Anda di halaman 1dari 14

V.

ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA /

MODAL KERJA
Analisis sumber dan penggunaan modal kerja adalah analisis laporan keuangan yang
bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang perubahan modal kerja perusahaan serta
sebab-sebab perubahan tersebut yang dikenal dengan sumber modal kerja  dan penggunaan
modal kerja pada suatu periode.

A. Aktiva Lancar (Current asset)


Aktiva lancar adalah uang kas dan aktiva lainnya yang dapat diharapkan untuk
dicairkan atau diuangkan menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumsi dalam periode
berikutnya (paling lama satu tahun atau dalam perputaran kegiatan perusahaan yang normal)

Yang termasuk kelompok aktiva lancar adalah :


a. Kas atau uang tunai yang dapat digunakan untuk kegiatan operasi perusahaan,
atau merupakan salah satu unsur modal kerja yang paling tinggi likuiditasnya. Kas
harus direncanakan dan diawasi dengan baik. Baik penerimaan maupun
penggunaannya. Dalam kenyataannya pos ini termasuk aktiva yang paling sering
mengalami perubahan, hal ini disebabkan karena hampir sebagian besar transaksi
yang dilakukan perusahaan mempengaruhi jumlah kas. Kas yang diperoleh
perusahaan berasal dari penjualan baik tunai maupun kredit dan penagihan piutang
perusahaan, sedangkan pengeluaran kas terjadi akibat adanya pembayaran untuk
bermacam-macam hal dalam operasinya

Sumber penerimaan kas suatu perusahaan :


- Hasil penjualan investasi jangka panjang
- Penjualan,emisis saham atau adanya tambahan modal dari pemilik dalam
bentuk kas.
- Pengeluaran surat tanda bukti hutang (wesel, obligasi)
- Bertambahanya Hutang (kewajiban ) baik jangka pendek maupun panjang.
- Adanya penurunan atau berkurangnya aktiva lancar selain kas yang
diimbangi dengan adanya penerimaan kas.
- Adanya penerimaan kas karena sewa , bunga atau deviden dari
investasinya, sumbangan, hadiah dan restitusi pajak.
Penggunaan atau pengeluaran kas dapat disebabkan karena adanya transaksi-
transaksi sebagai berikut:

 Pembelian saham atau obligasi sebagai investasi jangka pendek maupun


jangka panjang.
 Penarikan kembali saham yang beredar maupun pengambilan (prive) oleh
pemilik.
 Pelunasan atau pembayaran angsuran hutang
 Pembelian barang dagangan secara tunai.
 Pembayaran biaya operasi perusahaan.Pengeluaran kas untuk pembayaran
deviden, pajak, denda dsb.

b. Piutang Usaha (Account Receivable) adalah tagihan perusahaan kepada pihak lain
sebagai akibat adanya penjualan barang dagangan secara kredit.
c. Surat berharga merupakan investasi jangka pendek untuk pemanfaatan dana yang
tidak digunakan dan sifatnya dapat diperjual-belikan dengan segera.
d. Persediaan Barang Dagang (Merchandise Inventory) adalah persediaan barang
yang siap untuk dijual.
e. Biaya dibayar dimuka, yaitu Biaya yang manfaatnya akan dinikmatidi masa yang
akan datang dan akan menjadi biaya habis dikomsumsi dalam jangka pendek.

B. Aktiva Tidak Lancar


Adalah aktiva yang mempunyai umur kegunaan relative permanen atau jangka
panjang (mempunyai umur ekonomis lebih dari satu tahun atau tidak akan habis dalam satu
kali perputaran operasi perusahaan)

Yang termasuk dalam aktiva tidak lancar adalah :


a. Investasi jangka panjang bagi perusahaan yang cukup besar dalam arti
mempunyai kekayaan atau modal yang cukup atau sering melebihi dari yang
dibutuhkan, maka perusahaan ini dapat menanamkan modalnya dalam
investasi jangka panjang diluar usaha pokoknya.
b. Aktiva tetap, yaitu kekayaan yang dimiliki perusahaan yang fisiknya bisa
dilihat dan dimiliki oleh perusahaan serta dapat digunakan dalam operasi yang
bersifat permanen.
c. Aktiva tetap tidak berwujud adalah kekayaan perusahaan yang secara fisik
tidak nampak, tetapi merupakan suatu hak yang mempunyai nilai dan dimiliki
oleh perusahaan untuk digunakan dalam kegiatan perusahaan d. Aktiva lain-
lain adalah kekayaan atau aktiva perusahaan yang tidak dapat atau belum
dapat dimasukkan dalam klasifikasi-klasifikasi sebelumnya.

C. Kewajiban atau Hutang (Liabilities atau Pasiva)


Kewajiban atau hutang adalah kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain
yang timbul dari transaksi yang terjadi, dimana hutang ini merupakan sumber dana atau
modal perusahaan yang berasal dari kreditur.

Pada umumnya hutang dibedakan menjadi dua macam, yaitu:


a. Hutang lancar (Current Liabilities)
Hutang lancar atau Hutang jangka pendek adalah hutang yang harus dilunasi
dalam waktu tidak lebih dari satu tahun atau satu siklus normal operasi perusahaan
yang pelunasannya atau pembayarannya menggunakan aktiva lancar yang
dimiliki.
Yang termasuk kelompok hutang lancar adalah :
 Hutang dagang / usaha, yaitu hutang-hutang yang timbul karena adanya
pembelian barang-barang dagangan secara kredit.
 Hutang wesel, yaitu hutang yang disertai dengan janji tertulis untuk
melakukan penbayarab sejumlah tertentu di masa yang akan datang.
 Hutang pajak, menunjukkan jumlah hutang perusahaan kepada lembaga
pemerintah pemungut pajak.
 Biaya yang masih harus dibayar, biaya-biaya yang telah terjadi tetapi
belum dilakukan pembayaran.
 Penghasilan diterima dimuka adalah penerimaan uang untuk penjualan
barang atau jasa yang belum direalisasi
b. Hutang Jangka Panjang (Long Term Debt)
Hutang jangka panjang adalah kewajiban keuangan yang jangka waktu
pembayarannya lebih dari satu tahun sejak tanggal neraca.
Hutang jangka panjang antara lain adalah:
 Hutang obligasi
 Hutang hipotek, adalah hutang yang dijamin dengan aktiva tertentu.
 Pinjaman jangka panjang lainnya

D. Modal Ekuitas
Adalah hak pemilik atas aktiva perusahaan yang merupakan kekayaan bersih (jumlah
aktiva dikurangi kewajiban). Ekuitas terdiri dari setoran pemilik, sisa laba yang ditahan
dan lain-lain.

PENGERTIAN DANA / MODAL KERJA

Setiap perusahaan membutuhkan dana / modal kerja untuk membiayai operasi sehari-
hari, misalnya untuk membeli bahan mentah, gaji pegawai, upah, dan lain sebagainya. Pada
intinya setiap perusahaan akan selalu membutuhkan modal kerja dalam menjalankan seluruh
kegiatan operasional didalam perusahaan tersebut. Dana yang telah dikeluarkan itu (modal
kerja) diharapkan oleh setiap penanam modal (investor) akan dapat kembali masuk ke dalam
perusahaan dalam jangka waktu pendek atau dalam jangka waktu panjang. Dana yang telah
dikeluarkan ini akan kembali ke dalam perusahaan melalui penjualan hasil produksinya
(perusahaan dagang) atau jasa ditambah keuntungan yang maksimal.

Dana atau Modal kerja itu sendiri adalah sejumlah dana yang terikat dalam unsur-
unsur aktiva lancar dan pada umumnya akan berputar dalam periode tertentu dan diharapkan
akan kembali dalam periode tertentu juga. Adapun modal kerja yang cukup akan
memudahkan perusahaan dalam menjalankan seluruh kegiatan didalam perusahaannya,
sehingga tidak akan mengalami kesulitan dalam menjalankan kegiatan operasi usaha dan
menutupi seluruh pengeluaran atas biaya-biaya yang timbul karena adanya operasi usaha
tersebut. Tetapi apabila modal kerjanya berlebihan maka akan mengakibatkan sebagian dana
yang ada atau yang tersedia tidak produktif lagi. Apabila seperti ini terjadi maka akan
mengurangi atau memperkecil kesempatan perusahaan tersebut untuk memperoleh laba yang
maksimal Karena kelebihan modal kerja akan menimbulkan pemborosan, investasi-investasi
pada cabang yang tidak diinginkan dan dapat mengalami kerugian dari bunga bank karena
saldo bank yang tidak dipergunakan, apabila perusahaan tersebut mendapatkan modal kerja
dengan jalan meminjam dari bank.

Modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang dimilki perusahaan atau dapat pula
dimaksudkan sebagai dana yang harus disediakan untuk membiayai kegiatan operasi sehari-
hari. ”Modal Kerja adalah suatu investasi perusahaan didalam aktiva jangka pendek seperti
kas, sekuritas (surat-surat berharga), Piutang Dagang dan Persediaan”. (Houston & Brigham,
2006; 131). “Modal Kerja adalah kelebihan aktiva lancar terhadap jangka pendek”
(Djarwanto, 2005; 87).

KONSEP DASAR MODAL KERJA

Dari kedua definisi di atas, menunjukan bahwa modal kerja adalah jumlah
keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan dan yang dipergunakan juga untuk
operasi perusahaan tersebut. Di bawah ini diterangkan tiga konsep dasar atau definisi dari
modal kerja menurut (S. Munawir, 2007, 114-116) yaitu:

a. Konsep Kuantitatif
Konsep ini menitikberatkan kepada kuantum yang diperlukan untuk
mencukupi kebutuhan perusahaan dalam membiayai kebutuhan operasional yang
bersifat rutin atau menunjukkkan sejumlah dana (fund) yang tersedia untuk tujuan
operasi jangka pendek.
Dalam konsep ini menganggap bahwa modal kerja adalah jumlah aktiva lancar
(gross working capital). Dalam konsep ini tidak mementingkan kualitas dari modal
kerja, apakah modal kerja dibiayai dari modal para pemilik, hutang jangka panjang
maupun hutang jangka pendek, sehingga dengan modal yang besar tidak
mencerminkan margin of safety para kreditur jangka pendek yang besar juga, bahkan
modal kerja yang besar menurut konsep ini tidak menjamin kelangsungan operasi
yang akan datang, serta tidak mencerminkan likuiditas perusahaan yang bersangkutan.
b. Konsep Kualitatif
Konsep ini menitikberatkan pada kualitas modal kerja ,dalam konsep ini
pengertian modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar terhadap hutang jangka waktu
pendek (net working capital), yaitu jumlah aktiva lancar yang berasal dari pinjaman
jangka panjang maupun jumlah aktiva lancar dari para pemilik perusahaan. Definisi
ini bersifat kualitatif karena menunjukkan tersedianya jumlah aktiva lancar yang lebih
besar daripada jumlah hutang lancarnya (hutang jangka pendek) dan menunjukkan
pula margin of protection atau tingkat keamanan bagi para kreditur jangka pendek,
serta menjamin aktiva lancarnya.
c. Konsep Fungsional
Konsep ini menitikberatkan fungsi dari dana yang dimiliki dalam rangka
menghasilkan pendapatan (laba) dari usaha pokok perusahaan, pada dasarnya dana-
dana yang dimiliki oleh perusahaan seluruhnya akan digunakan untuk menghasilkan
laba periode ini (current income), ada sebagian dana yang akan digunakan untuk
memperoleh atau menghasilkan laba di masa yang akan datang. Misalnya : Bangunan,
mesin-mesin, pabrik, alat-alat kantor dan aktiva tetap lainnya. Dari aktiva tetap
tersebut yang menjadi bagian dari modal kerja tahun ini adalah sebesar penyusutan
(depresiasi) aktiva-aktiva tersebut.

Modal kerja harus cukup jumlahnya dalam arti harus mampu membiayai pengeluaran-
pengeluaran operasi sehari-hari, karena dengan modal kerja yang cukup akan menguntungkan
bagi perusahaan tidak mengalami kesulitan keuangan juga akan memberikan beberapa
keuntungan, yaitu:
Melindungi perusahaan terhadap krisis modal kerja karena turunnya nilai dari aktiva
lancar.
Memungkinkan untuk dapat membayar semua kewajiban-kewajiban tepat pada
waktunya.
Menjamin dimilikinya kredit perusahaan semakin besar dan memungkinkan bagi
perusahaan untuk menghadapi bahaya-bahaya atau kesulitan keuangan yang mungkin
terjadi.
Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup untuk melayani
para konsumennya.
Memungkinkan bagi para pengusaha untuk memberi syarat kredit yang lebih
menguntungkan bagi para pelanggannya.
Memungkinkan bagi para perusahan untuk dapat beroperasi dengan lebih efisien
karena tidak ada kesulitan untuk memperoleh barang atau pun jasa yang dibutuhkan.
MACAM – MACAM DANA / MODAL KERJA

Modal kerja dalam suatu perusahaan dapat digolongkan menurut Bambang Riyanto,
dalam bukunya Dasar-dasar pembelanjaan perusahaan tahun 2001 sebagai berikut :

a. Modal Kerja Permanen (Permanent Working Capital).

Yaitu modal kerja yang harus selalu ada pada perusahaan atau dengan kata lain
jumlah modal kerja itu harus tetap ada agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya dan
modal kerja tersebut secara terus menerus selalu diperlukan untuk kelancaran usaha
dalam suatu periode akuntansi.

Modal Kerja Permanen terbagi menjadi 2, yaitu:

1. Modal Kerja Primer (Primary Working Capital)

Yaitu sejumlah modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk
menjamin kelangsungan kegiatan usahanya.

2. Modal Kerja Normal (Normal Working Capital)

Yaitu sejumlah modal kerja yang digunakan untuk dapat menyelenggarakan


luas produksi yang normal. Normal disini mempunyai pengertian yang
fleksibel menurut kondisi perusahaannya. Apabila suatu perusahaan misalnya
selama 4 atau 5 bulan rata-rata per bulannya mempunyai produksi 1000 unit.
Apabila kemudian ternyata 4 atau 5 bulan berikutnya luas produksi rata-rata
per bulannya 2000 unit, maka luas produksi normalnya disinipun berubah
menjadi 2000 unit.

b. Modal Kerja Variabel (Variable Working Capital)

Yaitu modal kerja yang berubah-ubah sesuai dengan perolehan keadaan dalam suatu
periode.

Modal Kerja ini dibagi menjadi 3 yaitu:

1. Modal Kerja Musiman (Seasonal Working Capital)


Modal kerja yang besarnya berubah-ubah disebabkan musim.
2. Modal Kerja Siklus (Cylical Working Capital)
Yaitu sejumlah modal kerja yang besarnya berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi
kontinyunitas produk.

3. Modal Kerja Darurta (Emergency Working Capital)


Yaitu modal kerja yang besarnya brubah-ubah dan penyebabnya tidak diketahui
sebelumnya (misalnya kebakaran, banjir, gempa bumi, buruh mogok, huru-hara dsb).

SUMBER – SUMBER MODAL KERJA

Pada umumnya sumber-sumber modal kerja berasal dari :

a. Pendapatan Bersih

Surat-surat berharga yang merupakan salah satu pos aktiva lancar dapat dijual dan
dari penjualan tersebut akan timbul kentungan. Penjualan surat berharga ini akan
menyebabkan perubahan pos aktiva lancar dari pos-pos “surat-surat berharga”
menjadi pos kas. Keuntungan yang diperoleh dari penjualan ini merupakan
sumber dari modal kerja.

b. Penjualan Aktiva Tidak Lancar.


Hasil penjualan aktiva tetap, investasi jangka panjang dan aktiva tidak lancar
lainnya yang tidak diperlukan lagi oleh perusahaan merupakan sumber lain yang
menambah modal kerja. Perubahan aktiva tidak lancar tersebut menjadi kas akan
menambah modal kerja sebanyak hasil bersih penjualan aktiva tidak lancar
tersebut.

c. Penjualan Saham atau Obligasi


Untuk menambah dana atau modal kerja yang dibutuhkan, perusahaan dapat pula
mengadakan emisi saham baru atau meminta pada para pemilik perusahaan untuk
menambah modalnya.

d. Dana Pinjaman dari Bank


Dana pinjaman jangka pendek bagi perusahaan merupakan sumber penting dari
aktiva lancarnya, terutama tambahan modal kerja yang diperlukan untuk
membiayai kebutuhan modal kerja musiman siklus, darurat dan lain-lain
e. Kredit dari suplier
Material barang-barang, supplies dapat dibeli atau dengan wesel bayar. Apabila
perusahaan kemudian dapat mengusahakan menjual barang dan menarik
pembayaran piutang sebelum waktu hutang dilunasi, perusahaan tersebut
memerlukan sejumlah kecil modal kerja.

Sumber-sumber modal kerja dapat ditambah apabila :

 Adanya kenaikan sektor modal baik yang berasal dari laba maupun adanya
pengeluaran modal saham atau tambahan investasi dari pemilik perusahaan.

 Adanya pengurangan atau penurunan aktiva tetap yang diimbangi dengan


bertambahnya aktiva lancar.

 Adanya penambahan hutang jangka panjang baik dalam bentuk obligasi,


hipotik atau hutang jangka panjang lainnya yang diimbangi dengan
bertambahnya aktiva lancar.

PENGGUNAAN MODAL KERJA

Pemakaian atau penggunaan modal kerja akan menyebabkan perubahan bentuk


maupun penurunan jumlah aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan, tetapi
penggunaan aktiva lancar tidak selalu diikuti dengan berubahnya atau turunnya jumlah
modal kerja yang dimiliki oleh perusahaan.
Penggunaan aktiva lancar yang dapat mengakibatkan menurunnya modal kerja,adalah
sebagai berikut
a. Pembayaran biaya atau ongkos-ongkos perusahaan.
b. Kerugian-kerugian yang diderita oleh perusahan karena adanya penjualan surat
berharga atau efek.
c. Adanya pembentukan dana atau pemisahan aktiva lancar untuk tujuan-tujuan
tertentu dalam jangka panjang.
d. Adanya penambahan atau pembelian aktiva tetap, investasi jangka panjang atau
aktiva lancar lainnya.
e. Pembayaran hutang-hutang jangka panjang.
f. Pengambilan uang atau barang dagang oleh pemilik perusahaan untuk
kepentingan pribadinya (prive).

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penyusunan laporan sumber-sumber


penggunaan dana dalam arti modal kerja adalah :
1. Menyusun laporan modal kerja
2. Mengelompokkan perubahan-perubahan dari unsur-unsur non current accounts
antara 2 titik waktu tersebut, kedalam golongan yang mempunyai efek
memperbesar modal kerja dan golongan yang memperkecil modal kerja.
3. Mengelompokkan unsur-unsur dalam laporan laba ditahan kedalam golongan
perubahannya merupakan efek memperbesar modal kerja dan golongan kerja
yang memperkecil modal kerja.
Berdasarkan informasi tersebut dapatlah disusun sumber-sumber dan penggunaan
modal kerja.

PENTINGNYA MODAL KERJA


a. Memungkinkan perusahaan dapat beroperasi dengan efisien
b. Memungkinkan perusahaan memberikan syarat kredit ke langganan.
c. Memungkinkan perusahaan mempunyai persediaan dalam jumlah yang cukup.
d. Memungkinkan perusahaan dapat memenuhi kewajibanya tepat waktu
e. Melindungi perusahaan dari krisis modal kerja
CONTOH
Neraca Perbandingan PT.PERKASA
per 31 Desember 2011 dan 2012
(dalam Rp)
Keterangan 31-12-2011 31-12-2012
AKTIVA    
Kas 13,750 12,800
Surat-surat berharga 8,250 9,000
Piutang Dagang 84,500 91,600
Persediaan Barang 132,000 137,600
Total Aktiva Lancar 238,500 251,000
Mesin 200,000 300,000
Akumulasi Depresiasi (50,000) (75,000)
Bangunan dan perlengkapan 197,500 215,500
Akumulasi depresiasi (47,500) (56,500)
Tanah 300,000 300,000
Total Aktiva Tetap 600,000 684,000
Total Aktiva 838,500 935,000
PASIVA    
Hutang dagang 51,000 48,000
Hutang wesel 38,000 42,500
Hutang gaji 30,500 36,500
Total Hutang lancar 119,500 127,000
Hutang jk panjang (Obligasi) 220,000 240,000
Modal saham 300,000 323,000
Surplus modal 110,000 110,000
Laba ditahan 89,000 135,000
Total Pasiva 838,500 935,000

Perubahan Neraca PT.PERKASA


per 31 Desember 2011 dan 2012
(dalam Rp x)

Perubahan
Keterangan 31-12-2011 31-12-2012 Debet Kredit
AKTIVA        
Kas 13,750 12,800   950
Surat-surat berharga 8,250 9,000 750  
Piutang Dagang 84,500 91,600 7,100  
Persediaan Barang 132,000 137,600 5,600  
Mesin 200,000 300,000 100,000  
Akumulasi Depresiasi (50,000) (75,000)   25,000
Bangunan dan perlengkapan 197,500 215,500 18,000  
Akumulasi depresiasi (47,500) (56,500)   9,000
Tanah 300,000 300,000    
Total Aktiva 838,500 935,000    

PASIVA        
Hutang dagang 51,000 48,000 3,000  
Hutang wesel 38,000 42,500   4,500
Hutang gaji 30,500 36,500   6
HJP (Obligasi) 220,000 240,000   20,000
Modal saham 300,000 323,000   23,000
Surplus modal 110,000 110,000    
Laba ditahan 89,000 135,000   46,000
Total Pasiva 838,500 935,000 134,450 134,450

Laporan Sumber dan Penggunaan Kas PT.PERKASA


Per 31 Desember 2011 s/d 31 Desember 2012
SUMBER KAS PENGGUNAAN KAS
Sumber kas berasal dari: Penggunaan kas untuk:
Keuntungan operasi bersih 70,000 Pembayaran dividen kas 24,000
Depresiasi mesin 25,000 Bertambahnya surat berharga 750
Depresiasi bangunan 9,000 Bertambahnya piutang 7,100
Bertambahnya hutang wesel 4,500 Bertambahnya persediaan 5,600
Bertambahnya hutang gaji 6,000 Bertambahnya mesin 100,000
Bertambahnya obligasi 20,000 Bertambahnya bangunan 18,000
Bertambahnya modal saham 23,000 Berkurangnya hutang dagang 3,000
Berkurangnya kas 950    
Jumlah 158,450   158,450

ANALISIS :
 Penggunaan dana terbesar adalah untuk penambahan (pembelian) mesin sebesar Rp
100.000, pembayaran dividen kas sebesar Rp 24.000 dan penambahan bangunan
sebesar Rp 18.000,-.
 Bertambahnya mesin dan bangunan berarti perusahaan telah melakukan ekspansi
usaha dengan menambah AT.
 Sumber dana yanng jumlahnya menonjol berasal dari keuntungan operasi bersih
perusahaan sebesar Rp 70.000, dimana dibagikan sebagai dividen sebesar Rp 24.000
dan sisanya ditahan sebesar Rp 46.000,-.
 Laba ditahan merupakan salah satu unsur Modal Sendiri.
 Penambahan bangunan sebesar Rp 18.000 dibelanjai dengan:
 Depresiasi bangunan sebesar Rp 9.000,-
 Sebagian hutang dari penjualan obligasi sebesar Rp 9.000
 Penjualan obligasi baru sebesar Rp 20.000 digunakan untuk membiayai penambahan
mesin sebesar Rp 6.000 dan penambahan bangunan sebesar Rp 9.000, sehingga masih
tersisa sebesar Rp 5.000.
 Sisa dana hutang dari penjualan obligasi tsb dapat digunakan untuk membiayai
penambahan persediaan barang sebesar Rp 5.600, dimana kekurangan sebesar Rp 600
dapat dibiayai dengan kas.
 Penambahan mesin sebesar Rp 100.000 sebagian dibelanjai dengan:
 Laba ditahan sebesar Rp 46.000,-
 Depresiasi mesin sebesar Rp 25.000
 Penjualan saham sebesar Rp 23.000
 Kekurangan sebesar Rp 6.000 dibelanjai dengan penjualan obligasi sebesar Rp 20.000
 Sisa sebesar Rp 14.000 (= Rp 20.000 – Rp 6.000) untuk membiayai penambahan
bangunan dan persediaan.

KESIMPULAN :
Kebijakan perusahaan cukup baik dari sisi likuiditas karena setiap AT yang memiliki
jangka panjang dibelanjai dengan modal sendiri atau HJP sehingga pemanfaatan dananya
efektif dan efisien.

Anda mungkin juga menyukai