Anda di halaman 1dari 22

RESUME MATERI KULIAH ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

PERTEMUAN KE-4

Penyusun:
- Celin Cresentia Cahya
- Muhammad Agung Widyatmoko
- Natalia Gunawan
- Putri Paula Riani Wijaya
- Siti Aisyah Mukarramah Zaini

ANALISA SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA

Pengertian Sumber dan Penggunaan Dana


Laporan keuangan yang biasanya atau pada umumnya dibuat oleh suatu
perusahaan adalah Neraca, Laporan Rugi Laba dan Laporan Laba Yang Ditahan;
namun ada pula perusahaan yang menyusun laporan keuanganvang lain selain
ketiga laporan keuangan tersebut, misalnya Laporan Sumber dan Penggunaan
Dana. Bahkan banyak penganalisa atau pihak-pihak yang berkepentingan dengan
suatu perusahaan yang menginginkan adanya Laporan Sumber dan Penggunaan
Dana tersebut, karena analisa sumber dan penggunaan dana tersebut merupakan
alat analisa keuangan yang sangat penting bagi financial manager ataupun para
calon kreditur atau bagi bank dalammenilai permintaan kredit yang diajukan
kepadanya. Dengan analisa sumber dan penggunaan dana akan dapat diketahui
bagaimana perusahaan mengelola atau menggunakan dana yang dimilikinya.

Dalam melaporkan sumber dan penggunaan dana sering terdapat perbedaan


pendapat tentang pengertian "dana" atau "fund". Pengertian yang pertama dana
diartikan sama dengan modal kerja", baik dalam arti modal kerja bruto maupun
modal kerja neto, sehingga dengan demikian Laporan Sumber dan Penggunaan
Dana menggambarkan suatu ringkasan dan penggunaan modal kerja dan
perubahan unsur-unsur modal kerja selama periode yang bersangkutan. Pengertian
yang kedua dana diartikan sama dengan kas, dengan demikian laporan sumber dan
penggunaan dana menggambarkan suatu ringkasan sumber dan penggunaan kas
selama
periode yang bersangkutan.

Definisi Modal Kerja


Suatu analisa terhadap Sumber dan Penggunaan modal kerja sangat penting bagi
penganalisa intern maupun extern, di samping masalah modal kerja ini erat
hubungannya dengan operasi perusahaan sehari-hari juga menunjukkan tingkat
keamanan atau margin of safety para kreditur terutama kreditur jangka pendek.
Adanya modal kerja yang cukup sangat penting bagi suatu perusahaan karena
dengan modal kerja yang cukup itu memungkinkan bagi perusahaan untuk
beroperasi dengan seekonomis mungkindan perusahaan tidak mengalami kesulitan
atau menghadapi bahaya-bahayayang mungkin timbul karena adanya krisis atau
kekacauan keuangan.
Akan tetapi adanya modal kerja yang berlebihan menunjukkan adanya dana yang
tidak produktif, dan hal ini akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan karena
adanya kesempatan untuk memperoleh keuntungan telah disia-siakan. Sebaliknya
adanya ketidak-cukupan maupun mis management dalam modal kerja merupakan
sebab utama kegagalan suatu perusahaan.

Ada tiga konsep atau definisi modal kerja yang umum dipergunakan
yaitu
1. Konsep kwantitatip
Konsep ini menitik-beratkan kepada kwantum yang diperlukan untuk mencukupi
kebutuhan perusahaan dalam membiayai operasinya yang bersifat rutin, atau
menunjukkan jumlah dana (fund) yang tersedia untuk tujuan operasi jangka
pendek. Dalam konsep ini menganggap bahwa modal kerja adalah jumlah aktiva
lancar (gross working capital).

2. Konsep Kwalitatip
Konsep ini menitik-beratkan pada kwalitas modal kerja, dalam konsep ini
pengertian modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar terhadap hutang jangka
pendek (net working capital), yaitu jumlah aktiva lancar yang berasal dari
pinjaman jangka panjang maupun dari para pemilik perusahaan.
Definisi ini bersifat kwalitatip karena menunjukkan tersedianya aktiva lancer yang
lebih besar daripada hutang lancarnya (hutang jangka pendek) dan menunjukkan
pula margin of protection atau tingkat keamanan bagi para kreditur jangka
pendek, serta menjamin kelangsungan operasi di masa mendatang dan
kemampuan perusahaan untuk memperoleh tambahan pinjaman jangka pendek
dengan jaminan aktiva lancarnya.

3. Konsep Fungsionil
Konsep ini menitik-beratkan fungsi dari dana yang dimiliki dalam rangka
menghasilkan pendapatan (laba) dari usaha pokok perusahaan. Pada dasarnya
dana -dana yang dimiliki oleh suatu perusahaan seluruhnya digunakan untuk
menghasilkan laba sesuai dengan usaha pokok perusahaan tetapi tidak semua dana
digunakan untuk menghasil kan laba periode ini (current income) ada sebagian
dana yang akan digunakan untuk memperoleh atau menghasil kan laba di masa
yang akan datang. Misalnya : bangunan,mesin-mesin, pabrik, alat-alat kantor dan
aktiva tetap lainnva.
Pentingnya Modal Kerja
Tersedianya modal kerja yang segera dapat dipergunakan dalam operasi
tergantung pada type atau sifat dari aktiva lancar yang dimiliki seperti Kas,Effek,
Piutang dan Persediaan. Tetapi modal kerja harus cukup jumlahnya dalam arti
harus mampu membiayai pengeluaran-pengeluaran atau operasi perusahaan
sehari-hari, karena dengan modal yang cukup akan menguntungkan bagi
perusahaan, di samping memungkinkan bagi perusahaan untuk beroperasi secara
ekonomis atau efisien dan perusahaan tidak mengalami kesulitan keuangan, juga
akan memberikan beberapa keuntungan lain, antara lain:
a. Melindungi perusahaan terhadap krisis modal kerja karena turunnya nilai
dari aktiva lancar.
b. Memungkinkan untuk dapat membayar semua kewajiban-kewajiban tepat
pada waktunya.
c. Menjamin dimilikinya kredit standing perusahaan semakin besar dan
memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat menghadapi bahaya-bahaya
atau kesulitan keuangan yang mungkin terjadi.
d. Memungkinkan untuk memiliki Persediaan dalam jumlah yang cukup
untuk melayani para konsumennya.
e. Memungkinkan bagi perusahaan untuk memberikan syarat kredit yang
lebih menguntungkan kepada para langganannya.
f. Memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat beroperasi dengan lebih
efisien karena tidak ada kesulitan untuk memperoleh barang ataupun jasa
yang dibutuhkan.

Modal kerja yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan tergantung atau dipengaruhi
oleh beberapa faktor sebagai berikut:
1. Sifat atau type dari perusahaan
Modal kerja dari suatu Perusahaan Jasa relatip akan lebih rendah bila
dibandingkan dengan kebutuhan modal kerja Perusahaan Industri, karena untuk
Perusahaan Jasa-misalnya Perusahaan Listrik, Perusahaan Air Minum, Perusahaan
Bioskop dan Perusahaan-perusahaan jasa yang bergerak dalam bidang
perhubungan, baik darat, laut maupun udara tidak memerlukan investasi yang
besar dalam Kas, Pihutang maupun Persediaan.
Kebutuhan uang tunai untuk membayar pegawainya maupun untuk membiayai
operasinya dapat dipenuhi dari penghasilan atau penerimaan-penerimaan saat itu
juga, sedang piutang biasanya dapat ditagih dalam waktu yang relatip pendek,
bahkan untuk perusahaan jasa tertentu penerimaan uang justru lebih dahulu
daripada pemberian jasanya.

2. Waktu yang dibutuhkan untuk memprodusir atau memperoleh barang yang


akan dijual serta harga persatuan dari barang tersebut
Kebutuhan modal kerja suatu perusahaan berhubungan langsung dengan waktu
yang dibutuhkan untuk memperoleh barang yang akan dijual maupun bahan dasar
yang akan diprodusir sampai barang tersebut dijual. Makin panjang waktu yang
dibutuhkan untuk memprodusir atau untuk memperoleh barang tersebut makin
besar pula modal kerja yang dibutuhkan.
Di samping itu harga pokok per satuan barang juga akan mempengaruhi besar
kecilnya modal kerja yang dibutuhkan, semakin besar harga pokok per-satuan
barang yang dijual akan semakin besar pula kebutuhan akan terbang dibandingkan
dengan modal kerja.

3. Syarat pembelian bahan atau barang dagangan


Syarat pembelian barang dagangan atau bahan dasar yang akan digunakan untuk
memprodusir barang sangat mempengaruhi jumlah modal kerja yang dibutuhkan
oleh perusahaan yang bersangkutan. Jika syarat kredit yang diterima pada waktu-
pembelian menguntungkan, makin sedikit uang kas yang harus diinvestasikan
dalam persediaan bahan ataupun barang dagangan sebaliknya bila pembayaran
atas bahan atau barang yang dibeli tersebut harus dilakukan dalam jangka waktu
yang pendek maka uang kas yang diperlukan untuk membiayai persediaan
semakin besar pula.

4. Syarat penjualan
Semakin lunak kredit yang diberikan oleh perusahaan kepada para pembeli akan
mengakibatkan semakin besarnya jumlah modal kerja yang harus diinvestasikan
dalam sektor Piutang. Untuk memperendah dan memperkecil modal kerja yang
harus diinvestasikan dalam Piutang dan untuk memperkecil resiko adanya piutang
yang tak dapat ditagih, sebaiknya perusahaan memberikan potongan tunai kepada
para pembeli, karena dengan demikian para pembeli akan tertarik untuk segera
membayar hutangnya dalam periode diskonto tersebut.

5. Tingkat perputaran persediaan


Tingkat perputaran persediaan (inventory turn-over), menunjukkan berapa kali
persediaan tersebut diganti dalam arti dibeli dan dijual kembali. Semakin tinggi
tingkat perputaran persediaan tersebut maka jumlah modal kerja yang dibutuhkan
(terutama yang harus diinvestasikan dalam persediaan) semakin rendah. Untuk
dapat mencapai tingkat perputaran yangtinggi, maka harus diadakan perencanaan
dan pengawasan persediaan secarateratur dan efisien. Semakin cepat atau semakin
tinggi tingkat perputaranakan memperkecil resiko terhadap kerugian yang
disebabkan karena penurunan harga atau karena perubahan selera konsumen, di
samping itu akan menghemat ongkos penyimpanan dan pemeliharaan terhadap
persediaan tersebut.
Sumber Modal Kerja
Pada dasarnya modal kerja itu terdiri dari dua bagian pokok, yaitu:
1) Bagian yang tetap atau bagian yang permanen yaitu jumlah minimum
yang harus tersedia agar perusahaan dapat berjalan dengan lancar tanpa
kesulitan keuangan, dan
2) Jumlah modal kerja yang variabel yang jumlahnya tergantung pada
aktivitas musiman dan kebutuhan-kebutuhan di luar aktivitas yang biasa.

Kebutuhan modal kerja yang permanen seharusnya atau sebaiknya dibiayai oleh
pemilik perusahaan atau para pemegang saham. Semakin besar jumlah, modal
kerja yang dibiayai atau yang berasal dari investasi pemilik perusahaan akan
semakin baik bagi perusahaan tersebut karena akan semakin besar kemampuan
perusahaan untuk memperoleh kredit, dan semakin besar jaminan bagi kreditor
jangka pendek.

Pada umumnya sumber modal kerja suatu perusahaan dapat berasal dari
a. Hasil operasi perusahaan, adalah jumlah net income yang nampak dalam
laporan perhitungan rugi laba ditambah dengan depresiasi dan amortisasi, jumlah
ini menunjukkan jumlah modal kerja yang berasal dari hasil operasi perusahaan.
Jadi jumlah modal kerja yang berasal dari hasil operasi perusahaan dapat dihitung
dengan menganalisa laporan perhitungan rugi laba perusahaan tersebut. Dengan
adanya keuntungan atau laba dari usaha perusahaan, dan apabila laba tersebut
tidak diambil oleh pemilik perusahaan maka laba tersebut akan menambah modal
perusahaan yang bersangkutan.

b. Keuntungan dari penjualan surat-surat berharga (investasi jangka pendek)


Surat berharga yang dimiliki perusanaan untuk jangka pendek (Marketable
securities atau effek) adalah salah satu elemen aktiva lancer yang segera dapat
dijual dan akan menimbulkan keuntungan bagi perusahaan. Dengan adanya
penjualan surat berharga ini menyebabkan terjadinya perubahan dalam unsur
modal kerja yaitu dari bentuk surat berharga berubah menjadi uang kas.
Keuntungan yang diperoleh dari penjualan surat berharga ini merupakan suatu
sumber untuk bertambahnya modal kerja, sebaliknya apabila dalam penjualan
tersebut terjadi kerugian maka akan menyebabkan berkurangnya modal kerja.
Apabila effek atau investasi jangka pendek itu dijual dengan harga jual yang sama
dengan harga perolehannya (tanpa laba maupun rugi), maka penjualan effek-effek
tersebut tidak akan mempengaruhi besarnya modal kerja (modal kerja tidak
bertambah maupun berkurang).

c. Penjualan aktiva tidak lancar


Sumber lain yang dapat menambah modal kerja adalah hasil penjualan aktiva
tetap, investasi jangka panjang dan aktiva tidak lancar lainnya yang tidak
diperlukan lagi oleh perusahaan. Perubahan dari aktiva ini menjadi Kas atau
Piutang akan menyebabkan bertambahnya modal kerja sebesar hasil penjualan
tersebut. Apabila dari hasil penjualan aktiva tetap atau aktiva tidak lancar lainnya
ini tidak segera digunakan untuk mengganti aktiva yang bersangkutan, akan
menyebabkan keadaan aktiva lancar sedemikian besarnya sehingga melebihi
jumlah modal kerja yang dibutuhkan (adanya modal kerja yang berlebih-lebihan).

d. Penjualan saham alau obligasi


Untuk menambah dana atau modal kerja yang dibutuhkan, perusahaan dapat pula
mengadakan emisi saham baru atau meminta kepada para pemilik perusahaan
untuk menambah modalnya, di samping itu perusahan dapat juga mengeluarkan
obligasi atau bentuk hutang jangka panjang lainnya guna memenuhi kebutuhan
modal kerjanya.
Penjualan obligasi ini mempunyai konsekwensi bahwa perusahaan harus
membayar bunga tetap, oleh karena itu dalam mengeluarkan hutang dalam bentuk
obligasi ini harus disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. Penjualan obligasi
yang tidak sesuai dengan kebutuhan (terlalu besar) di samping menimbulkan
beban bunga yang besar, juga akan mengakibatkan keadaan aktiva lancar yang
besar sehingga melebihi jumlah modal kerja yang dibutuhkan.

Dari uraian tentang sumber-sumber modal kerja tersebut dapat disimpulkan


bahwa modal kerja akan bertambah apabila:
1. adanya kenaikan sektor modal baik yang berasal dari laba maupun adanya
pengeluaran modal saham atau tambahan investasi dari pemilik perusahaan.
2. ada pengurangan atau penurunan aktiva tetap yang diimbangi dengan
bertambahnya aktiva lancar karena adanya penjualan aktiva tetap maupun melalui
proses depresiasi.
3. ada penambahan hutang jangka panjang baik dalam bentuk obligasi, hipotek
atau hutang jangka panjang lainnya yang dimbangi dengan bertambahnya aktiva
lancar.

Penggunaan Modal Kerja


Pemakaian atau penggunaan modal kerja akan menyebabkan perubahan bentuk
maupun penurunan jumlah aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan, tetapi
penggunaan aktiva lancar tidak selalu diikuti dengan berubahnya atau turunnya
jumlah modal kerja yang dimiliki oleh perusahaan. Misalnya penggunaan aktiva
lancar untuk melunasi atau membayar hutang lancar, maka penggunaan aktiva
lancar ini tidak mengakibatkan penurunan jumlah modal kerja karena penurunan
aktiva lancar tersebut diikuti atau diimbangi dengan penurunan hutang lancar
dalam jumlah yang sama.
Hal ini dapat dibuktikan sebagai berikut:
Aktiva Lancar: Kas Rp 600.000
Piutang Dagang Rp 1.300.000
Persediaan Rp 3.500.000
Persekot Biaya Rp 100.000
Rp 5.500.000
Hutang Lancar: Hutang Dagang Rp 550.000
Hutang Wesel Rp 1.200.000
Hutang Pajak Rp 500.000
Hutang Deviden Rp 500.000
Rp 2.750.000
Modal Kerja Rp 2.750.000
Seandainya hutang dagang sebanyak Rp 550.000- dilunasi, maka setelah
pelunasan hutang dagang tersebut jumlah aktiva lancar Rp 4.950.000- sebaliknya
jumlah hutang lancarnya masih Rp 2.200.000,-. Sisa modal kerja setelah
pelunasan tersebut tetap sebesar Rp 2.750.000,- (Rp 4.950.000-Rp 2.200.000.-).
Begitu pula sebaliknya, bila terjadi penambahan aktiva lancar yang diimbangi
dengan penambahan hutang lancar dalam jumlah yang sama maka jumlah modal
kerja tidak akan berubah.

Penggunaan-penggunaan aktiva lancar yang mengakibatkan turunnya modal kerja


adalah sebagai berikut:
a. Pembayaran biaya atau ongkos-ongkos operasi perusahaan, meliputi
pembayaran upah, gaji, pembelian bahan atau barang dagangan, supplies kantor
dan pembayaran biaya-biaya lainnya.
Pembayaran biaya operasi ini akan mengakibatkan terjadinya penjualan atau
penghasilan perusahaan yang bersangkutan. Penggunaan aktiva lancer untuk
pembayaran biaya operasi ini baru merupakan penggunaan modal kerja kalau
jumlah biaya suatu periode lebih besar daripada jumlah penghasilannya (timbul
kerugian).
Besarnya penggunaan modal kerja untuk biaya operasi ini akan dapat ditentukan
dengan menganalisa laporan perhitungan rugi laba perusahaan tersebut, yaitu
jumlah kerugian neto yang nampak daląm laporan perhitungan rugi laba dikurangi
dengan jumlah depresiasi dan amortisasi periode tersebut. Mengapa depresiasi dan
amostisasi harus dikurangkan? Alasan yang diajukan sama halnya dengam alasan
pada waktu pembahasan sumber modal keria yang berasal dari hasil operasi
perusahaan.
b. Kerugian-kerugian yang diderita oleh perusahaan karena adanya penjualan
surat berharga atau effek, maupun kerugian yang insidentil lainnya. Penggunaan
modal kerja karena kerugian yang di luar usaha pokok perusahaan harus
dilaporkan tersendiri dalam Laporan Perubahan Modal Kerja.
c. Adanya pembentukan dana atau pemisahan aktiva lancar untuk tujuan-tujuan
tertentu dalam jangka panjang, misalnya Dana Pelunasan Obligasi, Dana Pensiun
Pegawai, Dana Expansi ataupun dana-dana lainnya. Adanya pembentukan dana
ini berarti adanya perubahan bentuk aktiva dari aktiva lancar menjadi aktiva tetap.
d. Adanya penambahan atau pembelian aktiva tetap, investasi jangka panjang atau
aktiva tidak lancar lainnya yang mengakibatkan berkurangnya aktiva lancar atau
timbulnya hutang lancar yang berakibat berkurangnya modal kerja.
e. Pembayaran hutang-hutang jangka panjang yang meliputi hutang hipotik,
hutang obligasi maupun bentuk hutang jangka panjang lainnya, serta penarikan
atau pembelian kembali (untuk sementara nmaupun untuk seterusnya) saham
perusahaan yang beredar; atau adanya penurunan hutang jangka panjang
diimbangi berkurangnya aktiva lancar.
f. Pengambilan uang atau barang dagangan oleh pemilik perusahaan untuk
kepentingan pribadinya (prive) atau adanya pengambilan bagian keuntungan oleh
pemilik dalam perusahaan perseorangan dan persekutuan atau adanya pembayaran
deviden dalam perseroan terbatas.

Di samping penggunaan aktiva lancar yang mengakibatkan berkurangnya modal


kerja tersebut, ada pula pemakaian aktiva lancar yang tidak merubah jumlahnya
baik jumlah modal kerjanya maupun jumlah lancarnya itu sendiri, yaitu
pemakaian atau penggunaan modal kerja aktiva lancar yang hanya menyebabkan
atau mengakibatkan berubahnya bentuk aktiva lancar (modal kerja tidak
berkurang), misalnya :
a. Pembelian effek (marketable securities) secara tunai.
b. Pembelian barang dagangan atau bahan-bahan lainnya secara tunai.
c. Perubahan suatu bentuk piutang ke bentuk piutang yang lain, misalnya dari
piutang dagang (account receivable) menjadi piutang wesel (notes receivable).

Laporan Sumber dan Penggunaan Modal Kerja


Management dan para kreditor jangka pendek terutama akan tertarik kepada posisi
keuangan jangka pendek (posisi modal kerja) suatu perusahaantermasuk
perubahan-perubahan yang terjadi selama periode itu. Kenaikan dalam modal
kerja mungkin ditunjukkan dalam kas, effek, pihutang maupun dalam persediaan
atau adanya penurunan atau berkurangnya hutang lancar, dan adanya kenaikan
dalam modal kerja ini akan ditafsirkan atau diinterpretasikan tergantung kepada
sumber-sumber yang menyebabkan kenaikan tersebut.

Penyajian laporan tentang perubahan modal kerja memerlukan adanya analisa


tentang kenaikan atau penurunan dalam pos-pos yang tercantum dalam neraca
yang diperbandingkan antara dua saat tertentu (comparative balance sheet), hal ini
untuk menunjukkan perubahan-perubahan yang terjadi dalam pos-pos elemen
modal kerja tersebut. Laporan tentang perubahan modal kerja ini sering disebut
dengan berbagai istilah, antara lain "Statement of fund", "Statement of sources
and application of fund", "Statement of Financial Changes", "Statement of Current
assets", "Where got, where gone statement", "Statement of Changes in Net
Working Capital" dan istilah-istilah lain yang mempunyai tujuan yang sama.

Dari pembahasan-pembahasan di muka dapat ditarik kesimpulan bahwa modal


kerja akan berubah apabila aktiva lancar dan atau hutang lancar berubah, sedang
untuk mengetahui sebab perubahan tersebut (sumber atau penggunaannya) dapat
diketahui dengan menganalisa perubahan yang terjadi dalam sektor non current
(aktiva tetap, hutang jangka panjang dan modal).

Oleh Karena itu Laporan Perubahan Modal Kerja harus menunjukkan kedua hal
tersebut dan dapat disajikan dalam dua bagian, yaitu :
.a. Bagian pertama menunjukkan perubahan yang terjadi untuk setiap jenis
atau elemen modal kerja (perubahan masing-masing pos aktiva lancar dan hutang
lancar) dan perubahan modal kerja secara total.
b. Bagian kedua menunjukkan sumber dan penggunaan modal kerja atau sebab-
sebab terjadinya perubahan modal kerja. Bagian ini menggambarkan sumber-
sumber tertentu dari mana modal kerja diperoleh serta berbagai penggunaan dari
modal kerja tersebut.
Sebagai ilustrasi atau contoh dari penyusunan "Laporan Modal Kerja" berikut ini
diberikan data neraca PT Indırasari yang diperbandingkan antara 31 Desember
1977 dengan neraca 31 Desember 1978 sebagai berikut.

PT INDIRASARI
Neraca yang Diperbandingkan
31 Desember 1977, 1978
31 Desember Naik atau
1977 1978 Turun
Kas Rp 545.500 Rp 919.700 Rp 374.200
Piutang Dagang 1.324.200 1.612.800 288.600
Piutang Wesel 500.000 250.000 250.000
Persediaan 951.200 1.056.500 105.300
Persekot Biaya 46.000 37.000 9.000
Tanah 200.000 200.000 -
Gedung 1.600.000 2.000.000 400.000
Alat Kantor 700.000 850.000 150.000
Rp 5.826.900 Rp 6.926.000 Rp 1.056.100

Cadangan Penyusutan Gedung Rp 225.500 Rp 261.000 Rp 35.500


Cadangan Penyusutan Alat Kantor 153.000 201.000 48.000
Hutang Dagang 655.000 352.200 102.800
Hutang Wesel 150.000 125.000 25.000
Hutang Gaji 312.000 443.500 131.500
Hutang Obligasi 600.000 450.000 150.000
Modal Saham 2.000.000 2.600.000 600.000
Laba yang Ditahan 1.771.400 2.293.300 521.900
Rp 5.826.900 Rp 6.926.000 Rp 1.059.100
Jika tidak diketahui data lainnya, maka dari neraca yang diperbandingkan tersebut
dapat secara langsung dibuat ”Laporan Perubahan Modal Kerja” sebagai berikut:

PT INDIRASARI
Laporan Perubahan Modal Kerja
Untuk tahun 1978

31 Desember Modal Kerja


1977 1978 Naik Turun
Kas Rp 545.500 Rp 919.700 Rp 374.200 Rp –
Piutang Dagang 1.342.200 1.612.800 288.600 -
Piutang Wesel 500.000 250.000 - 250.000
Persediaan 951.200 1.056.500 105.300 -
Persekot Biaya 46.000 37.000 - 9.000
Hutang Dagang 655.000 552.200 102.800 -
Hutang Wesel 150.000 125.000 25.000 -
Hutang Gaji 312.000 443.500 - 131.500
Rp 895.900 Rp 390.500
Kenaikan Modal - 505.400
Kerja Rp 895.900 Rp 895.900

Tujuan utama penyusunan Laporan Perubahan Modal Kerja adalah untuk


mengetahui sebab-sebab terjadinya perubahan modal kerja selama periode yang
bersangkutan. Informasi tentang sumber dan penggunaan modal kerja ini sangat
penting tidak hanya bagi management perusahaan(sebagai dasar perencanaan
sumber dan penggunaan modal kerja periode-periode berikutnya), tetapi juga
sangat berguna bagi para bankers ataukreditor jangka pendek lainnya, karena
dengan mengetahui sumber dan penggunaan modal kerja perusahaan y ang
bersangkutan akan dapat digunakan sebagai dasar penilaian kebijaksanaan
management dalam mengelola modal kerjanya dan dapat digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan oleh bankers atau kreditor tersebut

Penggunaan Kertas Kerja


Kalau neraca yang diperoleh perubahannya tidak begitu rumit dan jumlah pos atau
rekeningnya sedikit maka dapat disusun Laporan Perubahan Modal Kerja dengan
langsung, tetapi kalau kita menghadapi laporan keuangan yang jumlah pos-posnya
banyak, maka akan ditemui kesulitan apabila penyusunan Laporan Perubahan
Modal Kerja tersebut dilakukan secara langsung. Untuk menghindari kesulitan ini
maka sebelum menyusun Laporan Perubahan Modal Kerja perlu dibuat terlebih
dahulu suatu "Kertas Kerja" atau "Work Sheet", dalam work sheet ini perubahan-
perubahan yang terjadi dalam masing-masing pos dianalisa dan ditentukan
bagaimana pengaruhperubahan pos tersebut terhadap modal kerja.
Setelah work sheet selesai disusun maka langkah berikutnya adalah menyusun
Laporan Perubahan Modal Kerja seperti yang disusun di muka. Bagian pertama
dari Laporan Perubahan Modal Kerja yaitu mengenai masing-masing pos unsur
modal kerja dan perubahan modal kerja total diambilkan dari dua kolom terakhir
dalam work sheet tersebut (kolom perubahan modal kerja), sedangkan data
sumber dan penggunaan modal kerja diambil dari kolom "Sumber dan
Penggunaan Modal Kerja”.

Penyusunan work sheet dimaksudkan untuk mempermudah atau mempersiapkan


penyusunan laporan perubahan modal kerja, terutama jika jumlah transaksi yang
mengakibatkan perubahan neraca cukup banyak dan rumit (complicated), lebih-
lebih jika transaksi-transaksi tersebut meliputi transaksi-transaksi yang bukan
merupakan sumber atau penggunaan modal kerja.

Langkah-langkah atau prosedure penyusunan work sheet untuk penyusunan


Laporan Perubahan Modal Kerja secara garis besar adalah sebagai berikut :
a. Menyusun pos-pos neraca awal periode dan akhir periode-periode atau neraca
periode sekarang dengan neraca periode sebelumnya, dipisahkan antara pos-pos
neraca bersaldo debit dengan yang bersaldo kredit.
b. Menentukan perubahan yang terjadi pada masing-masing pos, masukkan
perubahan tersebut pada sisi debit atau kredit; kolom perubahan sebelah debit
untuk mencatat kenaikan aktiva, penurunan hutang dan modal sedangkan kolom
kredit untuk mencatat penurunan aktiva dan kenaikan hutang dan modal.
c. Menganalisa perubahan yang terjadi pada rekening atau pos-pos noncurrent
untuk menentukan alasan atau sebab perubahan tersebut dan menentukan
pengaruh perubahan tersebut terhadap modal kerja: apakah merupakan sumber,
penggunaan atau tak mempunyai pengaruh sama sekali.
d. Melakukan penyesuaian terhadap perubahan-perubahan yang tidak sesuai
dengan transaksi yang sebenarnya (lihat penjelasan Penyesuaian dalan Work
Sheet).
e. Setelah diadakan penyesuaian maka langkah berikutnya adalah memindahkan
perubahan-perubahan netonya. Perubahan pos-pos aktiva lancar dan hutang lancar
dipindahkan ke kolom kenaikan atau penurunan modal kerja", dengan cara
sebagai berikut : jika pos tersebut mempunyai perubahan debit maka dipindahkan
ke kolom kenaikan modal kerja. Sebaliknya kalau pos tersebut mempunyai
perubahan kredit maka dipindahkan ke kolom penurunan modal kerja. Perubahan
pos-pos non
current (aktiva tidak lancar, hutang jangka panjang dan modal) dipindahkan ke
kolom sumber dan penggunaan modal kerja.

Penyesuaian Dalam Work Sheet


Dari Laporan Perubahan Modal Kerja dapat diketahui bahwa transaksi-transaksi
yang terjadi dalam sektor tidak lancar atau non current section (aktiva tidak
lancar, hutang jangka panjang atau modal saharm serta hasil operasi) adalah
merupakan sumber-sumber ataupun penggunaan modal kerja oleh karena itu titik
tolak analisa kita adalah dari sektor tersebut. Atau secara singkat dapat dikatakan
bahwa sumber dari modal kerja (sources of funds) adalah karena adanya:
1. Penurunan dalam non current assets karena penjualan maupun proses
depresiasi.
2. Kenaikan dalam non current liabilities atau hutang jangka panjang
dan
3. Adanya kenaikan dalam sektor modal dari setoran pemilik maupun dari hasil
operasi

Sedangkan penggunaan dana atau modal kerja (applications of funds) adalah


adanya:
1. Kenaikan sektor non current assets.
2. Penurunan dalam sektor non current liabilities atau hutang jangka
panjang, dan
3. Adanya penurunan dalam sektor modal atau Owner's equity.

Tetapi ada pula transaksi-transaksi yang seluruhnya terjadi dalam sektor non
current yang tidak mempengaruhi besar-kecilnya modal kerja, antara lain:
a. Pengeluaran Stock Devidend. Transaksi ini mengakibatkan bertambahnya
Modal Saham tetapi tidak mengakibatkan bertambahnya aktiva lancer (bukan
merupakan sumber modal kerja) karena pertambahan Modal Saham tersebut
secara langsung diimbangi dengan berkurangnya Laba Yang Ditahan, sehingga
transaksi ini hanya merupakan pemindahan (transfer) dari rekening Laba Yang
Ditahan ke rekening Modal Saham tanpa melalui (mempengaruhi) modal kerja.
b. Penghapusan Good will atau aktiva tidak lancar lainnya yang dibebankan
langsung terhadap Laba Yang Ditahan. Transaksi ini mengakibatkan
berkurangnya (penurunan) aktiva tidak lancar, tetapi penurunan aktiva ini bukan
merupakan sumber modal kerja karena secara langsung diimbangi dengan
penurunan Laba Yang Ditahan.
c. Penilaian Kembali (revaluasi) Aktiva tetap. Hal ini mengakibatkan
bertambahnya nilai aktiva tetap yang bersangkutan, tetapi bukan merupakan
penggunaan modal kerja karena pertambahan itu secara langsung diimbangi
dengan pertambahan dalam "Modal dari Revaluasi”.
d. Pembentukan cadangan-cadangan yang bertujuan untuk membatasi penggunaan
Laba Yang Ditahan agar tidak dibagi seluruhnya dalam bentuk deviden,
perubahan bentuk aktiva tetap/hutang tetap yang satu ke bentuk aktiva
tetap/hutang tetap yang lain, dan sebagainya.
Dalam penyusunan Work Sheet yang bertujuan untuk mempermudah penyusunan
Laporan Perubahan Modal Kerja atau Laporan Sumber dan Pengunaan Modal
Kerja, perubahan-perubahan yang tidak mempunyai pengaruh terhadap modal
kerja tersebut masih tetap akan nampak kalua tidak dihapuskan atau disesuaikan.
Penyesuaian ini dapat dilakukan dengan menambahkan kolom baru dalam work
sheet yaitu kolom "Penyesuaian” atau adjustment.

Secara terperinci tujuan penyesuaian dalam work sheet untuk penyusunan


Laporan Perubahan Modal Kerja (Fund Statement) adalah:
1. Untuk menghapus atau menetralisir perubahan daiam suatu rekening yang tidak
mempengaruhi modal kerja.
2. Untuk melaporkan sumber dan penggunaan modal kerja secara individu
Atau terpisah jika beberapa transaksi telah diringkas atau dilaporkan
dalam satu rekening.
3. Untuk melaporkan suatu sumber atau penggunaan modal kerja secara tunggal
(menjadi satu) terhadap satu sumber atau penggunaan modal kerja yang
dilaporkan dalam dua rekening atau lebih.
4. Untuk menggabungkan atau memindahkan Sumber Modal Kerja dan
Penggunaan Modal Kerja (Dana) menjadi satu kelompok sehingga mempermudah
penyusunan Laporan Perubahan Modal Kerja (Statement of Working Capital
Changes).

Metode Rekening
Dalam penyusunan work sheet dalam rangka untuk mempermudah penyusunan
Laporan Perubahan Modal Kerja, kita harus membuat adjustment atau membuat
jurnal revers (reversing entries) terhadap perubahan-perubahan yang tidak
mempunyai pengaruh terhadap modal kerja. Untuk dapat mengadakan adjustment
ataupun reversing entries dengan benar maka kita harus mengetahui lebih dahulu
jurnal-jurnal yang dibuat pada waktu terjadinya transaksi (jurnal mula-mula). Cara
penyusunan Laporan Perubahan Modal Kerja atau Laporan Sumber dan
Penggunaan Modal Kerja dengan menggunakan work sheet dinamakan Reversal
Method. Ada metode lain yang dapat digunakan sebagai bantuan dalam
penyusunan Laporan Perubahan Modal Kerja, yaitu tanpa menggunakan work
sheet yang berarti juga tidak perlu mengadakan adjustment ataupun reversing
entries, metode ini dinamakan Metode Rekening atau Direct Met hod (metode
langsung). Dalam cara
ini tiap-tiap perubahan non current account dicatat dalam masing-masingrekening
yang berbentuk T (T account) termasuk perubahan total modal kerja, rugi laba
serta sumber dan penggunaan modal kerja. Kemudian jurnal-jurnal transaksi
(Jurnal mula-mula) di-posting-kan pada rekening masing-masing.
Analisa Sumber dan Penggunaan Kas

Sifat Laporan Sumber dan Penggunaan Kas


Tujuan laporan perubahan modal kerja adalah memberikan ringkasan transaksi
keuangan yang terjadi selama satu periode dengan menunjukkan sumber dan
penggunaan modal kerja dalam periode tersebut; modal kerja meliputi, seluruh
aktiva lancar atau aktiva lancar dikurangi hutang lancar. Dengan demikian yang
dilaporkan adalah perubahan aktiva lancar dan hutang lancar serta sebab-sebab
perubahan tersebut atau sumber dan penggunaannya. Tekanan yang diberikan
dalam laporan ini adalah perubahan modal kerja atau aktiva lancar dan hutang
lancar secara keseluruhan dan tidak akan menunjukkan jumlah uang kas yang
telah diterima atau dikeluarkan selama periode tersebut.
Laporan perubahan kas (cash flow statement) atau Laporan Sumber dan
Penggunaan Kas disusun untuk menunjukkan perubahan kas selama satu periode
dan memberikan alasan mengenai perubahan kas tersebut dengan menunjukkan
dari mana sumber-sumber kas dan penggunaan -penggunaannya. Laporan sumber
dan penggunaan kas menggambarkan atau menunjukkan atau gerakan kas yaitu
sumber-sumber penerimaan dan penggunaan kas dalam periode yang
bersangkutan. Laporan ini berbeda dengan Laporan rugi-laba,- khususnya yang
dalam penyusunannya menggunakan dasar waktu atau Accrual Basis, - karena
laporan perubahan kas merupakan ringkasan transaksi keuangan yang
berhubungan dengan kas tanpa memperhatikan hubungannya dengan penghasilan
yang diperoleh maupun biaya-biaya yang terjadi. Subyek laporan perubahan kas
adalah sumber dan penggunaan kas, sedang subyek laporan rugi-laba adalah
penghasilan yang direalisir atau diperoleh dan biaya yang terjadi tanpa
memperhatikan apakah penghasilan itu sudah diterima uangnya atau belum dan
apakah biava-biaya itu sudah dibayar per kas atau belum. Kalau dasar yang
digunakan dalam menyusun Laporan rugi-laba tersebut adalah dasar tunai atau
cash basis, dimana penghasilan baru diakui kalau sudah diterima uangnya dan
biaya diakui kalau sudah dibayar tunai atau per kas, dalam hal ini Laporan Rugi-
Laba menunjukkan sumber kas yang berasal dari operasi.
Laporan sumber dan penggunaan kas akan dapat digunakan sebagaidasar dalam
menaksir kebutuhan kas di masa mendatang dan kemungkinan sumber-sunber
yang ada, atau dapat digunakan sebagai dasar perencanaan dan peramalan
kebutuhan kas atau cash flow di masa yang akan dating. Sedangkan bagi para
kreditor atau bank dengan laporan sumber dan penggunaan kas akan dapat menilai
kemampuan perusahaan dalam membayar bunga atau mengembalikan
pinjamannya.

Sumber dan Penggunaan Kas


Kas merupakan aktiva yang paling likwid atau merupakan salah satu unsur modal
kerja yang paling tinggi likuiditasnya, berarti bahwa semakin besar jumlah kas
yang dimiliki oleh suatu perusahaan akan semakin tinggi pula tingkat
likuiditasnya. Tetapi suatu perusahaan yang mempunyai tingkat likuiditas yang
tinggi karena adanya kas dalam jumlah yang besar berarti tingkat perputaran kas
tersebut rendah dan menceminkan adanya over investment dalam kas dan berarti
pula bahwa perusahaan kurang effektif dalam mengelola kas. Jumlah kas yang
relatip kecil akan diperoleh tingkat perputaran kas yang tinggi dan keuntungan
yang diperoleh akan lebih besar, tetapi suatu perusahaan yang hanya mengejar
keuntungan (rentabilitas) tanpa memperhatikan likuiditas akhirnya perusahaan itu
akan dalam keadaam illikwid apabila sewaktu-waktu ada tagihan.

Sumber penerimaan kas dalam suatuu perusahaan pada dasarnya dapat berasal:
1. hasil penjualan investasi jangka panjang, aktiva tetap baik yang berwujud
maupun yang tidak berwujud (intangible assets); atau adanya penurunan aktiva
tidak lancar yang diimbangi dengan penambahan kas.
2. Penjualan atau adanya emisi saham maupun adanya penambahan modal oleh
pemilik perusahaan dalam bentuk kas.
3. Pengeluaran surat tanda bukti hutang baik jangka pendek (wessel) maupun
hutang jangka panjang (hutang obligasi, hutang hipotik atau hutang jangka
panjang yang lain) serta bertambahnya hutang yang diimbangi dengan penerimaan
kas.
4. Adanya penurunan atau berkurangnya aktiva lancar selain kas yang diimbangi
dengan adanya penerimaan kas: misalnya adanya penurunan piutang karena
adanya penerimaan pembayaran, berkurangnya persediaan barang dagangan
karena adanya penjualan secara tunai, adanya penurunan surat berharga (efek)
karena adanya penjualan dan sebagainya.
5. Adanya penerimaan kas karena sewa, bunga atau devidend dari investasinya,
sunbangan atau hadiah maupun adanya pengembalian kelebihan pembayaran
pajak pada periode-periode sebelumnya.
Sedangkan penggunaan atau pengeluaran kas dapat disebabkan adanya transaksi-
transaksi sebagai berikut:
1. Pembelian saham atau obligasi sebagai investasi jangka pendek maupun jangka
panjang serta adanya pembelian aktiva tetap lainnya.
2. Penarikan kembali saham yang beredar maupun adanya pengambilan kas
perusahaan oleh pemilik perusahaan.
3. Pelunasan atau pembayaran angsuran hutang jangka pendek maupun hutang
jangka panjang.
4. Pembelian barang dagangan secara tunai, adanya pembayaran biaya operasi
yang meliputi upah dan gaji, pembelian supplies kantor, pembayaran sewa, bunga,
premi asuransi, advertensi dan adanya persekot-persekot biaya maupun persekot
pembelian.
5. Pengeluaran kas untuk pembayaran deviden (bentuk pembagian laba lainnya
secara tunai), pembayaran pajak, denda-denda dan lain sebagainya.
Sumber penerimaan kas yang berasal dari penjualan barang dagangan maupun
jasa bila dipertemukan dengan biaya operasi maka secara neto akan diperoleh
sumber kas yang berasal dari operasi (laporan rugi-laba dasar tunai tetapi pada
umumnya perusahaan menyusun laporan rugi-laba dengan menggunakan dasar
waktu, oleh karena itu laba bersih yang dilaporkan dalam laporan rugi-laba harus
disesuaikan sehingga menjadi hasil operasi berdasarkan tunai (cash basis).

Penyusunan Laporan Sumber dan Penggunaan Kas


Penyusunan laporan perubahan kas atau laporan sumber dan penggunaan kas
dapat dilakukan dengan meringkas jurnal penerimaan kas dan jurnal pengeluaran
kas. Cara ini memakan waktu yang lama karena harus menggolong-golongkan
setiap transaksi kas menurut sumbernya masing-masing serta tujuan
penggunaannya; dan cara ini hanya dapat dilakukan oleh internal analis yang
memungkinkan memperoleh datanya dengan lengkap dan masih murni. Bagi
external analis maka penyusunan laporan sumber dan penggunaan kas dapat
dilakukan dengan menganalisa perubahan yang teriadi dalam laporan keuangan
yang diperbandingkan antara dua waktu atau akhir periode serta infomasi-
intormasi lain yang mendukung terjadinya perubahan tersebut.
Transaksi-transaksi yang tidak mempengaruhi uang kas antara lain adalah sebagai
berikut:
1. adanya pengakuan atau pembebanan depresiasi, amortisasi dan deplesi terhadap
aktiva tetap, intangible assets dan wasting assets. Biaya depresiasi ini merupakan
biaya yang tidak memerlukan pengeluaran kas.
2. pengakuan adanya kerugian pihutang baik dengan membentuk cadangan
kerugian piutang maupun tidak, dan penghapusan piutang karena piutang yang
bersangkutan sudah tidak dapat ditagih lagi.
3. adanya penghapusan atau pengurangan nilai buku dari aktiva yang dimiliki dan
penghentian dari penggunaan aktiva tetap karena aktiva yang bersangkutan telah
habis disusut dan atau sudah tidak dapat dipakai lagi.
4. adanya pembayaran stock devidend (deviden dalam bentuk saham), adanya
penyisihan atau pembatasan penggunaan laba, dan adanya penilaian kembali
(revaluasi) terhadap aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan.
Terhadap transaksi-transaksi yang tidak mempengaruhi kas tersebut harus lakukan
penyesuaian (dilakukan jurnal adjustment dan reversal journal). Disamping itu
juga perlu diadakan penyesuaian untuk menghilangkan pengaruh akibat dari
penggunaan dasar waktu atau accruals basis accounting yaitu adanya accrued and
deferred revenue and expenses) sehingga pos rekening-rekening yang
bersangkutan menunjukkan penghasilan (revenue) dan biaya (expenses) tunai
(cash basis accounting).
Untuk memberikan gambaran tentang cara penyusunan Laporan Sumber dan
Penggunaan Kas maka berikut ini diberikan contoh dengan mengambil data
neraca PT INDIRASARI yang diperbandingkan antara 31 Desember 1978 dengan
neraca 31 Desember 1977 sebagai berikut:
PT INDIRASARI
Neraca yang Diperbandingkan
31 Desember 1977,1978
31 Desember Naik atau
1977 1978 Turun
Kas Rp 545.500 Rp 919.700 Rp 374.200
Piutang Dagang 1.324.200 1.612.800 288.600
Piutang Wesel 500.000 250.000 250.000
Persediaan 951.200 1.056.500 105.300
Persekot Biaya 46.000 37.000 9.000
Tanah 200.000 200.000 -
Gedung 1.600.000 2.000.000 400.000
Alat Kantor 700.000 850.000 150.000
Rp 5.826.900 Rp 6.926.000 Rp 1.056.100

Akumulasi Depresiasi Akumulasi Rp 225.500 Rp 261.000 Rp 35.500


Depresiasi Alat Kantor 153.000 201.000 48.000
Hutang Dagang 655.000 352.200 102.800
Hutang Wesel 150.000 125.000 25.000
Hutang Gaji 312.000 443.500 131.500
Hutang Obligasi 600.000 450.000 150.000
Modal Saham 2.000.000 2.600.000 600.000
Laba yang Ditahan 1.771.400 2.293.300 521.900
Rp 5.826.900 Rp 6.926.000 Rp 1.059.100
Dari data neraca PT INDIRASARI yang diperbandingkan antara 31 Desember
1977 dan 31 Desember 1978, maka dapat disusun laporan sumber dan
penggunaan kas sebagai berikut:
PT INDIRASARI
Laporan Sumber & Penggunaan Kas
Periode Yang Berakhir 31 Desember 1978

Sumber kas dari:


1. Hasil Operasi Selama Tahun 1978
Laba Bersih ……………………………………………… Rp 521.900
Ditambah Dengan
- Penurunan Piutang Wesel Rp 250.000
- Penurunan Persekot Biaya Rp 9000
- Kenaikan Hutang Gaji Rp 131.500
- Depresiasi Aktiva Tetap Rp 83.500
Rp 474.000
Rp 995.900
Dikurangi dengan
- Kenaikan Piutang Dagang Rp 288.600
- Kenaikan Persediaan Rp 105.300
- Penurunan Hutang Dagang Rp 102.800
- Penurunan Hutang Wesel Rp 25.000
Rp 521.700
Rp 474.200
2. Penjualan Modal Saham Rp 600.000
Rp 1.074.200
Penggunaan Kas untuk
1. Pembelian Gedung Rp 400.000
2. Pembelian Alat Kantor Rp 150.000
3. Pembayaran Hutang Obligasi Rp 150.000
Rp 700.000
Kenaikan Kas Rp 374.200

Dari laporan sumber dan penagunaan kas dapat diketahui bahwa penerimaan kas
dari hasil operasi sebesar Kp 474.200,
Penggunaan Kertas Kerja
Apabila jumlah pos-pos atau rekening yang nampak dalam neraca yang
diperbandingkan relatif sedikit dan jumlah transaksi atau perubahan yang terjadi
masih sederhana atau tidak begitu rumit maka penyusunan Laporan. Perubahan
Kas dapat disusun dengan secara langsung menganalisa perubahan yang
bersangkutan. Tetapi kalau jumlah pos atau rekening neraca relative banyak, dan
jumlah informasi-informasi lain juga cukup banyak serta perubahan atau
transaksi-transaksi yang mengakibatkan perubahan tersebut begitu rumit, maka
penyusunan Laporan Perubahan Kas akan menemui kesulitan bila dilakukan
secara langsung; oleh karena itu untuk membantu memecahkan persoalan ini
maka sebelum menyusun laporan perubahan kas sebaiknya disusun kertas kerja
atau work sheet.
Bentuk work sheet untuk perubahan kas terdiri dari delapan kolom yang
prosedur penyusunannya adalah sebagai berikut:
a. Mendaftar pos-pos neraca yang diperbandingkan antara dua titik waktu
tertentu dalam kolom pertama dan kedua, pisahkan antara kelompok
debit dan kredit.
b. Mendaftar pos-pos laporan rugi-laba dari tahun yang diperbandingkan
(current year), susunlah dalam debit dan kredit pada kolom pertama
dan kedua.
c. Tentukan kenaikan dan penurunan yang terjadi pada pos-pos neraca,
tunjukkan dalam kolom “Perubahan” debit dan kredit. Kolom
perubahan debit untuk mencatat adanya kenaikan aktiva, penurunan
hutang, dan modal serta bertambahnya biaya serta berkurangnya
penghasilan sedang kolom kredit untuk mencatat penurunan aktiva,
kenaikan hutang, dan modal serta pertambahan penghasilan dan
berkurangnya biaya.
d. Menganalisa perubahan-perubahan yang terjadi pada pos-pos neraca
dan pos-pos rugi laba untuk menentukan adanya perubahan yang tidak
mempengaruhi kas.
e. Membuat jurnal penyesuaian dalam work sheet tersebut untuk
menghilangkan akibat atau pengaruh transaksi non kas yang sudah
dicatat dalam periode tersebut.
f. Memindahkan saldo atau perubahan-perubahan setelah disesuaikan
(kecuali perubahan kas) ke dalam kolom “Kenaikan dan Penurunan
Kas” atau “Sumber dan Penggunaan Kas”. Penurunan aktiva (selain
kas), kenaikan hutang, modal dan penghasilan merupakan sumber kas
sedangkan kenaikan aktiva (selain kas); penurunan hutang, modal dan
kenaikan biaya merupakan penggunaan kas. Perubahan dalam kas
tidak perlu dipindahkan ke kolom sumber dan penggunaan kas karena
perubahan kas inilah yang dianalisa, selisih jumlah kolom sumber kas
dengan penggunaan kas harus sama dengan perubahan yang terjadi
dalam pos “Kas”.
Langkah berikutnya setelah pembuatan work sheet adalah menyusun Laporan
Perubahan Kas atau Laporan Sumber dan Penggunaan Kas yang datanya diambil
dari dua kolom terakhir dari work sheet tersebut. Dalam penyusunan laporan
sumber dan penggunaan kas hendaknya sumber-sumber kas diklasifikasikan
menjadi sumber yang berasal dari operasi, dari penjualan aktiva tetap dan dari
kreditor atau pemilik; begitu pula untuk penggunaannya.

Penerapan Analisa Sumber dan Penggunaan Kas


Tujuan penyusunan laporan sumber dan penggunaan kas adalah untuk mengetahui
sumber kas yang diperoleh selama satu periode dan untukn apa kas yyang dterima
tersebut. Hal ini sangat penting bagi para banker’s dan para kreditor/calon kreditor
jangka pendek karena dengan menganalisa sumber dan penggunaan kas dapat
diketahui kebijaksanaan management dalam mengelola sumber dana yang ada, di
samping itu dari analisa sumber dan penggunaan kas akan diketahui/dapat
diperkirakan sumber kas di masa yang akan datang. Bila semua ini digabungkan
dengan kredit yang akan diberikan oleh para kreditor maka akan dapat diketahui
jaminan serta kemampuan membayar yang dapat diberikan oleh perusahaan yang
bersangkutan.
Berikut adalah laporan sumber dan penggunaan kas:
PT INDIRASARI
Laporan Sumber dan Penggunaan Kas
Tahun yang berakhir 31 Desember 1978

Sumber kas dari:


1.Hasil operasi(penjualan) Rp 9.558.400
2.Penjualan saham Rp 600.000
Rp 10.158.400
Penggunaan kas untuk:
1.Operasi(Biaya) Rp 8.294.900
2.Membayar Bunga Rp 28.000
3.Membayar Dividend Rp 633.500
4.Membayar Hutang Lancer Rp 127.800
5.Membayar Hutang Obligasi Rp 150.000
6.Membeli Gedung Rp 400.000
7.Membeli Alat Kantor Rp 150.000
Rp 9.748.200
Kenaikan kas Rp 374.200

Dari laporan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa kas yang diperoleh dari
operasi secara neto adalah Rp 9.558.400,- (Rp 8.294.900,- + Rp 28.000 ,- + Rp
127.800)= Rp 1.107.700,- dari jumlah ini digunakan untuk membayar deviden
sebesar Rp 633.500,- sehingga tinggal Rp 474.200,-. Disamping itu perusahaan
telah mengeluarkan modal saham Rp 600.000,- dan dari hasil penjualan saham
serta sisa hasil usaha (setelah digunakan untuk membayar deviden) telah
digunakan untuk membeli gedung, alat-alat kantor dan digunakan untuk
membayar hutang obligasi.

Anda mungkin juga menyukai