b. Aktivitas investasi (investing activity), yaitu aktivitas yang mencerminkan pengeluaran kas
untuk investasi. Sebagai arus kas dari aktivitas investasi mencerminkan penerimaan dan
pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan
pendapatan dan arus kas masa depan. Arus Kas dari Aktivitas Investasi antara lain dapat
berupa:
Pembayaran kas untuk membeli aset tetap, aset tak berwujud, dan sset jangka panjang lain,
termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan sset tetap yang dibangun sendiri.
Penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan dan peralatan, aset tidak berwujud, dan aset
jangka panjang lain.
Perolehan saham atau instrumen keuangan perusahaan lain.
Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain beserta pelunasannya.
Pembayaran kas sehubungan dengan futures contracts, forward contracts, option contracts
dan swap contracts, KECUALI bila kontrak tersebut dilakukan untuk tujuan perdagangan atau
apabila pembayaran tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan.
Hasil penjualan atau jatuh tempo atas efek yang tersedia untuk dijual dan efek yang dimiliki
hingga jatuh tempo merupakan arus kas dari aktivitas investasi.
Kas yang dikeluarkan untuk pembelian efek yang tersedia untuk dijual dan efek yang dimiliki
hingga jatuh tempo termasuk dalam aktivitas investasi.
a. Personality
Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari maupun
kepribadiaannya di masa lalu. Penilaian personality juga mencakup sikap, emosi, tingkah laku
dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah dan menyelesaikannya.
b. Party
Yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi atau golongan-golongan tertentu
berdasarkan modal, loyalitas, serta karakternya sehingga nasabah dapat digolongkan ke
golongan tertentu dan akan mendapatkan fasilitas kredit yang berbeda pula dari bank.
c. Perpose
Yaitu mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit termasuk jenis kredit yang diinginkan
nasabah. Tujuan pengambilan kredit dapat bermacam-macam sesuai kebutuhan. Sebagai
contoh apakah untuk modal kerja, investasi, konsumtif, produktif dan lain-lain.
d. Prospect
Yaitu untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang apakah menguntungkan atau
tidak dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya. Hal ini penting mengingat jika
suatu fasilitas kredit yang dibiayai tanpa mempunyai prospek, bukan hanya bank yang rugi akan
tetapi juga nasabah.
e. Payment
Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari
sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit. Semakin banyak sumber penghasilan
debitur maka akan semakin baik. Sehingga jika salah satu usahanya merugi akan dapat ditutupi
oleh usaha lainnya.
f. Profitabillity
Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba. Profitability diukur
dari periode ke periode, apakah akan tetap sama atau akan semakin meningkat, apalagi
dengan tambahan kredit yang akan diperolehnya.
g. Protection
Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar kredit yang diberikan mendapatkan jaminan
perlindungan, sehingga kredit yang diberikan benar-benar aman. Perlindungan yang diberikan
oleh debitur dapat berupa jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi.
1. Pengertian Leasing
Leasing atau sewa guna usaha adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk
penyediaan barang – barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan untuk jangka
waktu tertentu. Dengan melakukan leasing perusahaan dapat memperoleh barang modal
dengan jalan sewa beli untuk dapat lansung digunakan berproduksi, yang dapat diangsur setiap
bulan, triwulan atau enam bulan sekali kepada pihak lessor.
Secara umum leasing artinya Equipment funding, yaitu pembiayaan peralatan barang modal
untuk digunakan pada proses produksi suatu perusahaan baik secara langsung maupun tidak
langsung.
a. Pihak utama dalam leasing, menurut Ahmad Awari, ada beberapa pihak yang terlibat dala
perjanjian lease, yaitu sebagai berikut :
Pihak perusahaan sewa guna usaha (Lessor) adalah perusahan atau pihak yang memberikan
jasa pembiayaan kepada lessee dalam bentuk barang modal.
b. Perusahaan penyewa (Lesse) adalah perusahaan atau pihak yang memperoleh pembiayaan
dalam bentuk barang modal dari lessor.
c. Supplier adalah perusahaan atau pihak yang mengadakan atau menyediakan barang untuk
dijual kepada lesse dengan pembayaran secara tunai oleh lessor.
a. Fleksibel, artinya struktur kontrak dapat disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan yaitu
besarnya pembayaran atau periode lease dapat diatur sedemikian rupa sesuai dengan
kondisi perusahaan.
b. Tidak diperlukan jaminan, karena hak kepemilikan sah atas aktiva yang di lease serta
pengaturan pembayaran lease sesuai dengan pendapatan yang dihasilkan oleh aktiva yang
dilease sudah merupakan jaminan bagi lease itu sendiri.
c. Capital saving, yaitu tidak menyediakan dana yang besar, maksimum hanya menyediakan
down payment yang jumlahnya dalam kebiasaan lease tidak terlalu besar, jadi dalam hal ini
bisa dikatakan menjadi suatu penghematan modal bagi lessee, yaitu lessee dapat
menggunakan modal yang tersedia untuk keperluan lain. Karena leasing umumnya membiayai
100% barang modal yang dibutuhkan.
d. Cepat dalam pelayanan, artinya secara prosedur leasing lebih sederhana dan relatif lebih
cepat dalam realisasi pembiayaan bila dibandingkan dengan kredit investasi bank, jadi tanpa
prosedur yang rumit dan hal itu memberikan kemudahan bagi para pengusaha untuk
memperoleh mesin-mesin dan peralatan yang mutakhir untuk memungkinkan dibukanya suatu
bidang usaha produksi yang baru atau untuk memodernisasi perusahaan.
f. Sebagai pelindung terhadap inflasi, artinya terhindar dari resiko penurunan nilai uang yang
disebabkan oleh inflasi, yaitu lessee sampai kapan pun tetap membayar dengan satuan
moneter yang lalu terhadap sisa kewajibannya.
h. Adanya kepastian hukum, artinya suatu perjanjian leasing tidak dapat dibatalkan dalam
keadaan keuangan umum yang sangat sulit, sehingga dalam keadaan keuangan atau moneter
yang sesulit apapun perjanjian leasing tetap berlaku.
i. Terkadang leasing merupakan satu-satunya cara untuk mendapatkan aktiva bagi suatu
perusahaan, terutama perusahaan ekonomi lemah, untuk dapat memodernisasi pabriknya.
a. Capital Lease
Perusahaan leasing pada jenis ini berlaku sebagai suatu lembaga keuangan. Lessee yang akan
membutuhkan suatu barang modal menentukan sendiri jenis serta spesifikasi dari barang yang
dibutuhkan. Lessee juga mengadakan negoisasi langsung dengan supplier mengenai harga,
syarat-syarat perawatan serta hal-hal lain yang berhubungan dengan pengoperasian barang
tersebut.
Lessor akan mengeluarkan dananya untuk membayar barang tersebut kepada supplier dan
kemudian barang tersebut diserahkan kepada lessee. Sebagai imbalan atas jasa pengguanaan
barang tersebut lessee akan membayar secara berkala kepada lessor sejumlah uang yang
berupa rental untuk jangka waktu tertentu yang telah disepakati bersama.
d. Operating Lease
Pada operating lease, lessor membeli barang dan kemudian menyewakan kepada lessee untuk
jangka waktu tertentu. Dalam praktik lessee membayar rental yang besarnya secara
keseluruhan tidak meliputi harga barang serta biaya yang telah dikeluarkan oleh lessor.
f. Leverage Lease
Pada leasing ini dilibatkan pihak ketiga yang disebut credit provider. Lessor tidak membiayai
objek leasing hingga sebesar 100% dari harga barang melainkan hanya antara 20% hingga
40%. Kemudian sisa dari harga barang tersebut akan dibiayai oleh credit provider.
Dalam melakukan perjanjian leasing terdapat prosedur dan mekanisme yang harus dijalankan
yang secara garis besar dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Lessee bebas memilih dan menentukan peralatan yang dibutuhkan, mengadakan penawaran
harga dan menunjuk supplier peralatan yang dimaksudkan.
b. Setelah lessee mengisi formulir permohonan lease, maka dikirimkan kepada lessor disertai
dokumen lengkap.
c. Lessor mengevaluasi kelayakan kredit dan memutuskan untuk memberikan fasilitas lease
dengan syarat dan kondisi yang disetujui lessee (lama kontrak pembayaran sewa lease),
setelah ini maka kontrak lease dapat ditandatangani.
d. Pada saat yang sama, lessee dapat menandatangani kontrak asuransi untuk peralatan yang
dilease dangan perusahaan asuransi yang disetujui lessor, seperti yang tercantum dalam
kontrak lease. Antara lessor dan perusahaan asuransi terjalin perjanjian kontrak utama.
f. Supplier dapat mengirimkan peralatan yang dilease ke lokasi lessee. Untuk mempertahankan
dan memelihara kondisi peralatan tersebut, supplier akan menandatangani perjanjian purna
jual.
h. Supplier menyerahkan tanda terima (yang diterima dari lessee), bukti pemilikan dan
pemindahan pemilikan kepada lessor.
j. Lessee membayar sewa lease secara periodik sesuai dengan jadwal pembayaran yang telah
ditentukan dalam kontrak lease.
Nilai waktu dari uang (time value of money) adalah nilai uang dari beberapa waktu yang
berbeda, di mana secara nominal jumlah uangnya sama tetapi nilainya berbeda di waktu yang
berbeda. Hal ini karena biaya kesempatan. Konsep nilai waktu dari uang adalah konsep yang
memperhatikan waktu dalam meghitung nilai uang.
2. Bunga
Bunga adalah sejumlah uang yang harus dibayar oleh peminjam (borrower) kepada yang
meminjamkan (lender) setiap waktu tertentu diluar pembayaran pokok pinjaman. Ada 2 jenis
bunga yang umum digunakan, yaiu bunga sederhana dan bunga majemuk. Bunga sederhana
(simple interest) adalah bunga yang dibayarkan/dihasilkan hanya dari jumlah uang pokok
pinjaman yang dipinjamkan dan dibayar 1 kali dalam setahun. Bunga majemuk (compound
interest) adalah bunga yang dibayarkan/dihasilkan dari bunga yang dihasilkan sebelumnya,
sama seperti pokok yang dipinjamkan atau bunga dibayar lebih dari 1 kali.
Future value yaitu nilai uang yang akan diterima dimasa yang akan datang dari sejumlah modal
yang ditanamkan sekarang dengan tingkat discount rate (bunga) tertentu.
FV = PV (1 + i)n
Keterangan:
i : Bunga
FV = PV (1 + i/m)mxn
i : Bunga
Nilai sejumlah uang yang saat ini dapat dibungakan untuk memperoleh jumlah yang lebih besar
di masa mendatang. Nilai saat ini dari jumlah uang di masa datang atau serangkaian
pembayaran yang dinilai pada tingkat bunga yang ditentukan:
PV= FV (1+i)n
Keterangan:
PV= FV/(1+i)n
Keterangan:
PV= FV/(1+i/m)mxn
4. Anuitas
Anuitas adalah suatu rangkaian penerimaan atau pembayaran tetap yang dilakukan secara
berkala pada jangka waktu tertentu. Selain itu, anuitas juga diartikan sebagai kontrak di mana
perusahaan asuransi memberikan pembayaran secara berkala sebagai imbalan premi yang
telah Anda bayar. Contohnya adalah bunga yang diterima dari obligasi atau dividen tunai dari
suatu saham preferen. Ada dua jenis anuitas, yaitu:
1. Anuitas biasa (ordinary) adalah anuitas yang pembayaran atau penerimaannya terjadi pada
akhir periode.
2. Anuitas jatuh tempo (due) adalah anuitas yang pembayaran atau penerimaannya dilakukan di
awal periode.
FV= Ko (1+r)n
1. Keterangan: