Anda di halaman 1dari 15

MANAJEMEN MODAL KERJA

Pengertian Modal Kerja


Setiap perusahaan yang melakukan kegiatannya selalu
membutuhkan dana. Kebutuhan dana tersebut digunakan untuk
membiayai kebutuhan investasi maupun untuk memenuhi
kebutuhan operasional sehari-hari. Dana yang diperlukan oleh
perusahaan sehari-hari seperti pembelian bahan baku,
pembayaran upah buruh, membayar hutang dan pembayaran
lainnya disebut modal kerja.
Modal kerja merupakan salah satu unsure aktiva yang
sangat penting dalam perusahaan.karena tanpa modal kerja
perusahaan tidak dapat memenuhi kebutuhan dana untuk
menjalankan aktivitasnya.masa perputaran modal kerja sejak
kas ditanamkan pada elemen-elemen modal hingga menjadi kas
lagi. Ada beberapa pengertian mengenai modal kerja sebagai
berikut:
James C Van Harne (1997) dalam Yudhistira (2008),
menyatakan, bahwa Modal kerja bersih adalah aktiva
lancar dikurangi kewajiban lancar, dan modal kerja kotor
adalah investasi perusahaan dalam aktiva lancar seperti
kas, piutang dan persediaan
J. Fred Weston Eugene F. Brigham (1991) dalam Yudhistira
(2008), menyatakan bahwa Modal kerja adalah investasi
perusahaan dalam harta jangka pendek yaitu kas, surat
berharga jangka pendek, piutang dan persediaan.
Modal kerja adalah kekayaan atau aktiva yang diperlukan
perusahaan untuk menyelenggarakan kegiatan sehari-hari
yang selalu berputar-putar dalam periode tertentu
(Indriyo,1992).
Sedangkan menurut Riyanto (1995) modal kerja adalah
investasi perusahaan dalam harta jangka pendek yaitu kas,
surat berharga jangka pendek, piutang, persediaan. Modal
kerja kotor adalah harta lancar total dari perusahaan, dan
modal kerja bersih adalah harta lancar dikurangi utang
lancar.
Secara umum modal kerja dapat berarti :
a) Seluruh aktiva lancar atau modal kerja kotor (Gross
Working Capital) atau konsep kuantitatif.
b) Aktiva lancar dikurangi utang lancar (Net Working Capital)
atau konsep kualitatif.
c) Keseluruhan dana yang diperlukan untuk menghasilkan
laba tahun berjalan (Functional Working Capital) atau
konsep fungsional.
Dari uraian tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan
bahwa modal kerja adalah harta yang dimiliki perusahaan
yang dipergunakan untuk menjalankan kegiatan usaha atau
membiayai operasional perusahaan tanpa mengorbankan
aktiva yang lain dengan tujuan memperoleh laba yang
optimal.

Konsep Modal Kerja


Konsep modal kerja ada 3 diantaranya yaitu :
1. Konsep kuantitatif
Konsep ini menitikberatkan pada kuantitas dana yang
tertanam dalam unsur-unsur aktiva lancar, aktiva ini
merupakan aktiva sekali berputar kembali dalam bentuk
semula atau dana yang tertanam dalam aktiva akan dapat
bebas lagi dalam jangka pendek. Jadi menurut konsep ini
adalah keseluruhan jumlah aktiva lancar. Dalam pengertian
ini modal kerja sering disebut modal kerja bruto atau gross
working capital.
2. Konsep kualitatif
Pada pengertian ini konsep modal kerja dikaitkan
dengan besarnya jumlah hutang lancar atau hutang yang
segera harus dibayar. Jadi modal kerja menurut konsep ini
adalah sebagian aktiva lancar yang benar-benar dapat
digunakan untuk membiayai operasi perusahaan tanpa
mengganggu likuiditasnya, yaitu yang merupakan
kelebihan aktiva lancar diatas hutang lancarnya.
3. Konsep fungsional
Konsep ini menitik beratkan pada fungsi dana dalam
menghasilkan pendapatan. Setiap dana yang digunakan
dalam perusahaan adalah dimaksudkan untuk
menghasilkan pendapatan. Aktiva lancar sebagian
merupakan unsur modal kerja, walaupun tidak seluruhnya.

Macam Macam Modal Kerja


1. Modal kerja permanen (Permanen Working Capital)
Merupakan modal kerja yang harus tetap ada pada
perusahaan, untuk dapat menjalankan fungsinya atau
dengan kata lain modal kerja yang secara terus menerus
diperlukan untuk kelancaran usaha. Modal kerja permanen
dibedakan atas :
a. Modal kerja primer (Primary Working Capital) Yaitu
jumlah modal kerja minimum yang harus ada pada
perusahaan untuk menjamin kontinuitas usahanya.
b. Modal kerja normal (Normal Working Capital) Yaitu
modal kerja untuk menyelenggarakan luas produksi
yang normal.
2. Modal kerja variable (Variabel Working Capital)
Merupakan modal kerja yang jumlahnya berubah-
ubah sesuai dengan perubahan keadaan. Modal kerja
variabel dibedakan atas :
a) Modal kerja musiman (Seasional Working Capital) Yaitu
modal kerja yang mengalami perubahan karena
fluktuasi musim.
b) Modal kerja siklus (Cyclical Working Capital)Yaitu modal
kerja yang mengalami perubahan karena perubahan
fluktuasi konjungtur.
c) Modal kerja darurat (Emergency Working Capital) Yaitu
modal kerja yang besarnya berubah-ubah disebabkan
situasi darurat yang diperkirakan akan terjadi atau
situasi yang tidak diketahui sebelumnya
(Riningsih,2005).

Pentingnya manjemen modal kerja


1) Dari penelitian diketahui bahwa sebagian besar waktu
manajer digunakan untuk mengatur modal kerja (lebih dari
sepertiga waktu manajemen keuangan dihabiskan untuk
mengelola aktiva lancar dan seperempat dari waktu
manajemen dihabiskan untuk mengelola hutang lancar).
2) Bagi banyak perusahaan aktiva lancar dan hutang lancar
merupakan bagian investasi dan pinjaman yang
besar.Aktiva lancar dan hutang lancar merupakan pos yang
cepat berubah.
3) Investasi dalam aktiva tetap bisa dikurangi misalnya
dengan menyewa,tetapi investasi dalam kas dan
persediaan seringkali tidak mungkin dihindari.

Penentuan Besarnya Modal Kerja


Besarnya modal kerja yang dibutuhkan suatu perusahaan
tergantung pada beberapa hal ,yaitu :
1. Besar Kecilnya Skala Usaha Perusahaan
Kebutuhan Modal Kerja Perusahaan besar berbeda
dengan Perusahaan kecil.Hal ini terjadi karena beberapa
alasan.perusahaan Besar mempunyai keuntungan akibat
lebih luasnya sumber pembiayaan yang tesedia di
bandingkan perusahaan kecil yang sangat tergantung pada
beberapa sumber saja.Pada perusahaan kecil,tidak
tertagihnya beberapa piutang para langganan dapat
sangat mempengaruhi unsur-unsur modal kerja lainnya
seperti kas dan persediaan.
2. Aktivitas Perusahaan
Perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa tidak
mempunyai persediaan barang dagangan sedangkan
perusahaan yang menjual persediaannya secara tunai
memiliki piutang dagang.Hal ini mempengaruhi tingkat
perputaran dan jumlah modal kerja suatu
perusahaan.Demikian pua dengan syarat pembelian dan
waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi atau
memperoleh barang yang akan dijual.
3. Volume Penjualan
Volume penjualan merupakan faktor yang sangat
penting yang mempengaruhi kebutuhan modal kerja.Bila
penjualan meningkat maka kebutuhan modal kerjapun
akan meningkat demikian sebaliknya.
4. Perkembangan Teknologi
Kemajuan tehnologi,Khususnya yang berhubungan
dengan proses produksi akan mempengaruhi kebutuhan
modal kerja.Otomatisasi yang mengakibatkan proses
produksi yang lebih cepat membutuhkan persediaan bahan
baku yang lebih banyak agar kapasitas maksimum dapat
tercapai,selain itu membuat perusahaan mempunyai
persediaan barang jadi,dalam jumlah jumlah yang lebih
banyak pula bila tidak diimbangi dengan pertambahan
penjualan yang besar.
5. Sikap perusahaan terhadap likuiditas dan
profitabilitas
Adanya biaya dari smua dana yang digunakan
perusahaan mengakibatkan jumlah modal kerja yang yang
relatif besar mempunyai kecenderungan untuk
mengurangi laba perusahaan,tetapi dengan menahan uang
kas dan persediaan persediaan yang lebih besar akan
membuat perusahaan lebih mampu untuk membayar
transaksi yang dilakukan dan resiko kehilangan pelanggan
tidak terjadi karena perusahaan mempunyai persediaan
barang yang cukup.
6. Periode perputaran atau periode terikatnya modal
kerja
Merupakan keseluruhan atau jumlah dari periode
yang meliputi jangka waktu pemberian kredit beli,lama
penyimpanan bahan mentah di gudang,lamanya proses
produksi,lamanya barang disimpan di gudang,jika waktu
penerimaan piutang.
7. Pengeluaran kas rata-rata setiap hari
Merupakan jumlah pengeluaran kas rata-rata setiap
hari untuk keperluan bahan mentah,bahan
pembantu,pembayaran upah buruh,dan lain-lain. Modal
kerja makin besar, jika :
Jumlah pengeluaran kas setiap tetap, periode
perputaran lama.
Periode perputaran tetap, jumlah pengeluaran kas
besar.

Contoh Penentuan Besarnya Modal Kerja


PT. PENDEKAR memproduksi produk X setiap hari sebanyak
20 unit, 25 hari kerja perbulan. Biaya yang dikeluarkan meliputi:
Bahan mentah Rp 125.,- dan upah Rp 75,- Biaya administrasi Rp
12.500 perbulan Gaji pimpinan Rp 25.000 perbulan Bahan
dibayar dimuka 5 hari sebelum diterima Proses produksi 3 hari,
barang jadi disimpan 2 hari, dan rata-rata pelunasan piutang 5
hari.

Jawab :
Dana terikat dalam persekot 5 hari
Proses produksi 3 hari
Barang jadi 2 hari
Piutang dagang 5 hari
Periode perputaran 15 hari
Bahan mentah 15 x 20 x 125 = 30.000
Upah 10 x 20 x 75 = 15.000
Biaya adm. 10 x 20 x37.500/(25 x 20) = 15.000
Persediaan kas minimal (asumsi) = 25.000 +
Jumlah modal kerja = 85.000

Pertukaran Antara Laba dan Resiko


Total investasi dalam perusahaan terdiri dari aktiva lancar
dan aktiva tetap.
Laba dan resiko perusahaan dipengaruhi oleh rasio dari
aktiva lancar terhadap aktiva tetap
Tingkat aktiva tetap ditentukan oleh skala dan intensifikasi
modal dalam produksi. Tingkat aktiva lancar perusahaan
terikat pada tingkat produksinya.
Jadi tingkat produksi meningkat, kebutuhan aktiva lancar
meningkat dan jika produksi turun, kebutuhan akan aktiva lancar
berkurang.
Kemampuan menghasilkan laba dalam hal ini dilihat dari
hubungan antara pendapatan dan biaya yang dihasilkan dari
penggunaan aktiva perusahaan baik aktiva tetap maupun aktiva
lancar dalam kegiatan yang produktif.

Laba perusahaan dapat ditingkatkan melalui :


Peningkatan pendapatan
Pengurangan biaya
Perusahaan yang menguntungkan adalah perusahaan yang
mempunyai pangsa pasar yang luas untuk produknya.

Resiko mempunyai dua arti :


a. Resiko Bisnis adalah resiko tidak dapat membayar biaya
operasi perusahaan.
b. Resiko Keuangan adalah resiko tidak dapat membayar
kewajiban tetap yang jatuh tempo dikaitkan dengan
hutang, sewa guna usaha dan pembiayaan saham
preferen. Yang dimaksud resiko disini adalah kemungkinan
dimana perusahaan tidak mampu membayar hutang pada
saat jatuh tempo yang disebut keadaan pailit.
Keadaan Pailit adalah menggambarkan perusahaan
yang tidak mampu membayar hutang pada saat jatuh tempo.
Pada umumnya diasumsikan semakin besar modal kerja
bersih perusahaan semakin rendah resikonya. Dengan kata
lain, semakin banyak modal kerja bersih perusahaan semakin
likuid sehingga mangakibatkan semakin rendah resiko
menghadapi pailit. Asumsi ini dapat salah jika dalam modal
kerja bersih yang positif menggunakan dana jangka panjang
untuk membiayai sebagian dari aktiva lancarnya. Dana jangka
panjang biasanya lebih mahal daripada dana jangka pendek
sehingga menjadi kendala bagi perusahaan.

Perubahan dalam Aktiva Lancar


Pengaruh perubahan tingkat aktiva lancar perusahaan
terhadap pertukaran antara laba dan resiko dapat dijelaskan
dengan menggunakan rasio aktiva lancar terhadap total
aktiva. Rasio ini menunjukkan presentase total aktiva yang
bersifat lancar. Dalam hal ini diasumsikan bahwa tingkat total
aktiva tidak berubah. Pengaruh kenaikan atau penurunan rasio
antara laba dan resiko.
Jika rasio aktiva lancar meningkat terhadap total aktiva,
laba berkurang sebab aktiva lancar kurang menguntungkan
dibandingkan dengan aktiva tetap. Aktiva tetap lebih
menguntungkan sebab memberi nilai tambah kepada produk.
Tanpa aktiva tetap, perusahaan tidak dapat memproduksi
barang (produk).
Pengaruh resiko mengurangi rasio aktiva lancar terhadap
peningkatan total aktiva. Peningkatan dalam aktiva lancar
meningkatkan modal kerja bersih, karenanya mengurangi
resiko keadaan pailit. Pada sisi aktiva neraca, resiko berkaitan
dengan peningkatan aktiva yaitu :
Investasi dalam kas dan surat berharga lebih kecil
resikonya daripada investasi dalam piutang, persediaan
dan aktiva tetap.
Investasi dalam piutang lebih kecil resikonya daripada
investasi dalam persediaan dan aktiva tetap.
Investasi dalam persediaan lebih kecil resikonya daripada
investasi dalam aktiva tetap.
Semakin dekat aktiva menjadi kas, semakin kurang
resikonya. Pada umumnya lebih mudah piutang menjadi kas
daripada persediaan menjadi kas. Pengaruh berlawanan dari
laba dan resiko dihasilkan dari pengurangan dalam rasio
aktiva lancar terhadap total aktiva.

Tabel 1. Pengaruh Perubahan Rasio Terhadap Laba dan


Resiko
Dampak Dampak
Perubahan
Rasio terhadap terhadap
Rasio
Laba Resiko
Aktiva
lancar Meningkat Menurun Menurun
Total Menurun Meningkat Meningkat
aktiva
Pasiva
lancar Meningkat Meningkat Meningkat
Total Menurun Menurun Menurun
aktiva

Perubahan dalam Pasiva Lancar


Pengaruh perubahan tingkat pasiva lancar tehadap
perusahaan terhadap pertukaran antara laba dan resiko
ditunjukkan dengan menggunakan rasio pasiva lancar
terhadap total aktiva. Rasio ini menunjukkan presentase total
aktiva yang dibiayai oleh pasiva lancar. Dalam hal ini
diasumsikan bahwa tingkat total aktiva tidak berubah.
Pengaruh kenaikan atau penurunan rasio antara laba dan
resiko dapat dilihat pada tabel 1.
Jika rasio pasiva lancar terhadap total aktiva meningkat,
maka laba akan meningkat sebab perusahaan manggunakan
lebih banyak pembiayaan jangka pendek yang lebih murah
dan lebih sedikit pembiayaan jangka panjang. Resiko dari
keadaan pailit juga meningkat sebab peningkatan dalam
pasiva lancar mengurangi modal kerja bersih. Pengaruh yang
berlawanan dari laba dan rasio pasiva lancar tehadap total
aktiva.

Strategi Modal Kerja Bersih


a. Strategi Keuangan Agresif
Strategi dimana perusahaan membiayai kebutuhan
musiman dan sebagian dari kebutuhan tetapnya dengan
dana jangka pendek dan sisanya merupakan kebutuhan
permanen dengan dana jangka penjang.
Contoh Strategi Keuangan Agresif
PT GENIUS
Estimasi Kebutuhan Dana
Kebutuh
Kebutuh
Total an dana
Aktiva Aktiva an dana
Aktiva musima
lancar tetap tetap
Bulan (Rp) n
(Rp) (Rp) (Rp)
(1)+(2) (Rp)
(1) (2)
(3) (3)+(4)
(4)
(5)
Jananua 8.000 26.000 34.000 27.600 6.400
ri
Februar 6.000 26.000 32.000 27.600 4.400
i
Maret 4.000 26.000 30.000 27.600 2.400
April 2.000 26.000 28.000 27.600 400
1.600 26.000 27.60 27.600 -
Mei
0*
Juni 3.000 26.000 29.000 27.600 1.400
Juli 6.000 26.000 32.000 27.600 4.400
Agustus 7.400 26.000 33.400 27.600 5.800
Septem 8.000 26.000 34.000 27.600 6.400
ber
Oktober 10.000 26.000 36.000 27.600 8.400
Novem 6.000 26.000 32.000 27.600 4.400
ber
Desem 4.000 26.000 30.000 27.600 2.400
ber
Rata-rata per bulan 27.600 3.900
*Rp.27.600 merupakan kebutuhan modal yang
terendah untuk membiayai total aktiva (bulan mei)

Estimasi kebutuhan dana atas dasar bulanan untuk tahun


yang akan datang. Kolom 4 dan 5 dibagi dalam komponen
tetap dan musiman

Permanen = Rp 27.600Dana Jengka Pendek


(+AT)

Kebutuhan dana

Musiman = Rp 0 s/d Rp 8.400


Dana Jengka Pendek
(Mei-Okt)

Pada umumnya biaya jangka pendek dalam bentuk


perdagangan dalam contoh di atas merupakan ilustrasi
secara grafis penerapan strategi keuangan agresif
terhadap kebutuhan dana secara keseluruhan.

Pertimbangan biaya :
Rata-rata pinjaman jangka pendek (kebutuhan dana
musiman) = Rp 3.900
Rata-rata pinjaman jangka panjang (kebutuhan dana
permanen) = Rp 27.600
Biaya tahunan dana jangka pendek = 3%
Biaya tahunan dana jangka panjang = 11%
Jadi :
Biaya keuangan jangka pendek = 3% x Rp 3.900 = Rp
117
Biaya keuangan jangka panjang = 11% x Rp 27.600 = Rp
3.036_+
Biaya total rata-rata = Rp 3.153

Modal kerja bersih Rp 27.600 Rp 26.000 = Rp 1.600


merupakan jumlah tetap aktiva lancer. Strategi agresif
menggunakan modal kerja bersih minimum yaitu sebesar
Rp 1.600 yang merupakan bagian tetap dari aktiva lancar
yang dibiayai dengan dana jangka panjang. Strategi ini
mempunyai resiko tidak hanya karena modal kerja bersih
yang rendah tapi :
Ada kemungkinan perusahaan sulit untuk memenuhi
kebutuhan musiman dengan dana jangka pendek.

b. Strategi Keuangan Konservatif


Strategi dimana perusahaan membiayai semua
proyek yang memerlukan dana dengan dana jangka
panjang dan membiayai pengeluaran tak terduga dengan
dana jangka pendek.
Strategi agresif dibandingkan dengan strategi
konservatif adalah strategi konservatif mengharuskan
perusahaan membayar bunga atas dana yang yang tidak
diperlukan sedangkan strategi agresif tidak dan dari segi
biaya strategi agresif menggunakan biaya yang lebih
rendah dibandingkan strategi konservatif, namun dalam
hal resiko strategi agresif memiliki resiko yang lebih tinggi
dibandingkan strategi konservatif.
Contoh Strategi Keuangan Konservatif
Kebutuhan dana jangka maksimal pada bulan
oktober yaitu sebesar Rp 36.000,- akan dipenuhi dengan
dana jangka panjang, sedangkan kebutuhan yang tidak
teduga dipenuhi dengan dana jangka pendek.
Pertimbangan biaya :
Rata-rata pinjaman jangka panjang Rp 36.000,- Biaya
keuangan jangka panjang = 11%xRp 36.000 = Rp 3.960,-.
jika dibandingkan dengan biaya menggunakan strategi
agresif sebesar Rp 3.153,- maka strategi konservatif lebih
membutuhkan biaya yang lebih besar yaitu sebesar Rp
3.960,- karena perusahaan tetap harus membayar bunga
walaupun dananya tidak dibutuhkan.
Pertimbangan resiko :
Dengan menggunakan strategi konservatif berarti :
1. Tingkat resiko perusahaan sangat rendah
2. Perusahaan tidak perlu sering memikirkan pencarian
dana.

c. Strategi Keuangan Pertukaran


Strategi kompromi antara strategi agresif dan
strategi konservatif
Contoh Strategi Keuangan Pertukaran

PT GENIUS
Estimasi Kebutuhan Dana
Kebutuha Kebutuh
Aktiva Aktiva Total
n dana an dana
lancar tetap Aktiva
tetap musima
(Rp) (Rp) (Rp)
Bulan (Rp) n
(1)+(2)
(Rp)
(3)-(4)
(1) (2) (3)
(4) (5)
Jananua 8.000 26.00 34.000 31.800 2.200
ri 0
6.000 26.00 32.000 31.800 200
Februari
0
4.000 26.00 30.000 31.800 -
Maret
0
2.000 26.00 28.000 31.800 -
April
0
1.600 26.00 27.600* 31.800 -
Mei
0
3.000 26.00 29.000 31.800 -
Juni
0
6.000 26.00 32.000 31.800 200
Juli
0
7.400 26.00 33.400 31.800 1.600
Agustus
0
Septem 8.000 26.00 34.000 31.800 2.200
ber 0
10.000 26.00 36.000* 31.800 4.200
Oktober
0
Novem 6.000 26.00 32.000 31.800 200
ber 0
Desemb 4.000 26.00 30.000 31.800 -
er 0
Rata-rata per bulan 31.800 900

Kebutuhan dana :
Minimum (Mei) = Rp 27.600
Maksimum (oktober) = Rp 36.000
27.600+ 36.000
Titik tengah = 2 = 31.800

Jadi, perusahaan aka menggunakan dana jangka panjang


untuk kebutuhan dan per bulan sebesar Rp 31.800,- dan
kebutuhan dana yang melebihi Rp 31.800 dipenuhi dengan
dana jangka pendek.
Pertimbangan Biaya :
Rata-rata pinjaman jangka pendek = Rp 900
Rata-rata pinjaman jangka panjang = Rp 31.800
Biaya keuangan jangka pendek = 3% x 900 = 27
Biaya keuangan jangka panjang = 11%x31.800 =
3.498 +
= 3.525
Pertimbangan resiko :
Modal kerja bersih = Rp 31.800 Rp 26.000 = Rp 5.800
1. Kurang beresiko dibanding agresif, lebih beresiko
dibanding konservatif.
2. Bila ada kebutuhan dana yang tidak terduga,
perusahaan masih perlu mencari pinjaman jangka
pendek guna memenuhi kebutuhan dana bulan
Januari s/d Maret dan Juli s/d Desember.

Anda mungkin juga menyukai