Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS PENERAPAN PSAK NO.

2 TENTANG
LAPORAN ARUS KAS PADA PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO

Oleh
Safrida Setyowati
021719597
setyowatisafrida@gmail.com
Program Studi S1 Akuntansi

Abstrak
Praktik akuntansi di Indonesia diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Praktik akuntansi organisasi
nirlaba memiliki sedikit perbedaan dengan organisasi bisnis. Oleh karena itu organisasi
pemerintahan memiliki pedoman tersendiri yakni PSAK No. 2 yang mengatur tentang
laporan arus kas. Salah satu bentuk organisasi nirlaba yakni Pemerintah Kabupaten, dalam
penelitian ini menggunakan data Pemerintah Kabupaten Bojonegoro. Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan
penyajian laporan arus kas entitas nirlaba pada Pemerintah Kabupaten Bojonegoro dengan
laporan keuangan yang sesuai dengan PSAK No. 2 (revisi 2009). Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa Pemerintah Kabupaten Bojonegoro telah menyajikan laporan arus kas
sesuai dengan PSAK No. 2 (revisi 2009) yakni penyajian laporan arus kas dalam aktivitas
operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Analisis ini menyarankan kepada
Pemerintah Kabupaten Bojonegoro agar selalu mempertahankan kemampuan dalam
penyusunan laporan arus kas yang telah sesuai dengan PSAK No. 2 (revisi 2009), sehingga
laporan keuangan yang dihasilkan mudah dipahami, relevan, dan dapat dibandingkan.

Kata Kunci : PSAK No. 2, Organisasi Nirlaba, Laporan Arus Kas

Pendahuluan

Organisasi pemerintah berbeda dengan organisasi yang berorientasi profit.Pemerintah


daerah pemasukan keuangannya berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD),pinjaman
daraerah dan dana perimbangan. Begitu pula dengan laporan keuangan pemerintahan berbeda
dengan laporan keuangan pada organisasi berorientasi laba.

Laporan keuangan pemerintah berfungsi untuk informasi untuk menentukan dan


memprediksi aliran kas, saldo neraca, dan kebutuhan sumber daya finansial jangka pendek
unit pemerintah. Memberikan informasi keuangan untuk menentukan dan memprediksi
kondisi ekonomi suatu unit pemerintahan dan perubahan-perubahan yang terjadi di dalamnya.
Pemakai utama laporan keuangan daerah di Indonesia adalah masyarakat, Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah (DPRD), Badan Pengawas/Pemeriksa, komponen yang berpartisipasi dalam

1
proses pendanaan pemerintah daerah yaitu pembayar pajak dan pemerintah lain
(pemerintah pusat dan pemerintah daerah lain).

Laporan keuangan Pemerintah Kabupaten sering disusun dengan berbagi bentuk dan
susunan. Agar memudahkan para pemakai laporan keuangan/investor maka pemerintah
kabupaten menyusun laporan arus kas yang sebagai pedoman yaitu Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan(PSAK) No. 2 (revisi 2009) yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI).

Pemerintah Kabupaten

Pemerintah Daerah di Indonesia adalah penyelenggara pemerintahan daerah menurut


asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan
prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
Dasar 1945. Pemerintah daerah adalah Gubernur, Bupati, atau Wali kota, dan Perangkat
Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.

Laporan Arus Kas

Menurut Rudianto (2012:194) laporan arus kas adalah suatu laporan tentang aktivitas
penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan selama periode tertentu, beserta penjelasan
tentang sumber-sumber penerimaan dan pengeluaran kas tersebut.

Laporan arus kas menyajikan arus kas dari aktivitas operasi,investasi, dan
pendanaan dengan cara yang paling sesuai dengan bisnis entitas tersebut. Klasifikasi
menurut aktivitas memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna laporan untuk
menilai pengaruh aktivitas tersebut terhadap posisi keuangan entitas serta terhadap jumlah
kas dan setara kas. Informasi tersebut dapat juga digunakan untuk mengevaluasi hubungan di
antara ketiga aktivitas tersebut
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) Laporan Keuangan pemerintah daerah
meliputi
1. Aktivitas Operasi
Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas penghasil
utama pendapatan entitas. Oleh karena itu, arus kas tersebut pada umumnya
berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau
2
rugi bersih. Beberapa contoh arus kas dari aktivitas operasi adalah:
a) Penerimaan kas dari penjualan barang dan pemberian jasa; penerimaan kas dari
royalti, fees, komisi, dan pendapatan lain;
b) Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa;
c) Pembayaran kas kepada dan untuk kepentingan karyawan;
d) Penerimaan dan pembayaran kas oleh entitas asuransi sehubungan dengan
premi, klaim, anuitas, dan manfaat polis lainnya;
e) Pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi)pajak penghasilan kecuali
jika dapat diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian dari aktivitas
pendanaan dan investasi;
f) Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang dimiliki untuk tujuan
diperdagangkan atau diperjanjikan (dealing).
Beberapa transaksi, seperti penjualan peralatan pabrik, dapat menimbulkan
keuntungan atau kerugian yang diakui dalam laporan laba rugi. Arus kas yang
terkait dengan transaksi semacam itu merupakan arus kas dari aktivitas
investasi. Akan tetapi, pembayaran kas untuk pabrikasi atau memperoleh asset
nya dimiliki untuk dijual adalah arus kas dari aktivitas operasi. Kas yang diterima
dari sewa dan penjualan atas aset setelah periode sewa, diakui sebagai arus kas
dari aktivitas operasi.
Entitas dapat memiliki surat berharga dan tagihan (securities and loans) untuk
tujuan diperdagangkan atau di-perjanjikan (dealing), yang dalam hal ini dapat
dipersamakan dengan persediaan yang khusus dibeli untuk dijual kembali. Oleh
karena itu, arus kas yang berasal dari pembelian dan penjualan dalam transaksi
perdagangan atau perjanjian surat berharga tersebut diklasifikasikan sebagai
aktivitas operasi. Sama halnya dengan pemberian kredit oleh lembaga
keuangan, pada umumnya diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi, karena
berkaitan dengan aktivitas penghasil utama pendapatan
2. Aktivitas Investasi
Pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas investasi perlu
dilakukan sebab arus kas tersebut mencerminkan pengeluaran yang telah terjadi
untuk sumber daya yang dimaksudkan menghasilkan pendapatan dan arus kas masa
depan. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi adalah:
(a) pembayaran kas untuk membeli aset tetap, aset tidak berwujud, dan aset

3
jangka panjang lain, termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan aset
tetap yang dibangun sendiri
(b) penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan, dan peralatan, serta aset
tidak berwujud dan aset jangka panjang lain
(c) pembayaran kas untuk membeli instrumen utang atau instrumen ekuitas entitas
lain dan kepemilikan dalam ventura bersama (selain pembayaran kas untuk
instrument yang dianggap setara kas atau instrumen yang dimiliki untuk
diperdagangkan atau diperjanjikan)
(d) kas yang diterima dari penjualan instrumen utang dan instrumen ekuitas entitas
lain dan kepemilikan ventura bersama (selain penerimaan kas dari instrumen
yang dianggap setara kas atau instrumen yang dimiliki untuk diperdagangkan atau
diperjanjikan)
(e) uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain (selain uang muka dan
kredit yang diberikan oleh lembaga keuangan)
(f) penerimaan kas dari pelunasan uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada
pihak lain (selain uang muka dan kredit yang diberikan oleh lembaga keuangan)
(g) pembayaran kas sehubungan dengan futures contracts,forward contracts, option
contracts, dan swap contracts kecuali apabila kontrak tersebut dimiliki untuk
tujuan diperdagangkan atau diperjanjikan, atau apabila pembayaran tersebut
diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan.
(h) pembayaran kas dari futures contracts, forward contracts, option contracts, dan
swap contracts kecuali apabila kontrak tersebut dimiliki untuk tujuan
diperdagangkan atau diperjanjikan, atau apabila pembayaran tersebut
diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan.
3. Aktivitas Pendanaan
Pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan
penting dilakukan karena berguna untuk memprediksi klaim atas arus kas masa depan
oleh para penyedia modal entitas. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas
pendanaan adalah:
(a) penerimaan kas dari emisi saham atau instrumen modal lainnya.
(b) pembayaran kas kepada pemilik untuk menarik atau menebus saham entitas.
(c) penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotek, dan pinjaman
jangka pendek dan jangka panjang lainnya.

4
(d) pelunasan pinjaman.
(e) pembayaran kas oleh penyewa (lessee) untuk mengurangi saldo kewajiban yang
berkaitan dengan sewa pembiayaan ( finance lease).
.
Laporan Arus Kas Untuk Entitas Bukan Lembaga Keuangan

Informasi dari laporan laba rugi komprehensif dan laporan posisi keuangan disajikan
untuk memperlihatkan penyusunan laporan arus kas dengan metode langsung dan metode
tidak langsung. Laporan laba rugi komprehensif atau laporan posisi keuangan disajikan sesuai
dengan persyaratan pengungkapan dan penyajian menurut Pernyataan lainnya.

PSAK No. 2

Penerbitan ED PSAK 2 (revisi 2009): Laporan Arus Kas bertujuan untuk meminta
tanggapan atas semua pengaturan dan paragraf dalam ED PSAK 2 (revisi 2009). Berikut
perbedaan antara ED PSAK 2 (revisi 2009): Laporan Arus Kas dengan PSAK 2 (1994):
Laporan Arus Kas

Perihal PSAK2 (1994) ED PSAK 2 (revisi 2009)


Arus kas yang berasal dari Tidak diatur secara - Arus kas dari beberapa
beberapa transaksi serta eksplisit. transaksi, misalnya
keuntungan atau kerugian penjualan peralatan pabrik
dari transaksi tersebut. diakui sebagai arus kas
investasi.
- Arus kas dari
keuntungan atau
kerugian dari transaksi di
atas diakui sebagai arus
kas operasi.

Metode tidak langsung Penyesuaian atas laba atau rugi Dihilangkan.


termasuk berasal dari hak
minoritas dalam laba/ rugi
konsolidasi.
Arus kas dari pos luar biasa Terdapat pengaturan Dihilangkan
mengenai arus kas dari pos
luar biasa.

5
Arus kas dari pelepasan Tidak ada pengaturan. Arus kas dari transaksi
kepemilikan pada entitas tersebut diakui sebagai
anak yang tidak arus kas pendanaan.
mengakibatkan hilangnya
pengendalian.

Metodelogi Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitian yang digunakan untuk


meneliti pada kondisi objek alamiah, dimana peneliti merupakan instrumen kunci (Sugiyono,
2005). Objek penelitian adalah laporan arus kas per 31 Desember 2017 dan 2016. Sedangkan
subjek yang akan diteliti adalah Pemerintah Kabupaten Bojonegoro yang merupakan salah
satu organisasi non profit yang bergerak dibidang pemerintahan.

Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari studi pustaka dan data
yang diperoleh dari Pemerintah Kabupaten Bojonegoro. Subyek penelitian yaitu Pemerintah
Kabupaten Bojonegoro. Sedangkan pengumpulan data dikutip dari website Pemerintah
Kabupaten Bojonegoro.

Hasil dan Pembahasan

Laporan keuangan Pemerintah Kabupaten Bojonegoro terdiri atas :


1. Arus Kas Dari Aktivitas Operasi
Laporan Arus Kas Pemeintah Kabupaten Bojonegoro menunjukkan posisi
jumlah arus kas masuk sebesar Rp. 3.024.088.829.377,00 total arus kas keluar sebesar
Rp 2.254.448.041.848,00 dan arus kas bersih dari aktivitas investasi sebesar
Rp.769.640.787.528,00.Informasi yang disajikan dalam laporan arus kas sudah sesuai
dengan PSAK No. 02 (revisi 2009) yakni telah menggunakan metode langsung, yang
dapat menghasilkan informasi yang berguna dalam mengestimasi arus kas masa depan
yang tidak dapat dihasilkan dengan metode tidak langsung.
2. Arus Kas Dari Aktivitas Investasi
Laporan Arus Kas Pemeintah Kabupaten Bojonegoro menunjukkan posisi
jumlah arus kas masuk sebesar Rp. 111.595.876 sedangkan arus kas keluar sebesar
Rp.573.546.669.153. Informasi yang disajikan dalam arus kas dari aktivitas investasi
sudah sesuai dengan PSAK No.2 (revisi 2009) yaitu telah melaporkan secara terpisah
penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto.

6
3. Arus Kas Dari Aktivitas Pendanaan
Laporan Arus Kas Pemeintah Kabupaten Bojonegoro menunjukkan posisi
jumlah arus kas masuk sebesar Rp. 153.809.834.151 sedangkan arus kas keluarnya
sebesar Rp.153.919.834.171 sehingga informasi yang disajikan sudah sesuai dengan
PSAK No.2(revisi 2009) yaitu pemisahan arus kas dari pendanaan yang berguna
untuk memprediksi klaim atas arus kas masa depan oleh para penyedia entitas.

Penutup

Pelaporan keuangan Pemerintah Kabupaten Bojonegoro menyajikan laporan arus


kas dengan klasifikasi aktivitas operasi,investasi dan pendanaan. Hal tersebut telah sesuai
dengan PSAK No. 2 (revisi 2009). Hal tersebut berarti laporan arus kas Kabupaten
Bojonegoro telah sesuai dengan PSAK No. 2 (Revisi 2009). Laporan arus kas Kabupaten
Bojonegoro juga telah menerapkan nilai-nilai yang tergantung pada PSAK No. 2 (Revisi
2009) yaitu telah menggunakan metode langsung disbanding dengan metode tidak langsung.

Diharapkan agar pelaporan arus kas Pemerintah Kabupaten Bojonegoro selanjutnya


bisa mempertahakan PSAK No.2 (Revisi 2009) menjadi pedoman.Selain itu juga bisa
meghasilkan laporan arus kas yang transparamsi dan mudah untuk dipahami. Selanjutnya
semoga penelitian ini bisa berguna bagi semua orang khusunya pembaca.

Daftar Pustaka

Ikatan Akuntan Indonesia. (2012). Standar Akuntansi Keuangan per 1 Juni 2012. Jakarta:
Salemba Empat.
www.wikipedia.com

https://ppid.bojonegorokab.go.id

Anda mungkin juga menyukai