LANDASAN TEORI
Modal kerja merupakan investasi perusahaan dalam bentuk uang tunai, surat
“Seluruh komponen aktiva lancar dikurangi dengan seluruh total kewajiban lancar
kerjanya, agar dapat meningkatkan likuiditasnya” (Kasmir, 2018). Modal kerja juga
dapat diartikan sebagai investasi yang terdapat dalam aktiva lancar seperti kas, surat-
a. Gross working capital merupakan keseluruhan aktiva lancar yang didasarkan pada
jumlah atau kuantitas dana tertanam pada aktiva lancar. Aktiva lancar merupakan
kekayaan perusahaan yang dapat dicairkan dalam bentuk uang tunai kembali
b. Net working capital merupakan kelebihan aktiva lancar atas utang lancar.
aktiva lancar. Pada dasarnya modal kerja selalu dalam keadaan operasi selama
6
7
kerja dimulai pada saat kas diinvestasikan dalam komponen-komponen modal kerja
Kebutuhan modal kerja akan semakin besar dapat diamati dari semakin
lamanya periode antara saat pengeluaran kas sampai penerimaan. Kebutuhan modal
kerja tersebut dapat terpenuhi oleh sumber modal kerja yang dimiliki
olehperusahaan.
dimiliki perusahaan merupakan salah satu aktiva lancar yang dapat langsung
dijual dan berubah menjadi kas yang dapat memberikan keuntungan bagi
perusahaan.
3) Penjualan dari investasi jangka panjang dan aktiva tidak lancar lainnya yang tidak
diperlukan lagi oleh perusahaan, menjadikan perubahan menjadi kas piutang yang
4) Modal kerja juga bisa didapatkan dari penjualan saham atau obligasi, perusahaan
Menurut W.B. Taylor, Jenis-jenis modal kerja dapat digolongkan menjadi dua jenis
1. Modal kerja permanen (Permanent Working Capital) yaitu modal kerja yang harus
a. Modal kerja primer: Jumlah modal kerja minimum yang harus ada pada
perusahaan.
2. Modal kerja Variable (Variable Working Capital) yaitu modal kerja yang berubah
a. Modal kerja musiman: Modal kerja yang jumlahnya berubah karena fluktuasi
musiman.
b. Modal kerja siklis: Modal kerja yang jumlahnya berubah karena fluktuasi kon
jungtur.
c. Modal kerja darurat : Modal kerja yang diperlukan dalam keadaan darurat.
Penggunaan Modal kerja dipilih dari sumber modal kerja tertentu atau sebaliknya
penggunaan modal kerja dapat mempengaruhi modal kerja itu sendiri. “Penggunaan
dana untuk modal kerja diperoleh dari kenaikan aktiva dan penurunan pasiva”
(Kasmir, 2019). Penggunaan modal kerja secara umum dilakukan perusahaan untuk :
4. Pembentukan dana
beberapa faktor yang mempengaruhinya. Oleh karena itu, pihak manajemen dalam
1. Jenis Perusahaan
yang bergerak dalam bidang jasa dan non jasa (industri). Kebutuhan modal dalam
perusahaan industry lebih besar jika dibandingkan dengan perusahaan jasa. Oleh
karena itu, jenis kegiatan perusahaan sangat menentukan kebutuhan akan modal
kerjanya.
2. Syarat kredit
Syarat kredit atau penjualan yang pembayarannya dilakukan dengan cara mencicil
laba bisa dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya yaitu melalui penjualan
secara kredit.
10
3. Waktu produksi
Jangka waktu atau lamanya memproduksi suatu barang. Semakin lama waktu yang
digunakan untuk memproduksi suatu barang, maka akan semakin besar modal kerja
yang dibutuhkan.
Pengaruh tingkat perputaran sediaan terhadap modal kerja cukup penting bagi
perusahaan. Semakin kecil atau rendah tingkat perputaran, kebutuhan modal kerja
dimulai pada saat kas di investasikan dalam komponen- komponen modal kerja
digunakan untuk mengukur keefektifan modal kerja (aset lancar) yang dimiliki
digunakan untuk mengukur seberapa efektif modal kerja yang digunakan oleh
perusahaan selama beberapa periode tertentu. Modal kerja memiliki sifat yang selalu
modal kerja maka akan lebih meningkatkan laba. Semakin pendek periode
perputarannya, maka akan semakin cepat tingkat perputaran modal kerja sehingga
11
modal kerja yang dibutuhkan semakin kecil dan efisensi penggunaan modal kerja
berarti semakin lambat perputaran modal kerja dan efisiensi penggunaan modal kerja
perusahaan rendah.
2.2. Profitabilitas
periode tertentu pada tingkat penjualan, asset dan modal saham tertentu untuk
menilai sejauh mana perusahaan mampu menghasilkan laba pada tingkat yang dapat
diterima.
memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal
tergantung pada laba dan aktiva atau modal yang akan diperbandingkan satu dengan
menjadi tolak ukur bagi investor dalam melakukan jual beli saham, sehingga
“Profitabilitas memiliki tujuan dan manfaat, tidak hanya bagi pihak pemilik
usaha atau manajemen, namun juga bagi pihak luar perusahaan yang berkepentingan
1. Sebagai alat untuk menghitung laba bersih sesudah pajak yang diperoleh
2. Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang
3. Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.
yang ada di laporan keuangan, terutama laporan keuangan neraca dan laporan laba
rugi. Pengukuran dapat dilakukan untuk beberapa periode operasi, yang tujuannya
Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, terdapat beberapa jenis rasio
digunakan untuk menilai serta mengukur posisi keuangan perusahaan dalam suatu
Profit Margin On Sales atau Ratio Profit merupakan salah satu rasio yang
digunakan untuk mengukur margin laba atas penjualan. Terdapat dua rumus untuk
Rasio ini
14
penjualannya. Rasio ini dipengaruhi oleh harga pokok penjualan. Rasio ini
menghitung efisiensi pengendalian harga pokok atau biaya produksi dan aktiviats
produksinya.
berkaitan dengan penjualan. Pada net profit margin ,rasio profitabilitas diukur dari
yang diperoleh perusahaan dari aktiva yang digunakan. Return on asset (ROA) juga
sering disebut dengan Retun on Investment (ROI), rasio ini membandingkan laba
bersih setelah pajak terhadap total aktiva. Rumus yang digunakan adalah :
kontribusi aset dalam menciptakan laba bersih. Dengan kata lain, rasio ini digunakan
untuk mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap
rupiah dana yang tertanam dalam total aset” (Hery,2018). ROA atau ROI merupakan
sendiri. Rasio ini mengukur laba bersih setelah pajak dengan modal sendiri. ROE
juga dapat dapat digunakan untuk menilai seberapa besar tingkat pengembalian dari
saham sendiri yang diinvestasikan dalam bisnis. Rasio ini menjukan efisiensi
penggunaan modal sendiri. Rumus yang digunakan untuk mencari Return On Equity
ROE yang tinggi sering kali memperlihatkan penerimaan perusahaan atas peluang
atau Return On Investment (ROI). “Du Pont System adalah metode yang digunakan
mencakup unsur penjualan, aktiva yang digunakan serta laba yang dihasilkan
digunakan untuk melihat rasio mana yang mempunyai pengaruh yang kuat dalam
hipotesis hubungan dua variabel bila kedua variabel berbentuk interval atau ratio”
(Ghozali, 2018). Untuk menunjukkan kuat atau tidaknya hubungan linier antar dua
variabel. Korelasi ini biasa dilambangkan dengan huruf r, yang nilainya berada di
yang kuat di antara dua variabel tersebut, sementara nilai r yang mendekati 0
hubungan searah (jika variabel X tinggi, maka nilai variabel Y akan tinggi )
hubungan yang berlawanan (jika nilai variabel X tinggi, maka nilai variabel Y
Tabel II.1
Tingkat Korelasi dan Keeratan Hubungan
No Nilai Koefisien (r) Tingkat Hubungan
1 0,00 - 0,199 Sangat Lemah
2 0,20 - 0,399 Lemah
3 0,40 - 0,599 Cukup
4 0,60 - 0,799 Kuat
5 0,80 - 0,100 Sangat Kuat
Sumber: (Siregar, 2020)
17
Dimana :
n = Jumlah data
rumus:
Dimana :
18
KD = Koefisien Determinasi
100% = Konstanta
menggambarkan hubungan satu variabel bebas (X) dengan satu variabel tak bebas
(Y), yaitu dengan mencari persamaan regresi yang bermanfaat untuk meramal nilai
hubungan antara variabel dependen dengan dua atau lebih variabel independen baik
Y = a + b.X
Dimana:
a = Konstanta
b = Koefisien regresi
sebagai berikut :
n. ∑ XY - ∑ X. ∑ Y
b=
n.∑X2 - (∑X)2
∑ Y − b. ∑ X
a=
n
19
Dimana :
n = Jumlah data
Y = Nilai variabel