Anda di halaman 1dari 12

Marcelia Eka Pradita

211105030027/AKS1
Anggaran Kas

I. Pengertian
Kas mempunyai kedudukan sentral dalam usaha menjaga kelancaran operasi perusahaan. Jumlah kas
yang memadai sangat penting bagi kelancaran usaha sehari-hari maupun bagi keperluan menunjang
pelaksanaan keputusan-keputusan strategis berjangka panjang, seperti usaha penelitian dan pengembangan,
usaha perluasan kapasitas dan sebagainya.
Jumlah uang kas yang berlebihan ataupun yang kurang, keduanya mempu- nyai akibat negatif bagi
perusahaan. Kekurangan kas dapat mengakibatkan tidak terbayarnya berbagai kewajiban seperti hutang gaji
dan bunga bank, hutang dagang pada rekanan bahan baku dan sebagainya. Jelas hal itu akan menurunkan
produktivitas kerja serta merugikan nama baik perusahaan di mata para supplier perusahaan. Sebaliknya kas
yang berlebihan berarti menyerap dana modal kerja yang langka dan mahal, sehingga menaikkan beban
tetap perusahaan.
Dengan demikian uang kas yang ada dalam perusahaan atau di Bank juga merupakan salah satu bentuk
atau pilihan investasi. Seperti halnya piutang dan persediaan, kas merupakan elemen aktiva lancar, tetapi
jumlah dana rata-rata yang tersimpan di dalamnya adalah dana jangka panjang. Oleh karena itu cara
pembelanjaannya perlu mempertimbangkan hal itu.

II. Tujuan Perencanaan dan pengendalian uang kas


Dengan menyusun anggaran Perusahaan mampu untuk
a. Menentukan posisi kas pada berbagai waktu, yaitu dengan memperbanding kan uang kas masuk
dengan uang kas ke luar. Sehingga saldo kas pada akhir suatu periode akan sama dengan saldo kas
awal ditambah penerimaan- penerimaan kas pada suatu periode dan dikurangi pengeluaran-
pengeluaran kas pada waktu yang sama
b. Memperkirakan kemungkinan terjadinya defisit atau surplus. Defisit terjadi bilamana pemasukan
ditambah saldo awal ternyata lebih kecil dari kebutuhan pengeluaran yang harus dibayar. Sebaliknya
surplus akan terjadi bilamana pemasukan melebihi pengeluaran, sehingga jumlah saldo kas akhir
periode mengalami peningkatan. Terhadap kemungkinan defisit inilah perusahaan perlu lebih
waspada.
c. Mempersiapkan keputusan pembelanjaan berjangka pendek atau berjangka panjang. Dengan
terjadinya defisit kas perusahaan perlu mencari dana tambahan dari sumber yang paling
menguntungkan. Sebaliknya dengan ada- nya surplus yang diketahui lama sebelumnya, dapat
dipersiapkan pemilihan alternatif penggunaan yang paling menguntungkan.
d. Menggunakannya sebagai dasar kebijaksanaan pemberian kredit. Besar kecil- nya kas yang tersedia
juga menunjukkan kemampuan perusahaan membelan- jai modal kerjanya. Kemampuan
pembelanjaan modal kerja ini pada gilirannya juga merupakan dasar bagi perusahaan untuk
menggunakan kebijakankredit sebagai upaya meningkatkan volume penjualan
e. Menggunakannya sebagai dasar otorisasi dana anggaran yang disediakan. Sesuatu jenis biaya yang
sudah dianggarkan perlu diatur penggunaannya lewat mekanisme otorisasi pengeluaran kas. Dengan
demikian plafon ang garan tidak akan terlampaui dan sekaligus disesuaikan dengan keadaan
likuiditas perusahaan
f. Anggaran kas yang sudah ada juga berfungsi sebagai dasar penilaian terhadap realisasi pengeluaran
kas yang sebenarnya. Dengan demikian varian dalam arus kas masuk maupun kas ke luar dapat
diketahui yang menjadi penyebabnya.

III. Pendekatan dalam menyusun anggaran kas


Marcelia Eka Pradita
211105030027/AKS1
Ada dua macam anggaran kas yang diperlukan oleh perusahaan, yakni :
a. Anggaran Kas jangka pendek yang merupakan alat operasional pengendalian kas sehari-
hariJangka waktunya disesuaikan dengan anggaran tahunan Anggaran kas seperti ini terutama
berfungsi sebagai alat pemberian otorisasi kas ke luar yang secara terus menerus disesuaikan
dengan arus kas masuk dan situasi keuangan pada umumnya
b. Anggaran Kas jangka panjang meliputi jangka waktu iima sampai sepuluh tahun. Bilamana
perusahaan menyusun Corporate Plan, maka jangka waktu anggaran kas jenis ini disesuaikan
dengan waktu yang tercakup di dalam Corporate Plan tersebut. Kegunaannya yang terutama
adalah untuk menge. tahui kemampuan perusahaan menambah dana dari sumber-sumber intern
dan sekaligus memperkirakan saldo kas pada akhir setiap tahun anggaran.

 Anggaran Kas Tahunan


Anggaran Kas jangka pendek disusun dengan cara menelusuri jejak berba- gai kegiatan yang
mengakibatkan terjadinya arus fisik masuk dan arus fisik ke luar. Arus balik dari jejak berbagai arus fisik
masuk akan mengakibatkan terjadi- nya arus kas ke luar. Sebaliknya arus balik dari jejak berbagai arus fisik
ke luar akan mengakibatkan terjadinya arus kas masuk
Skema berikut ini akan memberikan gambaran secara jelas adanya berba- gai arus masuk dan arus ke
luar di atas:
Skema arus fisik da arus kas
Material dan bahan lain

Proses produks Pembeli Produk


Tenaga Kerja
Barang/ jasa

Berbagai aktiva tetap

Jasa lain yang digunakan Kreditur

Pemilik

Pemerintah

Dari skema di atas terlihat adanya empat pihak yang sekaligus menjadi penyalur dana dan penerima dana.
Mereka itu adalah
1. Perusahaan yang melaksanakan proses produksi barang/jasa sebagai pihak pertama dan
pengambil inisiatif atas terjadinya keseluruhan arus kas dan arus fisik dalam keseluruhan sistem
itu
2. Para rekanan/pemilik faktor produksi yang bergerak dalam pasaran faktor produksi yang
dibutuhkan oleh perusahaan untuk digunakan dalam proses produksinya
3. Konsumen/pembeli produk perusahaan yang membutuhkan. produk perusahaan untuk
dikonsumsikan sendiri atau dijualnya kembali
4. Pemilik dana/Pemerintah sebagai pihak yang mempercayakan modainya untuk digunakan oleh
perusahaan
Di antara keempat pihak yang membentuk sistem itu terjadilah arus fisik maupun arus kas yang
merupakan arus masuk maupun arus ke luar di antara mereka satu sama lain
Arus fisik masuk terjadi pada saat perusahaan membeli berbagai faktor produksi yang
dibutuhkannya, dan sebagai gantinya terjadi arus kas ke luar pada saat perusahaan membayar harga faktor
Marcelia Eka Pradita
211105030027/AKS1
produksi yang digunakannya dalam proses produksi. Arus fisik ke luar terjadi pada saat perusahaan berhasil
menjual produknya pada pembeli/konsumen, sebagai gantinya terjadi arus kas masuk pada saat pembeli
membayar harga produk yang dibelinya. Arus kas masuk dan arus kas ke luar yang terjadi di antara
Rekanan, Perusahaan, Konsumen membentuk apa yang disebut transaksi rutin atau transaksi operasional
yang sifatnya terus-menerus (kontinyus)
Di antara Perusahaan Pemilik Modal - Pemerintah hanya terjadi arus kas masuk dan arus kas ke luar.
Arus kas masuk terjadi pada saat Pemilik dan Kre- ditur menyerahkan modalnya pada perusahaan sebagai
penyertaan atau sebagai kredit. dan arus kas ke luar terjadi pada saat Perusahaam membayar bunga atau
deviden pada para pemilik modal, mengangsur hutang, dan membayar kewajiban dalam bentuk pajak,
restitusi, bea meterai dan sebagainya pada Pemerintah. Transaksi ini disebut transaksi-keuangan yang
sifatnya terputus-putus (inter- mittent)
Dengan memahami berbagai kegiatan yang terjadi di antara empat pihak itulah perusahaan akan
mampu memperkirakan baik jumlah maupun waktu terjadinya arus kas masuk dan arus kas ke luar, baik
yang bersifat operasional maupun yang berupa transaksi keuangan. Hasil perekaman arus kas masuk dan ke
luar ini kita sebut Anggaran Kas

Sumbes kas dan penggunaan kas


Sumber kas masuk yang utama adalah:
1. Hasil penjualan produk secara tunai.
2. Hasil menagih piutang dagang.
3. Pendapatan lain seperti bunga dari Bank, jasa giro, deviden
4. Adanya pengurangan pada aktiva tetap, seperti menjual aktiva yang tak terpakai
5. Adanya penerimaan yang bukan penghasilan, seperti kredit dari Bank, penjualan obligasi, dan lain-
lain hutang jangka pendek.
6. Penambahan modal sendiri oleh pemilik.

Penggunaan kas ke luar yang utama adalah :


1. Berbagai pembayaran untuk keperluan operasi perusahaan sehari-hari seperti membeli
material/bahan baku, membayar gaji, dan upah tenaga kerja, berba- gai biaya yang termasuk sebagai
biaya overhead pabrik (kecuali depresiasi/ amortisasi yang tak membutuhkan kas), biaya-biaya
penjualan dan biaya administrasi.
2. Pembayaran pada para kreditur, baik berupa bunga maupun angsurannya
3. Penambahan berbagai aktiva tetap seperti pembelian aktiva tetap
4. Pembayaran pada pemilik modal, seperti pembayaran deviden atau pengem- balian modal.
5. Pembayaran pada Pemerintah seperti membayar pajak, cukai, meterai, restitusi, Ipeda dan lain-lain.

Saldo kas pada akhir suatu periode (Bulanan/Triwulan/Tahunan) akan sama dengan Saldo Kas awal
ditambah seluruh penerimaan dikurangi seluruh pengeluaran yang terjadi pada periode bersangkutan.
Bilamana penerimaan melebihi pengeluarannya, maka saldo kas akhir akan meningkat. Sebaliknya bila
pengeluarannya melebihi penerimaan, maka saldo kas akhir menurun, bahkan mungkin terjadi defisit kas.
Karena anggaran kas seperti yang diuraikan di atas disusun dengan memper- kirakan seluruh penerimaan
dan seluruh pengeluaran yang terjadi pada sesuatu periode, maka metode anggaran kas seperti ini disebut
Metode Penerimaan dan Pengeluaran Kas (Cash Receipts and Disbursements Method).

Kasus Anggaran Kas Tahunan


Marcelia Eka Pradita
211105030027/AKS1
Perusahaan mempersiapkan rencana tahunan. Data diperinci menjadi Triwulan dan Bulanan. Informasi
berikut ini telah berhasil diperoleh :
1. Rencana penjualan: 70% Tunai: Jan.-90.000; Peb.-85.000; Maret-85.000: Tri.II-250.000; Tri. III-
230.000; Tri. IV-300.000.
2. Perkiraan tagihan sesudah dikurangi piutang tak tertagih: 75% pada bulan penjualan; 15% sebulan
berikutnya; 10% pada dua bulan berikutnya. Untuk Triwulan 90% pada Triwulan terjadinya
penjualan, dan sisanya 10% pada Triwulan berikutnya
3. Saldo awal tahun
- Piutang-20.000 (ditagih 5.000 pada Triwulan II; 7.000 pada Triwulan IV).
- Cadangan piutang ragu-ragu - 7.000.
- Kas 15.000
4. Rencana pengeluaran modal:
- Membeli mesin-Maret/2.500Triw.III/6.000
- Pembentukan dana untuk Desember/30.000
- Pembelian lainnya: Triw 1/600; Triw.II/500; Triw.III/500; Triw.IV/700
5. Penerimaan dan pengeluaran lainnya:
Pendapatan Lain Pengeluaran Lain
Januari 1500 2000
Februari 1000 2000
Maret 1000 1500
Triwulan II 3000 5000
Triwulan III 3000 5000
Triwulan IV 4000 6000

6. Cadangan piutang ragu-ragu - 1,0% dari kredit (dibulatkan dalam puluhan).


7. Berbagai Pembelian: J-14.500: P-16.200; M--15.200; Triw.11--46.400; Triw.111-39.300; Triw. IV-
48.500.
8. Anggaran Expenses (Non-Cash items seperti penyusutan dan lain-lain ber- nilai 4.500 setiap bulan
harus dikeluarkan):
J-70.900; P-67.700; M-70.100; TRIW II-200.600 TRIW III-174.600 TRIW IV-212.000
9. Pegeluaran lainnya :
a. Polis asuransi juni/750
b. Pajak kekayaan pebru/1.400
c. Maret 15 membayar bunga 4% dari 50.000 dan mengangsur pinjaman 20.000
d. Deviden dibayar juni/20.000
e. Fee ahli hukum 150 setiap bulannya
f. Fee akuntan pebr./2.500
g. Pajak keuntungan april/21.000 ; nop./ 3.000 dan desember/ 3.0000

Buatlah :
1. Anggaran penagihan piutang
2. Anggaran penerimaan kas dari berbagai sumber
3. Anggaran pengeluaran kas menurut alasannya
4. Anggaran kas sementara
Marcelia Eka Pradita
211105030027/AKS1
5. Kebijaksanaan pembelnjaan jangka pendek yang diperlukan bila perlu dengan meminjam pada
tingkat bunga 18% setahun
6. Anggaran kas akhir

Penjualan Tunai dan Penjualan Kredit (dalam ribuaan )

Bulan Penjualan Tunai (70%) Penjualan Kredit (30%


Januari 63.000 27.000
Pebruari 59.500 25.500
Maret 59.500 25.500
Triwulan 2 175.000 75.000
Triwulan 3 161.000 69.000
Triwulan 4 210.000 90.000

Jumlah 728.000 312.000

Bulan/ triwulan Penjualan kredit Bad debt Piutang netto


Saldo 1/1 20.000 7.000 13.000
Januari 27.000 270 26.730
Pebruari 25.500 260 25.240
Maret 25.500 260 25.240
Triwulan II 75.000 750 74.250
Triwulan III 69.000 690 68.310
Triwulan IV 90.000 900 89.100
332.000 10.130 321.870
Marcelia Eka Pradita
211105030027/AKS1
Marcelia Eka Pradita
211105030027/AKS1
Marcelia Eka Pradita
211105030027/AKS1

Keputusan Pembelanjaan Jangka Pendek


Dasar :
1. Kredit jangka pendek adalah mahal, harus dikembalikan secepatnya.
2. Bunga dibayar setiap bulan pada awal bulan berikutnya.
3. Peminjaman dibuat pada awal periode terjadinya defisit (awal bulan atau awal Triwulan).
4. Saldo akhir sesuatu periode (misalnya akhir teiwulan 3). baru dapat digunakan untuk mengangsur
hutang pada awal periode berikutnya (awal Triwulan 4).

Keputusan:
1. Mencari hutang sebesar Rp 8.000,- pada awal bulan Maret selama bulan Maret s/d September (7 bulan)
dan dibayar kembali pada awal Oktober (awal Triwulan 4).
X = 7.174 + 0.105X -> X =Rp 8.015,-
2. Mencari kredit untuk menutup defisit Rp 22.541 sebesar Rp 23.000,-. Yang terdiri dari :
a. Kredit sebesar Rp 11.500,- untuk masa April s/d Sep- tember (6 bulan) dan dibayar kembali pada
awal Oktober dari sisa saldo triwulan 3 sesudah dikurangi pembayaran pinjaman 1. (Rp 20.554, - - R
p 8.000,-)=Rp 12.554\ , dengan perhitungan sebagai berikut: X + 0 ,09X=Rp 12.554,- X=11.517,43
b. Kredit sebesar Rp 11.500,- untuk masa April s/d Desem- ber (9 bulan) dan dibayar kembali pada
awal Januari tahun berikutnya.

Skedul Pembayaran Bunga Pinjaman


Dengan keputusan pengambilan kredit seperti di atas, maka jadwal pemba- yaran bunganya menjadi seperti
berikut:
Marcelia Eka Pradita
211105030027/AKS1

Bilamana perusahaan menentukan adanya sejumlah kas minimal, maka jumlah pinjaman pertama yang
dilakukan perlu ditambah sejumlah kas minimal yang dikehendaki, dan jumlah ini tidak perlu lagi
ditambahkan pada pinjaman- pinjaman berikutnya.

 Anggaran Kas Jangka Panjang

Bila anggaran kas tahunan disusun dengan cara menelusuri jejak arus fisik nasuk dan arus fisik ke luar,
maka anggaran kas jangka panjang disusun dengan cara membandingkan neraca yang disusun antara dua
periode anggaran dan perhitungan rugi laba perusahaan yang terjadi selama periode antara kedua neraca itu.

Secara hipotetis neraca suatu perusahaan adalah sebagai berikut:

Neraca Awal Tahun

Aktiva Lancar Utang Lancar

- Kas Utang Jangka Pajang


- Non kas

Equity : Modal
Cadangan
Laba ditahan

Aktiva Tetap :

∑1 ∑2

Sesuai konsep neraca yang paling awal yang menyatakan bahwa neraca selalu seimbang, jumlah kekayaan
perusahaan (∑_{1}) sama dengan jumlah modal yang dimiliki ditambah hutang-hutangnya (∑_{2})
Marcelia Eka Pradita
211105030027/AKS1

Selama satu tahun usaha maka terjadi transaksi berikut ini:


a. Perusahaan memperoleh laba dan memakai sebagian dari laba ini.
b. Perusahaan memperoleh hutang lancar baru.
c. Perusahaan menambah hutang jangka panjang.
d. Perusahaan menambah setoran modalnya.
e. Perusahaan mengurangi sebagian dari aktiva lancar non-kas (seperti piutang dan persediaan).
f. Perusahaan menjual sebagian dari aktiva tetapnya.

Dengan transaksi-transaksi di atas maka akibat yang terjadi adalah:


a. Meningkatnya jumlah modal dan hutang-hutang perusahaan.
b. Menurunnya jumlah aktiva non kas dan aktiva tetap yang dimiliki.
c. Meningkatnya seluruh kekayaan perusahaan yang tercermin dalam mening- katnya jumlah uang kas.

Sehingga Neraca pada akhir periode akan berujud sebagai berikut:

Neraca Awal Tahun

Aktiva Lancar Utang Lancar


+

- Kas +++++++ Utang Jangka Pajang +


- Non kas -
+
Equity : Modal
Cadangan +
Laba ditahan
+
Aktiva Tetap : -

∑1 + Penambahan-penambahan

- pengurangan Aktiva dan kas

- menjual sebagian Aktiva Tetap

∑2 + laba ditahan

+ Penambahan Utang Lancar

+ Penambahan Utang Jangka Panjang


Marcelia Eka Pradita
211105030027/AKS1

+ Penambahan Modal/Cad./Laba Ditahan.

Tanda + menunjukkan adanya peningkatan-peningkatan dan tanda - menunjuk. kan adanya penurunan-
penurunan.
Pendekatan seperti di atas berdasarkan suatu anggapan barva seluruh transaksi yang terjadi adalah transaksi
kas.
Berbagai transaksi yang menyebabkan meningkatnya/menurunnya jumlah kas dapat dipolakan sebagai
berikut :

Sumber-sumber Kas (Penambahan)

1. TR > TC = Laba
2. Akumulasi Penyusutan
3. Penambahan :
a. Utang jangka pendek
b. Utang jangka panjang
4. Bertambahnya Equity
a. Modal disetor
b. Cadangan
c. Laba ditahan

Penggunaan Kas (Pengurangan)


1. TC > TR = Rugie
2. Pembelian aktiva tetap baru
3. Berkurangnya :
a. Utang jangka pendek
b. Utang jangka panjang
4. Berkurangnya Equity
a. Modal disetor
b. Cadangan
c. Laba ditahan
Marcelia Eka Pradita
211105030027/AKS1

Sumber Referensi
Adisaputro, G. (2018). Anggaran Perusahaan 2. Yogyakarta: BPFE- Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai