan yang dilease kepada supplier.

j.        Lessee membayar sewa lease secara periodik sesuai dengan jadwal pembayaran yang telah
ditentukan dalam kontrak lease.

E. KONSEP NILAI WAKTU DARI UANG

1. Pengertian Nilai Waktu Dari Uang

Nilai waktu dari uang (time value of money) adalah nilai uang dari beberapa waktu yang
berbeda, di mana secara nominal jumlah uangnya sama tetapi nilainya berbeda di waktu yang
berbeda. Hal ini karena biaya kesempatan. Konsep nilai waktu dari uang adalah konsep yang
memperhatikan waktu dalam meghitung nilai uang.

2. Bunga

Bunga adalah sejumlah uang yang harus dibayar oleh peminjam (borrower) kepada yang
meminjamkan (lender) setiap waktu tertentu diluar pembayaran pokok pinjaman. Ada 2 jenis
bunga yang umum digunakan, yaiu bunga sederhana dan bunga majemuk. Bunga sederhana
(simple interest) adalah bunga yang dibayarkan/dihasilkan hanya dari jumlah uang pokok
pinjaman yang dipinjamkan dan dibayar 1 kali dalam setahun. Bunga majemuk (compound
interest) adalah bunga yang dibayarkan/dihasilkan dari bunga yang dihasilkan sebelumnya,
sama seperti pokok yang dipinjamkan atau bunga dibayar lebih dari 1 kali.

3. Nilai Masa Yang Akan Datang (Future Value)\

Future value yaitu nilai uang yang akan diterima dimasa yang akan datang dari sejumlah modal
yang ditanamkan sekarang dengan tingkat discount rate (bunga) tertentu.

a.       Perhitungan future value dengan bunga tunggal:

FV = PV (1 + i)n

Keterangan:

FV       : Nilai yang akan datang

PV       : Nilai sekarang

i           : Bunga

n          : jangka waktu

b.      Perhitungan future value dengan bunga majemuk:

FV = PV (1 + i/m)mxn

FV       : Nilai yang akan datang

PV       : Nilai sekarang

i           : Bunga

n          : jangka waktu

m         : Periode yang dimajemukan

2. Nilai Sekarang (Present Value)

Nilai sejumlah uang yang saat ini dapat dibungakan untuk memperoleh jumlah yang lebih besar
di masa mendatang. Nilai saat ini dari jumlah uang di masa datang atau serangkaian
pembayaran yang   dinilai pada tingkat bunga yang ditentukan:

PV= FV (1+i)n

Keterangan:

Pv        :  Present Value (Nilai Sekarang)

Fv        :  Future Value (Nilai yang akan datang)

i           :  Interest/suku bunga

n          :  Jangka waktu dana dibungakan


1.      Perhitungan present value dengan bunga tunggal

PV= FV/(1+i)n

Keterangan:

Pv        :  Present Value (Nilai Sekarang)

Fv        :  Future Value (Nilai yang akan datang)

i           :  Interest/suku bunga

n          :  Jangka waktu dana dibungakan

2.      Perhitungan present value dengan bunga majemuk

PV= FV/(1+i/m)mxn

Pv        :  Present Value (Nilai Sekarang)

Fv        :  Future Value (Nilai yang akan datang)

i           :  Interest/suku bunga

n          :  Jangka waktu dana dibungakan

m         :  Periode yang dimajemukan

4. Anuitas      

Anuitas adalah suatu rangkaian penerimaan atau pembayaran tetap yang dilakukan secara
berkala pada jangka waktu tertentu. Selain itu, anuitas juga diartikan sebagai kontrak di mana
perusahaan asuransi memberikan pembayaran secara berkala sebagai imbalan premi yang
telah Anda bayar. Contohnya adalah bunga yang diterima dari obligasi atau dividen tunai dari
suatu saham preferen. Ada dua jenis anuitas, yaitu:

1.      Anuitas biasa (ordinary) adalah anuitas yang pembayaran atau penerimaannya terjadi pada
akhir periode.

2.      Anuitas jatuh tempo (due) adalah anuitas yang pembayaran atau penerimaannya dilakukan di
awal periode.

FV= Ko (1+r)n

1.      Keterangan:

2.      FV  :  Future value

3.      Ko  :  arus kas awal

4.      R     :  rate/tingkat bunga

5.      n     : tahun ke-n

Anda mungkin juga menyukai